Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PELAKSANAAN OBSERVASI

Analisis Kesulitan Belajar Membaca Permulaan Pada Siswa


Kelas 1 Sdit Radhatul Jannah

Disusun oleh: Wafa Khilda Dalilah (H.2210205)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS AGAMA ISLAM DAN PENDIDIKAN GURU
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2023

i
Kata Pengantar

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan Laporan Hasil Observasi yang berjudul “Analisis
Kesulitan Belajar Membaca Permulaan Pada Siswa Kelas 1 Sdit Radhatul Jannah”
tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan laporan hasil observasi ini adalah
untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester pada Mata Kuliah Teori Belajar dan
Pembelajaran.

Penulis mengucapkan Terimakasih kepada Ibu Annissa Mawardini, S.ST, M.Pd


selaku dosen Mata Kuliah Teori Belajar dan Pembelajaran yang telah memberikan
tugas ini sehingga penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang dipelajari. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membagi Sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan hasil observasi ini.

Penulis menyadari Laporan hasil observasi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran penulis nantikan demi kesempurnaan Laporan Hasil
Observasi ini. Demikian Laporan ini penulis susun, semoga dapat bermanfaat bagi
banyak orang, terutama bagi diri sendiri.

Bogor, 26 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktik............................................................................... 3
BAB II METODE PENELITIAN................................................................. 4
2.1Jenis Penelitian................................................................................ 4
2.2 Lokasi Penelitian............................................................................ 4
2.3 Teknik Pengumpulan Data............................................................. 4
2.4 Teknik Analisis Data...................................................................... 5
2.5 Teknik Keabsahan Data.................................................................. 6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 7
BAB IV PENUTUP....................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 12
4.2 Saran.............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 14
LAMPIRAN................................................................................................... 15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Membaca adalah suatu proses yang di lakukan serta dipergunakan pembaca


untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan melalui media kata atau bahasa
tulis yang dimiliki oleh seorang dalam menyimak, berbicara dan menulis. Dalam
membaca terdapat peranan yang sangat penting yaitu untuk mengetahui suatu
masalah, meningkatkan dan memperluas wawasan individu.

Kesulitan belajar merupakan persoalan umum dan lumrah yang terjadi pada
siswa dalam akademisnya. Namun, masalah kesulitan belajar pada siswa tidak
boleh dipandang remeh. Masalah tersebut hendaknya segera mungkin dilakukan
tindakan atau penanganan khusus, agar siswa mampu menyelesaikan studinya di
sekolah (Masykuri, 2017)

Salah satu tujuan membaca adalah untuk menambah atau memperbanyak


pengalaman hidup, ilmu pengetahuan umum dan bermacam-macam informasi yang
berguna bagi kehidupan, mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan
kebudayaan suatu bangsa, bisa mengetahui kemajuan pendidikan dan teknologi
mutakhir di dunia, dapat mengayakan batin, memperluas cakrawala pandang dan
pikir, meningkatkan taraf hidup, dan budaya keluarga, masyarakat, nusa dan
bangsa, bisa menambah aktivitas anak dalam membedakan kata, ekspresi anak, dan
istilah yang sangat mendukung dalam keterampilan menyimak, berbicara dan
menulis. Dengan membaca, siswa mampu memperoleh informasi atau pengetahuan
untuk menambah wawasan-wawasan yang lebih luas, mempertinggi daya
pikirannya, dan memperluas pengetahuannya.

Tahap awal membaca permulaan pada siswa dikenalkan dengan bentuk huruf
abjad dari A/a sampai Z/z. Huruf-huruf tersebut perlu dilafalkan sesuai dengan
bunyinya. Setelah siswa diperkenalkan dengan bentuk huruf abjad dan
melafalkannya, langkah selanjutnya siswa diperkenalkan dengan mengeja suku
kata, membaca kata, dan membaca kalimat pendek (pratiwi, 2017)

1
Melalui analisis kesulitan membaca permulaan, maka akan diketahui pada
aspek-aspek mana saja letak kesulitan membaca masing-masing siswa. Analisis ini
perlu dilakukan sedini mungkin di kelas-kelas awal, dengan demikian maka tidak
terlambat untuk melakukan perbaikan dengan memberikan penanganan yang tepat
kepada siswa. Faktor-faktor penyebab kesulitan membaca yang dialami oleh setiap
anak dapat disebabkan oleh faktor internal pada diri anak itu sendiri atau faktor
ekternal di luar diri anak. Faktor internal pada diri anak meliputi faktor fisik,
intelektual dan psikologis. Adapun faktor eksternal di luar diri anak mencakup
lingkungan keluarga dan sekolah (Farida Rahim, 2006)

Jumlah siswa kelas I di SDIT Raudhatul Jannah berjumlah 20 siswa. Dari


jumlah total tersebut, 4 siswa mengalami kesulitan membaca permulaan. Salah satu
bentuk kesulitan membaca permulaan tersebut yaitu kesulitan mengenali atau
membedakan huruf.

Siswa juga masih terbata-terbata dalam mengeja ketika membaca rangkaian


kalimat. Ketidaklancaran membaca seperti ini karena anak memusatkan
perhatiannya secara berlebihan pada proses belajar. Selain itu ada juga siswa yang
membaca dengan menggunakan alat bantu seperti jari tangan. Hal itu karena anak
kesulitan konsentrasi.

Untuk mengatasi permasalahan dalam kesulitan membaca yaitu guru yang


berperan untuk menanamkan kemampuan membaca pada diri siswa harus
mengetahui pada bagian mana letak kesulitan membaca yang dialami siswa
terutama pada membaca permulaan, karena kesulitan yang dialami siswa
bermacam-macam dan satu siswa kemungkinan akan mengalami kesulitan yang
berbeda dengan siswa yang lain. Akan lebih baik jika kesulitan membaca siswa
terdeteksi sejak dini. Berdasarkan keadaan tersebut, maka peneliti melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Kesulitan Belajar Membaca Permulaan Pada
Siswa Kelas I SDIT Raudhatul Jannah”. Tujuan penelitian ini yaitu, untuk
mengetahui kesulitan belajar membaca permulaan yang dialami oleh anak kelas I
SDIT Raudhatul Jannah.

2
1.2 Tujuan Praktik
1. Untuk mengetahui seberapa banyak siswa kelas 1 yang mengalami
kesulitan dalam membaca permulaan di SDIT Raudhatul Jannah
2. Untuk mengetahui solusi guru dalam menangani siswa yang kesulitan
dalam membaca permulaan
3. Untuk mengetahui tanggapan guru mengenai siswa yang kesulitan dalam
membaca permulaan

3
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif karena peneliti
ingin mendeskripsikan suatu fenomena sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
dialami oleh subjek penelitian, dalam penelitian ini peneliti ingin mendeskripsikan
kendala guru dalam menerapkan penilaian autentik (Dafit, 2020). Data didapatkan
dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti melakukan wawancara
dengan guru kelas 1C dan siswa kelas 1 di SDIT Raudhatul Jannah mengenai
kesulitan membaca permulaan siswa. Peneliti melakukan wawancara dengan guru
kemudian, peneliti melakukan observasi (pengamatan) selama proses pembelajaran
berlangsung. Pada saat peneliti melaksanakan kegiatan observasi, yang menjadi
fokus peneliti adalah kesulitan membaca permulaan siswa kelas 1 di SDIT
Raudhatul Jannah.

2.2 Lokasi Penelitian


Penulis melakukan penelitian berlokasi di SDIT Raudhatul Jannah yang
bertempat di Desa Banjarwangi Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Provinsi Jawa
Barat. Penulis memilih Lokasi di SDIT Raudhatul Jannah karena lokasi ini strategis
dan sudah banyak mahasiswa Djuanda Bogor yang melakukan penelitian di SDIT
ini.

2.3 Teknik Pengumpulan Data


adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan penelitian
1. Observarsi
Observasi yaitu suatu teknik untuk mengumpulkan data observasi terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung. Diamati. Hasil tes yang dilakukan dalam

4
observasi dapat menguatkan dan bermanfaat bagi kemahiran atau kemampuan
membaca anak. Data yang diambil oleh peneliti dapat menjelaskan karakteristik
dan kesulitan membaca yang dialami oleh anak.
2. Wawancara
Pengambilan data di lapangan adalah menggunakan teknik wawancara.
Pada teknik ini peneliti datang berhadapan muka secara langsung dengan
responden atau subjek yang diteliti. Mereka menanyakan sesuatu yang telah
direncanakan kepada responden. Hasilnya dicatat sebagai informasi penting
dalam penelitian. Pada wawancara ini dimungkinkan peneliti dengan responden
melakukan tanya jawab secara interaktif maupun secara sepihak saja misalnya
dari peneliti saja.
3. Tes membaca
Tes membaca dapat mengarahkan letak kelemahan dan memperoleh data
kemampuan membaca anak. Tes membaca bermanfaat untuk memperoleh data
tentang karakteristik kesulitan membaca permulaan anak. Penelitian yang
dilakukan dengan mengamati melalui karakteristik anak saat diberikan tes
membaca.

4. Dokmentasi

Dokumentasi menurut (Sugiyono., 2007)adalah suatu cara yang digunakan


untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan
angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung
penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah.
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi foto atau gambar ketika
observasi sedang berlangsung di SD raudhatul jannah.

2.4 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses sistematis pencarian dan pengaturan


transkripsi wawancara, catatan lapangan, dan materi-materi lain yang telah peneliti
kumpulkan untuk meningkatkan pemahaman peneliti sendiri mengenai materi-
materi tersebut dan untuk memungkinkan peneliti menyajikan apa yang sudah

5
peneliti temukan kepada orang lain. 8 Menurut Miles dan Huberman (1984) ada
beberapa langkah yang harus dilakukan dalam analisis data kualitatif yaitu :

1. Reduksi Data (Data Reduction)


Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih,
memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana
kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data adalah suatu kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun.
Seperti yang disebut Emzir dengan melihat sebuah tayangan membantu kita
memahami apa yang terjadi dan melakukan suatu analisis lanjutan atau tindakan
yang didasarkan pada pemahaman tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan
Dari permulaan pengumpulan data, peneliti kualitatif mulai memutuskan
“makna” sesutu mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang
mungkin, alur kausal, dan proporsi-proporsi. Peneliti yang kompoten dapat
menangani kesimpulan-kesimpulan ini secara jelas, memelihara kejujuran,
kecurigaandan lainnya. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu
proses analisis data.
2.5 Teknik Keabsahan Data
1. Triangulasi Sumber Data
Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi
sumber data adalah menggali kebenaran informasi tertentu dengan
menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil
wawancara, hasil observasi.

6
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat dipaparkan data
penelitian sebagai berikut:
Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan guru kelas 1 SDIT
Raudhatul Jannah pada tanggal 18 Januari 2023, diperoleh informasi bahwa masih
ada kelemahan atau kesulitan anak dalam membaca permulaan dengan berjumlah
20 siswa. Dari 20 siswa masih ada anak yang mengalami kesulitan dalam membaca.
Sebelum melakukan observasi penelitian melakukan perizinan kepada kepala
sekolah, wali kelas 1, untuk melakukan penelitian secara langsung dengan siswa.
Berikut huruf- huruf yang peneliti tampilkan kepada siswa:

Gambar 1 Gambar 2

Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat peneliti menampilkan pada siswa huruf


abjad mulai dari huruf a hingga huruf z yang berjumlah 26 huruf dan pada gambar
2 dapat dilihat peneliti menampilkan kalimat sederhana. Berdasarkan hasil
observasi yang sudah diamati oleh peneliti, maka peneliti memberikan tes membaca
kepada siswa. Tes membaca dilakukan pada siswa kelas 1 yang berjumlah 20
orang, kegiatan tes membaca ini akan dilakukan setiap individu dengan
menggunakan abjad/alfabet huruf dan membaca kalimat sederhana Maka peneliti

7
akan mengetahui kesulitan yang dihadapi setiap anak. Dari 20 siswa, 4 siswa yang
mengalami kesulitan belajar membaca yaitu KL, FR, AG, dan AK. Berdasarkan
data yang didapatkan melalui kegiatan observasi di SDIT Rudhatul Jannah yang
berpedoman dengan hasil dokumentasi yaitu kegiatan belajar membaca yang
dilakukan setiap individu yang mengalami kesulitan membaca.

Setiap anak mememiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam proses


pembelajaran atau kegiatan pebelajaran, misalnya dalam proses pembelajaran
membaca. Berikut adalah bentuk-bentuk kelemahan/kesulitan masing-masing
anak/ individu. Kelemahan/kesulitan dalam membaca yang dialami oleh KL ialah
lambat merangkai susunan kata, membaca kata yang mempunyai arti dan tidak
mempunyai arti, pengucapan kata belum tepat, lambat membaca kata, sulit
memahami isi bacaan dan menjawab soal asal tebak. Dalam menulis KL perlu
bantuan guru, seperti guru mengeja kata dan kalimat kemudian KL menulis.
Kelemahan membaca yang dialami oleh FR adalah ia masih terbata-bata dalam
membaca dan ia masi mengeja kalimat sederhana tetapi didalam menyebutkan
abjad FR sudah cukup lancar dan dapat membedakan huruf-huruf abjad tersebut.
Anak FR untuk kemampuan menulisnya sudah baik tanpa meniru dari gurunya.
Kelemahan membaca yang dialami oleh AG ialah kesulitan dalam membaca
kalimat sederhana dan masih meraba-raba huruf dengan jari tangannya, dan AG
juga masih terbata-bata dalam membaca. Dalam menulis AG sudah cukup baik
karena sudah bisa menulis dengan mengikuti tulisan yang ada dibuku atapun di
papan tulis. Kesulitan/kelemahan yang dialami oleh AK adalah belum bisa
membedakan huruf “Q, dengan “K” , dan sulit memahami isi bacaan. Siswa AK
sudah bisa menulis tetapi ketika menulis siswa AK masih ada huruf –huruf yang
kurang serta perlu bantuan dan perhatian dari guru, ketika anak AK menulis.

Bedasarkan hasil wawancara kepada guru kelas 1 SDIT Raudhatul Jannah


memiliki pedoman khusus berupa buku bacaan untuk siswa yang kesulitan dalam
membaca permulaan, bukunya berupa buku bacaan yang terdapat 3 tingkatan.
Untuk tingkat yang paling rendah yaitu buku bacalah 1, ketika siswa sudah mulai
lancar dilanjutkan pada buku tingkat selanjutnya yaitu buku bacalah 2, dan ketika

8
sudah lancar akan dilanjutkan pada buku bacalah 3. Selanjutnya akan diserahkan
kepada wali kelas untuk memutuskan bahwa siswa yang kesulitan dalam membaca
masih harus memakai buku bacalah itu, atau tidak. Dan guru tersebut Mengetahui,
ada 4 siswa laki-lakiyang kesulitan dalammembaca permulaan yaitu (KL, FR, AG,
dan AK).

Menurut hasil wawancara Guru kelas 1 di sekolah SDIT Raudhatul Jannah tidak
merasa terbebani, guru lebih merasa kasihan kepada siswa yang kesulitan membaca
karena siswa tersebut tertinggal dalam pelajaran ketika pembelajaran berlangsung
siswa harus dibantu oleh guru dalam membaca. Guru memberikan perhatian yang
berbeda, guru memberikan perhatian tambahan kepada siswa yang belum bisa
membaca., Usaha yang dilakukan guru dalam menangani siswa yang kesulitan
dalam membaca permulaan yaitu dengan memberikan kesempatan membaca buku
pedoman khusus yaitu buku bacalah yang telah disediakan oleh sekolah.
Menurut hasil wawancara guru kelas 1 di sekolah SDIT Raudhatul Jannah tidak
memberikan penghargaan, jika sudah bisa baca guru hanya bersyukur karena siswa
tersebut sudah lancar dalam membaca. Keadaan sensori yang dimiliki oleh, siswa
yang kesulitan membaca di Raudhatul Jannah semua normal dan baik dampak yang
ditimbulkan oleh, siswa di tingkat akademiknya juga berpengaruh karena siswa
yang kesulitan membaca kurang bisa dalam mengikuti pelajaran. Dampak yang
ditimbulkan oleh, siswa pada interaksi sosialnya tidak ada,karena siswa dapat
berinteraksi baik dengan teman-temannya.
Menurut hasil wawancara guru kelas 1 di sekolah SDIT Raudhatul Jannah Sikap
yang ditunjukan siswa ketika guru sedang menjelaskan yaitu siswa menanggapi dan
mendengarkan akan tetapi siswa yang kesulitan dalam membaca ia tidak
memperhatikan dan ia sering melamun ketika guru sedang menjelaskan.
Setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada guru kelas 1, siswa
kelas 1, dan hasil dokumentasi, maka diperoleh data tentang kesulitan membaca
permulaan pada siswa kelas 1 SDIT Raudhatul Jannah. Berdasarkan hasil analisis
terhadap 20 siswa diperoleh data 4 siswa yang mengalami kesulitan membaca
permulaan. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa tingkat membaca
permulaan pada siswa kelas 1 Raudhatul Jannah tergolong “Belum Baik” kesulitan-

9
kesulitan yang di hadapi oleh siswa oleh siswa kelas 1 Raudhatul Jannah sebagai
berikut:
1. Belum mengenal huruf
ketidakmampuan siswa kelas Raudhatul Jannah dalam mengenal huruf – huruf
abjad menjadi salah satu faktor penghambat siswa tidak mampu membaca.
2. Membaca kata demi kata
Kesulitan membaca kata demi kata juga dialami oleh siswa kelas 1 Raudhatul
Jannah. Siswa berhenti membaca setelah membaca sebuah kata. Siswa tidak
mampu membaca kata berikut.
3. Belum mengenali makna kata
Beberapa siswa kelas 1 Raudhatul Jannah kesulitan mengenali makna kata, hal
tersebut di sebabkan kurangnnya menguasai kosakata, kurangnya penguasaan
struktur kata.
Beberapa solusi diberikan guru untuk mengatasi kesulitan membaca permulaan
siswa kelas 1 di SD IT Raudhatul Jannah.
1. Guru memberikan memperhatikan lebih dan khususnya untuk siswa yang
tidak bisa membaca permulaan.
2. Huruf dijadikan nyanyian
3. Setiap pagi siswa yang kesulitan membaca dilatih menggunakan buku bacaan
dari sekolah yaitu buku bacalah.

Menurut (Udhiyanasari, 2019) bahwa soslusi yang upaya yang dapat dilakukan
guru untuk mengatasi kesulitan membaca permulaan siswa diantara nya sebagai
berikut :

1. Menggunakan media pembelajaran yang menarik dan efektif, menggunakan


metode pembelajaran dengan bantuan gambar akan sangat memudahkan
siswa dalam mengenal huruf.
2. Membacakan dongeng dan menjelaskan berbagai macam manfaat dengan
biasa membaca dapat mendorong rasa percaya diri siswa selain itu, percaya
diri juga harus di timbulkan karena siswa yang mengalami kesulitan membaca
sulit dalam mengikuti pelajaran dikelas,sehingga sering kucilkan oleh teman

10
sekelasnya, hal tersebut juga dapat dilakukan dengan menimbulkan rasa
percaya diri siswa dengan cara memunculkan semangat belajar anak di kelas.
3. Memberikan program khusus membaca remedial. Program tersebut mengacu
pada pemberian remedial kepada anak yang mengalami kesulitan membaca.
4. Memberikan perhatian lebih kepada siswa yang mengalami kesulitan
membaca.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada guru kelas 1,


siswa kelas 1, dan hasil dokumentasi, maka diperoleh data tentang kesulitan
membaca permulaan pada siswa kelas 1 SDIT Raudhatul Jannah. Berdasarkan hasil
analisis terhadap 20 siswa diperoleh data 4 siswa yang mengalami kesulitan
membaca permulaan.
Solusi Yang diberikan oleh guru kelas 1 di raudhatul jannah kepada siswa
yang kesulitan membaca yaitu dengan cara memberikan perhatian lebih kepada
siswa yang kesulitan dalam membaca, kemudian setiap pagi guru selau melatih
siswa yang kesulitan membaca untuk membaca buku pedoman yang ada di sekolah
yaitu buku bacalah 1-3. Dan guru juga menjadikan abjad menjadi lagu yang bisa di
nyanyikan bersama-sama sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam menghafal
huruf abjad.
Tanggapan guru kepada siswa yang kesulitan dalam membaca permulaan
guru tidak merasa terbebani, lebih merasa kasihan kepada siswa yang kesulitan
membaca karena siswa tersebut tertinggal dalam pelajaran ketika pembelajaran
berlangsung siswa harus dibantu terlebih dahulu oleh guru dalam membaca.

4.2 Saran
Berdasarkan simpulan dan data yang ditemukan di lapangan, maka ada
beberapa saran yang perlu disampaikan peneliti kepada berbagai pihak, antara
lain:
1. Untuk kepala sekolah, hendaknya selalu mendukung proses kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan guru dengan cara memperhatikan buku-buku yang
akan digunakan guru untuk mengajar di kelas, serta memastikan agar buku-
buku tersebut selalu tersedia di sekolah.

12
2. Untuk guru, dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas guru
harus benar-benar memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk
digunakan di kelas agar kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dapat
sesuai dengan yang diharapkan agar siswa lebih memperhatikan ketika guru
sedang menjelaskan, selanjutnya guru bisa memberi les atau jadwal
tambahan untuk siswa yang kesulitan dalam membaca permulaan, agar
siswa dapat lebih cepat membaca dengan lancar. Guru juga bisa
memberikan penghargaan kepada siswa yang kesulitan dalam membaca
permulaan agar ia lebih semangat dalam belajar membaca dan ingin terus
belajar.
3. Untuk siswa, jadilah siswa yang memiliki kemauan untuk belajar. Karena
semua ilmu yang diberikan guru berguna untuk masa depan di kemudian
hari.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya, Memperbanyak bahan-bahan, referensi buku
serta menyaring dan menseleksi materi jika mendapatkan dari internet agar
dapat meningkatkan ketelitian dalam penyusunan,sehingga dapat
mengurangi kesalahan dalam penulisan. Hasil penelitian ini semoga dapat
dijadikan sebagai rujukan untuk penelitian sejenis dengan tidak
mengabaikan keaslian hasil peneliti.

13
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Dafit, F. , & R. Z. H. (2020). Pelaksanaan Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di


sekolah Dasar .

Farida Rahim. (2006). pengajaran membaca di sekolah dasar. jakarta: bumi aksara .

Masykuri. (2017). analisis kesulitan membaca permulaan pada siswa kelas 1 MI


pesantren pembangunan cibeyunging kecamatan majenang kabupaten cilacap .

pratiwi, I. M. , & A. V. A. N. (2017). analisis kesulitan siswa dalam membaca permulaan


di kelas 1 sekolah dasar kajian teori dan praktik pendidikan .

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R


& D. Bandung: Alfabeta.

Udhiyanasari, K. Y. (2019). Upaya Penanganan Kesulitan Membaca Permulaan Pada


Anak Berkesulitan Membaca Kelas II di SDN Manahan Surakarta.

14
BAB VI
LAMPIRAN

1. Instrumen penelitian

Kisi-kisi lembar Wawancara untuk guru

No. Indikator Jumlah Item Nomor Item


1. Pedoman khusus untuk
mengatasi siswa 1 1
kesulitan belajar
membaca permulaan.
2. Jumlah siswa kesulitan 1 2
belajar membaca
permulaan.
3. Kepekaan guru terhadap
siswa berkesulitan belajar 1 3
membaca permulaan
4. Bimbingan guru terhadap
siswa berkesulitan belajar 1 4,5,6
membaca permulaan
5. Faktor-faktor yang
mempengaruhi anak 1 7
berkesulitan belajar
membaca permulaan.
6. Dampak kesulitan belajar 2 8,9
membaca permulaan.
7. Hambatan-hambatan 1 10
dalam menghadapi anak
berkesulitan belajar
membaca permulaan.

Lembar Pedoman Wawancara untuk Guru

1. Apakah sekolah memiliki pedoman khusus dalam mengatasi siswa


berkesulitan membaca di SDIT Raudhatul Jannah? Jika iya, seperti apa
pedoman tersebut?
2. Apakah Bapak/Ibu mengetahui keberadaan siswa berkesulitan membaca di
SDIT Raudhatul Jannah? Jika iya, ada berapa siswa laki-laki dan perempuan?

15
3. Bagaimana pendapat atau tanggapan ibu mengenai anak yang
berkesulitanmembaca permulaan di kelas ibu? (merasa terbebani atau tidak)
4. Bagaimana bimbingan ibu guru terhadap siswa yang berkesulitan belajar
membaca permulaan di kelas? (disamakan atau berbeda)
5. Apakah ibu memberikan kesempatan membaca kepada siswa berkesulitan
belajar membaca permulaan ? Dengan cara seperti apa ?
6. Apakah ibu selalu memberikan penghargaan kepada siswa berkesulitan belajar
membaca permulaan ? Kapan dan bagaimana caranya ?
7. Bagaimana keadaan sensori (penglihatan dan pendengaran) siswa berkesulitan
belajar membaca?
8. Apa dampak yang ditimbulkan dari kesulitan siswa dalam belajar membaca
terhadap tingkat akademiknya?
9. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari kesulitan siswa dalam belajar
membaca terhadap tingkat interaksi sosialnya?
10. Bagaimana sikap siswa yang kesulitan belajar membaca ketika bapak/ibu
sedang menjelaskan?

16
2. Dokumentasi

17
18

Anda mungkin juga menyukai