Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP MOTIVASI BELAJAR


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Izzah Muyassaroh, S.Pd, M.Pd

Kelompok 2
 Amalia Rahma Karim (132110091)
 Anindia Nur Cahyani (132110100)
 Winarsih (132110138)
 Nuraliyah (132110079)
 Syifa Maulida Sa’diah (132110122)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Puji syukur
Alhamdulillah kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat, hidayah
dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah psikologi pendidikan yang
berjudul Konsep Motivasi Belajar ini dengan tepat waktu. Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembacanya mengenai teori
motivasi belajar.

Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Izzah Muyassaroh, S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Psikologi
Pendidikan.
2. Orang tua yang telah memberi semangat dan dukungan selama penyusunan makalah ini.
3. Teman-teman sekalian yang turut serta memberi masukan serta saran dalam penyusunan
makalah.

Kami sudah membuat makalah ini dengan semaksimal mungkin dan menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan terdapat banyak kekurangan,
baik dari segi susunan kalimat maupun segi tata bahasanya. Oleh karena itu, kami sangat
menerima kritik dan saran yang membangun untuk dijadikan sebagai evaluasi dalam pembuatan
makalah selanjutnya guna menghasilkan makalah yang lebih sempurna. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Aamiin.

Cikarang, 02 November 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................................1
C. Pembatasan Masalah....................................................................................................1
D. Rumusan Masalah........................................................................................................2
E. Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
F. Manfaat Penulisan........................................................................................................2
G. Metodologi Penulisan...................................................................................................2
H. Sistematika Penulisan...................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Motivasi..............................................................................................................3
B. Jenis-Jenis Motivasi.....................................................................................................9
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar..................................................9
D. Self Regulated Learning...............................................................................................10
E. Goal Orientation...........................................................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kegiatan pendidikan, tidak jarang anak-anak jenuh dan sulit untuk
bersemangat dalam belajar. Maka dari itu, diperlukan motivasi untuk membangkitkan
semangat belajar peserta didik. Motivasi merupakan sesuatu proses yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu dan menciptakan perilaku yang bertujuan. Seperti hal
nya dengan motivasi belajar yang merupakan sebuah dorongan baik dari dalam maupun
luar diri peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tanpa ada rasa keterpaksaan.
Terdapat beberapa pandangan teori motivasi antara lain behavior, humanistic dan
kognitif. Motivasi terbagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
dan tentunya memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar peserta didik.
Terciptanya tindakan untuk mencapai sesuatu dan mengarahkan pikiran, perasaan serta
keinginan disebut dengan self regulated learning yang juga terdapat beberapa langkah
untuk membangunnya. Dan ada pula goal orientation yang merupakan kesatuan perilaku
yang menentukan pendekatan dan usaha siswa dalam proses belajar serta terbagi menjadi
mastery orientation dan performance orientation.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut.


1. Motivasi merupakan proses yang mendorong seseorang melakukan
sesuatu.
2. Motivasi belajar merupakan sebuah dorongan untuk siswa agar mencapai
tujuan belajar
3. Terdapat 3 pandangan tentang teori motivasi belajar.
4. Motivasi dibedakan menjadi 2 yaitu motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik.
5. Terdapat fakor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.
6. Self regulated learning merupakan tindakan mencapai sesuatu.
7. Goal orientation yang merupakan kesatuan perilaku penantu pendekatan
dan usaha siswa.

C. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang dan identifikasi masalah diatas kami akan membatasi
permasalahan hanya pada masalah sebagai berikut.
1. Definisi teori motivasi belajar.
2. Pandangan motivasi belajar behavior, humanisitik dan kognitif.
3. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
4. Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.

1
5. Penjabaran self regulated learning.
6. Penjabaran goal orientation.

D. Perumusan Masalah

Dapat dirumuskan masalah dari pembatasan masalah yang telah disebutkan diatas
antara lain sebagai berikut.
1. Apa definisi dari motivasi belajar?
2. Apa perbedaan motivasi intrisik dengan motivasi ekstrinsik?
3. Bagaimana pandangan motivasi belajar menurut behavior, humanistik dan
kognitif?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar?
5. Apa yang dimaksud dengan self regulated learning?
6. Apa yang dimaksud dengan goal orientation?

E. Tujuan Penulisan

Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah ilmu,
pengetahuan serta wawasan bagi para pembacanya tentang teori motivasi belajar.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui
definisi motivasi belajar dan perbedaannya antar intrinsic dan i=ekstrinsik, pandangan-
pandangan teori motivasi belajar, fakor-faktor yang mempengaruhi motivasi beljar serta
penjabaran dari self regulated learning dan goal orientation.
F. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah diharapkan agar para pembaca dapat
memahami dan mengetahui lebih dalam mengenai teori motivasi belajar.
G. Metodologi Penulisan
Metodologi penulisan makalah ini adalah dengan mengumpulkan beberapa
informasi dari berbagai situs website internet.
H. Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II LANDASAN TEORI
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Motivasi
Motivasi merupakan istilah yang sering di dengan dalam kehidupan sehari-hari.
Motivasi dikaitkan dengan kemauan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Dilansir
dari Verywell Mind, motivasi adalah kekuatan yang memulai, membimbing, dan
mempertahankan perilaku yang berorientasi pada tujuan. Motivasi diterjemahkan sebagai
hal yang mendorong perilaku manusia untuk mendapatkan suatu tujuan. Misalnya
seseorang termotivasi untuk belajar karena ingin mendapatkan gelar akademik. Untuk
lebih memahami tentang motivasi.
Berikut adalah lima buah teori motivasi yang paling terkenal, yaitu:
1. Teori Hierarki Maslow
Teori hierarki Maslow teori motivasi yang dikemukakan Abraham Maslow pada tahun
1943. Dilansir dari Lumen Learning, hierarki Maslow menggambarkan serangkaian
kebutuhan fisiologis dan emosional untuk kepuasan manusia yang diatur dalam hierarki
atau urutan kebutuhan manusia.

Teori hierarki Maslow mengurutkan kebutuhan manusia dimulai dari paling bawah ke
paling atas yaitu:
 Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan pokok yang menyangkut keberlangsungan
hidup manusia. kebutuhan fisiologis berupa oksigen, makanan, tidur, air bersih,
kemampuan homeostatis dan juga sekresi.
 Kebutuhan keamanan
Kebutuhan keamanan merupakan kebutuhan rasa aman manusia. kebutuhan keamanan
meliputi keamanan pribadi, keamanan keuangan, kesejahteraan pekerjaan, keamaan
keluarga, dan moralitas.
 Kebutuhan sosial
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki kebutuhan sosial, yaiti interaksi antar sesama
manusia. kebutuhan sosial dapat berupa pertemanan, kebutuhan untuk dicintai, hubungan
keluarga yang baik, hingga hubungan dengan kolega maupun sekedar kenalan.
 Kebutuhan penghargaan
Manusia juga membutuhkan kebutuhan penghargaan yang berupa rasa percaya diri, rasa
respek kepada sesama, rasa dihormati dan menghormai orang lain, dan juga perasaan
diakui karena bakat maupun kemampuan.
 Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah potensi penuh seorang manusia dan ambisi pribadi.
Kebutuhan aktualisasi diri dapat berupa kreativitas, spontanitas, dan juga kemampuan
pemecahan masalah.

3
2. Teori Motivasi Mc Clelland
Teori motivasi Mc Clelland menggolongkan kebutuhan manusia menjadi tiga jenis yaitu
achievement, afiliasi, dan kekuasaan.
 Need for achievement atau kebutuhan akan prestasi adalah kebutuhan di mana manusia
ingin mencapai atau menunjukkan kompetensi dirinya kepa orang lain.Kebutuhan akan
prestasi mendorong seseorang untuk melakukan hal dengan lebih baik agar diakui oleh
orang lain maupun oleh diri sendiri.
 Dilansir dari A Knowledge Hut, need for affiliation atau kebutuhan akan afiliasi adalah
kebutuhan akan rasa cinta, rasa memiliki, dan penerimaan sosial. Kebutuhan akan afiliasi
membuat seseorang termotivasi melakukan suatu prilaku untuk diakui lingkungan
sosialnya.Need for power atau kebutuhan akan kekuatan adalah keinginan seseorang akan
kekuasaan dan memiliki otoritas yang lebih tinggi daripada orang lain.
3. Teori motivasi ERG Alderfer
Teori ERG Alderfer adalah teori yang dikembangkan dari teori hierarki Maslow oleh
seorang psikologis bernama Clayton Paul Alderfer. Teori ERG Alderfer menunjukkan
bahwa ada tiga kelompok kebutuhan inti yaitu:
E untuk existence (eksistensi), R untuk relatedness (keterkaitan), dan G untuk growth
(perkembangan).
 Kebutuhan eksistensi adalah kebutuhan dasar melingkupi kebutuhan fisiologis,
keamanan, dan kenyamanan. Misalnya udara, makanan, air, tempat tinggal, kesehatan,
juga pekerjaan yang aman.
 Kebutuhan keterkaitan adalah kebutuhan interpersonal seorang manusia dengan manusia
lainnya dalam kehidupan sosial. Misalnya dengan pasangan, teman, maupun keluarga.
 Kebutuhan perkembangan adalah kebutuhan seseorang untuk mempertahankan harga diri
dan melakukan aktualisasi diri. Misalnya kepercayaan diri, prestasi, kreativitas, dan
kemampuan pemecahan masalah.
4. Teori harapan Vroom
Teori harapan Vroom dikemukakan oleh Voctor Vroom, Edward Lawler, dan juga
Lyman Porter. Teori ini didasari oleh tiga hal yaitu valance, expectancy, dan
instrumentally.
 Dilansir dari University of Cambridge, valence adalah orientasi emosional yang dipegang
tentang suatu hasil dan keinginan terdalam seseorang. Misalnya keinginan penghargaan
berupa uang, jabatan, waktu istirahat, maupun tunjangan.
 Expectancy adalah harapan atau kepercayaan seseorang bahwa usaha tidak akan
menghianati hasil. Setiap orang memiliki expectancy yang berbeda-beda bergantung pada
kemampuan individunya sendiri.
 Instrumentally yaitu keyakinan dalam mendapatkan sesuatu. Sehinga dalam melakukan
sesuatu, seseorang yakin mendapatkan suatu tujuan tertentu.
5. Teori motivasi Herzberg
Teori motivasi Herzberg menjelaskan ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan dalam suatu lingkungan. Faktor pertama adalah faktor intrinsik yang terdapat

4
dalam setiap individu misalnya prestasui, pengakuan, dan perkembangan. Faktor kedua
merupakan faktor kebersihan atau iklim baik suatu lingkungan pekerjaan. Misalnya
hubungan antar individu, gaji, tunjangan, kondisi kerja, serta hubungan antara atasan dan
bawahan.

a. Pandangan Teori Behavior,Kognitif dan Humanistik

 Teori Belajar Behavior

Gagne dan Berliner adalah dua orang yang membuat teori belajar behavioristik. Teori ini
berisi tentang perubahan tingkah laku yang terjadi karena pengalaman belajar. Dalam
perkembangannya, teori ini menjadi aliran psikologi belajar yang memiliki pengaruh
terhadap tujuan peningkatan teori belajar dan praktik dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran. Aliran psikologi belajar juga dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran
ini lebih mengutamakan terbentuknya perilaku yang dihasilkan dari proses belajar.

Belajar itu sendiri merupakan interaksi antara stimulus dan respon. Menurut teori
behavioristik, dalam proses belajar mengajar yang terpenting adalah seseorang akan
dianggap telah belajar ketika sudah menunjukkan perubahan perilaku. Dari teori ini juga,
belajar dapat diartikan sebagai stimulus dan respon.

Dengan kata lain, input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.
Bentuk dari stimulus berupa penyampaian materi, pembentukan karakter, nasihat, dan
lain-lain yang diberikan guru kepada muridnya. Sementara, bentuk dari respon berupa
reaksi atau tanggapan dari murid atau peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh
guru atau pendidik.

Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak dapat diamati dan diukur. Hal
yang terpenting dan perlu diperhatikan adalah perilaku dari stimulus dan respon.
Maksudnya apa yang diberikan guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh murid
(respon) harus diperhatikan dan diukur. Hal itu dilakukan karena pengukuran stimulus
dan respon merupakan hal yang penting agar dapat mengetahui apakah murid mengalami
perubahan tingkah laku atau tidak.

Pada penerapannya atau proses belajar mengajar, teori belajar behavioristik sangat
tergantung dari beberapa aspek, seperti tujuan pembelajaran, karakteristik murid, materi
pelajaran, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya teori belajar behavioristik memiliki kelebihan dan


kekurangan. Dengan mengetahui kedua hal itu teori ini dapat diterapkan secara
maksimal. Berikut kelebihan dan kekurangan teori behavioristik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori behavioristik dalam
proses belajar mengajar.

5
1. Perhatian guru pada guru sangat penting untuk dilakukan.
2. Lingkungan belajar harus diperhatikan.
3. Mengutamakan pembentukan tingkah laku dengan cara latihan dan pengulangan.
4. Proses belajar mengajar harus dengan stimulus dan respon.

Kelebihan Teori Belajar Behavioristik

1. Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat kondisi belajar mengajar.
2. Guru lebih sering membiasakan muridnya untuk belajar mandiri, tetapi ketika murid
kesulitan baru bertanya kepada guru.
3. Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu dengan stimulus lainnya hingga
mendapatkan apa yang diterima oleh murid (respon).
4. Dengan teori belajar ini sangat cocok untuk mendapatkan kemampuan yang mengandung
unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
5. Teori ini bisa membentuk perilaku yang diinginkan. Dengan kata lain, perilaku yang
berdampak baik bagi murid diberi perhatian lebih dan perilaku yang kurang sesuai
dengan murid perhatiannya dikurangi.

Kekurangan Teori Belajar Behavioristik

1. Tidak semua pelajaran dapat memakai teori belajar behavioristik.


2. Guru diharuskan untuk menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap.
3. Murid cenderung diarahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan
memposisikan murid sebagai murid pasif.
4. Dalam proses belajar mengajar, murid hanya bisa mendengar dan menghafal yang
didengarkan.
5. Murid membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru.

 Teori Belajar Kognitif

Seorang psikolog asal Swiss yaitu Jean Piaget mengembangkan teori kognitif. Berkat
teori dari Piaget terlahir perkembangan psikologi yang berpengaruh terhadap
perkembangan konsep kecerdasan. Teori kognitif berbicara tentang manusia membangun
kemampuan kognitifnya dengan motivasi yang dilakukan oleh diri sendiri terhadap
lingkungannya.

Inti dari konsep teori ini adalah bagaimana munculnya dan diperolehnya schemata
(skema atau rencana manusia dalam mempersepsikan lingkungannya) dalam tahapan-
tahapan perkembangan manusia atau saat seseorang mendapatkan cara baru dalam
memaknai informasi secara mental.

Berdasarkan teori belajar kognitif, belajar merupakan proses perubahan persepsi dan
pemahaman. Dengan kata lain, belajar itu tidak harus berbicara tentang perubahan
tingkah laku atau sikap yang bisa diamati.

Setiap orang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang berbeda dan tertata rapi dalam
bentuk struktur kognitif. Pengalaman dan pengetahuan inilah yang membuat proses
belajar mengajar akan berjalan dengan baik. Teori ini dikatakan dapat berjalan dengan
baik ketika materi pelajaran yang baru bisa beradaptasi dengan struktur kognitif atau
kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

6
Arti “belajar” dalam teori kognitif yaitu proses perseptual atau bisa dikatakan seperti
perilaku seseorang dapat ditentukan oleh persepsi dan pemahamannya dalam melihat
situasi yang berhubungan dengan tujuan proses belajar mengajar. Teori ini mempercayai
bahwa “belajar” itu dihasilkan dari proses persepsi kemudian membentuk hubungan
antara pengalaman yang baru dan pengalaman yang sudah tersimpan di dalam dirinya.

Proses belajar mengajar dengan teori kognitif tidak hanya beroperasi dengan terpatah-
patah atau terpisah-pisah, tetapi melalui proses yang mengalir dan menyeluruh. Hal yang
ditekankan pada teori belajar kognitif adalah proses dari belajar bukan hasil belajar.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori kognitif dalam proses belajar
mengajar.

1. Pembuatan materi pembelajaran harus disusun dengan pola atau logika sederhana dan
kompleks.
2. Siswa bukanlah orang dewasa yang sudah mengerti dan mudah dalam berpikir. Oleh
karena itu, guru harus memberikan pengarahan sesuai dengan usia murid atau peserta
didik.
3. Proses belajar mengajar harus memiliki makna.
4. Agar keberhasilan murid tercapai maka guru perlu mengamati perbedaan yang ada pada
setiap murid.

Dalam pelaksanaannya teori belajar kognitif memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan
mengetahui kedua hal itu teori ini dapat diterapkan secara maksimal. Berikut kelebihan
dan kekurangan teori kognitif.

Kelebihan Teori Belajar Kognitif

1. Memudahkan siswa untuk memahami materi belajar.


2. Siswa menjadi mandiri dan lebih kreatif.

Kekurangan Teori Belajar Kognitif

1. Teori yang belum bisa digunakan pada semua tingkat pendidikan.


2. Pada pendidikan tingkat lanjut, teori ini susah untuk diterapkan.

 Teori Belajar Humanistik

Teori belajar ini lebih cenderung melihat perkembangan pengetahuan dari sisi
kepribadian manusia. Hal ini dikarenakan humanistik itu sendiri merupakan ilmu yang
melihat segala sesuatu dari sisi kepribadian manusia. Teori belajar humanistik juga
bertujuan untuk membangun kepribadian murid dengan melakukan kegiatan-kegiatan 
yang positif. Hal ini bisa disebut dengan para pendidik atau guru yang mengajar dan
mendidik menggunakan pendekatan humanistik.

7
Guru atau pendidik dengan aliran humanistik akan mengutamakan hasil pengajaran
berupa kemampuan positif yang dimiliki oleh murid. Kemampuan positif akan
membangun atau mengembangkan emosi positif pada murid.

Teori belajar humanistik berbeda dengan teori belajar behavioristik. Teori belajar 
humanistik lebih mengutamakan melihat tingkah laku manusia sebagai campuran antara
motivasi yang lebih tinggi atau lebih rendah. Sedangkan teori belajar behavioristik hanya
melihat motivasi manusia sebagai sebuah usaha untuk memenuhi fisiologis manusia.

Teori belajar humanistik lebih menekankan pada pembentukan kepribadian, perubahan


sikap, menganalisis fenomena sosial, dan hati nurani yang diterapkan melalui materi-
materi pelajaran. Dalam teori ini guru atau pendidik sangat berperan sebagai fasilitator.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan teori konstruktivisme dalam
proses belajar mengajar.

1. Guru berusaha untuk menyusun dan mempersiapkan materi-materi pembelajaran lebih


banyak agar tujuan belajar mengajar tercapai.
2. Guru harus tetap santai ketika mendengar ungkapan-ungkapan dari murid yang
memberitahukan bahwa ada perasaan yang kuat dan dalam saat belajar mengajar.
3. Dalam teori ini, guru sangat berperan sebagai fasilitator. Maksudnya guru diharuskan
memberikan perhatian kepada murid dan menciptakan suasana kelas kondusif.
4. Ketika guru berperan sebagai fasilitator, guru harus bisa mengenali dan menerima
kelemahan-kelemahan pada dirinya. Dengan mengenali diri dan mengetahui kelemahan-
kelemahannya maka saat mengajar akan lebih tenang.
5. Guru ditugaskan untuk mengetahui keinginan dari setiap murid karena keinginan-
keinginan yang ada pada setiap murid dapat menambah kekuatan dan mendorong
semangat belajar.

Dalam pelaksanaannya teori belajar humanistik memiliki kelebihan dan kekurangan.


Dengan mengetahui kedua hal itu teori ini dapat diterapkan secara maksimal. Berikut
kelebihan dan kekurangan teori belajar humanistik.

Kelebihan Teori Belajar Humanistik

1. Tingkat keberhasilan atau indikator penilaian dari teori belajar ini adalah murid merasa
senang dalam belajar dan terjadi perubahan terhadap tingkah laku dan pola pikir bukan
karena paksaan atau keinginan sendiri.
2. Jika proses belajar mengajar mengutamakan pembentukan kepribadian, perubahan
tingkah laku, dan hati nurani maka teori belajar humanistik sangat sesuai.
3. Dengan teori ini, murid diharapkan menjadi manusia yang bisa mengatur dirinya sendiri
dan menjadi pribadi yang tidak terikat oleh pendapat orang lain tanpa harus merugikan
atau mengambil hak-hak orang lain.

8
Kekurangan Belajar Humanistik

1. Kekurangan yang ada pada teori belajar humanistik berada pada murid. Maksudnya
murid yang tidak mau mengerti akan potensi dirinya maka murid itu akan tertinggal
dalam proses belajar mengajar
B. Jenis-Jenis Motivasi
Motivasi menurut sumbernya dibagi menjadi dua, yaitu motivasi interinsik dan
motivasi eksterinsik.
 Motivasi interinsik adalah motivasi yang datang dari diri sendiri tanpa adanya pengaruh
dari orang lain. misalnya keinginan untuk mendapat uang dan membeli barang yang
disukai.
 Motivasi eskterinsik adalah motivasi yang lahir dari faktor pendorong luar. Motivasi
eksterinsik muncul saat ingin mendapatkan sesuatu dari orang lain atau menghindari
sesuatu yang negatif dari luar. Misalnya keinginan mendapat pujian, diterima oleh orang
lain, maupun mengikuti standar hidup karena gengsi.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut dimyati dan mudjiono, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi


belajar adalah sebagai berikut:

1) Cita-cita atau Aspirasi Siswa 

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan mencapai
keinginan dapat menumbuhkan kemauan belajar yang akan menimbulkan cita-cita dalam
kehidupan. Cita cita dapat memperkuat motivasi intrinsik dan ekstrinsik.

2) Kemauan Siswa

Keinginana seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan untuk mencapainya, karena
kemauan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas
perkembangan.

3) Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar.

4) Kondisi lingkungan Siswa

Siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar, oleh karena itu kondisi lingkungan
sekolah yang sehat, kerukunan, dan ketertiban pergaulan perlu di pertinggi mutunya agar
semangat dan motivasi belajar siswa mudah diperkuat.

5) Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran

9
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami
perubahan berkat pengalaman hidup.
D. Self Regulated Learning
Self Ragulated Learning adalah pengetahuan tentang strategi pembelajaran yang
efektif dan bagaimana serta kapan menggunakannya.Self Regulated Learning adalah
pengaturan diri pembelajaran pada siswa yang mempunyai ketiga fase yaitu tujuan,
perencanaan strategi, dan pemahaman. Strategi pembelajaran yang efektif maupun
motivasi serta kegigihan menerapkan strategi ini hingga tugas terselesaikan dengan
memuaskan mereka, kemungkinan mereka adalah pembelajar yang efektif. Self
Regulated Learning  adalah target yang baik untuk intervensi siswa karena siswa dapat
belajar untuk menjadi pembelajar mandiri.
Self Regulated Learning  merupakan refleksi dari proses informasi, bukan merefleksikan
teori dan penelitian. Self Regulated Learning  merupakan suatu kondisi dimana individu
mengembangkan suatu pemahaman mengenai respon-respon mana yang sesuai dan mana
yang tidak sesuai, serta mengontrol dan memonitor perilaku individu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa. Self Regulated Learning 


adalah pengaturan diri belajar mengacu pada proses yang digunakan siswa untuk
memfokuskan pikiran, perasaan, dan tindakan secara sistematis, pada pencapaian tujuan,
sehingga mampu bertahan pada tugas jangka panjang hingga tugas tersebut terselesaikan.
E. Goal Orientation
Carol Dweck (1986) mendefinisikan goal orientation sebagai referensi tujuan dalam
berprestasi. Menurut kamus oxford goal orientation di artikan sebagai bangunan motivasi
yang mengacu pada definisi sukses. Konteks sukses di hubungkan sebagai pemenang
mengalahkan orang lain,mempunyai ego goal orientation ,perbaikan individu dan
menguasai tugas. Dalam hal ini Carol Dweck membagi goal orientation menjadi 2 yaitu :

 Learning goal Orientation, yaitu preferensi dalam membangun kompetensi


melalui pengembangan kemampuan (ability) an penguasaan mastery) dalam
menghadapi situasi tertentu.

 Performance goal ( performance Oriented, yaitu goal untuk menunjukan


kemampuan diri melalui komparasi dengan orang lain.Maksudnya siswa lebih
tertarik kedalam kompetisi,menunjukan kompetisinya dan pencapaiannya kepada
orang lain.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam kegiatan pendidikan, tidak jarang anak-anak jenuh dan sulit untuk
bersemangat dalam belajar. Maka dari itu, diperlukan motivasi untuk membangkitkan
semangat belajar peserta didik. Motivasi belajar yang merupakan sebuah dorongan baik
dari dalam maupun luar diri peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tanpa ada rasa
keterpaksaan. Teori motivasi mencangkup tiga pandangan yaitu behavior,kognitif dan
humanistik dimana dalam masing-masing pandangan ini motivasi sangatlah di perlukan
dalam proses belajar untuk menuju kesuksesan. Tidak hanya itu motivasi juga
mempunyai beberapa faktor yang mepengaruhi yaitu cita-cita, kemauan siswa, kondisi
lingkungan serta kondisi siswa. Dalam hal ini kita sebagai seorang guru di tuntut agar
dapat memotivasi peserta didik agar tujuan dalam pendidikan tercapai dan membentuk
generasi yang mau berkembang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kabar Palmerah About Us Advertise Policy Pedoman Media Siber Career Contact Us
Copyright 2008 - 2021 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group).
All rights reserved.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/08/120000169/motivasi--pengertian-teori-
dan-jenisnya
Blog Gramedia Digital
https://www.gramedia.com/best-seller/teori-belajar/https://www.gramedia.com/best-
seller/teori-belajar/
Dimyati dan Mujiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
https://lpmpriau.kemdikbud.go.id/bentuk-bentuk-motivasi-di-sekolah-dan-faktor-faktor-
yang-mempengaruhi-motivasi-belajar/
http://www.jejakpendidikan.com/2017/10/pengertian-self-regulated-learning.html
https://susansutardjo.wordpress.com/tag/goal-orientation/

12

Anda mungkin juga menyukai