PESERTA DIDIK
MAKALAH KELOMPOK 2
Disusun sebagai syarat untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah “Perkembangan Peserta Didik”
(Dosen : Dr. Nuridin, M.Pd)
Disusun oleh:
Kelas IIA
Kelompok 2:
1. Fitri Indriana S. (34301600786)
2. Mazza Arofah (34301600797)
3. Mushthofiyah (34301600806)
4. Siti Yuliana Ambarsari S (34301600782)
1
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat , karunia serta
taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Karakteristik Perkembangan
dan Teori Perkembangan Peserta Didik ini dengan baik, meskipun banyak kekurangan
didalamnya, dan juga kami berterimakasih kepada Bapak, Nurriddin, S.Pd, M.Pd selaku dosen
mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Karakteristik Perkembangan dan Teori Perkembangan Peserta Didik.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi diri kita sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran.
2
Daftar Isi
Kata Pengantar...................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 3
B. Rumusan Masalah..................................................................... 3
C. Tujuan Masalah......................................................................... 3
BAB II ISI
A. Karakteristik Perkembangan Peserta Didik...................................... 4
B. Teori-Teori tentang Hakikat Perkembangan Pesrta Didik................ 13
C. Perbedaan Individual Peserta Didik.................................................. 16
D. Periodesasi Perkembangan Anak...............……............................ 19
AB III PENUTUP
A. KESIMPULAN……………………………………………………... 20
B. DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pendidik, mereka harus memiliki dasar empiris yang
kuat untuk mendukung profesi mereka sebagai pengajar. Seorang peneliti, memberikan beberapa
gambaran tentang perlunya teori perkembangan peserta didik untuk mendukung proses
pembelajaran di dalam kelas, serta beberapa contoh praktis untuk dapat menjadi bekal persiapan
profesionalitas para guru.
Sudah cukup jelas bahwa dari segi psikologis dan dari desain kurikulum itu sendiri, sangatlah
minim dibahas tentang karakteristik perkembangan dan teori perkembangan peserta didik.
Karakteristik dan teori yang sudah ada selama ini, hanya terfokus kepada kepentingan teoritis
semata. Sebagai contoh juga tentang karakteristik peserta didik dengan contoh kehidupan sehari-
hari.
Dari permasalahan di atas kita menyadari bahwa, sebuah teori pembelajaran sebaiknya juga
menyangkut suatu praktik untuk membimbing seseorang bagaimana caranya ia memperoleh
pengetahuan dan keterampilan, pandangan hidup, serta pengetahuan akan kebudayaan masyarakat
sekitarnya. Akan hal itu, mari kita susun beberapa teori yang mungkin membawa kita kepada
sebuah karakteristik perkembangan dan teori perkembangan peserta didik yang baik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan karakteristik perkembangan peserta didik?
2. Apa yang di maksud dengan teori perkembangan peserta didik?
3. Apa perbedaan individual peserta didik?
4. Apa periodesasi perkembangan perkembangan peserta didik?
5. Bagaimana cara mendidik peserta didik menurut karakteristik yang dimiliki masing-
masing peserta didik?
C. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik perkembangan peserta didik
2. Mengetahui teori-teori tentang hakikat perkembangan peserta didik
3. Mengetahui perbedaan individual peserta didik
4. Mengetahui periodesasi perkembangan anak
4
BAB II
ISI
5
2) Senang bergerak
Guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau
bergerak (moveable). Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama dirasakan
anak sebagai siksaan.
3) Anak senang bekerja dalam kelompok
Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak usia sekolah dasar belajar aspek-aspek
yang penting dalam proses sosialisasi, seperti belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar
setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerima tanggung
jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajari olahraga dan
membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak
untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi.
4) Senang merasakan atau melakukan, memperagakan sesuatu secara langsung
Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak
melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Sebagai contoh,
anak akan lebih memahami tentang pelajaran shalat jika peserta didik diajak langsung dengan
praktik bagaimana shalat itu dilaksanakan, dan seterusnya.
5) Anak suka cengeng
Pada anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin diperhatikan dan
dituruti semua keinginanya, mereka masih belum mandiri dan harus selalu dibimbing.
6) Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain
Pada usia SD, anak sudah dalam memahami apa yang diberikan guru, disini guru harus
dapat membuat atau menggunakan metoode yang tepat, misalnya dengan cara metode eksperimen
agar anak dapat memahami pelajaran yang diberikan dengan menemukan sendiri inti dari pelajaran
yang diberikan.
7) Senang diperhatikan
Di dalam suatu interaksi sosial, anak biasanya mencari perhatian teman atau gurunya,
mereka senang apabila orang lain memperhatikannya. Disini, peran guru untuk mengarahkan
perasaan anak tersebut denganmenggunakan metode tanya jawab.
8) Senang meniru
Dalam kehidupan sehari-hari, anak mencari sutau figure yang sering dia lihat dan ditemui.
Mereka kemudian menirukan apa yang dilakukan dan dikenakan orang yang ingin dia tiru tersebut.
Dalam kehidupan nyata, banyak anak yang terpengaruh acara televisI dan menirukan adegan yang
ada di dalamnya.
Seperti kita ketahui bahwa setiap anak memiliki fase/tahap dan ciri perkembangan yang
berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak yang lain .Perkembangan anak usia sekolah dasar
(6-12 tahun) memiliki ciri-ciri perkembangan sebagai .
6
Ciri-Ciri Perkembangan anak sekolah dasar usia 7 tahun.
1)Fisik
Padangan terbatas.
Bekerja dengan kepala diatas meja.
Mengenggam pensil (diujung).
Dapat menulis dengaan rapi.
Kadang-kaadaang tegang.
2)Sosial
Suka menyendiri ,tertutup.
Membutuhkan penguatan terus –menerus (aman dan teratur).
Kadang murung,sedih ,merajuk,malu.
Merasa tidak banyak orang yang menyukainya(berubah).
Kuat perasaan suka dan tidak suka.
3)Bahasa
Pendengar yang baik .
Pembicara yang tepat .
Suka dialog/percakapan berpasangan .
Suka sampaikan catatan kecil.
Berminat dengan bermacam-macam simbol .
4)Kognisi
Suka mengulang pelajaran .
Suka dibacakan .
Suka menghapus (ingin sempurna)
Suka bekerja sendiri.
Ingin menemukan bagaimana suatu benda berkerja.
7
3)Bahasa
Bicara aktif.
Melebihi –lebihksan dalam bicara.
Suka dalam menjelaskan gagasan
Perlu kosa kata yang yang sangat cepat
4)Kognisi
Suka kegiatan kelompok
Suka menghasilkan sesuatu
Sering bekerja dengan keras/kuat
Mulai mahir dalam ketrampilan dasar
Mulai merasakan kemampuan ketrampilan
8
Ciri-Ciri Perkembangan Anak Sekolah Dasar Usia 10Tahun.
1)Fisik
Perkembangan otot besar
Sangat membutuhkan waktu diluar ruang dan tantangan fisik.
Makanan ringan dan waktu istirahat membantu pertumbuhan tubuh
2)Bahasa
Pendengaran yang baik
Banyak membaca
Bekerja sama dan bersaing
Bersahabat dan bergembira
3)Kognisi
Daya ingat cukup produktif
Menyukai aturan dan hal –hal yang masuk akal
Kemampuan pada hal abstrak mulai meningkat
9
Ciri- CIRI Anak Sekolah Dasar Usia dasar 12 Tahun
1)Fisik
Energi tinggi
Butuh banyak istirahat
Dorongan pertumbuhan, tanda pubertas
Makan itu sangat dipentingkan
Pendidikan jasmani sangat dibutuhkan
2)Sosial
Mulai tampak kepribadian orang dewasa
Dapat memberikan alasan yang lebih masuk akal
Antusias dan tidak malu-malu
Berinisiatif untuk kegiatannya sendiri
3)Bahasa
Muncul kekasaran
Memiliki makna ganda,berkata –kata
Asik ngobrol dengan orang dewasa dengan bahasa gaul
4)Kognisi
Kemampuan memahami hal yang abstrak meningkat
Muncul kemampuan pada keterampilan
Sangat tertarik pada hal-hal terbaru politik
Berikut adalah beberpa masalah perkembangan psikologi anak usia sekolah dasar yang mungkin
saja/bisa terjadi.
1) Hiperaktif
Ini merupakan sebuah gangguan yang cukup sering terjadi. Seorang anak akan mendapatkan
sebuah gangguan prilaku dimana mereka cenderung bergerak aktif, bahkan super aktif di dalam
rumah atau di lingkungan permainan bersama dengan teman-temanya. Seorang anak dengan
masalah psikologi hiperaktif memerlukan penanganan yang begitu cepat.
2) Sulit berkonsentrasi
Anak dengan konsentrasi yang buruk bisa membuatnya kesulitan apabila harus belajar dalam
waktu lama dan mengerti mengenai beberapa materi pembelajaran.
3) Pemurung dan penyendiri
Mereka sangat sulit bergaul dan cenderung merasa malu dengan keadaan mereka sendiri. Anak-
anak seperti ini tidak boleh dibiarkan berlarut karena jiwa sosial mereka tidak bisa berkembang
jika selalu dibiarkan.
10
4) Masalah bicara
Rata-rata mereka mempunyai masalah mengenai artikulasi dimana pembicaraan yang mereka
lakukan kurang jelas dan sulit diterima oleh lawan bicara.
Wentzal dan Asher menyatakan bahwa para pakar perkembangan membedakan 3 tipe anak
yang tidak popular, yaitu sebagai berikut.
1) Anak yang diabaikan (neglected children): yaitu anak yang jarang dinominasikan seabai teman
terbaik, tetapi bukan yang tidak disukai oleh teman-teman dikelompoknya.
2) Anak yang ditolak(rejected children): yaitu anak yang jarang dinominasikan oleh seseorang
sebagai teman terbaik dan tidak disukai oleh kelompoknya, karena biasanya anak yang ditolak
adalah anak yang agresif, sok kuasa dan suka mengganggu.
3) Anak yang kontrovesi (controversial children) adalah anak yang sering didominasikan
keduanya, yaitu baik sebagai teman terbaik dan sebagai teman yang tidak disukai (Sntrock
(1997,325)).
Menurut Havinghurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi berikut.
a. Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktifitas fisik.
b. Membina hidup sehat
c. Belajar bergaul dan berkerja dalam kelompok.
d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin
e. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
f. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai.
h. Mencapai kepribadian pribadi.
Dalam upaya mencapai tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan
bantuan berupa berikut.
a. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
b. Melaksanakan pembelajran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar, bergaul,
dan bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosial berkembang.
c. Mengembangkan kegiatan pembelajran yang memberikan pengalaman yang konkret atau
langsung dalam membangun konsep.
d. Melaksanakn pembelajran yang dapat mengembangkan nilai-nilai sehingga siswa mampu
menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
11
c. Kecendrungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bersosialisasi, serta
keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
d. Senang membandingkan kaidah-kaidah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi
dalam kehidupan orang dewasa.
e. Mulai mempertanyakan secara skeptic mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan
Tuhan.
f. Reaksi dan eskpresi emosi masih labil.
g. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap prilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia
sosial.
h. Kecendrungan minat dan pilahan karier relative sudah lebih jelas.
Adanya karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru diharapkan
untuk melakukan hal berikut.
a. Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik-
topik yang berkenaan dengan anatomo dan fisiologi.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui kegiatan-
kegiatan yang positif.
c. Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok
kecil.
d. Meningkatkan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa.
e. Tampil menjadi teladan yang baik bagi siswa.
f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.
12
Berbagai karakteristik pengembangan masa remaja tersebut menuntut adanya pelayanan
pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, diataranya
seperti berikut.
a) Memberikan pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan
seksual dan penyalahgunaan narkotika.
b) Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap posturtubuh atau kondisi dirinya.
c) Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang sesuai
dengan minat dan bakatnya, seperti sarana olahraga, kesenian, dan sebagainya.
d) Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan
mengambil keputusan.
e) Melatih siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan penuh
godaan.
f) Menerapkan model pembelajran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis, reflektif dan
positif.
g) Membangun siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta.
h) Memupuk semangat keberagaman siswa melalui pembelajran agama terbuka dan lebih tolerin.
i) Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendenganrkan segala keluhan
dan problem yang dihadapinya.
13
B. Teori-Teori tentang Hakikat Perkembangan Peserta Didik
Berikut dijelaskan beberapa teori psikologi tentang hakikat manusia tersebut, terutama
diakaikan dengan perkembangan psikologi anak didik.
1. Teori Psikodinamika
Teori psikodinamika adalah teori psikologi yang berupaya menjelaskan hakikat dan
perkembangan tingkah laku (kepribadian) manusia. Teori ini dipelopori oleh Sigmund Freud
(1856-1939). Model psikodinamika yang diajukan Freud disebut teori psikoanalistis
(psychoanalutic theory). Menurut teori ini, tingkah laku manusia merupakan hasil tenagan yang
beroperasi di dalam pikiran, yang sering terjadi tampa disadari oleh individu.
Freud meyakini bahwa tingkah laku kita didorong oleh motif-motif di luar alam sadar kita
dan konflik-konflik yang tidak kita sadari. Menurut Freud, sedikit ide-ide, harapan-harapan, dan
implus-implus yang ada dalam diri individu dan yang menentukan tingkah laku mereka.
Sebaliknya, bagian dari pikiran yang lebih besar, yang meliputi harapan-harapan, kekuatan-
kekuatan, dorongan-dorongan yang bersifat instinktif kita yang terdalam, tetep berada dibawah
permukaan kesadaran (unconcious). Berdasarkan ide=ide pokok tentang tingkah laku manusia
tersebut, Freud kemudidn membedakan kepribadian manusia atas tiga unit mental atau struktur
psikis berikut
2. Teori behavioristik
Behavioristic adalah sebuah aliran dalam pembahasan tingkah laku manusia yang
dikembangkan oleh John B. Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi Amerika, pada tahun
1930, sebagai reaksi atas teori psikodinamika. Watson dan teoristik behavioristik lainnya,
sepertiSkinner (1904-1990), meyakini bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil dari
pembawaan genetis dan pengaruh lingkungan atau situasional. Menurut teoritikus behavioristik,
manusia sepenuhnya adalah manusia yang reaktif, yang tingkah lakunnya dikontrol oleh faktor-
faktor dari luar.
14
3. Teori Humanistik
Teori humanistik muncul pada abad ke-20 sebagai reaksi terhadap teori psikodinamika dan
behavioristik. Para teoristikus humanistik, seperti Carl Rongers (1902-1987) dan Abraham
Maslow (1908-1970) meyakini bahwa tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan sebagai hasil
dari konflik-konflik yang tidak disadarimaupun sebagai hasil pengondisian (conditioning) yang
sederhana.
Para teoritikus humanistik mempertahankan bahwa manusia memiliki kecendrungan
bawaan untuk melakukan self-actualization untuk berjuang menjadi apa yang mereka mampu.
Menurut Rongers, salah seorang tokoh aliran humanistik, prasayarat dari terpenting bagi
aktualisasi diri adalah konsep diri yang luas dan fleksibel. Rogers meyakini bahwa orang tua
mempunyai peran yang besar dalam membantu anak-anak mereka mengembangkan self-esteem
dan menempatkan mereka pada jalur self-actualization dengan menunjukkan unconditional
positive regard- memuji mereka berdasarkan nilai dari dalam diri mereka. Dengan pemberian
penghargaan dan penilaian yang bersifat positif, anak dapat mengembangkan self-actualization
dan self-concept yang bersifat positif.
15
Empirisme (empiri = pengalaman), tidak mengakui adanya pembawaan atau potensinya
dibawa lahir manusia. Dengan kata lain, bahwa anak manusia itu lahir dalam keadaan suci dalam
pengertian anak bersih tidak membawa apa-apa. Karena itu, aliran ini berpandangan bahwa hasil
belajar peserta didik besar pengaruhnya pada faktor lingkungan.
Dalam teor belajar mengajar, maka aliran empirismebertolak dari lockean tradition yang
mementingkan stimulasi eksternal dalam perkembangan peserta didik. Tokoh perintis aliran
empirisme adalah seorang filosof Inggris bernama Jhon Locke (1704-1932) yang mengembangkan
teori “tabula rasa” yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empiric
yang di peloreh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak.
dengan demikian, dipahai bahwa aliran empirisme ini, seorag pendidik memiliki peranan penting
terhadap keberhasilan belajar peserta didiknya.
7. Teori Konvergensi
Aliran konvergensi berasal dari kata kovergen, artinya bersifat menuju satu titik pertemuaan.
Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat, keturunan) maupun
lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan atau
disposisi telah ada pada masing-masing individu, yang kemudian karena pengaruh lingkungan
yang sesuai dengan kebutuhan untuk berkembangannya, maka kemungkinan itu lalu menjadi
kenyataan. Akan tetapi, bakat saja tampa pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan
perkembangan tersebut, tidak cukup.
Perintis aliran kovergensi adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan
bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia disertai pembawaan baik
maupun pembawaan buruk. Bakat yang dibawa anak sejak kelahirannya tidak berkembang baik
tampa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Jadi, seorang anak
memiliki otak yang cerdas, namun tidak didukung oleh pendidik yang mengarahkannya, maka
kecerdasan anak tersebut tidak berkembang.
Ketika aliran-aliran pendidikan, yakni nativisme, empirisme, dan konvergensi, dikaitkan dengan
teori belajar mengajar kelihatan bahwa kedua aliran yang telah disebutkan (nativisme-empirisme).
Mempunyai kelemahan. Adapun kelemahan yang dimaksud adalah sifat yang ekslusif dengan
cirinya eksterm berat sebelah. Sedangkan aliran yang terakhir (konvergens) pada umumnya
diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh-kembang seorang
peserta didik dalam kegiatan belajarnya. Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat tentang
factor-faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh kembang itu.
16
psyschology yang memberikan perhaian besar erhadap penelitian tentang perbedaan antar
individu.
Dalam tinjauan psikologi islam, perbedaan individual tersebut dipandang sebagai realitas
kehidpan manusia yang sengaja diciptakan Allah untuk dijadikan bukti kebesaran dan esemprnaan
ciptaan-Nya.Ketika menelasan tentang proses penciptaan ,dalam surat Al –Mu’minun ayat 12-
14.Allah telah memeberi isyarat akan perbedaan ini: Dan sesungguhnya Kami elah mencipaan
manusia dari sua sariai (berasal dari tanah .Kemudian Kami dijadikan saripati itu air mani (yang
disimpan )dalam tempat yang kukuh(rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah
lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segmpal daging itu Kami jadikan
tulang –belulang itu Kami bungkus dengan daging kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentk) lain.Maka sucilah Allah ,Pencipta yang paling baik.
Secara umum , perbedaan individual dibagi menjadi dua , yaitu perbedaan secara
vertikal dan perbedaan secara horizontal .Perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam
aspek jasmania , seperti bentuk tinggi, besar, kekuatan dan sebagainya .Berikut ini akan diuraika
beberapa aspek perbedaan individual peserta didik tersebut.
1. Perbedaan Fisik – Motorik
Perbedaan individual dalam fisik tidak ganya berbatas pada aapek – aspek yang teramati
oleh pancaindra, seperti bentuk atau tinggi badan , warna kulit, warna mata atau rambut , jenis
kelamin, nada suara atau bau keringat, mrlainkan mencakup aspek – aspek fisik yang tidak
dapat diamati melalui pancaindra.Perbedaan aspek fisik juga dapat dilihat dari kesehatan
peserta didik , seperti kesehatan mata dan telinga . Dalam hal kesehatan mata misalnya , akan
ditemui adanya peserta didik yang mengalami gangguan penglihatan , seperti rabun jauh, rabun
dekat, rabun malam, buta warna, dan sebagainya. Sedangkan dalah hal kesehatan telinga , akan
ditemui adanya peserta didim yang mengalami penyumbatan pada saluran liang telinga ,
ketegangan pada gendang telinga , terganggunya tulang -tulang pendengaran dan seterusnya.
2. Perbedaan Intelegensi
Intelegensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau intelektual dan merupakan
bagua dari proses kognitif pada tingkatan yang lebih tinggi Secara ilmu intelegensi dapar
17
dipahami sebagai kemampuannya beradaprasi dengan situasi yang baru secara cepat dan
efektif untuk megetahui tinggi rendahnya intelegenai peserra didik. Para ahli nengembangkan
instrume yang dikrnal “tes inteligensi” yang kemudian lebih popular dengan istilah intelligence
Qoutient, disingkat IQ. Berdasarkan hasil tes inteligensi , peserta didik dapat diklasifikasikan
sebagai berikut
Genius adalah sifat pembawaan luar biasa yang dimiliki seaeorang sehingga ia mampu
mengatasi kecerdasan orang orang biasa dalam pemikiran dan hasil karya . Sedangkan idiot
atau pandir adalah penederita lemah otak , yang hanya memiliki kemampuan berpikir setingkat
dengan kecerdasan anak yang berumur tiga tahun ( Murasal , 1998)
3. Perbedaan Kecakapan Berbahasa
Dari hasil beberapa penilitia bawa faktor nature and nuture( pembawaan dan lingkungannya)
sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Karena itu,tidak heran kalau antara inividu
yang satu dan yang lain berbeda dalam kecakapan bahasanya.Faktor yang mempengaruhi
perbedaan percakapan bahasa anak , yaitu faktor kecerdasan , pembawaan , lingkungan fisik,
terutama organ bicara , dan sebagainya.
4.Perbedaan Psikologis
18
Perbedaan psikologis peserta didik juga terlihat dari aspek psikologisnya . Ada anak yang
mudab tersenyum , gampang marah, berjiwa sosial , sangat egoistis, cengeng, pemalas, rajin,
dan ada pula anak yang pemurung dan sebagainya.
Persoalan psikolligis memang sangar kompleka dan sangat sulit dipahami secara tepat,
karena menyangkut apa yang ada dalam jiwa dan perasaan peserra didik .Bukan berarti
seodanf guru mengabaikan kondisi tersebut , guru dituntut untuk mampu memahami fenomena
– fenomena tersebut.Salah satu cara yang mungkin dilakukaan adalag dengan melakukan
pendekatan krpda peserta didik secara pribadi . Dengan cara ini, mungkin guru dapat mengenal
siapa sebenarnyapeaerta didim tersebut , keinginan -keinginannya , kebutuhan -kebutuhan
yang ingin dicapainya.
19
1.Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktif
Dasar yang digunkan untuk menentukan pembagian fase-fase perkembangan adalah materi
dan cara bagaimaa mendidik anak pada masa-masa tertentu . Pembagian seperti ini , antara lain
diberikan oleh masa-masa tertentu . Pembagian seperti ini antara lain diberikan oleh masa -masa
tertentu . Pembagian sepert ini antara lain diberika oleh Johan Amos Cimenius, seorang ahli didik
dari Moravia . Ia membagi fase-fase perkembanga berdasarkan tingkat sekolah yang didusuki anak
sesuai dengan tingkat usia dan menurut bahasa yang dipelajarinta disekolah.
a.Pada usia 0-6 tahun= fase sekolah ibu , merupaka masa mengembangka alat -alat indra dan
memperoleh pengetahuan dasar dibawah asuhan ibunya dilingkungan rumah tangga.
b.Pada usia 6-12 tahun =fase sekolah bahasa ibu, merupaka masa anak meengembangka daya
unfatnya dibawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini , mulai diajarkan bahasa
ibu(vernacular)
c.Pada usia 12-18 tahun= fase sekolag bahasa Latin , merupakan masa megembangnkan daya
pikirnya dibawah pendidikan sekolah menengah ( gymnasiym).Pada masa ini , mulai diajarkan
bahasa Latin sebagai bahasa asing
d. Pada usia 18-24=fase sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa nengembangkan
kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlangaunf dibawah perguruan tinggi.
2.Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-ciri Psikologis.
Peroide perkembangan berdasarkan ciri -ciri pskologis digunakan oleh beberapa ahli,
diantaranya Oswald Kroch. Ciri-ciri yang digunakan oleh Oswald Kroch adalah pengalaman
keguncangan jiwa yang dimafestasikan dalam bentuk sifat trirz atau aifat “keras kepala” dan ia
membagi fase perkembangan ini mejadi tiga.
a.Fase anak awal , umur 0-3 tahun . Pada akhir fase ini terjadi troz perrama yang ditandai dengan
serba membantah atau menentang orang lain.
b. Fase keserasian sekolah, 3-13 tahun.Pada akhir fase ini terjadi fase troz kedua yang ditandai
dengan anak serba membantah atau anak menentang orang lain bahkan ucapan orang tua.
c.Fase kematangan, umur 13-21 tahun.Fase ini terjadi terjadi setelah berakhirnya gejala-gejala troz
kedua, dimana anak mulai merasakannya kelebihan dan kekurangan yang ia miliki yang dihadapi
dengan sewajarnya.
20
BAB III
KESIMPULAN
Secara umum, perbedaan individual dibagi menjadi dua, yaitu perbedaan secara vertikal
dan perbedaan secara horizontal. Perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam aspek
jasmania, seperti bentuk tinggi, besar, kekuatan dan sebagainya. Periodesasi perkembangan anak
sendiri dibedakan menjadi dua, yaitu periodesasi perkembangan anak berdasarkan konsep Diduktif
dan periodesasi perkembangan anak berdasarkan cirri-ciri atau karakteristik psikologis. Ciri
perkembangan tersebut dapat di identifikasi melalui fisik, sosial, bahasa, dan kognisi. Masalah
perkembangan psikologi anak usia sekolah dasar yang mungkin saja bisa terjadi adalah hiperaktif,
sulit berkonsentrasi, pemurung dan penyendiri, dan masalah bicara. Teori-teori tentang Hakikat
Perkembangan Peserta Didik sendiri diantaranya adalah Teori Psikodinamika, Teori
Psikodinamika, Teori Humanistik, Teori Psikologi Transpersonal, Teori Nativisme (Teori yang
Berorientasi pada Biologi), Teori Empirisme (Teori Lingkungan), dan Teori Konvergensi.
21
DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz Alimatul Hidayat. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Medika Salemba.
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Kependidikan. Perangkat Sistem Pengajaran Modul.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Abubakar Baraja. Psikologi Perkembangan. Studia Press.
Aliah B. Purwakania Hasa. 2006. Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Dalyono. 2005. Bimpesdik “Psikologi Pendidikan”. Jakarta: Rineka Cipta.
Ending Poerwanti dan Nur Widodo. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Malang: UMM Press.
Imam Bawahi. 1985. Pengantar Ilmu Jiwa Perkembangan. Surabaya: Bina Ilmu.
Jahja Yurdik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
Kartini Kartono. 1989. Kamus Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.
22