Perkembangan kognitif
- Pemikirannya hingga tahap tertentu masih bersifat egosentris, akan tetapi
pemahamannya terhadap perspektif orang lain semakin meningkat.
- Ketidakmatangan kognitif mengarah pada ide tidak logis tentang dunia. Ingatan dan
bahasa meningkat.
- Kecerdasan lebih mudah diprediksi.
- Masuk pre-school adalah hal biasa, terlebih lagi taman kanak-kanak.
Perkembangan psikososial.
- Konsep diri dan pemahaman terhadap emosi tumbuh; penghargaan terhadap diri
adalah suatu hal yang global.
- Meningkatnya inisiatif, independen, kontrol diri,
- Identitas gender dibangun
- Permainan menjadi lebih imajinatif, elobaratif, dan lebih sosial. Kebersamaan, agresi,
dan rasa takut merupakan hal yang biasa muncul.
Perkembangan kognitif
- Egosentrisme menghilang, anak mulai berpikir logis, namun konkret.
- Meningkatnya kemampuan daya ingat dan keterampilan berbahasa.
- Keunggulan kognitif memungkinkan anak mendapatkan keuntungan dari sekolah
formal
Perkembangan psikososial
- Konsep diri menjadi kompleks, dan mempengaruhi kepercayaan diri.
- Pengaturan bersama/ koregulasi merefleksikan perubahan gradual dalam kontrol dari
orang tua kepada anak
- Teman sebaya menjadi sesuatu yang penting.
Perkembangan Masa Pertengahan Dan Akhir Masa Anak-Anak
Periode ini berlangsung dari usia 6 tahun hingga tiba saatnya individu menjadi matang
secara seksual. Permulaan masa pertengahan dan akhir masa anak-anak ini ditandai dengan
masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan
bagian besar dalam pola kehidupannya. Sebab, masuk kelas satu merupakan peristiwa
penting bagi anak yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam sikap, nilai, dan perilaku.
1. Perkembangan Fisik
a) pertumbuhan dan perkembangan tubuh
Dalam perkembangan fisik, masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan
periode pertumbuhan fisik yang lambat yang relative seragam sampai mulai terjadi
perubahan-perubahan pubertas. Pertumbuhan fisik cenderung lebih stabil atau tenang
sebelum memasuki masa remaja yang pertumbuhannya begitu cepat. Masa yang tenang ini
diperlukan oleh anak untuk belajar berbagai kemampuan akademik. Anak menjadi lebih
tinggi, lebih berat, lebih kuat, serta belajar berbagai keterampilan. Selama masa akhir anak-
anak, tumbuh tinggi sekitar 5-6% dan berat sekitar 10% setiap tahun. Pada usia 6 tahun tinggi
rata-rata anak adalah 46 inci dengan berat 22,5 kg. Kemudian pada usia 12 tahun tinggi anak
mencapai 60 inci 42,4 kg. Kenaikan tinggi dan berat badan bervariasi antara anak satu dengan
anak yang lain. Peran kesehatan dan gizi sangat penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak.
b) Otak
Menjadi lebih stabil namun perubahan signifikan dalam berbagai struktur dan daerah otak tetap
berlangsung.Jalur otak dan sirkuit yang melibatkan korteks prefrontal, level tertinggi pada
otak terus meningkat. Kemajuan ini terkait dengan peningkatan atensi, penalaran dan kognisi
pada anak.
c) Perkembangan Motorik
Keterampilan motorik menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi
Meningkatnya myelinasi dari sistem syaraf pusat dapat terlihat dalam peningktaan
keterampilan motorik halus
d) Olahraga
Olahraga berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.
Meningkatnya latihan pada anak-anak memberikan hasil yang positif
Orang tua dan sekolah berperan penting dalam tingkat olahraga anak-anak.olahraga terkait dengan
perkembangan kognitif anak-anak.
Kegemukan
Menjadi masalah kesehatan yang semakin tinggi
Penyakit kardiovaskular
Tidak banyak dijumpai pada anak-anak. Tapi lingkungan dan perilaku di masa kanak-
kanak dapat menabur benih penyakit kardiovaskular di masa dewasa.
Kanker
Penyebab terbesar kedua kematian anak-anak yang berusia 5-14 tahun di AS. Julah
penderita kanker anka-anak sedikit meningkat beberapa tahun terakhir
f) Cakupan kebutuhan khusus
a. Kesulitan belajar
Seorang anak dengan kesulitan belajar memiliki kesulitan dalam belajar yang
meiputi peahaman atau mengunkan bahasa lisan. Maupun tulisan dan kesulitan tsb
terlihat dalam hal mendengar, berfikir, membaca, menulis, dan mengeja. Tiga
macam kesulitan belajar pada anak adalah : disleksia, disgrafia, diskalkula
b. ADHD
c. Gangguan emosi dan perilaku
d. Gangguan spektrum autisme (gangguan autistik, sindrom asperger)
Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah pengetahuan yang luas mengenai berpikir dan mengamati, kognitif
adalah tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang
dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan tersebut.[2]
a) Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
Menurut Piaget, operasi adalah hubungan-hubungan logis diantara konsep-konsep
atau skema-skema. Sedangkan operasi kongkrit adalah aktifitas mental yang difokuskan pada
objek-objek dan peristiwa-peristiwa nyata atau konkrit yang dapat diukur.
Anak akan melalui tiga macam proses yang disebut operasi-operasi, yaitu :
Negasi (negation). Pada masa pra-operasional anak hanya melihat keadaan permulaan dan
akhiran dari deretan suatu benda. Hubungan timbal balik (resiprokasi). Ketika anak melihat
bagaimana deretan benda itu diubah, anak mengetahui bahwa deratan benda itu berubah dan
posisinya tidak sama dengan yang semula, tetapi anak mengetahui bahwa jumlah benda itu
sama. Identitas, anak pada masa konkrit operasional sudah bisa mengenal satu persatu benda
yang ada pada deretan itu. Anak bisa menghitung, sehingga meskipun benda dipindahkan
anak dapat mengatahui bahwa jumlahnya akan tetap sama.
b) Pemrosesan Informasi. Selama masa ini, sebagian besar anak memperlihatkan kemajuan
dramatis dalam mempertahankan dan mengendalikan atensi. Perubahan lain dalam
pemrosesan informasi selama masa kanak-kanak tengah dan akhir mencakup memori,
pemikiran, dan metakognisi.
Perkembangan Memori
Pada usia 7 tahun, seorang anak memasuki tahap operasional konkret. Dinamakan
demikian karena pada saat ini anak dapat menggunakan operasi mental untuk memecahkan
masalah konkret (actual). Anak dapat berpikir logis ketimbang sebelumnya karena pada saat
ini mereka dapat mengambil berbagai aspek dari situasi tersebut kedalam pertimbangan.
Walaupun demikian, mereka masih dibatasi untuk berpikir tentang situasi yang sebenarnya
pada saat itu saja.[4]
Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar, maka kemampuan kognitifnya turut
mengalami perkembangan yang pesat. Karena dengan masuk sekolah, berarti dunia dan minat
anak bertambah luas, dan dengan meluasnya minat maka bertambah pula pengertian tentang
manusia dan obyek-obyek yang sebelumnya kurang berarti bagi anak. Dalam keadaan
normal, pikiran anak usia sekolah berkembang secara berangsur-angsur. Kalau pada masa
sebelumnya daya pikir anak masih bersifat imajinatif dan egosentris, maka pada usia sekolah
dasar ini daya pikir anak berkembang kearah berpikir konkrit, rasional dan objektif. Daya
ingatnya menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada dalam suatu stadium
belajar.[5]
Selama tahun-tahun pertengahan dan akhir, anak-anak menunjukkan perubahan-
perubahan penting sebagai mereka mengorganisasi dan mengingat informasi. Setelah anak
berusia 7 tahun tidak terlihat peningkatan yang berarti. Cara mereka memproses informasi
berbeda dengan orang dewasa. Memori jangka panjang pada anak terlihat peningkatan seiring
dengan penambahan usia selama masa pertengahan dan masa akhir anak-anak. Hal ini karena
memori jangka panjang sangat tergantung pada kegiatan belajar individu ketika mempelajari
dan mengingat informasi.
Meskipun pada masa pertengahan dan akhir masa anak-anak tidak terjadi peningkatan
yang berarti dalam memori jangka panjang, malah menunjukkan keterbatasan, namun selama
periode ini mereka berusaha mengurangi kererbatasan tersebut menggunakan strategi memori
(memory strategy), yaitu perilaku yang disengaja yang digunakan untuk meningkatkan
memori.
Menurut Marlin, ada empat strategi memori, yaitu rehearsal, organization,
imagery, dan retrieval. Rehearsal (pengulangan) adalah salah satu strategi meningkatkan
memori dengan cara mengulangi berkali-kali informasi setelah informasi tersebut
disajikan. Organization (organisasi) seperti pengkategorian dan pengelompokan, merupakan
strategi memori yang sering digunakan orang dewasa.Imagery (perbandingan) adalah tipe
dari karakteristik pembayangan dari seseorang. Memori anak kelas satu sekolah dasar
meningkat setelah mereka dilatih membentuk perbandingan
interaktif. Retrieval (pemunculan kembali) adalah proses mengeluarkan atau memunculkan
informasi dari memori.
Di samping strategi-strategi di atas, juga terdapat hal lain yang mempengaruhi
memori anak, seperti usia, sikap, motivasi, dan lain-lain.
Intelegensi (IQ)
Intelegensi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah serta beradaptasi dan
belajar dari pengalaman.
Tes Binet dan Skala Wechsler
x
3. Perkembangan psikososial
Dunia psikologi anak menjadi lebih kompleks dan berbeda dengan masa awal anak.
Hubungan dengan keluarga dan teman sebaya memainkan peranan yang penting. Sekolah dan
hubungan para guru menjadikan aspek kehidupan anak menjadi terstruktur. Pemahaman anak
terhadap diri “self” berkembang.[8]
a) Perkembangan Pemahaman Diri
Pada usia sekolah dasar, pemahaman diri atau konsep diri anak mengalami perubahan
yang sangat pesat. Menurut Santrock, perubahan ini meliputi : Karakteristik Internal, anak-
anak pada masa pertengahan dan akhir lebih cenderung mendefinisikan dirinya melalui
keadaan-keadaan dalam yang subjektif daripada melalui kadaaan luar. Karakteristik aspek-
aspek sosial, selama tahun-tahun sekolah dasar, aspek-aspek sosial dari pemahaman diri juga
menimgkat. Anak sekolah dasar seringkali menjadikan kelompok-kelompok sosial sebagai
acuan dalam menjelasakan diri mereka. Karakteristik Perbandingan Sosial, pada tahap ini nak
usia sekolah cenderung membedakan diri mereka dengan orang lain.
b) Perkembangan dengan Teman Sebaya
Menurut Barker dan Wright anak usia 2 tahun menghabiskan 10% dari waktu
siangnya untuk berinteraksi dengan teman sebaya. Pada usia 4 tahun, waktu yang dihabiskan
untuk teman sebaya adalah 20%. Sedangkan anak usia 7-11 tahun meluangkan waktu lebih
dari 40% untuk teman sebaya.
c) Pembentukan Kelompok.
Pembentukan kelompok teman, anak usia sekolah dasar lebih menekankan pentingnya
aktivitas bersama, seperti berbicara, mendengarkan musik, bermain game, dan lain-lain,
merupakan dasar bagi terbentuknya kelompok teman sebaya.[9]
B. Tugas Perkembangan Pada Masa Pertengahan dan Akhir Anak-Anak
Dalam rentang kehidupannya, manusia melewati tahap-tahap perkembangan dimana
setiap tahap memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai dan diselesaikan.
Sebagian besar dari kita ingin berusaha menguasai dan menyelesaikannya pada waktu yang
tepat. Beberapa orang dapat berhasil, sedangkan yang lain kemungkinan tidak berhasil atau
terlalu cepat dari tahap yang seharusnya. Menurut Havighurst tugas perkembangan pada masa
usia pertengahan dan masa akhir anak-anak.
1. Masa Usia Pertengahan :
a) Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga Negara.
b) Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab
dan bahagia.
c) Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang untuk orang dewasa.
d) Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai suatu individu.
e) Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahanfisiologis yang terjadi pada
tahap ini
f) Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier pekerjaan
g) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.
2. Akhir masa kanak-kanak mempunyai tugas, yaitu:
a) Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum.
b) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.
c) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.
d) Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.
e) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung.
f) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
g) Mengembangkan hati nurani, pengertian, pengertian moral dan tata dan tingkatan nilai.
h) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga atau mencapai
kebebasan pribadi.[10]
Sedangkan menurut Syamsu Yusuf, tugas perkembangan pada masa akhir anak-anak
meliputi:
a) Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.
b) Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis.
c) Belajar bergaul dengan teman sebaya.
d) Belajar memainkan peranan sesuai jenis kelaminnya.
e) Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.
f) Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.
g) Mengembangkan kata hati.
h) Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.
i) Mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga.[11
Perkembangan emosi
a. Perubahan perkembangan
Meningkatkan pemahaman emosi
Meningkatkan pemahaman bahwa dalam sebuah situasi kita dapa mengalamilebih
dari satu emosi
Meningkatkan kecenderungan untuk lebih menyadarikejadian-kejadian yang
menyebabkan reaksi emosi
Meningkatnya kemampuan untuk menekan atau mengungkapkan reaksi emosi negatif
Mengunakan strategi inisiatif diri untuk mengarahkan kembali perasaan-perasaan
Kapasitas untuk bereaksi secara tulus
b. Coping terhadap stres
Menyakinkan anak-anak akan keselamatan dan keamanan mereka
Membiarkan anak-anak menceritakan kembali berbagai peristiwa yang dialami
dan sabar ketika mendengarkan
Mendorong anak-anak untuk menceriakan perasaan yang menganggu.
Melindungi anak-anak agar idak dihadapkan pada situasi yang mengejutkan
Membantu anak-anak untuk memahami peristiwa yang mereka alami
Perkembangan moral
Perkembangan kohlberg
1. Penalaran prakonvensional
Tahap I : moralitas heteronomi
Pemikiran moral terkait hukuman
Tahap II : individualisme, tujuan instrumenl dan pertukaran
Individu berfikir bahwa berusaha memuaskan kependingannya sendiri adalah
layak dan mereka juga membiarkan orla berindak serupa
2. Penalaran konvensional
Tahap III : ekspektasi, interpersona, timbal bali, relasi dan konformitas interpersonal
Individu menghargai kepercayaan kepedulian dan loyalitas
Tahap IV : moralitas sistem sisem sosial
Didasarkan pada pemahaman mengenai keterauran sosial, hukum, keadilan, dan tugas
3. Penalaran pascakonvensional
Tahap V : kontrak sosial atau kegunaan dan hak individu
Tahapan ini individu menalar bahwa berbagai nilai, hak dan prinsip perlu melandasi
hukum
Tahap VI : prinsip etika universal
Tahapan ini, seseorang mengembangkan sebuah standar moral berdasarkan hak asasi
manuasia secara universal
2. Keluarga
Perubahan perkembangan dalam relasi org tua anak
Orang tua sbg manager
Keluarga
3. Kawan-kawan sebaya
Perubahan perkembangan
Status kawan sebaya
Kognisi sosial
Bullying
Sahaba
4. Sekolah
Pendekatan kontemporer mengenai pembelajaran siswa
Status sosioekonomi dan etnisitas
Referensi:
Papalia, D. E. (2010). Human Development (Psikologi Perkemabangan). Jakarta: kencana.
Santrock, J.W. (2012). Life Span Development Ed.13 Jilid 1. Jakarta : Penerbit erlangga