Anda di halaman 1dari 8

PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK AWAL

(Rentang usia: 3 sd 6/7 tahun, “Usia Pra-Sekolah”)

Sofa Amalia, S.Psi., M.Si

A. Perkembangan Fisik
1. Petumbuhan dan Perubahan Tubuh

a) TB dan BB
Saat usia anak-anak awal, rata-rata tinggi anak akan bertambah ± 5-6 cm/tahun
dan pertambahan berat tubuh ± 2-3 kg/tahun. Ketika usia mereka bertambah,
persentase TB dan BB akan menurun tiap tahunnya.

Selama tahun-tahun ini tubuh anak-anak perempuan hanya sedikit lebih kecil
dan sedikit lebih ringan dibandingkan tubuh anak laki-laki. Selama usia
prasekolah, anak perempuan dan anak laki-laki terlihat lebih kurus karena
tungkai mereka bertambah tinggi.

Pertambahan lemak tubuh juga munurun secara tetap. Bayi yang gemuk sering
kali terlihat kurus di akhir masa anak-anak awal. Anak perempuan memiliki
jaringan lemak yang lebih banyak dibanding anak laki-laki, namun anak laki-laki
lebih banyak memiliki jaringan otot dibanding anak perempuan.

Pola pertumbuhan saat anak-anak awal mulai variatif dan individual, misal:
beberapa anak lebih tinggi dari yang lain, lebih pendek dari yang lain, lebih
gemuk dari yang lain, atau lebih kurus dari yang lain. Variasi ini juga dipengaruhi
oleh faktor herediter dan asupan nutrisi dari anak.

b) Otak
Salah satu perkembangan fisik terpenting pada usia ini adalah perkembangan
otak dan berbagai bagian dari sistem syaraf yang terus mengalami
perkembangan secara terus-menerus (Nelson, 2011). Perkembangan yang
terjadi pada otak akan terus berlangsung selama masa anak-anak hingga masa
remaja (Blackmore, 2010; Romer dkk, 2010). Ketika usia 3 tahun ukuran otak
¾ ukuran otak dewasa, ketika usia 6 tahun otak telah mencapai 95% ukuran
otak dewasa.
Kondisi sistem syaraf pada usia anak-anak awal adalah peningkatan selubung
pada akson, karena pemrosesan informasi dan koordinasi yang semakin baik,
membuat akson mengalami myelinasi, dimana akson tertutup dan terisolasi
dengan lapisan sel lemak. Myelinasi penting dalam perkembangan sejumlah
kemampuan anak, contoh: myelinasi antara di area otak terkait koordinasi
tangan dan mata yang menjadi semakin baik hingga usia 4 tahun

Pada usia 3-6 tahun pertumbuhan area otak yakni “Lobus Frontal” mengalami
peningkatan, melibatkan tindakan perencanaan, pengorganisasian,
mempertahankan atensi terhadap tugas.

2. Perkembangan Motorik
a) Ketrampilan motorik kasar
Anak-anak dapat melangkahkan kakinya secara lebih yakin dan bertindak
dengan tujuan tertentu. Anak-anak akan melakukan aktivitas berkeliling dan
mengeksplorasi lingkungan secara mandiri dengan kedua kakinya.

Ketika usia 3 tahun anak gemar melakukan kegiatan sederhana, seperti


melompat, serta berlari kesana-kemari, bergerak kedepan dan kebelakang.
Mereka melakukannya dengan kegembiraan dan bangga karena memperlihatkan
kemampuan mereka dalam beraktivitas.

Pada usia 4 tahun aktivitas yang dilakukan lebih kompleks dan berani, misal:
memanjat, bergelantungan, meniti jalan setapak di alat-alat gymnasium. Untuk
memperlihatkan kemampuan atletik. Ketika usia 5 tahun anak sering melakukan
kegiatan-kegiatan motorik yang mendebarkan jantung, misal: lomba berlari
kencang (uji nyali untuk olah fisik)

b) Ketrampilan motorik halus


Usia 3 tahun anak mulai bisa mengambil benda-benda dengan ukuran kecil,
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk, membangun Menara dengan lego/balok,
mampu bermain puzzle senderhana.

Usia 4 tahun menunjukkan kemajuan substansial, anak menjadi lebih cermat.


Usia 5 tahun anak memperlihatkan kemajuan, Ia mampu tangan, lengan, dan
tubuh sesuai dengan komando mata.

3. Tidur
Rekomendasi para ahli untuk tidur tiap malam selama 11-13 jam. Serta waktu tidur
dengan dua waktu tidur, yakni tidur sepanjang malam, dan sekali tidur siang tanpa
terganggu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang mengalami masalah
tidur akan menunjukkan gejala depresi dan kecemasan daripada anak-anak yang
tidak mengalami masalah tidur.

4. Nutrisi dan Olahraga


Kebiasaan makan merupakan aspek penting bagi perkembangan usia anak-anak
awal. Segala sesuatu yang dimakan akan mempengaruhi pertumbuhan tulang,
bentuk tubuh, dan kerentanan terhadap penyakit (imunitas), selain itu olahraga dan
aktivitas fisik juga penting bagi perkembangan anak.
Rekomendasi bagi aktivitas fisik anak usia prasekolah adalah 2 jam perhari, terkait
aktivitas terstruktur ataupun tidak terstruktur. Aktivitas fisik dapat berupa bermain di
luar ruangan, pentingnya keterlibatan orang tua/keluarga, serta penerapan aktivitas
fisik sebagai kurikulum di pendidikan pra sekolah.

Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian terkait nutrisi dan aktivitas fisik adalah:
1) Obesitas
2) Malnutrisi

5. Penyakit dan Kematian


Unicef menyimpulkan bahwa kematian dibawah usia 5 tahun terjadi karena: (1)
kesehatan nutrisi dan pegetahuan ibu mengenai Kesehatan; (2) imunisasi; (3)
dehidrasi; (4) ketersediaan layanan Kesehatan bagi ibu dan anak; (5) pendapatan
dan ketersediaan nutrisi di keluarga; (6) ketersediaan air bersih dan sanitasi; (7)
keamanan menyeluruh di lingkungan.

Hal yang perlu dibentuk adalah pengajaran yang baik untuk anak, kesadaran
keluarga, optimaliasasi dukungan dari sekolah, teman sebaya dan komunitas.

B. Perkembangan Kognitif
Anak prasekolah memiliki sifat kreatif, bebas dan penuh fantasi. Imajinasi anak meningkat
dan kemampuan mental digunakan untuk memahami dunia.

1. Tahap Praoperasional Piaget


• Berlangsung pada usia 2-7 tahun
• Anak mulai merepresentasikan dunia melalui kata-kata, bayangan dan
gambar. Mulai melakukan nalar namun didominasi oleh egosentrisme dan
keyakninan magis
• Operasi adalah serangkaian aksi yang diinternalisasi, memungkinkan anak
untuk melakukan secara mental apa yang dulunya mereka lakukan secara
fisik
Dua subtahap praoperasional:
a) Fungsi Simbolik
Usia 2-4 tahun anak mampu membayangkan penampilan objek yang tidak
hadir secara fisik. Anak-anak menggunakan coretan-coretan untuk
merepresentasikan manusia, rumah, mobil, awan, dsb; mulai menggunakan
Bahasa dan terlibat dalam permainan pura-pura; tidak menaruh perhatian
pada realitas; suka pada hal-hal yang berbau khayalan.

Keterbatasan dalam aspek kognitif di usia ini adalah:


1) Egosentrisme
Ketidakmampuan dalam membedakan antara perspektif sendiri dan
perspektif orang lain.
2) Animisme
Keyakinan bahwa benda-benda mati memiliki kualitas yang seolah-
olah hidup dan mampu beraksi, misal: jalannya nakal, karena
membuat saya jatuh.

b) Berpikir intuitif
Usia 4-7 tahun anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin
mengetahui jawaban terhadap segala jenis pertanyaan (banyak mengajukan
pertanyaan). Anak mengembangkan ide-idenya sendiri mengenai dunia
dimana Ia tinggal, idenya masih sederhana, dan belum terlalu baik dalam
penyelesaian masalah.
• Keterbatasan pada tahap praoperasional, yakni: pemusatan (centration) dan
konservasi.
• Pemusatan adalah memusatkan atensi atau perhatian pada sebuah
karakteristik sehingga mengesampingkan karakteristik lainnya.
• Konservasi adalah kesadaran bahwa mengubah penampilan suatu objek atau
suatu substansi tidak mengubah kuantitasnya.

2. Teori Vygotsky
• Anak-anak Menyusun pemikiran dan pemahamannya melalui interaksi sosial
• Zona Perkembangan Proximal (ZPD), bahwa tugas-tugas yang terlalu sulit untuk
dikuasai anak, dapat dikuasai oleh anak melalui bantuan-bantuan dari orang
disekitar (misal: orang dewasa disekitar dan anak-anak lain yang lebih terampil)
• Scaffolding merupakan konsep terkait ZPD dimana scaffolding adalah mengubah
level dukungan. Ketrampilan yang dimiliki anak akan menentukan level
dukungan yang diperoleh, misal: dibantu secara menyeluruh, bantuan melalui
instruksi, seiring pertambahan kompetensi bimbingan yang diberikan akan
dikurangi
• Vygotsky terkenal dengan teori tentang perkembangan Bahasa, dimana dialog
menjadi alat Scaffolding juga menjadi salah satu hal penting untuk
perkembangan Bahasa anak
• Tujuan dari percakapan/dialog tidak hanya untuk perkembangan komunikasi dan
interaksi sosial namun juga sebagai bantuan untuk menyelesaikan tugas. Bahasa
dan pemikiran akan berkembang secara beriringan.

3. Pemrosesan Informasi
a) Atensi
Kegiatan memfokuskan diri terhadap informasi tertentu. Kemampuan atensi
anak meningkat secara signifikan pada usia prasekiolah, misal: anak mampu
memperhatikan TV selama setengah jam.
• Atensi eksekutif
Melibatkan perencanaan, mengalokasikan perhatian menuju sasaran,
mendeteksi kesalahan dan kompensasinya, mengawasi perkembangan
tugas, serta menghadapi situasi yang sulit dan rumit
• Atensi yang tertahan
Keterlibatan yang jauh dan mendalam dengan sebuah objek, tugas, dan
kejadian atau aspek dari lingkungan
b) Memori
Memori jangka pendek meningkat selama masa anak-anak awal. Memori jangka
pendek dimana anak mampu untuk mempertahankan informasi selama 30 detik,
dengan asumsi informasi tidak diulang.
c) Strategi dan pemecahan masalah
Strategi untuk mengulang-ulang informasi dan mengorganisasikan agar dapat
mengingat secara efektif.
d) Theory of Mind
Kesadaran seseorang tentang proses mentalnya sendiri dan proses mental orang
lain, misal: kesadaran tentang emosi orang lain, keinginan dalam diri, persepsi
akan diri.
4. Perkembangan Bahasa
• Selama usia prasekolah anak-anak secara bertahap menjadi lebih sensitive
terhadap bunyi dan kata-kata yang diucapkan dan semakin mampu
menghasilkan bunyi dari Bahasa mereka.
• Secara gradual mampu untuk melakukan percakapan secara baik
• Kemampuan literasi anak berkembang (membaca dan menulis), membutuhkan
dukungan orang tua dan guru untuk mengembangkan kemampuan literasi.
Anak-anak menjadi partisipan aktif dan terlibat dalam berbagai pengalaman
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis melalui aktivitas-aktivitas yang
menarik.
• Stimulasi di rumah dan penyediaan materi pembelajaran yang menarik menjadi
pengalaman literasi yang baik bagi anak usia prasekolah

5. Pendidikan di masa anak-anak awal


Variasi pendidikan masa anak-anak awal:
• Taman kanak-kanak yang berpusat pada anak. Pendidikan yang sesuai dengan
perkembangan fisik, kognitif, dan sosio emosi anak, melibatkan pengalaman
langsung, belajar dengan bermain
• Pendekatan Montessori. Anak diberi kebebasan dan spontanitas dalam memilih
berbagai aktivitas. Anak diizinkan beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lain
sesuai kehendak, guru sebagai fasilitator.
• Variasi pendidikan yang lain, juga perlu diperhatikan pendidikan yang sesuai
untuk anak-anak yang kurang beruntung

C. Perkembangan Sosio-emosi
1. Perkembangan Emosi dan Kepribadian
a) Self (diri)
• Memperlihatkan kemajuan dalam self-recognition atau pengenalan diri.
• Inisiatif vs rasa bersalah
• Pemahaman diri (self-understanding), (1) mencakup pengenalan diri,
dari karakteristik material (ukuran, bentuk, warna), membedakan dirinya
dengan orang lain melalui atribut fisik dan material; (2) mendeskripsikan
menurut aktivitas-aktivitas fisik, seperti bermain; (3) gambaran positif
terhadap diri secara berlebihan
• Memahami orang lain, (1) mulai mempersepsikan orang lain, misal:
guruku baik sekali; (2) pemahaman terhadap orang lain belum tentu
akurat; (3) komitmen bersama

b) Perkembangan Emosi
• Menekspresikan emosi
Emosi terkait kesadaran diri berkembang secara signifikan, misal: bangga
dan rasa bersalah. Emosi ini lebih terlihat karena akan melihat bagaimana
respon orang tua/orang sekitar terhadap tingkah laku yang mereka
tunjukkan.
• Memahami emosi
Anak makin memahami suatu situasi dapat menimbukan emosi tertentu,
ekspresi wajah mengindikasikan emosi tertentu, emosi mempengaruhi
perilaku, serta emosi dapat digunakan untuk mempengaruhi emosi orang
lain.
• Regulasi emosi
Kemampuan anak untuk mengelola tuntutan dan konflik yang dihadapi
ketika berinteraksi dengan orang lain. Orang tua berperan penting dalam
membantu anak untuk meregulasi emosinya, bagaimana mengatasi
emosi secara efektif.
c) Perkembangan Moral
Mencakup perkembangan pikiran, perasaan, dan perilaku menurut aturan dan
kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan dan seharusnya tidak
dilakukan ketika berinteraksi dengan orang lain
• Perasaan moral
• Penalaran moral
• Perilaku moral
d) Gender
• Identitas gender
Pengahayatan sebagai laki-laki atau perempuan, mulai terbentuk pada
usia 3 tahun
• Peran gender
Ekspektasi sosial yang menentukan bagaimana para laki-laki dan
perempuan seharusnya berpikir, bertindak, dan merasa
• Tipe gender
Penerapan status gender laki-laki dan perempuan
• Pengaruh sosial (orang tua, teman sebaya) dan pengaruh kognitif (skema
gender) terkait gender

2. Pengasuhan
a) Gaya Pengasuhan (Baumrind), terkait dengan kontrol/tuntutan dan
responsivitas dari orang tua.
• Pengasuhan otoritarian (otoriter/hukuman)
• Pengasuhan otoritatif (demokratis)
• Pengasuhan melalaikan (neglectful)
• Pengasuhan memanjakan (indulgent/permisif)
b) Pengasuhan Bersama (Coparenting)
Keterlibatan Bersama antara ibu dan ayah dalam pengasuhan anak. Studi tervaru
adalah terkait bagaimana keterlibatan ayah dalam pengasuhan
c) Perlakuan yang salah pada anak
• Kekerasan fisik
• Pengabaian anak (kegagalan menyediakan kebutuhan dasar)
• Kekerasan seksual
• Kekerasan emosional (kekerasan verbal yang mempengaruhi kondisi
psikologis anak)

3. Relasi dengan Kawan Sebaya


a) Relasi dengan kawan sebaya
Fungsi kelompok kawan sebaya pada anak: (1) menyediakan informasi dan
sumber perbandingan mengenai dunia diluar keluarga; (2) Anak menerima
umpan balik mengenai kemampuan diri dari kelompok kawan sebaya; (3)
evaluasi yang mereka lakukan (lebih baik, sama baik, lebih buruh) dibanding
anak-anak lain.
b) Bermain
• Interaksi dengan kawan sebaya semasa anak-anak awal dilakukan
dengan kegiatan bermain
• Bermain merupakan salah satu aktivitas menyenangkan
• Fungsi bermain: penting bagi perkembangan kognitif dan sosio-emosi
anak, membantu anak untuk mengatasi kecemasan dan konflik-konflik
yang sedang dihadapi
• Tipe-tipe permainan:
1) Permainan sensorimotor dan praktis
a. Permainan praktis
b. Permainan pura-pura/simbolik
2) Permainan sosial
3) Permainan konstruktif (permainan untuk meningkatkan kognitif dan
sosial)
4) Games (memiliki aturan dan bersifat kompetitif)
c) Pengaruh TV dan Smartphone
• Fenomena di masyarakat dimana banyak anak yang mengalami
agresivitas akibat tayangan yang ditonton anak
• Dampak positif dan negatif dari TV dan smartphone

Anda mungkin juga menyukai