Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK TENGAH DAN AKHIR

“Usia Sekolah (6/7 tahun sd 11/12 tahun)”

Sofa Amalia, S.Psi., M.Si

A. PERKEMBANGAN FISIK
1. Perubahan Fisik dan Kesehatan
a) Pertumbuhan dan Perubahan Tubuh
Pertumbuhan masa anak-anak awal hingga pertengahan berlangsung secara
lambat namun konsisten. Terkait pertumbuhan masa ini merupakan periode
tenang sebelum akhirnya mereka mengalami pertumbuhan yang cepat
(growth spurt) di masa remaja.

Selama usia sekolah anak-anak bertambah tinggi antara 5 – 7,62


cm/tahunnya. Pertumbuhann berat badan sebesar 2,26 – 3,17 kg/tahunnya.
Pertambahan berat badan terutama terkait peningkatan ukuran kerangka,
sistem otot, maupun ukuran berat organ tubuh. Pada usia ini biasanya anak
laki-laki lebih kuat dibandingkan anak perempuan, karena memiliki jumlah
sel otot yang lebih banyak.
b) Otak
Teknik pencitraan otak (MRI) menunjukkan terjadi perubahan otak selama
masa anak-anak tengah dan akhir, perubahan ini terkait dengan peningkatan
kemampuan kognitif (Diamond, 2009; Diamond, Casey & Munakata, 2011).
Secara khusus jalur otak dan sirkuit yang melibatkan prefrontal korteks, level
tertinggi pada otak, terus mengalami peningkatan di masa ini. Kemajuan
dalam prefrontal korteks ini terkait dengan peningkatan atensi penalaran dan
kendali kognitif pada anak.

Ketika anak bertambah besar, aktivitas area otak meningkat, sementara


yang lain menurun (Diamond, Casey & Munakata, 2011). Pergeseran ini
dicirikan dengan pemotongan sinaptik, dimana area otak yang tidak
digunakan kehilangan koneksi sinaptik sedangkan area yang digunakan
menunjukkan peningkatan koneksi. Misal: pengendalian kognitif, dimana
anak mampu mengendalikan atensinya, dan mengurangi pemikiran-
pemikiran yang mengganggu, fleksibel dalam melakukan tindakan kognitif
dan menentukan berbagai pilihan.

c) Perkembangan Motorik
Keterampilan motorik anak menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi
dibanding usia anak-anak awal, misal: memukul bola tenis dalam kegiatan
olahraga secara terkoordinasi dan tepat sasaran dibanding usia anak-anak
awal yang memukul dengan cara yang random dan tidak terkoordinasi.

Perkembangan motoric kasar di masa anak-anak tengah dan akhir, yakni:


terampil dalam berlari, memanjat, melompat tali, berenang, mengendarai
sepeda, bermain sepatu roda. Aktivitas otot yang lebih banyak biasanya
lebih unggul pada anak laki-laki dibanding anak perempuan.

Meningkatnya myelinasi pada sistem saraf pusat membuat anak mengalami


peningkatan dalam keterampilan motorik halus. Anak-anak ebih tangkas
dalam menggunakan tangan. Mampu menggunakan gunting, menggunakan
palu, menempel, mengikat sepatu, mengancingkan pakaian, lebih memilih
menggunakan pensil dibanding krayon untuk menulis. Ketika memasuki usia
7 tahun tulisan tangan anak ukurannya lebih kecil. Mereka dapat menguasai
dan menirukan gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, dan cepat. Mampu
memainkan instrumen musik. Anak perempuan lebih terampil dalam motorik
halus dibanding anak laki-laki.

d) Olahraga
Anak usia sekolah harus aktif secara fisik. Anak pada usia ini menjadi lebih
mudah lelah ketika hanya duduk lama, dibandingkan jika mereka berlari,
melompat, dan bersepeda. Program olahraga menjadi bagian dalam
kurikulum sekolah, perlu diwaspadai adalah anak lebih memilih untuk
bermain games di internet dan menonton televisi yang membuat
meningkatkan prevalensi obesitas, resiko penyakit dan aktivitas rendah pada
usia anak-anak tengah dan akhir.

2. Anak-anak dengan Kebutuhan Khusus


a) Cakupan Kebutuhan Khusus
1) Kesulitan Belajar (learning disabilities)
Kesulitan dalam belajar yang meliputi pemahaman atau penggunaan
bahasa lisan maupun tulisan, dan kesulitan mendengar, berpikir,
membaca, menulis dan mengeja, serta kesulitan dalam mengerjakan soal
matematika. Tipe kesulitan belajar: (1) Disleksia, (2) Disgrafia, (3)
Diskalkulia
2) Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Gangguan dimasa anak-anak dengan ciri-ciri: (1) kurang perhatian, (2)
hiperaktif, dan (3) impulsif
3) Gangguan Emosi dan Perilaku
Permasalahan serius tentang relasi, agresi, depresi dan ketakutan yang
dikaitkan dengan masalah pribadi, sekolah, dan karekateristik sosio-
emosi yang tidak pantas lainnya
4) Gangguan Spektrum Autisme
Gangguan ini dicirikan dengan masalah interaksi sosial, komunikasi
verbal dan non-verbal serta perilaku berulang. (Autistik Disorder dan
Asperger Sindrom)
b) Isu-isu pendidikan
• Rencana Pendidikan Individual (Individualized Educatiopn Plan/IEP)
• Lingkungan yang tidak terlalu membatasi

B. PERKEMBANGAN KOGNITIF
1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap perkembangan kognitif Operational Konkret berlangsung pada usia 7 – 11
tahun. Anak mampu bernalar secara logis, dimana daya nalar tersebut dapat
diaplikasikan pada contoh-contoh yang spesifik dan konkret. Bagaimana operasi
tersebut dapat diaplikasikan pada objek-objek yang riil atau konkret.
Anak mampu melakukan (1) konservasi (membedakan); (2) seriation (mengurutkan
secara seri, misal: Panjang); dan (3) transivitas (kemampuan untuk
menggabungkan relasi-relasi agar dapat mencapai kesimpulan tertentu)

2. Pemrosesan Informasi
a) Memori
Memori jangka Panjang (LTM) berkembang pesat, dimana memori ini
merupakan ingatan yang relatif permanen dan merupakan tipe ingatan yang
tidak terbatas. Kemajuan dalam ingatan ini adalah mencerminkan
meningkatnya pengetahuan anak-anak dan meningkatkan kemampuan dalam
penggunaan strategi-strategi.
b) Berpikir
Aspek penting dalam adalah mampu berpikir secara kritis, kreatif dan ilmiah.
Dalam proses berpikir kritis anak-anak tengah dan akhir juga mampu untuk
mengarahkan perhatiannya secara penuh (mindfulness). Mereka akan tetap
waspada, penuh perhatian, dan fleksibel secara kognitif dalam menjalani
aktivitas dan tugas sehari-hari.
c) Metakognisi
Kognisi mengenai kognisi atau mengetahui mengenai mengetahui. Misal:
kemampuan siswa dalam memonitor apakah Ia sudah cukup belajar untuk
ujian minggu depan atau tidak.

3. Intelegensi
Adalah keterampilan memecahkan masalah serta kemampuan mempelajari dan
beradaptasi terhadap pengalaman hidup sehari-hari. Fokus dalam intelegensi adalah
perbedaan dan penilaian individual.

Contoh alat tes untuk mengukur IQ : Binet dan Wechler. Perbedaan skor IQ
dipengaruhi oleh faktor hereditas dan lingkungan.

Tipe-tipe intelegensi menurut Gardner: (1) Verbal, (2) Matematis, (3) Spasial, (4)
Kinestetik, (5) Musik, (6) Interpersonal, (7) Intrapersonal, (8) Naturalistik

Jenis-jenis intelegensi menurut Sternberg: (1) intelegensi analitik, (2) intelegensi


kreatif, (3) intelegensi praktik

4. Intelegensi yang Ekstrem


a) Anak-anak dengan retardasi mental
Keterbatasan kemampuan mental dimana individu memiliki IQ rendah,
bisanya dibawah 70. Contoh: retardasi organik (gangguan genetic atau
kerusakan otak, misal: anak dengan down syndrome); retardasi budaya-
familial (pengaruh lingkungan yang membuat individu memiliki IQ 50-70)
b) Anak berbakat (gifted)
Memiliki intelegensi diatas 130 dan atau memiliki talenta superior di bidang
tertentu

C. PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSI
1. Perkembangan Emosi dan Kepribadian
• Pemahaman diri
Anak usia 8 – 11 tahun mampu untuk mendeskripsikan diri dengan karakteristik
psikologis dan sifat-sifat berlawanan dan sifat-sifat yang berlawanan dengan
deskripsi diri anak-anak kecil yang konkret.

Anak juga mulai mengenai aspek-aspek sosial dan dirinya. Mereka


menggunakan referensi kelompok sosial dalam mendeskripsikan dirinya. Anak
juga mulai bisa melakukan perbandingan sosial untuk melakukan evaluasi diri,
dan berpikir tentang apa yang bisa dilakukan yang berbeda dengan anak-anak
lain.
• Memahami orang lain
Anak menunjukkan peningkatan dalam pengambilan perspektif (perspective
taking), yaitu kemampuan untuk mengasumsikan perspektif orang lain dan
memahami pikiran dan perasaan mereka.

• Penghargaan diri (self-esteem) dan konsep diri (self-concept)


Penghargaan diri dan konsep diri positif merupakan karakteristik penting yang
mengindikasikan kesejahteraan anak (Kaplan, 2009).

• Efikasi diri
Keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai sebuah situasi/tugas-tugas dan
menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.

• Regulasi diri
Meningkatnya kapasitas regulasi emosi anak dicirikan dengan usaha mengelola
perilaku, emosi, dan pikiran yang menghasilkan kompetensi sosial dan
pencapaian

• Industry vs Inferiority

2. Perkembangan Emosi
• Meningkatnya pemahaman emosi
• Meningkatnya pemahaman bahwa dalam suatu situasi kita bisa mengalami lebih
dari satu emosi
• Meningkatnya kecenderungan untuk lebih menyadari kejadian-kejadian yang
menyebabkan reaksi emosi
• Meningkatnya kemampuan untuk menekan atau mengungkapkan reaksi-reaksi
emosi yang negatif
• Menggunakan strategi inisiatif diri untuk mengarahkan perasaan-perasaan
• Kapasitas untuk berempati secara tulus
• Mulai bisa melakukan strategi sederhana untuk mengatasi kondisi yang menekan
(coping terhadap stress)
3. Perkembangan Moral-Kohlberg

4. Kawan Sebaya
a. Status Kawan Sebaya
Anak yang popular
Anak yang rata-rata
Anak yang diabaikan
Anak yang kontroversial
b. Kognisi Sosial
Perkembangan pemikiran anak mengenai hal-hal sosial, interpretasi dunia sosial
dari anak
c. Bullying
Kasus yang banyak terjadi ketika berada pada usia sekolah dan angka
kejadiannya semakin meningkat tiap tahunnya.
d. Sahabat
Fungsi persahabatan bagi anak:
• Pertemanan (companionship)
Mitra bermain yang dikenal, seseorang yang mau meluangkan waktu
bersama dan aktivitas Bersama
• Stimulasi
Membuat anak memperoleh informasi baru yang menarik dan
mengasyikkan
• Dukungan ego
Dukungan, pengukuhan dan umpan balik
• Perbandingan sosial
Informasi mengenai posisi diri dibanding anak-anak lain
• Afeksi dan keakraban
Menjalin hubungan akrab, dekat dan hangat

Anda mungkin juga menyukai