Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS II
“Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Prasekolah dan Usia Sekolah”

Oleh:
1. Monix Jultrizo Putri 183310816
2. Shendy Wira Putra 183310822
3. Wanda Rafika 183310831
4. Yoga Efrizons 183310834

Dosen Pembimbing:
Tasman, SKp., M.Kep.,Sp.Kom

PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia- Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah Keperawatan
Komunitas II ini tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Komunitas Pada
Agregat Pra Sekolah dan Usia Sekolah”.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kesempurnaan hanyalah
milik Allah semata. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat saya harapkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada ibu dosen
pembimbing dan teman teman sekalian. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua
usaha kita. Aamiin.

Padang, 24 Februari 2021

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORITIS.......................................................................................5
A. Konsep Dasar Komunitas Agregat Pra Sekolah dan Usia Sekolah.........................5
B. Asuhan Keperawatan Komunitas Pra Sekolah dan Usia Sekolah...........................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................25
B. Saran........................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................26

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa pra sekolah mengacu pada tahun-tahun antara usia 3 dan 5 tahun. Diusia ini
anak mengurangi kenegatifannya, lebih akurat dalam berinteraksi dan berkomunikasi.
Perkembangan fisik lebih lambat daripada pengembangan kognitif. (Noviestari,
Ibrahim , Deswani, & Ramaniati, 2020).
Anak usia sekolah adalah anak yang berusia anatara 6-12 tahun atau biasa disebut
dengan periode intelektual. Pengetahuan anak akan bertambah pesat seiring dengan
bertambahnya usia, keterampilan yang dikuasaipun semakin beragam (Sembiring,
2019).
Masalah kesehatan pada anak ; cedera, malnutrisi, masalah lingkungan,
penganiayaan, dan anak berkebutuhan khusus.
Data OfficialJournal Of The American Academy of Pediatrics dengan judul Global
Prevelence of Past-year Violence Againts Children; A Systematic Review and
Minimum Estimates, 2016. Rata rata 50% atau diperkirakan lebih dari 1 milyar anak
didunia, mengalami kekerasan fisik, seksual, emosional, dan penelantaran (Infodatin,
2020).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar pra sekolah dan usia sekolah ?
2. Bagaimana asuhan Keperawatan pra sekolah dan usia sekolah ?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar pra sekolah dan usia sekolah.
2. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pra sekolah dan usia sekolah.

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Pra Sekolah dan Usia Sekolah

1. Defenisi Pra Sekolah

Masa pra sekolah mengacu pada tahun-tahun antara usia 3 dan 5 tahun. Diusia
ini anak mengurangi kenegatifannya, lebih akurat dalam berinteraksi dan
berkomunikasi. Perkembangan fisik lebih lambat daripada pengembangan
kognitif. (Noviestari, Ibrahim , Deswani, & Ramaniati, 2020).
2. Karakteristik Anak Prasekolah

Karakteristik anak pra sekolah, antara lain (Roziana, 2020) :

a. Fisik anak prasekolah atau TK

1) Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki


penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai
kegiatan yang dilakukan sendiri.
2) Otot-otot besar pada anak usia prasekolah lebih berkembang
dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu, biasanya
anak belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang
rumit seperti mengikat tali sepatu.
3) Walaupun anak laki-laki lebih besar, anak perempuan lebih
terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam
tugas motorik halus, tetapi sebaliknya jangan mengeritik anak
lelaki apabila ia terampil. Jauhkan sikap membanding-
bandingkan antara laki-laki dan perempuan.
b. Sosial anak prasekolah atau TK

Anak prasekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan orang lain


disekitarnya. Adapun ciri-cirinya :
1) Umumnya pada tahap ini memiliki satu atau dua sahabat, tapi
sahabat tersebut cepat berganti.
2) Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu
terorganisasi secara baik, oleh karena itu kelompok tersebut

5
cepat berganti-ganti.
c. Emosional anak prasekolah atau TK
Anak TK cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan
terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia
tersebut. Selain itu sifat iri hati pada anak usia prasekolah sering
terjadi. Mereka seringkali memperebutkan mainan atau perhatian
pendidik.
d. Kognitif anak prasekolah atau TK

Anak prasekolah umumnya telah terampil berbahasa. Sebagian besar


dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya.
Perkembangan pada masa prasekolah ini dapat berlangsung stabil dan masih
terjadi peningkatan pertumbuhan serta perkembangan, khususnya pada
aktifitas fisik dan kemampuan kognitif..
a) Ciri tahapan perkembangan usia prasekolah

Mustofa (2016) , membagi empat ciri tahapan perkembangan anak


prasekolah yaitu :
1) Perkembangan jasmani

Pada saat anak mencapai tahapan pra sekolah ada ciri yang jelas
berbeda antara anak usia bayi dan prasekolah. Perbedaannya
terletak dalam penampilan, proporsi tubuh, berat badan,
panjang badan dan keterampilan yang mereka miliki.
Contohnya pada anak prasekolah telah tampak otot-otot tubuh
yang berkembang dan memungkinkan bagi mereka melakukan
berbagai keterampilan.
2) Perkembangan kognitif

Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berpikir.


Pengendapan adalah pengertian yang luas mengenai berpikir
dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang
mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan yang
dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan. Perkembangan
kognitif menunjukkan perkembangan dari cara anak berpikir.
Kemampuan anak untuk mengkoordinasi berbagai cara berpikir
6
untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan
sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan.
3) Perkembangan bahasa

Dalam membicarakan perkembangan bahasa terdapat 3 butir yang


perlu dibicarakan, yaitu:
a. Ada perbedaan antara bahasa dan kemampuan
berbicara. Bahasa biasanya dipahami sebagai sistem
tata bahasa yang rumit dan bersifat semantik.
Sedangkan kemampuan bicara terdiri dari ungkapan
dalam bentuk kata-kata
b. Terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa itu bahasa
yang bersifat pengertian atau reseptif dan pernyataan
atau ekspresif. Bahasa pengertian ( misalnya
mendengarkan dan membaca) Menunjukkan
kemampuan anak untuk memahami dan berlaku
terhadap komunikasi yang ditujukan kepada anak
tersebut. Bahasa ekspresif ( bicara dan tulisan)
menunjukkan ciptaan bahasa yang dikomunikasikan
kepada orang lain
c. Komunikasi diri atau bicara dalam hati, juga harus
dibahas. Anak akan berbicara dengan dirinya sendiri
apabila berkhayal, pada saat merencanakan
menyelesaikan masalah dan menyerasikan gerakan
mereka
4) Perkembangan emosi dan sosial

Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh aspek


perkembangan anak. Dalam periode Pra Sekolah Anak dituntut
untuk mampu menyesuaikan diri dengan berbagai orang dari
berbagai tatanan, yaitu keluarga, sekolah dan teman sebaya.
Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan sebagai
perkembangan tingkah laku anak dalam menyesuaikan diri
dengan aturan-aturan yang berlaku di dalam masyarakat
dimana anak berada.

7
Masalah sosial dan emosional yang sering muncul pada anak usia
pra sekolah antara lain adalah :
a. Rasa cemas yang berkepanjangan atau toko tidak sesuai
dengan kenyataan
b. Kecenderungan depresi, permulaan dari sikap apatis
dan menghindar dari orang-orang di lingkungannya
c. Sikap yang bermusuhan terhadap anak dan orang lain
d. Gangguan tidur, gelisah, mengigau dan mimpi buruk
e. Gangguan makan, soalnya nafsu makan sangat menurun
3. Ciri anak prasekolah dan usia sekolah
Snowman (2013) dalam Musthofa (2016:22), mengemukakan ciri-ciri anak
prasekolah yang biasanya ada di taman kanak-kanak. Ciri-ciri yang
dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.
1) Ciri fisik
a. Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah
memiliki penguasaan terhadap tubuhnya ada sangat
menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Berikan
kesempatan kepada anak untuk lari, memanjat dan
melompat.
b. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak
membutuhkan istirahat yang cukup. Seringkali anak
tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat
cukup.
c. Otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari
kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu
biasanya anak belum terampil, belum bisa melakukan
kegiatan yang rumit seperti mengikat tali sepatu
d. Anak masih sering kali mengalami kesulitan apabila
harus memfokuskan pandangannya pada objek-objek
yang kecil ukurannya, Itulah sebabnya koordinasi
tangan dan matanya masih kurang sempurna.
e. Walaupun tubuh anak ini lentur, tetapi tengkorak kepala
yang melindungi otak masih lunak. Hendaknya berhati-

8
hati bila anak berkelahi dengan temannya sebaiknya
dilarai
f. Walaupun anak lelaki lebih besar dan anak perempuan
terampil dan tugas yang besar praktis, khususnya dalam
tugas motorik halus tetapi sebaiknya jangan mengkritik
anak lelaki apabila ia tidak terampil. Jauhkan dari sikap
membandingkan lelaki perempuan.
4. Perkembangan usia prasekolah
Izzatul (2020), Perkembangan pada usia 4 – 6 tahun memiliki karakteristik
sebagai berikut :
a. Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan
berbagai kegiatan. Hal itu bermanfaat untuk perkembangan otot – otot
kecil maupun besar, seperti memanjat, melompat dan berlari.
b. Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu
memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikiran
dalam batas – batas tertentu seperti, meniru pembicaraan, mengulang
pembicaraan
c. Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukan rasa ingin
tahu anak yang liar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal ini terlihat
dari seringnya anak menanyakan sesuatu apa yang ada di sekitarnya.
d. Perkembangan emosi Perkembangan emosi berhubungan dengan
seluruh aspek perkembangan anak. Dalam periode Pra Sekolah Anak
dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan berbagai orang dari
berbagai tatanan, yaitu keluarga, sekolah dan teman sebaya
5. Faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

Faktor keturunan Faktor lingkungan

Individu: kognitif, afektif, psikomotorik

Perbedaan individu
Interaksi antara faktor keturunan dan lingkungan berlangsung secara terus

9
menerus dalam perkembangan individu yang masing masing memiliki
kontribusi tersendiri ( Izzaty, 2017).
1. Faktor bawaan

Faktor ini dimulai dari masa pertumbuhan sel telur oleh sel jantan. Unsur –
unsur di dalam struktur genetik inilah yang memprogramkan tumbuhnya sel
tubuh pada manusia. Gen inilah yang menentukan warna rambut, kulit,
ukuran tubuh, jenis kelamin, kemampuan intelektual, serta emosi (atkinson,
1991)
2. Faktor lingkungan
a. Faktor kesehatan anak
Kesehatan anak tergantung pada pemberian gizi yang baik dan
berimbang. Asupan gizi pada masa ini merupakan faktoe yang sangat
penting dalam merangsang tumbuh kembang dan merangsang
perkembangan otak dan sistem sarafnya. Pada usia 3 – 4 tahun,
ukuran otak anak adalah ¾ dari otak orang dewasa.
Adapun kebutuhan gizi yang diperlukan adalah masukan kalori dan
protein, ditambah dengan perlunya masukan vitamin, zat besi,
yodium dan kalsium.
b. Lingkungan fisik
Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan
geografis, sanitasi, atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah
yang meliputi ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian (soetjiningsih,
1998).
c. Faktor psikososial
1) Stimulasi
Anak yang mendapatkan stimulasi atau rangsangan yang
terarah dan teratur akan lebih cepat mempelajari sesuatu
karna lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak
yang tidak dapat banyak stimulasi.
2) Motivasi dalam mempelajari sesuatu
3) Pola asuh dan kasih sayang dari orang tua

10
Pola asuh ini sangat dipengaruhi kualitas interaksi antara
anak dan orang tua. Bagaimana anak terbentuk tentunya di
dapat dari pembiasaan yang terjadi dirumah.

6. Definisi Usia Sekolah

Anak usia sekolah adalah anak yang berusia anatara 6-12 tahun atau biasa
disebut dengan periode intelektual. Pengetahuan anak akan bertambah pesat
seiring dengan bertambahnya usia, keterampilan yang dikuasaipun semakin
beragam (Sembiring, 2019).
7. Karakteristik Anak Usia Sekolah

Karakteristik anak usia sekolah (Ibung, 2008) :

a. Berpisah dengan orang tua atau pengasuh

Anak usia sekolah mulai mengharuskan anak berada di lingkungan


sekolah atau kursusnya secara mandiri.
b. Mengambil keputusan sendiri

Karena anak mulai berkegiatan sendiri di sekolah atau tempat kursus


diharapkan anak dapat membuat keputusan keputusan sederhana
secara mandiri.
c. Belajar bersosialisasi

Dengan ketidakhadiran orang tua anak harus mulai belajar


berinteraksi dengan individu lain dari berbagai kalangan, usia, secara
mandiri.
d. Belajar bertanggung jawa atas diri sendiri

Karena anak mulai belajar mengambil keputusan sendiri, iapun harus


mulai bertanggung jawab atas keputusannya.
e. Mulai memahami hubungan sebab akibat secara lebih luas
Seiring dengan berkembangnya taraf intelektual ke tingkat yang
lebih tinggi dan kompleks, anak usia ini mulai belajar hubungan
sebab akibat.
8. Perkembangan anak usia sekolah

11
1. Jasmani: periode ini disebut periode memanjang secara fisik fungsi organ
otak mulai berbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya
cukup pesat.
2. Jiwani: anak mulai melihat dan bertanya, fantasinya berkurang karna
melihat kenyataan, ingatan kuat daya kritis mulai tumbuh, ingin
berinisiatif dan bertanggungjawab.
3. Rohani: anak mulai memasukan dalam pikirannya tentang tuhan mulai
memisahkan konsep pikiran tentang tuhan dengan orangtua nya.
4. Sosial: kegiatan anak mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan tetapi
masih egosentris, kegiatannya hanya satu jenis dan mulai membuat ‘geng’
dengan kompetisi tinggi (Martyarini., B. 2007).

9. Masalah Kesehatan Anak Prasekolah dan Usia Sekolah

Masalah kesehatan pada anak menurut ( Sahar, Setiawan & Riasmini, 2019).

a. Cedera

Bayi dan anak-anak beresiko besar untuk cedera yang tidak


disengaja. Mereka mempunyai rasa penasaran dan semangat untuk
mengekspresikan lingkungan, tetapi kurang mampu dalam hal
koordinasi dan kognitif dalam menjaga diri dari bahaya. Ukurannya
yang kecil dan dan perkembangan tulang dan otot membuat mereka
rentan terhadap cedera. Banyak kecelakaan dapat dihindari dengan
meningkatkan keselamatan lingkungan anak.
Orang tua yang berpenghasilan rendah mengalami kesulitan untuk
menyediakan peralatan keselamatan, seperti pengaman untuk lemari,
alarm kebakaran, car seats, dan helm.
b. Malnutrisi dan gizi oleh pemerintah Indonesia
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah program
Indonesia sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
Kesehatan. Indikator program Bina Gizi dan Kesehatan Anak adalah

meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan


yang bermutu bagi seluruh masyarakat. Pembinaan Perbaikan Gizi
12
Masyarakat mempunyai sasaran kegiatan yaitu meningkatnya
pelayanan gizi masyarakat. Selain itu juga pemerintah melakukan
pembinaan Kesehatan Bayi, Anak, dan Remaja dengan sasaran
kegiatan ini adalah meningkatnya akses dan kualitas pelayanan
kesehatan bayi, anak, dan remaja.
c. Imunisasi

Tingkat penyakit dapat dicegah dengan vaksin berada pada tingkat


yang rendah, tetapi banyak anak-anak dan remaja berada di level
yang belum diimunisasi. Kekhawatiran tentang freskuensi dan waktu

vaksin menyebabkan ketakutan orangtua bahwa vaksin anak


berhubungan dengan autisme.
Perawat dapat membantu untuk mendidik anggota masyarakat
tentang keamanan vaksin dan jadwal vaksinasi yang
direkomendasikan.
d. Masalah lingkungan

Potensi ancaman terhadap kesehatan anak-anak terkadang ada di


lingkungan hidup mereka. Ancaman dapat ditemukan di udara, di
dalam air, dan dari eksposur beracun bahan kimia. Misalnya polusi
udara, kualitas udara yang buruk, dan asap rokok dapat menyebabkan
atau memicu asma.
e. Penganiayaan anak

Penganiayaan anak adalah indikator lain dari status kesehatan fisik


dan emosional anak-anak.
Salah perlakuan juga termasuk bentuk penganiayaan. Terhitung
sekitar 7% dari semua kasus salah perlakuan pada anak merupakan
perlakuan yang dapat merusak harga diri anak atau kesejahteraan
emosional.
Salah perlakuan fisik juga termasuk pada penganiayaan anak. Salah
perlakuan fisik merupakan cedera yang sengaja ditimpakan pada
anak oleh orang tua. Orang tua yang melakukan salah perlakuan,
sering memiliki harapan yang tidak masuk akal kepada anak mereka,
dan dapat menginterpretasikan perilaku anak sebagai ancaman bagi

13
harga diri orang tua dan harus dikendalikan. Tindakan salah
perlakuan ini termasuk memukul, membakar, mengigit, dan luka
memar.
f. Anak berkebutuhan khusus

Kondisi khusus termasuk gangguan perkembangan seperti sindrom


down dan gangguan spektrum autisme, gangguan kesehatan mental
seperti depresi dan kecemasan, kejang, alergi, asma dan attention
deficit/hyperactive disorder (ADHD).

B. Asuhan Keperawatan Komunitas pada Agregat Prasekolah dan Sekolah


1. Pengkajian (Dengan Model CAP/Community As Partner) Konsep utama teori
community as a partner adalah roda pengkajian komunitas dan proses
keperawatan. Dua bagian utama dari konsep roda pengkajian komunitas
meliputi inti komunitas (core) dan delapan sub sistem.
Core terdiri dari :
a. Demografi
Kaji jumlah komunitas berdasarkan : Usia, jenis kelamin, status
perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, Pendidikan,
pekerjaan, dan agama.
b. Sejarah
Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan, luas
wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat rural atau urban), keadaan
demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola
perubahan komunitas.
c. Etnis
Identifikasi berbagai suku dan etnis yang dijumpai dikomunitas.
d. Statistik vital
Jabarkan atau uraikan data tentang : angka kematian kasar atau CDR,
penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.

Sub sistem terdiri dari :


a. Lingkungan fisik
1) Lingkungan seperti sekolah dan tempat tinggal yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
14
2) Luas daerah, batas wilayah, daerah/peta wilayah
3) Jumlah dan kepadatan penduduk
4) Kegiatan penduduk sehari-hari
5) Kesehatan lingkungan
b. Pendidikan
1) Status pendidikan masyarakat
2) Ketersediaan dan keterjangkauan sarana pendidikan
3) Fasilitas pendidikan yang ada
4) Jenis pendidikan
5) Tingkat pendidikan
6) Adakah masyarakat yang buta huruf ?
c. Ekonomi
1) Jenis pekerjaan penduduk
2) Jumlah pengangguran
3) Pendapatan penduduk
4) Jumlah penduduk miskin
5) Keberadaan industri, toko, pusat perbelanjaan
6) Tempat komunitas pekerjaan
7) Dana pemeliharaan kesehatan
d. Keamanan dan transportasi
1) Jenis dan sarana transportasi yang ada
2) Adakah fasilitas perlindungan untuk masyarakat (polisi, pemadam
kebakaran, sanitasi)
3) Adakah kejadian kriminal
4) Apakah penduduk merasa aman
e. Politik dan pemerintahan
1) Situasi politik dan pemerintahan di komunitas
2) Peraturan dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan
3) Adanya program kesehatan untuk tingkatan kesehatan komunitas
f. Pelayanan kesehatan dan sosial
1) Fasilitas di dalam dan di luar komunitas
2) Layanan kesehatan meliputi; Ketersediaan, bentuk, jenis, SDM,
karakteristik
g. Komunikasi
15
1) Media informasi yang dimanfaatkan
2) Orang-orang yang berpengaruh
3) Bagaimana komunitas memperoleh informasi kesehatan
4) Sarana komukasi
5) Sumber informasi kesehatan di komunitas
h. Rekreasi
1) Dimana tempat anak-anak bermain
2) Jenis rekreasi, kebiasaan berekreasi
3) Sarana penyaluran bakat komunitas

2. Diagnosa Keperawatan Komunitas

a. Risiko gangguan perlekatan (SDKI, 278)

Beresiko mengalami gangguan interaksi antara orang tua atau orang


terdekat dengan bayi/anak yang dapat mempengaruhi proses asah,
asih, dan asuh.
Faktor Resiko :

1) Kekhawatiran menjalankan peran sebagai orang tua

2) Perpisahan antara ibu dan bayi/anak akibat hospitalisasi

3) Penghalang fisik (mis. Inkubator, baby warmer)

4) Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi/anak

5) Perawatan dalam ruang isolasi

6) Prematuritas

7) Penyalahgunaan zat

8) Konflik hubungan antara orang tua dan anak

9) Perilaku bayi tidak terkoordinasi


Kondisi klinis Terkait :

1) Hopitalisasi

2) Prematuritas

3) Penyakit kronis pada orang tua atau anak


16
4) Retardasi mental

5) Komplikasi maternal

6) Sakit selama periode hamil dan melahirkan

7) Post partum blues

b. Defisit Pengetahuan tentang (spesifikan) (246)

Ketaiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan


topik tertentu
Penyebab

1) Keteratasan kognitif

2) Gangguan fungsi kognitif

3) Kekeliruan mengikuti anjuran

4) Kurang terpapar informasi

5) Kurang minat dalam belajar

6) Kurang mampu mengingat

7) Ketidaktahuan menemukan sumber infomasi

Gejala dan tanda mayor


Subjektif :
1) Menanyakan masalah yang dihadapi
Objektif :
1) Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran

2) Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah

Gejala dan tanda minor


Subjektif :

17
(Tidak tersedia)
Objektif :
1) Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat

2) Menunjukan perilaku berlebihan (mis. apatis, bermusuhan, agitasi,


histeria)
Kondisi klinis terkait

1) Kondisi yang baru dihadapi oleh klien

2) Penyakit akut

3) Penyakit kronis

Keterangan

Diagnosa ini dispesifikan berdasarkan topik tertentu, yaitu :

1) Gaya hidup sehat

2) Keamanan diri

3) Keamanan fisik anak

4) Kehamilan dan persalinan

5) Kesehatan maternal pasca persalinan

6) Kesehatan maternal pasca prekonsepsi

c. Kesiapan peningkatan nutrisi


Pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi aturan
metabolisme dan dapat ditingkatkan.
Gejala dan tanda mayor :
Subjektif :
1) Mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
Objektif :
2) Makan teratur dan adekuat
Gejala dan tanda minor :
Subjektif :
18
1) Mengekspresikan pengetahuan tentang pemilihan makanan
dan cairan yang sehat.
2) Mengikuti standar asupan nutrisi yang tepat
Objektif :
1) Penyiapan dan penyimpanan makanan dan minuman yang
aman
2) Sikap terhadap makanan dan minuman sesuai dengan
tujuan kesehatan.
d. Defisit Kesehatan Komunitas
Terdapat masalah atau faktor risiko yang dapat menganggu
kesejahteraan pada suatu kelompok.
Penyebab :
1) Hambatan akses ke pemberi pelayanan kesehatan
2) Keterbatasan sumber daya
3) Program tidak memiliki anggaran yang cukup
4) Program tidak atau kurang didukung komunitas
5) Komunitas kurang puas dengan program yang dijalankan
6) Program tidak memiliki rencana evaluasi yang optimal
7) Program tidak memiliki data hasil yang memadai
8) Program tidak mengatasi seluruh masalah kesehatan
komunitas
Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
(Tidak tersedia)
Objektif :
1) Terjadi masalah kesehatan yang dialami komunitas
2) Terdapat faktor/resiko fisiologis dan/atau psikologis yang
menyebabkan anggota komunitas menjalani perawatan
Gejala dan tanda minor
Subjektif :
(Tidak tersedia)

19
Objektif :
1) Tidak tersedia program untuk meningkatkan kesejahteraan
bagi komunitas
2) Tidak tersedia program untuk mencegah masalah kesehatan
komunitas.
3) Tidak tersedia program untuk mengurangi masalah
kesehatan komunitas
4) Tidak tersedia program untuk mengatasi masalah kesehatan
komunitas

3. Intervensi Keperawatan

SDKI SLKI SIKI

Risiko Peran menjadi orang tua (79) Edukasi Orang Tua : Fase anak
gangguan Ekspektasi : Membaik Kriteria (75)
perlekatan Hasil ; Observasi
(SDKI, 278) - Perilaku positif menjadi
orang tua meningkat - Identifikasi pemahaman
- Memberi pengertian orang tua/keluarga
pada anak/anggota tentang membesarkan
keluarga meningkat anak
- Kebutuhan fisik - Identifikasi kesiapan
anak/anggota orang tua dalam
keluarga terpenuhi menerima edukasi serta
- Kebutuhan emosi faktor-faktor yang
anak/anggota menghambat keberhasilan
keluarga terpenuhi edukasi (mis. faktor
meningkat budaya, hambatan
- Verbalisasi kepuasan bahasa, kurang tertarik.
dengan lingkungan rumah Terapeutik
meningkat
- Minta orang tua
menjelaskan perilaku anak

20
Edukasi

- Ajarkan tekhnik
pengasuhan dan
keterampilan komunikasi
- Ajarkan mengidentifikasi
Sumber dukungan
Keluarga
- Ajarkan mengidentifikasi
sumber stressor keluarga
(mis. penyalahgunaan
obat/alkohol, kekerasan
dalam rumah tangga,
konflik ibu, depresi,
perceraian.
- Jelaskan tahap tumbuh
kembang anak
- Jelaskan sikap atau
tindakan di tahapan
anak
Defisit Tingkat Pengetahuan (146) Edukasi Perilaku Upaya
pengetahuan Ekspektasi : Meningkat Kesehatan (100)
spesifikkan Kriteria Hasil :
Observasi
(246) - Verbalisasi minat dalam
belajar meningkat
- Identifikasi kesiapan dan
- Kemampuan
kemampuan menerima
menggambarkan
informasi
pengalaman sebelumnya
yang sesuai dengan topik Terapeutik
meningkat
- Pertanyaan tentang - Sediakan materi dan
masalah yang dihadapi media pendidikan
menurun kesehatan
- Perilaku membaik - Jadwalkan pendidikan

21
kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
- Gunakan variasi metode
pembelajaran

Edukasi
- Informasikan sumber
yang tepat yang tersedia
di masyarakat
- Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan
- Ajarkan pencarian dan
penggunaan sistem
fasilitas pelayanan
kesehatan
D.0027 Tujuan : EdukasiNutrisiAnak (SIKI, hal 73)
Kesiapan Status Nutrisi(SLKI, hal 121) Tindakan
Peningkatan KriteriaHasil : Observasi :
Nutrisi (SDKI, 1. Porsi makan yang 1. Identifikasikemampuanibua
hal 70) dihabiskan meningkat taupengasuhmenerimainfor
2. Serum albumin meningkat masi
3. Verbalisasi keinginan Terapeutik :
untuk meningkatkan nutrisi 1. Sediakanmateridan media
meningkat pendidikankesehatan
4. Pengetahuan tentang 2. Jadwalkanpendidikankeseha
pilihan makanan yang tansesuaikesepakatan
sehata meningkat 3. Berikankesempatankepadai
5. Pengetahuan tentang buataupengasuhuntukbertan
pilihan minuman yang ya
sehat meningkat Edukasi :
6. Pengetahuan standart 1. Jelaskankebutuhan gizi
asupan nutrisi yang tepat seimbang pada anak
meningkat 2. Jelaskan pentingnya
22
7. Penyiapan dan pemberian makanan
penyimpanan minuman mengandung Vit.D dan zat
yang aman meningkat besi pada masa pra pubertas
8. Penyiapan dan dan pubertas, zat besi
penyimpanan makanan terutama pada anak
yang aman meningkat perempuan yang telah
9. Sikap terhadap makanan/ menstruasi
minuman sesuai dengan 3. Anjurkan menghindari
tujuan kesehatan makanan jajanan yang tidak
meningkat sehat
10. Perasaan cepat kenyang 4. Ajarkan ibu
menurun mengidentifikasi makanan
11. Nyeri abdomen menurun dengan gizi yang seimbang
12. Frekuensi makan membaik 5. Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat.

D.0110 Tujuan : PromosiPrilakuUpayaKesehatan


Defisit Status KesehatanKomunitas (SLKI, (SIKI, hal 380)
Kesehatan hal 113) Tindakan
Komunitasb.dket KriteriaHasil : Observasi :
erbatasansumber 1. Ketersediaan program 1. Identifikasiprilakuupayakes
daya (SDKI, promosikesehatanmeningkat ehatan yang
hal244) 2. Ketersediaan program dapatditingkatkan
proteksikesehatanmeningkat Terapeutik :
3. Kepatuhanterhadapstandarkese 1. Berikanlingkungan yang
hatanlingkunganmeningkat mendukungkesehatan
4. Pemantauanstandarkesehatank 2. Orientasikanpelayanankese
omunitasmeningkat hatan yang
5. Angkamortalitasmenurun dapatdimanfaatnkan
6. Angkamorbiditasmenurun Edukasi :
7. Angkagangguankesehatan 1. Anjurkanpersalinanditolong
mental menurun olehtenagakesehatan
8. Angkaberatbadanlahirrendahm 2. Anjurkanmemberibayi ASI
enurun Ekslusif

23
3. Anjurkanmenimbangbalitati
apbulan
4. Implementasi Keperawatan

Merupakan pelaksanaan dari rencana intervensi keperawatan atau searngkaian


kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah
status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik yang
menggambarkan hasil yang diharapkan.
5. Evaluasi Keperawatan
Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi
dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa pra sekolah mengacu pada tahun-tahun antara usia 3 dan 5 tahun. Anak usia
sekolah adalah anak yang berusia anatara 6-12 tahun atau biasa disebut dengan
periode intelektual. Pengetahuan anak akan bertambah pesat seiring dengan
bertambahnya usia, keterampilan yang dikuasaipun semakin beragam (Sembiring,
2019).
Masalah kesehatan pada anak ; cedera, malnutrisi, masalah lingkungan,
penganiayaan, dan anak berkebutuhan khusus.

B. Saran
Semoga dengan makalah ini dapat membuat kita lebih mengerti tentang asuhan
keperawatan komunitas pada agregat pra sekolah dan usia sekolah sehingga kita dapat
mengaplikasinnya dikomunitas guna meningkatkan derajat kesehatan bagi anak pra
sekolah dan usia sekolah

25
DAFTAR PUSTAKA

Ali H. Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.


Aprisunadi. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat.
Aprrisunadi. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat.
Aprisunadi. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat.
Budi Martyarini. 2007. Electronical Games. Yogyakarta : UNY Pers
Ibung Dian. 2008. Panduan Praktis Bagi Orang Tua dalam Memahami dan Mendampingi
Anak. Jakarta : Gramedia.
Infodatin. 2020. Kekerasan Terhadap Anak dan Remaja. Jakarta : Kemenkes RI.
Sahar Junaiti, Setiawan Agus & Riasmini Ni Made. 2019.Keperawatan Kesehatan Komunitas
dan Keluarga. Singapore : Elsevier.
Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC
Mashar Riana. 2011. Emosi Anak Usia Dini. Jakarta : Karisma Putra Utama.
Noviestari Enie, Ibrahim Kusuma, Deswani, & Ramaniati Sri. 2020. Dasar-Dasar
Keperawatan. Singapore : Elsevier.
Purwati Nyimas Heny. 2019. Keperawatan Anak. Jakarta : Elsevier
Rozana Salma. 2020. Stimulasi perkembangan Anak Usia Dini. Jawa Barat : Edu Publisher
Sembiring Julina Br. 2019. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekola Sleman :
Deepublish Publisher.
Swarjana, I Ketut. 2016. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Present Andi
Tim MGMP Pati. 2019. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Deepublisher.
Walan Paulina I.M, Mulyadi, & Rivelino. 2016. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi
Anak Usia Sekolah di SD GMM Tumpengan Sea Dua Kecamatan Pinelang. Jurnal
Keperawatan. 2 : 2.
Yatim, Faisal. 2005. 30 Gangguan Kesehatan. Jakarta : DEA Grafis

26
27

Anda mungkin juga menyukai