Anda di halaman 1dari 7

JAWABAN TUGAS TUTON

Tugas 1

MKDK 4002 & PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Judiana Sigalingging
NIM : 0419636685
FKIP Bahasa Inggris
UPBJJ Batam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Terbuka
2022.1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tutorial I ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
PerkembanganPeserta Didik/MKDK4002. Selain itu, juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Perkembangan Peserta Didik bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Citra Kurniawan , S.T., M.M., selaku
tutor Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik/MKDK4002 yang telah memberikan
tugas ini, sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini. Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Batam, 08 Mei 2022

Penulis
PEMBAHASAN

1. Berikut penjelasan dari karakteristik perkembangan sepanjang hayat,


multidimensi, multiarah, seperti plastisin, dan kontekstual:
a. Karakteristik perkembangan sepanjang hayat:
Perkembangan manusia adalah proses yang terjadi pada individu sejak dalam kandungan
sampai dengan individu tersebut meninggal dunia.

b. Karakteristik perkembangan Multidimensi:


Perkembangan meliputi berbagai aspek atau dimensi yang saling berkaitan dan
memengaruhi satu sama lain. Menurut Santrock (2012), perkembangan terdiri atas
dimensi biologi, kognitif, dan sosioemosional.

c. Karakteristik perkembangan multiarah:


Sepanjang hidup seseorang, Sebagian dimensi atau komponen perkembangan ada yang
berkembang dan meningkat, tetapi ada juga yang memudar dan kemudian menghilang.

d. Karakteristik perkembangan seperti plastisin:


Perkembangan terjadi karena ada aspek-aspek dalam diri manusia yang dapat diubah.
Sebagai contoh, orang-orang kerap berpikir bahwa semakin sulit seseorang belajar.
Namun demikia, menurut penelitian dengan menggunakan strategi yang tepat, orang
lanjut usia masih dapat mempelajari hal-hal baru.

e. Karakteristik perkembangan Kontekstual:


Seluruh perkembangan yang terjadi dalam diri setiap manusia terjadi dalam suatu konteks
atau kondisi. Yang dimaksud dengan konteks disini adalah keluarga, sekolah, teman
bermain, lingkungan agama, lingkungan tempat tinggal, negara, dan sebagainya. Kondisi
tertentu dalam suatu konteks dapat memengaruhi perkembangan manusia. Misalnya,
wafatnya salah satu orang tua dari anak usia dini “ memaksa” anak tersebut untuk
mempelajari konsep kematian.

2. Tahap perkembangan menurut Teori Psikososial (Erikson):


1. Kepercayaan dasar vs ketidakpercayaan dasar (1 tahun).
Anak akan berkembang secara baik fisik dan mentalnya apabila lingkungnanya
memenuhi kebutuhannya. Kepercayaannya tumbuh apabila terjadi keseimbangan antara
percaya vs ketidakpercayaan. Jika anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang positif,
maka kepercayaannya dapat menyebabkan sikap berani melakukan berbagai ekslorasi.
Namun jika anak dibesarkan di dalam lingkungan yang kasar, maka dapat menyebabkan
anak yang kurang percaya diri, menolak untuk eksplorasi lingkungannya.

2. Otonomi/mandiri vs malu dan ragu-ragu (2 tahun).


Otonomi merupakan dasar kemampuan untuk berpikir dan bertindak dengan rasa percaya
diri dan mandiri. Peran orang tua pada tahap ini sangat berpengaruh, jika control yang
diberikan terlalu sedikit, maka akan membuat anak menjadi ragu-ragu dalam melakukan
berbagai ekplorasi, dan menjadi penyendiri.

3. Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun).


Pada tahap ini, anak diminta untuk menjalankan kepercayaanya dan kemandiriannya
yang penuh, jika berhasil pada tahap ini, maka rasa tanggung jawab dan prakarsa pada
dirinya meningkat. Namun jika gagal dalam tahap ini, maka anak akan memiliki rasa
bersalah, dan kurangnya inisiatif dalam melakukan segala hal.

4. Tekun vs rendah diri (7 tahun).


Tahapan ini merupakan tahapan peralihan, dari masa anak-anak ke masa pertengahan,
dimana anak mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap keberhasilan dan
kemampuannya. Tahapan ini menjadi berhasil jika anak didukung oleh orang dewasa
dalam membangun perasaan kompeten dan percaya dengan keterampilannya.
Namun anak akan menjadi gagal dalam tahapan ini jika anak menerima sedikit atau tidak
sama sekali dukungan dari orang dewasa, yang dapat menimbulkan permasalahan seperti
rasa rendah diri dan tidak produktif.

5. Identitas vs kebingungan identitas (remaja).


Dalam tahap ini, anak berdampingan dengan masa pubertas menuju dewasa, dimana anak
banyak sekali memiliki peran baru, status baru sebagai orang dewasa, pekerjaan dan
lainnya. Jika anak menjajaki peran secara positif, maka identitas anak akan tercapai, dan
hal-hal positifpun banyak digapai. Namun jika ketidakpastian terhadap identitas diri tidak
tercpai maka dapat menyebabkan kebingungan peran di masa depan. Seperti contoh :
siapa saya, masa depan saya mau jadi apa, tujuan saya apa, dsb.

6. Keintiman vs keterkucilan (dewasa awal).


Keintiman dalam tahap ini merupakan identitas personal yang sangat kuat antara wanita
dan pria. Yang dimana tahap ini sebagai tahap seksual mutuality atau kematangan
seksual. Jika hubungan ini berhasil, maka seseorang akan memiliki teman atau pasangan
hidup dan melanjutkan hubungannya menjadi sebuah komitmen. Namun bagi mereka
yang memiliki kepekaan diri yang kurang tinggi, maka cenderung memiliki kekurangan
dalam berkomitmen dan lebih sering terisolasi secara emosional, kesendirian dan merasa
keterasingan dengan orang lain.

7. Bangkit vs stagnan (dewasa madya).


Pada tahap ini seseorang akan melanjutkan kehidupannya dan berfokus terhadap karir
dan keluarga. Jika berhasil melewati tahap ini, maka seseorang akan memberikan
kontribusi terhadap lingkungannya dengan berpartisipasi dalam lingkungannya dan
komunitasnya. Jika gagal dalam melewati tahap ini, maka seseorang akan merasa tidak
produktif, dan stagnasi yang berkaitan dengan rasa kecewa dan menumbuhkan sikap
egois pada diri. Sehingga rasa penyesalan lah yang membuat setiap individu dalam tahap
ini mengisolasi dirinya dari lingkungan di sekitarnya.
8. Integritas vs putus asa (lansia).
Dalam tahap ini, cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu setiap individu.
Pada tahapan ini, merupakan rumusan dari semua tahapan di masa lalunya.
Jika seseorang yang banyak memiliki keberhasilan pada tahap-tahap yang lalu maka
mencerminkan keberhasilan dan kebijaksanaan. Namun jika banyak tahapan yang tidak
berhasil, maka merasa bahwa hidupnya hanyalah percuma dan memiliki banyak
penyesalan serta keputusasaan.

3. Teori sistem ekologi: Bronfenbrenner, yaitu


a. Makrosistem: Berkaitan dengan kebijakan, dan budaya agama.

b. Ekosistem: Berkaitan dengan hubungan yang mungkin terjadi antara dua atau lebih
setiap lingkungan. Misalnya lingkungan tempat kerja orang tua, lingkungan rumah yang
lebih luas dan keluarga besar. Contohnya, seorang ayah yang kerap mengalami kesulitan
di tempat kerja bisa saja melampiaskan hal tersebut kepada sang anak di rumah dan
memperlakukan anak dengan buruk.

c. Mesosistem : Melibatkan hubungan antara rumah dan sekolah, teman sebaya dan
keluarga atau antara keluarga dan sekolah.

d. Mikrosistem : Mencakup rumah, sekolah atau penitipan anak, kelompok teman sebaya
atau lingkungan komunitas dari sang anak. Interaksi didalam mikrosistem biasanya
melibatkan keterlibatan pribadi dengan keluarga, teman sekelas, guru, pengasuh yang
memberi pengaruh kepada anak.

4. Perbandingan Teori Piaget dan Vygotsky :


Menurut Piaget, kemampuan berbahasa tidak relevan dengan pemikiran representasi
anak, Namun, Bahasa memiliki peran dalam perkembangan kognitif, serta setiap tahap
perkembangan kognitif bersifat universal yang artinya semua anak mengalami hal yang
sama dalam tahap perkembangannya. Namun menurut Vygotsky, Pemikiran anak akan
berkembang Ketika anak terlibat dalam dialog interaktif dengan lawan bicara yang tepat
dan menyelesaikan masalah yang masih termasuk dalam zona perkembangan proksimal
anak, serta Setiap anak akan mengalami perkembangan kognitif yang berbedabeda karena
mereka dibesarkan dalam lingkungan dan budaya yang berbeda pula.

5. Model sistem pemrosesan informasi:


Satu persamaan dari komputer dan pikiran manusia adalah fakta bahwa keduanya
memiliki kapasitas untuk memproses informasi. Pada manusia. Perangkat keras à sistem
saraf (otak, reseptor sensorik, koneksi saraf. Perangkat lunak à strategi dan program
mental yang dimiliki manusia untuk menentukan informasi yang akan masuk
(diinterpretasi, disimpan, diingat Kembali dan dianalisis).
Terdapat 3 komponen dalam model ini (Atkinson & Shiffrin 1968, dalam Shaffer &
Kipp, 2014):
1. Sensory state/register: Informasi masuk dalam sistem melalui indra manusia
2. Short-term store (STS): Ketika manusia mendapat stimulus dari lingkungannya.
3. Long term store (LTS): Infotmasi yang telah diinterpretasi disimpan secara permanen
untuk digunakan di kemudian hari, termasuk pengetahuan, pengalam dan strategi yang
dilakukan untuk menyelesaian masalah.
DAFTAR PUSTAKA/REFERENSI

Sumantri, Mulyani (2020). Perkembangan Peserta Didik. Banten: Universitas Terbuka.


https://www.kompasiana.com/birgitta56828/61a1094b733c430f3f4d3b75/8-tahapan-
perkembangan-psikososial-menurut-erik-erikson?page=2&page_images=1 (Diakses 08 Mei
2022)

https://dosenpsikologi.com/teori-ekologi-dalam-psikologi-perkembangan (Diakses 08 Mei 2022)

Batam, 08 Mei 2022

Judiana Sigalingging

Anda mungkin juga menyukai