Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS II
“Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Agregat Pra Sekolah dan Usia Sekolah”

Oleh:

Wanda Rafika
(183310831)

Dosen Pembimbing:
Tasman, SKp., M.Kep.,Sp.Kom

PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia- Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah Keperawatan
Komunitas II ini tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan Keperawatan Komunitas Pada
Agregat Pra Sekolah dan Usia Sekolah”.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kesempurnaan hanyalah
milik Allah semata. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun sangat saya harapkan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada ibu dosen
pembimbing dan teman teman sekalian. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua
usaha kita. Aamiin.

Padang, 01 Februari 2021

Wanda Rafika

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4


A. Latar Belakang .................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
C. Tujuan ................................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................................... 5
A. Konsep Prasekolah dan Usia Sekolah .................................................................. 5
B. Asuhan Keperawatan Prasekolah dan Usia Sekolah ............................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... .... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa pra sekolah mengacu pada tahun-tahun antara usia 3 dan 5 tahun. Diusia ini
anak mengurangi kenegatifannya, lebih akurat dalam berinteraksi dan berkomunikasi.
Perkembangan fisik lebih lambat daripada pengembangan kognitif. (Noviestari,
Ibrahim , Deswani, & Ramaniati, 2020).
Anak usia sekolah adalah anak yang berusia anatara 6-12 tahun atau biasa disebut
dengan periode intelektual. Pengetahuan anak akan bertambah pesat seiring dengan
bertambahnya usia, keterampilan yang dikuasaipun semakin beragam (Sembiring,
2019).
Masalah kesehatan pada anak ; cedera, malnutrisi, masalah lingkungan, penganiayaan,
dan anak berkebutuhan khusus.
Data OfficialJournal Of The American Academy of Pediatrics dengan judul Global
Prevelence of Past-year Violence Againts Children; A Systematic Review and
Minimum Estimates, 2016. Rata rata 50% atau diperkirakan lebih dari 1 milyar anak
didunia, mengalami kekerasan fisik, seksual, emosional, dan penelantaran (Infodatin,
2020).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar pra sekolah dan usia sekolah ?
2. Bagaimana asuhan Keperawatan pra sekolah dan usia sekolah ?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar pra sekolah dan usia sekolah.
2. Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pra sekolah dan usia sekolah.

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Pra Sekolah dan Usia Sekolah


1. Defenisi Pra Sekolah
Masa pra sekolah mengacu pada tahun-tahun antara usia 3 dan 5 tahun. Diusia
ini anak mengurangi kenegatifannya, lebih akurat dalam berinteraksi dan
berkomunikasi. Perkembangan fisik lebih lambat daripada pengembangan
kognitif. (Noviestari, Ibrahim , Deswani, & Ramaniati, 2020).
2. Karakteristik Anak Prasekolah
Karakteristik anak pra sekolah, antara lain (Roziana, 2020) :
a. Fisik anak prasekolah atau TK
1) Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki
penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai
kegiatan yang dilakukan sendiri.
2) Otot-otot besar pada anak usia prasekolah lebih berkembang
dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu, biasanya
anak belum terampil, belum bisa melakukan kegiatan yang
rumit seperti mengikat tali sepatu.
3) Walaupun anak laki-laki lebih besar, anak perempuan lebih
terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya dalam
tugas motorik halus, tetapi sebaliknya jangan mengeritik anak
lelaki apabila ia terampil. Jauhkan sikap membanding-
bandingkan antara laki-laki dan perempuan.
b. Sosial anak prasekolah atau TK
Anak prasekolah biasanya mudah bersosialisasi dengan orang lain
disekitarnya. Adapun ciri-cirinya :
1) Umumnya pada tahap ini memiliki satu atau dua sahabat, tapi
sahabat tersebut cepat berganti.
2) Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu
terorganisasi secara baik, oleh karena itu kelompok tersebut
cepat berganti-ganti.
c. Emosional anak prasekolah atau TK

5
Anak TK cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan
terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia
tersebut. Selain itu sifat iri hati pada anak usia prasekolah sering
terjadi. Mereka seringkali memperebutkan mainan atau perhatian
pendidik.
d. Kognitif anak prasekolah atau TK
Anak prasekolah umumnya telah terampil berbahasa. Sebagian besar
dari mereka senang berbicara, khususnya dalam kelompoknya.
Perkembangan pada masa prasekolah ini dapat berlangsung stabil dan masih
terjadi peningkatan pertumbuhan serta perkembangan, khususnya pada
aktifitas fisik dan kemampuan kognitif..
3. Definisi Usia Sekolah
Anak usia sekolah adalah anak yang berusia anatara 6-12 tahun atau biasa
disebut dengan periode intelektual. Pengetahuan anak akan bertambah pesat
seiring dengan bertambahnya usia, keterampilan yang dikuasaipun semakin
beragam (Sembiring, 2019).
4. Karakteristik Anak Usia Sekolah
Karakteristik anak usia sekolah (Ibung, 2008) :
a. Berpisah dengan orang tua atau pengasuh
Anak usia sekolah mulai mengharuskan anak berada di lingkungan
sekolah atau kursusnya secara mandiri.
b. Mengambil keputusan sendiri
Karena anak mulai berkegiatan sendiri di sekolah atau tempat kursus
diharapkan anak dapat membuat keputusan keputusan sederhana
secara mandiri.
c. Belajar bersosialisasi
Dengan ketidakhadiran orang tua anak harus mulai belajar
berinteraksi dengan individu lain dari berbagai kalangan, usia, secara
mandiri.
d. Belajar bertanggung jawa atas diri sendiri
Karena anak mulai belajar mengambil keputusan sendiri, iapun harus
mulai bertanggung jawab atas keputusannya.
e. Mulai memahami hubungan sebab akibat secara lebih luas

6
Seiring dengan berkembangnya taraf intelektual ke tingkat yang
lebih tinggi dan kompleks, anak usia ini mulai belajar hubungan
sebab akibat.
5. Masalah Kesehatan Anak Prasekolah dan Usia Sekolah
Masalah kesehatan pada anak menurut ( Sahar, Setiawan & Riasmini, 2019).
a. Cedera
Bayi dan anak-anak beresiko besar untuk cedera yang tidak
disengaja. Mereka mempunyai rasa penasaran dan semangat untuk
mengekspresikan lingkungan, tetapi kurang mampu dalam hal
koordinasi dan kognitif dalam menjaga diri dari bahaya. Ukurannya
yang kecil dan dan perkembangan tulang dan otot membuat mereka
rentan terhadap cedera. Banyak kecelakaan dapat dihindari dengan
meningkatkan keselamatan lingkungan anak.
Orang tua yang berpenghasilan rendah mengalami kesulitan untuk
menyediakan peralatan keselamatan, seperti pengaman untuk lemari,
alarm kebakaran, car seats, dan helm.
b. Malnutrisi dan gizi oleh pemerintah Indonesia
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah program
Indonesia sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan
status gizi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat yang
didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan
Kesehatan. Indikator program Bina Gizi dan Kesehatan Anak adalah
meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang bermutu bagi seluruh masyarakat. Pembinaan Perbaikan Gizi
Masyarakat mempunyai sasaran kegiatan yaitu meningkatnya
pelayanan gizi masyarakat. Selain itu juga pemerintah melakukan
pembinaan Kesehatan Bayi, Anak, dan Remaja dengan sasaran
kegiatan ini adalah meningkatnya akses dan kualitas pelayanan
kesehatan bayi, anak, dan remaja.
c. Imunisasi
Tingkat penyakit dapat dicegah dengan vaksin berada pada tingkat
yang rendah, tetapi banyak anak-anak dan remaja berada di level
yang belum diimunisasi. Kekhawatiran tentang freskuensi dan waktu

7
vaksin menyebabkan ketakutan orangtua bahwa vaksin anak
berhubungan dengan autisme.
Perawat dapat membantu untuk mendidik anggota masyarakat
tentang keamanan vaksin dan jadwal vaksinasi yang
direkomendasikan.
d. Masalah lingkungan
Potensi ancaman terhadap kesehatan anak-anak terkadang ada di
lingkungan hidup mereka. Ancaman dapat ditemukan di udara, di
dalam air, dan dari eksposur beracun bahan kimia. Misalnya polusi
udara, kualitas udara yang buruk, dan asap rokok dapat menyebabkan
atau memicu asma.
e. Penganiayaan anak
Penganiayaan anak adalah indikator lain dari status kesehatan fisik
dan emosional anak-anak.
Salah perlakuan juga termasuk bentuk penganiayaan. Terhitung
sekitar 7% dari semua kasus salah perlakuan pada anak merupakan
perlakuan yang dapat merusak harga diri anak atau kesejahteraan
emosional.
Salah perlakuan fisik juga termasuk pada penganiayaan anak. Salah
perlakuan fisik merupakan cedera yang sengaja ditimpakan pada
anak oleh orang tua. Orang tua yang melakukan salah perlakuan,
sering memiliki harapan yang tidak masuk akal kepada anak mereka,
dan dapat menginterpretasikan perilaku anak sebagai ancaman bagi
harga diri orang tua dan harus dikendalikan. Tindakan salah
perlakuan ini termasuk memukul, membakar, mengigit, dan luka
memar.
f. Anak berkebutuhan khusus
Kondisi khusus termasuk gangguan perkembangan seperti sindrom
down dan gangguan spektrum autisme, gangguan kesehatan mental
seperti depresi dan kecemasan, kejang, alergi, asma dan attention
deficit/hyperactive disorder (ADHD).

8
B. Asuhan Keperawatan Komunitas pada Agregat Prasekolah dan Sekolah
1. Pengkajian (Dengan Model CAP/Community As Partner) Konsep utama teori
community as a partner adalah roda pengkajian komunitas dan proses
keperawatan. Dua bagian utama dari konsep roda pengkajian komunitas
meliputi inti komunitas (core) dan delapan sub sistem.
Core terdiri dari :
a. Demografi
Laporan UNICEF tahun 2015 kekerasan anak terjadi secara luas di
Indonesia; 40% anak berusia 13-15 tahun melaporkan pernah
diserang secara fisik sedikitnya satu kali dalam setahun, 26%
melaporkan pernah mendapat hukuman fisik dari orang tua atau
pengasuh di rumah, dan 50% melaporkan di bully disekolah
b. Sejarah
Riwayat kesehatan, apakah orang tua, pengasuh, teman sebaya, dan
orang dilingkungan anak pernah mengalami kekerasan.
c. Etnis
Penelitian yang dilakukan di Jakarta Timur, Magelang, Yogyakarta,
Mataram dan Makasar. Lebih dari 50% kasus kekerasan seksual anak
yang dilakukan oleh anak, pelaku kekerasan seluruhnya berjenis
kelamin laki-laki dengan rata-rata usia 16 tahun (infodatin, 2020).
d. Perilaku
Perilaku kekerasan pada anak adalah setiap perbuatan terhadap anak
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
mental, psikis, seksual, dan/penelantaran.
Sub sistem terdiri dari :
a. Lingkungan fisik
Perlakuan kekerasan yang diterima oleh anak, baik dari keluarga,
pengasuh, orang tua dan teman sebaya, serta masyarakat disekitar anak.
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan orang tua dengan anak yang mengalami kekerasan,
tidak punya ijazah, SD/Sederajat, SMP/Sederajat, SMA/Sederajat,
Perguruan tinggi. Kekerasan pada anak lebih sering terjadi dalam keluarga
dengan orang tua yang tidak memiliki ijazah, dan terendah pada keluarga
dengan orang tua tamat perguruan tinggi.

9
c. Ekonomi
Kekerasan pada anak banyak terjadi pada keluarga dengan orang tua yang
memiliki tingkat ekonomi rendah.
d. Keamanan dan transportasi
Bagaimana anak-anak beraktifitas diluar rumah, apakah anak mendapat
fasilitas yang layak dan aman, apakah anak dapat mengakses pelayanan
kesehatan dengan baik.
e. Politik dan pemerintahan
Pemerintah telah mengadakan program pencegahan dan penggulangan
kekerasan pada anak.
f. Pelayanan kesehatan dan sosial
Tersedianya pusat pelayanan terpadu (PPT)/pusat krisis terpadu (PTK) di
RS pada setiap kabupaten atau kota.
g. Komunikasi
Komunikasi meliputi jenis dan tipe komunikasi yang digunakan anak baik
dalam keluarga, pengasuh maupun teman sebaya.
h. Rekreasi
Kaji rekreasi yang ada dan cocok untuk anak dengan kekerasan.
2. Diagnosa Keperawatan Komunitas
a. Risiko gangguan perlekatan (SDKI, 278)
Beresiko mengalami gangguan interaksi antara orang tua atau orang
terdekat dengan bayi/anak yang dapat mempengaruhi proses asah,
asih, dan asuh.
Faktor Resiko :
1) Kekhawatiran menjalankan peran sebagai orang tua
2) Perpisahan antara ibu dan bayi/anak akibat hospitalisasi
3) Penghalang fisik (mis. Inkubator, baby warmer)
4) Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi/anak
5) Perawatan dalam ruang isolasi
6) Prematuritas
7) Penyalahgunaan zat
8) Konflik hubungan antara orang tua dan anak
9) Perilaku bayi tidak terkoordinasi

10
Kondisi klinis Terkait :
1) Hopitalisasi
2) Prematuritas
3) Penyakit kronis pada orang tua atau anak
4) Retardasi mental
5) Komplikasi maternal
6) Sakit selama periode hamil dan melahirkan
7) Post partum blues

b. Defisit Pengetahuan tentang (spesifikan) (246)


Ketaiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan
topik tertentu
Penyebab
1) Keteratasan kognitif
2) Gangguan fungsi kognitif
3) Kekeliruan mengikuti anjuran
4) Kurang terpapar informasi
5) Kurang minat dalam belajar
6) Kurang mampu mengingat
7) Ketidaktahuan menemukan sumber infomasi

Gejala dan tanda mayor


Subjektif :
1) Menanyakan masalah yang dihadapi
Objektif :
1) Menunjukan perilaku tidak sesuai anjuran
2) Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah

Gejala dan tanda minor


Subjektif :
(Tidak tersedia)
Objektif :
1) Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat

11
2) Menunjukan perilaku berlebihan (mis. apatis, bermusuhan, agitasi,
histeria)
Kondisi klinis terkait
1) Kondisi yang baru dihadapi oleh klien
2) Penyakit akut
3) Penyakit kronis

Keterangan
Diagnosa ini dispesifikan berdasarkan topik tertentu, yaitu :
1) Gaya hidup sehat
2) Keamanan diri
3) Keamanan fisik anak
4) Kehamilan dan persalinan
5) Kesehatan maternal pasca persalinan
6) Kesehatan maternal pasca prekonsepsi

3. Intervensi Keperawatan
SDKI SLKI SIKI

Risiko Peran menjadi orang tua (79) Edukasi Orang Tua : Fase anak
gangguan (75)
Ekspektasi : Membaik
perlekatan Observasi
Kriteria Hasil ;
(SDKI, 278) - Identifikasi pemahaman
- Perilaku positif menjadi
orang tua/keluarga
orang tua meningkat tentang membesarkan
- Memberi pengertian pada anak
anak/anggota keluarga - Identifikasi kesiapan
meningkat orang tua dalam
- Kebutuhan fisik menerima edukasi serta
anak/anggota keluarga faktor-faktor yang
terpenuhi menghambat keberhasilan
- Kebutuhan emosi edukasi (mis. faktor
anak/anggota keluarga budaya, hambatan bahasa,
terpenuhi meningkat kurang tertarik.
- Verbalisasi kepuasan dengan
lingkungan rumah Terapeutik
meningkat
- Minta orang tua

12
menjelaskan perilaku
anak

Edukasi

- Ajarkan tekhnik
pengasuhan dan
keterampilan komunikasi
- Ajarkan mengidentifikasi
Sumber dukungan
Keluarga
- Ajarkan mengidentifikasi
sumber stressor keluarga
(mis. penyalahgunaan
obat/alkohol, kekerasan
dalam rumah tangga,
konflik ibu, depresi,
perceraian.
- Jelaskan tahap tumbuh
kembang anak
- Jelaskan sikap atau
tindakan di tahapan anak

Defisit Tingkat Pengetahuan (146) Edukasi Perilaku Upaya


pengetahuan Kesehatan (100)
Ekspektasi : Meningkat
spesifikkan Observasi
Kriteria Hasil :
(246) - Identifikasi kesiapan dan
- Verbalisasi minat dalam kemampuan menerima
belajar meningkat informasi
- Kemampuan
menggambarkan pengalaman Terapeutik
sebelumnya yang sesuai
- Sediakan materi dan
dengan topik meningkat
media pendidikan
- Pertanyaan tentang masalah
kesehatan
yang dihadapi menurun
- Jadwalkan pendidikan
- Perilaku membaik
kesehatan sesuai
kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
- Gunakan variasi metode
pembelajaran

Edukasi

13
- Informasikan sumber
yang tepat yang tersedia
di masyarakat
- Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan
- Ajarkan pencarian dan
penggunaan sistem
fasilitas pelayanan
kesehatan

4. Implementasi Keperawatan
Merupakan pelaksanaan dari rencana intervensi keperawatan atau searngkaian
kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah
status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik yang
menggambarkan hasil yang diharapkan.
5. Evaluasi Keperawatan
Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa pra sekolah mengacu pada tahun-tahun antara usia 3 dan 5 tahun. Anak usia
sekolah adalah anak yang berusia anatara 6-12 tahun atau biasa disebut dengan
periode intelektual. Pengetahuan anak akan bertambah pesat seiring dengan
bertambahnya usia, keterampilan yang dikuasaipun semakin beragam (Sembiring,
2019).
Masalah kesehatan pada anak ; cedera, malnutrisi, masalah lingkungan, penganiayaan,
dan anak berkebutuhan khusus.

B. Saran
Semoga dengan makalah ini dapat membuat kita lebih mengerti tentang asuhan
keperawatan komunitas pada agregat pra sekolah dan usia sekolah sehingga kita dapat
mengaplikasinnya dikomunitas guna meningkatkan derajat kesehatan bagi anak pra
sekolah dan usia sekolah

15
DAFTAR PUSTAKA

Ali H. Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.


Aprisunadi. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat.
Aprrisunadi. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat.
Aprisunadi. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat.
Ibung Dian. 2008. Panduan Praktis Bagi Orang Tua dalam Memahami dan Mendampingi
Anak. Jakarta : Gramedia.
Infodatin. 2020. Kekerasan Terhadap Anak dan Remaja. Jakarta : Kemenkes RI.
Sahar Junaiti, Setiawan Agus & Riasmini Ni Made. 2019.Keperawatan Kesehatan Komunitas
dan Keluarga. Singapore : Elsevier.
Noviestari Enie, Ibrahim Kusuma, Deswani, & Ramaniati Sri. 2020. Dasar-Dasar
Keperawatan. Singapore : Elsevier.
Rozana Salma. 2020. Stimulasi perkembangan Anak Usia Dini. Jawa Barat : Edu Publisher
Sembiring Julina Br. 2019. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah. Sleman :
Deepublish Publisher.

16

Anda mungkin juga menyukai