Anda di halaman 1dari 15

1

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.KONSEP PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

Perkembangan anak merupakan arsitektur otak dan dasar


perkembangan manusia yang terbentuk pada tahun awal melalui interaksi
warisan generik dan lingkungan tempat tinggal anak. Usia 3-6 tahun
merupakan usia anak prasekolah, pada usia, pertumbuhan dan
perkembangan serta kognitif meningkat. Anak mampu berkomunikas
dengan baik dan mulai memiki rasa ingin tahu yang lebih tinggi (Mansur
& Andalas, 2019).
1. Definisi Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Yang dimaksud dengan anak prasekolah adalah mereka yang


berusia antara 3-6 tahun. Mereka biasanya mengikuti program
prasekolah dan kinderganten. Sedangkan di Indonesia, umumnya
mereka mengikuti program Tempat Penitipan Anak (3 tahun – 5
tahun) dan kelompok bermain (usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-
6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman Kanak-Kanak.
Menurut teori Erik Erikson yang membicarakan perkembangan
kepribadian seseorang dengan titik berat pada perkembangan
psikososial tahapan 0-1 tahun, berada tahapan oral sensorik dengan
krisis ernosi antara trust versus mistrust, tahapan 3-6 tahun, mereka
berada dalam tahapan dengan krisis autonomy versus shame and
doubt (2-3 tahun), initiative versus guilt (4-5 tahun) dan tahap usia 6-
11 tahun mengalami krisis industry versus inferiority. Dari teori
Piaget yang membicarakan perkembangan kognitif, perkembangan
dari tahapan sensorimotor (0-2 tahun), dan operasional (27 tahun),
operasional konkret (7-12 tahun), dan operasional formal (12-15
2

tahun), maka perkembangan kognitif anak masa prasekolah berada


pada tahap praoperasional (Mustofa, 2016)

2. Ciri Tahapan Perkembangan Anak Prasekolah


(Mustofa, 2016), membagi empat ciri tahapan
perkembangan anak prasekolah yaitu :
a. Perkembangan jasmani
Pada saat anak mencapai tahapan prasekolah (3-6
tahun) ada ciri yang jelas berbeda antara anak usia bayi dan
anak prasekolah. Perbedaannya terletak dalam penampilan,
proporsi tubuh, berat, panjang badan dan keterampilan
yang mereka miliki. Contohnya, pada anak prasekolah
telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang dan
memungkinkan bagi mreka melakukan berbagai
keterampilan.
b. Perkembangan kognitif
Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan
atau berpikir. Kognitif adalah pengertian yang luas
mengenai berpikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah
laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan
yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan.
Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari
cara anak berpikir. Kemampuan anak untuk
mengkoordinasi berbagai cara berpikir untuk
menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan
sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan.

c. Perkembangan bahasa
Dalam membicarakan perkembangan bahasa
terdapat tiga butir yang perlu dibicarakan, yaitu :
3

1) Ada perbedaan antara bahasa dan kemampuan berbicara.


Bahasa biasanya dipahami sebagai sistem tata bahasa
yang rumit dan bersifat semantik. Sedangkan
kemampuan bicara terdiri dari ungkapan dalam bentuk
kata-kata.
2) Terdapat dua daerah pertumbuhan bahasa yaitu bahasa
yang bersifat pengertian/ reseptif (understanding) dan
pernyataan/ ekspresif (producing). Bahasa pengertian
(misalnya menengarkan dan membaca) menunjukkan
kemampuan anak untuk memahami dan berlaku
terhadap komunikasi yang ditujukan kepada anak
tersebut.
3) Bahasa ekspresif (bicara dan tulisan) menunjukkan
ciptaan bahasa yang dikomunikasikan kepada orang
lain.
4) Komunikasi diri atu bicara dalam hati, juga harus
dibahas. Anak akan berbicara dengan dirinya sendiri
apabila berkhayal, pada saat merencanakan
menyelesaikan masalah, dan menyerasikan gerakan
mereka.
d. Perkembangan emosi dan sosial
Perkembangan emosi berhubungan dengan seluruh
aspek perkembangan anak. Dalam periode prasekolah, anak
ditunut untuk mampu menyesuaikan diri dengan berbagai
orang dari berbagai tatanan, yaitu keluarga, sekolah dan
teman sebaya. Perkembangan sosial biasanya dimaksudkan
sbagai perkembangan tingkah laku anak dalam
menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku di
dalam masyarakat di mana anak berada.
4

Masalah sosial dan emosional yang sering muncul


pada anak usia prasekolah antara lain adalah :

1) Rasa cemas yang berkepanjangan atau takut yang tidak


sesuai dengan kenyataan
2) Kecenderungan depresi, permulaan dari sikap apatis
dan menghindar dari orang-orang di lingkungannya.
3) Sikap yang bermusuhan terhadap anak dan orang lain
4) Gangguan tidur, gelisah, mengigau, mimpi buruk.
5) Gangguan makan, misalnya nafsu makan sangat
menurun.
3. Ciri Anak Prasekolah
(Mustofa, 2016) ,mengemukakan ciri- ciri anak prasekolah
(3-6 tahun) yang biasanya ada di TK. Ciri-ciri yang dikemukakan
meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.

a. Ciri fisik

1) Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah


memiliki penguasaan terhadap tubuhnya dan sangat
menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Berikan
kesempatan kepada anak untuk lari, memanjat, dan
melompat. Usahakan kegiatan-kegiatan tersebut di atas
sebanyak mungkin sesuai dengan kebutuhan anak dan
selalu di bawah pengawasan.
2) Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak
membutuhkan istirahat yang cukup. Seringkali anak
tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat
cukup. Jadwal aktivitas yang tenang diperlukan anak.
3) Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang
dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu
5

biasanya anak belum terampil, belum bisa melakukan


kegiatan yang rumit seperti, mengikat tali sepatu.
4) Anak masih sering kali mengalami kesulitan apbila
harus memfokuskan pandangannya pada objek-objek
yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi
tangan dan matanya masih kurang sempurna.
5) Walaupun tubuh anak ini lentur, tetapi tengkorak
kepala yang melindungi otak masih lunak. Hendaknya
berhati-hati bila anak berkelahi dengan temannya,
sebaiknya dilerai. Sebaiknya dijelaskan kepada anak-
anak mengenai bahayanya.
6) Walaupun anak lelaki lebih besar, dan anak perempuan
terampil dalam tugas yang bersifat praktis, khususnya
dalam tugas motorik halus, tetapi sebaiknya jangan
mengkritik anak lelaki apabila ia tidak tampil. Jauhkan
dari sikap membandingkan lelaki perempuan, juga
dalam kompetisi keterampilan seperti apa yang
tersebut di atas.

B. KUESIONER PRA-SKRINING PERKEMBANGAN (KPSP)


DAN CARA PENILAIANNYA

1. Pengertian KPSP

Kuesioner Pra Skrining Perkembangan atau disebut KPSP


merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan kepada
para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan
skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3 bulan sampai
dengan 72 bulan. Bagi setiap golongan umur terdapat 10 pertanyaan
untuk orang tua atau pengasuh anak. (Kemenkes RI, 2016)

2. Tujuan
6

Untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada


penyimpangan.

3. Pemeriksa

Skrining/pemeriksaan dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK dan


petugas PAUD terlatih.

4. Jadwal Skrining

Jadwal skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah: setiap 3 bulan pada


anak < 24 bulan dan tiap 6 bulan pada anak usia 24 - 72 tahun (umur 3, 6,
9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan). Apabila
orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh
kembang, sedangkan umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan
menggunakan KPSP untuk umur skrining yang lebih muda dan
dianjurkan untuk kembali sesuai dengan waktu pemeriksaan umurnya.

5. Alat/instrument yang digunakan

a. Formulir KPSP menurut umur. Formulir ini berisi 9–10


pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah
dicapai anak. Sasaran KPSP anak umur 3–72 bulan.

b. Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar


bola tenis, kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm sebanyak
6 buah, kismis, kacang tanah, potongan biskuit kecil berukuran
0,5–1 cm

6. Cara menggunakan

a. Pada waktu pemeriksaan/skrining, anak harus dibawa.

b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal bulan dan


tahun anak lahir. Bila umur anak lebih 16 hari dibulatkan
menjadi 1 bulan. Contoh: bayi umur 3 bulan 16 hari,
7

dibulatkan menjadi 4 bulan bila umur bayi 3 bulan 15 hari,


dibulatkan menjadi 3 bulan.

c. Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai


dengan umur anak.

d. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu: Pertanyaan yang


dijawab oleh ibu/pengasuh anak, contoh: "Dapatkah bayi
makan kue sendiri?" dan Perintah kepada ibu/pengasuh anak
atau petugas melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP.
Contoh: "Pada posisi bayi anda telentang, tariklah bayi pada
pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk''

e. Jelaskan kepada orangtua agar tidak ragu- ragu atau takut


menjawab, oleh karena itu pastikan ibu/pengasuh anak
mengerti apa yang ditanyakan kepadanya.

f. Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan satu persatu.


Setiap pertanyaan hanya ada 1 jawaban, ya atau tidak. Catat
jawaban tersebut pada formulir.

g. Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak


menjawab pertanyaan terdahulu.Teliti kembali apakah semua
pertanyaan telah dijawab.

7. Interpretasi Hasil

Hitunglah berapa jumlah jawaban Ya. Jawaban Ya, bila


ibu/pengasuh menjawab: anak bisa atau pernah atau sering atau
kadang-kadang melakukannya. Jawaban Tidak, bila ibu/pengasuh
menjawab: anak belum pernah melakukan atau tidak pernah atau
ibu/pengasuh anak tidak tahu. Jumlah jawaban „Ya‟ = 9 atau 10,
perkembangan anak sesuai dengan tahaf perkembangannya (S).
Jumlah jawaban „Ya‟ = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan
8

(M). Jumlah jawaban „Ya‟ = 6 atau kurang, kemungkinan ada


penyimpangan (P). Untuk jawaban „Tidak‟ perlu dirinci jumlah
jawaban „Tidak‟ menurut keterlambatan (gerak kasar, gerak halus,
bicara dan Bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

8. Intervensi

a. Bila perkembangan anak sesuai umur (S) lakukan tindakan


berikut:

1) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan


baik.

2) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan


anak.

3) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering


mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan anak.

4) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan


kesehatan di Posyandu secara teratur sebulan sekali, jika anak
sudah memasuki usia prasekolah (36 sampai 72 bulan) anak
dapat diikutkan pada kegiatan di Pusat pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD), Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak.

5) Lakukan pemeriksaan /skrining rutin menggunakan KPSP


setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan
setiap 6 bulan pada anak umur 24 sampai 72 bulan.

b. Bila perkembangan anak meragukan (M) lakukan tindakan


berikut:

1) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi


perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan
sesering mungkin.
9

2) Ajarkan Ibu cara melakukan intervensi stimulasi


perkembangan anak untuk mengatasi penyimpangan atau
mengejar ketertinggalannya.

3) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan


adanya penyakit yang menyebabkan penyimpangan
perkembangannya dan lakukan pengobatan.

4) Lakukan penilaian ulang KPSP dua minggu kemudian dengan


menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak,
jika hasil KPSP ulang jawaban „Ya‟ tetap 7 atau 8 maka
kemungkinan ada penyimpangan (P).

c. Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P) lakukan


tindakan berikut: merujuk ke Rumah Sakit dengan menuliskan
jenis dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar,
gerak halus, bicara dan Bahasa, sosialisasi dan kemandirian.

9. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan deteksi


perkembangan.

Penelitian yang dilakukan Usman (2019) dalam (Batlajery


et al., 2021) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi rendahnya kunjungan SDIDTK adalah:

a. Pengetahuan orang tua mengenai pemeriksaan SDIDTK


masih rendah.

b. Kebiasaan melakukan pemeriksaan kesehatan anak, orang


tua tidak pernah melakukan pemeriksaan SDIDTK di
Puskesmas.

c. Dukungan keluarga dimana Orang tua tidak pernah


mendapatkan dukungan keluarga untuk melakukan
pemeriksaan SDIDTK,
10

d. Dukungan sosial dimana Orang tua tidak pernah


mendapatkan dukungan sosial untuk melakukan
pemeriksaan SDIDTK.

e. Keterpaparan informasi dimana Orang tua tidak pernah


mendapatkan informasi mengenai pentingnya pemeriksaan
SDIDTK.

f. Ketersediaan fasilitas. Ketidaktersedian ruangan khusus


pemeriksaan SDIDTK serta kurang lengkapnya peralatan
yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan SDIDTK.

10. Manfaat Skrining.

Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak penting


dan bermanfaat karena:

a. Awal kehidupan merupakan periode kritis atau golden period


yang dapat mempengaruhi keberhasilan anak di sekolah
nantinya;

b. Awal kehidupan merupakan window of opportunity. Kalau


tidak dimanfaatkan, kita akan kehilangan masa tersebut;

c. Pada awal kehidupan, plastisitas otak anak tinggi, sehingga


merupakan waktu yang tepat untuk melakukan intervensi;

d. Deteksi dini dapat mencegah masalah sekunder yang mungkin


terjadi, seperti masalah gangguan kepribadian atau rasa percaya
diri;

e. Secara hukum sah, karena merupakan hak anak untu mendapat


perhatian melalui deteksi dan intervensi dini;
11

f. Deteksi dini menguntungkan, karena Meningkatkan fungsi


keluarga, sehingga menurunkan kelainan fisik atau retardasi
mental.

g. Risiko lingkungan berkurang, sehingga angka kejadian tidak


naik kelas, putus sekolah, atau anak yang berkebutuhan khusus
dapat diturunkan.

h. Skrining dapat mengetahui pengaruh buruk, seperti dampak


lingkungan yang kurang sehat seperti kontaminasi logam berat,
hubungan orangtua dan anak yang kurang baik, penelantaran
anak dan perlakuan salah terhadap anak.

C.KONSEP IBU RUMAH TANGGA DAN IBU BEKERJA

1. Pengertian Ibu

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata ibu secara


etimologi berarti: wanita yang telah melahirkan seseorang, sebutan
untuk wanita yang sudah bersuami dan panggilan yang takzim
kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum.
Sedangkan di dalam buku Kamus Lengkap Bahasa Indonesia kata
“Ibu berarti emak,orang tua perempuan”.Sedangkan kata ibu secara
terminologi yang dinyatakan oleh Abu Al ‟Aina Al Mardhiyah
dalam bukunya Apakah Anda Ummi Sholihah? Bahwa ibu
merupakan status mulia yang pasti akan disandang oleh setiap
wanita normal. Ibu merupakan tumpuan harapan penerus generasi,
diatas pundaknya terletak suram dan cemerlangnya generasi yang
akan lahir.(Efrida, 2020)

2. Pengertian Ibu Rumah Tangga Dan Ibu Bekerja


a. Pengertian ibu rumah tangga
12

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam


definisinya, Ibu rumah tangga adalah seoarang yang berjenis
kelamin wanita yang mampu mengatur, penyelenggaraan, dan
mengatasi berbagai bentuk pekerjaan rumah tangga. Sebab ibu
rumah tangga dalam batasan ini adalah mereka yang tidak
bekerja di kantor. Berdasarkan wikipedia ibu rumah tangga
yang berasal dari Bahasa Inggris “Housewife” ialah wanita
yang melakukan pekerjaan berbagai jenis atau kebutuhan
rumah. yang memiliki peran vital dalam medidik anak yang
dihasilkan dalam keluarga. (Efrida, 2020)

White dan Hastuti menyatakan bahwa ibu rumah tangga


dalam pemaparannnya adalah seseoarang yang berkedudukan
sebagai subjek dalam urusan di dalam keluarga. Dari beberapa
pengertian diatas, penulis berpendapat bahwa ibu rumah tangga
adalah seorang wanita yang tidak bekerja dan memiliki peran
penting dalam hal mengelola rumah tangga dan salah satu
penyebab kesuksesan dalam mendidik anak-anak.(Efrida, 2020)

b. Pengertian ibu bekerja


Menurut (Badan Pusat Statistik, 2020) bekerja adalah
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau
keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara terus
menerus dalam seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga
tanpa upah yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi)
Wanita pekerja atau wanita karir adalah wanita yang
menekuni pekerjaan atau profesi yang menghasilkan uang dan
memngkinkannya untuk dapat berkembang, baik jabatan, peran
maupun kepribadiannya, ditekuni dalam waktu yang lama, secara
penuh (full time), demi mencapai prestasi tinggi yang berupa gaji
13

maupun status tertentu. Adapun ciri-ciri wanita karir adalah


sebagai berikut:
1) Wanita yang aktif melakukan kegiatan-kegiatan di luar rumah
(ranah publik) untuk mencapai suatu kemajuan secara
ekonomi maupun aktualisasi diri.
2) Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan profesional
(membutuhkan keahlian dan keterampilan tertentu) sesuai
dengan bidang yang ditekuninya, baik dibidang politik,
ekonomi, pemerintahan, ilmu pengetahuan, pertahanan dan
keamanan, sosial, budaya, pendidikan dan lain-lain.
3) Bidang yang ditekuni merupakan pekerjaan yang sesuai
dengan keahlian atau kompetensinya, serta dapat
mendatangkan materi atau mendapat imbalan uang untuk
kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan maupun jabatannya.
(Efrida, 2020)

D.PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

Berdasarkan Pemerdiknas No. 58 Tahun 2009 yang mengatur


tentang standar PAUD di dalamnya memuat Standar Pencapaian
perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia
dini sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Tingkat perkembangan
yang dicapai merupakan aktualisasi potensi semua aspek perkembangan
yang diharapkan dapat dicapai anak pada setiap tahap perkembangannya,
bukan merupakan suatu tingkat pencapaian kecakapan akademik

Ruang lingkup kurikulum TK berdasarkan Peraturan Pemerintah


Pendidikan Nasional No.58 Tahun 2009 tentang s\Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini meliputi bidang pengembangan pembiasaan
dan bidang pengembangan kemampuan dasar. Bidang pengembangan
pembiasaan, meliputi: 1) Aspek perkembangan moral dan agama bertujuan
untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
14

membina sikap anak dalam rangka meletakkan dasar agar anak menjadi
warga Negara yang baik. 2) Aspek perkembangan sosial dan kemandirian
dimaksudkan untuk membina anak agar dapat mengendalikan emosinya
secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan
orang dewasa serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka
kecakapan hidup. Sedangkan bidang pengembangan kemampuan dasar,
meliputi: 1) Bahasa, bidang ini bertujuan agar anak mampu berkomunikasi
secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa indonesia.
2) Kognitif, pengembangan ini bertujuan mengembangkan kemampuan
berfikir anak untuk dapat mengelola perolehan belajarnya, membantu
mengembangkan kemampuan logika matematikanya. 3) Fisik/Motorik,
pengembangan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan
motorik kasar dan motorik halus
15

E. KERANGKA TEORI

Anak Usia Prasekolah


5-6 tahun
USI

Ciri Tahapan Perkembangan


anak usia 5-6 tahun
Perkembangan jasmani
Perkembangan kognitif
Perkembangan bahasa
Perkembangan emosi dan sosial

Ibu Rumah
Tangga
Perkembangan Anak
Pekerjaan
5-6 tahun
Ibu
Bekerja
Instrumen Kuesioner
Pra Skrining
Perkembangan (KPSP)

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian


Sumber : (Imaniah, 2013).

Keterangan:

= berhubungan

= berpengaruh

Anda mungkin juga menyukai