LOGO
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-
Nyalah sehingga kami dapat menyusun Proposal Terapi Aktivitas Bermain Anak :
Permainan Kolase dengan menempelkan kertas origami warna-warni. Proposal terapi
bemain ini diajukan guna memenuhi tugas profesi yang diberikan pada Keperawatan
Anak.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua
pihak untuk dapat menyelesaikan proposal ini baik itu secara langsung maupun tidak
langsung.
Kami menyadari isi proposal ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi kalimat,
isi maupun dalam penyusunan. Oleh karen itu, kritik dan saran yang membangun dari
dosen mata kuliah yang bersangkutan, sangat kami harapkan.
A. Latar Belakang
Terapi bermain adalah bentuk-bentuk pengalaman bermain yang dengan
sengaja direncanakan dengan pertimbangan-pertimbangan terapi, dilaksanakan,
diobservasi dan dievaluasi dalam hubungannya dengan objek yang dituju. Dalam
kaitannya dengan terapi bermain pada anak dengan hospitalisasi didefinisikan
sebagai permainan yang diberikan dan digunakan anak untuk menghadapi
ketakutan, kecemasan dan mengenal lingkungan, belajar mengenai perawatan dan
prosedur yang dilakukan serta staf rumah sakit yang ada (Whaley & Wong, 2008).
Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah
satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah
kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat
dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu
kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk
mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya (Nursalam, 2005).
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat
melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stres.
Bermain Kolase juga bertujuan agar anak mampu menggerakkan fungsi motoric
halus untuk Menyusun potongan-potongan bahan (kain,kayu, daun, kertas dan biji-
bijian) dan merekatkan pada pola atau gambar menurut (Yohana, 2013).
Pendidikan anak usia Pra Sekolah yang diselenggarakan sebelum
jenjang
pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 3-6 tahun. Usia
prasekolah dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap waktu diisi dengan
bermain. Mainan merupakan alat yang sangat penting dari aktivitas bermain
(Amida,2012).
Menurut Mayesky (2011) Salah satu terapi bermain untuk anak prasekolah
yaitu dengan permainan kolase, suatu kegiatan mengembangkan imajinasi,
mengembangkan kreativitas,melatih ketelitian dan kesabaran dengan tehnik
menempel/tehnik kolase dengan bahan-bahan tertentu seperti dengan bji-
bijian,kertas yang dipotong kecil-kecil dan warna warni atau dengan daun yang
sudah kering.
Kolase berasal dari bahasa Perancis (Collage) yang berarti merekat. Kolase
adalah kreasi aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan teknik melukis (lukisan
tangan) dengan menempelkan bahan-bahan tertentu. Bahan yang digunakan untuk
berkreasi kolase tidak hanya terbatas seperti halnya mosaik dan montase namun
bisa menggunakan aneka jenis bahan. Bahan kolase bisa berupa bahan alam, bahan
buatan, bahan setengah jadi, bahan jadi, bahan sisa/bekas, dan sebagainya (
Sumanto, 2005).
Permainan Kolase merupakan permainan yang tidak hanya berfungsi
sebagai hiburan tetapi juga dapat melati kemampuan otak berdasarkan penelitian
seorang ahli saraf bermana Ian Robertson bermain kolase dapat meningkatkan
kemampuan mental selain itu permainan ini juga dapat mencegah penyakit
alzeheimer dan hilang ingatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak dapat melanjutkan tumbuh
kembangnya, mengembangkan aktifitas dan kreatifitas melalui pengalaman
bermain yaitu permainan kolase.
2. Tujuan Khusus:
TUJUAN PEMBERIAN PERMAINAN MISALKAN PERMAINAN KOLASE
1. MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN IMAJINASI ANAK
MENEMPELKAN BIJI-BIJIAN PADA GAMBAR YANG DISEDIAKAN
2. MELATIH KESABARAN ANAK
3. DST….
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Anak usia prasekolah atau awal masa kanak-kanak adalah anak yang berusia
antara 3-6 tahun. Usia prasekolah dikatakan sebagai masa bermain, karena
setiap waktu diisi dengan bermain. Mainan merupakan alat yang sangat
penting dari aktivitas bermain (Amida,2012).
Anak Usia Prasekolah adalah anak yang berusia antara nol sampai enam tahun.
Mereka mengikuti program preschool. Di Indonesia untuk usia 4-6 tahun
biasanya mengikuti program Taman kanak-kanak (Dewi,2015).
a) Ciri fisik
Anak prasekolah dalam penampilan maupun gerak gerik prasekolah
mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya
anak sangat aktif, mereka telah memiliki penguasaan terhadap
tumbuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri,
seperti memberikan kesempatan kepada anak untuk lari memanjat dan
melompat.
b) Ciri sosial
Anak prasekolah biasanya bersosialisasi dengan orang di sekitarnya.
Biasanya mereka mampunyai sahabat yang berjenis kelamin sama.
Kelompok bermain cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisasi
secara baik, oleh karena itu kelompok tersebut cepat berganti-ganti.
Anak menjadi sangat mandiri, agresif secara fisik dan verbal.
c) Ciri emosional
Anak prasekolah yaitu cenderung mengekspresikan emosinya dengan
bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada
usia tersebut, dan iri hati sering terjadi. Mereka sering kali
mempeributkan perhatian guru.
d) Ciri kognitif
Anak prasekolah umumnya telah terampil dalam bahasa. Sebagian
besar dari mereka senang bicara, kususnya dalam kelompoknya.
Sebaiknya anak diberi kesempatan untuk bicara. Sebagian mereka perlu
dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
B. Konsep Bermain
1. Pengertian Bermain
Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi perkembangan dan
pertumbuhan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas
keputusan anak itu sendiri. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang,
sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan
proses belajar pada anak (Diana, 2010). Bermain merupakan cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial dan bermain merupakan
media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-anak akan berkata-
kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan
apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak serta suara (Wong,
2010).
Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan anak, baik fisik, emosi
mental, intelektual, kreativitas maupun sosial (Soetjiningsih, 2014). Terapi
merupakan penerapan sistematis dari sekumpulan prinsip belajar terhadap suatu
kondisi atau tingkah laku yang dianggap menyimpang dengan tujuan melakukan
perubahan.
Budiono (2005) menyatakan bahwa kolase sebagai artistic yang dibuat dari bahan
yang ditempelkan pada permukaan gambar. Sumaryo (2008) menyatakan bahwa
keterampilan kolase merupakan aktivitas yang penting dan kompleks. Berbagai
unsur rupa yang berbeda karakternya dipadukan dalam suatu komposisi untuk
mengekspresikan gagasan artistik atau makna tertentu.
Susanto M (2008) menyatakan bahwa kata kolase yang berasal dari bahasa Inggris
yaitu “collage” yang berarti merekat. Selanjutnya kolase dipahami sebagai suatu
teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat seperti kertas, kain, kaca,
logam, kulit telur, biji dan lain sebagainya kemudian dikombinasi dengan
penggunaan cat (minyak) atau teknik lainnya.
3. Prosedur
Dalam pelaksanaan terapi bermain dengan menggunakan metode kolase
membutuhkan langkah yang terencana sehingga menghasilkan suatu karya dan
peningkatan dari latihan tersebut.
Langkah-langkah latihan keterampilan kolase menurut Priyanto (2010) yaitu:
a. Merencanakan gambar / membuat pola
b. Menyediakan alat-alat dan bahan
c. Menjelaskan dan memperkenalkan alat-alat yang digunakan untuk keterampilan
kolase dan bagaimana cara penggunaannya.
d. Membimbing anak untuk menempelkan biji-bijian pada gambar dengan cara
menjimpit biji-bijian, memberikan perekat dengan lem lalu menempelkannya
dengan lem.
e. Menjelaskan posisi untuk menempelkan biji-bijian yang benar sesuai dengan
bentuk gambar dan mendemonstrasikannya sehingga hasil tempelannya tidak
keluar garis.
f. Melibatkan orangtua selama terapi kolase dan menganjurkan untuk dijadikan
rutinitas anak di rumah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak.
4. Manfaat Kolase
1. Melatih motorik halus
2. Meningkatkan kreatifitas
3. Melatih konsentrasi
4. Mengenal warna
5. Mengenal bentuk
6. Melatih memecahkan masalah
7. Mengasah kecerdasan spasial
8. Melatih ketekunan
9. Meningkatkan kepercayaan diri
BAB III
SATUAN ACARA PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
A. Pengertian
Suatu kegiatan yang menyenangkan untuk anak usia pra sekolah dengan
menggunakan koordinasi mata dan tangan terutama melatih motorik halus anak.
B. Tujuan
1. Melatih anak untuk bersabar dan memecahkan masalah
2. Melatih koordinasi mata dan ketrampilan tangan
3. Anak mampu mengembangkan kemampuan berfikir dan konsentrasi
4. Anak dapat melakukan interaksi dan bersosialisasi dengan dengan teman
sesamanya
5. Menurunkan perasaan hospitalisasi.
6. Dapat beradaptasi dengan efektif terhadap stress karena penyakit dan dirawat
7. Mengurangi rasa takut dengan tenaga kesehatan.
8. Melanjutkan perkembangan ketrampilan motorik halus
C. Karakteristik sasaran
1. Anak usia pra sekolah ( 5-6 th)
2. Keadaan umum anak baik/sehat
3. Klien dapat duduk
4. Tidak bertentangan jenis penyakit dipandang dari sudut penularan
D. Waktu dan tempat pelaksanaan
1. Tempat :
2. Hari/ Tanggal : Kamis, 28 Oktober 2021
3. Waktu : 09.00-09.25 WIB
E. Sarana dan Media
1. Sarana:
a) Ruangan tempat bermain
b) Tikar untuk duduk
2. Media:
a) kolase yang belum dirangkai
2 3
4 1
Keterangan :
: Anak
: Leader
1
2 : Co-leader
: Observer (2 Orang )
3
: Fasilitator ( 6 orang )
4
: Meja
H. Jenis aktivitas
Menempelkan kertas manila/origami warna warni ke pola gambar dengan lem
I. Metode
Metode yang digunakan antara lain: urutan yg dilakukan
1. Perkenalan antara pendemonstrasi dengan anak-anak yang akan melakukan
TAB
2. Mahasiswa Menjelaskan tujuan dilakukan TAB ini
3. Mahasiswa Memperagakan langkah-langkah membuat kolase dari bahan-bahan
yang sudah dipersiapkan.
4. Mahasiswa mempraktekkan cara membuat kolase mulai dari memberikan lem
pada pola gambar yang ada dan menempelkan bahan-bahan kolase yang ada
pada pada pola gambar yang sudah diberi lem.
5. Dan setelah dijelaskan bergantian untuk Anak memperaktekkan membuat
kolase dimulai dari anak mengambil lem dan mengoleskan lem pada pola
gambar yang sudah ada.
6. Anak mengambil bahan kolase yang sudah dipersiapkan kemudian
menempelkan satu persatu bahan kolase yang ada pada pola gambar yang
sudah diberi lem.
7. Jangan lupa untuk memuji anak bila telah menyelesaikan permaiannya untuk
menumbuhkan rasa percaya diri.
Susunan kegiatan
EVALUASI
1. Evaluasi struktur yang diharapkan
a) Alat-alat yang digunakan lengkap
b) Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi proses yang diharapkan
a) Terapi dapat berjalan dengan lancar
b) Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
c) Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
d) Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
3. Evaluasi hasil yang diharapkan
a) Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan anak menempelkan
potongan kertas warna warni pada pola gambar
b) Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
c) Anak merasa senang
d) Anak tidak takut lagi dengan perawat
e) Orang tua dapat mendampingi kegiatan anak sampai selesai
f) Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan aktifitas bermain
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian. (2011). Tumbuh kembang & terapi bermain pada anak. Jakarta :
Salemba Medika
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta
Barbathully. (2012). Perilaku Si Kecil Berubah Tatkala Sakit.
www.tabloitnova.com. Diunduh 05 Maret 2012
Bezt & Sowden. (2012). Buku Saku Keperawatan Pediatrik Edisi 3. Jakarta : EGC
Handayani, Rahmawati D. & Puspitasari Ni Putu D. (2008). Pengaruh Terapi
Bermain Terhadap Tingkat Kooperatif Selama Menjalani Perawatan Pada
Anak Usia Pra Sekolah (3-5 tahun) di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta.
http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/7.pdf. Diunduh 15
Desember 2011
Harsono, Yuniarti. (2016). Pengaruh Bermain Simbolik Terhadap Perilaku
Kooperatif Anak Selama Menjalani Rawat Inap di RSUP dr. Sarjito.
Yogyakarta : Proposal Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan UGM
Herliana, L. (2011). Pengaruh Pemberian Terapi Bermain Terhadap Tingkat
Kooperatif Anak Usia Pra Sekolah Yang Sedang Mengalami Hospitalisasi
di IRNA II RSUP dr. Sarjito. Yogyakarta : Proposal Penelitian Fakultas Ilmu
Keperawatan UGM
Hidayat, A. Aziz.Alimul. (2017). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisa Data. Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz.Alimul. (2017). Siapa Bilang Anak Sehat Pasti Cerdas (6
Kunci Sukses Mempersiapkan Anak Tumbuh Sehat dan Cerdas). Jakarta :
Alex Media Komputindo
Hidayat, A. Aziz.Alimul. (2018). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan
Ilmiah, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika