Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN KELOR (MORINGA

OLIFERA) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA


HIPERTENSI

SITI RUHAMA DEWI

2036049

TK-3A

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

STIKES RSPAD GATOT SOEBROTO

PRODI D3 KEPERAWATAN

JAKARTA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi dapat ditetapkan sebagai tingginya tekanan darah secara menetap


dimana tekanan diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan
oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan
tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah balik yang berupa cuff air
raksa (sphymomanometer) ataupun alat digital lainnya (Suddarth, 2012).

Diseluruh dunia, sekitar 972 juta (26,4%) orang dewasa menderita hipertensi
dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Dari 972 juta orang tersebut,
333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang
berkembang. Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama di negara
berkembang diperkirakan meningkat menjadi 1,15 milyar ditahun 2025 R.
(Apriliasari, Hestiningsih, & Udiyono, 2018).

Penderita hipertensi di Indonesia diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4%


yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensinya telah mencapai 31,7% dari
total penduduk. Dari 31,7%, hanya sekitar 0,4% kasus yang meminum obat
hipertensi untuk pengobatan. Pada orang dewasa 6-15% pada orang dewasa, 50%
diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka
cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak
mengetahui faktor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial (RI,
Kementerian Kesehatan, 2013).

Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi antara lain toksin,


factor genetik, umur, jenis kelamin, etnis, stress, kegemukan, nutrisi, merokok,
narkoba, alkohol, kafein, kurang olah raga, kolesterol tinggi (Endar S.dkk, 2015).

Secara tradisional atau non farmakologi pengobatan hipertensi menggunakan


ekstrak daun kelor (Moringa aleifera lam) pohon kelor dapat tumbuh dengan baik
didaerah beriklim panas sampai tropis seperti di Indonesia. Tanaman ini secara
tradisional dapat digunakan sebagai antibakteriantifungsi, anti kolesterol,
pencahar, anti inflamasi, anti tumor, anti piretik, anti epilepsy, anti-ulcer, anti
pasmodic, mengobati rheumatic (Krisnaldi, 2015). Daun kelor juga mempunyai
kasiat untuk mengobati alergi, pegal linu, rematik, luka bernanah, serta mencegah
terjadinya hipertensi, menurunkan kadar kolesterol tubuh, menurunkan kadar gula
darah, menurunkan kadar asam urat (Rista E, 2012)..

B. MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut apakah ada pengaruh pemberian


Rebusan daun kelor (moringa olifiera) terhadap tekanan darah pada penderita
hipertensi. di wilayah kerja Puskesmas Kambang Kecamatan Lengayang Tahun
2018.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun kelor (moringa olifera)
terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Lengayang Tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tekanan darah sebelum diberikan rebusan daun kelor
(moringa olifera) terhadap penderita hipertensi.
b. Mengidentifikasi tekanan darah sesudah diberikan rebusan daun kelor
(moringa olifera) terhadap penderita hipertensi.
c. Menganalisis pengaruh pemberian rebusan daun kelor terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi.
D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi


pengembangan ilmu keperawatan serta memberikan informasi serta pengetahuan
tentang tata laksana penanganan hipertensi selain menggunakan teknik
farmakologi (obat), yaitu dengan cara non farmakologi (rebusan daun kelor).
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Daun Kelor


a) Daun Kelor
Kelor atau (Moringa Olifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku moringaceae.
Tumbuhan kelor asli berasal dari india yang dikenal dengan nama sohanjna.
Tumbuhan tersebut dapat tumbuh banyak di berbagai negara semi tropis dan
tropis salah satunya negara Indonesia dan dikenal dengan nama yang berbeda-
beda (Mardiana, 2013).
Tanaman kelor berbentuk pohon, berumur panjang dengan tinggi 7-12 meter.
Tumbuhan ini berkayu, tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, dan permukaan
kasar. Perbanyakan bisa secara generative (biji) maupun vegetatif (stek batang).
Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah dan juga dataran tinggi hingga
ketinggian +- 1000 mdpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di
halaman rumah atau lading, tanaman kelor memiliki tangkai panjang dan daun
majemuk. Tangkai daun berbentuk silinder bagian sisi atas agak pipih, menebal
pada pangkalnya dan permukaannya halus. Daunnya saat muda berwarna hijau
muda- setelah dewasa menjadi hijau tua, helai daun berbentuk bulat telur, panjang
1-2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul. Permukaan atas dan bawah halus
(Krisnadi, 2015).

b) Kegunaan Daun Kelor


1. Antioksidan
Kelor mengandung 46 antioksidan kuat, senyawa yang melindungi tubuh
terhadap efek merusak dari radikal bebas dengan menetralkannya sebelum dapat
menyebabkan kerusakan sel dan menjadi penyakit. Senyawa antioksidan
terkandung dalam kelor diantaranya adalah vitamin A, vitamin B, vitamin C,
vitamin E, vitamin K, vitamin B (choline), vitamin B3 (thiamin), vitamin B2
(riboflavin), vitamin B3 (niacin), vitamin B6, alanine, alpha-carotene, arginine,
beta-carotene, beta-sitosterol, caffeoylquinic acid, campesterol, carotenoids,
chlorophyll chromium. delta-5-avenasterol, delta-7-avenasterol. glutathione,
histidine, indole acetic acid, indoleacetonotrile. kaempferol. leucine, lutein,
methionine, myristic-acid, palmitic-acid, prolamine. proline, quercetin. rutin,
selenium, threonine. tryptophan. xanthines, xanthophyll, zeatin, zeaxanthin. zinc
(Krisnadi. 2015).
2. Vitamin Zat
organik yang bertindak sebagai koenzim atau pengatur proses metabolisme
dan sangat penting bagi banyak fungsi tubuh yang vital (Krisnadi, 2015).
3. Mineral
Mineral adalah nutrisi yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan Elemen
seperti tembaga, besi, kalsium, kalium dll, yang diperlukan oleh tubuh dalam
jumlah tertentu (sering dalam jumlah kecil). Mineral merupakan zat anorganik
(unsur atau senyawa kimia) yang ditemukan di alam Mineral yang terdapat pada
kelor adalah kalsium, kromium, tembaga, besi, mangan, magnesium,
molybdenum, fosfor, kalium, sodium, selenium, sulphur, zinc (Krisnadi. 2015).
4. 8 Asam Amino Esensial dan 10 Asam Amino lainnya
Asam amino sering disebut sebagai blok kehidupan. Semua proses kehidupan
tergantung pada protein yang berperan penting dalam tubuh sebagai struktur.
pengirim pesan, enzim dan hormon. Dua puluh jenis asam amino alami adalah
blok bangunan protein, yang terhubung satu sama lain dalam bangunan rantai.
DNA memberitahu tubuh bagaimana membuat rantai asam amino dan bagaimana
mengurutkannya menjadi jenis protein tertentu. Delapan dari dua puluh asam
amino itu, yang disebut asam amino esensial, tidak dapat disintesis dalam sel-sel
manusia dan harus dikonsumsi sebagai bagian dari diet. Dua belas yang tersisa
adalah asam amino nonesensial. Kelor mengandung 18 asam amino yang terdiri
dari 8 asam amino esensial (isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin,
triptofan, valin) dan 10 asam amino non-esensial (alanin, arginin, asam aspartat,
sistein, glutamin, glycine, histidine, proline, serine, tyrosine) (Krisnadi, 2015).
5. Anti-inflamasi
Peradangan atau Inflamasi adalah bengkak kemerahan. panas dan nyeri pada
jaringan karena cedera fisik, kimiawi, infeksi atau reaksi alergi. Sedangkan anti-
inflamasi adalah obat-obatan yang mengurangi tanda-tanda dan gejala inflamasi
(Krisnadi. 2015).
c) Mekanisme Daun Kelor Mempengaruhi Tekanan Darah
Kelor mengandung seluruh nutrisi yang dibutuhkan untuk meyeimbangkan
tekanan darah. Kalsium di butuhkan untuk reaksi otot polos dan kontraksi,
peningkatan konsumsi kalsium dapat memiliki efek langsung pada pembuluh
darah, Kandungan kalium yang terdapat pada daun kelor bekerja dengan cara
meningkatkan ekskresi natrium dalam urin, yang membantu melebarkan
pembuluh darah, dan mengubah interaksi hormone yang mempengaruhi tekanan
darah (Wahyudi, 2017).
Magnesium yang terdapat dalam daun kelor sangat bermanfaat bagi penderita
hipertensi dengan berkontribusi terhadap reaksi otot polos pembuluh darah. Daun
Kelor juga mengandung vitamin C yang mengambil bagian dalam mengurangi
tekanan darah bersama dengan nutrisi lainya. Kelor kaya akan potasium sehingga
kadar sodium dalam darah dapat dikendalikan yang implikasinya pada penurunan
tekanan darah.

B. Konsep Hipertensi
a) Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada
dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukan darah
dipompa oleh jantung dan fase diastolik 901 menunjukan darah kembali ke
jantung (Triyanto, 2014).
Hipertensi adalah penyakit yang sering terjadi ketika ada masalah kesehatan
pada seseorang sehingga membutuhkan pengobatan yang spesifik. Hipertensi
dapat memperbesar resiko terserang penyakit gagal jantung, resiko penyakit arteri
koroner, pembesaran ventrikel kiri jantung. diabetes, penyakit ginjal kronis, dan
serangan stroke (Noviyanti, 2015).
Hipertensi adalah penyakit kelainan dimana jantung dan pembuluh darah
mengalami peningkatan tekanan darah. Dimana pada tekanan sistoliknya di atas
140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. (WHO, 2013).
b) Faktor Risiko Hipertensi
Menurut Medika (2017) hipertensi dipengaruhi 2 faktor yaitu tidak dapat
diubah dan dapat diubah:
1. Faktor yang tidak dapat diubah antara lain:
a. Usia
Merupakan salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi yang tidak dapat
diubah. Pada umumnya, semakin bertambahnya usia maka semakin besar pula
risiko terjadinya hipertensi. Hal tersebut disebabkan oleh perubahan struktur
pembuluh darah seperti penyempitan lumen, serta dinding pembuluh darah
menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang sehingga meningkatkan tekanan darah
Menurut beberapa penelitian, terdapat kecenderungan bahwa pria dengan usia
lebih dari 45 tahun lebih rentan mengalami I peningkatan tekanan darah,
sedangkan wanita cenderung mengalami peningkatan tekanan darah pada usia di
atas 55 tahun.
b. Jenis kelamin
Kelamin Jenis kelamin merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
hipertensi yang tidak dapat diubah. Dalam hal ini, pria cenderung lebih banyak
menderita hipertensi dibandingkan dengan wanita. Hal tersebut terjadi karena
adanya dugaan bahwa pria memiliki gaya hidup yang kurang sehat jika
dibandingkan dengan wanita. Akan tetapi, prevalensi hipertensi pada wanita
mengalami peningkatan setelah memasuki usia menopause. Hal tersebut
disebabkan oleh adanya perubahan hormonal yang dialami wanita yang telah
menopause.
c. Keturunan
Keturunan atau (genetik) juga merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
hipertensi yang tidak dapat diubah. Resiko terkena hipertensi akan lebih tinggi
pada orang dengan keluarga dekat yang memiliki riwayat hipertensi. Selain itu,
faktor keturunan juga dapat berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam
(NaCl) dan renin membrane sel.

2. Faktor-faktor yang dapat diubah antara lain :


a. Obesitas
Obesitas adalah suatu keadaan penumpukan lemak berlebih dalam tubuh.
Obesitas dapat memicu terjadinya hipertensi akibat terganggunya aliran darah.
Dalam hal ini, orang dengan obesitas biasanya mengalami peningkatan kadar
lemak dalam darah (hiperlipidemia) sehingga berpotensi menimbulkan
penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis). Penyempitan terjadi akibat
penumpukan plak ateromatosa yang berasal dari lemak. Penyempitan tersebut
memicu jantung untuk bekerja memompa darah lebih kuat agar kebutuhan
oksigen dan zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh dapat terpenuhi. Hal inilah yang
menyebabkan tekanan darah meningkat.
b. Merokok
Merokok juga dapat menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya hipertensi.
Merokok dapat menyebabkan denyut jantung dan kebutuhan oksigen untuk di
suplai ke otot jantung mengalami peningkatan. Bagi penderita yang memiliki
aterosklerosis atau penumpukan lemak pada pembuluh darah, merokok dapat
memperparah kejadian hipertensi dan berpotensi pada penyakit degeneratif lain
seperti stroke dan penyakit jantung.
c. Konsumsi Alkohol dan Kafein
Alkohol juga diketahui menjadi salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi.
Hal tersebut diduga akibat adanya peningkatan kadar kortisol, peningkatan
volume sel darah merah, dan kekentalan darah yang mengakibatkan peningkatan
tekanan darah.
Sementara itu, kafein diketahui dapat membuat jantung berpacu lebih cepat
sehingga mengalirkan darah lebih banyak setiap detiknya. Akan tetapi, dalam hal
ini, kafein memiliki reaksi berbeda pada setiap orang.
d. Konsumsi Garam Berlebih
Sudah banyak diketahui bahwa konsumsi garam berlebihan dapat
menyebabkan hipertensi. Hal tersebut dikarenakan garam (NaCl) mengandung
natrium yang dapat menarik cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan sehingga
menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh. Hal inilah yang membuat
peningkatan volume dan tekanan darah.
e. Stres
Stres juga dapat menjadi faktor resiko terjadinya hipertensi. Kejadian
hipertensi lebih besar terjadi pada individu yang memiliki kecenderungan stres
emosional. Keadaan seperti tertekan, murung. dendam, takut, dan rasa bersalah
dapat merangsang timbulnya hormone adrenalin dan memicu jantung berdetak
leih kencang sehingga memicu peningkatan tekanan udara.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, karena peneliti ingin mengetahui


hubungan antara pengaruh pemberian rebusan daun salam terhadap tekanan darah
pada penderita hipertensi. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini akan dibuat
analisis secara kuantitatif yaitu data yang dibuat berupa angka. Jenis penelitian ini
adalah menggunakan rancangan desain quasy experiment design dengan
rancangan One Group Prtest anda Posttest Design (notoadmojo, 2012).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Kambang


Kecamatan Lengayang mulai dari bulan April sampai bulan Agustus 2018.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah orang yang menderita hipertensi yang ada
di Puskesmas Kambang Kecamatan Lengayang sebanyak 728 orang yang
mengalami hipertensi. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan
objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (notoadmojo,
2012). Yaitu pada kelompok hipertensi 16 responden yang sesuai dengan criteria
inklusi. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive
sampling.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen pada penelitian ini adalah berupa kuesioner dan air rebusan daun
kelor. Analisa data dengan Analisa univariat dan analisis bivariat dengan uji T-test
dengan tingkat kepercayaan 95%.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua data yaitu :
Data primer didapat dari pengumpulan data yang dilakukan secara langsung
dengan pengukuran tekanan darah pada pasien hipertensi. Data sekunder
diperoleh dari instansi yang ada kaitannya dengan penelitian.

F. Kerangka Penelitian

Faktor yang mempengaruhi


hipertensi

Faktor yang tidak dapat Faktor yang dapat diubah :


diubah :
1. Obesitas
1. Usia 2. Merokok
2. Jenis Kelamin 3. Konsumsi alcohol dan
3. Keturunan kafein
4. Konsumsi garam berlebih
5. Stres

Hipertensi

Tekanan Darah
Pemberian rebusan
- Sistolik
daun kelor
- Diastolik

Perubahan tekanan
darah

DAFTAR PUSTAKA
Apriliasari, R., Hestiningsih, R., & Udiyono, A. (2018). Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Tb Paru Pada Anak (Studi Di Seluruh
Puskesmas Di Kabupaten Magelang). Jurnal Kesehatan Masyarakat (E-
Journal), 6, 298–307.
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP/article/view/470
RI, Kementerian Kesehatan, B. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Riset Kesehatan
Dasar.
Rista E, dkk. 2012. (2012). Online di : asupan protein, lemak jenuh, natrium
serat dan IMT terkait dengan tekanan darah pasien hipertensi di rsud tugerejo
semarang, 1, 21–29.
notoadmojo, 2010. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai