Anda di halaman 1dari 32

TEORI MODEL KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA HENDERSON

BESERTA APLIKASINYA

Disusun oleh:
Kelompok V
Gesti Panca D.Y (115070209111021)
Rahmiani Tiflen (115070209111001)
Sutik meru (115070209111025)
Wirayda Riastu (115070209111010)
Yetti Maulidah (115070209111050)
Yuyun Indryati (115070209111035)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2011

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis ingin mengucapkan puji syukur kehadirat Allah


SWT,karena dengan bimbingan dan petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah Teori Model Keperawatan Menurut Virginia Henderson merupakan salah
satu bahasan yang sangat menarik. Meskipun sudah cukup banyak diskusi dan
pembahasan mengenai teori keperawatan, namun penulis ingin memperdalam
pembahasan sejarah dan model aplikasi dalam memberikan asuhan keperawatan
yang menjadi pembelajaran dalam pendidikan. Selain itu penulis berusaha
menulis makalah yang dapat diemplementasikan secara nyata sesuai dengan teori
dan untuk memenuhi tugas kuliah.
Atas terselesaikannya makalah Teori Model Keperawatan Menurut
Virginia Henderson ini, penulis berterima kasih kepada Ibu Dina selaku dosen
pembimbing, beserta pihak-pihak lain yang telah membantu dan mendukung atas
terselesaikannya ini.
Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam Makalah Teori Model
Keperawatan Menurut Virginia Henderson ini masih terdapat banyak kekurangan,
baik menyangkut isi maupun tulisan. Kekurangan-kekurangan tersebut disebabkan
oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif sehingga kami dapat
berbenah diri dan dapat memberikan yang terbaik.

Malang, November 2010


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN.............................................................................. 1
BAB II:
TINJAUAN TEORITIS.................................................................................... 3
A. BIOGRAFI........................................................................................... 3
B. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN MENURUT
VIRGINIA HENDERSON................................................................... 4
BAB III :
TINJAUAN KASUS........................................................................................ 9
BAB IV:
PENUTUP........................................................................................................ 30
DAFTAR KEPUSTAKAAN............................................................................ 31

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Keperawatan menurut Virginia Handerson dapat di definisikan
membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang
memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. Dimana
individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila pasien
memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini
dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya
secepat mungkin.
Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan
menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh
utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak
menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan sampai
muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Pada dasarnya
tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu
klien menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dia lakukan tanpa
bantuan.
1. Teori Virginia Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan
pandangannya, yaitu bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak
dapat dipisahkan. Menurut Handerson, manusia adalah unik dan tidak
ada dua manusia yang sama. Dimana pasien merupakan mahluk
sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan
spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar. Kebutuhan
dasar individu tercermin dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan
dasar(basic nursing care). 1. Aktifitas bernafas secara normal, 2.
Aktifitas makan dan minum sesuai kebutuhan, 3. Aktifitas eliminasi
secara normal, 4. Aktifitas bergerak dan mempertahankan posisi yang
dikehendaki, 5. Aktifitas istirahat dan tidur, 6. Aktifitas berpakaian
dan melepas pakaian, 7. Aktifitas mempertahankan suhu tubuh normal
dengan berpakaian dan modifikasi lingkungan, 8. Aktifitas menjaga
tubuh tetap bersih dan rapi, 9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman

1
, 10. Aktifitas berkomunikasi dengan orang lain, 11. Aktifitas beribadah
menurut keyakinan, 12. Aktifitas bekerja, 13. Aktifitas bermain dan rekreasi,
14. Aktifitas belajar atau memuaskan keingintahuan.

II. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori keperawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan konsep dasar teori dan
model keperawatan Virginia Handerson
b. Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip umum teori dan model konsep
keperawatan dari Virginia Handerson dengan komponen bio, psiko,
cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar
c. Menentukan masalah keperawatan berdasarkan konsep keperawatan
menurut Virginia Handerson
d. Mahasiswa mampu menyusun rencana dan melakukan asuhan
keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien sesuai kebutuhan manusia
sehari-hari yang disajikan menggunakan pendekatan teori keperawatan
Virginia Handerson.

III. SISTEMATIKA PENULISAN


BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
II. Tujuan
III. Sistematika Penulisan
BAB II MODEL DAN TEORI KONSEP KEPERAWATAN VIRGINIA
HENDERSON
I. Biografi
II. Teori Virginia Henderson
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB II
MODEL DAN TEORI KONSEP KEPERAWATAN VIRGINIA
HENDERSON

I. BIOGRAFI VIRGINIA HENDERSON


Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting, yang
telah memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai teori yang mendunia.
Ia lahir pada tahun 1897 di kota Kansas, Missouri, Amerika Serikat. Ia
memulai karir keperawatan di Army School of Nursing psds tahun 1918. Pada
tahun 1960-an, ia membuat model konseptual ketika profesi keperawatan
mencari identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup
berbeda dengan prrofesi yang lain dalam layanan kesehatan dalam kinerjanya.
Pertanyaan ini merupakan hal penting sampai tahun 1950-an sebab perawat
lebih sering hanya melakukan instruksi dokter. Virgina Henderson merupakan
orang pertama yang mencari fungsi unik dari keperawatan. Pada saat menulis
pada tahun 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negative dan positif dari praktek
keperawatan pada masa itu. Hal tersebut meliputi :
 Autiritaria dan struktur hirarki di rumah sakit.
 Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi
fisik semata.
 Fakta bahwa mempertahankan kontak oribadi dengan pasien merupakanhal
yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu.
 Adanya keanekaragaman yang ia miliki selama karier keperawatannya di
Amerika Serikat diberbagai bidang layanan kesehatan
Virginia Henderson diminta untuk memplubikasikan model
konseptualnya oleh International Council of Nurse (ICN) pada tahun 1960-
an.Oleh karena diarahkan lebih pada aspek-aspek psikologis dari perawatan
pasien.Kontribusi penting oleh Henderson (1966) adalah definisi perawatan
berikut yang menjadi definisi yang sudah diterima secara umum. Fungsi unik
dari perawat adalah untuk membantu individu sehat atau sakit. Dalam hal
memberikan pelayanan kesehatan atau pemulihan atau kematian yang damai,

3
yang dapat ia lakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan, atau
pengetahuan. dan melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya
mendapatkan kemandirian secepat mungkin.

II. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN MENURUT


VIRGINIA HENDERSON
A. PENGERTIAN
Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia
Handerson adalah model konsep aktivitas sehari hari dengan memberikan
gambaran tentang Fungsi utama perawat yaitu menolong seseorang yang
sehat/sakit dalam usaha menjaga kesehatan atau penyembuhan atau untuk
menghadapi kematiannya dengan tenang. Usaha tersebut dapat dilakukan
sendiri oleh klien bila ia sadar, berkemauan dan cukup kuat, oleh karena
itu perawat berperan untuk memandirikan klien sebagai kemampuan yang
harus dimiliki.
B. MANUSIA / KLIEN
Teori Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan
pandangannya, yaitu bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat
dipisahkan. Menurut Handerson, manusia adalah unik dan tidak ada dua
manusia yang sama. Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14
komponen dari asuhan keperawatan dasar (basic nursing care).
Pemahaman konsep teori keperawatan dari Virginia Handerson didasari
kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya manusia akan mengalami
perkembangan mulai dari prtumbuhan dan perkembangan dalam rentang
kehidupan, dalam melaksanakan aktifitas sehari – hari individu akan
mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada
dewasa yang dapat dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan kesehatan,
dan dalam melaksanakan aktifitas sehari hari individu dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam
melakukan aktifitas, belum dapat melaksanakan aktifitas dan tidak dapat
melakukan aktifitas.

4
C. PERAWAT
Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure)
dan menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu
tokoh utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti,
tidak menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan
sampai muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Jadi pada
dasarnya tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam
membantu klien dalam menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya
dia lakukan tanpa bantuan. Perawat dapat melakukan beberapa hal yang
dapat membantu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan klien,
diantaranya:
1. Menciptakan rasa kekeluargaan dengan klien.
2. Berusaha mengerti maksud klien
3. Berusaha untuk selalu peka terhadap ekspresi non verbal
4. Berusaha mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
5. Berusaha mengenal dan menghargai klien.
D. KEPERAWATAN
Keperawatan menurut Handerson dapat di definisikan membantu
individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki
kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. Dimana individu
tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila pasien memiliki
kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini
dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin. Kebutuhan dasar manusia menurut
Virginia handerson adalah makanan, perumahan, pakaian, kasih sayang,
dan pujian, perasaan dibutuhkan, dan perasaan saling membantu
sesamanya. Semua orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama, tetapi
perlu disadari bahwa kebutuhannya itu dipenuhi dengan berbagai macam
cara, yang berbeda satu dengan yang lainnya. Artinya betapapun arif dan
bijaksananya atau bagaimanapun kerasnya usaha perawat, ia tidak
mungkin pernah bisa sepenuhnya menyelami atau memenuhi segala

5
sesuatu yang diperlukan klien dalam mencapai kebutuhan hidupnya. Hal
itu disebabkan kesanggupan manusia untuk mengetahui kebutuhan orang
lain adalah sangat terbatas sekali.
E. TUJUAN KEPERAWATAN
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan
oleh Handerson adalah Untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga
pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan
kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan
mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural,
dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi
model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran
perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan
untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi
empat belas kebutuhan dasar pasien. Factor menurunnya kekuatan,
kemauan dan pengetahuan adealah penyebab kesulitan pasien dalam
memperoleh kemandiriannya. Untuk itu diperlukan focus intervensi yaitu
mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan,
menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan,
kemauan, dan pengetahuan.
F. KERANGKA KERJA
Kerangka kerja praktek dari model konsep dan teori keperawatan
Virginia Handerson adalah praktek keperawatan yang membentuk klien
untuk melaksanakan 14 kebutuhan dasar dari Handerson. Dimana Virginia
Handerson mengidentifikasikan 14 komponen tersebut dalam asuhan
keperawatan dasar pada tingkat asuhan individual, mengacu kepada
aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dari seseorang, perawat
membantunya dengan fungsi-fungsi ini, atau membuat kondisi sehingga
memungkinkan klien melakukan hal-hal berikut ini:
2. Bernafas dengan normal
Bantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah
membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok, serta
menggunakan bantal, alas dan sejenisnya sabagai alat pembantu agar

6
klien dapat bernafas secara normal dan kemampuan
mendemonstrasikan dan menjelaskan pengaruhnya kepada klien.
3. Kebutuhan akan nutrisi
Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan
berat badan yang normal, kebutuhan nutrisi yang diperlukan.
Pemilihan dan penyediaan makanan, dengan tidak lupa
memperhatikan latar belakang dan social klien.
4. Kebutuhan eliminasi
Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan
normalnya, jarak waktu pengeluaran, dan frekuensi pengeluaran.
5. Gerak dan keseimbangan tubuh
Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan
tubuh, miring, dan bersandar.
6. Kebutuhan isthirahat dan tidur
Perawat harus mengetahui intensitas istirahat tidur pasien yang baik
dan menjaga lingkungan nyaman untuk istirahat.
7. Kebutuhan berpakaian
Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian yang
tepat dari pakaian yang tersedia dan membantu untuk memakainya.
8. Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi
Perawat harus mengetahui physiologi panas dan bisa mendorong
kearah tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah
temperature, kelembapan atau pergerakan udara, atau dengan
memotivasi klien untuk meningkatkan atau mengurangi aktifitasnya.
9. Kebutuhan akan personal hygiene
Perawat harus mampu untuk memotivasi klien mengenai konsep
konsep kesehatan bahwa walaupun sakit klien tidak perlu untuk
menurunkan standard kesehatannya, dan bisa menjaga tetap bersih
baik fisik maupun jiwanya.

7
10. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Perawat mampu melindungi klien dari trauma dan bahaya yang timbul
yang mungkin banyak factor yang membuat klien tidak merasa
nyaman dan aman.
11. Berkomunikasi
Berkomunikasi dengan orang lain dan mengekspresikan emosi,
keinginan, rasa takut dan pendapat. Perawat menjadi penerjemah
dalam hubungan klien dengan tim kesehatan lain dalam memajukan
kesehatannya, dan membuat klien mengerti akan dirinya sendiri, juga
mampu menciptakan lingkungan yang teraupeutik.
12. Kebutuhan spiritual
Perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi
kebutuhan spiritualnya dan meyakinkan pasien bahwa kepercayaan,
keyakinan dan agama sangat berpengaruh terhadap upaya
penyembuhan.
13. Kebutuhan bekerja
Dalam perawatan dasar maka penilaian terhadap interprestasi terhadap
kebutuhan klien sangat penting, dimana sakit bisa menjadi lebih
ringan apabila seseorang dapat terus bekerja.
14. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Perawat mampu memkilihkan aktifitas yang cocok sesuai umur,
kecerdasan, pengalaman dan selera klien, kondisi, serta keadaan
penyakitnya.
15. Kebutuhan belajar
Perawat dapat membantu klien belajar dalam mendorong usaha
penyembuhan dan meningkatkan kesehatan, serta memperkuat dan
mengikuti rencana terapi yang diberikan.

8
BAB III
TINJAUAN KASUS

Pengkajian
Pada Ny I dengan Diabetes Melitus- Gangren
Di ruang Placida Paviliun 53-1
Tgl MRS : 7-9-2011 (jam06.00)
Tgl pengkajian: 8-9- 2011(jam09.00)
Pengkajian di peroleh dari pasien

I. IDENTITAS
Nama : Ny I
Usia : 53 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl Nusakambangan no 46 Malang
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
No.Reg : 06.89.54
Diagnosa : Diabetes Melitus- Gangren
Dokter : Dr O
II. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan luka di telapak kaki kanan terasa nyeri (skala nyeri 7)
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke UGD tanggal 7-9-2011 jam 06.00 pasien mengatakan ada
luka sejak 1 tahun yang lalu, sampai saat ini masih diobati namun tidak
sembuh-sembuh , pada kaki kanan terasa panas dengan keadaan terdapat luka
ditelapak kaki kanan, terbalut kasa, merembes, dan berbau tidak enak. Di
UGD luka di buka diketahui kondisi luka terbuka dengan diameter 10-15 cm
dan kedalaman kurang lebih 2 cm, luka derajat 2, terdapat pus dan jaringan
nekrotik. Dari hasil TTV TD : 130/80 mmHg, N : 88x/mnt, S:39◦C,RR:
15x/mnt, di pasang infus PZ 20x/mnt dan cateter. Kemudian dipindah ke
ruang rawat inap placida paviliun.

9
IV. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU
Pasien mengatakan menderita penyakit Diabetes Melitus sudah 10 tahun dan
3 bulan sekali periksa ke dokter serta minum obat, pasien mengatakan pernah
MRS 3 tahun yang lalu karena pingsan dan kata dokter saya mengalami
peningkatan gula darah.
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Pasien sadar (composmentis)
2. TTV
TD : 130/80 mmHg
Suhu : 39◦C
Nadi : 88x/mnt
RR : 16x/mnt
TB : 155 cm
BB : 65 kg
3. Pemeriksaan kulit dan kuku
 Inspeksi : warna kulit pasien kuning, terdapat luka pada telapak kaki
kanan dibalut kasa, kuku berwarna pucat, bentuk kuku simetris,
keadaan luka diameter 10-15 cm, kedalaman kurang lebih 2 cm,
derajat luka 2, terdapat pus dan jaringan nekrotik.
 Palpasi : kulit teraba hangat, turgor kulit baik, terdapat odema di kaki
yang luka.
4. Pemeriksaan kepala
a. Rambut dan kepala
 Inspeksi : muka simetris, muka oval, wajah tampak lesu, warna rambut
hitam ada yang putih, distribusi rambut merata, tidak ada peradangan
pada kulit kepala, rambut bersih.
 Palpasi : rambut bersih, tidak rontok, tidak ada odem, tidak ada nyeri
tekan.
b. Mata
 Inspeksi : bola mata bergerak normal, ada kontak mata, ,konjungtiva
tidak anemis, sclera tidak icterik, mata simetris, pupil isokor, tidak ada

10
radang pada kelopak mata, penyebaran pada bulu mata merata, reflek
pupil terhadap cahaya (+).
 Palpasi : bola mata terasa kenyal, tidak ada peningkatan TIO
c. Hidung
 Inspeksi : Lubang hidung simetris, septumnasi tepat di tengah, tidak ada
secret, tidak ada peradangan atau polip,tidak ada pernafasan cuping
hidung, tidak menggunakan alat bantu pernafasan.
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di sinus frontalis, etmoidalis, dan
maksilaris.
d. Telinga
 Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada massa pada kartilgo, tidak ada
peradangan, tidak ada perdarahan, tidak ada serumen.
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
5. Mulut
 Inspeksi : bibir kering , tidak ada stomatitis, tidak terdapat karies dentis,
lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil (TI), uvula tepat di tengah.
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6. Pemeriksaan leher
 Inspeksi : tidak ada luka bekas operasi, tidak tampak bendungan vena
jugularis
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada kaku kuduk, tidak ada defiasi
trakhea, pembesaran kelenjar tyroid.
7. Pemeriksaan Paru
 Inspeksi : Bentuk thorak simetris, pengembangan dada simetris, jenis
pernafasan dada, pola pernafasan normal RR 15x/menit, irama
pernafasan regular, tidak ada dypsneu, tidak ada bekas luka operasi,
tidak ada jaringan parut, mammae kanan dan kiri simetris.
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada odem, tidak ada
peradangan, retraksi dada, tidak ada tampak taktil vremitus.
 Perkusi : Terdengar sonor pada bagian kanan paru, terdengar pekak
sebelah kiri.

11
 Auskultasi : Tedengar suara halus pada daerah vesicular, agak kasar
pada bronco vesicular, dan terdengar kasar pada bronchial.
8. Pemeriksaan jantung
 Inspeksi : Tidak terlihat ictus cordis.
 Palpasi : Tidak ada pelebaran ictus cordis
 Perkusi : Pekak
 Auskultasi : Bj I : Katub trikuspidalis ICS 4 linea sternalis kiri.
Katub mitral ICS 5 linea midklafikularis kiri
Bj II : Aorta ICS 2 linea sternalis kanan
Pulmonal ICS 2-3 linea sternalis kiri
Bunyi jantung I dan II terdengar tunggal.
9. Pemeriksaan Abdomen
 Inspeksi : Perut agak buncit, tidak terdapat luka bekas operasi
 Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
 Auskultasi : Bising Usus 20x/menit
 Perkusi : Terdengar timpani.
10. Pemeriksaan ekstrimitas
 Inspeksi : pada extrimitas kanan bawah terdapat balutan kasa,
terdapat odem pada kaki kanan, tangan kiri terpasang infus PZ 20
tetes/menit, keadaan luka diameter 10-15 cm, kedalaman kurang lebih
2 cm, luka derajat 2, terdapat pus dan jaringan nekrotik. Dilakukan
rawat luka 2x/hari serta balutan kasa (perban) diganti setiap rawat
luka.

 Palpasi : terdapat oedem pada kaki kanan, pada tangan kanan pada saat
pengkajian teraba denyut nadi, tidak ada sianosis
Kekuatan Otot: 5 5
3 5
Reflek patella + /+
Reflek babynski 0/-

12
VI. 14 KEBUTUHAN DASAR MENURUT VIRGINIA HANDERSON
1. Bernafas dengan normal
Di Rumah : Selama di rumah pasien bernafas menggunakan
hidungnya. Bernafas normal, tidak menggunakan alat
bantu pernafasan.
Di RS : Selama MRS pasien bernafas menggunakan hidungnya.
Bernafas normal, tidak menggunakan alat bantu
pernafasan, tidak ada pernafasan cuping hidung, ronkhi -/
wheezing -, RR 16x/menit.
2. Kebutuhan akan nutrisi
Di Rumah : Pasien mengatakan makan 3x/hari komposisi :
nasi,sayur,lauk. Porsi makan habis. Minum ± 750 cc.
Di RS : Pasien mengatakan mendapat makan 3x/sehari dari RS
dengan komposisi : nasi,sayur, lauk, buah (sesuai dengan
diit DM gangren). Porsi makan habis 3 sendok
dikarenakan perut terasa penuh dan mual serta badan
lemas. BB = 65 kg, TB = 155 cm.
3. Kebutuhan Eliminasi
Di Rumah : Pasien mengatakan BAB 1x/hari konsistensi lembek,
warna kuning kecoklatan, bau khas. BAK ± 8x/hari
konsistensi kuning jernih, cair. BAK lebih sering di malam
hari.
Di RS : Pasien BAK menggunakan kateter konsistensi kuning
jernih, cair. Jumlah ± 2000 cc/hari. BAB 1x/hari
konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan, bau khas.
BAB di kamar mandi dibantu oleh anaknya.
4. Gerakan dan keseimbangan tubuh
Di Rumah : Pasien mengatakan beraktifitas sebagai seorang ibu rumah
tangga,dalam beraktifitas dibantu oleh anaknya dan pasien
menggunakan krek.

13
Di RS : Pasien mengatakan selama dirawat di RS dapat miring
kanan, kiri, memutar leher namun jika berjalan dibantu
dengan anaknya dan pasien menggunakan krek.
5. Kebutuhan istirahat dan tidur
Di Rumah : Pasien mengatakan selama di rumah tidur siang ± 1,5 jam
dan di malam hari ± 5-6 jam.
Di RS : Pasien mengatakan selama MRS dapat tidur siang namun
hanya sebentar ± 1 jam sedangkan pada malam hari ± 5-6
jam.
6. Kebutuhan berpakaian
Pasien dapat memilih dan memakai pakaiannya sendiri.
7. Mempertahankan temperature tubuh atau sirkulasi
Kondisi ruangan dan kelembapannya normal 25°C sehingga tidak
mengganggu kondisi pasien karena sesuai dengan suhu kamar.
8. Kebutuhan akan personal hygiene
Di Rumah : Pasien mengatakan mandi 2x/hari dibantu oleh anaknya,
menggosok gigi 2x/hari.
Di RS : Pasien mengatakan mandi 2x/hari dengan di seka oleh
anaknya dengan bantuan perawat, menggosok gigi 2x/hari.
9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Selama berada di RS pasien merasa tidak terganggu.
10. Berkomunikasi
Di Rumah : Pasien mengatakan dalam kehidupan sosial, pasien dapat
bergaul dengan siapa saja (anak-anaknya, tetangganya
selama di rumah).
Di RS : Pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan siapa saja
(teman satu ruangan yang dirawat), dengan dokter saat visit dengan
mengungkapkan keluhan yang dirasakan, perawat dan pasien dapat
berkomunikasi pada saat melakukan tindakan serta pasien dapat mengutarakan
keluhan yang dirasakan kepada perawat.
11. Kebutuhan spiritual

14
Di Rumah : Pasien mengatakan selalu beribadah sesuai dengan
keyakinan agamanya yaitu melaksanakan sholat 5 waktu.
Di RS : Pasien mengatakan tidak lupa melaksanakan sholat 5
waktu walaupun dengan keadaan di infus yaitu dengan
bertayamum.
12. Kebutuhan bekerja
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga.
13. Kebutuhan bermain dan rekreasi
Di Rumah : Pasien mengatakan selalu beraktifitas berjalan-jalan
disekitar rumah walaupun dengan bantuan krek.
Di RS : Pasien mengatakan walaupun sedang berada di atas tempat
tidur msih bias beraktifitas yaitu terkadang pasien masih
bias duduk-duduk di depan kamar dengan dibantu
anaknya dan krek.
14. Kebutuhan belajar
Selama di RS jika pasien diberi informasi tentang penyakitnya, terapi,
penatalaksanaan diit pasien selalu mengerti dan memahami serta menerima
informasi tersebut.

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


I. Pemeriksaan darah lengkap
1. Hemoglobin : 12g/dL
2. Eritrosit : 4,50 x 10 6 / mm3
3. Leukosit : 12000 mm3
4. Hematokrit : 40 %
5. Trombosit : 160.000/ uL
6. Laju endap darah :10 < mm / 1 jam
7. Kadar Gula darah
Puasa : 160 g/dl
2 jam makan : 200 g/dl
Gula darah acak : 215 g/dl

15
II. Pemeriksaan elektrolit darah
1. Natrium : 120-135mmol/L
2. kalium : 3mmol/L
3. kalsium : 4mmol/L
4. Magnesium : 4mmol/L
5. Klorida : 110mmol/L

16
ANALISA DATA

Nama :Ny I No. Reg : 06.89.54


Umur : 53thn

No Tgl. Data Masalah

1 8-9-2011 DS : - pasien mengatakan pada Nyeri kronis.


telapak kaki kanan nyeri
Jam
09.00 DO :- terdapat luka ditelapak kaki
kanan, terbalut kasa, merembes,
dan berbau tidak enak. terdapat
luka diketahui kondisi luka
terbuka dengan diameter 10-15
cm dan kedalaman kurang lebih 2
cm, terdapat pus dan jaringan
nekrotik,luka derajat 2.
- skala nyeri 7
- wajah tampak grimace (meringis
kesakitan terutama jika dilakukan
rawat luka).
- TTV = TD : 130/80 mmHg
Suhu : 39◦C
Nadi : 88x/mnt
RR : 16x/mnt

2 8-9-2011 DS :-pasien mengatakan merasa Ketidakseimbang


mual. an nutrisi =
Jam kurang dari
09.00 Perut terasa penuh jika diisi kebutuhan tubuh.
makanan.
DO :- makan habis 3 sendok
- badan lemas.
- bising usus 20x/menit
- bibir kering
- TTV = TD : 130/80 mmHg

17
Suhu : 39◦C
Nadi : 88x/mnt
RR : 16x/mnt
-pemeriksaan darah
Leukosit: 12000 mm3
- Kadar Gula darah
Puasa : 160 g/dl
2 jam makan : 200 g/dl
Gula darah acak : 215 g/dl

3 8-9-2011 DS :- pasien mengatakan ada luka Kerusakan


sejak 1 tahun yang lalu dan luka integritas kulit
Jam tidak sembuh-sembuh.
09.00
DO:- terdapat luka ditelapak kaki
kanan, terbalut kasa, merembes,
dan berbau tidak enak
-terlihat pada luka di telapak kaki
kanan terlihat luka terbuka dengan
diameter 10-15 cm dan kedalaman
kurang lebih 2 cm, terdapat pus
dan jaringan nekrotik, luka derajat
2.
- TTV = TD : 130/80 mmHg
Suhu : 39◦C
Nadi : 88x/mnt
RR : 16x/mnt
-pemeriksaan darah
Leukosit: 12000 mm3
-
Kadar Gula darah
Puasa : 160 g/dl
2 jam makan : 200 g/dl
Gula darah acak : 215 g/dl

4 8-9-2011 DS: - Resiko infeksi


18
Jam09.00 DO: - Terdapat luka ditelapak
kaki kanan, terbalut kasa,
merembes, dan berbau tidak enak.
Terlihat pada luka di telapak kaki
kanan terlihat luka terbuka dengan
diameter 10-15 cm dan kedalaman
kurang lebih 2 cm, terdapat pus
dan jaringan nekrotik, luka derajat
2.
- Melakukan rawat luka 2x/hari.
- TTV = TD : 130/80 mmHg
Suhu : 39◦C
Nadi : 88x/mnt
RR : 16x/mnt
-pemeriksaan darah
Leukosit: 12000 mm3
- Kadar Gula darah
Puasa : 160 g/dl
2 jam makan : 200 g/dl
Gula darah acak : 215 g/dl

19
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL

 Nyeri kronis
Faktor yang berhubungan :
- Ketunadayaan fisik kronis

 Ketidakseimbangan nutrisi = kurang dari kebutuhan tubuh


Faktor yang berhubungan :
- Hilangnya nafsu makan
- Mual, muntah

 Kerusakan intergritas kulit


Faktor yang berhubungan :
- Kondisi ketidakseimbangan nutrisi
- Kondisi gangguan metabolic
- Hipertermi
- Immobilisasi fisik

 Resiko infeksi
Faktor yang berhubungan :
- Pertahanan tubuh yang tidak adekuat (kulit terluka, trauma
jaringan).
- Kerusakan jaringan

20
INTERVENSI

Nama :Ny I No. Reg : 06.89.54


Umur : 53 tahun

Tgl/Jam Dx Kriteria hasil Intervensi Rasional


8-9-2011 I  Pasien dapat mengkompensasi 1. Kaji 1. Untuk mengetahui berapa
Jam 09.30 nyeri. tingkat, frekuensi, berat nyeri yang dialami
 Nyeri dapat berkurang (skala 4). dan reaksi nyeri yang pasien.
 Wajah tampak lebih rileks dialami pasien.

 Ketegangan otot berkurang 2. Jelaskan 2. Pemahaman pasien tentang


pada pasien tentang penyebab nyeri yang terjadi
sebab-sebab akan mengurangi ketegangan
timbulnya nyeri. pasien dan memudahkan
pasien untuk diajak
bekerjasama dalam
melakukan tindakan.

21
3. Rangsangan yang berlebihan
3. Ciptaka dari lingkungan akan
n lingkungan yang memperberat rasa nyeri.
tenang. 4. Teknik distraksi dan
relaksasi dapat mengurangi
4. Ajarkan rasa nyeri yang dirasakan
teknik distraksi dan pasien.
relaksasi. 5. Posisi yang nyaman akan
membantu memberikan
5. Atur kesempatan pada otot untuk
posisi pasien relaksasi seoptimal mungkin.
senyaman mungkin 6. Obat-obatan analgesic dapat
sesuai keinginan membantu mengurangi
pasien. nyeri.

6. Kolabor
asi dengan dokter
untuk pemberian 1. Untuk mengetahui
analgesik. tentang keadaan dan

22
8-9-2011 II  Rasa mual dan muntah keutuhan nutrisi pasien
Jam 09.30 berkurang sehingga dapat diberikan
 Pasien mematuhi dietnya 1. Kaji status nutrisi dan tindakan dan pengaturan

kebiasaan makan. diet yang adekuat.


2. Kepatuhan terhadap diet
dapat mencegah
2. Anjurkan pasien
komplikasi terjadinya
untuk mematuhi diet
hipoglikemi/hiperglikemi
yang telah
3. Mengetahui
diprogramkan.
perkembangan berat
3. Timbang berat badan
badan pasien (berat
setiap seminggu
badan merupakan salah
sekali.
satu indikasi untuk
menentukan diet).
4. Mengetahui apakah
pasien telah
4. Identifikasi
melaksanakan program
perubahan pola
diet yang ditetapkan.
makan.

23
5. Pemberian insulin akan
5. Kerjasama dengan meningkatkan
tim kesehatan lain pemasukan glukosa ke
untuk pemberian dalam jaringan sehingga
insulin dan diit gula darah menurun,
diabetik. pemberian diet yang
sesuai dapat
mempercepat penurunan
gula darah dan mencegah
komplikasi.

24
IMPLEMENTASI
Nama :Ny I No. Reg: 06.89.54
Umur :53 thn

Tgl/Jam Diagnosa Implementasi TTD


8-9-2011 I 1.Mengkaji tingkat, frekuensi, dan
Jam10.00 reaksi nyeri yang dialami pasien.

2.Menjelaskan pada pasien tentang


sebab-sebab timbulnya nyeri.

3.Menciptakan lingkungan yang


tenang.

4.Mengajarkan teknik distraksi dan


relaksasi.

5.Mengatur posisi pasien senyaman


mungkin sesuai keinginan pasien.

6.Melakukan kolaborasi dengan


dokter untuk pemberian analgesik.

1.Mengkaji status nutrisi dan


8-9-2011 II kebiasaan makan.
Jam10.00
2.Menganjurkan pasien untuk
mematuhi diet yang telah
diprogramkan.

3.Menimbang berat badan setiap


seminggu sekali.

4.Mengidentifikasi perubahan pola


makan.

5.Melakukan kerjasama dengan


tim kesehatan lain untuk
pemberian insulin dan diit
diabetik.

25
EVALUASI
Nama :Ny I No. Reg: 06.89.54
Umur :53 thn

Tgl/Jam Diagnosa Evaluasi TTD

8-9-2011 I S : Pasien mengatakan yeri berkurang pada


telapak kaki
Jam 12.00
O :- saat dilakukan rawat luka ekspresi wajah
klien lebih rileks.
- skala nyeri 4 (0-10)
- keadaan luka pus - , bau + , jaringan nekrotik -
- ketegangan otot berkurang
- TTV = TD : 140/90 mmHg
Suhu : 38◦C
Nadi : 96x/mnt
RR : 18x/mnt
A: Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6,7

8-9-2011 II S : Pasien mengatakan nafsu makan mulai


bertambah.
Jam 12.00
O : - mual,muntah berkurang.
- porsi makan bertambah ½ porsi
- tidak ada tanda-tanda
hipoglikemi/hiperglikemi.
A : masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5

26
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan :
1. Keperawatan menurut Henderson adalah suatu fungsi yang unik dari
Keperawatan untuk menolong klien yang sakit atau sehat dalam memberikan
pelayanan kesehatan dengan meningkatkan kemampuan, kekuatan,
pengetahuan dan kemandirian pasien.
2. Henderson berpendapat peranan perawat membantu individu sehat sakit
dengan suatu cara penambah atau pelengkap (supplementary atau
emplementary).
3. Teori Virginia Handerson berfokus kebutuhan dasar individu tercermin dalam
14 komponen dari asuhan keperawatan dasar (basic nursing care).
4. Model perawat yang dijelaskan oleh Virginia handerson adalah model konsep
aktifitas sehari-hari dengan mengambarkan gambaran fungsi utama perawat
yaitu menolong orang yang sakit/sehat dalam usaha menjaga kesehatan atau
menghadapi kematian dengan tenang.

27
DAFTAR PUSTAKA

Abu Muhlis. Blogspot.com, Jurnal Pembelajaran Teori Model Keperawatan


Jurnal Keperawatan.

A. Aziz Alimul Hidayat, 2007, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2,


Salemba Medika, Jakarta

Azrul Harianto.Multiply.Com, Konsep Keperawatan Dalam Praktek


Keperawatan Jurnal Keperawatan

Kusnanto, 2004, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC,


Jakarta

Lyn Basfort & Oliver Slevin, Teori dan Praktek Keoerawatan: pendekatan
Integral pada asuhan pasien, EGC, Jakarta 2006

Marilyn E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C. Geissler, 1999,


Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien
Edisi 3, EGC, Jakarta

Meidiana Dwidiyanti, 1998, Aplikasi Model Konseptual Keperawatan Cetakan I,


Akper Depkes Semarang, Semarang

Nasrul Effendy, 1998, Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2,


EGC, Jakarta

Pengantar Konsep Dasar Keperawatan : A. Aziz Alimul Hidayat, Penerbit


Salemba Medika.

Potter & Perry. 1999 "Fundamental Keperawatan", Buku Kedokteran EGC,


Jakarta

Poter PA & Perry AG, 1991, Fundamental of Nursing ; Concept, Process and
Practice terj 3th Edition, ST Louis CV Mosby Company

Zaidin Ali,2002, Dasar-Dasar Keperawatan Professional Cetakan I, Widya


Medika, Jakarta

28
29

Anda mungkin juga menyukai