Anda di halaman 1dari 29

TUGAS MANDIRI FISIKA

(KELISTRIKAN)

FISIKA

SITI RUHAMA DEWI

XII IPA 1

YATI SUSANAH, M.Pfis

NIP. 198003262003122001

1 s.d 9 September 2019

2019-2020

MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 JAKARTA

Jl. Rawasari Selatan No.6 Komplek Perkantoran Rawa Kerbo

Cempaka Putih Jakarta Pusat 10510


1. Muatan Listrik
Pengertian
Muatan listrik adalah sifat atau muatan dasar yang dibawa partikel dasar sehingga
menyebabkan partikel dasar tersebut mengalami gaya tarik menarik dan tolak menolak.
Muatan listrik suatu partikel dasar dapar berjenis positif dan negatif. Jika dua benda
memiliki muatan yang sama akan tolak menolak dan kedua benda akan tarik menarik jika
memiliki muatan yang berbeda jenis. Perlu diketahui, partikel dasar dan subatomik seperti
elektron dan proton memiliki muatan listrik. Elektron bermuatan negatif dan proton
bermuatan positif.

Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya
mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik. Simbol
Q sering digunakan untuk menggambarkan muatan. Sistem Satuan Internasional (SI) dari
satuan Q adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x 10 18 muatan dasar.

Jenis Muatan Listrik


Adapun jenis muatan listrik diantaranya yaitu

 Muatan Listrik Positif (Proton)


Menurut Benyamin Franklin, Muatan Listrik Positif umumnya bersifat saling tolak
menolak dengan suatu benda yang mmuatan, dan dalam hal ini terjadi karena muatan
positif itu sejenis sehingga akan beraksi saling tolak menolak.

 Muatan Listrik Negatif (Elektron)


Menurut Benyamin Franklin, Muatan Listrik Negatif pada suatu benda dapat
dipastikan jika terdapat benda yang memiliki muatan negatif dan saling tolak menolak
dengan plastik yang memiliki muatan, maka dapat dipastikan bahwa muatan benda
tersebut negatif.

Penjelasan lebih lengkapnya yaitu

Muatan1elektron=-1,6.10-19 coulomb
Muatan 1 proton = +1,6.10-19 coulomb

Muatan listrik suatu benda ditentukan oleh jumlah proton dan elektron yang dikandung
benda tersebut.

 Jika suatu benda kelebihan elektron = kekurangan proton (Σ elektron > Σ Proton),
maka benda tersebut bermuatan negatif
 Jika suatu benda kekurangan elektron = kelebihan proton (Σ elektron < Σ Proton),
maka benda tersebut bermuatan positif
 Jika jumlah elektron = jumlah proton (Σ proton = Σ elektron) maka benda tersebut
tidak bermuatan (muatan netral)

Sifat-Sifat Muatan Listrik


 Adapun sifat muatan listrik yaitu:
 a. Muatan listrik yang sejenis akan saling tolak menolak dan muatan tidak sejenis
akan saling tarik menarik.
 b. Muatan Listrik merupakan besaran pokok fisika yang diukur dalam satuan
coulomb disimbolkan dengan (C). Satu coulomb sama dengan 6.24 x 10 18 e (e =
muatan proton). Sehingga mautan yang dikandung oleh proton adalah 1,602 x 10 -
19
 coulomb. Elektron memiliki muatan yang sama dengan proton namun berbeda
jenis (-)1,602 x 10-19 coulomb.
 c. Muatan listrik memiliki hukum kekekalan muatan. Gaya yang ditimbulkan dua
muatan memiliki karakter yang sama seperti gaya gravitasi yang ditumbulkan dua
buah benda dengan massa tertentu. Gaya antar muatan juga bersifat konservatif dan
terpusat.

Rumus Muatan Listrik


Rumus yang berlaku dalam muatan listrik adalah rumus yang dimatematiskan dari hukum
coulomb. Hukum coulomb ditemukan oleh Charles Augustin de Coulomb pada akhir abad
ke-18. Bunyi Hukum Coulomb yaitu:

“Gaya tarik menarik atau gaya tolak menolak antara dua muatan listrik sebanding dengan
muatan-muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang memisahkan
kedua muatan tersebut.”

Maka secara sistematis dirumuskan dengan:

Keterangan:

F = gaya tarik manarik/tolak menolak (newton)


q = muatan listrik (coulomb)
r = jarak antara kedua muatan
k = konstanta = 1/4πεo = 9 x 109 N.m2/C2
εo = permitivitas listrik dalam ruang hampa/udara = 8,85 x 10-12 C2/Nm2

Apabila medium muatan bukan pada medium vakum atau udara maka besar gaya antaran
muatan q1 dan q2 akan lebih kecil
F udara/vakum < F medium

Hal tersebut dikarenakan nilai permisivitas listrik pada medium bukan udara lebih besar.
Permisivitas εo diganti dengan ε yaitu

ε = εr εo

Dalam vakum nilai εr adalah 1, sedangkan dalam udara εr adalah 1,0006. Dengan demikian
gaya coloumb dalam medium rumusnya yaitu:

2. Hukum Coulomb
Sesuai dengan namanya Hukum Coulomb digagas oleh Charles Augustin de
Coulomb warga kebangsaan Perancis di tahun 1785. Meneliti hubungan gaya listrik
dengan dua muatan dan jarak antar keduanya dengan menggunakan neraca puntir. Bunyi
hukum coulomb, rumus, dan contoh soal akan kita bahas disini.

Hukum ini menjelaskan tentang hubungan antara gaya yang muncul antara dua titik
muatan, yang dipisahkan oleh jarak tertentu, dengan nilai muatan dan jarak pisah antar
keduanya. Satuan internasional untuk muatan listrik diberi nama C (Coulomb) untuk
mengenang jasanya.

Gambar diatas merupakan neraca puntir yang digunakan oleh Coulomb yang mirip dengan
neraca puntir Cavendish yang digunakan pada percobaan gravitasi.
Hukum Coulomb mempunyai persamaan dengan hukum gravitasi newton,
persamaan itu terletak di perbandingan kuadrat yang terbalik dalam hukum newton.
Perbedaannya yaitu gaya gravitasi selalu tarik-menarik, sedangkan gaya listrik selain bisa
tarik-menarik juga bisa tolak-menolak.

Hukum coulomb pada dasarnya menyatakan muatan listrik yang sejenis akan tolak-
menolak, dan yang sejenis akan tarik-menarik. Besar gaya Coulomb tergantung pada besar
masing-masing muatan (Q1 dan Q2) serta kuadrat jarak antara dua muatan (r2).

Bunyi Hukum Coulomb


Dari percobaan yang dilakukan oleh Charles Augustin de Coulomb dia menyimpulkan
bahwa:

“Besar gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua benda bermuatan listrik
berbanding lurus dengan muatan masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara kedua benda tersebut”

Saat dua muatan sejenis didekatkan satu sama lain akan terdapat gaya yang saling menolak
yang mencegah kedua muatan itu bersatu. Lain halnya dengan dua buah muatan yang
berbeda muatan saat didekatkan akan timbul gaya saling tarik-menarik. Gaya tarik-
menarik dan gaya tolak-menolak ini disebut gaya elektrostatis.

Rumus Hukum Coulomb


Pertanyaan Charles Augustin de Coulomb kemudian dikenal dengan Hukum Coulomb
dengan persamaan:

Keterangan:

Fc = gaya tarik-menarik atau gaya tolak-menolak dengan satuan Newton (N)
Q1 = besar muatan pertama dengan satuan Coulomb (C)

Q2 = besar muatan kedua dengan satuan Coulomb (C)

r = jarak antara 2 benda bermuatan dengan satuan meter (m)

k = konstanta pembanding besarnya 9 × 10 pangkat 9 Nm2/C2

3. Medium Dari Muatan Listrik


Pengertian
Muatan listrik adalah sifat atau muatan dasar yang dibawa partikel dasar sehingga
menyebabkan partikel dasar tersebut mengalami gaya tarik menarik dan tolak menolak.
Muatan listrik suatu partikel dasar dapar berjenis positif dan negatif. Jika dua benda
memiliki muatan yang sama akan tolak menolak dan kedua benda akan tarik menarik jika
memiliki muatan yang berbeda jenis. Perlu diketahui, partikel dasar dan subatomik seperti
elektron dan proton memiliki muatan listrik. Elektron bermuatan negatif dan proton
bermuatan positif.

Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya
mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik. Simbol
Q sering digunakan untuk menggambarkan muatan. Sistem Satuan Internasional (SI) dari
satuan Q adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar.

Jenis Muatan Listrik


Adapun jenis muatan listrik diantaranya yaitu

Muatan Listrik Positif (Proton)


Menurut Benyamin Franklin, Muatan Listrik Positif umumnya bersifat saling tolak menolak
dengan suatu benda yang mmuatan, dan dalam hal ini terjadi karena muatan positif itu
sejenis sehingga akan beraksi saling tolak menolak.
Muatan Listrik Negatif (Elektron)
Menurut Benyamin Franklin, Muatan Listrik Negatif pada suatu benda dapat dipastikan jika
terdapat benda yang memiliki muatan negatif dan saling tolak menolak dengan plastik
yang memiliki muatan, maka dapat dipastikan bahwa muatan benda tersebut negatif.

Penjelasan lebih lengkapnya yaitu:

Muatan 1 elektron = -1,6.10-19 coulomb


Muatan 1 proton = +1,6.10-19 coulomb

Muatan listrik suatu benda ditentukan oleh jumlah proton dan elektron yang dikandung
benda tersebut.

 Jika suatu benda kelebihan elektron = kekurangan proton (Σ elektron > Σ Proton),
maka benda tersebut bermuatan negatif
 Jika suatu benda kekurangan elektron = kelebihan proton (Σ elektron < Σ Proton),
maka benda tersebut bermuatan positif
 Jika jumlah elektron = jumlah proton (Σ proton = Σ elektron) maka benda tersebut
tidak bermuatan (muatan netral)

Sifat-Sifat Muatan Listrik


Adapun sifat muatan listrik yaitu:

a. Muatan listrik yang sejenis akan saling tolak menolak dan muatan tidak sejenis akan
saling tarik menarik.

b. Muatan Listrik merupakan besaran pokok fisika yang diukur dalam satuan coulomb
disimbolkan dengan (C). Satu coulomb sama dengan 6.24 x 10 18 e (e = muatan proton).
Sehingga mautan yang dikandung oleh proton adalah 1,602 x 10 -19 coulomb. Elektron
memiliki muatan yang sama dengan proton namun berbeda jenis (-)1,602 x 10 -19 coulomb.

c. Muatan listrik memiliki hukum kekekalan muatan. Gaya yang ditimbulkan dua muatan
memiliki karakter yang sama seperti gaya gravitasi yang ditumbulkan dua buah benda
dengan massa tertentu. Gaya antar muatan juga bersifat konservatif dan terpusat.

Rumus Muatan Listrik


Rumus yang berlaku dalam muatan listrik adalah rumus yang dimatematiskan dari hukum
coulomb. Hukum coulomb ditemukan oleh Charles Augustin de Coulomb pada akhir abad
ke-18. Bunyi Hukum Coulomb yaitu:

“Gaya tarik menarik atau gaya tolak menolak antara dua muatan listrik sebanding dengan
muatan-muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang memisahkan
kedua muatan tersebut.”

Maka secara sistematis dirumuskan dengan:


Keterangan:

F = gaya tarik manarik/tolak menolak (newton)


q = muatan listrik (coulomb)
r = jarak antara kedua muatan
k = konstanta = 1/4πεo = 9 x 109 N.m2/C2
εo = permitivitas listrik dalam ruang hampa/udara = 8,85 x 10 -12 C2/Nm2

Apabila medium muatan bukan pada medium vakum atau udara maka besar gaya antaran
muatan q1 dan q2 akan lebih kecil

F udara/vakum < F medium

Hal tersebut dikarenakan nilai permisivitas listrik pada medium bukan udara lebih besar.
Permisivitas εo diganti dengan ε yaitu

ε = εr εo

Dalam vakum nilai εr adalah 1, sedangkan dalam udara εr adalah 1,0006. Dengan demikian
gaya coloumb dalam medium rumusnya yaitu:

4. Gaya Bahan dan Gaya Udara


Jika Medium Bukan Vakum --- F bahan < F udara

+   -
Bahan
5. Gaya Listrik
Pengertian
Gaya listrik merupakan gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik suatu benda. Contoh
gaya listrik terjadi ketika sisir plastik yang digosokkan pada rambut kering dapat menarik
potongan-potongan kertas kecil. Sisir plastik yang telah digosok-gosokkan pada rambut
kering akan bermuatan listrik, sehingga penggaris dapat menarik serpihan kertas tersebut.
Gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik disebut gaya listrik.
Seperti dikutip dari wikipedia. Gaya listrik adalah gaya yang dialami oleh objek bermuatan
yang berada dalam medan listrik. Rumusan gaya listrik kadang sering dipetukarkan dengan
hukum Coulomb, padahal gaya listrik bersifat lebih umum ketimbang hukum tersebut, yang
hanya berlaku untuk dua buah muatan titik./ gaya yang dimiliki oleh benda bermuat listrik.

Di sekitar benda bermuatan listrik terdapat medan listrik, demikian juga halnya dengan
benda yang bermuatan listrik statis (tidak mengalir). Medan listrik merupakan daerah di
sekitar benda bermuatan listrik, di mana gaya listrik berupa tarikan masih bekerja. Benda-
benda tertentu yang berada di dalam medan listrik akan ditarik oleh benda bermuatan
listrik tersebut. Apabila suatu benda berada di dalam medan listrik, maka akan terjadi
proses perpindahan muatan listrik. Gaya listrik statis dimanfaatkan untuk membersihkan
debu pada kursi beludru, baju wol, lantai berkarpet, dan lain-lain.

Rumus gaya listrik


Jika dinyatakan dalam persamaan matematis, gaya listrik dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut ini : Dimana q merupakan muatan objek dan E adalah medan listrik.
Medan listrik sendiri merupakan efek yang ditimbulkan oleh keberadaan muatan listrik,
mislanya elektron, ion atau proton dalam ruangan dan lingkungan di sekitarnya. Medan
listrik sendiri mempunyai satuan Newton per Coulomb atau N/C yang pada umumnya
berkaitan erat dengan gaya listrik ataupun muatan listrik.

Gaya listrik, sebagaimana umumnya gaya, dilambangkan dengan huruf F atau biasa
diberi indeks kecil di bawah E (electric) atau L (listrik).
6. Medan Listrik
Pengertian Medan Listrik
Medan listrik ialah dampak yang terjadi oleh adanya muatan listrik, mislnya
elektron, ion maupun proton dalam ruangan yang ada di sekelilingnya. Medan listrik
mempunyai satuan N/C (Newton/Coulomb). Medan listrik biasanya dituntut dalam
bidang ilmu fisika dan bidang terkait dan menurut tidak langsung juga di bidang
elektronika yang sudah menggunakan medan listrik ini dalam kawat konduktor .

Definisi lain dari medan listrik ialah suatu ruangan di sekeliling objek bermuatan
listrik, apabila suatu benda bermuatan listrik berada di dalam ruangan tersebut akan
memiliki gaya listrik.

Medan listrik tergolong dari medan vektor, sehingga untuk membuktikan arah


medan listrik dijelaskan sama dengan arah gaya yang dialami oleh muatan positif, apabila
berada dalam secara acak tempat di dalam medan tersebut. Arah medan listrik yang
terangkat oleh benda bermuatan positif dijelaskan keluar dari benda, sebaliknya arah
medan listrik yang terangkat benda bermuatan negatif dijelaskan masuk ke benda.

Untuk mewujudkan medan listrik diperankan oleh garis-garis gaya listrik, yakni
garis lengkung yang dibayangkan sebagai jalan yang dibangun oleh muatan positif yang
didorong dalam medan listrik. Garis gaya listrik tidak mudah terpotong, karena garis gaya
listrik ialah garis khayal yang berasal dari benda bermuatan positif dan akan berhenti di
benda yang bermuatan negatif. Dibawah ini adalah contoh skema gaya listrik, antara lain
sebagai berikut:

Medan listrik adalah suatu medan yang disebabkan oleh adanya muatan listrik yang
representasi dalam dalam kehidupan sehari-hari berupa medan yang disebabkan oleh
suatu benda yang bertegangan. Hal ini dengan jelas diterangkan dalam persamaan
Maxwell I yang diturunkan dari hokum Gauss untuk medan listrik dan medan magnetik.

V ⋅ε ⋅ E = ρ

V ⋅D = ρ

V ⋅ B = 0
Keterangan :

∇ = operator del (vektor differensial)

E = kuat medan listrik

D = kerapatan flux listrik

ρ = kerapatan muatan yang menyebabkan timbulnya D dan E

B = kerapatan fluks magnetic

Sifat Medan Listrik


Berikut ini merupakan beberapa sifat dari medan listrik antara lain sebagai berikut:

1. Skema gaya listrik tidak mudah terpotong.


2. Skema gaya listrik sering menuju radial berhenti dari muatan positif dan bertemu
menuju muatan negatif.
3. Bertambah rapat skema gaya listrik pada suatu tempat, sehingga medan listrik pada
tempat tersebut bertambah kuat dan sebaliknya.

Kuat Medan Listrik


Kuat medan listrik yang berada di suatu titik dalam medan listrik didefinisikan sebagai
gaya per satuan muatan listrik di titik tersebut. Kuat medan listrik dinyatakan dengan
lambang E. Kuat medan listrik ini karena dipengaruhi oleh besarnya muatan sumber dan
jarak benda (muatan yang diuji).

Lalu, Kuat medan listrik di rumuskan sebagai besarnya gaya Coulomb untuk setiap satuan
muatan. Secara matematis rumus medan listrik yaitu:

Keterangan:
E= kuat medan listrik (N/C)
F= gaya coulomb (F)
q= muatan uji (C)

Dari arah kuat medan listrik yang dialami muatan uji bergantung pada jenis muatan uji dan
muatan sumber. Jika positif dan negatif bertemu maka akan tarik menarik namun jika jenis
muatannya sama akan tolak menolak. Berikut ilustrasi selengkapnya:
Rumus Medan Listrik
Apabila Diketahui rumus gaya coulomb antara muatan sumber Q dengan muatan uji q
adalah:

Maka rumus medan listrik menjadi:

Keterangan
E = kuat mendan litrik (N/C)
Q = muatan sumber (C)
r = . Jarak muatan uji dengan muatan sumber (m)

Kuat Medan Listrik Oleh Beberapa Muatan


Apabila suatu muatan uji ternyata dipengaruhi oleh beberapa muatan listrik,
bagaimana cara menghitung medan listrik total yang dialami oleh muatan uji
tersebut? yakni ada dua kemungkinan, muatan yang mempengaruhi muatan uji bisa
segaris atau membentuk sudut (tidak segaris).

 Resultan Medan Litrik yang Segaris


Apabila Titik B berada di antara muatan Q1 dan Q2 yang terletak segaris. Jadi ada
dua medan listik yang timbul masing-masing oleh Q1 dan Q2. E1 merupakan kuat
medan listrik karena pengaruh muatan Q1 dirumuskan:

E2 merupakan medan listrik karena pengaruh muatan Q2, dirumuskan:

Besar kuat medan listrik yang dialami oleh B adalah merupakan resultan vector dari
E1 dan E2, dirumuskan:

Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rumus diatas yaitu jenis muatan sumber
dan muatan uji. Hal tersebut dapat menentukan (+) dan (–) dari medan listrik yang
dialami.

 Resultan Medan Listrik yang Tidak Segaris

Dari gambar di atas, titik A berada dalam pengaruh medan listrik dari muatan Q1 dan Q2,
sehingga antara titik Q1, A, dan Q2 membentuk sebuah sudut apit dengan nilai tertentu.
Kemudian Total kuat medan listrik yang dialami oleh titik A adalah resultan dari vector E1
dan E2. Untuk menentukan besarnya digunakan rumus resultan vektor.
7. Hukum Gauss
Pengertian
Hukum Gauss adalah hukum yang menentukan besarnya sebuah fluks listrik yang melalui s
ebuah bidang. Hukum gauss menyatakan bahwa besar dari fluks listrik yang melalui sebua
h bidang akan berbanding lurus dengan kuat medan listrik yang menembus bidang, berban
ding lurus dengan area bidang dan berbanding lurus dengan cosinus sudut yang dibentuk fl
uks listrik terhadap garis normal.

     Hukum ini dirumuskan oleh Carl Friedrich Gauss (1777-1855). Beliau adalah salah seora
ng matematikawan terbesar sepanjang masa. Banyak bidang hukum matematika yang dipe
ngaruhinya dan dia membuat kontribusi yang sama pentingnya untuk fisika teoritis.

Hukum Gauss berbunyi "bahwa fluks listrik total yang melalui sembarang permukaan t
ertutup (sebuah permukaan yang mencakup volume tertentu) sebanding dengan mua
tan lisfiik (netto) total di dalam permukaan itu" .

     Hukum Gauss dapat digunakan untuk menghitung medan listrik dari sistem yang memp
unyai kesimetrian yang tinggi (misalnya simetri bola, silinder, atau kotak). Untuk menggun
akan hukum gauss perlu dipilih suatu permukaan khayal yang tertutup (permukaan gauss). 
Bentuk permukaan tertutup tersebut dapat sembarang.

     Pada Hukum Gauss medan listrik berpangkal dimuatan positif dan berakhir dimuatan ne
gatif. Apabila  satu atau sejumlah muatan positif dikurung oleh suatu permukaan tertutup t
entulah garis garis medan benar-benar menembus keluar dari permukaan tertutup tersebu
t, secara kuantitatif hasilnya bilangan positif. Sebaliknya jika yang dikurung (dilingkupi) m
uatan negatif, tentulah garis-garis medan akan masuk menuju permukaan tertutup tersebu
t, maka jumlah garis medan ini bilangan negatif. Banyaknya sebanding dengan besarnya (h
arga mutlak) muatan tersebut. Bila tidak ada muatan yang dikurung tentulah setiap garis m
edan yang masuk akan keluar pula dari permukaan tertutup ini dan menghasilkan jumlah g
aris medan nol, yang masuk (-) sama dengan yang keluar (+). 
Jumlah garis yang keluar dari suatu permukaan tertutup sebanding dengan jumlah mu
atan listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup itu. 

Hukum Gauss terutama digunakan untuk menghitung medan listrik oleh benda bermua
tan yang bentuknya mempunyai simetri, misalnya bidang datar, bola atau silinder. Tetapi s
ebaliknya bila kuat medan dalam ruang diketahui tentulah Hukum Gauss dapat pula diguna
kan untuk menentukan banyaknya muatan yang dikurung oleh suatu permukaan tertutup. 
Karena kuat medan listrik dapat pula ditentukan dengan menggunakan Hukum Coulomb te
ntulah hasil kedua cara ini harus sesuai. Artinya kita dapat mendeduksikan Hukum Coulom
b dari penerapan Hukum Gauss.

Rumus Hukum Gauss


Secara matematis, hukum Gauss dinyatakan dengan rumus berikut

Φ = E. A. cos θ = Q/ε o

Dengan
Q = muatan yang dilingkupi oleh permukaan tertutup
ε 0 = permitivitas udara

Penggunaan Hukum Gauss
 Bila kita hendak menggunakan Hukum Gauss untuk menentukan kuat medan listrik di
sekitar suatu distribusi muatan kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Simetri apa yang dipunyai sistem ini, dari sini diperoleh gambaran kualitatif tentang med
an tersebut.
2. Pilih suatu permukaan (khayal) yang kita sebut permukaan Gauss yang sesuai dengan be
ntuk simetri diatas, melalui titik yang akan ditentukan kuat medannya itu.
3. Pemilihan permukaan Gauss yang tepat akan mengahsilkan E yang sama besar dan tegak 
lurus pada sebagian atau seluruh permukaan tertutup tersebut dan nol dipermukaan lain.

 Hukum Gauss Pada Bola Bermuatan
     Bola isolator bermuatan merata dengan rapat muatan :

Di dalam bola diperoleh persamaan :

Di luar bola diperoleh persamaan :
Hukum Gauss Pada Bidang Datar
 Menentukan kuat medan listrik sekitar muatan (+) yang tersebar serba sama pada seb

uah bidang datar yang sangat luas, jumlah muatan persatuan luas (rapat muatannya). Siste
m ini mempunyai simetri bidang, gambaran garis medannya. Misalkan terdapat muatan bid
ang tak hingga (non konduktor) dengan rapat muatan. Dipilih permukaan Gauss berupa sili
nder dengan luas tutup kiri dan kanan sebesar A. Medan listrik seragam di kiri dan kanan b
idang yang arahnya keluar. Tidak ada fluks yang menembus selimut silinder.

 Hukum Gauss Pada Garis Yang Panjang
Menentukan kuat medan listrik disekitar muatan (+) yang tersebar merata sepanjang s
ebuah garis lurus yang sangat panjang. Misalkan jumlah muatan persatuan panjang (rapat 
muatan). Misalkan terdapat muatan garis tak hingga dengan rapat muatan. Dipilih permuka
an Gauss berupa silinder setinggi h dan berjari
jari r dengan sumbu yang terletak pada muatan garis. Medan listrik seragam menembus sel
imut silinder dan tidak ada fluks yang menembus tutup atas dan tutup bawah silinder.
8. Fluks Listrik
Pengertian
Kata fluks berasal dari kata bahasa latin, fluere, yang artinya mengalir. Secara harafiah,
fluks listrik dapat diartikan sebagai aliran medan listrik. Kata aliran di sini tidak
menunjukkan medan listrik mengalir seperti air mengalir, tetapi menjelaskan adanya
medan listrik yang mengarah ke arah tertentu. Pada topik Garis-garis medan listrik telah
dijelaskan bahwa medan listrik divisualisasikan atau digambarkan menggunakan garis-
garis medan listrik karenanya fluks listrik juga digambarkan berupa garis-garis medan
listrik. Jadi fluks listrik merupakan garis-garis medan listrik yang melewati suatu luas
permukaan tertentu, sebagaimana dicontohkan pada gambar di bawah.

Rumus Fluks Listrik


Secara matematis, fluks listrik Jika garis-garis medan listrik tegak lurus dengan luas
permukaan yang dilewatinya seperti pada gambar, maka sudut
antara garis medan listrik dengan garis normal adalah 0 o, di mana cos 0o = 1. Dengan
demikian rumus fluks listrikberubah menjadi :
adalah hasil kali antara medan listrik (E), luas permukaan (A) dan cosinus sudut
antara garis medan listrik dengan garis normal yang tegak lurus

permukaan.Φ = E A cos θ ……………. (Persamaan 1

Φ = E A cos 0o = E A (1)

Φ = E A ……………. (Persamaan 2)

Berdasarkan rumus fluks listrik di atas disimpulkan beberapa hal. Pertama, fluks
listrik bernilai maksimum ketika garis medan listrik tegak lurus dengan luas permukaan
karena pada kondisi tersebut sudut antara garis medan listrik dengan garis normal adalah
0o, di mana nilai cosinus 0oadalah 1. Kedua, fluks listrik bernilai minimum ketika garis
medan listrik sejajar dengan luas permukaan karena pada kondisi tersebut sudut antara
garis medan listrik dengan garis normal adalah 90 o, di mana nilai cosinus 90o adalah 0.
Ketiga, fluks listrik bergantung pada medan listrik (E) dan luas permukaan (A). Selain luas
permukaan berbentuk persegi seperti pada contoh di atas, luas permukaan juga bisa
berbentuk bola dan lainnya.

Fluks Listrik pada Permukaan Tertutup

Fuks listrik yang dijelaskan sebelumnya menggunakan contoh permukaan terbuka (luas
permukaan persegi atau persegi panjang). Bagaimana fluks listrik pada permukaan
tertutup seperti kubus, balok atau bola ? Andaikan terdapat garis-garis medan listrik yang
melewati balok seperti pada gambar di bawah.
Garis-garis medan listrik yang diberi warna biru berhimpit dengan permukaan atas dan
bawah balok sehingga membentuk sudut 90o dengan garis normal permukaan atas dan
bawah. Dengan demikian fluks listrik pada permukaan atas dan bawah balok adalah Φ = E
A cos 90o = E A (0) = 0

Garis-garis medan listrik yang diberi warna kuning berhimpit dengan permukaan
samping kanan dan kiri balok sehingga membentuk sudut 90 o dengan garis normal
permukaan samping kiri dan kanan. Dengan demikian fluks listrik pada permukaan
samping kanan dan kiri balok adalah Φ = E A cos 90 o = E A (0) = 0.
Garis-garis medan listrik yang diberi warna merah tegak lurus dengan permukaan depan
dan belakang balok sehingga membentuk sudut 0 o dengan garis normal permukaan depan
dan belakang. Dengan demikian fluks listrik adalah Φ = E A cos 0o = E A (1) = E A.
Pada gambar di atas, tampak garis-garis medan listrik berwarna merah bergerak ke dalam
balok lalu bergerak keluar dari balok. Ketika garis-garis medan listrik bergerak masuk ke
balok seolah-olah terdapat muatan negatif di dalam balok maka fluks listrik bernilai
negatif. Sebaliknya ketika garis-garis medan listrik bergerak ke luar dari balok seolah-olah
terdapat muatan positif di dalam balok maka fluks listrik bernilai positif. Secara kualitatif
atau tanpa perhitungan, jika jumlah garis medan listrik yang masuk ke balok sama dengan
jumlah garis medan listrik yang keluar dari balok maka resultan fluks listrik bernilai nol.
Secara kuantitatif atau menggunakan perhitungan, resultan fluks listrik yang melewati
balok dihitung dengan cara berikut : fluks listrik masuk = Φ 1 = – E A cos 0o = – E A (1) = -E A
dan fluks listrik keluar = Φ2 = + E A cos 0o = + E A (1) = +E A. Fluks listrik total adalah Φ = -
Φ1 + Φ2 = -E A + E A = 0.
Berdasarkan perhitungan di atas disimpulkan bahwa fluks listrik total yang
melewati balok seperti pada gambar di atas bernilai nol. Bisa dikatakan bahwa fluks listrik
total bernilai nol karena tidak ada muatan listrik dalam balok tersebut. Jadi apabila tidak
ada muatan listrik dalam permukaan tertutup seperti balok, kubus, bola dan lainnya maka
fluks listrik total bernilai nol. Bagaimana jika terdapat muatan listrik pada permukaan
tertutup ?
Misalkan terdapat muatan listrik pada pusat bola sebagaimana tampak pada gambar di
samping. Keempat garis medan listrik digambarkan mewakili garis-garis medan listrik
lainnya yang bergerak keluar dari pusat bola tegak lurus permukaan bola. Masing-masing
garis tegak lurus dengan permukaan bola yang dilewatinya sehingga membentuk sudut
0o dengan garis normal yang tegak lurus permukaan bola.

Fluks listrik pada bola :


Rumus kuat medan listrik adalah E = k Q / r2 dan rumus luas permukaan bola adalah A = 4
π r2sehingga rumus fluks listrik berubah menjadi :

Jika muatan pada pusat bola adalah +2Q maka fluks listrik pada bola adalah

Berdasarkan rumus fluks listrik di atas disimpulkan bahwa jika terdapat muatan listrik di
dalam permukaan tertutup berbentuk bola maka nilai fluks listrik pada bola tersebut tidak
bergantung pada diameter atau jari-jari bola. Nilai fluks listrik adalah 4πk kali muatan
listrik total di dalam bola tersebut atau 1/ε o kali muatan listrik total di dalam bola tersebut.

Satuan Fluks Listrik


Rumus dasar fluks listrik adalah Φ = E A, di mana E adalah kuat medan listrik dan A adalah
luas permukaan. Satuan medan listrik adalah Newton per Coulomb (N/C) dan satuan luas
permukaan adalah meter kuadrat (m 2) sehingga satuan fluks listrik adalah Newton meter
kuadrat per Coulomb (Nm2/C).

9. Medan Listrik Pada Kapasitor


Pengertian
Kapasitor keping sejajar adalah kapasitor yang terdiri dari dua keping atau pelat
konduktor yang sejajar, masing-masing pelat mempunyai luas penampang (A) yang sama
besar dan kedua pelat terpisah sejauh jarak tertentu (d), seperti pada gambar di samping
kiri. Pada tulisan ini, anggap kedua pelat konduktor dipisahkan oleh ruang hampa. Pada
gambar, salah satu pelat konduktor bermuatan positif (+Q) sedangkan pelat konduktor
lainnya bermuatan negatif (-Q), di mana jumlah muatan listrik pada masing-masing pelat
sama besar.
Adanya perbedaan jenis muatan listrik pada kedua pelat konduktor
menimbulkan medan listrik dan beda potensial listrik di antara kedua pelat tersebut. Pelat
bermuatan positif mempunyai potensial listrik lebih tinggi sedangkan pelat bMermuatan
negatif mempunyai potensial listrik lebih rendah. Sebagaimana telah dijelaskan pada
tulisan mengenai potensial listrik, jika ada beda potensial listrik antara kedua pelat
kapasitor maka ada energi potensial listrik pada kapasitor tersebut. Energi potensial listrik
yang tersimpan pada kapasitor mempunyai banyak kegunaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitansi kapasitor keping sejajar

Kapasitor pada mulanya tidak bermuatan listrik atau bersifat netral secara
kelistrikan. Agar menjadi bermuatan maka dilakukan pengisian muatan pada kapasitor
dengan cara menghubungkan kapasitor dengan sumber tegangan seperti baterai
menggunakan kabel. Salah satu pelat konduktor dihubungkan ke kutub positif baterai
sedangkan pelat konduktor lain dihubungkan ke kutub negatif baterai.
Ingat bahwa muatan sejenis tolak menolak sedangkan muatan tak sejenis tarik
menarik. Elektron bermuatan negatif dan mudah bergerak karena berada di permukaan
atom, sebaliknya proton bermuatan positif dan tidak bisa bergerak karena berada pada inti
atom. Jika pada pelat konduktor jumlah proton lebih banyak daripada elektron maka pelat
bermuatan positif, sebaliknya bila jumlah elektron lebih banyak daripada proton maka
pelat bermuatan negatif.
Setelah kapasitor dihubungkan dengan baterai, kutub positif baterai bermuatan
positif sehingga menarik elektron dari pelat konduktor sedangkan kutub negatif baterai
bermuatan negatif sehingga menolak elektron ke pelat konduktor. Perpindahan elekton
antara baterai dengan pelat konduktor menyebabkan pelat konduktor yang kehilangan
elektron menjadi berFaktmuatan positif dan pelat konduktor yang menerima elektron
menjadi bermuatan negatif. Perpindahan elektron terhenti setelah beda potensial listrik
antara kedua pelat konduktor, sama dengan beda potensial listrik antara kedua kutub
baterai.
Kapasitor berfungsi menyimpan muatan listrik dan energi potensial listrik. Ukuran
kemampuan kapasitor menyimpan muatan listrik dan energi potensial listrik disebut
kapasitansi. Semakin banyak muatan listrik yang tersimpan sehingga energi potensial
listrik yang tersimpan juga semakin besar, maka semakin besar kapasitansi kapasitor
tersebut. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kapasitansi kapasitor keping sejajar ?

– Luas permukaan pelat konduktor


Kapasitor keping sejajar menyimpan muatan listrik pada pelat konduktor. Jika luas
permukaan pelat kecil maka muatan listrik yang tersimpan sedikit, sebaliknya apabila luas
permukaan pelat besar maka muatan listrik yang tersimpan banyak. Semakin banyak
muatan listrik yang tersimpan pada pelat konduktor, semakin besar energi potensial listrik
yang dimiliki oleh kapasitor. Jadi semakin besar energi potensial listrik pada kapasitor,
semakin besar kapasitansi kapasitor tersebut. Berdasarkan ulasan ini maka disimpulkan
kapasitansi kapasitor (C) sebanding dengan luas permukaan pelat konduktor (A).

– Jarak antara kedua pelat konduktor


Perpindahan elektron terhenti setelah beda potensial antara kedua pelat konduktor sama
dengan beda potensial kedua kutub baterai. Bagaimana caranya agar muatan listrik pada
kedua pelat konduktor bertambah banyak ? Salah satu caranya adalah memperkecil jarak
antara kedua konduktor (perkecil d). Ketika kedua konduktor didekatkan, jumlah muatan
listrik tetap sehingga medan listrik yang dihasilkan muatan listrik bernilai tetap.
Berdasarkan persamaan V = E d, ketika medan listrik (E) konstan, beda potensial listrik (V)
berkurang jika jarak antara kedua pelat konduktor berkurang (d).

10. Medan Listrik Untuk Bola Berongga Yang Bermuatan


Listrik
Pengertian
Medan listrik adalah daerah dimana pengaruh dari muatan listrik ada. Besarnya kuat
medan listrik (“E”) pada suatu titik di sekitar muatan listrik (Q) adalah :

Hasil bagi antara gaya yang dialami oleh muatan uji “q” dengan besarnya muatan
uji tersebut.

Antara +Q dan -Q ada gaya tarik menarik sebesar :


sehingga besarnya kuat medan listrik di titik p adalah:

Kuat medan listrik (E) adalah suatu besaran vector. Satuan dari kuat medan listrik
adalah Newton/Coulomb atau dyne/statcoulomb.

Bila medan di sebuah titik disebabkan oleh beberapa sumber; maka besarnya kuat
medan total dapat dijumlahkan dengan mempergunakan aturan vektor. Arah dari kuat
medan listrik; bila muatan sumbernya positif maka meninggalkan dan bila negatif
arahnya menuju.

Gambar

Contoh kuat medan listrik pada bola berongga.


1. Kuat medan listrik yang disebabkan oleh bola berongga bermuatan.

– dititik R; yang berada didalam bola ER=0. Sebab di dalam bola tidak ada muatan.

– dititik S; yang berada pada kulit bola;

 
Q = muatan bola
R = jari-jari bola

– dititik P; yang berada sejauh r terhadap pusat bola.

Bila digambarkan secara diagram diperoleh.

* ER = 0

*             *

1. Bila Bola pejal dan muatan tersebar merata di dalamnya dan dipermukaannya

( Muatan total Q ).

o Besarnya kuat medan listrik di titik P dan S sama seperti halnya bola berongga

bermuatan; tetapi untuk titik R kuat medan listriknya tidak sama dengan nol. ER = 0
o Bila titik R berjarak r terhadap titik pusat bola, maka besarnya kuat medan listriknya

r = jarak titik R terhadap pusat bola

R = jari-jari bola.

11. Potensial Listrik


Pengertian
Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda. Beda
potensial listrik (tegangan) timbul karena dua benda yang memiliki potensial listrik
berbeda dihubungkan oleh suatu penghantar. Beda potensial ini berfungsi untuk
mengalirkan muatan dari satu titik ke titik lainnya
.
Atau bisa didefinisikan bahwa potensial listrik yaitu usaha yang dibutuhkan untuk
memindahkan muatan postitif sebesar 1 satuan dari tempat yang tak terhingga ke sebuah
titik tertentu. Bisa pula potensial listrik diartikan sebagai sebuah energi potensial listrikper
satuan muatan penguji.

Sebuah elektron tidak akan mungkin bisa bergerak dengan sendiri dari plat A
menuju ke plat B. Elektron secara alami akan bergerak mendekati muatan + serta menjauhi
muatan - , jadi untuk menggerakkan dengan arah yang sebaliknya dibutuhkan sebuah
usaha.

Rumus Potensial Listrik


Usaha yang dibutuhkan untuk memindahkan sebuah muatan dari titik B ke titik A per
satuan muatan disebut dengan potensial listrik. Sehingga Rumus potensial listrik adalah
dengan persamaan sebagai berikut ini:
Keterangan:
V = Potensial listrik ( Volt )
W = Usaha (J)
Q = Muatan listrik (C)

Potensial listrik sebesar 1 Volt antara 2 titik apabila dibutuhkan usaha 1 Joule untuk
memindahkan muatan 1 Coulumb antara dua titik tersebut.

12. Besaran F dan E Sebagai Besaran Vektor


Jika sebuah mangga yang anda beli tadi, berada dalam genggaman tangan anda,
yang semula diam, kemudian terjatuh. Apa yang anda amati? Buah mangga tersebut jatuh
kearah lantai, yang disebabkan oleh Gravitasi Bumi (Gaya). Pada gerak mangga, dari
keadaan diam bergerak dengan kecepatan yang terus bertambah dengan arah kebawah
hingga menyentuh lantai. Dari kejadian tersebut, kita dapat menyebutkan bahwa,
besaran Gaya dan besaran Kecepatanmerupakan besaran Vektor, yaitu besaran yang
memilik nilai dan arah.
Vektor dapat dituliskan dalam huruf kecil dan besar, atau dengan dua huruf seperti
berikut :

Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah (lihat gambar), yaitu
panjang panah menunjukkan nilai atau besarnya vektor dan arah anak panah menunjukkan
arahvektor.
Keterangan :
Titik A : adalah titik awal ( titik tangkap ) vektor
Titik B : adalah arah vektor
Panjang AB merupakan panjang atau besar vector

Komponen Vektor :
Sebuah vektor F berada dalam bidang datar yang membentuk sudut α terhadap sumbu X (lihat
gambar). Vektor tersebut jika diproyeksikan terhadap sumbu X dan sumbu Y akan memiliki
komponen-komponen vektor terhadap sumbu-sumbu tersebut, yaitu Fx dan Fy

Persamaan komponen vektor tersebut :


Fx = F cos α
Fy = F sin α

13. Kapasitor Yang Sudah Terhubung Dengan Sumber


Listrik Terangkai Seri dan Paralel
Kapasitor yang dijual masing-masing memiliki nilai kapasitas tertentu. untuk
membuat suatu nilai kapasitas kapasitor yang tidak dijual di pasaran dapat dilakukan
dengan merangkai kapasitor secara cara seri, paralel atau pun campuran seperti resisitor,
yang membedakan adalah cara perhitungannya.

A. Rangkaian Deret (Seri)


Beberapa kapasitor yang dirangkai disebut rangkaian seri apabila setiap ujung kapasitor
dirangkai dengan pangkal kapasitor yang lain dan seterusnya.
nilai kapasitas pengganti atau kapasitas kapasitor yang dirangkai seri (Cs) adalah :

  B. Rangkaian Jajar (Paralel)

Suatu rangkaian kapasitor disebut paralel jika antara pangkal dan ujung 1 buah kapasitor
dengan yang lain dihubungkan dengan ujung dan pangkal kapasitor lainnya.

Nilai kapasitas pengganti atau kapasitas kapasitor yang dirangkai paralel (Cp) adalah :

14. Energi Kapasitor


Kapasitor yang dihubungkan dengan sumber tegangan akan menyimpan energi
dalam bentuk medan listrik. Besarnya energi listrik yang tersimpan dalam kapasitor sama
dengan usaha yang dilakukan untuk memindahkan muatan listrik dari sumber tegangan ke
dalam kapasitor tersebut. Perhatikan gambar dibawah menggambarkan grafik pengisian
kapasitor dari keadaan kosong.

Grafik hubungan muatan kapasitor dan tegangan

Usaha yang diperlukan untuk mengisi muatan listrik dalam kapasitor dapat dinyatakan

dalam grafik hubungan antara Q dan V yaitu W =   QV. Dari persamaan  diperoleh


bahwa Q = CV maka :

dengan :
W = energi yang tersimpan di dalam kapasitor (joule)
C = kapasitas kapasitor (F)
V = beda potensial antara kedua keping kapasitor (volt)

Anda mungkin juga menyukai