Anda di halaman 1dari 54

Muatan Listik

Pengertian Muatan Listrik


Muatan listrik adalah sifat atau muatan dasar yang dibawa partikel dasar sehingga
menyebabkan partikel dasar tersebut mengalami gaya tarik menarik dan tolak menolak.
Muatan listrik suatu partikel dasar dapar berjenis positif dan negatif. Jika dua benda
memiliki muatan yang sama akan tolak menolak dan kedua benda akan tarik menarik
jika memiliki muatan yang berbeda jenis. Perlu diketahui, partikel dasar dan subatomik
seperti elektron dan proton memiliki muatan listrik. Elektron bermuatan negatif dan
proton bermuatan positif.

Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda, yang membuatnya
mengalami gaya pada benda lain yang berdekatan dan juga memiliki muatan listrik.
Simbol Q sering digunakan untuk menggambarkan muatan. Sistem Satuan
Internasional (SI) dari satuan Q adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x 10 18 muatan
dasar.

Jenis Muatan Listrik


Adapun jenis muatan listrik diantaranya yaitu

Muatan Listrik Positif (Proton)


Menurut Benyamin Franklin, Muatan Listrik Positif umumnya bersifat saling tolak
menolak dengan suatu benda yang mmuatan, dan dalam hal ini terjadi karena muatan
positif itu sejenis sehingga akan beraksi saling tolak menolak.

Muatan Listrik Negatif (Elektron)


Menurut Benyamin Franklin, Muatan Listrik Negatif pada suatu benda dapat dipastikan
jika terdapat benda yang memiliki muatan negatif dan saling tolak menolak dengan
plastik yang memiliki muatan, maka dapat dipastikan bahwa muatan benda tersebut
negatif.

Penjelasan lebih lengkapnya yaitu:

Muatan 1 elektron = -1,6.10-19 coulomb


Muatan 1 proton = +1,6.10-19 coulomb

Muatan listrik suatu benda ditentukan oleh jumlah proton dan elektron yang dikandung
benda tersebut.

 Jika suatu benda kelebihan elektron = kekurangan proton (Σ elektron > Σ


Proton), maka benda tersebut bermuatan negatif
 Jika suatu benda kekurangan elektron = kelebihan proton (Σ elektron < Σ
Proton), maka benda tersebut bermuatan positif
 Jika jumlah elektron = jumlah proton (Σ proton = Σ elektron) maka benda tersebut
tidak bermuatan (muatan netral)
Sifat-Sifat Muatan Listrik
Adapun sifat muatan listrik yaitu:

a. Muatan listrik yang sejenis akan saling tolak menolak dan muatan tidak sejenis akan
saling tarik menarik.

b. Muatan Listrik merupakan besaran pokok fisika yang diukur dalam satuan coulomb
disimbolkan dengan (C). Satu coulomb sama dengan 6.24 x 10 18 e (e = muatan proton).
Sehingga mautan yang dikandung oleh proton adalah 1,602 x 10-19 coulomb. Elektron
memiliki muatan yang sama dengan proton namun berbeda jenis (-)1,602 x 10-
19 coulomb.

c. Muatan listrik memiliki hukum kekekalan muatan. Gaya yang ditimbulkan dua muatan
memiliki karakter yang sama seperti gaya gravitasi yang ditumbulkan dua buah benda
dengan massa tertentu. Gaya antar muatan juga bersifat konservatif dan terpusat.

Rumus Muatan Listrik


Rumus yang berlaku dalam muatan listrik adalah rumus yang dimatematiskan dari
hukum coulomb. Hukum coulomb ditemukan oleh Charles Augustin de Coulomb pada
akhir abad ke-18. Bunyi Hukum Coulomb yaitu:

“Gaya tarik menarik atau gaya tolak menolak antara dua muatan listrik sebanding
dengan muatan-muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak yang
memisahkan kedua muatan tersebut.”

Maka secara sistematis dirumuskan dengan:

Keterangan:

F = gaya tarik manarik/tolak menolak (newton)


q = muatan listrik (coulomb)
r = jarak antara kedua muatan
k = konstanta = 1/4πεo = 9 x 109 N.m2/C2
εo = permitivitas listrik dalam ruang hampa/udara = 8,85 x 10-12 C2/Nm2

Apabila medium muatan bukan pada medium vakum atau udara maka besar gaya
antaran muatan q1 dan q2 akan lebih kecil

F udara/vakum < F medium


Hal tersebut dikarenakan nilai permisivitas listrik pada medium bukan udara lebih besar.
Permisivitas εo diganti dengan ε yaitu

ε = εr εo

Dalam vakum nilai εr adalah 1, sedangkan dalam udara εr adalah 1,0006. Dengan
demikian gaya coloumb dalam medium rumusnya yaitu:

Contoh Soal Muatan Listrik


Sebuah benda bermassa 40 gram dan bermuatan q1 = 1 μC digantungkan pada seutas
tali ringan dengan massa diabaikan. Tepat di sebelah kiri benda tersebut diletakkan
muatan q2 dengan muatan -2 μC yang menyebabkan posisi benda bergeser ke kiri.
Jika diketahui k = 9. 109 Nm2/C2 dan G = 10 ms-2, tentukan berapa tegangan yang
dialami tali tersebut!

Cara Penyelesaian:

Pertama tentukan terlebih dahulu besar gaya coulomb (gaya tarik menarik muatan) dan
untuk mencari tegangan, gunakan aturan phytagoras karena tegangan talinya
merupakan resultan dari dua gaya, gaya berat muatan q1 dan gaya coulomb.

Jawab:
Setelah gaya tarik menarik antara kedua muatan listrik ketemu, untuk mencari tegangan
tali, cari resultannya dengan gaya berat muatan.

Jadi, besar tegangan tali yang terjadi adalah 0,28 N.

Demikian artikel pembahasan tentang Pengertian Muatan Listrik, Jenis, Sifat, Rumus
dan Contoh Soal Muatan Listrik Lengkap , semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti
postingan kami berikutnya. Sampai jumpa
Arus Listrik

Pengertian Arus Listrik


Arus listrik adalah sebuah aliran yang terjadi akibat jumlah muatan listrik yang
mengalir dari satu titik ke titik lain dalam suatu rangkaian tiap satuan waktu. Arus
listrik juga terjadi akibat adanya beda potensial atau tegangan pada media penghantar
antara dua titik. Semakin besar nilai tegangan antara kedua titik tersebut, maka akan
semakin besar pula nilai arus yang mengalir pada kedua titik tersebut. Satuan arus
listrik dalam internasional yaitu A (ampere), yang dimana dalam penulisan rumus arus
listrik ditulis dalam simbol I (current).

Pada umumnya, aliran arus listrik sendiri mengikuti arah aliran muatan positif. Dengan
kata lain, arus listrik mengalir dari muatan positif menuju muatan negatif, atau bisa pula
diartikan bahwa arus listrik mengalir dari potensial menuju potensial rendah.
Berdasarkan arah alirannya, arus listrik dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yakni :

 Arus Searah (Direct Current/DC), dimana arus ini mengalir dari titik berpotensial
tinggi menuju titik berpotensial rendah.
 Arus Bolak-Balik (Alternating Current/AC), dimana arus ini mengalir secara
berubah-ubah mengikuti garis waktu.

Hambatan Arus Listrik


Hambatan Hambatan listrik ialah sebuah perbandingan antara tegangan listrik dari
suatu komponenelektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yangmelewatinya.
Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut:

R = V/I

Keterangan

 V adalah tegangan
 I adalah arus.
 Satuan SI untuk Hambatan adalah Ohm (R).

Rumus Kuat Arus Listrik


Kita sudah mengetahui tentang pengertian dari arus listrik, yakni aliran muatan listrik
positif pada suatu penghantar dari potensial tinggi ke potensial rendah. Percobaan arus
listrik dibawah sebaiknya dilakukan dengan 1 batre dan 2 batre untuk mengetahui
perbedaan arus listriknya.
Pada baterai terdapat dua kutub yang potensialnya berbeda. Bila kedua kutub tersebut
dihubungkan dengan lampu melalui kabel, maka akan terjadi perpindahan elektron dari
kutub negatif ke kutub positif atau terjadi arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif,
sehingga lampu dapat menyala.

Selanjutnya, Bila baterai yang dipakai dua buah, maka lampu akan menyala lebih
terang. Bila baterai yang dipakai tiga buah, maka lampu menyala makin terang.
Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan beda potensial kutub positif dan kutub
negatifnya makin besar sehingga muatan muatan listrik yang mengalir pada penghantar
makin banyak atau arus listriknya makin besar.

Besarnya arus listrik (disebut kuat arus listrik) sebanding dengan banyaknya muatan
listrik yang mengalir. Kuat arus listrik adalah suatu kecepatan aliran muatan listrik.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan kuat arus listrik ialah jumlah muatan listrik
yang melalui penampang suatu penghantar setiap satuan waktu. Jika jumlah muatan q
melalui penampang penghantar dalam waktu t, maka kuat arus I secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut.

Keterangan:
I : kuat arus listrik (A)
q : muatan listrik yang mengalir (C)
t : waktu yang diperlukan (s)

Berdasarkan persamaan tersebut, bisa disimpulkan bahwa satu coulomb yaitu muatan
listrik yang melalui sebuah titik dalam suatu penghantar dengan arus listrik tetap satu
ampere dan mengalir selama satu sekon.

Mengingat muatan elektron sebesar -1,6 × 10-19 C, (tanda negatif (-) menunjukkan
jenis muatan negatif), maka banyaknya elektron (n) yang menghasilkan muatan 1
coulomb dapat dihitung sebagai berikut.

1 C = n × besar muatan elektron

1 C = n × 1,6 × 10-19 C,

n=1/1,6

Jadi, dapat dituliskan 1 C = 6,25 × 1018 elektron.

Contoh Soal Arus Listrik


1. Muatan sebesar 180 coulomb mengalir dalam 30 detik. Hitunglah kuat arus listriknya!

Penyelesaian :

Diketahui :

Q = 180 C
t = 30 sekon

Ditanya I = …. ?

Jawab

I = Q/t
= 180 C/30s = 6 C/s
Jadi, besarnya arus listrik adalah 6 A.

2. Jika diketahui kuat arus sebuah sumber arus listrik adalah 5 A, hitunglah muatan
yang mengalir selama 1 menit!

Penyelesaian

Diketahui
I=5A
t = 1 menit = 60 detik
Ditanya Q = …. ???

Jawab

I = Q/t
Q = Ixt
= 5 A x 60 s
= 300 C
Jadi, banyaknya muatan yang mengalir adalah 300 C.
Tegangan Listrik

PENGERTIAN TEGANGAN LISTRIK


Pengertian | Definisi Tegangan Listrik. Tegangan listrik adalah besarnya beda
potensial antara dua titik yang dialiri oleh arus listrik yang diukur dalam satuan volt. Jadi
jika arus itu mengalir, tapi tegangan itu tidak mengalir. Tegangan itu timbul akibat
adanya arus mengalir yang ditahan oleh suatu resistansi dalam suatu rangkaian. Ini
seperti pipa yang bergetar karena adanya air yang mengalir, semakin deras air
mengalir maka tegangan pada pipa juga akan semakin kuat. Satuan tegangan listrik
adalah Volt.

Secara teori dapat dinyatakan bahwa tidak ada arus listrik maka tidak akan ada
tegangan. Memang secara praktek pernyataan itu benar, tapi yang menjadi pernyataan
mengapa pada dua kawat yang terbuka jika diukur tegangannya ada tetapi arusnya
tidak mungkin mengalir karena circuitnya terbuka (putus). Ini akan saya jelaskan
berserta gambar pada bagian pengukuran.

Sumber-sumber Tegangan Listrik. Sumber utama listrik rumah tangga dan industri di
negara ini adalah berasal dari litrik PLN (Perusahaan Listrik Negara). Ada beberapa
industri menggunakan generator hanya sebagai cadangan jika supply listrik PLN
padam. Alasannya sangat sederhana, yaitu karena listrik PLN jauh lebih murah
dibanding dengan menggunakan tenaga diesel generator. PLN sendiri memiliki
bermacam-macam pembangkit, tergantung kondisi ketersediaan energi daerah yang
bersangkutan.

Untuk daerah pegunungan biasanya memanfaatkan air terjun sebagai sumber tenaga
untuk menggerakkan turbin. Atau daerah rendah juga bisa memanfaatkan bendungan,
yang kemudian debit air yang keluar diatur sedemikian rupa supaya bisa menggerakkan
turbin. Batubara juga bisa dijadikan sumber tenaga listrik, yaitu menjadikannya sebagai
bahan bakar pada boiler, uap boiler bisa menjadi sumber energi gerak pada turbin.
Sebenarnya antara arus dan tegangan sengat terkait erat, contohnya terkadang kita
bingung dengan pernyataan sumber tegangan listrik atau sumber arus listrik. Menurut
saya dua-duanya benar, karena pada saat arus mengalir maka teganganpun akan ada
disana. Yang pasti pada dasarnya yang harus anda ketahui adalah bahwa arus atau
tegangan listrik itu muncul hanya karena adanya elektron yang bergerak.

Rumus Menghitung Tegangan Listrik. Didalam pelajaran fisika sederhana rumus


umum yang berlaku untuk menghitung tegangan listrik yaitu arus dikali tahanan. Atau
bisa juga didapat dari daya (P) dibagi arus (I). Jika Seringkali anda mendengar orang
PLN bilang daya listrik rumah anda 1300 watt, maka dapat disimpulkan bahwa arus
yang bisa mengalir di rumah kita maksimal sebesar 5,9A atau bulatnya 6A. Makanya
pada rumah yang dayanya 1300 watt dipasang MCB nya yang 6A sama pihak PLN, jadi
pada saat pemakaian arus yang lebih dari 6A maka MCB akan turun dan memutuskan
sumber arus listrik.

V=P/I

atau

V = I. R

Keterangan :
V : Tegangan listrik (Volt)
I : Arus listrik (Ampere)
P : Daya listrik (watt)

Memang secara ilmu kelistrikan tingkat lanjut, baik arus kuat atau arus lemah maka
akan banyak sekali variasi rumus atau rumus-rumus turunan hasil pengembangan. Hal
itu tergantung kondisi rangkaian yang lebih komplek. Jadi tidak hanya ada resistor
sebagai tahanan, tetapi juga ada kapasitor, induktor, dioda, transistor dan bahan-bahan
semikonduktor lainnya yang semuanya akan mempengaruhi tegangan listrik yang
mengalir pada rangkaian.

Cara Pengukuran Tegangan Listrik. Untuk mengukur tegangan yang jatuh pada
kedua titik tertentu pada rangkaian maka kita membutuhkan alat ukur yang disebut
voltmeter. Alat ini biasanya sudah terintegrasi dengan alat yang umum dipakai oleh
para ahli service barang elektronik yaitu multimeter (tester). Karena pada multimeter
selain mengukur tegangan, anda bisa juga mengukur tahanan dan arus listrik.

Yang harus anda perhatikan pada alat ukur tegangan listrik yaitu ada saklar pilih pada
multimeter untuk menentukan apakah kita akan mengukur tegangan ac atau dc. Jadi
jangan selektorny pada posisi dc tetapi anda mengukur tegangan ac. Perhatikan juga
angka maksimal tegangan yang ditunjukkan oleh selector, jangan anda mengukur
tegangan 220 volt dengan selector menunjuk pada angka 50 volt.

Yang pasti dalam melakukan pengukuran tegangan, dua titik yang anda ukur itu
haruslah terdapat komponen elektronika yang memiliki tahanan. Karena jika anda
hanya mengukur dua titik yang terhubung langsung pada kawat, maka bisa dipastikan
tegangan yang jatuh adalah nol (mendekati 0 volt). Ini sesuai dengan hukum ohm,
dimana jika tahanannya 0 ohm maka I x R juga akan 0 volt.

Perhatikan contoh gambar pengukuran pada rangkaian listrik di bawah :


Gambar Pengukuran Tegangan Pada Rangkaian Listrik

Coba perhatikan 3 (tiga) titik pengukuran tegangan pada gambar rangkaian listrik di
atas.
1. Untuk mengukur tegangan supply (tegangan total), letak voltmeternya
yang paralel dengan baterai, karena baterai adalah 9 volt dc, maka hasil
pengukuran pada multimeter juga akan sama.
2. Untuk mengukur tegangan yang jatuh pada tahanan R1, jadi cara
mengukurnya hubungkan positif multimeter dengan titik yang dianggap
mempunyai polaritas yang lebih tinggi (lebih mendekati sumber + batere),
jangan sampai terbalik.
3. Untuk mengukur tegangan yang jatuh pada lampu, jika tahanan dalam
dari lampu tersebut adalah 10 Kohm, maka secara perhitungan tegangan yang
jatuh pada lampu adalah 8,2 volt. Dan tegangan pada R1 adalah 0,8 volt.
Satu lagi contoh rangkaian listrik yang sederhana :
Percobaan mengukur tegangan listrik

Jika anda ingin membuktikan kebenaran rumus-rumus atau teori tentang tegangan
listrik, anda bisa melakukan percobaan sederhana di rumah. Siapkan bahan-bahannya
seperti batere, dua buah resistor dan satu buah multimter. Buatlah rangkaian seperti
gambar di atas. Coba lakukan pengukuran pada masing-masing resistor dan
bandingkan dengan hasil pergitungan.

Jika nilai resistor dan tegangan sesuai dengan gambar diatas maka secara
perhitungannya sbb:
Arus yang mengalir : I = 9V / (1K + 2K) = 9V / 3000ohm = 3 miliAmpere
Tegangan pada resistor 1K = 3 mA x 1 Kohm = 3 volt
Tegangan pada resistor 2K = 3 mA x 2 Kohm = 6 volt
Selain menghitung arus terlebih dahulu anda bisa menggunakan rumus pembagi
tegangan, agar cepat mendapat nilai tegangan yang jatuh pada titik tertentu.

Istilah tegangan yang dikenal di masyarakat yaitu listrik tegangan tinggi dan
listrik tegangan rendah. Secara angka atau nilai biasanya kita menganggap rendah
atau tinggi itu berdasarkan suatu acuan. Kita sebut nilai ujian 9 tinggi karena nilai 10
adalah nilai maksimal, dan kita sebut nilai 4 rendah. Jadi sekarang apa acuan suatu
tegangan listrik bisa disebut tegangan tinggi dan tegangan rendah. Menurut saya
pribadi listrik disebut tegangan listrik apabila tegangan di atas 220 volt, karena
tegangan ini bisa berbahaya untuk manusia. Sedangkan listrik tegangan rendah
biasanya yang bersumber dari batere yaitu listrik (1,5 voltdc, 5 volt, 9 volt dan 12 volt).
Tapi dalam istilah PLN saya juga kurang tahu, apakah listrik dengan tegangan 220 volt
itu mereka aggap sebagai tegangan tinggi, karena setahu saya pada nilai 220 itu
merupakan nilai tegangan terendah yang mereka temui. Baik dari mulai listrik yang
keluar dari pembangkit (mungkin ribuan Megawatt), trafo penurun, hingga gardu-gardu
pada jalur distribusi
Resistansi Listrik

Pengertian Hambatan Listrik (Resistansi Listrik

Pengertian Hambatan Listrik (Resistansi Listrik) – Resistansi (Resistance) atau


lebih tepatnya disebut dengan Resistansi Listrik (Electrical Resistance) adalah
kemampuan suatu bahan benda untuk menghambat atau mencegah aliran arus listrik.
Seperti yang kita ketahui bahwa arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang
mengalir dalam suatu rangkaian listrik dalam tiap satuan waktu yang dikarenakan oleh
adanya pergerakan elektron-elektron pada konduktor. Maka Resistansi Listrik yang
biasanya dalam bahasa Indonesia disebut dengan Hambatan Listrik ini juga diartikan
sebagai penghambat aliran elektron dalam konduktor tersebut.

Nilai Resistansi atau nilai hambatan dalam suatu rangkaian listrik diukur dengan satuan
Ohm atau dilambangkan dengan simbol Omega “Ω”. Sedangkan prefix atau awalan SI
(Standar Internasional) yang digunakan untuk menandakan kelipatan pada satuan
resistansi tersebut adalah kilo Ohm, Mega Ohm dan Giga Ohm.

1 Giga Ohm = 1.000.000.000 Ohm (109 Ohm)


1 Mega Ohm = 1.000.000 Ohm (106 Ohm)
1 Kilo Ohm = 1.000 Ohm (103 Ohm)

Pada dasarnya, setiap bahan penghantar atau konduktor memiliki sifat yang
menghambat arus listrik, besaran hambatan listrik pada suatu penghantar atau
konduktor dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

 Jenis bahan – contohnya Tembaga memiliki nilai resistansi yang lebih rendah
dibandingkan dengan baja.
 Suhu – Nilai resistansi akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu pada
penghantar.
 Panjang penghantar – Semakin panjang suatu penghantar, semakin tinggi pula
nilai resistansinya.
 Luas penampang – Semakin kecil diameter suatu penghantar, semakin tinggi
pula nilai resistansinya.

Komponen elektronik yang berfungsi sebagai penghambat arus listrik ini adalah
Resistor. Resistor dalam suatu rangkaian elektronika dapat berfungsi untuk
menghambat atau mengurangi aliran arus listrik dan sekaligus juga bertindak untuk
menurunkan level tegangan listrik di dalam rangkaian. Baca juga : Pengertian Resistor
dan Jenis-jenisnya.

Hubungan Hambatan LIstrik dengan Tegangan dan Arus Listrik


Hubungan antara Resistansi (Resistance) atau Hambatan Listrik dengan Tegangan
(Voltage) dan Arus Listrik (Current) dapat dijelaskan dengan Hukum Ohm yang
dikemukan oleh seorang fisikawan Jerman yang bernama Georg Simon Ohm (1789-
1854) pada tahun 1825.

Berikut ini adalah persamaan Hukum Ohm :

V=IxR

atau

R=V/I

atau

I= V/R

Dimana :
V = Tegangan Listrik (Voltage), diukur dalam satuan Volt
I = Arus Listrik (Current), diukur dalam satuan Ampere
R = Hambatan Listrik atau Resistansi (Resistance), diukur dalam satuan Ohm

Dari persamaan tersebut, dapat dijelaskan bahwa setiap 1 Ampere arus listrik yang
mengalir melewati sebuah komponen dengan beda potensial atau tegangan sebesar 1
Volt, maka resistansi atau hambatan listrik pada komponen tersebut adalah 1 Ohm.

Jika suatu rangkaian yang diberikan tegangan 24V dan membutuhkan arus listrik
sebesar 0,5A maka hambatan yang diperlukan adalah 48 Ohm.

R = V/I = 24/0,5
R = 48 Ohm.

Hubungan Hambatan Listrik dengan Tegangan dan Arus Listrik ini juga dapat
dianalogikan dengan sebuah tangki air yang berada pada ketinggian tertentu di atas
tanah. Di dasar tangki tersebut terdapat sebuah pipa air yang digunakan untuk
mengaliri air. Jumlah air pada tangki air dapat diibaratkan sebagai muatan listrik
sedangkan tekanan di ujung selang mewakili tegangan listrik, aliran air mewakili aliran
arus listrik dan ukuran diameter pipa air dapat dianggap sebagai resistansi.

Semakin banyak air di dalam tangki, semakin tinggi tekanan pada ujung selang air
tersebut. Sebaliknya, seiring dengan berkurangnya air didalam dalam tangki, tekanan
air pada ujung selang air tersebut juga akan berkurang. Jumlah air yang mengalir juga
akan berkurang. Demikian juga semakin kecilnya diameter pipa air, semakin sedikit air
yang dapat mengalir.
Energi
Usaha
Usaha adalah besarnya energi untuk merubah posisi yang diberikan gaya pada benda
atau objek. Usaha yang dilakukan suatu objek didefinisikan sebagai perkalian antara
jarak yang ditempuh dengan gaya yang searah dengan perpindahannya.
Agar kamu mampu memahami materi Usaha dan Energi dengan baik, kamu harus
memahami terlebih dahulu materi:

Punya PR yang gak ngerti? Yuk tanya di Forum StudioBelajar.com


 Gerak Lurus (GLB dan GLBB)
 Hukum Newton
 Gaya Gravitasi
Usaha dinotasikan dengan W yang merupakan singkatan bahasa Inggris dari Work
yang berarti kerja. Satuan usaha adalah Joule yang didefinisikan sebagai besarnya
energi yang dibutuhkan untuk memberi gaya sebesar satu Newton sejauh satu meter.
Oleh sebab itu, 1 Joule sama dengan 1 Newton meter (N.m).

Rumus Usaha dinotasikan dengan:

Dimana,

= Usaha yang dilakukan (Joule)

= Gaya yang diberikan (N)

= jarak perpindahan objek (m)

Agar kamu dapat memahami konsep Usaha dengan baik, perhatikan gambar lintasan
Usaha dan komponennya di bawah ini.
[Sumber: Douglas
C. Giancoli, 2005]

Jika gaya yang diberikan pada objek membentuk sudut maka persamaannya menjadi:

Dimana,

= sudut yang dibentuk gaya terhadap perpindahan.

Nilai usaha dapat berupa positif atau negatif tergantung arah gaya terhadap
perpindahannya. Jika gaya yang diberikan pada objek berlawanan arah dengan
perpindahannya, maka usaha yang diberikan bernilai negatif. Jika gaya yang diberikan
searah dengan perpindahan, maka objek tersebut melakukan usaha positif.

Usaha juga dapat bernilai nol (0) atau objek tidak melakukan usaha jika,

 Diberikan gaya namun tidak terjadi perpindahan.


 Gaya yang diberikan tegak lurus dengan perpindahan ( )
Energi
Energi merupakan salah satu konsep paling penting dalam ilmu pengetahuan. Energi
tidak dapat didefinisikan secara ringkas saja. Akan tetapi pada materi kali ini karena
energi berhubungan dengan usaha, maka energi dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk melakukan usaha.
Energi Kinetik
Energi Kinetik adalah energi gerak, energi yang dimiliki benda atau objek karena
geraknya. Energi kinetik berasal dari kata Yunani kinetikos yang artinya bergerak. Jadi,
kamu pasti tahu kan kalau setiap benda yang bergerak maka benda tersebut memiliki
energi kinetik.

Rumus Energi Kinetik dinotasikan dengan:


Dimana,

= Energi Kinetik benda (Joule)

= massa benda (kg)

= kecepatan benda (m/s2)


Usaha merupakan besarnya energi. Pada konteks ini, usaha merupakan perubahan
energi. Hubungan usaha dengan Energi Kinetik dinotasikan dengan:

Mau latihan soal? Yuk jawab pertanyaan di Forum StudioBelajar.com


Dimana,

= Usaha yang dilakukan benda (Joule)

= perubahan Energi Kinetik (Joule)

= perubahan kecepatan (m/s2)

Energi Potensial
Saat benda bergerak, dapat dikatakan benda memiliki energi kinetik. Akan tetapi, benda
juga kemungkinan memiliki Energi Potensial. Energi Potensial adalah energi yang
dimiliki benda karena posisinya atau bentuk maupun susunannya. Salah satu contoh
energi potensial adalah energi potensial gravitasi atau selanjutnya kita sebut Energi
Potensial. Energi Potensial disebabkan adanya gaya gravitasi. Suatu benda memiliki
energi potensial yang besar jika massanya semakin besar dan ketinggiannya semakin
tinggi.

Rumus Energi Potensial dinotasikan dengan:

Dimana,

= Energi Potensial benda (Joule)

= kecepatan gravitasi (9,8 m/s2)


= ketinggian benda (m)

Hubungan usaha dengan Energi Potensial dinotasikan dengan:


Dimana,

= perubahan ketinggian (m)

Energi Mekanik
Energi Mekanik merupakan bentuk energi yang berkaitan dengan gerak. Nah, kedua
tipe energi diatas yakni Energi Kinetik dan Energi Potensial merupakan bagian dari
Energi Mekanik.
Persamaan Energi Mekanik dinotasikan dengan:

Energi Mekanik yang dimiliki suatu benda nilainya selalu konstan/tetap pada setiap titik
lintasan benda, inilah yang disebut sebagai Hukum Kekekalan Energi. Energi tidak
dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, energi hanya dapat berubah bentuk dari satu
bentuk ke bentuk lainnya. Maka persamaan Hukum kekekalan energi dinotasikan
dengan:

Dimana,

= Energi Mekanik benda (Joule)

= energi mekanik di posisi 1

= energi mekanik di posisi 2


Pengertian, Rumus, Dan Satuan Energi Listrik Beserta Contoh Soalnya Lengkap
Oleh bitarDiposting pada 04/05/2019
Pengertian, Rumus, Dan Satuan Energi Listrik Beserta Contoh Soalnya
Lengkap – Energi listrik merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi karna
tanpa ada nya energi listrik setiap aktivitas manusia akan sulit untuk dikerjakan, karna
semua aktivitas rata-rata memakai energi listrik.

Pada pembahasan kali ini disini akan mengulas tentang Energi listrik secara lengkap.
Oleh karena itu marilah simak ulasan yang ada dibawah berikut ini.

Lihat Daftar Inti Pelajaran :


Pengertian Energi Listrik
Energi listrik merupakan suatu energi yang berasal dari muatan listrik yang
menimbulkan medan listrik statis atau bergeraknya elektron pada konduktor (
pengantar listrik ) atau ion ( positif atau negatif ) pada zat cair atau gas.

Listrik mempunyai satuan Ampere yang disimbolkan dengan A dan tegangan listrik
yang disimbolkan dengan V dengan satuan volt dengan ketentuan kebutuhan
pemakaian daya listrik Watt yang disimbolkan dengan W. Energi listrik bisa diciptakan
oleh sebuah energi lain dan bahkan sanggup memberikan suatu energi yang nantinya
bisa dikonversikan pada energi yang lain.
Rumus Energi Listrik
Jika di dalam sebuah rangkaian diberi beda potensial V sehingga mengalirkan suatu
muatan listrik sejumlah Q dan arus listrik sebesar I, maka energi listrik yang diperlukan,

W = Q V dengan Q = I t

Keterangan :

W = Energi listrik ( Joule)


Q = Muatan listrik ( Coulomb)
V = Beda potensial ( Volt )

W merupakan energi listrik dalam satuan joule, di mana 1 joule adalah energi
diperlukan untuk memindahkan satu muatan sebesar 1 coulomb dengan beda potensial
1 volt. Sehingga 1 joule = coulomb × volt.

Sedangkan pada muatan per satuan waktu adalah kuat arus yang mengalir maka
energi listrik bisa ditulis, Karena I = Q/t maka didapatkan perumusan :

W = (I.t).V

W=VIt

Jika persamaan tersebut dihubungkan dengan hukum Ohm ( V = I.R) maka diperoleh
perumusan
Dari persamaan-persamaan menunjukkan bahwa besarnya suatu energi listrik
tergantung pada muatan, beda potensial, arus listrik, hambatan, dan waktu. Semakin
besar muatan, kuat arus, beda potensial dan waktu, semakin besar pula sebuah
energinya. Sedang untuk hambatan, semakin besar hambatan, energinya semakin
kecil.

Contoh Soal Energi Listrik


Sebuah solder listrik yang bertegangan 110 volt dilalui arus 2 ampere. Berapa energi
kalor yang dihasilkan sesudah solder dialiri arus selama 20 menit ???

Penyelesaian

Diketahui :
V = 110 volt
I = 2 ampere
t = 20 menit = 1200 s
Ditanya : W ?
Jawab :
W = V I t = 110 . 2 . 1200 = 264.000 J = 264 kJ

Jadi, energi kalor yang dihasilkan setelah dialiri arus selama 20 menit yaitu 264 kJ
Daya:

Daya merupakan kecepatan dalam melakukan kerja, atau laju energi yang disalurkan
selama melakukan suatu usaha dalam periode waktu tertentu.

Satuan Internasional atau SI untuk daya yakni Joule / Sekon (J/s) = Watt (W).

Satuan Watt digunakan sebagai tanda hormat untuk seorang ilmuwan bernama James
Watt yang berhasil menemukan mesin uap.

Selain itu, satuan daya yang sering digunakan selain watt yakni Daya Kuda atau Horse
Power (hp), yang dimana 1 hp = 746 Watt.

Daya tergolong besaran skalar (besaran yang mempunyai nilai tetapi tidak mempunyai
arah). (https://id.wikipedia.org/wiki/Daya)

Rumus dan Satuan Daya Dalam pelajaran fisika, daya dapat disimbolkan dengan
persamaan seperti berikut ini:

P=W/t

Dilihat dari persamaan di atas, maka dapat kita ubah rumusnya menjadi beberapa
rumus turunan, yakni:

P = (F.s) / t
P=F.v

Hasil disebut dapat kita peroleh sebab Rumus Usaha (W) = Gaya (F) dikali dengan
Jarak (s) dibagi dengan Waktu (t)
serta Rumus Kecepata (v) = jarak (s) dan dibagi waktu (t).

Keterangan
P = Daya ( satuannya J/s atau Watt )
W = Usaha ( Satuannya Joule [ J ] )
t = Waktu ( satuannya sekon [ s ] )
F = Gaya (Satuannya Newton [ N ] )
s = Jarak (satuannya Meter [ m ] )
v = Kecepatan (satuannya Meter / Sekon [ m/s ] )

Jadi, menurut persamaan rumus fisika di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa
semakin besar laju usaha, maka semakin besar pula laju daya.

Sementara itu, semakin lama waktunya maka laju daya akan semakin kecil.

Pelajari juga mengenai Listrik Statis yang tentunya lengkap dari pengertian hingga
contoh soal di dalamnya!
Perbedayaan Daya dan Energi

Selama ini, banyak yang menyamakan antara pengertian daya dan juga energi. Namun
sebetulnya keduanya merupakan hal yang berbeda.

Kemampuan dalam melakukan kegiatan tak hanya dibatasi oleh total energi yang
dimiliki oleh tubuh, namun juga dibatas oleh daya kemampuan tubuh.

Sebagai contoh: seseorang dapatberjalan memutari lapangan hingga total energinya


habis, serta ia mampu melakukan hingga 35 kali putaran.

Namun keesokan harinya, ketika ia mencoba untuk berlari, ia hanya mampu


menyelesaikan dalam waktu 30 kali putaran.

Hal tersebut disebabkan tubuh orang tersebut dibatasi dengan adanya daya yang ia
miliki ketika berlari, yakni laju energi kimia yang dimiliki untuk mengubahnya menjadi
suatu energi mekanik.

Perbedaan Daya dan Usaha

Daya dan Usaha kerap kali dibahasa secara bersamaan di dalam pelajaran fisika dalam
persoalan mekanika.

Sebetulnya, keduanya merupakan hal yang tidak sama. Hal tersebut cukup jelas jika
dibandingkan dengan pengertian mereka masing-masing, yaitu:

 Daya merupkan Laju Energi yang diteruskan selama melakukan usaha dalam
periode waktu tertentu.
 Usaha merupakan Jumlah Energi yang diteruskan oleh gaya dalam jarak
tertentu.
 Perbedaan yang mendasar antara Daya dan Usaha yakni daya adalah Laju
energi, sementara Usaha adalah jumlah energi yang dihantarkan atau
diteruskan.
 Perbedaan lainnya yaitu Usaha diukur melalui Joule sementara Daya diukur
melalui Watt.

Lambang Daya

Daya tergolong sebagai jenis besaran turunan yang didapatkan dari besaran-besaran
pokok. Dan dimensi hanya dapat diperoleh dari satuan.

Maka dari itu, kita harus mengetahui rumus dari masing-masing besaran tersebut.

Lambang dimensi yang dibuthkan:

 L ⇒ panjang, satuan meter


 M ⇒ massa, satuan kilogram
 T ⇒ waktu, satuan sekon (detik)

Rumus dari daya ialah P = W / t

Satuan usaha (W) merupakan , sementara waktu (t) ialah sekon atau s.
Sehingga satuan daya yaitu

atau Watt.

Dengan demikian, lambang dimensi dari daya ialah

Dimensi dari Daya

Contoh Besaran standar dan satuan standar yaitu:

 Panjang satuannya meter (m), Dimensi Lenght [L]


 Massa satuannya kilogram (kg), Dimensi Mass [M]
 Waktu satuannya sekon/detik (s), dimensi Time [T]
 Kuat arus listrik satuannya ampere (A), dimensi [I]
 Suhu satuannya kelvin (K), dimensi [θ]
 Jumlah zat satuannya mol (mol), Dimensi [N]
 Intensitas cahaya satuannya candela (Cd), dimensi [J]

Dalam suatu besaran, kita pastinya mengenal apa itu dimensi. Dimensi merupakan
bagaimana suatu besaran turunan tersusun atas besaran-besaran pokok, pada
umumnya dituliskan dalam huruf besar, dan dimensi ini tidak bergantung pada nilai
numerik.

Daya, satuan dari daya yakni watt

Maka:

P = Usaha/waktu

= (kg)(m/s²)(m)/(s)

= [M] [L]² [T]⁻³

Sehingga dimensi dari daya yaitu [M] [L]² [T]⁻³

Jadi, jika ada soal yang menyebutkan, Tentukan dimensi dari daya! Kalian dapat
menulisnya seperti di bawah ini.

Daya, satuannya adalah watt


P = Usaha/waktu

=W/t

=Fxs/t

=mxaxs/t

= (kg) (m/s²) (m) / (s)

= [M] [L] [T]⁻² [L] [T]⁻¹

= [M] [L]² [T]⁻³

Jadi dimensi dari daya yaitu [M] [L]² [T]⁻³

Contoh Soal

1. Seorang anak melakukan usaha sebesar 750 J agar dapat memindahkan balok
selama 5 menit. Berapakah daya dari anak tersebut?

Penyelesaian:

Diketahui:

W = 750 J
t = 5 menit = 5 × 60 s = 300 s

Ditanyakan P?

Jawab

P = W/t
P = 750/300
P = 2,5 watt
Sehingga, daya yang dimiliki oleh anak tersebut yakni sebesar 2,5 watt.

2. Seseorang dengan masa 50 kg menaiki tangga yang tingginya 10 meter selama 2


menit. Jika percepatan gravitasi (g) ialah 10 m/s2 maka daya yang dapat dihasilkan
sebesar?

Penyelesaian
Diketahui:
Massa (m) = 50 kg
Tinggi (h) = 10 meter
Percepatan gravitasi (g) = 10 m/s2
Selang waktu (t) = 2 menit = 2 (60) = 120 sekon

Ditanya P?

Jawab
Rumus daya: P = W / t
Keterangan: P = daya, W = usaha, t = waktu
Rumus usaha: W = F s = w h = m g h
Keterangan: W = usaha, F = gaya, w = gaya berat, s = perpindahan, h = ketinggian, m =
massa, g = percepatan gravitasi.
Usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi pada orang tersebut ialah:
W = m g h = (50)(10)(10) = 5000 Joule.
Sehingga, daya yang dihasilkan ketika orang tersebut menaiki tangga ialah:
P = W / t = 5000 / 120 = 41,7 Joule/sekon.
Kapasitansi
Pengertian kapasitansi

Dalam elektronika kapasitansi adalah kemampuan sutau perangkat untuk menampung


atau menyimpan muatan listrik. Umumnya, kapasitansi ditemukan dalam
medan elektromagnetik, yang menggunakan jenis tertentu dari gaya fisik pada partikel.
Gaya ini membuat partikel akan menampilkan gerakan sebagai hasil dari interaksi
muatan listrik.
Perhitungan jumlah energi listrik yang tersimpan sebagai potensial listrik yang diberikan
juga dikenal sebagai Kapasitansi. Biasanya, diukur dalam volt, potensial listrik secara
sederhana adalah besaran fisik yang setara dengan joule per coulomb. Sebuah
kapasitor dengan pelat sejajar adalah bentuk umum dari perangkat penyimpanan
energi.
Rumus untuk Kapasitansi
Kapasitansi berbanding lurus dengan luas permukaan pelat konduktor dan berbanding
terbalik dengan jarak pemisahan antara pelat dalam plat kapasitor paralel. Kapasitansi
diberikan oleh rumus:
Ads by optAd360
C=Q/V
 jika muatan pada lempeng + Q dan -Q
 maka V adalah tegangan antara pelat
Energi kapasitor akan terdapat dalam medan listrik sekitarnya. Energi ini sebanding
dengan kuadrat dari gaya medan, yang sebanding dengan muatan pada plat. Bila kita
anggap plat membawa muatan yang serupa dan besarnya, + q dan q, maka energi
yang tersimpan dalam kapasitor harus sebanding dengan q2. Konstanta
proporsionalitas ditulis sebagai ½ C, maka Ec = (1/2 C) * q ^ 2. Konstanta C adalah sifat
geometris kapasitor, yang disebut dengan ‘kapasitansi’.
Satuan Kapasitansi

Satuan kapasitansi adalah Farad dan satu farad adalah satu coulomb per volt. Sifat
untuk menyimpan muatan listrik diukur dalam farad. Farad adalah jumlah potensi
muatan listrik yang dapat mengubah satu volt dalam kapasitor. Hal ini juga mengukur
jumlah muatan listrik yang dapat diangkut dalam satu detik dengan arus yang stabil.
Satu coulomb adalah jumlah kelebihan muatan pada sisi positif dari kapasitansi muatan
satu farad dengan perbedaan potensial satu volt.

Siapa menemukan konsep Kapasitansi?


Ads by optAd360

Pada tahun 1861, konsep kapasitansi pertama kali diusulkan oleh James Clerk
Maxwell, seorang ahli fisika Skotlandia. Maxwell menjelaskan pengertian dari isolator
dan aliran listrik yang melalui mereka. Seiring dengan itu, ia belajar bagaimana gaya
gerak listrik akan menciptakan keadaan polarisasi.

Apa itu Kapasitor?

Kapasitor adalah dua konduktor listrik yang dipisahkan oleh media yang tidak
menghantarkan listrik atau hambatan yang sangat tinggi. Sekarang, subunit umum
kapasitansi yang banyak digunakan adalah mili-farad (mF), mikro-farad (uF), nano farad
(nF), pico-farad (pF), dan femto-farad (fF). Kapasitansi dari sebagian besar kapasitor
digunakan dalam sirkuit elektronik adalah skala kecil dari farad. Berdasarkan
pengetahuan tentang geometri konduktor dan sifat dielektrik isolator antara konduktor
Kapasitansi dapat ditentukan.
Induktansi
Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang
menyebabkan timbulnya ggl di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang
melewati rangkaian (self inductance) atau akibat perubahan arus yang melewati
rangkaian tetangga yang dihubungkan secara magnetis (induktansi
bersama atau mutual inductance). Pada kedua keadaan tersebut, perubahan arus
berarti ada perubahan medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl.
Advertisment

Apabila sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul medan
magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya berubahubah terhadap
waktu akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah terhadap waktu. Perubahan
fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri, sehingga di dalamnya
timbul ggl induksi. Ggl induksi yang diakibatkan oleh perubahan fluks magnetik sendiri
dinamakan ggl induksi diri.
Induktansi Diri (GGL Induksi Pada Kumparan)
Apabila arus berubah melewati suatu kumparan atau solenoida, terjadi perubahan fluks
magnetik di dalam kumparan yang akan menginduksi ggl pada arah yang berlawanan.
Ggl terinduksi ini berlawanan arah dengan perubahan fluks. Jika arus yang melalui
kumparan meningkat, kenaikan fluks magnet akan menginduksi ggl dengan arah arus
yang berlawanan dan cenderung untuk memperlambat kenaikan arus tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa ggl induksi ε sebanding dengan laju perubahan arus yang
dirumuskan :

dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan bahwa ggl yang
dihasilkan berlawanan dengan perubahan arus. Konstanta kesebandingan L
disebut induktansi diri atau induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry (H),
yang didefinisikan sebagai satuan untuk menyatakan besarnya induktansi suatu
rangkaian tertutup yang menghasilkan ggl satu volt bila arus listrik di dalam rangkaian
berubah secara seragam dengan laju satu ampere per detik.
Induksi Diri Pada Selenoida Dan Toroida
Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu pembentuk silinder.
Pada kumparan ini panjang pembentuk melebihi garis tengahnya. Bila arus dilewatkan
melalui kumparan, suatu medan magnetik akan dihasilkan di dalam kumparan sejajar
dengan sumbu. Sementara itu, toroida adalah solenoida yang dilengkungkan sehingga
sumbunya menjadi berbentuk lingkaran. Sebuah kumparan yang memiliki induktansi
diri L yang signifikan disebut induktor. Induktansi diri L sebuah solenoida dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan dibawah. Medan magnet di dalam
solenoida adalah :
B= μ .n.I

dengan n = sehingga diperoleh

karena B Φ = B.A =
Perubahan I akan menimbulkan perubahan fluks sebesar

Sehingga

dengan:
L = induktansi diri solenoida atau toroida ( H)
μ0 = permeabilitas udara (4 π × 10-7 Wb/Am)
N = jumlah lilitan
l = panjang solenoida atau toroida (m)
A = luas penampang (m2)
Energi Yang Tersimpan Dalam Induktor
Energi yang tersimpan dalam induktor (kumparan) tersimpan dalam bentuk medan
magnetik. Energi U yang tersimpan di dalam sebuah induktansi L yang dilewati arus I,
adalah :

Energi pada induktor tersebut tersimpan dalam medan magnetiknya. Berdasarkan


persamaan induktansi diri selenoida atau toroida, bahwa besar induktansi solenoida

setara dengan dan medan magnet di dalam solenoida berhubungan dengan

kuat arus I dengan B = Jadi,

Maka, dari persamaan diatas diperoleh:

Apabila energi pada persamaan diatas tersimpan dalam suatu volume yang dibatasi
oleh lilitan Al, maka besar energi per satuan volume atau yang disebut kerapatan
energi, adalah :

Induktansi Bersama
Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada gambar diatas, maka sebuah
arus tetap I di dalam sebuah kumparan akan menghasilkan sebuah fluks magnetik Φ
yang mengitari kumparan lainnya, dan menginduksi ggl pada kumparan tersebut.
Menurut Hukum Faraday, besar ggl ε2 yang diinduksi ke kumparan tersebut berbanding
lurus dengan laju perubahan fluks yang melewatinya. Karena fluks berbanding lurus
dengan kumparan 1, maka ε2 harus sebanding dengan laju perubahan arus pada
kumparan 1, dapat dinyatakan :

Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi bersama. Nilai M


tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan jarak pisahnya. Induktansi
bersama mempunyai satuan henry (H), untuk mengenang fisikawan asal AS, Joseph
Henry (1797 – 1878). Pada situasi yang berbeda, jika perubahan arus kumparan 2
menginduksi ggl pada kumparan 1, maka konstanta pembanding akan bernilai sama,
yaitu :

Induktansi bersama diterapkan dalam transformator, dengan memaksimalkan


hubungan antara kumparan primer dan sekunder sehingga hampir seluruh garis fluks
melewati kedua kumparan tersebut. Alat pemacu jantung, untuk menjaga kestabilan
aliran darah pada jantung pasien merupakan salah satu contoh alat yang
menerapkan induktansi bersama.
juga angka maksimal tegangan yang ditunjukkan oleh selector, jangan andamengukur
tegangan 220 volt dengan selector menunjuk pada angka 50 volt.Yang pasti dalam
melakukan pengukuran tegangan, dua titik yang anda ukur ituharuslah terdapat
komponen elektronika yang memiliki tahanan. Karena jika andahanya mengukur dua
titik yang terhubung langsung pada kawat, maka bisa dipastikantegangan yang jatuh
adalah nol (mendekati 0 volt). Ini sesuai dengan hukum ohm,dimana jika tahanannya 0
ohm maka I x R juga akan 0 volt.Perhatikan contoh
gambar pengukuran pada rangkaian listrik
di bawah :Gambar Pengukuran Tegangan Pada Rangkaian ListrikCoba perhatikan 3
(tiga) titik pengukuran tegangan pada gambar rangkaian listrik diatas.1.

Untuk mengukur tegangan supply (tegangan total), letak voltmeternya yang paralel
dengan baterai, karena baterai adalah 9 volt dc, maka hasil pengukuran pada
multimeter juga akan sama.2.

Untuk mengukur tegangan yang jatuh pada tahanan R1, jadi caramengukurnya
hubungkan positif multimeter dengan titik yang dianggapmempunyai polaritas yang
lebih tinggi (lebih mendekati sumber + batere), jangan sampai terbalik.3.

Untuk mengukur tegangan yang jatuh pada lampu, jika tahanan dalam darilampu
tersebut adalah 10 Kohm, maka secara perhitungan tegangan yang jatuh pada lampu
adalah 8,2 volt. Dan tegangan pada R1 adalah 0,8 volt.yang jatuh pada kedua titik
tertentu pada rangkaian maka kita membutuhkan alat ukuryang disebut voltmeter. Alat
ini biasanya sudah terintegrasi dengan alat yang umumdipakai oleh para ahli service
barang elektronik yaitu multimeter (tester). Karena

pada multimeter selain mengukur tegangan, anda bisa juga mengukur tahanan danaru
s listrik.Yang harus anda perhatikan pada
alat ukur
tegangan listrik yaitu ada saklar pilih pada multimeter untuk menentukan apakah kita
akan mengukur tegangan ac atau dc.Jadi jangan selektorny pada posisi dc tetapi anda
mengukur tegangan ac.
Perhatikan juga angka maksimal tegangan yang ditunjukkan oleh selector, jangan anda
mengukur tegangan 220 volt dengan selector menunjuk pada angka 50 volt.Yang pasti
dalam melakukan pengukuran tegangan, dua titik yang anda ukur ituharuslah terdapat
komponen elektronika yang memiliki tahanan. Karena jika andahanya mengukur dua
titik yang terhubung langsung pada kawat, maka bisa dipastikantegangan yang jatuh
adalah nol (mendekati 0 volt). Ini sesuai dengan hukum ohm,dimana jika tahanannya 0
ohm maka I x R juga akan 0 volt.
V=P/I
atau
V = I. R
Keterangan :
V
: Tegangan listrik (Volt)
I
: Arus listrik (Ampere)
P
: Daya listrik (watt)
Contoh soal :
Dari hasil pengamatan warna-warna pada setiap gelang maka hambatan masing-
masing resistor dapat dihitung, yaitu:
»

Pada resistor 1

Diketahui : - gelang ke 1 berwarna merah-

gelang ke 2 berwarna merah-

gelang ke 3 berwarna merah-

gelang ke 4 berwarna emasDitanya :


a) hambatan/ resistor minimum ….?

b) hambatan/ resistor maksimum …..?


Jawab :a)

Hambatan/ resistor minimumRmin = 22 x 10


2
- (22 x 10
2
x 5/10)
Tahanan Listrik (resistor)
Tahanan Listrik (resistor)
Gerakan pembawa muatan dengan arah tertentu di bagian dalam suatu penghantar
terhambat oleh terjadinya tumbukan dengan atom-atom (ion-ion atom) dari bahan
penghantar tersebut. "Perlawanan" penghantar terhadap pelepasan arus inilah disebut
sebagai tahanan (gambar 1.25).

Gambar 1.25 Gerakan elektron didalam penghantar logam

Satuan SI yang ditetapkan untuk tahanan listrik adalah Ohm.


Simbol formula untuk tahanan listrik adalah R
Simbol satuan untuk Ohm yaitu W (baca: Ohm). W adalah huruf Yunani Omega.
Satuan SI yang ditetapkan 1 W didefinisikan dengan aturan sbb. :

1 Ohm adalah sama dengan tahanan yang dengan perantaraan tegangan 1 V mengalir
kuat arus sebesar 1 A.

Pembagian dan kelipatan satuan :

1 MW = 1 Megaohm = 1000000 W = 106 W


1 kW = 1 Kiloohm = 1000 W = 103 W
1 mW = 1 Milliohm = 1/1000 W = 10-3 W

5.1 Tahanan Jenis (Spesifikasi Tahanan)

Percobaan :
Penghantar bermacam-macam bahan (tembaga, alumunium, besi baja) dengan
panjang dan luas penampang sama berturut-turut dihubung ke sumber tegangan
melalui sebuah ampermeter dan masing-masing kuat arus (simpangan jarum)
diperbandingkan.

Percobaan memperlihatkan bahwa besarnya arus listrik masing-masing bahan


berlawanan dengan tahanannya. Tahanan ini tergantung pada susunan bagian dalam
bahan yang bersangkutan (kerapatan atom dan jumlah elektron bebas) dan disebut
sebagai tahanan jenis (spesifikasi tahanan).

Gambar 1.26
Perbandingan tahanan suatu penghantar:
a)Tembaga
b)Alumunium
c)Besi baja
Simbol formula untuk tahanan jenis adalah r (baca: rho). r adalah huruf abjad Yunani.
Untuk dapat membandingkan bermacam-macam bahan, perlu bertitik tolak pada kawat
dengan panjang 1 m dan luas penampang 1 mm 2, dalam hal ini tahanan diukur pada
suhu 20 OC.
Tahanan jenis suatu bahan penghantar menunjukkan bahwa angka yang tertera adalah
sesuai dengan nilai tahanannya untuk panjang 1 m, luas penampang 1 mm 2 dan pada
temperatur 20 OC
Suatu tahanan jenis adalah
Sebagai contoh, besarnya tahanan jenis untuk :
tembaga r = 0,0178 W.mm2/m
alumunium r = 0,0278 W.mm2/m
perak r = 0,016 W.mm2/m

5.2 Tahanan Listrik Suatu Penghantar

Gambar 1.27 Rangkaian arus dengan panjang penghantar berbeda

b) Luas penampang berbeda

Gambar 1.28 Rangkaian arus dengan luas penampang penghantar berbeda

c) Bahan penghantar berbeda

Gambar 1.29 Rangkaian arus dengan bahan penghantar berbeda


Dari percobaan diatas terlihat bahwa :
Tahanan listrik suatu penghantar R semakin besar,
a) jika penghantar l semakin panjang
b) jika luas penampang A semakin kecil
c) jika tahanan jenis r semakin besar.

Ketergantungan tahanan terhadap panjang penghantar dapat dijelaskan disini, bahwa


gerakan elektron didalam penghantar yang lebih panjang mendapat rintangan lebih kuat
dibanding pada penghantar yang lebih pendek.
Dalam hal jumlah elektron-elektron yang bergerak dengan jumlah sama, maka pada
penghantar dengan luas penampang lebih kecil terjadi tumbukan yang lebih banyak,
berarti tahanannya bertambah.
Bahan dengan tahanan jenis lebih besar, maka jarak atomnya lebih kecil dan jumlah
elektron-elektron bebasnya lebih sedikit, sehingga menghasilkan tahanan listrik yang
lebih besar.
Ketergantungan tahanan listrik tersebut dapat diringkas dalam bentuk rumus sebagai
berikut :

5.3. Daya hantar dan hantar jenis


Suatu beban dengan tahanan yang kecil menghantarkan arus listrik dengan baik.
Dikatakan : “dia memiliki daya hantar yang besar”.
Daya hantar yang besar sepadan dengan tahanan yang kecil dan sebaliknya daya hantar
kecil sepadan dengan tahanan besar.

Daya hantar adalah kebalikan tahanan

Satuan SI yang ditetapkan untuk daya hantar adalah Siemens.


Simbol formula untuk daya hantar adalah G.
Simbol satuan untuk Siemens adalah S.
Satuan untuk hantar jenis adalah
Suatu bahan penghantar dengan tahanan jenis kecil menghantarkan arus listrik dengan
baik, dia sanggup menghantarkan dengan sangat baik. Hal ini disebut sebagai
besaran hantar jenis atau besaran spesifikasi daya hantardari bahan.
Analog dengan daya hantar dapat ditetapkan disini :

Hantar jenis adalah kebalikan tahanan jenis

DAYA HANTAR LISTRIK


Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan
listrik. Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari hambatan listrik (R), dimana:

R = ρ L/A

Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm disingkat Ω, oleh karena itu daya hantar listrik
dinyatakan : DHL = 1/R = k A/L

Dimana, k = 1/R x L/A

Daya hantar listrik disebut konduktivitas. Satuannya ohm-1 disingkat Ω-1, tetapi
secara resmi satuan yang digunakan adalah siemen, disingkat S, dimana S = Ω -1 maka
satuan k adalah Sm-1 atau SCm-1.
Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan / cairan elektrolit. Konsentrasi
elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas, sedang konduktivitas sendiri tidak
dapat dapat digunakan untuk ukuran suatu larutan. Ukuran yang lebih spesifik yaitu
konduktivitas molar (∆m). Konduktivitas molar adalah konduktivitas suatu larutan apabila
konsentrasi larutan sebesar satu molar, yang dirumuskan sebagai:

∆m = k/C

Dimana:
k : Konduktivitas spesifik (SCm-1)
C : Konsentrasi larutan (mol/L)
∆m: Hantaran molar (SCm2mol-1)
Jika satuan volume yang digunakan adalah cm 3 maka persamaan yang digunakan
adalah
∆m = 1000k
C
Dimana satuan-satuannya sama dengan diatas.

Besarnya daya hantar jenis dapat dicari dari tahanan larutan. Jadi dengan
mengukur tahanan larutan dapat ditentukan daya hantar ekivalen. Untuk ini biasanya
dipakai jembatan wheat stone.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan ion adalah:


v Berat dan muatan ion
v Adanya hidrasi
v Orientasi atmosfer pelarut
v Gaya tarik antar ion
v Temperatur
v Viskositas
Jika larutan diencerkan maka untuk elektrolit lemah α-nya semakin besar dan
untuk elektrolit kuat gaya tarik antar ion semakin kecil. Pada pengenceran tidak
terhingga, daya hantar ekivalent elektrolit hanya tergantung pada jenis ionnya. Masing-
masing ion mempunyai daya hantar ekivalent yang tergantung pada:
- Jumlah ion yang ada
- Kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda yang ada

Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi
selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah/kuat memperbesar daya hantar dan
mencapai harga maksimum pada pengenceran tak berhingga.
Penghantar logam disebut penghantar kelas utama, dalam penghantar ini listrik
mengalir sebagai electron. Tekanan dari penghantar ini bertambah dengan naiknya
temperatur. Larutan elektrolit juga dapat menghantarkan listrik, penghantar ini disebut
penghantar kedua. Dalam penghantar ini disebabkan oleh gerakan dari ion-ion kutub satu
ke kutub lainnya. Berbeda dengan penghantar logam, penghantar elektrolit tahanannya
berkurang bila temperature naik.

Daya hantar listrik suatu larutan tergantung dari:


1. Jumlah ion yang ada
Jumlah ion yang ada tergantung dari elektrolit (kuat/lemah) dan
konsentrasi. Pengenceran larutan baik untuk elektroda memperbesar daya hantar dan
mencapai harga maksimal pada pengancaran tak tarhingga.
2. Kecepatan dari ion pada beda potensial antara kedua elektroda.

Pengukuran daya hantar listrik mempunyai arti penting dalam proses-proses


kimia. Pada pembuatan akuades, efisiensi dari penghilang zat terlarut yang berupa
garam-garam dapat diikuti dengan mudah dengan cara mengukur daya hantar larutan
selama titrasi dan dengan menggunakan grafik dapt digunakan untuk menentukan titik
akhir titrasi. Derajat ionisasi elektrolit lemah dapat ditentukan dengan pengukuran daya
hantarnya. Seperti diketahui, daya hamtar berbanding lurus dengan jumlah ion yang ada
dalam larutan.

Tabel jumlah ion dan ∆m dalam pelarut air

Jumlah ion Range ∆m

2 118-131
3 235-273
4 408-435
5 >560

Tabel jumlah ion dan∆m dalam pelarut DMF

Jumlah ion Range ∆m

1:1 65-90
2:1 130-170
3:1 200-240
4:1 >300

Daya hantar ekuivalen didefenisikan sebagai daya hantar satu gram ekuivalen
suatu zat terlarut diantara 2 elektroda dengan jarak kedua elektroda 1 cm. Daya hantar
ekuivalen pada larutan encer diberi symbol “0″ yang harganya tertentu untuk setiap ion.
Pengaruh konsentrasi pada daya hantar ekuivalen, misal:

Konsentrasi NaCl 0

0,1 106,7
0,01 118,5
0,001 123,7
~ 126,4

Konduktivitas molar elektrolit tidak tergantung pada konsentrasi. Jika K tepat


sebanding dengan konsentrasi elektrolit. Walaupun demikian pada praktiknya,
konduktivitas molar bervariasi terhadap konsentrasi, salah satu alasannya adalah jumlah
ion dalam larutan mungkin tidak sebanding dengan konsentrasi larutan elektrolit,
misalnya konsentrasi ion dalam larutan asam lemah tergantung pada konsentrasi asam
secara rumit dan penduakalian konsentrasi nominal asam itu tidak menduakalikan jumlah
ion tersebut. Kedua, karena ion saling berinteraksi dengan kuat, maka konduktivitas
larutan tidak tepat sebanding dengan jumlah ion yang ada.
Pengukuran konduktivitas mula-mula pada konsentrasi menunjukkan adanya dua
golongan elektrolit yaitu:
1. Elektrolit kuat
Konduktivitas mula-mula elektrolit kuat hanya sedikit berkurang dengan bertambahnya
konsentrasi
2. Elektrolit lemah
Konduktivitas molar elektrolit lemah normal pada konsentrasi mendekati nol, tetapi turun
tajam sampai nilai terendah saat konsentrasi bertambah.

Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan
elektrolit dan larutan non elektrolit. Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada
keberadaan ion dalam larutan yang akan mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan
terdapat ion, larutan tersebut bersifat elektrolit. Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat
ion larutan tersebut bersifat non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik melalui larutan dapat dtunjukkan dengan alat
uji elektrolit seperti pada Gambar 7. Jika larutan menghantarkan arus listrik, maka lampu
dalam rangkaian tersebut akan menyala dan timbul gas atau endapan pada salah satu
atau kedua elektroda.

Contoh lain adalah, bila NaCl dilarutan dalam air akan terurai menjadi ion positif dan ion
negatif. Ion positif yang dihasilkan dinamakan kation dan ion negatif yang dihasilkan
dinamakan anion. Larutan NaCl adalah contoh larutan elektrolit. Perhatikan reaksi
berikut.

Bila gula dilarutkan dalam air, molekul-molekul gula tersebut tidak terurai menjadi ion
tetapi hanya berubah wujud dari padat menjadi larutan. Larutan gula adalah contoh dari
larutan non elektrolit. Perhatikan reaksi berikut:

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan contoh larutan elektrolit maupun
non elektrolit. Contoh larutan elektrolit: larutan garam dapur, larutan cuka makan, larutan
asam sulfat, larutan tawas, air sungai, air laut. Contoh larutan non elektrolit adalah larutan
gula, larutan urea, larutan alkohol, larutan glukosa.

Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan


konsentrasinya. Beberapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dengan baik
meskipun konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan elektrolit kuat. Sedangkan larutan
elektrolit yang mempunyai daya hantar lemah meskipun konsentrasinya tinggi dinamakan
elektrolit lemah.
Perhatikan hasil uji elektrolit yang ditunjukkan pada Gambar 8. Pada larutan
elektrolit lampu yang digunakan menyala dan timbul gas pada elektrodanya. Beberapa
larutan elektrolit dapat mengahantarkan listrik dengan baik sehingga lampu menyala
terang dan gas yang terbentuk relatif banyak (Gambar 8a). Larutan ini dinamakan
elektrolit kuat, beberapa elektrolit yang lain dapat menghantarkan listrik tetapi kurang
baik, sehingga lampu nyala, redup atau bahkan tidak menyala dan gas yang terbentuk
relatif sedikit. (Gambar 8b). Dari uraian di atas kita dapat golongkan larutan elektrolit
menjadi dua macam, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat
ionisasi ? = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-
ion. Sebagai contoh larutan NaCl. Jika padatan NaCl dilarutkan dalam air maka NaCl
akan terurai empurna menjadi ion Na+ dan Cl-. Perhatikan reaksi berikut.

Dari reaksi diatas jika 100 mol NaCl dilarutkan dalam air akan terbentuk 100 mol
ion Na+ dan 100 mol ion Cl-. Jadi jika 100 mol NaCl dilarutkan akan terbentuk 200 mol
ion.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat
ionisasi ? << 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung
ion. Tabel berikut menggambarkan larutan-larutan yang termasuk elektrolit kuat, elektrolit
lemah dan non elektrolit.

Daya Hantar Listrik Senyawa Ion


Sebagai contoh dari kegiatan percobaan yang tergolong larutan elektrolit yang
berikatan ion adalah garam dapur.
Dapatkah Anda membedakan daya hantar listrik untuk garam pada saat kristal, lelehan
dan larutan?
Cobalah perhatikan uraian berikut.
NaCl adalah senyawa ion, jika dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-ion, tetapi ion-
ion itu terikat satu sama lain dengan rapat dan kuat, sehingga tidak bebas bergerak.
Jadi dalam keadaan kristal (padatan) senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik,
tetapi jika garam yang berikatan ion tersebut dalam keadaan lelehan atau larutan, maka
ion-ionnya akan bergerak bebas, sehingga dapat menghantarkan listrik.
Pada saat senyawa NaCl dilarutkan dalam air, ion-ion yang tersusun rapat dan terikat
akan tertarik oleh molekul-molekul air dan air akan menyusup di sela-sela butir-butir ion
tersebut (proses hidasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama lain dan bergerak
bebas dalam larutan.
NaCl (s) + air Na+(aq) + Cl-(aq)

Proses pelarutan padatan Kristal


Pada percobaan akan ditentukan jumlah muatan larutan sampel dengan metode
pengukuran daya hantar listriknya kemudian dilakukan pendekatan antara larutan sampel
tehadap larutan standar elektrolit yang juga telah diketahui jumlah muatan ionnya. Daya
hantar listrik pada larutan diukur dengan menggunakan konduktivity meter menghasilkan
harga konduktivitas larutan dalam satuan µscm-1
Pengukuran konduktivitas larutan standar yang telah diketahui jumlah muatan ionnya
dilakukan pada beberapa jenis larutan baik elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Suatu
larutan elektrolit kuat memiliki konduktivitas lebih tinggi dari pada larutan elektrolit
lemah. Karena dalam elektrolit kuat, zat elektrolit akan terdisosiasi sempurna menjadi
ion-ionnya. Jumlah ion pada suatu larutan juga berpengaruh pada nilai konduktivitas
larutan.
Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan
dapat menghantarkan listrik. Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan atau cairan
elektrolit. Semakin besar jumlah ion dari suatu larutan maka akan semakin tinggi nilai
konduktivitasnya. Jumlah muatan dalam larutan sebanding dengan nilai hantar molar
larutan dimana hantaran molar juga sebading dengan konduktivitas larutan. Konsentrasi
elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas molar (∆m). Konduktivitas molar
adalah konduktivitas suatu larutan apabila konsentrasi larutan sebesar satu molar,
sehingga secara matematis dirumuskan :
∆m = k/C

Jika satuan volume yang digunakan adalah cm3 maka persamaan yang menjadi

∆m = 1000k
C
Dimana: k : Konduktivitas spesifik (SCm-1)
C : Konsentrasi larutan (mol/L)
∆m: Hantaran molar (SCm2mol-1)
Dalam percobaan digunakan larutan standar dan larutan sampel dengan
konsentrasi sama, sehingga C dianggap constant. Jika nilai C konstan, maka hantaran
molar (∆M) hanya diperbaharui oleh konduktivitas larutan (K), dimana ∆M sebanding
dengan nilai K. Nilai K didapat dari hasil percobaan. Jadi, semakain tinggi konduktivitas
larutan maka hantaran molar (∆M) larutan tsb akan meningkat. Jumlah muatan juga
berpengaruh pada hantaran molarnya. Pada kosentrasi yang sama, semakin besar
jumlah muatan suatu larutan, maka akan semakin besar pula hantaran molarnya (∆M).
Dalam suatu larutan elektrolit bila diberi dua batang elektroda inert dan diberi
tegangan listrik diantaranya, maka anion-anion akan bergerak ke elektroda negatif
(katoda). Proses ini merupakan fenomena transport seperti halnya yang terjadi dalam
molekul gas adalah adanya pengaruh medan listrik dan molekul pelarut. Analisis kimia
yang didasarkan pada daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion
didalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar.

Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat larutan KCl 0,01M sebagai
larutan yang mengkalibrasi alat konduktivitymeter. Konduktivitymeter dikalibrasi hingga
menunjukkan sekitar angka 1413 µs (bias kurang atau lebih/mendekati). Dalam hal ini
pelarut yang digunakan adalah aquadest. Pada percobaan ini juga menggunakan larutan
blanko yaitu larutan KCL 0,01 M , yang dalam teoritis memiliki konduktivitas 1413 µScm-
1, sehingga sebelum digunakan alat harus kalibasi dengan larutan. KCL 0,01 M dan

diseting untuk menunjukan angka 1413 µScm-1 larutan alat digunakan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui kesensitifan konduktivitymeter, apabila pengukuran larutan
KCl menunjukkan 1413 µs, maka alat tersebut sensitif/baik. Untuk membuat larutan KCl
0,01M, diambil 4ml KCl 0,25 lalu diencerkan dengan akuades hingga volume 100ml.
Larutan ini kemudian digunakan untuk kalibrasi alat. Dimana larutan blanko KCl
dimasukkan dalam gelas beker, lalu dimasukkan sebuah magnet dan diletakkan di atas
stirrer. Kemudian stirrer dihidupkan, fungsi dari stirrer dan memasukkan magnet adalah
agar larutan homogen. Kemudian elektroda di masukkan dalam larutan, lalu di ukur
dengan konduktymeter dan di setting hingga menunjukkan angka 1413 µScm-1. . Dalam
hal ini, diantara 2 elektroda terdapat 2 elektroda, yaitu katoda dan anoda, Antara kedua
elektroda tersebut terdapat beda potensial akibat dari desakan electron atau aktivitas
elektron. Bila kedua elektroda tersebut dihubungkan, maka akan terjadi ariran listrik dari
kutub negatif ke kutub positif melalui hubungan luar.
Setelah itu dibuat larutan standar. Larutan standar yang pertama, dibuat dengan
mengambil 2ml larutan KCl, NaCl, KNO3, CuSO4.5H2O, NiSO4.6H2O, MgCl2,
CuCl2.2H2O, AlCl3.6H2O masing-masing mempunyai konsentrasi 0,25 gram yang
diencerkan dengan 100ml akuades untuk menjadika konsentrasi 5.10 -3M. Semua larutan
dalam konsentrasi sama yaitu 5.10-3M, sehingga dalam percobaan ini konsentrasi
dianggap konstan.
Larutan standar yang kedua, dibuat dengan mengambil 2ml larutan KCl, NaCl,
KNO3, CuSO4.5H2O, NiSO4.6H2O, MgCl2, CuCl2.2H2O, AlCl3.6H2O masing-masing
mempyunyai konsentrasi 0,125 yang diencerkan dengan 50ml metanol untuk menjadika
konsentrasi 5.10-3M. Hal ini sesuai persaman

V1M1=V2M2

Dalam percobaan digunakan konsentrasi larutan sama yaitu 5.10-3M. Konsentrasi


elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas suatu larutan. Dari harga
konduktivitas yang terukur dapat digunakan untuk mencari harga konduktivitas molarnya
sehingga dapat diketahui jumlah muatan yang terdapat dalam larutan standar.
Pada larutan encer, ion-ion dalam larutan tersebut mudah bergerak sehingga daya
hantarnya semakin besar. Pada larutan yang pekat, pergerakan ion lebih sulit sehingga
daya hantarnya menjadi lebih rendah. Hal lain yang mempengaruhi daya hantar listrik
selain konsentrasi adalah jenis larutan. Pengukuran ketergantungan konduktivitas molar
pada konsentrasi tertentu menunjukkan adanya 2 golongan elektrolit, yaitu elektrolit
lemah dan elektrolit kuat. Sifat umum dari elektrolit kuat adalah konduktivitas akan
berkurang dengan bertambahnya konsentrasi, sedangkan elektrolit lemah konduktivitas
molarnya normal pada konsentrasi mendekati nol, tetapi turun tajam sampai nilai yang
rendah pada saat konsentrasi bertambah. Larutan elektrolit kuat mempunyai
konduktiviyaslebih tinggi daripada elektrolit lemah, hal ini karena zat elektrolit terdisosiasi
secara sempurna didalam larutan, berarti larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan
listrik dengan baik. Penggolongan dengan cara ini juga bergantung pada zat terlarut dari
pelarut yang digunakan.

Jumlah ion dan ∆m dalam pelarut air sesuai literatur:

Jumlah ion Range ∆m


2 118-131

3 235-273

4 408-435

5 >560

Dalam pengukuran konduktivitas spesifik larutan dipilih harga yang paling konstan
karena harga konduktivitas cenderung berubah setiap saat sehingga harga yang paling
konstan merupakan harga yang mendekati harga sebenarnya. Setiap pergantian larutan,
alat cuci dengan akuades. Pengukuran disertai dengan pengukuran akuades (pelarut)
karena harga konduktivitas spesifik merupakan koreksi dari konduktivitas larutan dengan
konduktivitas pelarut

k= klarutan - kpelarut

Dari konduktivitas spesifik, dicari harga antara molarnya sehingga dapat ditentukan
jumlah ion yang ada dalam sampel.

Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibedakan menjadi :


a.Larutan Elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Zat
terlarutnya disebut elektrolit. Contoh : natrium klorida (NaCl), hidrogen klorida (HCl),
natrium hidroksida (NaOH), dan amoniak (NH3).
b.Larutan Nonelektrolit.
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
Zat terlarutnya disebut nonelektrolit. Contoh : air suling, larutan gula, dan alkohol.
Pada tahun 1884, Svante Arrchenius mengajukan teorinya bahwa dalam larutan
elektrolit, yang berperan menghantarkan arus listrik adalah partikel-partikel bermuatan
(ion) yang bergerak bebas di dalam larutan. Ia menemukan bahwa zat elektrolit dalam
pelarut air akan terurai menjadi ion-ion, sedangkan nonelektrolit dalam pelarut air tidak
terurai menjadi ion-ion.
Daya Hantar Arus Listrik Dalam Larutan Elektrolit.
Berdasarkan kekuatan daya hantarnya, larutan elektrolit dibedakan menjadi dua, yaitu
elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

1.Elektrolit Kuat.
Elektrolit kuat adalah elektrolit yang dapat menghasilkan larutan dengan daya
hantar listrik yang baik. Senyawa NaCl, HCl, dan H2SO4dapat terurai sempurna dalam
pelarut air membentuk banyak ion.
2.Elektrolit Lemah.
Elektrolit lemah adalah elektrolit yang dapat menghasilkan larutan dengan daya
hantar listrik yang buruk. Senyawa CH3COOH dan NH3 hanya terurai sebagian kecil
dalam pelarut air membentuk sedikit ion. Secara kuantitatif, kuat atau lemahnya suatu
larutan elektrolit dapat dinyatakan dengan derajat ionisasi (α).

Untuk larutan elektrolit kuat; α = 1 atau α mendekati 1.

Untuk larutan elektrolit lemah; 0

Untuk larutan nonelektrolit; α = 0.

Tabel 1.

Jenis Jenis Zat Terlarut Nyala Contoh Larutan


Larutan (dengan Pelarut Air) Lampu
ØSenyawa ion
Elektrolit Kuat Terang Natrium klorida (NaCl)

ØSenyawa kovalen Asam nitrat (HNO3)


polaryang terhidrolisis
sempurna/hampir Asam sulfat (H2SO4)
sempurna
Natrium hidroksida
(NaOH)

Kalium asetat
(CH3COOK)
Elektrolit ØSenyawa kovalen polar Redup Asam cuka (CH3COOK)
Lemah yang terhidrolisis
sebagian kecil Amonia (NH3)

Asam karbonat (H2CO3)


Nonelektrolit ØSenyawa kovalen polar Tidak Sukrosa (C12H22O11)
yang tidak terhidrolisis Menyala
Etanol (C2H5OH)

Urea (CO(NH2)2)

Glukosa (C6H12O6)

Gliserin (C3H5(OH)3)

Etilen glikol (C2H4(OH)2)

Menurut Michael Faraday, elektrolit merupakan suatu zat yang dapat menghantarkan
listrik jika berada dalam bentuk larutan atau lelehannya.

Tabel 2.

Jenis Padatan Lelehan Larutan (dalam


Senyawa Pelarut Air)
Senyawa Tidak dapat Dapat Dapat menghantarkan
ion menghantarkan arus menghantarkan arus arus listrik, karena
listrik, karena dalam listrik, karena dalam dalam bentuk larutan,
bentuk padatan, ion- bentuk lelehan, ion- ion-ionnya dapat
ionnya tidak dapat ionnya dapat bergerak bebas
bergerak bebas. bergerak jauh lebih
bebas dibandingkan
ion-ion dalam zat
padat
Senyawa Tidak dapat Tidak dapat Dapat menghantarkan
kovalen menghantarkan arus menghantarkan arus arus listrik, karena
polar listrik, karena listrik, karena dalam larutan
padatannya terdiri lelehannya terdiri molekul-molekulnya
dari molekul-molekul dari molekul-molekul dapat terhidrolisis
netral meskipun netral meski Dapat menjadi ion-ion yang
bersifat polar bergerak lebih bebas Dapat bergerak bebas

Peran larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari sangat
penting, contohnya :
1.Aki
Sel aki terdiri anoda Pb dan katoda PbO2 dengan larutan elektrolit H2SO4. adanya
larutan elektrolit memungkinkan terjadinya reaki kimia yang menghasilkan arus listrik
untuk menghidupkan kendaraan.
2.Air sungai dan air tanah
Air sungai dan air tanah mengandung ion-ion sehingga dapat menghantarkan listrik. Sifat
ini digunakan untuk menangkap ikan atau belut di sungai atau di persawahan dengan
cara setrum listrik.
3.Air suling
Merupakan larutan nonelektrolit, karena mengandung ion-ion dalam jumlah yang sangat
kecil. Air suling digunakan untuk membuat larutan dalam percobaan kimia nonelektrolit.
4.Cairan tubuh
Cairan tubuh mengandung komponen larutan elektrolit. Komponen larutan elektrolit
memungkinkan terjadinya daya hantar listrik yang diperlukan untuk kerja impuls. Orang
yang kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) harus mengkonsumsi larutan elektrolit, seperti
larutan oralit.

KESIMPULAN
 Konduktivitas tergantung pada konsentrasi jenis ion dan pelarut larutan.
 Jumlah muatan suatu larutan berbanding lurus dengan daya hantar listriknya
(DHL) , semakin besar jumlah muatan maka daya hantar listriknya (DHL) juga semakin
besar
 Adanya pengenceran dalam larutan akan menurunkan hantaran molar suatu
larutan
 DHL digunakan untuk menentukan jumlah ion dalam larutan elektrolit
Pengaruh Suhu Terhadap Penghantar Listrik

Tahukah Anda Jika Suhu mempengaruhi penghantar Listrik?


yap,suhu sangat mempengaruhi penghantar listrik,karena semakin tinggu suhu pada
penghantar,maka hambatan pada penghantar juga makin besar Adanya koefisien suhu
hambatan listrik bahan ini disebabkan karena adanya pengaruh suhu terhadap susunan
atom-atom bahan. Bahan konduktor adalah bahan yang kutub atom-atomnya mudah
teratur sesuai arus listrik yang melaluinya. Semakin teratur susunan atom-atom bahan
tersebut semakin baik sifat konduktornya. Susunan atom-atom ini akan terganggu jika
bahan dipanaskan. Semakin tinggi suhu bahan susunan atom-atomnya semakin teratur,
sehingga hamabatan bahan semakin besar.
Salah satu faktor luar/eksternal yang sangat berpengaruh terhadap hambatan
penghantar adalah suhu atau temperatur. Semakin tinggi temperatur suatu penghantar,
semakin tinggi pula getaran elektron-elektron bebas dalam penghantar tersebut. Getaran
elektron-elektron bebas inilah yang akan menghambat jalannya muatan listrik (arus listrik)
dalam penghantar tersebut. Adapun hambatan jenis penghantar (ρ) akan berubah seiring
dengan perubahan temperatur. Semakin tinggi temperatur penghantar, hambatan
jenisnya akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Perubahan hambatan jenis ini selanjutnya
akan diikuti oleh perubahan hambatan total (R) penghantar itu sendiri.
Hal tersebut dapat di lihat dari persamaan di bawah ini :

dan jika hambatan semakin bear maka akan memepengaruhi besar arus listri yang
masuk dalam rangkaian, karena :
Semakin besar hambatan (R) maka arus yang mengalir akan semakin kecil.
Grafik hubungan hambatan (R ) dengan suhu (T) adalah sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai