Anda di halaman 1dari 11

MATERI DASAR

PELAJARAN FISIKA SMP KELAS IX BAB LISTRIK STATIS

Disusun oleh
1. Anna Farhiyah Ulfah NIM. 1706609
2. Maya Umi Hajar NIM. 1707968

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2017
Listrik Statis pada Kehidupan
Apa itu Listrik? Bagaimana prinsip kerja listrik? apakah listrik hanya terjadi pada
benda-benda rumah tangga yang membutuhkan listrik? ternyata konsep listrik tidak hanya
terjadi pada peralatan listrik saja. Namun juga terjadi pada benda-benda lain yang ada
disekitar kita. Gejala kelistrikan juga bisa terlihat secara sederhana. Misalnya saja ketika kita
menggosok-gosokkan kaki dikarpet yang berbulu didepan
pintu sebelum memasuki rumah dan memegang gagang pintu
yang terbuat dari logam, kita merasakan seperti ada sengatan
listrik kecil yang terkadang kita pikir hal ini hanyalah
imajinasi. Padahal hal ini merupakan salah satu contoh gejala
kelistrikan yang timbul dalam kehidupan.
Atau juga sering kita
bertanya-tanya, kenapa ya rambut
saya berdiri ketika berada dibawah tenda terpal waktu berkemah
bersama teman-teman? hal ini juga merupakan gelaja kelistrikan.
gejala kelistrikan ini apakah sama dengan kelistrikan seperti yang
dialami oleh peralatan listrik?
Perlu kita tahu bahwa gejala kelistrikan terbagi menjadi dua, yaitu gejala kelistrikan
statis dan dinamis. (Khusus pada bab ini kita akan membahas bagaimana listrik statis bisa
terjadi pada benda). Listrik statis adalah listrik yang muatan-muatannya tidak mengalir atau
ada dalam keadaan diam. Lalu bagaimana muatan-muatan ini bisa menunjukkan gejala
kelistrikan?
1) Muatan Listrik
Semua zat atau materi tersusun atas atom-atom. Atom merupakan bagian terkecil
penyusun suatu unsur. Setiap unsur tersusun hanya oleh satu jenis atom. Misalkan atom
perak menyusun unsur perak atom-atom emas menyusun unsur emas dan lain sebagainya.
suatu atom tersusun atas partikel-partikel kecil penyusun atom yang disebut dengan sub
atom. Ada tiga partikel subatom penting yang perlu kita ketahui yaitu proton, neutron dan
electron. Dimana inti atom terdiri atas proton dan neutron sedangkan elektron berada
diluar inti (mengelilingi inti atom)
Atom yang kelebihan elektron akan menjadi bermuatan negatif sedanglan atom yang
kekurangan elektron akan menjadi bermuatan positif. Jika benda bermuatan listrik positif
didekatkan dengan benda bermuatan listrik negatif maka akan saling tarik menarik.
Sebaliknya, jika benda bermuatan listrik positif didekatkan dengan benda bermuatan
listrik positif, atau benda bermuatan listrik negatif didekatkan dengan benda bermuatan
listrik negatif akan saling tolak menolak. Interaksi kedua muatan tersebut merupakan
gejala sederhana listrik statis.
Pada umumnya jumlah elektron dan proton pada atom-atom sebuah benda adalah
sama, sehingga atom-atom pada benda tersebut tidak bermuatan listrik atau netral. Sisir
plastik yang digosokkan pada rambut kering akan bermuatan negatif karena sisir
mengalami kelebihan elektron (elektron dari rambut berpindah ke sisir plastik) dan kaca
yang digosokkan pada rambut kering akan bermuatan positif karena kaca mengalami
kekurangan elektron (elektron dari kaca berpindah ke rambut yang kering).
Berdasarkan contoh tersebut bisa kita ketahui bahwa suatu benda dikatakan
bermuatan listrik jika atom-atom benda tersebut kekurangan atau kelebihan elektron.
Besarnya muatan listrik bergantung pada seberapa banyak atom-atom tersebut
kekurangan atau kelebihan elektron. Semakin banyak atom-atomnya kekurangan atau
kelebihan elektron, maka semakin besar muatannya.
Untuk lebih memahami mengenai adanya muatan listrik pada suatu benda maka
lakukan kegiatan praktikum muatan listrik dibawah ini:
2) Hukum Coulomb
Ketika dua buah muatan sejenis didekatkan satu sama lain, terdapat sebuah gaya yang
saling menolak yang mencegah kedua muatan tersebut bersatu. Sebaliknya, jika dua buah
muatan yang berlainan jenis didekatkan, akan timbul gaya saling menarik. Gaya tolak-
menolak dan gaya tarik-menarik ini disebut gaya elektrostatis.
Ilmuwan Perancis, Charles Augustin Coulomb (1736 – 1806), menyelidiki hubungan
besar gaya tolak-menolak atau gaya tarik-menarik dua benda bermuatan listrik terhadap
besar muatan listrik dan jaraknya menggunakan alat neraca puntir. Coulomb
menyimpulkan bahwa besar gaya listrik antara dua benda bermuatan adalah:
 Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua muatan atau F ~ 1/ r2
 Berbanding lurus dengan perkalian besar kedua muatan partikel atau F~ q1.q2

Gambar 1. Gaya coulomb pada muatan listrik


Secara matematis, rumusan Gaya Coulomb (Fc) dapat dituliskan sebagai berikut.

q1 q2
F C =k 2
r

Keterangan:
Fc = gaya Coulomb (Newton)
k = konstanta = 9 x 109 Nm2/C2
r = jarak antara dua muatan (meter)
q1 = besar muatan listrik pertama (Coulomb)
q2 = besar muatan listrik kedua (Coulomb)

Kegiatan praktikum gaya coulomb dapat jelaskan oleh gambar dibawah ini:
Kamu telah mengetahui bahwa sebuah benda dapat bermuatan listrik dengan cara
digosok. Selain digosok, sebuah benda dapat bermuatan dengan cara induksi.
Bagaimana terjadinya induksi listrik?
Gambar disamping memperlihatkan sebuah batang
P yang tidak bermuatan (netral). Terlihat bahwa
jumlah elektron dan jumlah protonnya sama. Ketika
sebuah batang Q yang bermuatan negatif didekatkan
pada ujung B, muatan-muatan pada batang P akan
bereaksi. Semua muatan negatif akan menolak muatan
negatif yang berasal dari batang Q, sedangkan semua
muatan positif akan tertarik oleh batang Q. Hal ini
sesuai dengan sifat elektron yang akan saling menolak
jika muatannya sama dan akan saling menarik jika
muatannya berbeda.
Muatan negatif batang P akan berkumpul di ujung
A dan muatan positif akan berkumpul di ujung B. Jika
ujung A batang P didekatkan pada elektroskop, apa yang terjadi? Keping yang terdapat
pada elektroskop pasti akan membuka karena memperoleh muatan sejenis yaitu muatan
negatif dari ujung A batang P. Peristiwa ini disebut sebagai induksi listrik.
3) Medan Listrik
Seluruh benda yang ada di permukaan bumi atau sekitarnya akan ditarik menuju pusat
bumi karena memiliki massa yang jauh lebih kecil dari pada massa bumi kesimpulan ini
terkenal dengan hukum gravitasi Newton. Hal serupa ternyata juga terjadi pada muatan-
muatan listrik. Muatan-muatan listrik memiliki medan listrik sehingga dapat
mempengaruhi muatan lain yang berada tidak jauh darinya. Medan listrik dapat
menimbulkan gaya listrik terhadap muatan lain.

Medan listrik adalah daerah di sekitar benda bermuatan listrik. Medan listrik
digambarkan oleh serangkaian garis gaya listrik yang arahnya keluar atau masuk ke
dalam muatan. Arah garis gaya listrik ke dalam digunakan untuk menunjukkan muatan
negatif dan arah garis gaya listrik ke luar digunakan untuk menunjukkan muatan positif.

Gambar 2. Garis Medan Listrik Dua Muatan

Agar mengetahui besar kuat medan listrik muatan Q, sebuah muatan uji positif (q o)
yang muatannya jauh lebih kecil diletakkan di dekat muatan tersebut dengan jarak r.
Berdasarkan hukum Coulomb, muatan qo tersebut akan mendapatkan gaya tolak dari
muatan Q sebesar,

Q. q 0
F=k 2
r

Gambar 3. Muatan Q didekati Muatan Tes q0

Karena kuat medan listrik (E) didefinisikan sebagai besarnya gaya listrik (F) yang
bekerja pada satu satuan muatan uji (q o), maka besarnya kuat medan listrik yang dialami
oleh muatan uji tersebut:
Sehingga dapat disimpulkan bahwa besar kuat medan listrik pada suatu titik yang
berjarak r dari muatan Q adalah:

Keterangan,
E = medan listrik (N/C)
k = konstanta ( 9 x 109 Nm2/C2 )
Q = besar muatan listrik (C)
r = Jarak antara Muatan Q dengan muatan uji qo (meter)

4) Beda potensial listrik


Orang yang pertama kali menyatakan bahwa petir terjadi akibat adanya gejala listrik
statis adalah Benjamin Franklin (1706 – 1790). Menurutnya, petir adalah kilatan cahaya
yang muncul akibat perpindahan muatan negatif (elektron) antara awan dan awan, atau
antara awan dan bumi. Petir dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial yang
sangat besar antara dua awan yang berbeda, atau antara awan dengan bumi, sehingga akan
terjadi lompatan muatan listrik, atau perpindahan elektron secara besar-besaran dari awan
ke bumi, atau dari awan ke awan lainnya.

Perpindahan muatan listrik (elektron) tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan


potensial listrik (beda potensial listrik). Besarnya beda potensial listrik dapat dihitung
dengan membandingkan besar energi listrik yang diperlukan untuk memindahkan
sejumlah muatan listrik. Secara matematis dituliskan sebagai berikut.

Keterangan:
5) Hantaran listrik
a. Konduktor listrik
Agar arus listrik dapat disalurkan dengan baik, maka dibutuhkan bahan yang mampu
menghantarkan arus listrik dengan baik pula. Pada bahan ini, elektron dapat mengalir
dengan mudah. Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menghantarkan listrik
disebut dengan konduktor listrik. Contoh dari konduktor listrik adalah tembaga, perak,
dan emas. Meskipun perak dan emas merupakan konduktor yang sangat baik, tetapi
karena harganya yang sangat mahal, kabel rumah tangga biasanya menggunakan
bahan dari tembaga.
b. Isolator listrik
Mengapa kabel listrik perlu dilapisi dengan plastik atau karet? Pemberian plastik atau
karet sebagai pelapis kabel bertujuan agar kabel lebih aman digunakan. Sifat plastik
dan karet yang sangat buruk dalam menghantarkan arus listrik membuat kedua bahan
tersebut masuk ke dalam kelompok bahan isolator. Bahan isolator adalah bahan yang
sangat buruk untuk menghantarkan listrik karena di dalam bahan ini elektron sulit
mengalir.
c. Semikonduktor listrik
Bahan-bahan yang berada pada suhu rendah bersifat sebagai isolator, sementara pada
suhu tinggi bersifat sebagai konduktor disebut bahan semikonduktor listrik. Contoh
bahan semikonduktor listrik adal ah karbon, silikon, dan germanium. Pada bidang
elektronika, karbon biasa digunakan untuk membuat transistor yang kemudian
dirangkai menjadi IC. Setiap bahan memiliki kemampuan untuk menghantarkan
listrik yang berbeda-beda tergantung nilai hambatan jenisnya. Semakin kecil
hambatan jenis suatu bahan, maka akan semakin baik kemampuan bahan tersebut
untuk meng hantarkan listik.

Gambar Hambatan Jenis Bahan


Besar hambatan setiap jenis kawat yang panjangnya satu satuan panjang
persatu-satuan luas penampang disebut hambatan jenis. Besar hambatan jenis
berbeda-beda untuk setiap jenis kawat. Berdasarkan pengamatan hambatan jenis pada
Aktivitas 5.5, maka besar hambatan kawat (R) yang panjangnya (L) dan luas
penampangnya (A) adalah:

Dengan:

Kegiatan praktikum janis bahan pengahantar listrik dan hambatan jenis pada kawat
dapat jelaskan oleh gambar dibawah ini:

Anda mungkin juga menyukai