Anda di halaman 1dari 31

APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA SITUASI

KLINIS MENURUT VIRGINIA HENDERSON

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3 (B15-B NON REGULER)

1. DEWA AYU PUTRI JAYANTI 223221299


2. NI WAYAN BUDIARI 223221318
3. KADEK AYU MIRA PURWITA SARI 223221355
4. NI WAYAN SUKARTINI 223221352
5. ANAK AGUNG MIRAH TRISNAWATI 223221360
6. DEWA AYU RIKHA PRADNYA DEWI 223221366

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


WIRA MEDIKA BALI
2022
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Aplikasi teori Keperawatan
Dalam Situasi Klinis Menurut Virginia Henderson ". Makalah ini penulis tulis berdasarkan
beberapa sumber.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak dan sumber. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak lain
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini masih ada beberapa hal yang belum mencapai titik
sempurna dan masih memiliki beberapa kekurangan, baik segi penulisan dan penyajian.
Untuk itu, penulis sangat berterima kasih jika ada pendapat, saran, maupun kritik yang
bertujuan untuk membangun kesempurnaan makalah ini. Dan penulis berharap agar makalah
ini dapat bermanfaat dan mampu digunakan sebagai suatu penunjang dalam proses
pembelajaran.
Om Santhi, Santhi, Santhi Om

Bangli, 04 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................2
1.2 Tujuan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi teori keperawatan menurut Virginia Henderson...............3
2.2 Model keperawatan menurut Virginia Henderson..........................4
2.3 Hubungan antara model dengan paradigma keperawatan..............4
2.4 Macam-macam konsep utama teori Virginia Henderson...............5
2.5 Sistem aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan..........8
2.6 Tujuan dari keperawatan menurut Virginia Henderson..................9
2.7 Analisa internal Henderson dalam asumsi terhadap konsep sentral..9
2.8 Analisa teori Henderson dalam pemberian asuhan keperawatan..............10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.....................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Henderson memiliki latar belakang pendidikan keperawatan yang meliputi
pendidikan awal keperawatan di Sekolah Perawat Militer, setelah itu ia berkarir
sebagai staf perawat, mengajar di Rumah Sakit, mengikuti pendidikan tinggi di
Fakultas keguruan. Melalui berbagai pendidikannya ia banyak mendapat ilmu
tentang praktek klinik dan proses analitikal. Sebagai tokoh keperawatan iapun
banyak menulis, berbagai tulisan yang berupa surat ataupun buku diterbitkan.
Dalam tulisannya, Henderson memberi gambaran tentang fungsi dan
pekerjaannya yang unik berbeda dengan dokter. Ia juga membuat deskripsi
keperawatan yang menjadi acuan profesi keperawatan dalam menjalankan
aktifitas profesionalnya. Virginia Henderson memperkenalkan definition of
nursing (definisi keperawatan). Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi
oleh latar belakang pendidikannya. Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan
harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis.

Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan Henderson dengan seorang ahli


fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri kemudian mengemukakan
sebuah definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas
unik perawat adalah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat,
melalui upayanya melaksanakan berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan
dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat
dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan,
kemauan, atau pengetahuan untuk itu.

Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan


yang dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model tersebut menjelaskan
bahwa tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan

1
kemandiriannya secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri,
tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi, perawat tetap menyampaikan
rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa definisi teori keperawatan menurut Virginia Henderson ?
2. Bagaimana model keperawatan menurut Virginia Henderson ?
3. Apa hubungan antara model dengan paradigma keperawatan ?
4. Apa saja konsep utama teori Virginia Henderson ?
5. Bagaimana mengaplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan ?
6. Apakah tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Definisi teori keperawatan menurut Virginia Henderson
2. Model keperawatan menurut Virginia Henderson
3. Hubungan antara model dengan paradigma keperawatan
4. Macam-macam konsep utama teori Virginia Henderson
5. Sistem aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan
6. Tujuan dari keperawatan menurut Virginia Henderson

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Teori Keperawatan Virginia Henderson


Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat
sakit atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk kesehatan,
pemulihan , atau kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri
jika mereka mempunyai kakuatan, keinginan, atau pengetahuan”(Harmer dan
Henderson, 1955; Henderson, 1996). Proses keperawatan mencoba melakukan hal
tersebut dan tujuannya adalah kebebasan.

Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar semua orang
dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut ini : fisiologis,
psikologis, sosiokultural, spiritual, dan perkembangan. Bersama perawat dan klien
bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan mencampai tujuannya, tujuan
keperawatan menurut Virginia Henderson 1955 bekerja secara bebas dengan pekerja
pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan Alligood, 2006), membantu klien
mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar belakang untuk praktik menurut Henderson
yaitu perawat membantu klien melaksanakan empat belas dasar kebutuhan
Henderson, 1966.

Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model


konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu
mengkaji individu baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan
kepada kesehatan, penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.

Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai yang
dimilikinya diantaranya : pertama, manusia akan mengalami perkembangan mulai
dari pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan; kedua, dalam

3
melaksanakan aktivitas sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan sejak
lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh polah asuh,
lingkungan dan kesehatan; ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam
melakukan aktivitas, belum dapat melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan
aktivitas.

2.2 Model Keperawatan Virginia Henderson


1. Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
2. Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik
semata.
3. Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang
tidak mungkin dilakukan pada masa itu
4. Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier
keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan

2.3 Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan


Manusia, Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga
adalah satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai
unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan keseimbangan
fisiologis dan emosional.

Lingkungan, Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal


dan kondisi yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.

4
Sehat dan Sakit, Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson
dihubungkan dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah
ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk
memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian
dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga
dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.

Keperawatan, Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik
apakah ia sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari
keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya
sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan
kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat
melakukannya sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan
keperawatan sebelum Henderson menjelaskannya lebih lanjut.

2.4 Konsep Utama Teori Henderson


Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan,
dan lingkungan
1. Manusia, Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan
bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta
bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar
manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan
perawatan. Keempatbelas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Membuang kotoran tubuh.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat

5
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan
pakaian dan mengubah lingkungan
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi
integumen.
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,
kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
11. Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun
pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia.

Keempat belas kebutuhan dasar manudia di atas dapat di klarifikasikan


menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis,
sosiologis, dan spiritual.

2. Keperawatan, Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu,


baik dalamkeadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan,
perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan
berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di atas). Untuk
menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis
maupun sosial.

6
3. Kesehatan, Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat
berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada
mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian
dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan
kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang
cukup.

4. Lingkungan, Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek
lingkungan yaitu:
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun
kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai
dasar dalam memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-
saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan
untuk memperkirakan adanya bahaya.

Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan klien.
Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari
hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

7
2.5 Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan
Definisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan
menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan
keperawatan langsung kepada pasien.

Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien, yang semula
bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu pasien beralih
dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent) dengan
mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14 komponen
penanganan perawatan dasar.

Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien


berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunakan
metode observasi, indra penciuman, peraba, dan pendengaran. Setalah data
terkumpul, perawat menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan
pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menentukan diagnosis
keperawatan yang akan muncul.

Diagnosis keperawatan, menurut Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan


individu dalam memenuhi kebutuhannya-dengan atau tanpa bantuan-serta dengan
mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.

Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencana


perawatan sesuai kebutuhan individu-termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika
ditemukan adanya perubahan-serta dokumentasi bagaimana perawat membantu
individu dalam keadaan sakit atau sehat. Selanjutnya, pada tahap implementasi,
perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam
rencana perawatan guna memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi
sakit, atau membantunya meninggal dalam damai.

8
Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip
fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional, dan kemampuan
intelektual serta fisik individu. Terakhir, perawat mengevaluasi pencapaian kriteria
yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.

2.6 Tujuan Keperawatan Menurut Henderson


Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson
adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan
membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio,
psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi
model konseptual keperawatan, Meidiana D).

Menurut Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai


kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi
empat belas kebutuhan dasar pasien.

2.7 Analisa internal Henderson dalam asumsi dasar terhadap konsep sentral

Henderson mendasarkan definisi keperawatannya pada beberapa asumsi

implisit. Asumsi itu dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Baik perawat maupun pasien nilainya lebih kearah mandiri daripada


tergantung.

b. Kesehatan memiliki arti sosial sebaik individu, berarti personal.

9
c. Kesehatan atau meninggal dalam damai dibutuhkan dan pasien akan

berusaha memdapatkannya.

d. Jika setiap individu memiliki pengetahuan, kapasitas, atau kemauan

mereka akan bekerja dengan berbagai cara untuk memperoleh kesehatan.

e. Diantara individu dan keperawatan harus dikembangkan tujuan yang jelas.

f. Fungsi perawat direpresentasikan dalam 14 komponen kebutuhan dasar.

g. Rencana pengobatan medis dapat menjadi bagian tujuan keperawatan.

h. Praktek profesional umumnya didasari riset pengetahuan.

Gambaran tentang interrelasi dari manusia, keperawatan dan lingkungan

dari teori Henderson dapat dijelaskan dalam skema berikut :

Interaksi Perawat – Manusia

TUJUAN ARTI
Mandiri Pengetahuan
PERAWAT Pemulihan Kemauan
MANUSIA
Pemeliharaan Kekuatan
Kematian damai

Lingkungan

10
Dari skema diatas tampak bahwa hubungan perawat dengan pasien atau manusia

itu didasarkan atas kontrak yang bertujuan memandirikan, memulihkan,

memelihara serta kematian yang damai; dan memberikan pengetahuan pada yang

kurang pengetahuan, kemauan untuk yang kurang motivasi dan kekuatan bagi

yang mengalami keterbatasan fisik.

2.8 Analisa teori Henderson dalam pemberian asuhan keperawatan

Henderson menyoroti proses keperawatan dalam beberapa hal. Pertama,

keperawatan sebagai proses penerapan pendekatan logika terhadap pemecahan

masalah dengan metode ilmiah. Dengan pendekatan ini, pasien dapat menerima

perawatan secara individu. Namun, mengapa pendekatan pemecahan masalah terlihat

aneh di keperawatan? Padahal pekerjaan kesehatan menggunakan proses tersebut.

Kedua, tentang pemecahan masalah. Bagaimana filsafat, pengalaman,

keahlian, wewenang dapat sesuai dengan proses keperawatan sedangkan hal tersebut

tidak ditekankan? Ketiga, proses keperawatan sekarang lebih menekankan pada sisi

ilmiah dengan memberikan perhatian sedikit dalam penggunaan intuisi (firasat).

Keempat, kurangnya kerjasama antara pekerjaan kesehatan lain, pasien dan keluarga

dengan perawat dalam melakukan proses keperawatan. Apakah proses keperawatan

hanya menekankan pada kemandirian proses keperawatan tanpa kerja sama dengan

pihak lain? Pada kenyataannya proses keperawatan tergantung pada pemahaman,

penalaran dan gabungan hal tersebut.

Meskipun defenisi Henderson tidak menyebutkan secara langsung proses

keperawatan, namun dari 14 unsur tersebut dapat dilihat sebagai proses keperawatan

karena perawat bisa memperoleh data dari hal tersebut. Kemudian data dianalisis.

11
Perawat harus mengetahui tentang kesehatan dan penyakit sehingga dapat

membandingkan data yang diperoleh dengan teori yang ada. Misalnya, pasien 40

tahun berespirasi 40 kali permenit, perawat dapat menyimpulkan bahwa respirasinya

melebihi normal. Setelah dianalisis, perawat melakukan diagnosa keperawatan.

Diagnosa dilakukan dokter, kemudian perawat melaksanakannya. Namun

berdasarkan data dan analisisnya, perawat dapat mengetahui masalah sebenarnya.

Rencana keperawatan sebaiknya ditulis sehingga orang lain dapat melakukan

hal yang telah terencana. Selanjutnya dilakukan pelaksanaan keperawatan dan

evaluasi.

Ringkasan proses keperawatan menurut Henderson

Proses 14 unsur dan defenisi keperawatan Henderson


keperawatan
Pengkajian Mengetahui kebutuhan dasar manusia berdasar 14 unsur dasar
keperawatan keperawatan :
1. Bernafas normal.
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Mengurangi buangan tubuh.
4. Bergerak dan olahraga untuk menjaga postur tubuh.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang cocok.
7. Menjaga suhu tubuh tetap normal dengan cara
menyesuaikan pemakaian pakaian di lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi.
9. Menghindari bahaya dan hal yang dapat menyakiti orang
lain
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengekspresikan emosi, kebutuhan dan kekuatan opini.
11. Beribadah sesuai dengan kepercayaannya.

12
12. Bekerja dengan baik sehingga dapat melakukan
pencapaian tertentu.
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk
rekreasi.
14. Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu
dan menggunakan fasilitas kesehatan.
Analisa :
Membandingkan data dengan pengetahuan tentang kesehatan
dan penyakit
Diagnosa Mengidentifikasi kemampuan individu untuk memenuhi
keperawatan kebutuhannya tanpa bantuan dengan mempertimbangkan
kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dimiliki
Rencana Mendokumentasikan cara perawat melayani individu baik sehat
keperawatan maupun sakit
Implementasi Melayani individu sakit maupun sehat dalam beraktifitas dalam
keperawatan menjaga kesehatan, penyembuhan dari sakit, maupun
mengantarkan kematian yang tenang.
Implementasi berdasarkan prinsip psikologi, umur, latar
belakang budaya dan kemampuan fisik dan mental.
Melaksanakan pengobatan sesuai petunjuk dokter.
Evaluasi Menggunakan defenisi keperawatan yang dapat diterima dan
keperawatan aturan hukum yang berhubungan dengan keperawatan. Mutu
keperawatan lebih dipengaruhi oleh persiapan dan kemampuan
dasar perawat daripada lama waktu perawatan. Hasil yang baik
didasarkan pada kecepatan maupun tingkat kemampuan pasien
beraktifitas kembali secara mandiri dalam kehidupan sehari-
hari.

13
a. Kasus

Ny.K, 76 tahun, masuk ke RS kali yang ke 2 dengan keluhan perut dan seluruh

tubuh bengkak, sesak, mengerang kesakitan jika tubuh digerakkan, makan hanya

2 – 3 sendok makan karena perut terasa sebah, nyesek dan mual, kulit dan mata

berwarna kekuningan, air kencing seperti warna teh gelap, kulit kering. Satu (1)

bulan yang lalu dirawat di RS daerah karena keluhan yang sama, pernah

dilakukan punksi asites dengan jumlah cairan keluar mencapai 3 liter. Setelah

pulang dari RS, di rumah klien dirawat oleh pengasuh yang punya pengalaman

mengasuh orangtua yang sakit di rumah. Selama di rumah klien tetap diberi obat

sesuai petunjuk dokter, diberikan makanan sesuai dengan program diit hati III,

tetapi tidak pernah dibawa kontrol ke dokter / RS karena keluarga sibuk semua.

Saat dirawat sekarang klien selalu dibantu oleh pengasuhnya, sesekali keluarga

datang mengunjungi klien.

b. Aplikasi proses keperawatan Henderson

1. Pengkajian.

Pengkajian meliputi 14 komponen keperawatan pada Ny.K adalah :

1) Kebutuhan bernafas normal

- Kemampuan bernafas : keluhan sesak, RR : 28 x/menit

- Penyebab gangguan : perut yang membuncit (ascites)

- Pengetahuan : kepala harus ditinggikan, minun dikurangi

2) Kebutuhan makan dan minum dengan cukup.

- Kemampuan memenuhi makanan : makan 2-3 sendok, rasa begah,

penuh, ascites, oedema anasarka.

14
- Pengetahuan dan perasaan : rasa nyeri, cara mengurangi kelebihan

cairan dengan minum dibatasi 2 gelas perhari.

3) Mengurangi buangan tubuh.

- Kemampuan BAB : normal, kemampuan mengeluarka BAK

menurun, jumlah urine menurun, asciter dan anasarca, sulit bergeak,

sesah, rasa penuh / begah dan jumlah keringat menurun karena kulit

kering, warna kuning pada kulit.

- Pengetahuan : sudah mengukur perut dan jumlah urine menurun,

tahu bahwa klien pernah sakit seperti itu tetapi tak tidak dibawa

kontrol dokter hanya menruskan obat di rumah.

4) Bergerak dan olahraga untuk menjaga postur tubuh.

- Kemampuan bergerak : ada rasa nyeri bila bergerak, sulit bergerak

karena bengkak, tidak mampu berolahraga, dan gerakan dibantu oleh

pengasuh.

- Pengetahuan : tidak membawa kontrol karena alasan tidak bisa

mengangkat klien dari tempat tidur ke kendaraan sering.

5) Tidur dan istirahat.

- Kemampuan istirahat dan tidur : kurang tidur (kira-kira 1-2 jam

sehari) karena nyeri, klien merasa lemas dan mual..

- Pengetahuan : pengasuh selalu membantu menggerakkan klien

dengan perlahan dengan menggunakan tangan.

6) Memilih pakaian yang cocok.

15
- Kemampuan : klien dibantu memilih pakaian oleh pengasuh, dan

klien tampak diberi pakaian yang tipis dan nyaman.

- Pakaian yang longgar dan menyerap keringat

7) Menjaga suhu tubuh tetap normal dengan cara menyesuaikan pemakaian

pakaian di lingkungan.

- Kemampuan menjaga suhu tubuh : pengasuh memakaikan pakaian

yang sesuai dengan lingkungan, dan bila malam memakai selimut.

- Pengetahuan : tahu mengatur supaya suhu tubuh nyaman sesuai

kondisi lingkungan.

8) Menjaga tubuh tetap bersih dan rapi.

- Kemampuan menjaga tubuh bersih : pengasuh dan keluarga

membantu pengasuh klien membersihkan tubuh karena tubuh klien

tampak bersih dan rapih.

- Pengetahuan : pengasuh telah terlatih merawat orangtua yang sakit.

9) Menghindari bahaya dan hal yang dapat menyakiti orang lain

- Kemampuan menghindari bahaya : pengasuh tak berhasil meminta

keluarga klien untuk membawa klien ke RS untuk kontrol, klien tak

mampu bergerak sendiri karena usia lanjut dan pengakit kronis.

- Pengetahuan : pengasuh telah mengetahui keharuskan kontrol,

namun keluarga tak mau memenuhi karena sulit transfer ke

kendaraan.

10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi,

kebutuhan dan kekuatan opini.

16
- Kemampuan klien : hanya dapat mengerang untuk ekspresi rasa

nyeri atau tak nyaman dan minta bantuan dengan cara menangis /

menjerit kecil.

- Pengetahuan keluarga : keluarga merasa berat dengan biaya yang

tinggi dalam perawatan klien.

11) Beribadah sesuai dengan kepercayaannya.

- Kemampuan klien / pengasuh : klien tidak dapat lagi

menjalankan ibadah karena bergerakpun sulit.

- Perasaan klien tidak beribadah : sedih, ingin melakukan tapi sulit.

12) Bekerja dengan baik sehingga dapat melakukan pencapaian tertentu.

- Kemampuan klien : klien usila 76 tahun, tergantung pada keluarga.

- Kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan : baik, karena

klien selalu dirawat di ruang perawatan Kelas I.

13) Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi.

- Klien tak lagi memerlukan bermain karena berusia tua 76 tahun.

14) Belajar, menemukan atau memuaskan rasa ingin tahu dan menggunakan

fasilitas kesehatan.

- Kemampuan klien / pengasuh : pengasuh banyak bertanya, dan

melakukan perawatan dengan benar.

17
- Keluarga telah pernah mendapat penjelasan tentang perlunya

perawatan dan pengobatan berkelanjutan namun tidak

melakukannya, meskipun tingkat pendidikan baik.

2. Diagnosa keperawatan

1) Ketidakmampuan klien dalam :

- Memenuhi kebutuhannya bernafas normal

- Bergerak normal

- Beristirahat

- Memenuhi kebutuhan nutrisi

- Berpakaian

- Memilih pakaian

- Menurunkan rasa nyeri.

2) Ketidakmampuan pengasuh memenuhi kebutuhan pada nomer 1 (satu)

diatas Kurang pengetahuan keluarga dalam memenuhi 14 kebutuhan,

bersama pengasuh yang kurang mampu memenuhi kebutuhan.

3) Kurang motivasi keluarga untuk menjaga kesehatan klien dengan tidak

membawa klien berobat.

3. Rencana keperawatan

- Membuat kontrak dengan keluarga dan pengasuh tentang rencana

perawatan klien meliputi rencana tindakan untuk kebutuhan fisik dan

psikologis klien, memberikan perawatan pada ketidakmampuan klien

terutama dalam kebutuhan utama : bernafas normal, makan/minum,

18
bergerak, beristirahat, mengurangi nyeri. Dibuat tujuan yang ada batasan

waktu, dan kriteria pengukurannya.

- Menyiapkan rencana pemberian pendidikan kesehatan sesuai dengan

pengkajian dan kebutuhan pada klien, pengasuh dan keluarga.

- Memberikan motivasi pada pengasuh dan keluarga untuk melanjutkan

pengobatan atau melaksanakan program pengobatan / kontrol ke dokter

dengan memberitahu keuntungan yang diperoleh jika melakukan.

4. Implementasi keperawatan

- Menurunkan tingkat ketergantungan akan bantuan sesuai dengan gambar

dibawah ini :

Peran
dokte
Peran Peran
r
Peran dokte perawa
perawa r t
t
Peran Pengasuh
Peran Perankpeelg-
Pengasuh ngasuh
& kelg

Saat masuk RS 3 hari setelah masuk RS

19
Peran
Peran dokter
dokter
Peran
Peran perawa
perawa t
t
Peran Pengasuh
Perankpeelg-
Peran ngasuh
Pengasuh
& kelg

5 hari setelah masuk RS 7 hari setelah masuk RS

- Perawat pada awalnya melakukan apa yang pengasuh dan keluarga tak

mampu lakukan, terutama memenuhi kebutuhan bernafas normal dengan

memberikan posisi tidur yang nyaman dan berkolaborasi dengan tim

kesehatan lain untuk memberikan oksigen serta mengurangi kelebihan

cairan.

- Dokter melakukan pemberian diuretik dan melakukan punksi ascites

sebanyak 2 kali (masing-masing 6 liter), dan memberikan makanan

melalui NGT.

- Perawat melatih pengasuh untuk membantu pergerakan klien dengan

menggunakan bantuan alat tenun saat merubah posisi

- Perawat melatih pengasuh untuk mengukur intake (dibatasi 500 cc/hari)

dan menghitung output urine dengan gelas ukur setiap shift.

- Perawat membuat discharge planning apa kebutuhan yang masih perlu

dibantu sehingga pengasuh dapat melaksanakannya sendiri di rumah.

20
- Perawat memberikan dukungan dan penguatan / pujian akan pencapaian

yang ditunjukkan oleh klien dan pengasuhnya dan keluarga dengan

memperlihatkan sikap respek dan menghargai setiap upayanya.

- Perawat menjelaskan bahwa untuk kebutuhan beribadah, bermain dan

bekerja untuk sementara dilakukan oleh keluarga dan pengasuh klien

saja.

5. Evaluasi keperawatan

- Diukur setiap masalah / diagnosa sesuai tingkat ketergantungannya sesuai

dengan tujuan yang telah ditetapkan.

- Mengakhiri kontrak apabila tujuan telah dicapai.

c. Analisa pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai kasus diatas :

1. Tampak bahwa perawat lebih terfokus melakukan pemenuhan kebutuhan fisik

dan psikologis, sementara kebutuhan sosial, moral spiritual menjadi prioritas

yang berikutnya.

2. Untuk memenuhi kebutuhan klien, perawat banyak melibatkan pengasuh yang

merupakan agen self care klien. Pengasuh perannya semakin besar, dan

semakin mampu memenuhi 14 kebutuhan secara mandiri sementara peran

tenaga medis tampak semakin berkurang. Dari kondisi ini dapat disimpulkan

bahwa :

a) Teori Henderson ini dapat dipakai bersama-sama dengan teori sel care

dari Orem atau teori Adaptasi dari Roy bahkan teori lain. Jadi dalam

satu kegiatan dapat diterapkan beberapa konseptual model sekaligus

sehingga memenuhi keseluruhan kebutuhan klien.

21
b) Perawat sebagai manajer dan dokter dapat dikatakan sebagai

konsultan atau tamu karena kebutuhan akan dokter besar pada saat

masuk dan semakin menurun.

c) Sikap caring sangat diperlukan dalam menghadapi motivasi dari

keluarga yang sangat kurang. Sikap ini dapat ditingkatkan jika perawat

juga menggunakan pendekatan teori Watson. Jadi kesiapan perawat

untuk memberikan asuhan yang sarat nilai caring perlu disiapkan

pemahamannya akan teori Caring.

d) Penerapan suatu teori sangatlah ditentukan keyakinan dan nilai-nilai

perawat, oleh karena itu format dan sistem pendokumentasian saja

belum cukup untuk dapat melaksanakan suatu teori namun perlu

disesuaikan pula dengan keyakinan perawat yang memberikan asuhan.

e) Karena penyakit klien Ny.K diatas sering berulang dan bersifat kronis

irreversible maka teori Henderson menjadi sangat tepat dilaksanakan

di ruangan dimana klien dirawat, karena hasil akhirnya klien dan

pengasuh dapat mandiri / independen memberikan asuhan pada diri

sendiri.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam
definisinya tentang teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan
keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat
digunakan sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh sebagian besar
perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan digunakan di seluruh
dunia baik di negara maju maupun negara berkembang untuk memandu
kurikulum keperawatan dan praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk
publikasi ICN, yang pada 1972 berada di cetakan ketujuh.

Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan Henderson,


itu adalah penggabungan teori. Sebagai contoh, akan menarik untuk melihat
bagaimana holisme atau teori sistem umum menjelaskan hubungan antara
komponen asuhan keperawatan dasar. Konfirmasi dari ada tidaknya daftar
komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk memperjelas apa yang
perawat harus dilakukan jika masalah yang diajukan adalah selain fisik.

Mengingat waktu di mana Henderoson dipublikasikan kepada definisi


keperawatan, ia pantas banyak mendapat pujian sebagai pemimpin dalam
pengembangan praktik keperawatan, pendidikan, dan, lisensi. Karyanya harus
dianggap sebagai awal dan dorongan bagi perawat mengejar gelar akademis
tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik keperawatan dan untuk
mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan pasien.

Dalam penerapan teori Henderson di dalam aplikasi pemberian asuhan


keerawatan di ruangan memerlukan pengkajian seksama akan ketepatan
pemahaman dan strategi penerapannya. Kemampuan, kemauan serta
pengetahuan klien / keluarga dalam memenuhi ke 14 komponen kebutuhan
dasar menjadi titik sentral pelaksanannya.
23
Regulasi keperawatan yang menjadi perhatian utama Henderson guna
menjaga praktek yang tepat, aman dan kompeten perlu dilaksanakan saat
ini dengan

menerapkan uji kompetensi. Hal ini akan membantu membangun serta


mengembangkan profesionalitas tenaga keperawatan.
Penerapan suatu teori di suatu setting sangatlah tergantung pada pemahaman
serta keyakinan perawat pelaksananya. Dan gabungan dari berbagai teori
dapat diterapkan guna memberikan asuhan yang komprehensif.

3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-
teori keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori
keperawatan menurut Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah
ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami teori ini, karena teori ini juga
sangat penting bagi perawat untuk menjelenkan praktik keperawatan.

24
DAFTAR PUSTAKA

http://feryfee.blogspot.com/2013/03/makalah-teori-keperawatan-virginia.html
Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan.Jakarta :
Penerbit Buku Kedokterran ECG.
Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik Keperawatan
Profesional di Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta :
Salemba Medika.
Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran ECG.
Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktik keperawatan.
New York:Macmillan.
Fitzpatrick .J and Whall A.L (1989), Conseptual Model of Nursing Analisis and
Application, California.
Hidayat, A.A (2005), Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika,
Jakarta Meleis. AI, (1997), Theoretical Nursing : Development & Progress. 3rd.ed.
Potter & Perry (2005). Fundamentals Of Nursing : concept, Process, and Practice.
(Yasmin Asih, dkk, Penerjemah). Mosby-Year Book Inc. (Sumber asli diterbitkan
1997)
Tomey M (1986), Nursing Theories and Their Work, Indianapolis The C.V Mosby
Company.
University of Wisconsin Green-bay: Philosophy of the Professional Program in
Nursing.
Diambil pada 12 September 2005 dari : http://www.uwgb.edu/nursing/index.htm

25
26
27
28

Anda mungkin juga menyukai