Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MODEL KEPERAWATAN MENURUT VIRGINIA HENDERSON DAN


BETTY NEUMAN

Disusun oleh :

Kelompok III

1. Darwati

2. Dewiningsih

3. Mei Triyaningsih

4. Muzaroah

5. Rima Ria Wihasari

6. Umi Khobibatun Muniroh

7. Widiana Novitasari
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2016-2017

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Model Keperawatan menurut Virginia Henderson
1. Definisi Teori Keperawatan Virginia Henderson
2. Model Keperawatan Virginia Henderson
3. Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan
a. Manusia
b. Lingkungan
c. Sehat dan Sakit
d. Keperawatan
1. Konsep Utama Teori Henderson
2. Hubungan perawat-pasien-dokter
3. Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan
4. Tujuan Keperawatan Menurut Henderson
A. Model Keperawatan menurut Betty Neuman
1. Teori Betty Neuman
2. Perkembangan sistem model Neuman
3. Konsep model sistem Neuman
4.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Teori Keperawatan Virginia Henderson
dan Betty Neuman”.
Makalah ini berisikan informasi tentang definisi keperawatan menurut Virginia
Henderson” atau yang lebih khususnya membahas model keperawatan Virginia Henderson
dan Betty Neuman, serta konsep utama teori Henderson dan Betty Neuman.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
definisi keperawatan menurut Virginia Henderson dan Betty Neuman.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi
keperawatan). Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikannya. Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan
prinsip kesetimbangan fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan
Henderson dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri
kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi
fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik dalam
keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktifitas guna
mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan
damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan,
kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu.
Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan
yang dikenal dengan “The Actifities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa
tugas perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya
secepat mungkin. Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung
pada dokter. Akan tetapi, perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter
sewaktu mengunjungi pasien.
Ilmu keperawatan berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. Seiring
dengan berkembangnya jaman tersebut muncul teori teori yang mendasari konsep
dasar keperawatan khususnya pada model keperawatan bebrapa teori tersebut muncul
karna adanya beberapa factor yang mempengaruhi dan mendasari. Salah satunya
adalah karena adanya Perang dunia. Yang mana pada masa tersebut tenaga medis atau
perawat dilakukan secara sukarela, pelopor dari tenaga perawat tersebut adalah
Florence Nightingale. Dari beberapa pemuka teori salah satu diantara beberapa
tersebut selain nightingale adalah betty neuman. Didalam dunia keperawatan,
Neuman ikut andil dalam perkembangan keperawatan.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menetahui :
1. Definisi teori keperawatan menurut Virginia Henderson
2. Model keperawatan menurut Virginia Henderson
3. Hubungan antara model dengan paradigma keperawatan
4. Macam-macam konsep utama teori Virginia Henderson
5. Hubungan perawat-pasien-dokter menurut Virginia Henderson
6. Sistem aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan
7. Tujuan dari keperawatan menurut Virginia Henderson
8. Model keperawatan menurut Neuman
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model keperawatan menurut Virginia Henderson


1. Definisi Teori Keperawatan Virginia Henderson
Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong
individu, saat sakit atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan
untuk kesehatan, pemulihan, atau kematian yang damai dan individu akan dapat
melakukannya sendiri jika mereka mempunyai kakuatan, keinginan, atau
pengetahuan ”(Harmer dan Henderson, 1955; Henderson, 1996). Proses
keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya adalah kebebasan.
Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar
semua orang dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut
ini: fisiologis, psikologis, sosiokultural, spiritual, dan perkembangan. Bersama
perawat dan klien bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan
mencampai tujuannya, tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson 1955
bekerja secara bebas dengan pekerja pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan
Alligood, 2006), membantu klien mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar
belakang untuk praktik menurut Henderson yaitu perawat membantu klien
melaksanakan empat belas dasar kebutuhan Henderson, 1966.
Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah
model konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat
yaitu mengkaji individu baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan
dukungan kepada kesehatan, penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.
Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan nilai
yang dimilikinya diantaranya: pertama, manusia akan mengalami perkembangan
mulai dari pertumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan; kedua,
dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu akan mengalami
ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat
dipengaruhi oleh polah asuh, lingkungan dan kesehatan; ketiga, dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat
melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.

2. Model Keperawatan Virginia Henderson


a. Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
b. Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi
fisik semata
c. Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal
yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu
d. Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier
keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang layanan kesehatan

1. Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan


a. Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah
satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai
unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan
keseimbangan fisiologis dan emosional.
b. Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan
kondisi yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
c. Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan
dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan
dan berbagai tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk
memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah
kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai
simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan
kemandirian.
d. Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia
sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari
keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali
kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson
untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien
jika ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai
prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson menjelaskannya lebih
lanjut.

1. Konsep Utama Teori Henderson


Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia, keperawatan,
kesehatan, dan lingkungan.
a. Manusia.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan
untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan
untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia
terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan.
Keempatbelas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bernapas dengan normal
Bantuan yang dapat diberikan kepada klien oleh perawat adalah
membantu memilih tempat tidur, kursi yang cocok serta menggunakan
bantal, alas, dan sejenisnya sebagai alat bantu agar klien dapat bernapas
secara normal dan kemampuan mendemonstrasikan, menjelaskan
pengaruhnya kepada klien.
2. Kebutuhan akan nutrisi
Perawat harus mampu memberikan penjelasan mengenai tinggi dan BB
yang normal, kebutuhan nutrisi yang diperlukan, pemilihan makanan
tidak lupa memperhatikan latar belakang dan sosial klien.
3. Kebutuhan eliminasi
Perawat harus mengetahui semua saluran pengeluaran dan keadaan
normalnya dan frekwensi serta waktu.
4. Gerak dan keseimbangan tubuh
Perawat harus mengetahui tentang prinsip-prinsip keseimbangan tubuh,
miring dan bersandar.
5. Kebutuhan istirahat dan tidur.
Perawat harus mengetahui tentang pergerakan badan yang baik, dan juga
mengajarkan bagaimana cara mengontrol emosi yang baik.
6. Kebutuhan berpakaian
Perawat dasarnya meliputi membantu klien memilihkan pakaian yang
tepat dari pakaian yang tersedia san membantu untuk memakainya.
7. Mempertahankan temperatur tubuh atau sirkulasi.
Perawat harus mengetahui physiologi panas dan bisa mendorong ke arah
tercapainya keadaan panas maupun dingin dengan mengubah temperatur,
kelembaban atau pergerakan udara, memotovasi klien untuk
meningkatkan atau mengurangi aktifitasnya.
8. Kebutuhan akan personal hygiene
Perawat harus mampu memotifasi klien mengenai konsep-konsep
kesehatan bahwa walaupun sakit klien tidak perlu untuk menuerunkan
standar kesehatannya, dan bisa menjaga tetap bersih baik fisik maupun
jiwanya.
9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Perawat harus mampu melindungi klien dari bahaya atau trauma yang
timbul yang mungkin banyak faktor membuat klien tidak merasa aman
dan nyaman
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,
kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
Perawat menjadi penerjemah dalam hubungan klien dengan tim
kesehatan lain dalam memajukan kesehatannya dan membuat klien
mengerti akan dirinya sendiri serta mencipakan lingkungan yang
teraupetik
11. Kebutuhan spiritual
Perawat mampu untuk menghormati klien dalam memenuhi kebutuhan
spiritualnya dan meyakinkan klien bahwa kepercayaan, keyakinan,
agama sangat berpengaruh terhadap penyembuhan klien
12. Kebutuhan bekerja
a. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
b. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun
pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan
fasilitas kesehatan yang tersedia.

Keempat belas kebutuhan dasar manudia di atas dapat di klarifikasikan


menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis,
sosiologis, dan spiritual.

1. Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik
dalamkeadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan,
perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan
perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia (14 komponen di
atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki
pengetahuan biologis maupun sosial.
2. Kesehatan.
Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat
berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting
daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat,
diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan
meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki
kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
3. Lingkungan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek
lingkungan
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka,
namun kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan
lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat
sebagai dasar dalam memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui
saran-saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik
keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya.

Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara


perawat dan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-klien
terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung
hingga hubungan sangat mandiri.
1. Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

1. Hubungan perawat-pasien-dokter
a. Hubungan Perawat Pasien
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali :
1. Perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.
2. Perawat sebagai helper (penolong).
3. Perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien.

Pada saat-saat penyakitnya gawat, perawat kelihatan seperti pengganti apa-


apa yang pasien kekurangan untuk membuatnya menjadi lengkap, utuh,
atau bebas karena berkurangnya kekuatan fisik, kemauan atau
pengatahuan. Selama kondisi pemulihan (convalescence), perawat
membantu pasien meraihatau mendapatkan kembali kemandiriannya.
Henderson menyatakan kemandirian adalah yang relatif.
a. Hubungan Perawat Dokter
Henderson menuntut tugas unik yang di miliki perawat dari para dokter.
Rencana perawatan, yang di rumuskan oleh perawt dan pasien bersama-
sama, harus di jalankan dengan suatu cara untuk mengusulkan rencana
pengobatan yang di tentukan dokter.

1. Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan


Definisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik
keperawatan menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai
pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan
keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien, yang semula bergantung
pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu pasien beralih dari
kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent) dengan
mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14
komponen penanganan perawatan dasar.
Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien
berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan data, perawat
menggunakan metode observasi, indra penciuman, peraba, dan pendengaran.
Setalah data terkumpul, perawat menganalisis data tersebut dan
membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis
tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis
keperawatan, menurut Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan
individu dalam memenuhi kebutuhannya dengan atau tanpa bantuan, serta
dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan
rencana perawatan sesuai kebutuhan individu-termasuk di dalamnya perbaikan
rencana jika ditemukan adanya perubahan-serta dokumentasi bagaimana perawat
membantu individu dalam keadaan sakit atau sehat. Selanjutnya, pada tahap
implementasi, perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang
telah disusun dalam rencana perawatan guna memelihara kesehatan individu,
memulihkannya dari kondisi sakit, atau membantunya meninggal dalam damai.
Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip
fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional, dan
kemampuan intelektual serta fisik individu. Terakhir, perawat mengevaluasi
pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.

2. Tujuan Keperawatan Menurut Henderson


Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh
Handerson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi
pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna
yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang
mempunyai empat belas kebutuhan dasar. Menurut Handerson peran perawat
adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk
mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas
kebutuhan dasar pasien.

A. Model keperawatan menurut Betty Neuman


1. Teori Betty Neuman
Betty Neuman (1972) mendefinisikan manusia secara utuh merupakan
gabungan dari konsep holistic dan pendekatan system terbuka (Marriner-tomey,
1994). Bagi neuman, manusia merupakan makhluk dengan kombinasi kompleks
yang dinamis dari fisiologis, sosiokultural dan variable perkembangan yang
berfungsi sebagai system terbuka. Sebagai system yang terbuka, manusia
berinteraksi, beradabtasi dengan dan disesuaikan oleh lingkungan, yang
digambarkan sebagai stressor (chin dan Jacobs, 1995). Lingkungan internal
terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi (intrapersonal) yang berasal dari
dalam diri klien. Lingkungan eksternal segala sesuatu pengaruh yang berasal
diluar diri klien (interpersonal). Pembentukan lingkungan merupakan usaha
klien untuk menciptakan lingkungan yang aman, yang mungkin terbentuk oleh
mekanisme yang disadari maupun yang tidak disadari (reed, 1995). Tiap
lingkungan memiliki kemungkinan terganggu oleh stressor yang dapat merusak
system. Model neuman mencangkup stressor intrapersonal, interpersonal, dan
ekstrapersonal (Neuman, 1982, 1995; Marriner-tomey, 1994).

Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara


utuh. Tujuan dari keperawatan adalah membantu individu, keluarga dan
kelompok dalam mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan yang
optimal(Neuman dan Young,1972). Perawat mengkaji, mengatur dan
mengevaluasi system klien. Perawatan berfokus pada variable-variabel yang
mempengaruhi respons klien terhadap stresor (chin dan Jacobs,1995). Tindakan
perawatan terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan
primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui identifikasi factor-
faktor resiko yang potensial dan actual terjadi akibat stresor. Pencegahan
sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber internal melalui
penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala yang tampak,
sedangkan pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Prinsip
dari pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh
terhadap stresor melalui pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam
mencegah terjadinya masalah yang sama (Neuman,1982;Torres,1986;Marriner-
Tomey,1994;chin dan Jacob,1995)

2. Perkembangan sistem model Neuman


Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara pandang
terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang manusia secara
keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual yang berhubungan secara dinamis seiring dengan
adanya respon-respon sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal
maupun eksternal. Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan
reaksi terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang
memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola organisasi
yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini, maka kliennya bisa
meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas atau kumpulan agregat
lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai disiplin keilmuan. Tujuan ideal dari
model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem secara optimal.

Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi(proses) dan sebagai


sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk memperoleh, meningkatkan,
dan mempertahankan keseimbangan diantara berbagai faktor, baik didalam
maupun diluar sistem yang berupaya untuk mengusahakannya. Neuman
menyebut gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak
negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual melalui
respon dan gejala yang dapat diidentifikasi

3. Konsep model sistem Neuman


Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep “Healt care
system” yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang
ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis
pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran
pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman mendefinisikan manusia
secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistic dan pendekatan system
terbuka.

Neuman menyajikan aspek-aspek model sistemnya dalam suatu diagram


lingkaran konsentris, yang meliputi variabel fisiologi, psikologis, sosiokultural,
perkembangan dan spiritual, basic structure dan energy resources, line of
resistance, normal line of defense, fixible line of defense, stressor, reaksi,
pencegahan primer, sekunder, tertier, faktor intra, inter dan ekstra personal, serta
rekonstitusi. Adapun faktor lingkungan, kesehatan, keperawatan dan manusia
merupakan bagian yang melekat pada model ini yang saling berhubungan dan
mendukung ke arah stabilitas sistem.

a) Basic Structure and Energy Resources/Struktur Dasar dan Sumber


Energi

b) Struktur dasar, atau inti pusat, terdiri dari faktor-faktor kelangsungan


hidup dasar umum untuk spesies (Neuman,1995). Struktur dasar berisi
seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang biasa terdapat
pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-variabel
tersebut yaitu variabel sistem, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-
bagian sistem.

Neuman (1995) memandang manusia atau klien secara keseluruhan


(wholistic) yang terdiri dari faktor fisiologis, psikologis, sosial budaya, faktor
perkembangan, dan faktor spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman
(1995) bahwa klien merupakan cerminan secara wholistik dimana secara
wholistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada
dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa setiap
orang itu akan memiliki keunikan masing-masing dalam mempersepsikan dan
menanggapi suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari.
Perubahan istilah dari Holistik menjadi Wholistik untuk meningkatkan
pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.
Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik,
sehingga sakit atau kematian.tan atau stabilitasasi system. perubazhan dapat
mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau
harmonis menjaga keutuhan integritas sistem. Apabila bagian-bagian dari klien
berinteraksi secara harmonis, maka akan terwujud jika kebutuhan-kebutuhan
sistem telah terpenuhi. Namun apabila terjadi ketidakharmonisan diantara
bagian-bagian dari system, hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan yang
tidak terpenuhi.

5 Faktor Menurut Neuman (1995) Secara Wholistic :

1) Faktor Fisiologis meliputi struktur dan fungsi tubuh

2) Faktor psikologis terdiri dari proses dan hubungan mental

3) Faktor sosial budaya meliputi fungsi sistem yang menghubungkan


sosial dan ekspektasi kultural dan aktivasi.

4) Faktor perkembangan sepanjang hidup.

5) Faktor spiritual pengaruh kepercayaan spiritual

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam
definisinya tentang teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan
keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat
digunakan sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh sebagian besar
perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan digunakan di seluruh
dunia baik di negara maju maupun negara berkembang untuk memandu
kurikulum keperawatan dan praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk
publikasi ICN, yang pada 1972 berada di cetakan ketujuh.
Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan
Henderson, itu adalah penggabungan teori. Sebagai contoh, akan menarik
untuk melihat bagaimana holisme atau teori sistem umum menjelaskan
hubungan antara komponen asuhan keperawatan dasar. Konfirmasi dari ada
tidaknya daftar komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk memperjelas
apa yang perawat harus dilakukan jika masalah yang diajukan adalah selain
fisik.
Neuman model system dikembangkan berdasarkan pada teori umum
dan memandang klien sebagai suatu system terbuka yang bereaksi terhadap
tressor dan lingkungan. Variabel klien adalah fisiologis, psikologis, social
budaya, perkembangan dan spiritual. Intervensi keperawatan terjadi melalui
tiga cara pencegahan yaitu pencegahan primer, sekunder dan tertier. Model ini
digunakan dalam pendidikan keperawatan, riset, administrasi dan langsung
dipelayanan keperawatan.

B. Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari
tentang teori-teori keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan
tentang teori keperawatan menurut Virginia Henderson yang telah diuraikan
dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami teori ini, karena
teori ini juga sangat penting bagi perawat untuk menjelenkan praktik
keperawatan.
Sebagai perawat ada baiknya kita harus mengetahui tindakan apa yang
harus kita berikan jika menghadapi kondisi pasien atau klien yang
memberikan respon atau tindakan yang diakibatkan adanya tekanan atau
stressor terhadap pasien dan akibat yang mungkin bisa terjadi
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, Ns. S. Kep. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
ECG.

Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan.Jakarta : Penerbit
Buku Kedokterran ECG.

Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik Keperawatan Profesional di
Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta : Salemba


Medika.

Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
ECG.

Harmer, B., & Henderson, V. A. 1955. Buku dari prinsip dan praktik keperawatan. New
York:Macmillan.
file:///D:/GENERASI PERAWAT KREATIF KOMUNIKASI DALAM
KEPERAWATAN.html.
http://abiperawat.blogspot.com/2007/05/model-keperawatan-mira-levine.html
www.keperawatan.net

ilmukeperawatan.com

www.keperawatan-undip.ac.id

Perry, Potter, 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik :
Edisi 4, Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai