Disusun oleh:
2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayah, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Falsafah ini dengan materi
kuliah yang berjudul “ Teori Keperawatan menurut Virginia Henderson “ dengan
baik dan benar. Penyelesaian makalah ini kiranya tidak akan berjalan lancar
tanpa bantuan maupun dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis ingi menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar
besarnya kepada pembimbing mata kuliah Falsafah ini.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna , oleh karena itu kami berharap kritik dan saran dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun dari pembaca untuk lebih memperbaiki makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca .
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
A. kesimpulan................................................................................................8
B. Saran .........................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
1. Definisi teori keperawatan menurut Virginia Henderson
2. Model keperawatan menurut Virginia Henderson
3. Hubungan antara model dengan paradigma keperawatan
4. Macam-macam konsep utama teori Virginia Henderson
5. Hubungan perawat,pasien,dokter menurut Virginia Henderson
6. Sistem aplikasi teori henderson dalam proses keperawatan
1
7. Tujuan dari keperawatan menurut Virginia Henderson
C. Manfaat penulisan
Hasil penulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi mahasiswa/i dan pembaca.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kelompok. Diantaranya terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat
melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.
B. Model Keperawatan Virginia Henderson
1. Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
2. Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan
gangguan fungsi fisik semata
3. Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien
merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu
4. Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier
keperawatannya di Amerika Serikat di berbagai bidang pelayanan
kesehatan
C. Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan
1. Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan : jiwa dan
raga adalah satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, individu dan
keluarganya dipandang sebagai unit tunggal.Setiap manusia harus
berupaya untuk memepertahankan keseimbangan fisiologis dan
emosional.
2. Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor
eksternal dan kondisi yang memengaruhi kehidupan dan
perkembangan manusia.
3. Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson
dihubungkan dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit,
adalah ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu
(sekarang pasien) untuk memuaskan kebutuhan manusianya.
Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah
ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga
dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.
4
4. Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik
apakah ia sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran
pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu
individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin.
Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan
kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien jika ia
tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui oleh profesi
sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson
menjelaskannya lebih lanjut.
Namun demikian, keputusan Henderson untuk
meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk
pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui oleh
profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan.
D. Konsep Utama Teori Henderson
Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia,
keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.
1. Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan
bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang
damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson,
kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan
komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Bernapas dengan normal
b. Kebutuhan Makan dan minum
c. Kebutuhan eliminasi
d. Kebutuhan bergerak dan mempertahankan posisi tubuh
e. Kebutuhan istirahat dan tidur
5
f. Kebutuhan berpakaian
g. Modifikasi lingkungan
h. Kebutuhan proteksi dan kebersihan diri
i. Kebutuhan proteksi rasa aman dan nyaman
j. Kebutuhan berkomunikasi.
k. Kebutuhan spiritual
l. Kebutuhan aktualisasi diri
m. Kebutuhan relaksasi
n. Kebutuhan akan layanan kesehatan
2. Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik
dalamkeadaan sehatmaupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan,
perawat mempunyai fungsiindependence di dalam penanganan
perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia.
3. Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat
berfungsi bagikemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting
daripada mengobati penyakit.Untuk mencapai kondisi sehat,
diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.Individu akan
meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka
memilikikekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek
lingkungan
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan
mereka, namun kondisisakit akan menghambat
kemampuan tersebut.
6
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari
cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan
tentang keamanan lingkungan.
a. Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
b. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
c. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Basford, Lynn dan slevin, Oliver. 2006. teori dan Praktik Keperawatan.Jakarta :
PenerbitBuku Kedokterran EKG.
Si Torus, DR. Ratna S Kp, M. Aplikasi, sc. 2005. Model Praktik Keperawatan
Profesional di Rumah Sakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EKG.
9
CONTOH PENERAPAN TEORI KEPERAWATAN DIDALAM ASUHAN
KEPERAWATAN
Contoh Kasus :
Tn. T usia 19 tahun, beragama islam, pendidikan terakhir SLTP, tidak bekerja, belum
menikah, masuk RSUP Fatmawati di antar keluarga melalui IGD dengan diagnosis
Fracture of left shaft femur. Keluhan utama saat masuk IGD adalah nyeri di paha kiri.
Kesadaran pasien compos mentis, tekanan darah 110/77mmHg, nadi 82 kali/menit,
respirasi 20 kali/menit, suhu 36,5 derajat celcius. Pasien mengatakan nyeri paha kiri,
dengan skala 4 (sedang) nyeri terasa berdenyut, nyeri berkurang jika kaki kiri tidak di
gerakan. Pasien mengatakan pernah jatuh dari atap dengan ketinggian 5 meter. Menurut
keterangan, kaki kirinya menginjak salah satu genteng kemudian jatuh kebawah dan
kaki kiri menyentuh tanah terlebih dahulu. Kemudian pasien pernah melakukan
pengobatan tradisional selama 3 bulan.
Pengkajian
1. Bernapas dengan normal
Pasien mengatakan tidak sesak napas, tidak mengeluh nyeri saat menarik
napas maupun saat posisi kepala ditinggikan atau duduk.
2. Kebutuhan makan dan minum
Pasien mengatakan tidak ada mual dan rasa ingin muntah, anoreksia tidak
ada, nafsu makan tidak berkurang, kesulitan makan tidak ada. Pasien tidak
memiliki pantangan terhadap makanan dan pasien tidak mengalami perubahan
dalam pola makan sebelum dan selama sakit.
3. Kebutuhan eliminasi
Pasien mengatakan karena kaki kirinya sakit digerakan, aktivitas eliminasi
dilakukan ditempat tidur, jika hendak BAK pasien menggunakan urinal
10
sedangkan jika BAB menggunakan pispot, pasien mengatakan tidak ada
keluhan saat BAB maupun BAK. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
4. Kebutuhan bergerak dan mempertahankan posisi tubuh
Pasien mengatakan tidak nyaman dengan posisi kakinya karena tidak bisa
ditekuk. Nampak aktivitas pasien di tempat tidur.
5. Kebutuhan istirahat dan tidur
Pasien mengatakan pola tidurnya teratur karena klien bisa tidur siang.
Namun untuk malam hari, pasien sering terbangun karena merasakan nyeri.
Pasien tidak menggunakan obat tidur, tidak terdapat kantung mata, konjungtiva
tidak anemis, pasien sadar aktif.
6. Kebutuhan berpakaian
Pasien mampu memilih pakaian sehari-hari. Pasien lebih suka memakai
pakaian yang berbahan baju dan kain sarung. Pasien mengatakan masih mampu
memakai dan melepas pakaian namun perlu bantuan saat memakai dan melepas
kain sarung.
7. Modifikasi lingkungan
Pasien mengatakan lebih suka menggunakan selimut terutama pada malam
hari.
8. Kebutuhan proteksi dan kebersihan diri
Penampilan umum pasien bersih, kulit bersih, mata bersih, tidak ada
kotoran mata, dan tidak memakai alat bantu penglihatan. Kuku bersih, warna
merah muda dan terpotong rapi, hidung bersih dan tidak ada sekret. Kebersihan
mulut baik mukosa bibir lembab dan lidah bersih.
9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Pasien dirawat dengan kapasitas tempat tidur diisi oleh 5 orang. Sirkulasi
lingkungan baik dengan pembatasan jam kunjungan. Suhu dan kelembaban
ruangan baik dengan menggunakan AC. Pasien mengeluh nyeri, nyeri terasa
berdenyut dengan skala 4.
10. Kebutuhan berkomunikasi
Pasien mampu mengulang informasi jangka panjang dan pendek, orientasi
terhadap orang, tempat dan waktu dengan baik, pasien berkomunikasi dengan
11
menggunakan bahasa Indonesia. Pasien berkomunikasi dengan baik ,
pengucapan jelas, komunikasi terbuka dan relevan.
11. Kebutuhan spiritual
Pasien meyakini sakit yang dideritanya merupakan cobaan dari Allah.
Pasien mengatakan saat dirawat dirumah sakit pasien mengerjakan shalat 5
waktu. Dilakukan dengan cara berbaring di tempat tidur.
12. Kebutuhan aktualisasi diri
Pasien bekerja di tempat penyewaan peralatan selancar di pantai anyer
Banten, namun semenjak sakit sudah tidak bekerja.
13. Kebutuhan relaksasi
Selama sakit agar tidak bosan dan mengobati kejenuhan, pasien suka
bermain game.
14. Kebutuhan akan layanan kesehatan
Sebelumnya pasien berobat ke dukun patah tulang, karena pasien tidak
memiliki kartu BPJS dan karena alasan ekonomi. Saat pasien sudah memiliki
kartu BPJS Pasien langsung menggunakannya.
12
ANALISA DATA
13
INTERVENSI
14
nyeri ketika nyeri
itu muncul
Anjurkan Agar pasien
memonitor mengerti apa
nyeri secara yang harus
mandiri dilakukan
ketika rasa
nyeri itu
muncul
Ajarkan teknik
Untuk
nonfarmakolog
mengurangi
is untuk
rasa nyeri
mengurasi rasa
pada pasien
nyeri
kolaborasi
Kolaborasi
Untuk
pemberian
mengurangi
analgetik
rasa nyeri
pada pasien.
15
IMPLEMENTASI
Menganjurkan memonitor
10.00 nyeri secara mandiri
16
E: pasien mengerti
Mengajarkan teknik
11.00 nonfarmakologis untuk
mengurasi rasa nyeri
R : pasien merasakan rileks
dan rasa sakit mulai
berkurang
CATATAN PERKEMBANGAN
DAFTAR PUSTAKA
https://www.researchgate.net/publication/336790435_APLIKASI_TEORI_VIRGINIA_HEN
DERSON_PADA_PASIEN_NEGLECTED_FRACTURE_OF_LEFT_SHAFT_FEMUR
17