Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Aplikasi Model dalam Keperawatan Komunitas :

Teori Handeson ”

Disusun oleh:

Kelompok 4

 Indah Putriani 20180320011


 Vivi Nur Anisa 20180320023
 Risma Apriliani 20180320037
 Zhavira Nadya Septari 20180320055
 Adinda Puspadewi Maharani 20180320061
 Ni’ma Afni Maulida 20180320068
 Sinta Yudistira N 20180320086
 Dinda Pristy Gustiyan 20180320099
 Isnaeni Listria 20180320114
 Hafidz Khoerudin 20180320119

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
ILMU KEPERAWATAN
2019/2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN..........................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..............................................................................................................................6
1. Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson...............................................................6
2. Teori Henderson dan Empat Konsep Utama............................................................................6
3. Tujuan Keperawatan Menurut Henderson.............................................................................10
4. Kelebihan dan Kekurangan Teori Virginia Henderson..........................................................10
5. Pegaplikasian Teori Viriginia Henderson ke dalam sebuah Kasus........................................12
BAB III..........................................................................................................................................15
PENUTUP.....................................................................................................................................15
KESIMPULAN..........................................................................................................................15
SARAN......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat beserta hidayah-Nya kepada pembaca semua sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah bejudul “TEORI DAN MODEL DALAM
KEPERAWATAN KOMUNITAS : TEORI HENDERSON” , makalah ini ialah
salah satu bentuk tugas dalam memenuhi tugas kelompok Blok Keperawatan
Komunitas, Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada dosen blok
keperawatan komunitas yang telah memberi penugasan makalah ini sehingga kami
lebih paham perihal materi pengaplikasian teori Henderson pada keperawatan
komunitas dan tak luput juga kami ucapkan terima kasih kepada kawan-kawan dan
berbagai pihak yang telah menyalurkan ide dan pemikirannya dalam penyelesaian
makalah ini.
Mohon maaf jika makalah yang kami susun masih jauh dari kata sempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari kawan sekalian yang bersifat
membangun. Akhir kata, kami harap makalah ini dapat memberi manfaat bagi pihak
yang membacanya.

Yogyakarta, November 2020

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Teori merupakan sekelompok konsep membentuk pola yang menjelaskan suatu
proses atau peristiwa dan telah dibuktikan dengan observasi secara langsung. Teori
keperawatan menurut (Barnum, 1990) adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau
menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Saat ini banyak sekali teori yang sedang
berkembang dalam dunia keperawatan, salah satunya ialah teori dari “Virginia
Henderson”.
Virginia Henderson lahir pada 1897, di Kansas City. Ia memperkenalkan
definisi keperawatan. Definisinya tentang keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikannya dan kecintaanya dengan keperawatan saat Ia melihat korban-korban
perang dunia. Ia mengatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan prinsip
kesetimbangan fisiologis. Menurutnya, “tugas unik perawat ialah membantu individu,
baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui usahanya melakukan berbagai aktifitas
guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan
damai” dengan begitu maksud dari teori Virginia Henderson yaitu berusaha
mengembalikan kemandirian, kekuatan, kemampuan, kemauan, dan pengetahuan
individu tersebut.
Selain itu, Virginia Henderson juga mengembangkan sebuah model
keperawatan “The Actifities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas
perawat ialah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat
mungkin. Perawat harus mandiri dalam mengerjakan tugasnya dan tidak tergantung
pada dokter. Akan tetapi, perawat tetap harus menyampaikan rencananya pada dokter
sewaktu mengunjungi pasien.

4
B.       Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson?
2. Apa Teori Henderson dan  Empat Konsep Utama?
3. Apa saja tujuan dari keperawatan menurut Virginia Henderson?
4. Apa kelemahan dan kekuatan teori Virginia Henderson?
5. Pengaplikasian teori Viriginia Henderson ke dalam kasus?

C.         Tujuan
1. Mengetahui Virginia Henderson
2. Definisi teori keperawatan menurut Virginia Henderson
3. Teori Henderson dan  Empat Konsep Utama
4. Tujuan dari keperawatan menurut Virginia Henderson
5. Mengetahui kelemahan dan kekuatan teori Virginia Henderson
6. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang teori keperawatan menurut Virginia
Henderson dalam penerapan keperawatan komunitas

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1       Definisi Keperawatan Menurut Virginia Henderson


Virginia Henderson memperkenalkan definition of nursing (definisi
keperawatan). Definisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang
pendidikannya. Ia menyatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan
prinsip kesetimbangan fisiologis. Definisi ini dipengaruhi oleh persahabatan
Henderson dengan seorang ahli fisiologis bernama Stackpole. Henderson sendiri
kemudian mengemukakan sebuah definisi keperawatan yang ditinjau dari sisi
fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah “membantu individu, baik
dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai
aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses
meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat
ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk
itu” (Dalam Currentnursing.com). Di samping itu, Henderson juga
mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan “The Actifities
of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu
individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Perawat
menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada dokter. Akan tetapi,
perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu mengunjungi pasien.

2.2      Teori Henderson dan Empat Konsep Utama


Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia, keperawatan,
kesehatan, dan lingkungan.
1.          Manusia.
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan
untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk
meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14
komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan.

6
Ke 14 kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut: 
a.         Bernapas secara normal
b.        Makan dan minum dengan cukup.
c.         Membuang kotoran tubuh.
b.        Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
c.         Tidur dan istirahat.
d.        Memilih pakaian yang sesuai.
e.         Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan
pakaian dan mengubah lingkungan.
f.         Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen.
g.        Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
h.        Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan,
rasa takut, atau pendapat.
i.          Beribadah sesuai dengan keyakinan.
j.          Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
k.        Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
l.   Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang
tersedia.
Ke empatbelas kebutuhan dasar manusia di atas dapat di klarifikasikan
menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis,
sosiologis, dan spiritual. Kebutuhan dasar poin 1-9 termasuk komponen kebutuhan
biologis, poin 10 dan 14 termasuk komponen kebutuhan psikologis, poin
11 termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen 12 dan 13 termasuk komponen
kebutuhan sosiologis.
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat
dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga,
mereka merupakan satu kesatuan (unit).
Menurut Henderson, keempatbelas kebutuhan dasar yang harus menjadi
fokus asuhan keperawatan dipengaruhi oleh:

7
a. Usia
b. Kondisi emosional (mood dan temperamen)
c. Latar belakang sosial dan budaya
d. Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan
ketidakmampuan sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif;
status mental.
2.        Keperawatan.
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai
fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar
manusia (14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus
memiliki pengetahuan biologis, psikologis, spiritual maupun sosial.
3.        Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi
bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati
penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling
ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka
memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4.        Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan:
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun
kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b.        Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c.         Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d.        Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar
dalam memberikan resep.
e.         Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-
saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f.         Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.

8
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat
dan klien. Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga
tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
a.         Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
b.        Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
c.         Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti
(subtitute) di dalam memenuhi kekurangan pasien akibat kekuatan fisik,
kemampuan, atau kamauan pasien yang berkurang. Di sini perawat berfungsi untuk
“melengkapinya”. Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase
pemulihan, perawat berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong atau
membantu pasien mendapatkan kembali kemandiriannya. Kemandirian ini sifatnya
relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang tidak bergantung pada orang lain.
Meskipun demikian, parawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan
kesehatan pasien. Sebagai mitra (partner), perawat dan pasien bersama-sama
merumuskan rencana perawatan bagi pasien. Meski diagnosisnya berbeda, setiap
pasien memiliki kebituhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar
tersebut dimodifikasiberdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya, seperti usia,
tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan
intelektual.
Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa
perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Henderson sendiri
mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter  memberi perintah
kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah membantu
pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga dokter.
Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang
ditentukanoleh dokter.

9
2.3     Tujuan Keperawatan Menurut Henderson
Tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah untuk
bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu
klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana
pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko,
cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar.(Aplikasi
model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat
adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk
mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas
kebutuhan dasar pasien. Factor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan
adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandiriannya. Untuk itu
diperlukan fokus intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya
adalah mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan
kekuatan, kemauan, dan pengetahuan.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Teori Virginia Henderson


1. Kelebihan
a. Cara pengkajian dengan melakukan pendekatan dengan teori 14 kebutuhan
dasar manusia virginia henderson dapat menginterpretasi respon klien atau
pasien sehingga pengkajian dapat dilakukan terhadap penyakit yang dialami
pasien.
b. Dapat mengidentifikasi secara holistik kebutuhan dan respon yang
ditimbulkan oleh klien atau pasien untuk digunakan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan dengan menyeluruh dan berkesinambungan berdasarkan
tingkatan kebutuhan dan ketergantungan pasien
c. Sebagai ahli teori keperawatan Henderson telah memberi dampak yang begitu
besar dalam memepengaruhi citra keperawatan sebagai profesi yang
mendunia.
d. Teori-teori yang telah dikemukaan oleh Henderson bukanlah teori atau model
abstrak semata saja melainkan teori yang dibuat berdasarkan

10
keanekaragaman pengalaman yang Ia miliki selama mendedikasikan
kecintaannya pada dunia keperawatan.
e. Henderson mengasumsikan bahwa perawat adalah profesi yang unik dan
mandiri karena keperawatan adalah profesi yang dapat berkerja sendiri atau
mandiri bersama tim kesehatan lainya bukan hanya karena instruksi dari
dokter.
f. Henderson mengemukakan model dan teori dasar keperawatannya dengan
menghubungkannya dengan aktivitas sehari-hari.
g. Dalam pemaparan model dan teori dasar keperawatannya, Henderson
memberikan gambaran bagaimana tugas seorang perawat.
h. Teori henderson berpendapat bahwa melakukan pendekatan terhadap pasien
dengan tahapan-tahapan seperti: mengkaji dan melakukan berbagai usaha
pendekatan dapat mengoptimalkan perkembangan pemulihan pasien lebih
cepat.
i. Model dan teori kebutuhan dasar yang diungkapkan Henderson bekerja secara
berkesinambungan untuk mendapatkan kemandirian yang menjadi tujuan
utama dalam teori ini, tahapan yang berupa mengkaji, menganalisis hingga
mengevaluasi segala proses pemulihan kemandirian
j. Henderson mengungkapkan bahwa manusia adalah makhluk yang dalam
perkembangan sehat, sakit hingga mati membutuhkan orang lain.
k.Teori Henderson menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak bisa
dipisahkan karena itu Ia memuat kebutuhan psikologis dan spritual dalam 14
komponen kebutuhan dasar manusia.
i. Berbagai asumsi model dan teori keperawatan Henderson memiliki kesesuaian
dengan riset ilmuan Maslow yang bisa dikatakan sebagai validitas teori
Henderson
m. Dalam model dan teori dasar keperawatan Henderson, Ia mengatakan bahwa
keperawatan adalah kepedulian kepada orang lain,dan tugas perawat langsung
berhubungan dengan pasien.

11
2. Kelemahan
a. Model dan teori Henderson hanya mendasarkan segala tugas perawat hanya
pada fokus akan salah satu pihak yaitu pada penyembuhan atau pemulihan
secara fisik saja.
b. Teori Henderson mengungkapkan segala komponen dasar manusia,Hubungan
antara pasien dan perawat, pendekatan dengan berbagai tahapan, bahkan
pengaplikasian teori tersebut hanya berfokus pada terwujudnya kemandirian
pasien.
c. Model dan teori dasar keperawatan dalam teori Virginia Henderson hanya di
berfokus pada 14 komponen kubutuhan dasar manusia yang Ia ungkapkan.
d. Pada teori virgina Henderson tidak memuat tentang adanya riwayat kesehatan
seperti: riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan masa lalu, keluhan
pasien.
e. Ketidaksesuaian pada butir sebelumnya menyebabkan ketidaksesuaian
pencantuman riwayat kesehatan keluarga dalam kemampuan menghindari
bahaya dan trauma pada lingkungan dalam pengkajian dan pendekatan teori
Virginia Henderson

2.5 Pegaplikasian Teori Viriginia Henderson ke dalam sebuah Kasus


Henderson mengembangkan sebuah model teori yang dikenal dengan “The
Actifities of Living”. Henderson menekankan beberapa aspek dari konsep sosial /
lingkungan. Henderson mendukung peranan pribadi dan masyarakat dalam menjaga
kesehatan. Henderson mengetahui bahwa masyarakat membutuhkan perawat dalam
membantu orang tidak mampu hidup mandiri, dan sebaliknya perawat juga
mengaharapkan masyarakat memberikan sumbangan terhadap pendidikan keperawatan.
Definisi keperawatan menurut Henderson perawat berkaitan erat dengan aplikasi
penanganan kesehatan yang berinteraksi langsung denga pasien dengan mengubah
kondisi pasien dari yang semula tidak mampu atau bergantung menjadi mandiri dengan
menerapkan 14 komponen penanganan perawatan (Baitynb, 2014) seperti:

12
 Pengkajian Perawat melakukan penilaian dengan berdasarkan 14 komponen
kebutuhan dasar yang dapat dilakukan pendekatan yang meliputi
psikologis,sosial dan spritual dengan demikian maka perawat dapat mengenali
kebutuhan yang diperlukan pasien sehingga dapat diterapkan untuk pengkajian
dan persiapan.
 Observasi Menganalisis dengan mengunakan indra berupa indra
penglihatan,pendengaran dan peraba setelah itu membandingkan dengan
pengetahuan tentang sehat-sakit
 Perencanaan Menurut Henderson, perencanaan adalah akitivitas penyusunan dan
perbaikan susunan perawatan terhadap proses penyembuhan yang telah disususn
bersama antara perawat dengan pasien dan dokumentasi proses bagaimana
perawat memebantu pemulihan dari sakit hingga sembuh.
 Implementasi Proses melakukan penyusunan rencana perawatan yang telah
disusun yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun
dalam rencana perawatan untuk pemulihan dari kondisi sakit atau meninggal
dengan damai.
 Interverensi Tahap dimana dalam pengapilikasianya terlebih dahulu melihat
prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional,
kemampuan intelektual dan fisik individu.
 Evaluasi Dalam kesinambungan tahap-tahap tersebut antara pengkajian,
observasi, perencanaan, implementasi, inteverensi dan yang terakhir adalah
evaluasi yaitu catatan akhir yang berupa perkembangan dalam criteria yang
diharapkan, dalam pencapaian kemandirian pasien dalam melakukan
aktivitasnya seharihari berdasarkan 14 kebutuhan dasar tersebut.
a. Identifikasi masalah dalam kasus
Saat ini, permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh RT 05 Dusun Sejahtera adalah
pandemi COVID 19. Selama pandemi, semua kegiatan posyandu dan posbindu
dihentikan. Kegiatan posyandu balita dilanjutkan dengan kunjugan kader balita ke
rumah untuk memonitoring pertumbuhan dan perkembang balita dan batita di wilayah.

13
Sementara itu, kegiatan posyandu lansia dan posbindu selama pandemi tidak berjalan
sama sekali. Kader posbindu dan posyandu lansia tidak dapat melakukan kunjugan
rumah dikarenakan kesibukan mereka. Pada RT 05 Dusun Sejahtera jumlah kader
adalah 3 orang, 1 kader posyandu balita, 1 kader posbindu, dan 1 kader posyandu
lansia. Jumlah kader yang terbatas dan sibuknya kegiatan masing-masing dari kader
menyebabkan adanya kesulitan dalam menjalankan dan memodifikasi kegiatan
posyandu dan posbindu selama COVID 19 sesuai dengan protocol kesehatan yang
berlaku. Selain itu, permasalahan lainnya yang muncul pada warga adalah kepatuhan
warga terhadap protocol kesehatan selama pandemic COVID 19. Selain itu,
permasalahan lainnya yang muncul pada warga adalah kepatuhan warga terhadap
protocol kesehatan selama pandemic COVID 19. (Kebutuhan menghindari bahaya).

b. Intervensi dengan menggunakan model teori handerson

Peran
Peran perawat
Peran dokter
perawat
dokter

kader dan masyaraka Peran


Kader dan masyaralkat
Peran pe-ngasuh

Intervensi hari ke-1 3 minggu setelah intervensi

14
Dokter
perawat
dokter perawat

Kader dan masyarakat


Kader dan masyarakat
Peran pe-ngasuh

5 minggu setelah intervensi 7 minggu setelah intervensi

- Perawat pada awalnya melakukan apa yang pengasuh dan keluarga tak mampu
lakukan, terutama memenuhi kebutuhan menghidari bahaya covid dengan
memberikan edukasi protocol kesehatan covid 19 dan berkolaborasi dengan tim
kesehatan lain untuk memberikan pendidikan.
- Kemudian perawat memberikan edukasi terkait protokol kesehatan dan
mengalami perubahan pada masyarakat tersebut setalah dilakukannya 7 minggu
setelah intervensi kader dan masyarakat tersebut mengalami perubahan secara
mandiri.

15
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan

Teori hardeson dapat di aplikasikan dalam keperawatan komunitas karena teori


tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan melatih individu atau masyarakat
secara mandiri. Konsep teori ini mempermudah kita sebagai pelayanan kesehatan
mencangkup semua kebutuhan yang sedang dibutuhkan dari setiap kader maupun
masyarakat setempat.

Saran

Dalam penerapan teori ini, kita sebagai perawat disarankan untuk mempunyai
kemampuan komunikasi yang baik dan juga pengetahuan mengenai biologi, psikologi,
spiritual dan social yang baik agar tercapainya tujuan dari keperawatan komunitas
model ini.

16
Daftar Pustaka

Alligood, M. R. (2014). Nursing theorists and their work, eighth edition. In Elsevier
Mosby. https://doi.org/10.5172/conu.2007.24.1.106a

Marlaine C. Smith, M. E. P. (2015). Nursing Theories and Nursing Practice.

Melanie McEwen, E. M. W. (2011). Theoretical Basis for Nursing (3 Edition).


Lippincott Williams & Wilkins. Copyright.

Melanie McEwen, E. M. W. (2014). Theoretical Basis for Nursing (4 Edition).


Lippincott Williams & Wilkins. Copyright.

17

Anda mungkin juga menyukai