DALAM ISLAM
OLEH:
UMU HANI EDI NAWANGSIH
DEFINISI BIDAN
Seseorang yg telah mengikuti prog pendidikan bidan yg diakui di negaranya, telah lulus
dari pendidikan tsb, serta memenuhi kualifikasi u/ didaftar (register) dan atau memiliki ijin
yg sah (lisensi) u/ melakukan praktik bidan.
DEFINISI BIDAN MENURUT IBI
Seorang perempuan yg lulus dari pendidikan bidan yg diakui pemerintah dan organisasi
profesi di wilayah Negara republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi u/
diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi u/ menjalankan praktik kebidanan
FALSAFAH KEBIDANAN
Individu/klien
Bidan Ibu & anak
Lingkungan
Pengkajian
Evaluasi
Manajemen Kebidanan
Diagnoasa
Pelaksanaan
Rencana
PERNIKAHAN DALAM ISLAM
PENDIDIKAN PRANIKAH
Perkawinan/ pernikahan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Ps.1 UU No.1/1974 tentang Perkawinan).
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan
hak reproduksi untuk meujudkan keluarga yang berkualitas, yaitu keluarga yang dibentuk
berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berawawasan kedepan, bertanggungjawab, harmonis dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
HUKUM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI
masalah cara kerjanya, apakah mencegah kehamilan (man’u al-haml) atau menggugurkan
kehamilan (isqot al-haml)
sifatnya apakah ia hanya pencegah kehamilan sementara atau bersifat pemandulan
permanen (ta’qim)
masalah pemasangannya – bagaimana dan siapa yang memasang alat kontrasepsi
tersebut. Hal berkaitan dengan masalah hukum melihat aurat orang lain
implikasi alat kontrasepsi terhadap kesehatan penggunanya.
masalah bahan yang digunakan untuk membuat alat kontrasepsi tersebut.
ABORSI MENURUT PANDANGAN ISLAM
aborsi adalah penghentian kehamilan dengan cara menghilangkan atau merusak janin
sebelum kelahiran.
Aborsi boleh jadi dilakukan dengan cara spontan atau keluar dengan spontan atau
dikeluarkan secara paksa.
Aborsi spontan (abortus spontaneus), yang dalam fikih disebut “al isqath al ‘afwu” yang
berarti keguguran /aborsi yang dimaafkan. Pengguguran/aborsi yang terjadi seperti ini tidak
memiliki akibat hukum apapun.
LARANGAN MELAKUKAN ABORSI
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. kamilah yang akan
memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah
suatu dosa yang besar.” (QS. Al-Isra: 31).
FATWA MUI TENTANG ABORSI
Imam Al Ghazaly dari kalangan madzhab Syafi’i dalam Ihya’ ‘Ulumud Dien berpendapat
“ jika nuthfah (sperma) telah ber- campur dengan ovum dalam rahim dan siap menerima
ke- hidupan, maka merusaknya dipandang sebagai tindak pidana.
Ulama Al Azhar, menjelaskan : “Jika aborsi dilakukan sebelum nafkhil ruh (peniupan ruh
dari Allah), maka tentang hukumnya terdapat 4 pendapat :
1. Boleh/mubah secara mutlak, tanpa harus adanya alasan medis. Ini menurut ulama Zaidiyah,
sekelompok ulama Hanafi, walaupun sebagian mereka membatasi dengan keharusan adanya
alasan medis. Sebagian ulama Syafi’i serta sejumlah ulama Maliki dan Hambali.
2. Mubah, karena ada alasan medis dan makruh jika tanpa alasan medis. Ini menurut pendapat
Hanafi dan sekelompok ulama Syafi’i.
3. Makruh secara mutlak. Ini pendapat sebagain ulama Maliki
4. Haram. Ini menurut pendapat yang dipedomani ulma Maliki dan sejalan dengan madzhab
Dhahiri yang meng- haramkan ‘azl (coitus interuptus). Hal ini disebabkan telah adanya
kehidupan pada janin yang memungkinkannya tumbuh kembang.
MENYUSUI
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi makan dan Pakaian
kepada para ibu dengan cara ma’ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan Karena anaknya dan
seorang ayah Karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya
ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan,
Maka tidak ada dosa atas keduanya (QS Al-Baqarah: 233).
AQIQAH DAN MEMBERI NAMA YANG BAIK
Hadits Nabi SAW Riwayat Ahmad dan Tirmidzi, artinya “Anak yang baru lahir menjadi
gadai dengan aqiqah yang disembelih pada hari ke tujuh dan hari itu juga hendaklah
dicukur rambutnya dan diberi nama”
Hadits Nabi SAW : “Hak anak terhadap orangtua adalah memberi nama yang baik,
mendidik sopan santun (adab), mengajari tulis menulis dan renang dan memanah dan tidak
memberi makan kecuali yang baik, dan menikahkan apabila telah dewasa”.
BUDAYA ISLAM DALAM ILMU KEBIDANAN
Terdapat juga beberapa hal saat ini yang masih mengikuti budaya atau tradisi turun
temurun dan beberapa mitos seputar kehamilan dan persalinan, antara lain:
1. Budaya Ngapati (4 bulanan)
2. Budaya Mitoni (7 bulanan)
3. Membawa atau memasang gunting kecil pada pakaian agar terhindar dari bahaya.
4. Dilarang membunuh binatang karena bisa menyebabkan bayi yang dikandungnya
lahir cacat.
5. Ibu hamil dan nifas dilarang makan makanan yang amis-amis karena apabila ada
luka/robekan jalan lahir lukanya akan lama sembuhnya sehingga bernanah
TERIMA KASIH