Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASKEB Fisiologis Pranikah dan Pra Konsepsi Tentang Jarak


Kehamilan

OLEH KELOMPOK 9 :

Neng Rina Urfa (2215201011)


Novia Sagita (2215201055)
Nur Indah (2215201062)
Pengertian Jarak Kehamilan

 Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan kehamilan anak yang pertama
dengan kehamilan anak berikutnya. Jarak kehamilan terlalu dekat adalah jarak antara kehamilan
satu dengan kehamilan berikutnya kurang dari 2 tahun (24 bulan). Jarak ideal antar kehamilan
adalah lebih dari 2 tahun, dengan demikian memberi kesempatan pada tubuh untuk
memperbaiki persediannya dan organ – organ reproduksi untuk siap mengandung lagi (Susanti,
2018).
Faktor yang Mempengaruhi Jarak Kehamilan

 Kelompok Ibu

Di Pedesaan Faktor yang pertama adalah daerah tempat tinggal ibu. Asumsi yang dapat
ditegakkan dari hasil ini adalah karena di perdesaan jumlah, jenis dan pelayanan di fasilitas
kesehatan masih terbatas. Minimnya tenaga kesehatan di perdesaan bisa juga menjadi salah satu
faktor yang mengakibatkan kurangnya tenaga penyuluh atau tenaga yang memberikan informasi
penting terkait dengan risiko kehamilan dan persalinan kepada masyarakat.
2. Pendidikan
Faktor kedua yaitu tingkat pendidikan ibu memiliki pengaruh terhadap risiko kehamilan jarak
kurang dari 2 tahun. Hal ini dapat diasumsikan karena ibu yang berpendidikan rendah (setingkat SD
atau bahkan tidak sekolah) memiliki tingkat pengetahuan dan pengertian yang rendah pula terhadap
bahaya dan risiko kehamilan jarak kehamilan kurang 2 tahun. Mereka dianggap kurang sering terpapar
dengan informasi terkait kesehatan reproduksi yang mana menjadi makin diperparah dengan kurang
aktifnya tenaga kesehatan atau pun kader dalam menyampaikan informasi kesehatan reproduksi (risiko
kehamilan dan persalinan
3. Status Ekonomi
Faktor yang ketiga adalah status ekonomi rumah tangga mempunyai hubungan yang bermakna
dengan risiko kehamilan kurang dari 2 tahun. Ibu dengan tingkat ekonomi lemah akan sulit mengakses
pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan sehingga makin memperburuk risiko yang harus
dialaminya. Kurangnya akses ke pelayanan kesehatan, baik dari segi informasi maupun pelayanan
kesehatan lain seperti pelayanan pemeriksaan dan pengobatan, layanan KB dan sebagainya.
4. Tidak Menginginkan Kehamilannya
Faktor keempat adalah keinginan ibu untuk hamil. Hal ini dapat diasumsikan bahwa
seorang ibu yang memang menginginkan kehamilannya itu akan benar-benar mempersiapkan
masa kehamilan dan waktu persalinannya dengan baik dan cermat. Sebaliknya jika seorang ibu
tidak menginginkan kehamilan tersebut bisa jadi karena hamil di luar pernikahan atau karena
kondisi fisik dan mental yang sudah tidak memungkinkan dia untuk hamil dan bersalin.
5. Kesulitan akses di Pelayanan Kesehatan

Faktor kelima yaitu pelayanan kesehatan setelah melahirkan. Dalam program pelayanan
kesehatan postpartum ada 7 jenis pelayanan, diantaranya adalah konseling dan pelayanan
kesehatan KB, konseling kesehatan ibu dan anak, serta perawatan bayi baru lahir

6. Umur Akibat telatnya menikah serta terkejar oleh faktor usia, di Indonesia wanita di atas usia
30 tahun banyak yang memiliki jarak pendek untuk melahirkan anak sebelum mereka berusia 35
tahun ke atas
Komplikasi Kehamilan dan Kelahiran

 1. Plasenta Abrupsi
Kondisi dimana terlepasnya plasenta dari rahim sebelum janin dilahirkan, dan kondisi ini
dapat menyebabkan kematian janin. Kenapa demikian? karena plasenta itu ada organ yang
menyediakan makanan bagi janin ketika masih di dalam rahim.Risiko lainya yaitu
menempelnya plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks, dalam istilah medisnya disebut
Plasenta Previa.
Meningkatkan Resiko Perdarahan dan Kematian Saat
Melahirkan

Penelitian menunjukkan bahwa jarak antar-kehamilan yang hanya kurang dari 12 bulan,
dapat meningkatkan risiko kematian pada sang ibu. Selain itu, penelitian juga menyebutkan
bahwa kematian pada ibu dapat disebabkan karena terjadi perdarahan pascapersalinan. Rahim
ibu yang jarak kehamilannya terlalu dekat belum siap untuk menampung dan menjadi tempat
tumbuh kembang janin yang baru.
Kelahiran mati atau kecacatan

Kelahiran mati dapat terjadi akibat rahim dan fungsi tubuh ibu yang belum siap
untuk menunjang kehidupan janin yang baru. Ketika janin yang baru tumbuh dan
berkembang, tubuh tidak dapat memberikan pasokan makanan dan mempersiapkan
kebutuhan janin secara maksimal.
Berat badan lahir rendah dan kelahiran premature

Sekitar 4 juta bayi meninggal setiap tahunnya akibat lahir prematur. Penelitian yang
dilaporkan dalam Journal of The American Medical Association mengatakan bahwa ibu yang
sudah hamil kembali setelah 6 bulan kelahiran meningkatkan 40% risiko melahirkan anak
prematur dan meningkatkan 61% risiko anak lahir dengan berat badan yang rendah. Beberapa
penelitian menyatakan bahwa jarak kehamilan yang dekat tidak memberikan ibu cukup waktu
untuk pulih dari stress fisik yang terjadi akibat kehamilan sebelumnya.
Perspektif Sosial Budaya Terhadap Jarak Kehamilan

Istilah "banyak anak banyak rezeki" yang berkembang di masyarakat Indonesia lahir dari
kaum petani dan nelayan pada masa paska kemerdekaan. Istilah ini tumbuh dan berkembang di
masyarakat dengan anggapan bahwa anak merupakan sumber rezeki dan penjamin
kesejahteraan keluarga. Banyak anak banyak rezeki timbul dengan pemikiran bahwa setiap
anak diberi rezeki oleh Tuhan, dan kemudian rezeki tersebut digabungkan menjadi satu
sehingga banyak anak akan membawa banyak rezeki.
Perspektif Agama Terhadap Jarak Kehamilan

Pada zaman Rasulullah saw tidak ada seruan luas untuk ber-KB, atau mencegah
kehamilan ditengah-tengah kaum muslimin. Tidak ada upaya dan usaha yang serius untuk
menjadikan al-„azl sebagai amalan yang meluas dan tindakan yang populer di tengah-tengah
masyarakat. Sebagian sahabat Rasulullah saw. yang melakukannya pun tidak lebih hanya pada
kondisi darurat, dan ketika hal itu diperlukan oleh keadaan pribadi mereka. Oleh karena itu,
Nabi Muḥammad saw. tidak menyuruh dan tidak melarang al-‟azl. pada masa kita sekarang
ini, umat manusia banyak menciptakan alat untuk menciptakan berbagai cara dan alat untuk
menghentikan kehamilan
Hukum KB Menurut Islam Mubah (boleh), sunnah, wajib,
makruh atau haram

a. Hukumnya mubah ini bisa berubah sesuai dengan situasi dan kondisi individu muslim yang
bersangkutan dan juga memperhatikan perubahan zaman, tempat dan keadaan masyarakat atau
Negara. Kalau seorang Muslim melaksanakan KB dengan motivasi yang hanya bersifat pribadi
misalnya ber-KB untuk menjarangkan kehamilan atau kelahiran atau untuk menjaga kesehatan
badan si ibu, hukumnya boleh.
b. Hukumnya Sunnah kalau seorang ber-KB disamping punya motivasi yang bersifat pribadi seperti
kolektif dan nasional seperti untuk kesejahteraan masyarakat atau Negara, maka hukumnya bisa sunnah
atau wajib tergantung keadaan masyarakat dan Negara.

c. Hukum ber-KB bisa menjadi makruh bagi pasangan suami istri yang tidak menghendaki kehamilan si
istri, padahal suami-istri tersebut tidak ada hambatan atau kelainan untuk mempunyai keturunan. Sebab hal
yang demikian itu bertentangan dengan tujuan perkawinan menurut agama, yakni untuk menciptakan
rumah tangga yang bahagia dan untuk mendapatkan keturunan yang sah yang diharapkan menjadi anak
yang saleh sebagai generasi penerus.
d. Hukum ber-KB juga menjadi haram, apabila orang melaksanakan KB dengan cara
yang bertentangan dengan norma agama. Misalnya dengan cara vasektomi
(sterilisasi suami) dan abortus (pengguguran).
Adapun ayat-ayat al-Qur‟an yang dapat dijadikan dalil untuk dibenarkan berKB antara lain dalam
Q.S al-Baqarah/233 sebagai berikut yang Terjemahnya: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya
selama dua tahun penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban ayah memberi
Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf. seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kadar kesanggupannya. janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah
karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua
tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika
kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
melihat apa yang kamu kerjakan.
THANKS YOU

Anda mungkin juga menyukai