PENDAHULAN
tubuh ibu dan lingkungannya. Selama kehamilan, sistem tubuh wanita mengalami
dalam rahim. Meskipun kehamilan, persalinan, dan kelahiran adalah proses alami,
komplikasi bisa timbul kapan saja dan dapat memiliki dampak serius pada kesehatan ibu
Persalinan sangat dipengaruhi oleh lima faktor utama yaitu power (kekuatan ibu,
kontrasi dan kekuatan mengejan), passage atau penumpang (janin, plasenta dan cairan
ketuban), passage (jalan lahir), psikologi dan penolong persalinan. Faktor power,
passage dan passanger merupakan faktor fisik dan sangat dipengaruhi oleh fisik dan
sistem tubuh ibu senndiri, sedangkan psikologi dan penolong lebih ke arah faktor sosial.
Semua faktor tersebut dibuktikan berpengaruh signifikan terhadap lama suatu proses
merupakan faktor sosial ternyata faktor psikologi. Persiapan optimal kelima faktor
pada fase peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut WHO tahun 2018,
remaja adalah individu yang berusia 10-19 tahun. Di Indonesia, terdapat beberapa
definisi yang berlaku, misalnya menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 25 tahun
2014, remaja dianggap sebagai kelompok usia 10-18 tahun menurut Kementerian
Nasional (BKKBN) tahun 2015, rentang usia remaja adalah 10-24 tahun, dengan syarat
belum menikah. Hal ini menunjukkan adanya variasi definisi usia remaja di Indonesia
berdasarkan berbagai lembaga dan peraturan yang berlaku (Ayu et al., 2020).
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada seorang wanita dengan usia
kurang dari 20 tahun. Padahal, kehamilan pada rentang usia ini dapat meningkatkan
mengakibatkan risiko komplikasi yang signifikan bagi ibu dan bayi yang dikandungnya,
kematian bayi baru lahir, perdarahan, dan perlunya tindakan operasi obstetrik (Hindiarti,
2019).
Penyebab dari masalah ini sangat beragam, meliputi kemiskinan, akses pendidikan
dan kesempatan kerja yang terbatas, kesenjangan gender, tempat tinggal di pedesaan,
mengenai kesehatan seksual dan reproduksi (SRH). Status perkawinan juga merupakan
faktor penting terkait dengan kehamilan remaja, di mana banyak anak perempuan
menghadapi tekanan besar untuk menikah. Di banyak masyarakat, anak perempuan
yang sudah menikah juga mengalami tekanan untuk segera memiliki anak, sehingga
sekitar 90% dari seluruh kehamilan remaja terjadi dalam konteks pernikahan (Phiri et
al., 2023).
sebanyak 12,8 juta kelahiran terjadi pada ibu yang berusia 15-19 tahun setiap tahunnya
atau 44 kelahiran per 1000 remaja perempuan. Angka kelahiran remaja paling rendah di
Negara berpenghasilan tinggi (12 kelahiran per 1000) dan tertinggi di Negara
berpenghasilan rendah (97 kelahiran per 1000). Beberapa faktor berkontribusi terhadap
berada di bawah tekanan untuk menikah dan mempunyai anak. Pada tahun 2021,
perkiraan jumlah pengantin anak di seluruh dunia adalah 650 juta, pernikahan pada
remaja menempatkan anak perempuan pada peningkatan risiko kehamilan karena anak
perempuan yang menikah pada usia dini biasanya memiliki otonomi yang terbatas untuk
hamil karena prospek pendidikan dan pekerjaan mereka terbatas. Seringkali dalam
masyarakat seperti ini, peran sebagai ibu di dalam atau di luar perkawinan/perkawinan
dihargai, dan perkawinan atau perkawinan dan melahirkan anak mungkin merupakan
pilihan terbaik dari pilihan terbatas yang tersedia bagi remaja perempuan.
Survei Badan Pusat Statistika (BPS) Indonesia tahun 2019 menunjukkan bahwa
Persentase Perempuan hamil Berumur 15-19 tahun mencapai 47 per 100 kehamilan. 1
dari 9 anak perempuan menikah di Indonesia . Perempuan umur 20-24 tahun yang
menikah sebelum usia 18 tahun. Pada tahun 2018, diperkirakan mencapai sekitar
1.220.900 dan angka ini menempatkan Indonesia pada 10 negara dengan angka absolut
Dari latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah pada peneitian ini
bagaimana pengaruh kehamilan usia remaja terhadap durasi proses persalinan kala I dan
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kehamilan usia remaja
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dan aplikativ:
yang pernah dilakukan sebelumnya dan menjadi bahan evaluasi bagi pihak
2. Bagi Penelitian, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber rujukan untuk
selanjutnya.
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam
Tinjauan Pustaka
1.1 Kehamilan
1.1.1 Definisi
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi antara pertemuan sel sperma dan ovum
didalam indung telur (ovarium) atau yang disebut dengan konsepsi hingga tumbuh
menjadi zigot lalu menempel didinding rahim, pembentukan plasenta, hingga hasil
konsepsi tumbuh dan berkembang sampai lahirnya janin tumbuh dan berkembang di
dalam uterus. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7
hari), dihitung dari hari pertama haid terakhir (Efendi et all, 2022).
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Lama kehamilan menurut Romauli
normalnya berlangsung selama 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar
months). Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester) yaitu, kehamilan triwulan I antara
0 -12 minggu, kehamilan triwulan II antara 12 - 28 minggu, dan kehamilan triwulan III
antara 28 – 40 minggu. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah
peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan berakhir dengan permulaan
Setiap bulan, ovum hanya dilepaskan satu kali, biasanya sekitar hari ke-14 pada
siklus menstruasi 28 hari. Siklus menstruasi bervariasi pada setiap orang. Ada beberapa
a) Berdasarkan hari pertama menstruasi ditambah 12 dan berlangsung selama tujuh hari.
Contohnya, jika menstruasi dimulai pada tanggal 5, maka masa suburnya adalah tanggal
b) Melakukan pengukuran suhu basal karena saat ovulasi terjadi pelepasan telur dan
Saat ejakulasi, sperma akan ditampung di dalam vagina. Bentuk sperma yang
mirip kecebong dengan kepala lonjong dan ekor panjang memungkinkan sperma
bergerak masuk melalui kanalis serviks dan kavum uteri, kemudian menunggu
kedatangan sel telur di dalam tuba. Jika ovulasi terjadi pada saat itu, kemungkinan besar
Ketika kepala sperma masuk ke dalam ovum dan meninggalkan ekornya, inti-
inti sel bertemu dan mencari pasangan kromosomnya. Awalnya, inti sel membelah
menjadi dua dan terus berlanjut hingga seluruh ruang ovum penuh dengan hasil
pembelahan sel, yang disebut morula. Pembelahan sel terus berlanjut hingga
membentuk ruang dalam yang berisi cairan, yang disebut blastokista. Sementara itu,
bagian luar dinding telur memiliki rumbai-rumbai yang disebut villi, yang akan
menanamkan diri pada lapisan dalam rahim yang telah siap menerima dalam bentuk
reaksi decidua.
diri pada dinding rahim dalam proses yang disebut nidasi atau implantasi. Waktu yang
dibutuhkan dari saat pembuahan, fertilisasi, kehamilan, hingga nidasi adalah sekitar 6-7
Dengan adanya kehamilan maka sistem tubuh wanita mengalami perubahan yang
mendasar untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim selama
fisiologis, tetapi penyulit dapat muncul kapan saja, dan dapat memberikan dampak
serius pada ibu dan janin. Istilah kehamilan risiko tinggi (kehamilan berisiko) digunakan
kemungkinan mortalitas atau morbiditas ibu atau janin Tanda-tanda dugaan seseorang
mengalami kehamilan :
Tanda dan gejala kehamilan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu tanda-
tanda pasti dan tanda-tanda mungkin. Tanda-tanda pasti kehamilan melibatkan beberapa
indikator yang dapat dengan pasti menegaskan kehamilan, seperti mendengar bunyi
jantung janin, melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak, serta melihat rangka
janin menggunakan sinar rontgen atau ultrasound. Namun, tanda-tanda pasti ini baru
dapat dipastikan setelah mencapai usia kehamilan sekitar empat bulan. Penggunaan
sementara bunyi jantung janin dapat didengar pada usia kehamilan 12 minggu.
trimester pertama, meskipun kehamilan hanya dapat diduga. Tanda-tanda ini melibatkan
perubahan fisik dan biologis pada tubuh ibu hamil. Tanda-tanda objektif mencakup
perubahan bentuk dan konsistensi rahim, perubahan pada serviks, kontraksi Braxton
Hicks, serta ballottement yang dapat dilihat melalui pemeriksaan dalam maupun luar.
Selain itu, pembesaran perut, keluarnya colostrum, dan hyperpigmentasi pada kulit juga
pergerakan anak, sering buang air kecil akibat tekanan rahim pada kandung kemih, dan
perasaan nyeri serta keberatan pada payudara. Namun, penting untuk diingat bahwa
tanda-tanda mungkin ini hanya bersifat indikatif dan harus dikonfirmasi oleh
profesional medis untuk mendapatkan diagnosis yang pasti (Kusmiyati et all, 2008).
beratnya meningkat dari 30 gram menjadi 1000 gram, dengan ukuran panjang 32 cm,
lebar 24 cm, dan muka belakang 22 cm. Pertumbuhan uterus ini tidak merata, dengan
area implantasi ovum dan insersi plasenta tumbuh lebih cepat. Selain itu, cervix menjadi
lunak dan pembuluh darah dalam cervix bertambah, menyebabkan oedema dan
pembuluh darah, kekenyalan, dan reaksi asam dengan pH 3,5-6,0, membantu dalam
persiapan persalinan.
menghilang setelah bulan ke-4 kehamilan. Dalam hal dinding perut, pada kehamilan
memanjang atau serong pada perut. Kulit juga mengalami hyperpigmentasi, terutama
pada areola mammae, papilla mammae, dan linea alba, meskipun gejala ini umumnya
menghilang setelah persalinan. Payudara membesar karena hypertophi alveoli, dan vena
kadar zat lemak dalam darah naik. Volume darah meningkat, terutama volume plasma,
meskipun ini menyebabkan penurunan kadar Hb. Jantung menanggung beban ekstra
karena peningkatan volume darah dan perluasan pengaliran, serta adanya fetus dan
placenta.
berkurang, kadang menyebabkan mual dan kembung. Tonus usus juga menurun,
Adaptasi fisiologi ini diikuti oleh perubahan hormonal, termasuk produksi hCG
oleh sel-sel trofoblas, hPL oleh sel-sel synsitiotrophoblas, dan estrogen oleh ovarium
dan plasenta. Perubahan ini mempengaruhi berbagai aspek fisik dan emosional pada
wanita hamil, menciptakan perasaan campuran antara kegembiraan, cemas, dan kasih
sayang. Hal ini menandai awal dari perjalanan kehamilan yang kompleks dan menuntut.
(Masriroh, 2013).
Keluhan selama kehamilan merupakan kondisi subyektif yang dialami oleh individu
b. Perasaan Negatif atau Mual: Terutama saat mencium bau yang kuat.
vagina.
Pada periode ini, keluhan-keluhan subyektif biasanya berkurang. Jika ibu hamil
masih mengalami keluhan yang mirip dengan triwulan I, perlu diwaspadai adanya
faktor-faktor psikologis. Ibu hamil pada triwulan ini biasanya telah beradaptasi dengan
kehamilannya, perasaannya lebih stabil, dan ibu dapat merasakan pengalaman baru,
seperti gerakan bayi dan detak jantung janin melalui alat doptone atau pemeriksaan
ultrasonografi (USG). Triwulan II dianggap sebagai fase aman kehamilan, di mana ibu
memerlukan rujukan.
c. Edema pada Kaki: Perlu dicurigai sebagai gejala dari trias klasik eklamsi.
plasenta.
f. Pecah Ketuban: Perlu diwaspadai jika cairan keluar di tempat tidur siang atau
g. Sering Kencing: Disebabkan oleh penekanan pada kandung kemih akibat kepala
h. Aspek Psikologis: Pada masa ini, ibu hamil umumnya merasa senang karena
1.1.1 Definisi
Persalinan merupakan suatu proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Indah, 2019).
Tanda-tanda persalinan meliputi beberapa hal yang dapat diidentifikasi secara klinis.
Pertama, ibu mungkin merasa dorongan untuk meneran seiring dengan munculnya
kontraksi. Kedua, terdapat peningkatan tekanan yang dirasakan oleh ibu pada daerah
rektum dan vagina. Selanjutnya, perineum dapat terlihat menonjol. Kemudian, terjadi
pembukaan pada vulva, vagina, dan sfingter ani. Terakhir, terjadi peningkatan dalam
pengeluaran lendir yang bercampur dengan darah. Namun ada 3 tanda yang paling
1. Kontraksi
Ibu merasakan kontraksi yang kuat dan teratur, disertai rasa nyeri yang menjalar dari
pinggang hingga paha. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon oksitosin yang secara
fisiologis membantu dalam proses pengeluaran janin. Ada 2 macam kontraksi yang
pertama kontraksi palsu (Braxton hicks) dan kontraksi yang sebenarnya. Pada
kontraksi palsu berlangsung sebentar, tidak terlalu sering dan tidak teratur, semakin
semakin lama, dan makin kuat terasa, diserta mulas atau nyeri seperti kram perut.
Perut bumil juga terasa kencang. Kontraksi bersifat fundal recumbent/nyeri yang
dirasakan terjadi pada bagian atas atau bagian tengah perut atas atau puncak
kehamilan (fundus), pinggang dan panggul serta perut bagian bawah. Tidak semua
ibu hamil mengalami kontraksi (His) palsu. Kontraksi ini merupakan hal normal
2. Pembukaan serviks
Pada primigravida >1,8cm dan multigravida 2,2 cm biasanya pada ibu hamil dengan
kehamilan pertama, terjadinya pembukaan ini disertai nyeri perut. Sedangkan pada
kehamilan anak kedua dan selanjutnya, pembukaan biasanya tanpa diiringi nyeri.
Rasa nyeri terjadi karena adanya tekanan panggul saat kepala janin turun ke area
tulang panggul sebagai akibat melunaknya rahim. Untuk memastikan telah terjadi
toucher)
Dalam bahasa medis disebut bloody show karena lendir ini bercampur darah. Itu
terjadi karena pada saat menjelang persalinan terjadi pelunakan, pelebaran, dan
penipisan mulut rahim. Bloody show seperti lendir yang kental dan bercampur darah.
Menjelang persalinan terlihat lendir bercampur darah yang ada di leher rahim tsb
akan keluar sebagai akibat terpisahnya membran selaput yang menegelilingi janin
membungkus janin, terdapat cairan ketuban sebagai bantalan bagi janin agar
terlindungi, bisa bergerak bebas dan terhindar dari trauma luar. Terkadang ibu tidak
sadar saat sudah mengeluarkan cairan ketuban dan terkadang menganggap bahwa
yang keluar adalah air pipisnya. Cairan ketuban umumnya berwarna bening, tidak
berbau, dan akan terus keluar sampai ibu akan melahirkan. Keluarnya cairan ketuban
dari jalan lahir ini bisa terjadi secara normal namun bias juga karena ibu hamil
mengalami trauma, infeksi, atau bagian ketuban yang tipis (locus minoris) berlubang
dan pecah. Setelah ketuban pecah ibu akan mengalami kontraksi atau nyeri yang
lebih intensif.
Terjadinya pecah ketuban merupakan tanda terhubungnya dengan dunia luar dan
membuka potensi kuman/bakteri untuk masuk. Karena itulah harus segera dilakukan
penanganan dan dalam waktu kurang dari 24 jam bayi harus lahir apabila belum lahir
dalam waktu kurang dari 24 jam maka dilakukan penangana selanjutnya misalnya
caesar.
(Rosyati, 2017):
Kemampuan ibu untuk menghasilkan kontraksi rahim yang cukup kuat dan untuk
rahim, panggul, dan jalan lahir bagian bawah, yang memungkinkan janin untuk
c. Passanger (Janin)
Mengacu pada posisi, ukuran, dan kesehatan janin yang mempengaruhi kemampuannya
d. Psikis
Faktor psikologis, seperti tingkat stres, kecemasan, dan persepsi ibu terhadap persalinan,
e. Penolong
Merujuk pada personel medis atau dukun bersalin yang membantu ibu selama proses
persalinan, termasuk bidan, dokter, atau tenaga kesehatan lainnya yang memberikan
kemungkinan terjadinya komplikasi serius selama proses persalinan. Dalam situasi ini,
tindakan medis segera diperlukan untuk melindungi kesehatan ibu dan janin. Beberapa
a. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dengan sedikitnya satu tanda lain atau
gejala preeklamsi.
b. Temperatur lebih dari 38oC, Nadi lebih dari 100 x/menit dan DJJ kurang dari
c. Kontraksi kurang dari 3 kali dalam 10 menit, berlangsung kurang dari 40 detik,
Secara klinis, partus dimulai ketika terjadi kontraksi rahim (his) dan wanita
mengeluarkan lendir bersama dengan darah (bloody show). Lendir ini berasal dari leher
rahim karena leher rahim mulai terbuka atau melebar. Sedangkan darah berasal dari
pembuluh darah kecil di sekitar leher rahim yang pecah akibat pergeseran saat leher
Pada proses persalinan terdiri atas empat tahap yang disebut kala. Tiap kala memiliki
jangka waktu yang tidak sama bergantung pada kesiapan dan kesehatan ibu. Empat kala
Kala I persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri
dengan dilatasi serviks lengkap (pembukaan serviks mulai dari 1 hingga 10 cm).
Pada kehamilan pertama, dilatasi serviks jarang terjadi dalam waktu kurang dari
24 jam. Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu:
a. Fase Laten
Fase laten adalah periode waktu dari awal kontraksi uterus hingga pembukaan
3 cm. Kontraksi menjadi lebih stabil selama fase laten seiring dengan peningkatan
frekuensi, durasi, dan intensitas dari mulai terjadi setiap 10-20 menit, berlangsung
15-20 detik hingga setiap 5-7 menit dan berlangsung 30-40 detik. Berlangsung
selama 8 jam. Menurut Friedman, fase laten pada nulipara rata-rata selama 9 jam
ditetapkan yaitu selama 20 jam pada primipara dan 16 jam pada multipara. Durasi
fase laten sangat sensitif terhadap pengaruh dari luar dan mungkin memanjang
oleh sedasi hebat atau memendek dengan stimulasi. Sensitivitas ini pada
laten. Filosofi pemberi pelayanan dan keinginan klien sering menjadi faktor
keputusan apakah memberi intervensi dengan sedasi atau stimulasi. Saat ini kedua
b. Fase Aktif
Fase aktif adalah periode waktu dari pembukaan 4 cm hingga 10 cm. Frekuensi
dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat yaitu tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Fase aktif dibagi dalam
3 fase, yakni:
- Fase akselerasi; Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
multigravida, yaitu wanita yang telah mengalami lebih dari satu kehamilan, fase-
fase persalinan tersebut cenderung berlangsung dalam durasi yang lebih singkat.
2. Kala II (Pengeluaran)
Kala II persalinan adalah tahap di mana janin dilahirkan. Pada kala II, his menjadi
lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Saat kepala janin sudah
masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan, tekanan pada rektum
dan keinginan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan
menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Dengan his dan kekuatan
simfisis, dahi, muka dan dagu. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan dan anggota badan bayi. Masih ada banyak perdebatan tentang
lama kala II yang tepat dan batas waktu yang dianggap normal. Batas dan lama tahap
lama pada wanita yang mendapat blok epidural dan menyebabkan hilangnya refleks
mengedan.
Kala III persalinan merupakan proses persalinan yang berlangsung sejak janin
lahir sampai plasenta lahir. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri
agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk
menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini
perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka
plasenta akan terlipat, menebal, dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah
lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.
telah lepas dari perlekatannya. Beberapa cara untuk mengetahui apakah placenta
- Perasat Kustner
Tangan kanan meregangkan tali pusat dan tangan kiri menekan simfisis. Jika
tali pusat masuk ke dalam vagina berarti placenta belum lepas dan jika tali pusat
- Perasat Strassmann
Tangan kanan meregangkan tali pusat dan tangan kiri mengetok-ngetok fundus
uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat berarti placenta belum lepas, tapi jika
- Perasat Klein
Ibu diminta meneran sehingga tali pusat tampak keluar dari vagina. Jika
meneran dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke dalam vagina berarti
lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera jika homeostasis
berlangsung dengan baik. Pada tahap ini, kontraksi otot rahim meningkat sehingga
pembuluh darah terjepit untuk menghentikan perdarahan. Pada kala ini dilakukan
observasi terhadap tekanan darah, pernapasan, nadi, kontraksi otot rahim dan
perdarahan selama 2 jam pertama. Selain itu juga dilakukan penjahitan luka
episiotomi. Setelah 2 jam, bila keadaan baik, ibu dipindahkan ke ruangan bersama
bayinya.
Pada proses persalinan terdiri atas empat tahap yang disebut kala. Tiap kala memiliki
jangka waktu yang tidak sama bergantung pada kesiapan dan kesehatan ibu. Empat kala
Kala I persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri
dengan dilatasi serviks lengkap (pembukaan serviks mulai dari 1 hingga 10 cm).
Pada kehamilan pertama, dilatasi serviks jarang terjadi dalam waktu kurang dari
24 jam. Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase, yaitu:
a. Fase Laten
Fase laten adalah periode waktu dari awal kontraksi uterus hingga pembukaan
3 cm. Kontraksi menjadi lebih stabil selama fase laten seiring dengan peningkatan
frekuensi, durasi, dan intensitas dari mulai terjadi setiap 10-20 menit, berlangsung
15-20 detik hingga setiap 5-7 menit dan berlangsung 30-40 detik. Berlangsung
selama 8 jam. Menurut Friedman, fase laten pada nulipara rata-rata selama 9 jam
ditetapkan yaitu selama 20 jam pada primipara dan 16 jam pada multipara. Durasi
fase laten sangat sensitif terhadap pengaruh dari luar dan mungkin memanjang
oleh sedasi hebat atau memendek dengan stimulasi. Sensitivitas ini pada
laten. Filosofi pemberi pelayanan dan keinginan klien sering menjadi faktor
keputusan apakah memberi intervensi dengan sedasi atau stimulasi. Saat ini kedua
b. Fase Aktif
Fase aktif adalah periode waktu dari pembukaan 4 cm hingga 10 cm. Frekuensi
dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat yaitu tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Fase aktif dibagi dalam
3 fase, yakni:
multigravida, yaitu wanita yang telah mengalami lebih dari satu kehamilan, fase-
fase persalinan tersebut cenderung berlangsung dalam durasi yang lebih singkat.
2. Kala II (Pengeluaran)
Kala II persalinan adalah tahap di mana janin dilahirkan. Pada kala II, his menjadi
lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Saat kepala janin sudah
masuk di ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan, tekanan pada rektum
dan keinginan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan
menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his. Dengan his dan kekuatan
simfisis, dahi, muka dan dagu. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan dan anggota badan bayi. Masih ada banyak perdebatan tentang
lama kala II yang tepat dan batas waktu yang dianggap normal. Batas dan lama tahap
lama pada wanita yang mendapat blok epidural dan menyebabkan hilangnya refleks
mengedan.
Kala III persalinan merupakan proses persalinan yang berlangsung sejak janin
lahir sampai plasenta lahir. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri
agak di atas pusat. Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini
perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka
plasenta akan terlipat, menebal, dan kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah
lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam vagina.
telah lepas dari perlekatannya. Beberapa cara untuk mengetahui apakah placenta
- Perasat Kustner
Tangan kanan meregangkan tali pusat dan tangan kiri menekan simfisis. Jika
tali pusat masuk ke dalam vagina berarti placenta belum lepas dan jika tali pusat
- Perasat Strassmann
Tangan kanan meregangkan tali pusat dan tangan kiri mengetok-ngetok fundus
uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat berarti placenta belum lepas, tapi jika
- Perasat Klein
Ibu diminta meneran sehingga tali pusat tampak keluar dari vagina. Jika
meneran dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke dalam vagina berarti
lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera jika homeostasis
berlangsung dengan baik. Pada tahap ini, kontraksi otot rahim meningkat sehingga
pembuluh darah terjepit untuk menghentikan perdarahan. Pada kala ini dilakukan
observasi terhadap tekanan darah, pernapasan, nadi, kontraksi otot rahim dan
perdarahan selama 2 jam pertama. Selain itu juga dilakukan penjahitan luka
episiotomi. Setelah 2 jam, bila keadaan baik, ibu dipindahkan ke ruangan bersama
bayinya.
berada pada fase peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut
WHO tahun 2018, remaja adalah individu yang berusia 10-19 tahun. Di Indonesia,
terdapat beberapa definisi yang berlaku, misalnya menurut Peraturan Menteri
Kesehatan No. 25 tahun 2014, remaja dianggap sebagai kelompok usia 10-18
usia remaja adalah 10-24 tahun, dengan syarat belum menikah. Hal ini
Usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan)
(Hoetomo, 2018). Usia adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun,
dikatakan masa awal dewasa adalah usia 18 tahun sampai 40 tahun, dewasa
madya adalah 41 sampai 60 tahun, dewasa lanjut >60 tahun, umur adalah lamanya
hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan (Hurlock, 2016). Usia sangat
terbaik untuk hamil dan melahirkan. Kehamilan dan persalinan membawa risiko
morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi di kalangan remaja putri dibandingkan
langka atau tidak tersedia. Penyebab kematian ibu adalah karena faktor reproduksi
termasuk usia ibu. Selama masa reproduksi yang sehat, usia aman untuk hamil dan
melahirkan diketahui antara 20 dan 30 tahun. Kematian ibu pada ibu hamil dan
melahirkan di bawah 20 tahun adalah 2 sampai 5 kali lebih tinggi dari kematian
ibu antara 20 dan 29 tahun. Kematian ibu meningkat lagi setelah usia 30-35 tahun
(Prawirohardjo, 2018).
Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang,
selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung
pada orang lain. Wanita hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan kesehatan
ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan janin karena belum matangnya alat
reproduksi untuk hamil. Penyulit pada kehamilan remaja bila ditambah dengan
keguguran.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
retrospektif. Data akan dikumpulkan dari catatan medis ibu-ibu yang melahirkan di
Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu hamil remaja di Desa Tunguatu,
acak (simple random sampling). Rumus besar sampel penelitian ini menggunakan
Rumus rumus ukuran sampel dengan kesalahan tertentu (sample size formula with a
specified margin of error). Tingkat kepercayaan 90% dan tingkat kesalahan 10%
- Z adalah skor z sesuai dengan tingkat kepercayaan yang dipilih (misalnya, 1.645
sampel maksimum).
kesalahan 5%).
sebanyak 68 sampel.
1. Kehamilan Usia Remaja: Wanita hamil dengan usia kurang dari 20 tahun pada
Pulau-Pulau Aru.
2. Proses Persalinan di Desa Tunguatu: Wanita yang melahirkan di fasilitas
kesehatan atau rumah sakit yang terletak di Desa Tunguatu, termasuk wanita
3. Persalinan Kala I dan Kala II: Wanita yang mengalami proses persalinan kala I
dan kala II. Kala I adalah fase pembukaan serviks, dan kala II adalah fase
1. Usia Hamil di Luar Rentang: Wanita hamil dengan usia 20 tahun ke atas pada
2. Persalinan Kala III dan Setelahnya: Wanita yang mengalami persalinan kala III
penelitian.
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu durasi proses persalinan kala I dan
kala II
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu kehamilan usia remaja (dikategorikan
Keterangan:
= Variabel Bebas
= Variabel Terikat
3.7 Definisi Operasional
Operasional
dari 20 tahun.
untuk proses
persalinan mulai
dari pembukaan 1
hingga pembukaan
lengkap.
diperlukan untuk
proses persalinan
mulai dari
pembukaan lengkap
hingga kelahiran
bayi
1. Persiapan
2. Pengumpulan data
4. Penyajian data
semua data yang diperlukan diperoleh dari catatan medis ibu-ibu yang melahirkan di
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau yang dikumpulkan. Editing dapat diperoleh saat pengumpulan data atau saat data
terkumpul.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
3. Entry data
Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan dalam
4. Cleaning
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dan dianalisa dengan komputer
menggunakan software WPS Office Spreadsheets dan SPPS 24. Metode analisis yang
digunakan uji regresi linier untuk mengidentifikasi hubungan antara kehamilan usia
Uji regresi linier digunakan untuk menilai hubungan linier antara variabel bebas
Interpretasi Hasil Uji: Jika nilai p-value lebih kecil dari tingkat signifikansi
(0,10), maka terdapat bukti statistik yang cukup untuk menolak hipotesis nol. Koefisien
regresi (β1) akan memberikan informasi tentang arah dan kekuatan hubungan antara
kehamilan usia remaja dengan durasi persalinan. Jika β1 positif dan signifikan, itu
persalinan.
seberapa baik model dapat menjelaskan variasi dalam durasi persalinan. Semakin tinggi
Uji Asumsi Regresi: Melakukan uji asumsi regresi seperti uji normalitas
model.
Interpretasi Hasil: Jika hipotesis nol ditolak dan model regresi signifikan,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh kehamilan usia remaja terhadap
durasi proses persalinan kala I dan kala II di Desa Tunguatu. Analisis ini akan
memberikan informasi yang mendalam tentang hubungan antara kehamilan usia remaja
dengan durasi proses persalinan, memberikan landasan ilmiah yang kuat untuk