Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK PRANIKAH

Untuk Memenuhi Target Praktik Stage Pra Nikah Program Studi Profesi Bidan

Disusun Oleh :
Usni Silitonga (P1337424821616)

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Calon pengantin merupakan pasangan laki-laki dan perempuan yang akan segera
hidup bersama dalam mahligai rumah tangga dan membentuk keluarga dalam ikatan
pernikahan. Masa pra nikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah
menikah akan segera menjalani proses konsepsi. Kualitas seorang generasi penerus
akan ditentukan oleh kondisi sejak sebelum hamil dan selama kehamilan. Kesehatan
prakonsepsi menjadi sangat penting untuk diperhatikan termasuk status gizinya,
terutama dalam upaya mempersiapkan kehamilan karena akan berkaitan erat dengan
kehamilan.

Konseling pra nikah dimaksudkan untuk membantu pasangan calon pengantin


untuk menganalisis kemungkinan masalah dan tantangan yang akan muncul dalam
rumah tangga dan membekali calon pengantin kecakapan untuk memecahkan
masalah termasuk dalam menentukan keinginan untuk hamil. Pemeriksaan
kesehatan bagi pasangan pranikah sangat penting untuk mengetahui tingat
kesehatan dari pasangan, jika ditemukan masalah kesehatan maka dapat langsung
dilakukan intervensi untuk pengobatan.

Pemeriksaan Kesehatan sebelum menikah atau hamil khususnya pada wanita


akan mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu dan anak. Pemeriksaan
kesehatan sebelum hamil merupakan sesuatu yang sangat penting agar kehamilan
dapat berjalan dengan baik. Kesadaran akan hal ini masih sangat rendah sehingga
angka kesakitan dan komplikasi kehamilan masih sangat tinggi. Beberapa penyakit
yang kemungkinan menganggu proses kehamilan dapat dideteksi secara dini
sehingga keadaan yang lebih buruk dapat cepat dihindari.

2. Rumusan Masalah
A. Apa filosofi pernikahan?
B. Apa saja informasi yang dibutuhkan pasangan pranikah yang mencangkup
kesehatan reproduksi, hak reproduksi dan seksual, serta organ reproduksi?
C. Apa saja persiapan pra nikah?
D. Apa saja informasi yang bisa didapatkan tentang kehamilan, pencegahan
komplikasi, persalinan, dan pasca salin?
E. Apa saja informasi yang bisa didapatkan tentang infeksi menular seksual,
infeksi saluran reproduksi serta HIV dan AIDS?
F. Apa saja informasi yang bisa didapatkan tentang deteksi diri kanker leher
rahim dan kanker payudara?
G. Bagaimana tinjauan teori asuhan kebidanan?

3. Tujuan
A. Untuk mengetahui filosofi pernikahan
B. Untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan pasangan pra nikah yang
mencangkup kesehatan reproduksi, hak reproduksi dan seksual, serta organ
reproduksi
C. Untuk mengetahui persiapan pra nikah
D. Untuk mengetahui informasi yang bisa didapatkan tentang kehamilan,
pencegahan komplikasi, persalinan, dan pasca salin
E. Untuk mengetahui informasi yang bisa didapatkan tentang infeksi menular
seksual, infeksi saluran reproduksi serta HIV dan AIDS
F. Untuk mengetahui informasi yang bisa didapatkan tentang deteksi diri kanker
leher rahim dan kanker payudara
G. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan teori asuhan kebidanan

4. Manfaat

Diharapkan petugas kesehatan lebih meningkatkan mutu pelayanan dan upaya-


upaya penyuluhan kepada masyarakat khususnya pada pra nikah dan untuk diberikan
asuhan secara komprehensif. Selain itu juga untuk menambah wawasan dan
pengetahuan, dan bertanggung jawab dalam mengambil kasus, tindakan, memberikan
pelajaran tersendiri dalam mengasah kemandirian ketika menyikapi pasien, mampu
belajar meyakini seseorang ketika memberi penjelasan yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada pranikah.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. TINJAUAN TEORI MEDIS


A. Filosofi Pernikahan
Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, perkawinan
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan batas usia 19 tahun untuk
laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan. Akan tetapi, berdasarkan UU No. 35
tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan
anak, usia kurang dari 18 tahun masih tergolong anak-anak. Oleh karena itu,
BKKBN memberikan batasan usia pernikahan 21 tahun bagi perempuan dan 25
tahun untuk pria. Selain itu, umur ideal yang matang secara biologis dan
psikologis adalah 20-25 tahun bagi wanita dan umur 25-30 tahun bagi pria
(BKKBN 2017) Sedangkan, pasangan yang akan melangsungkan
pernikahan/akad perkawinan disebut calon pengantin (Ellysa 2017).

B. Informasi Pra Nikah


1) Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental
dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi serta prosesnya.
Dalam kesehatan reproduksi pembagian peran sosial perempuan dan
laki-laki mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan perempuan dan laki-
laki.. Peran sosial laki-laki dan perempuan itu semakin dirasakan dalam
kesehatan reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi sepanjang
siklus hidup manusia, misalnya masalah pergaulan bebas pada remaja,
kehamilan remaja, aborsi yang tidak aman, kurangnya informasi tentang
kesehatan reproduksi. Status/posisi perempuan di masyarakat merupakan
penyebab utama masalah kesehatan reproduksi yang dihadapi perempuan
karena menyebabkan perempuan kehilangan kendali terhadap kesehatan,
tubuh, dan fertilitasnya.
2) Hak Reproduksi dan Seksual
Hak asasi manusia yang dimiliki oleh setiap laki-laki dan perempuan yang
berkaitan dengan kehidupan reproduksinya. Hak ini menjamin setiap
pasangan dan individu untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung
jawab mengenai jumlah, jarak, dan waktu memiliki anak serta untuk
memperoleh informasi kesehatan reproduksi. Informasi yang perlu diketahui
antara lain:
a) Kesehatan reproduksi, permasalahan, dan cara mengatasinya.
b) Penyakit menular seksual, agar perempuan dan laki-laki terlindung dari
infeksi meular seksual (IMS), HIV-AIDS, dan infeksi saluran reproduksi
(ISR), serta memahami cara penularannya, upaya pencegahan, dan
pengobatan.
c) Pelayanan Keluarga Berencana (KB) yang aman, efektif, terjangkau,
dapat diterima, sesuai dengan pilihan, dan tanpa paksaan serta
mengetahui dan memahami efek samping dan komplikasi dari masing-
masinng alat dan obat kontrasepsi.
d) Catin laki-laki dan perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan
reproduksi yang dibutuhkan. Catin perempuan berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan reproduksi yang dibutuhkan agar sehat dan selamat
dalam menjalani kehamilan, persalinan, nifas, serta memperoleh bayi
yang sehat.
e) Hubungan suami istri harus didasari rasa cinta dan kasih sayang, saling
menghargai dan menghormati pasangangan, serta dilakukan dalam
kondisi dan waktu yang diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan,
ancaman, dan kekerasan. Perilaku yang harus dihindari dalam aktivitas
seksual antara lain :
(1) Melakukan hubungan seksual pada saat menstruasi dan masa nifas
(2) Melakukan hubungan seksual melalui dubur dan mulut karena
berisiko dalam penularan penyakit dan merusakorgan reproduksi.

3) Organ Reproduksi
b. Organ Reproduksi Perempuan
a) Ovarium (Indung Telur).
Organ yang terletak di kiri dan kanan rahim di ujung saluran telur
(fimbrae/umbai-umbai) dan terletak di rongga pinggul, indung telur
berfungsi mengeluarkan sel telur (ovum), sebulan sekali indung telur
kiri dan kanan secara bergiliran mengeluarkan sel telur. Sel telur
adalah sel yang dihasilkan oleh indung telur yang dapat dibuahi oleh
sperma sehingga terjadi konsepsi (pembuahan). Bila tidak dibuahi, sel
telur akan ikut keluar bersama darah saat menstruasi.
b) Tuba Fallopii (saluran telur).
Saluran di kiri dan kanan rahim yang berfungsi untuk mengantar ovum
dari indung telur menuju rahim.
c) Fimbrae (umbai-umbai).
Dapat di analogikan dengan jari-jari tangan, umbai-umbai ini
berfungsi untuk menangkap sel telur yang dikeluarkan indung telur.
d) Uterus (rahim)
Merupakan tempat janin berkembang, bentuknya seperti buah pir dan
berat normalnya antara 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim
kurang lebih sebesar telur ayam kampung, dindingnya tediri dari:
(1) Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan yang
berhubungan dengan rongga perut.
(2) Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi
mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi)
(3) Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat
menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri dari
lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.
e) Serviks (leher rahim).
Bagian rahim yang berbatasan dengan vagina. Pada saat persalinan
tiba, leher rahin membuka sehingga bayi dapat keluar.
f) Vagina (liang senggama).
Merupakan sebuah saluran berbentuk silinder dengan diameter depan
± 6,5 cm dan dinding belakang ± 9 cm yang bersifat elastis dengan
berlipat lipat. Fungsinya sebagai tempat penis berada saat
bersanggama, tempat keluarnya menstruasi dan bayi.
g) Klitoris (kelentit).
Merupakan organ kecil yang paling peka rangsangan dibanding
dengan bagian-bagian alat kelamin perempuan yang lain. Klitoris
banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf.
h) Labia (bibir kemaluan).
Terdiri dari dua bibir, yaitu bibir besar(labia mayor) dan bibir kecil
(labia minor).

c. Organ Reproduksi Laki-laki


a) Testis (buah zakar).
Berjumlah dua buah untuk memproduksi sperma setiap hari dengan
bantuan testosteron. Testis berada dalam skrotum, diluar rongga
panggul karena pembentukan sperma membutuhkan suhu yang lebih
rendah dari pada suhu badan (36,7 o C). Sperma merupakan sel yang
berbentuk seperti berudu (kecebong) berekor hasil dari testis yang
dikeluarkan saat ejakulasi bersama cairan mani dan bila bertemu dengan
sel telur yang matang akan terjadi pembuahan.
b) Skrotum (kantung buah zakar).
Kantong kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat lipat.
Skrotum adalah tempat bergantungnya testis. Skrotum mengandung otot
polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut dengan maksud
mengatur suhu testis agar relatif tetap.
c) Vas deferens (saluran sperma).
Saluran yang menyalurkan sperma dari testis-epididimis menuju ke
uretra/ saluran kencing pars prostatika. Vas deferens panjangnya ± 4,5
cm dengan diameter ±2,5 mm. Saluran ini muara dari Epididimis yaitu
saluran- saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Bentuknya berkelok-
kelok dan membentuk bangunan seperti topi.
d) Prostat, vesikula seminalis dan beberapa kelenjar lainnya.
Kelenjar-kelenjar yang menghasilkan cairan mani (semen). yang
berguna untuk memberikan makanan pada sperma.
e) Penis.
Berfungsi sebagai alat sanggama dan sebagai saluran untuk pengeluaran
sperma dan air seni. Pada keadaan biasa, ukuran penis kecil. Ketika
terangsang secara seksual darah banyak dipompa ke penis sehingga
berubah menjadi tegang dan besar disebut sebagai ereksi. Bagian glans
merupakan bagian depan atau kepala penis. Glans banyak mengandung
pembuluh darah dan syaraf. Kulit yang menutupi glans disebut foreskin
(preputium). Pada laki-laki sunat dilakukan dengan cara membuang
kulit preputium. Secara medis sunat dianjurkan karena memudahkan
pembersihan penis sehingga mengurangi kemungkinan terkena infeksi,
radang dan kanker.

C. Persiapan Pra Nikah


1) Persiapan Fisik
a) Pemeriksaan status kesehatan : tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi
nafas, tekanan darah)
b) Pemeriksaan Darah rutin : Hb, Trombosit, Lekosit,
c) Pemeriksaan Darah yang dianjurkan :
(1) Golongan Darah dan Rhesus
(2) Gula Darah Sewaktu (GDS)
(3) Thalasemia
(4) Hepatitis B dan C
(5) TORCH (TOksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus dan Herpes
simpleks)
d) Pemeriksaan Urin : Urin Rutin
e) Persiapan Gizi : Peningkatan status gizi calon pengantin terutama
perempuan melalui penanggulangan KEK (Kekurangan Energi Kronis)
dan anemia gizi besi serta defisiensi asam folat.
f) Status Imunisasi TT
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus
dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi imunisasi TT untuk
mencapai kekebalan penuh.

Status TT Interval Lama

TT I 0

TT II 4 minggu setelah TT I 3 tahun

TT III 6 bulan setelah TT II 5 tahun

TT IV 1 tahun setelah TT III 10 tahun

TT V 1 tahun setelah TT IV 25 tahun


2) Kesiapan Mental / Psikologis
Dalam sebuah pernikahan, individu diharapkan sudah siap untuk mempunyai
anak dan siap menjadi orang tua termasuk mengasuh dan mendidik anak.
3) Kesiapan Sosial Ekonomi
Dalam menjalankan sebuah keluarga, anak yang dilahirkan tidak hanya
membutuhkan kasih sayang orang tua namun juga sarana yang baik untuk
membuatnya tumbuh dan berkembang dengan baik. Status sosial ekonomi
juga dapat mempengaruhi status gizi calon ibu,

D. Informasi tentang Nutrisi Pra Nikah

Menurut BKKBN (2014) nutrisi untuk pra nikah yang mengandung :

1) Protein, meningkatkan produksi sperma. Makanlah telur, ikan, daging, tahu


dan tempe.

2) Asam folat, penting bagi calon ibu sejak prakonsepsi sampai kehamilan
trimester pertama. Berperan dalam perkembangan system saraf pusat dan
darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat
sistem saraf. Asam folat dapat diperoleh melalui makanan, seperti sayuran
berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau, caisim mini), asparagus, brokoli,
papaya, jeruk, stroberi, rasberi, kacang-kacangan, alpukat, okra, kembang
kol, seledri, wortel, buah bit, dan jagung. Sebagian susu untuk ibu hamil
pun mengandung asam folat cukup tinggi, sehingga dapat membantu
memenuhi kebutuhan Ibu.

3) Konsumsi berbagai Vitamin

a. Vitamin A. Berperan dalam produksi sperma yang sehat. Terdapat pada


hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan berlemak, brokoli, wortel,
bayam, dan tomat.

b. Vitamin D. Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat


kesuburan. Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh dengan
bantuan sinar matahari, selain itu dapat pula diperoleh dari telur, susu,
hati, minyak ikan, ikan tuna, margarin, dan ikan salmon.

c. Vitamin E. Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma


membuahi sel telur dan mencegah keguguran karena perannya dalam
menjaga kesehatan dinding rahim dan plasenta. Banyak terdapat pada
minyak tumbuh-tumbuhan, bekatul gandum, dan kecambah atau tauge.

d. Vitamin B6. Kekurangan vitamin B6 akan menyebabkan terjadinya


ketidakseimbangan hormon. Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan,
beras merah, kacang kedelai, kacang tanah, pisang, dan sayur kol.

e. Vitamin C. Pada wanita, vitamin C berperan penting untuk fungsi


indung telur dan pembentukan sel telur. Selain itu, sebagai antioksidan
(bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten) vitamin C berperan
melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal bebas (oksidan)
yang mempengaruhi kesehatan sistem reproduksi. Vitamin C banyak
terdapat pada jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya, mangga, sawi, tomat,
dan cabai merah.

f. Zat seng. Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga
pembentukan sperma yang sehat. Bagi calon ibu, seng membantu
produksi materi generatik ketika pembuahan terjadi. Bagi calon ayah,
melancarkan pembentukan sperma. Sumber seng antara lain makanan
hasil laut/seafood (seperti lobster, ikan, daging kepiting, ed.), daging,
kacang-kacangan (kacang mete dan almond), biji-bijian (biji labu dan
bunga matahari, ed), serta produk olahan susu.

g. Zat besi. Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi (pelepasan sel
telur) tergangu. Makanan atau multivitamin yang mengandung zat besi
akan membantu dalam persiapan kehamilan dan menghindari anemia
ketika kehamilan. Sumbernya dari hati, daging merah, kuning telur,
sayuran hijau, jeruk, dan serealia yang diperkaya zat besi.

h. Fosfor. Jika kekurangan, menurunkan kualitas sperma calon ayah. Ada


di susu, dan ikan teri.

E. Informasi Tentang Kehamilan, Pencegahan Komplikasi, Persalinan dan Pasca


Salin

1) Kehamilan

a. Konsep Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, masa kehamilan


dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kelahiran normal akan berlangsung
dalam waktu 40 mg atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional (Prawirohardjo 2014)

b. Tanda-Tanda Kehamilan

Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017) tanda – tanda kehamilan dibagi


menjadi tiga yaitu tanda dugaan hamil (presumtif sign), tanda tidak pasti
hamil (probable sign), dan tanda pasti hamil (positive sign).

a) Tanda−tanda dugaan hamil (presumtif sign)

Tanda dugaan (presumtif) yaitu perubahan fisiologis yang dialami


pada wanita namun sedikit sekali mengarah pada kehamilan karena
dapat ditemukan juga pada kondisi lain serta sebagian besar bersifat
subyektif dan hanya dirasakan oeh ibu hamil. Yang temasuk
presumtif sign adalah :

(1) Amenorea

(2) Nausea dan vomitus (mual dan muntah)

(3) Mengidam

(4) Fatique (Kelelahan) dan sinkope (pingsan)

(5) Gangguan saluran kencing

(6) Konstipasi

(7) Perubahan Berat Badan

b) Tanda tidak pasti kehamilan (probable sign)

(1) Peningkatan suhu basal tubuh

(2) Perubahan warna kulit

Cloasma Gravidarum/topeng kehamilan berupa berwarna


kehitaman sekitar mata, hidung, dan pelipis yang umumnya
terjadi pada kehamilan mulai 16 minggu. Warna akan semakin
gelap jika terpapar sinar matahari. Perubahan kulit lainnya bisa
berupa hiperpigmentasi di sekitar aerola dan putting mamae,
munculnya linea nigra yaitu pigmentasi pada linea medialis
perut yang tampak jelas mulai dari pubis sampai umbilikus.
Perubahan pada kulit terjadi karena rangsangan Melanotropin
Stimulating Hormone/MSH. Striae gravidarum berupa
garis−garis tidak teratur sekitar perut berwarna kecoklatan,
dapat juga berwarna hitam atau ungu tua (striae livide) atau
putih (striae albicans) yang tejadi dari jaringan koagen yang
retak diduga karena pengaruh adrenocortikosteroid. Seringkali
terjadi bercak-pembebercak kemerahan (spider) karena kadar
esterogen yang tinggi.

(3) Perubahan Payudara

Pembesaran dan hipervaskularisasi mamae terjadi sekitar


kehamilan 6 sampai 8 minggu. Pelebaran aeroa dan
menonjolnya kalenjer montgomery, karena rangsangan hormon
steroid. Pengeluaran kolostrum biasanya kehamilan 16 minggu
karena pengaruh prolaktin dan progesteron.

(4) Pembesaran perut

(5) Kontraksi uterus

Tanda Chadwick dan Goodell Terjadi perubahan warna pada


vagina atau porsio mejadi kebiruan atau ungu yang disebut
tanda chadwick. Perubahan konsistensi serviks menjadi lunak
disebut tanda goodell.

c) Tanda Pasti Kehamilan (positive sign)

(1) Teraba bagian−bagian janin

Umumnya pada kehamilan 22 minggu janin dapat diraba pada


wanita kurus dan otot perut relaksasi. Kehamilan 28 minggu
jelas bagian janin dapat diraba demikian pula gerakan janin
dapat dirasakan oleh ibu.

(2) Gerakan Janin

(3) Pada kehamilan 20 minggu gerakan janin dapat dirasakan oleh


pemeriksa

(4) Terdengar Denyut Jantung Janin

(5) Pemeriksaan Rontgent


Gambaran tulang mulai terlihat degan sinar X pada usia
kehamilan 6 minggu namun masih belum dapat dipastikan
bahawa itu adalah gambaran janin. Pada kehamilan 12 sampai
14 minggu baru dapat dipastikan gambaran tulang janin.

(6) Ultrasonografi

USG dapat digunakan umur kehamilan 4 sampai 5 minggu


untuk memastikan kehamilan dengan melihat adanya kantong
gestasi, gerakan janin dan deyut jantung janin.

c. Cara menghitung usia kehamilan dan menentukan taksiran persalinan

a) Menghitung Usia Kehamilan

Misalnya tanggal 8 Juni 2009 masih haid, kemudian ketika diperiksa


tanggal 14 Juli 2009 dinyatakan positif hamil berarti bahwa umur
kehamilannya adalah antara 8 Juni sampai dengan 14 Juli 2009
adalah 36 hari atau sekitar 5 minggu.

b) Menentukan taksiran persalinan

Taksiran persalinan/melahirkan: Harus diketahui haid terakhir


(tanggal, bulan, tahun). Rumus: Tanggal +7, Bulan -3, Tahun +1

d. Memeriksa Kehamilan

Seorang ibu sebaiknya mulai memeriksakan kehamilan seawal mungkin,


yaitu setelah terlambat haid selama 2 bulan berturut-turut sehingga
kesehatan ibu dan janin selalu dapat dipantau dan ibu bisa memperoleh
nasehat atau pengobatan bila ada keluhan.Pelayanan pemeriksaan ibu
hamil mencakup 10T :

a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

b) Pengukuran tekanan darah Ibu.

c) Tentukan status gizi (ukur lingkar lengan atas).

d) Pengukuran janin/pengukuran tinggi fundus uteri.

e) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin.

f) Penilaian status imunisasi TT.

g) Tablet tambah darah.


h) Tes laboratorium.

i) Tata laksana kasus.

j) Tatap muka/konseling tentang kehamilan.

2) Pencegahan Komplikasi

Untuk menghindari semua kemungkinan yang dapat menambah risiko


terjadinya komplikasi selama kehamilan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Meskipun komplikasi selama kehamilan memiliki banyak
penyebab, melakukan tindakan pencegahan tertentu dapat membantu ibu
hamil untuk menghindarinya.

a) Mengonsumsi makanan segar

b) Menjaga nutrisi

c) Olahraga

d) Hindari obat-obatan & stres

e) Rajin periksa ke dokter

f) Jangan berpergian terlalu jauh

g) Berhenti minum alkohol dan merokok

3) Persalinan

Persalinan yang aman adalah persalinan yang dilaksanakan di fasilitas


kesehatan oleh tenaga kesehatan yang terampil.

a) Tanda-tanda ibu akan melahirkan

(1) Perut mulas secara teratur, mulasnya sering dan lama.

(2) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.

(3) Keluar air ketuban dari jalan lahir.

(4) Bayi biasanya lahir 12 jam sejak mulas teratur yang pertama.

b) Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah terampil dalam


membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih
terjamin.

Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan


yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya.

4) Perawatan Pasca Persalinan

a) Melakukan perawatan tali pusar dengan kasa bersih, kering dan steril
setiap hari sampai tali pusat lepas.

b) Pemberian imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio bagi bayi.

c) Memeriksa kesehatan ibu dan bayi baru lahir pada tenaga kesehatan
minimal 4 kali dalam bulan pertama sesudah melahirkan.

d) Meminum satu kapsul vit A merah segera setelah melahirkan dan satu
lagi setelah 24 jam

e) Segera melaporkan kelahiran kepada kader dasa wisma atau posyandu

f) Dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan yang


bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.

F. Informasi Tentang Infeksi Menular Seksual, Infeksi Saluran Reproduksi serta


HIV DAN AIDS

1) Infeksi Menular Seksual

a. Pada pria, terdapat bengkak dan nyeri pada kantung pelir/kantung zakar.

b. Sakit perut di bagian bawah yang kambuhan, tetapi tidak berhubungan


dengan haid/menstruasi.

c. Keluar darah setelah berhubungan seks.

d. Demam.

Jenis IMS yang sering dijumpai

a. GO dan Klamidia berakibat kemandulan bagi penderitanya, jika tidak


diobati dengan benar.

b. Kondiloma akuminata (Jengger Ayam) dan Herpes genitalis sangat


menjengkelkan karena bersifat kambuhan seumur hidup.

c. Hepatitis berbahaya jika sudah parah dan merusak hati.

d. Sifilis pada bayi yang dilahirkan dari perempuan penderita sifilis


seringkali cacat atau lahir dalam keadaan sudah mati.

e. HIV merupakan virus yang pada tahap AIDS dapat mematikan. Gonore
(kencing nanah) Sifilis (raja singa)

Tindakan Jika Terinfeksi IMS

a. Jangan mengobati sendiri.

b. Segera periksakan diri kita ke dokter untuk mengetahuinya secara tepat.

c. Minum obat sampai tuntas sesuai petunjuk dokter

d. Jangan berhubungan seks dulu hingga IMS sembuh.

e. Minta segera pasangan kita juga memeriksakan diri.

2) Infeksi Saluran Reproduksi

a. Kandidosis vaginalis

Gejala klinis : Pruritus vulva, inflamasi pada introitus pada introitus dan
labia, disertai edema atau fisura, duh tubuh vagina bergumpal, putih,
kadang-kadang dapat kental, atau kekuningan ph vagina <4,5

Komplikasi : Kulit sekitar vulva lecet

Pencegahan : Jaga kebersihan alat kelamin

b. Vaginosis bakterial

Masa inkubasi: beberapa hari sampai 4 minggu

Gejala klinis: vagina berbau amis terutama setelah senggama, duh tubuh
vagina tidak terlalu banyak, homogen, putih keabu-abuan, melekat pada
dinding vagina, tidak ada tanda inflamasi. Ph vagina > 4,7; tes amin (+)

Komplikasi: pada perempuan hamil dapat menyebabkan ketuban pecah


dini, kelahiran prematur, bayi berat badan lahir rendah

c. Trikomoniasis

Masa inkubasi: beberapa hari sampai 4 minggu.

Gejala klinis: duh tubuh vagina homogen, banyak, purulen, kadang-


kadang berbusa, mukosa vagina eritema, berbau seperti ikan busuk,
dapat disertai pruritus vulva. Ph vagina > 5,0

Komplikasi: pada wanita hamil dapat menyebabkan partus prematur,


bayi berat badan lahir rendah

3) HIV dan AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan kuman/virus penyebab


AIDS. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan
gejala/penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang didapat dari
infeksi HIV. (Kemenkes RI, 2015)

a. Penularan HIV

Infeksi HIV ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh manusia.


Beberapa cara yang berisiko menularkan HIV diantaranya:

(1) Hubungan seks. Pada saat berhubungan seks tanpa kondom, HIV
dapat menular dari darah orang yang terinfeksi, air mani atau cairan
vagina langsung ke aliran darah orang lain, atau melalui selaput
mukosa yang berada di bagian dalam vagina, penis atau dubur.

(2) HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV
atau melalui alat suntik atau alat tindakan medis lain yang tercemar
HIV.

(3) Selain dari jarum suntik, para pengguna narkoba suntik bergantian
juga risiko tertular HIV.

(4) HIV menular dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, kelahiran, dan
ketika menyusui.

HIV dan AIDS tidak menular karena:

a) Makan, minum bersama

b) Memakai peralatan makan/minum mereka

c) Bersentuhan, berjabat tangan

d) Berpelukan, berciuman

e) Hidup serumah

f) Menggunakan wc/toilet bersama

g) Berenang bersama
h) Bergantian pakaian, handuk, saputangan

i) Hubungan sosial lainnya

j) Gigitan serangga

b. Gejala HIV

Gejala HIV tidak menunjukkan gejala sama sekali. Setelah seseorang


terinfeksi HIV, dia terlihat biasa saja seperti halnya orang lain karena
tak menunjukkan gejala klinis. Tetapi orang tersebut bisa menularkan
virus HIV melalui penularan cairan tubuh.

Hal ini bisa terjadi selama 5-10 tahun. Setelah itu orang tersebut mulai
menunjukkan kumpulan gejala akibat menurunnya kekebalan tubuh
setelah terinfeksi HIV.

c. Cegah Penularan IMS dan HIV

a) Saling Setia

Masing-masing setia pada pasangan dan tidak melakukan


hubungan seks dengan orang lain.

b) Kondom

Kondom dapat mencegah masuknya cairan kelamin yang


terinfeksi virus.

c) Hindari penggunaan narkoba suntik

Menggunakan jarum bergantian berisiko menularkan HIV dalam


jarum yang tercemar darah. Namun apapun bentuknya, hindari
narkoba karena hanya akan merugikan diri sendiri.

d) Penggunaan alat-alat yang steril

Jangan gunakan jarum, alat suntik, atau alat peluka (alat


penembus) kulit lainnya (tindik atau tato) secara bergantian.
Penularan akan lebih mudah terjadi melalui darah.

G. Informasi Tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara

1) Kanker Leher Rahim

Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus merupakan


kanker pembunuh perempuan nomor dua di dunia setelah kanker payudara.
Di Indonesia, kanker leher rahim bahkan menduduki peringkat pertama.
Kanker leher rahim yang sudah masuk ke stadium lanjut sering
menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat. Serviks atau leher
rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke
liang sanggama (vagina). Kanker serviks berkembang secara bertahap.
Proses terjadinya kanker ini diperlukan waktu 1-20 tahun.

a) Faktor Risiko Kanker Leher Rahim

Ada beberapa sebab yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker


leher rahim, antara lain adalah :

(1) Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda.
Semakin muda seorang perempuan melakukan hubungan seks,
semakin besar risikonya untuk terkena kanker leher rahim.

(2) Berganti-ganti pasangan seksual. Perilaku seksual berupa gonta-ganti


pasangan seks akan meningkatkan penularan penyakit kelamin.
Penyakit yang ditularkan seperti infeksi Human Papilloma Virus
(HPV) telah terbukti dapat meningkatkan timbulnya kanker leher
rahim.

(3) Merokok. Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena
kanker leher rahim dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
Penelitian menunjukkan, lendir leher rahim pada wanita perokok
mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yangada di dalam rokok.
Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan leher rahim di samping
merupakan faktor pencetus (kokarsinogen) infeksi virus.

(4) Persalinan, infeksi, dan iritasi menahun pada leher rahim dapat
menjadi pemicu kanker leher rahim.

b) Tanda-tanda Kanker Leher Rahim.

Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas.
Namun, kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :

(1) Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina.

(2) Perdarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut menjadi


perdarahan yang abnormal.
(3) Timbulnya perdarahan setelah masa menopause

(4) Keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat


bercampur dengan darah.

(5) Timbul gejala-gejala kurang darah bila terjadi perdarahan kronis.

(6) Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada
radang panggul.

(7) Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi.

Kanker leher rahim juga dapat mengalami penyebaran lewat :

(1) Melalui pembuluh getah bening menuju ke kelenjar getah bening


lainnya.

(2) Melalui pembuluh darah menuju paru-paru sehingga menimbulkan


gejala batuk kadang sampai batuk berdarah dan nyeri dada.

(3) Penyebaran langsung ke daerah sekitar vagina.

c) Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

Kematian pada kasus kanker leher rahim terjadi karena sebagian besar
penderita yang berobat sudah berada dalam stadium lanjut.

Padahal, dengan ditemukannya kanker ini pada stadium dini,


kemungkinan penyakit ini dapat disembuhkan sampai hampir 100%.
kuncinya adalah deteksi dini . Deteksi dini kanker leher rahim dapat
dilakukan dengan :

(1) Papsmear

(2) Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Cuka)

Deteksi dini kanker leher rahim dianjurkan untuk perempuan usia 30- 50
tahun yang sudah berhubungan seksual dan dapat dilakukan 5 tahun
sekali.

Deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan di :

(1) Bidan / Dokter

(2) Puskesmas

(3) Rumah Sakit

Pada stadium awal umumnya kanker leher rahim tidak memiliki gejala.
Pada stadium lanjut, gejalanya antara lain :

(1) Pendarahan pasca senggama

(2) Pendarahan tidak normal dari vagina mulai bercak-bercak hingga


menggumpal disertai bau busuk.

(3) Keputihan berbau busuk

(4) Nyeri pinggang saat buang air kecil dan buang air besar.

2) Kanker Payudara

Kanker payudara adalah kanker terbesar kedua yang berisiko diderita oleh
perempuan setelah kanker leher rahim. Sampai saat ini, penyebab pasti
kanker payudara belum dapat diketahui. Tetapi dapat dipastikan beberapa
penyebab terjadinya kanker payudara.

a. Faktor Risiko Kanker Payudara

(1) Perempuan yang merokok atau sering terkena/menghisap asap rokok


(perokok pasif).

(2) Pola makan tinggi lemak dan rendah serat, termasuk mengandung
banyak zat pengawet atau pewarna

(3) Mendapat haid pertama kurang dari 12 tahun

(4) Menopause (mati haid) setelah umur 50 tahun

(5) Melahirkan anak pertama sesudah umur 35 tahun

(6) Tidak pernah menyusui anak

(7) Pernah mengalami operasi pada payudara yang disebabkan oleh


kelainan tumor jinak atau tumor ganas

(8) Di antara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara

b. Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan SADARI

SADARI merupakan cara deteksi dini akan adanya benjolan atau


perubahan pada payudara dibandingkan dengan keadaan sebelumnya
oleh karena itu SADARI dianjurkan dilakukan sebulan sekali setelah
selesai haid.

Melakukan SADARI
 Langkah 1: bercermin dengan kedua tangan di pinggang

 Langkah 2: angkat kedua tangan cermati setiap perubahan pada


payudara

 Langkah 3: pencet puting, perhatikan cairan yang keluar

 Langkah 4: pijatlah payudara sambil berbaring

 Langkah 5: pijatlah payudara saat mandi

2. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Pengkajian

1) Data Subyektif

a. Nama : Untuk mengenal ibu dan suami

b. Umur

Umur reproduksi sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun


(Prawirohardjo 2014) Pada umur < 20 tahun, fisiologis alat reproduksi
belum sepenuhnya matang dan psikologis masih belum stabil akibatnya
meningkatkan risiko mengalami penyulit saat hamil (Sukaesih, 2012).

Sedangkan pada umur > 35 tahun, fungsi alat reproduksi dan organ
lainnya sudah menurun, apalagi wanita yang hamil pertama pada usia ini,
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami preeklampsia (Indriani,
2012).

c. Alamat

Kondisi lingkungan tempat tinggal ikut memberikan pengaruh terhadap


kesehatan istri dan suami pada masa prakonsepsi.vBeberapa penelitian
menyebutkan bahwa perempuan yg bekerja di lingkungan pertanian lebih
sering mengalami abortus spontan dan kasus Stillbirth (lahir mati) lebih
sering dijumpai diantara perempuan yang bertempat tinggal dekat tempat
aplikasi karbamat pada trimester II (Winardi, 2016).

d. Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat intelektual ibu sehingga tenaga kesehatan


dapat melalukan komunikasi termasuk dalam hal pemberian konseling
sesuai dengan pendidikan terakhirnya (Rini Handayani & Sri Mulyati,
2017).

e. Pekerjaan

Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi catin agar bidan dapat
menyesuaikan dalam memberi nasehat atau edukasi. Persiapan financial/
keuangan yang matang untuk persiapan pemeliharaan kesehatan dan
persiapan menghadapi kehamilan dan persalinan. (BKKBN, 2014)

f. Riwayat menstruasi

Hal utama yang perlu dikaji adalah menarche, siklus menstruasi dan
gangguan menstruasi. Menarche adalah menstruasi pertama kali yang
merupakan tahap kematangan organ-organ seksual perempuan dan tanda
siklus masa subur telah mulai. Siklus menstruasi dan gangguan
mentruasi dapat mempengaruhi masa subur. (Yusuf, dkk, 2014).

g. Riwayat imunisasi

Skrining status imunisasi perlu dilakukan pada calon ibu terutama


imunisasi TT. Status imunisasi lain yang perlu diskrining yaitu hepatitis
B, HPV, TORCH/Rubella, dan imunisasi penyakit lainnya yang memiliki
prevalensi tinggi di daerah tempat tinggal calon pengantin wanita dan
laki-laki. (Kemenkes RI, 2015).

h. Riwayat kontrasepsi

Penggunaan kontrasepsi berhubungan dengan masa kembalinya


kesuburan pada perempuan. Organ reproduksi memerlukan waktu untuk
pemulihan setelah lepas/berhenti dari pemakaian kontrasepsi, bahwa
lama kembalinya kesuburan dari wanita pasca menggunakan KB suntik 3
bulan adalah 6 bulan dan yang paling lama adalah 13 bulan.

i. Riwayat obstetri yang lalu

Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas terdahulu yang berkaitan


dengan morbiditas dan masalah-masalah lain adalah signifikan dan perlu
digali dengan cermat untuk menghasilkan riwayat yang akurat sebelum
memberikan nasihat tentang konsepsi.

j. Riwayat kesehatan klien

Mengkaji apakah ibu pernah atau sedang menderita penyakit yang


dianggap berpengaruh pada kondisi kesehatan saat ini. Misalnya
penyakit-penyakit degeneratif (jantung DM, dll), infeksi saluran kencing.
(Kemenkes, 2013)

k. Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat penyakit pada keluarga dapat menurun karena faktor genetik,


dan bisa menular kepada klien. Adanya riwayat penyakit pada keluarga
dapat meningkatkan risiko keguguran, kematian janin, ketidaksuburan
atau kesulitan mendapat keturunan atau kondisi lain/cacat lahir yang
diturunkan secara genetik. ((BKKBN, 2014)

l. Pola fungsional Kesehatan

a) Nutrisi

Widyakarya Nasional Pangan Gizi VI (WKNPG VI) menganjurkan


angka kecukupan gizi (AKG) energi untuk remaja dan dewasa muda
perempuan 2000-2200 kkal, sedangkan untuk laki-laki antara 2400-
2800 kkal setiap hari. Kekurangan nutrisi akan berdampak pada
penurunan fungsi reproduksi (Felicia, Hutagaol, and Kundre 2015)

b) Aktivitas

Apa saja aktivitas yang dilakukan ibu, kelelahan dapat


mempengaruhi sistem hormonal. Aktivitas fisik dapat memicu
penurunan sirkulasi hormone seksual (Idrissi, dkk, 2015).

c) Personal hygiene

Personal hygiene yang buruk dapat menimbulkan infeksi pada organ


reproduksi (Kemenkes, 2015). Mengganti pakaian dalam 2 kali
sehari, tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan berbahan
non sintetik. Saat menstruasi normalnya ganti pembalut maksimal 4
jam sekali atau sesering mungkin (Kemenkes RI, 2015).
Menggunakan air bersih saat mencuci vagina dari arah depan ke
belakang dan tidak perlu sering menggunakan sabun khusus
pembersih vagina ataupun obat semprot pewangi vagina (Fitriyah
2014)

d) Istirahat

Menurut teori Hidayat dan Uliyah (2008) dalam buku Rini


Handayani, S dan Sri Mulyati, T (2017) pada wanita usia reproduksi
(20-35 tahun) kebutuhan tidur dalam sehari adalah sekitar 8-9 jam

e) Pola kebiasaan

Seorang perokok pasif akan memiliki risiko yang sama dengan


perokok aktif. Hampir semua komplikasi pada plasenta dapat
ditimbulkan oleh rokok, seperti abortus, solusio plasenta, infusiensi
plasenta, plasenta previa dan BBLR. Selain itu dapat menyebabkan
dampak buruk bagi janin antara lain SIDS (sindroma kematian bayi
mendadak), penyakit paru kronis, asma, otitis media (Prawirohardjo
2014)

Memiliki binatang peliharaan seperti kucing dapat menyebabkan


penyakit toxoplasmosis (Wijayanti, dkk, 2014).

m. Riwayat pernikahan

Mengetahui riwayat pernikahan dulu dan berapa lama usia pernikahan,


alasan berpisah. Tujuannya mengetahui jumlah pasangan sebelumnya dan
hubungan dengan pasangan sebelumnya yang dapat mempengaruhi
hubungannya dengan pasangan sekarang.

n. Riwayat psikososial budaya dan spiritual

Kondisi psikologis individu yang perlu di kaji saat premarital


psychological screening antara lain : kepercayaan diri kedua pihak
sebelum membangun sebuah keluarga, kemandirian masing-masing calon
dalam memenuhi kebutuhan hidup sahari-hari misal bekerja atau
kendaraan dan tempat tinggal pribadi, tidak lagi selalu bergantung pada
orang tua, kemampuan komunikasi antara kedua belah pihak yang dapat
membantu menyelesaikan persoalan dalam rumah tangga serta penentuan
pengambil keputusan dalam keluarga, efek masa lalu yang belum
terselesaikan harus dapat dikomunikasikan secara terbuka antara kedua
pihak. Selain itu hubungan antara kedua pihak keluarga, seberapa jauh
keluarga besar dapat menerima atas pernikahan tersebut (Kemenkes,
2014).

Keadaan budaya dan spiritual kedua pihak, perkawainan antar budaya atau
ras akan menimbulkan masalah-masalah dan isu-isu yang spesifik,
misalnya tentang perbedaan dalam mengekspresikan cinta dan keintiman,
cara berkomunikasi, keyakinan beragama, komitmen dan sikap yang
mengarah pada perkawinan itu sendiri, nilai-nilai kultural yang
disampaikan oleh orangtua sejak kecil dan pola pengasuhan anak (Imanda
and Masykur 2016)

2) Data Obyektif

Data objektif adalah data yang diperoleh melalui observasi dan hasil
pemeriksaan, pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Varney
langkah pertama pengkajian data.

a. Pemeriksaan umum

Tanda-tanda vital, normal jika :

a) Tekanan Darah

Bertujuan untuk menilai adaya gangguan pada sistem


kardiiovaskuler. Normal 100/60-140/90 mmHg (Rini Handayani &
Sri Mulyati, 2017).

b) Nadi

Untuk mengetahui fungsi jantung ibu, normalnya 80 – 90 x/ menit.


(Rini Handayani & Sri Mulyati, 2017).

c) Suhu

Digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh serta membantu


menentukan diagnosis penyakit. Normal antara 36,0°C – 37,0℃
(Rini Handayani & Sri Mulyati, 2017).

d) Respirasi

Bertujuan untuk menilai frekuensi pernapasan normal, irama,


kedalaman, dan tipe/pola pernapasan. Pernafasan normal antara 18-
24 kali per menit (Rini Handayani & Sri Mulyati, 2017).

b. Antropometri

a) Berat badan

Apabila klien yang datang untuk mendapat konseling prakonsepsi


mengalami amenore dan berat badannya dibawah normal, ia harus
diindikasikan untuk meningkatkan asupan kalori. Sebaliknya, apabila
ia mengalami obesitas, ia harus dianjurkan untuk mengurangi asupan
kalori supaya berat badannya turun sampai rentang normal pada saat
konsepsi, karena obesitas dalam masa kehamilan meningkatkan
resiko preeklampsia dan gangguan tromboembolisme. Wanita juga
harus dianjurkan untuk meningkatkan asupan asam folat sebesar 400
mg per hari (BKKBN, 2014)

b) Tinggi badan

TB yang normal yaitu >145cm. Pada calon ibu yang memiliki


TB <145cm (low high) akan meningkatkan resiko panggul sempit.
Ukuran BB dan TB digunakan juga untuk menghitung Indeks
Massa Tubuh (IMT). (Yulivantina et al., 2020)

c) Lingkar lengan atas (LILA)

Ukuran LILA normal yaitu >23,5cm. Jika < 23,5 cm merupakan


indikator Ibu kurang gizi sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR
(Rini Handayani & Sri Mulyati, 2017).

c. Pemeriksaan fisik

a) Wajah

Penilaian pada muka wajah untuk melihat ada tidaknya


pembengkakan pada daerah wajah serta mengkaji kesimetrisan
bentuk wajah. (Rini Handayani & Sri Mulyati, 2017)

b) Leher

Dalam keadaan normal, kelenjar tyroid tidak terlihat dan hampir


tidak teraba sedangkan kelenjar getah bening bisa teraba seperti
kacang kecil. (Rini Handayani & Sri Mulyati, 2017)

c) Payudara

Tidak terdapat benjolan/ masa yang abnormal. Simetris (Kemenkes,


2013).

d) Abdomen

Menilai ada tidaknya massa abnormal dan ada tidaknya nyeri, tekan,
tidak ada bekas luka atau bekas operasi, striae (Kemenkes, 2013).

e) Genitalia
Tidak terdapat tanda-tanda IMS seperti bintil-bintil berisi cairan,
lecet, pada daerah vulva dan vagina. Pada keadaan normal, tidak
terdapat hemoroid pada anus (Rini Handayani & Sri Mulyati, 2017)

f) Ekstremitas

Tidak ada odema, akral hangat, pergerakan bebas (Rini Handayani &
Sri Mulyati, 2017.

d. Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan laboratorium

(1) Albumin

Untuk menyngkirkan proteinuria (yang dapat mengindikasikan


pielonefritis atau penyakit ginjal kronis)

(2) Reduksi urin

Untuk menyingkirkan glikosuria (yang dapat dikaitkan dengan


diabetes melitus).

(3) Hemoglobin

Apabila kadar Hb rendah, penyebabnya harus dipastikan dan


diberikan terapi yang tepat. Hb juga dapat dideteksi dari sampel
darah.

(4) Golongan darah dan rhesus

(5) HbsAg

(6) HIV/AIDS

(7) IMS (Sifilis)

(8) Pemeriksaan tambahan jika diperlukan : TORCH, USG,


pemeriksaan gigi, tes sperma, tes tuberculosis.

3) Analisa Perumusan diagnosis dan masalah

Analisa merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut


Varney langkah kedua, ketiga dan keempat, meliputi diagnosis/masalah
kebidanan, diagnosis/masalah potensial dan kebutuhan segera yang harus
diidentifikasi menurut kewenangan bidan melalui tindakan mandiri, tindakan
kolaborasi dan tindakan merujuk klien.

a. Diagnosis dan masalah

Langkah ini mengidentifikasi masalah yang ada Keluhan dan masalah.


Masalah yang diidentifikasi dilakukan pencegahan, bidan diharapkan
waspada dan siap dalam menangani masalah atau kemungkinan masalah.

b. Kebutuhan

Masalah yang diidentifikasi dilakukan pencegahan, bidan diharapkan


waspada dan siap dalam menangani masalah atau kemungkinan masalah,
sesuai kebutuhan klien

c. Diagnosa dan masalah potensial

Tidak ada

d. Kebutuhan tindakan segera

Tidak ada

4) Penatalaksanaan

Rencana asuhan dibuat sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam


pengkajian, meliputi:

a. Jelaskan hasil pemeriksaan

Menjelaskan hasil pemeriksaan dengan bahasa yang mudah dimengerti


sangat penting agar calon ayah dan ibu memahami kondisinya dan dapat
mengambil keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi

b. Berikan KIE tentang kesehatan reproduksi dan persiapan kehamilan


sesuai panduan konseling calon pengantin yang telah ditentukan oleh
Kemenkes 2015

c. Meningkatkan pengetahuan pasangan tentang kesehatan reproduksi dan


prakonsepsi.

Sebuah penelitian di Kecamatan Batang Kuis menunjukkan hasil adanya


pengaruh konseling gizi prakonsepsi terhadap sikap sampel, peran
konseling gizi prakonsepsi dalam penelitian ini signifikan meningkatkan
sikap sampel (Doloksaribu & Simatupang, 2019).
d. Anjuran untuk banyak mengkonsumsi makanan atau suplemen asam
folat untuk pranikah. Disarankan mengkonsumsi asam folat minimal 1
bulan sebelum hamil agar indung telur yang dihasilkan berkualitas.
Selain itu asam folat mampu menurunkan resiko gangguan metabolisme
DNA yang bisa saja terjadi (Kementerian Agama Republik Indonesia,
2018).

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2017. “BKKBN : USIA PERNIKAHAN IDEAL 21-25 TAHUN.”

BKKBN. (2014). Modul Pengajaran Mempersiapkan Kehamilan Yang Sehat.

Doloksaribu, L. G., & Simatupang, A. M. (2019). Pengaruh Konseling Gizi


Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Wanita Pranikah Di Kecamatan
Batang Kuis. Wahana Inovasi, 8(2089–8592), 63–73.

Dunneram, Y., & Jeewon, R. (2015). Healthy Diet and Nutrition Education Program
among Women of Reproductive Age: a Necessity of Multilevel Strategies or
Community Responsibility. Health Promotion Perspectives, 5(2), 116–127.
https://doi.org/10.15171/hpp.2015.014

Ellysa. 2017. “Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja.” Situasi Kesehatan Reproduksi


Remaja.

Fasola, O., Abosede, O., & Fasola, F. A. (2018). Knowledge, attitude and practice of
good nutrition among women of childbearing age in Somolu Local Government,
Lagos State. Journal of Public Health in Africa, 9(1), 42–46.
https://doi.org/10.4081/jphia.2018.793

Jamaluddin, & Amalia, N. (2016). Buku Ajar Hukum Perkawinan.


www.unimalpres.unimal.ac.id

Kemenkes. 2014. “Pedoman Gizi Seimbang. Pusat Data Dan Informasi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.” Proceedings of the 8th Biennial Conference of
the International Academy of Commercial and Consumer Law 1(hal 140): 43.
http://www.springer.com/series/15440%0Apapers://ae99785b-2213-416d-aa7e-
3a12880cc9b9/Paper/p18311.

Kemenkes RI. (2015). Buku Saku Bagi Calon Pengantin. 21–22.

Kementerian Agama Republik Indonesia. (2018). Kesehatan Reproduksi Calon


Pengantin. Kementerian Agama Republik Indonesia.

Kusmiyati, Y., Estiwidani, D., Meilani, N., Ismiyati, A., & Aprilia Hendraswari, C.
(2018). Modul Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Pada Remaja dan Pranikah.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka.

Rini Handayani, S., & Sri Mulyati, T. (2017). Bahan Ajar Kebidanan Dokumentasi
Kebidanan.

Torkian, S., Mostafavi, F., & Pirzadeh, A. (2020). Effect of a mobile application
intervention on knowledge, attitude and practice related to healthy marriage
among youth in Iran. 9. https://doi.org/10.4103/jehp.jehp

Wilujeng, R. D. (2013). Modul Kesehatan Reproduksi. In Griya Akbid Husada.

Yulivantina, E. V., Mufdlilah, M., & Kurniawati, H. F. (2021). Pelaksanaan Skrining


Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan. Jurnal Kesehatan Reproduksi,
8(1), 47. https://doi.org/10.22146/jkr.55481

Yulivantina, E. V., Suryantara, B., Ayu Kusumawardani, L., & Fitri, I. (2020).
MODUL PRAKTIKUM ASUHAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI.

Anda mungkin juga menyukai