Untuk Memenuhi Target Praktik Stage Pra Nikah Program Studi Profesi Bidan
Disusun Oleh :
Usni Silitonga (P1337424821616)
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Calon pengantin merupakan pasangan laki-laki dan perempuan yang akan segera
hidup bersama dalam mahligai rumah tangga dan membentuk keluarga dalam ikatan
pernikahan. Masa pra nikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah
menikah akan segera menjalani proses konsepsi. Kualitas seorang generasi penerus
akan ditentukan oleh kondisi sejak sebelum hamil dan selama kehamilan. Kesehatan
prakonsepsi menjadi sangat penting untuk diperhatikan termasuk status gizinya,
terutama dalam upaya mempersiapkan kehamilan karena akan berkaitan erat dengan
kehamilan.
2. Rumusan Masalah
A. Apa filosofi pernikahan?
B. Apa saja informasi yang dibutuhkan pasangan pranikah yang mencangkup
kesehatan reproduksi, hak reproduksi dan seksual, serta organ reproduksi?
C. Apa saja persiapan pra nikah?
D. Apa saja informasi yang bisa didapatkan tentang kehamilan, pencegahan
komplikasi, persalinan, dan pasca salin?
E. Apa saja informasi yang bisa didapatkan tentang infeksi menular seksual,
infeksi saluran reproduksi serta HIV dan AIDS?
F. Apa saja informasi yang bisa didapatkan tentang deteksi diri kanker leher
rahim dan kanker payudara?
G. Bagaimana tinjauan teori asuhan kebidanan?
3. Tujuan
A. Untuk mengetahui filosofi pernikahan
B. Untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan pasangan pra nikah yang
mencangkup kesehatan reproduksi, hak reproduksi dan seksual, serta organ
reproduksi
C. Untuk mengetahui persiapan pra nikah
D. Untuk mengetahui informasi yang bisa didapatkan tentang kehamilan,
pencegahan komplikasi, persalinan, dan pasca salin
E. Untuk mengetahui informasi yang bisa didapatkan tentang infeksi menular
seksual, infeksi saluran reproduksi serta HIV dan AIDS
F. Untuk mengetahui informasi yang bisa didapatkan tentang deteksi diri kanker
leher rahim dan kanker payudara
G. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan teori asuhan kebidanan
4. Manfaat
3) Organ Reproduksi
b. Organ Reproduksi Perempuan
a) Ovarium (Indung Telur).
Organ yang terletak di kiri dan kanan rahim di ujung saluran telur
(fimbrae/umbai-umbai) dan terletak di rongga pinggul, indung telur
berfungsi mengeluarkan sel telur (ovum), sebulan sekali indung telur
kiri dan kanan secara bergiliran mengeluarkan sel telur. Sel telur
adalah sel yang dihasilkan oleh indung telur yang dapat dibuahi oleh
sperma sehingga terjadi konsepsi (pembuahan). Bila tidak dibuahi, sel
telur akan ikut keluar bersama darah saat menstruasi.
b) Tuba Fallopii (saluran telur).
Saluran di kiri dan kanan rahim yang berfungsi untuk mengantar ovum
dari indung telur menuju rahim.
c) Fimbrae (umbai-umbai).
Dapat di analogikan dengan jari-jari tangan, umbai-umbai ini
berfungsi untuk menangkap sel telur yang dikeluarkan indung telur.
d) Uterus (rahim)
Merupakan tempat janin berkembang, bentuknya seperti buah pir dan
berat normalnya antara 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar rahim
kurang lebih sebesar telur ayam kampung, dindingnya tediri dari:
(1) Lapisan parametrium merupakan lapisan paling luar dan yang
berhubungan dengan rongga perut.
(2) Lapisan myometrium merupakan lapisan yang berfungsi
mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi)
(3) Lapisan endometrium merupakan lapisan dalam rahim tempat
menempelnya sel telur yang sudah dibuahi. Lapisan ini terdiri dari
lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.
e) Serviks (leher rahim).
Bagian rahim yang berbatasan dengan vagina. Pada saat persalinan
tiba, leher rahin membuka sehingga bayi dapat keluar.
f) Vagina (liang senggama).
Merupakan sebuah saluran berbentuk silinder dengan diameter depan
± 6,5 cm dan dinding belakang ± 9 cm yang bersifat elastis dengan
berlipat lipat. Fungsinya sebagai tempat penis berada saat
bersanggama, tempat keluarnya menstruasi dan bayi.
g) Klitoris (kelentit).
Merupakan organ kecil yang paling peka rangsangan dibanding
dengan bagian-bagian alat kelamin perempuan yang lain. Klitoris
banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf.
h) Labia (bibir kemaluan).
Terdiri dari dua bibir, yaitu bibir besar(labia mayor) dan bibir kecil
(labia minor).
TT I 0
2) Asam folat, penting bagi calon ibu sejak prakonsepsi sampai kehamilan
trimester pertama. Berperan dalam perkembangan system saraf pusat dan
darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat
sistem saraf. Asam folat dapat diperoleh melalui makanan, seperti sayuran
berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau, caisim mini), asparagus, brokoli,
papaya, jeruk, stroberi, rasberi, kacang-kacangan, alpukat, okra, kembang
kol, seledri, wortel, buah bit, dan jagung. Sebagian susu untuk ibu hamil
pun mengandung asam folat cukup tinggi, sehingga dapat membantu
memenuhi kebutuhan Ibu.
f. Zat seng. Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga
pembentukan sperma yang sehat. Bagi calon ibu, seng membantu
produksi materi generatik ketika pembuahan terjadi. Bagi calon ayah,
melancarkan pembentukan sperma. Sumber seng antara lain makanan
hasil laut/seafood (seperti lobster, ikan, daging kepiting, ed.), daging,
kacang-kacangan (kacang mete dan almond), biji-bijian (biji labu dan
bunga matahari, ed), serta produk olahan susu.
g. Zat besi. Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi (pelepasan sel
telur) tergangu. Makanan atau multivitamin yang mengandung zat besi
akan membantu dalam persiapan kehamilan dan menghindari anemia
ketika kehamilan. Sumbernya dari hati, daging merah, kuning telur,
sayuran hijau, jeruk, dan serealia yang diperkaya zat besi.
1) Kehamilan
a. Konsep Kehamilan
b. Tanda-Tanda Kehamilan
(1) Amenorea
(3) Mengidam
(6) Konstipasi
(6) Ultrasonografi
d. Memeriksa Kehamilan
2) Pencegahan Komplikasi
b) Menjaga nutrisi
c) Olahraga
3) Persalinan
(4) Bayi biasanya lahir 12 jam sejak mulas teratur yang pertama.
a) Melakukan perawatan tali pusar dengan kasa bersih, kering dan steril
setiap hari sampai tali pusat lepas.
c) Memeriksa kesehatan ibu dan bayi baru lahir pada tenaga kesehatan
minimal 4 kali dalam bulan pertama sesudah melahirkan.
d) Meminum satu kapsul vit A merah segera setelah melahirkan dan satu
lagi setelah 24 jam
a. Pada pria, terdapat bengkak dan nyeri pada kantung pelir/kantung zakar.
d. Demam.
e. HIV merupakan virus yang pada tahap AIDS dapat mematikan. Gonore
(kencing nanah) Sifilis (raja singa)
a. Kandidosis vaginalis
Gejala klinis : Pruritus vulva, inflamasi pada introitus pada introitus dan
labia, disertai edema atau fisura, duh tubuh vagina bergumpal, putih,
kadang-kadang dapat kental, atau kekuningan ph vagina <4,5
b. Vaginosis bakterial
Gejala klinis: vagina berbau amis terutama setelah senggama, duh tubuh
vagina tidak terlalu banyak, homogen, putih keabu-abuan, melekat pada
dinding vagina, tidak ada tanda inflamasi. Ph vagina > 4,7; tes amin (+)
c. Trikomoniasis
a. Penularan HIV
(1) Hubungan seks. Pada saat berhubungan seks tanpa kondom, HIV
dapat menular dari darah orang yang terinfeksi, air mani atau cairan
vagina langsung ke aliran darah orang lain, atau melalui selaput
mukosa yang berada di bagian dalam vagina, penis atau dubur.
(2) HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV
atau melalui alat suntik atau alat tindakan medis lain yang tercemar
HIV.
(3) Selain dari jarum suntik, para pengguna narkoba suntik bergantian
juga risiko tertular HIV.
(4) HIV menular dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, kelahiran, dan
ketika menyusui.
d) Berpelukan, berciuman
e) Hidup serumah
g) Berenang bersama
h) Bergantian pakaian, handuk, saputangan
j) Gigitan serangga
b. Gejala HIV
Hal ini bisa terjadi selama 5-10 tahun. Setelah itu orang tersebut mulai
menunjukkan kumpulan gejala akibat menurunnya kekebalan tubuh
setelah terinfeksi HIV.
a) Saling Setia
b) Kondom
G. Informasi Tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara
(1) Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda.
Semakin muda seorang perempuan melakukan hubungan seks,
semakin besar risikonya untuk terkena kanker leher rahim.
(3) Merokok. Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena
kanker leher rahim dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok.
Penelitian menunjukkan, lendir leher rahim pada wanita perokok
mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yangada di dalam rokok.
Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan leher rahim di samping
merupakan faktor pencetus (kokarsinogen) infeksi virus.
(4) Persalinan, infeksi, dan iritasi menahun pada leher rahim dapat
menjadi pemicu kanker leher rahim.
Pada fase prakanker, sering tidak ada gejala atau tanda-tanda yang khas.
Namun, kadang bisa ditemukan gejala-gejala sebagai berikut :
(6) Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada
radang panggul.
(7) Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi.
Kematian pada kasus kanker leher rahim terjadi karena sebagian besar
penderita yang berobat sudah berada dalam stadium lanjut.
(1) Papsmear
Deteksi dini kanker leher rahim dianjurkan untuk perempuan usia 30- 50
tahun yang sudah berhubungan seksual dan dapat dilakukan 5 tahun
sekali.
(2) Puskesmas
Pada stadium awal umumnya kanker leher rahim tidak memiliki gejala.
Pada stadium lanjut, gejalanya antara lain :
(4) Nyeri pinggang saat buang air kecil dan buang air besar.
2) Kanker Payudara
Kanker payudara adalah kanker terbesar kedua yang berisiko diderita oleh
perempuan setelah kanker leher rahim. Sampai saat ini, penyebab pasti
kanker payudara belum dapat diketahui. Tetapi dapat dipastikan beberapa
penyebab terjadinya kanker payudara.
(2) Pola makan tinggi lemak dan rendah serat, termasuk mengandung
banyak zat pengawet atau pewarna
Melakukan SADARI
Langkah 1: bercermin dengan kedua tangan di pinggang
A. Pengkajian
1) Data Subyektif
b. Umur
Sedangkan pada umur > 35 tahun, fungsi alat reproduksi dan organ
lainnya sudah menurun, apalagi wanita yang hamil pertama pada usia ini,
memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami preeklampsia (Indriani,
2012).
c. Alamat
d. Pendidikan
e. Pekerjaan
Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi catin agar bidan dapat
menyesuaikan dalam memberi nasehat atau edukasi. Persiapan financial/
keuangan yang matang untuk persiapan pemeliharaan kesehatan dan
persiapan menghadapi kehamilan dan persalinan. (BKKBN, 2014)
f. Riwayat menstruasi
Hal utama yang perlu dikaji adalah menarche, siklus menstruasi dan
gangguan menstruasi. Menarche adalah menstruasi pertama kali yang
merupakan tahap kematangan organ-organ seksual perempuan dan tanda
siklus masa subur telah mulai. Siklus menstruasi dan gangguan
mentruasi dapat mempengaruhi masa subur. (Yusuf, dkk, 2014).
g. Riwayat imunisasi
h. Riwayat kontrasepsi
a) Nutrisi
b) Aktivitas
c) Personal hygiene
d) Istirahat
e) Pola kebiasaan
m. Riwayat pernikahan
Keadaan budaya dan spiritual kedua pihak, perkawainan antar budaya atau
ras akan menimbulkan masalah-masalah dan isu-isu yang spesifik,
misalnya tentang perbedaan dalam mengekspresikan cinta dan keintiman,
cara berkomunikasi, keyakinan beragama, komitmen dan sikap yang
mengarah pada perkawinan itu sendiri, nilai-nilai kultural yang
disampaikan oleh orangtua sejak kecil dan pola pengasuhan anak (Imanda
and Masykur 2016)
2) Data Obyektif
Data objektif adalah data yang diperoleh melalui observasi dan hasil
pemeriksaan, pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Varney
langkah pertama pengkajian data.
a. Pemeriksaan umum
a) Tekanan Darah
b) Nadi
c) Suhu
d) Respirasi
b. Antropometri
a) Berat badan
b) Tinggi badan
c. Pemeriksaan fisik
a) Wajah
b) Leher
c) Payudara
d) Abdomen
Menilai ada tidaknya massa abnormal dan ada tidaknya nyeri, tekan,
tidak ada bekas luka atau bekas operasi, striae (Kemenkes, 2013).
e) Genitalia
Tidak terdapat tanda-tanda IMS seperti bintil-bintil berisi cairan,
lecet, pada daerah vulva dan vagina. Pada keadaan normal, tidak
terdapat hemoroid pada anus (Rini Handayani & Sri Mulyati, 2017)
f) Ekstremitas
Tidak ada odema, akral hangat, pergerakan bebas (Rini Handayani &
Sri Mulyati, 2017.
d. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
(1) Albumin
(3) Hemoglobin
(5) HbsAg
(6) HIV/AIDS
b. Kebutuhan
Tidak ada
Tidak ada
4) Penatalaksanaan
DAFTAR PUSTAKA
Dunneram, Y., & Jeewon, R. (2015). Healthy Diet and Nutrition Education Program
among Women of Reproductive Age: a Necessity of Multilevel Strategies or
Community Responsibility. Health Promotion Perspectives, 5(2), 116–127.
https://doi.org/10.15171/hpp.2015.014
Fasola, O., Abosede, O., & Fasola, F. A. (2018). Knowledge, attitude and practice of
good nutrition among women of childbearing age in Somolu Local Government,
Lagos State. Journal of Public Health in Africa, 9(1), 42–46.
https://doi.org/10.4081/jphia.2018.793
Kemenkes. 2014. “Pedoman Gizi Seimbang. Pusat Data Dan Informasi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.” Proceedings of the 8th Biennial Conference of
the International Academy of Commercial and Consumer Law 1(hal 140): 43.
http://www.springer.com/series/15440%0Apapers://ae99785b-2213-416d-aa7e-
3a12880cc9b9/Paper/p18311.
Kusmiyati, Y., Estiwidani, D., Meilani, N., Ismiyati, A., & Aprilia Hendraswari, C.
(2018). Modul Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Pada Remaja dan Pranikah.
Rini Handayani, S., & Sri Mulyati, T. (2017). Bahan Ajar Kebidanan Dokumentasi
Kebidanan.
Torkian, S., Mostafavi, F., & Pirzadeh, A. (2020). Effect of a mobile application
intervention on knowledge, attitude and practice related to healthy marriage
among youth in Iran. 9. https://doi.org/10.4103/jehp.jehp
Yulivantina, E. V., Suryantara, B., Ayu Kusumawardani, L., & Fitri, I. (2020).
MODUL PRAKTIKUM ASUHAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI.