Anda di halaman 1dari 35

Asuhan Kebidanan Holistik

Pada Ny. E Umur 23 Tahun P2A0AH2 Hari Ke 1 Postpartum


Fisiologis Di Puskesmas Seyegan
Oleh:
Kun Khikmatul Afifah
NIM. P07123523073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES
YOGYAKARTA
2023
LATAR BELAKANG

Pada Periode early postpartum (24


Masa ini merupakan masa yang
jam – 1 minggu) fase ini bidan
cukup penting bagi tenaga kesehatan
Masa nifas (puerperium) dimulai memastikan involusi uteri dalam
untuk selalu melakukan pemantauan
setelah plasenta lahir dan berakhir keadaan normal, tidak ada
karena pelaksanaan yang kurang
ketika alat kandungan kembali seperti perdarahan, lokhea tidak berbau
maksimal dapat menyebabkan ibu
keadaan sebelum hamil, berlangsung busuk, tidak demam, ibu cukup
mengalami berbagai masalah, bahkan
kira-kira 6 minggu. mendapatkan makanan dan cairan,
dapat berlanjut pada komplikasi
serta ibu dapat menyusui dengan
masa nifas
baik.
LATAR BELAKANG

Menyusui adalah suatu proses alamiah,


walaupun demikian dalam lingkungan Teknik menyusui yang benar sering kali
Laktasi dapat diartikan dengan kebudayaan kita saat ini melakukan hal terabaikan, ibu kurang memahami tata
pembentukan dan pengeluaran air susu yang alamiah tidaklah selalu mudah laksana yang benar, misalnya pentingnya
ibu (ASI), yang merupakan makanan sehingga perlu pengetahuan dan latihan ASI, bagaimana ASI keluar (fisiologis
pokok terbaik bagi bayi yang bersifat yang tepat. Fakta menunjukkan terdapat menyusui), bagaimana posisi menyusui
alamiah 40% wanita yang tidak menyusui bayinya dan perlekatan yang baik sehingga bayi
karena banyak yang mengalami nyeri dapat menghisap secara efektif.
dan pembengkakan payudara.
KAJIAN KASUS DAN TEORI
KAJIAN KASUS
Pada hari Rabu / 29 November 2023 pukul 17.00 WIB Ny. E berumur 23 tahun, dirawat diruang perawatan nifas
UPT Puskesmas seyegan. Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan lebih mendalam Ny. E mengatakan merasa nyeri
saat bergerak, ASI sudah keluar dan baru menyusui 1 jam yang .lalu karena bayi tertidur. Ny. E merasa belum
mengetahui ketidaknyaman nyeri jahitan luka serta cara menyusui yang benar. Dari hasil pengakajian data objektif
kondisi Ny. E dalam batas normal, hasil pemeriksaan fisik konjungtiva Ny. E tampak normal kemerahan. Saat ini
masalah yang dialami Ny. E adalah kurangnya pengetahuan tentang proses teknik menyusui serta perawatan
jahitan, sehingga kebutuhan Ny. E yaitu perawatan luka jahit serta teknik menyusui yang benar.
KAJIAN TEORI

Teknik menyusui

Perubahan saat
nifas kebutuhan

Konsep masa
nifas
Kajian teori
Masa nifas (puerperium) berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya bayi dan parous
artinya melahirkan atau berarti masalah setelah melahirkan. Masa Nifas (puerperium)
adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai pemulihan kembali alat-alat reproduksi
seperti keadaan semula sebelum hamil yang berlangsung 6 minggu (40 hari). (Mansyur &
Dahlan, 2014)
Tahapan Masa Nifas

 Periode immediate postpartum


Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24
jam. Pada masa ini merupakan fase kritis, sering
terjadi insiden perdarahan postpartum karena atonia
uteri. Oleh karena itu, bidan perlu melakukan
pemantauan secara kontinu, yang meliputi; kontraksi
uterus, pengeluaran lokia, kandung kemih, tekanan
darah dan suhu.
Perubahan Fisiologis

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada


kondisi sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan
melakukan pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana TFU-nya
(Tinggi Fundus Uteri)

Menurut (Simanullang, 2017) tinggi fundus uteri masa post


partum :
TFU hari 1 post partum 1 jari di bawah pusat
TFU hari 2 post partum 2-3 jari di bawah pusat
Lochea

Lokhea mempunyai perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi
(Fitriahadi & Utami, 2018). Menurut Simanullang (2017) lokhea dibedakan menjadi 4
jenis berdasarkan warna dan waktu keluarnya. Pada kunjungan pertama lokhea yang
keluar yaitu :
 Lokhea rubra
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa postpartum. Cairan yang
keluar berwarna merah karena terisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding
rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
Vulva dan vagina

Pada masa nifas biasanya terdapat luka-luka pada


jalan lahir. Luka pada vagina umumnya tidak
seberapa luas dan akan sembuh secara sembuh
dengan sendirinya. kecuali apabila terdapat infeksi.
(Mansyur & Dahlan, 2014)
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami. Laktasi dapat diartikan
dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI), yang merupakan makanan pokok terbaik bagi
bayi yang bersifat alamiah. Bagi setiap ibu yang melahirkan akan tesedia makanan bagi bayinya, dan bagi
si anak akan merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa aman, tenteram, hangat akan kasih sayang
ibunya (Mansyur & Dahlan, 2014)
Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis menurut Nurliana Mansyur & A. Kasrinda Dahlan
(2014) yaitu sebagai berikut :
a) Refleks Prolaktin
Pada waktu bayi menghisap payudara ibu, ibu menerima rangsangan neurohormonal pada puting dan
areola, rangsangan ini melalui nervus vagus diteruskan ke hypophysa lalu ke lobus anterior, lobus anterior
akan mengeluarkan hormon prolaktin yang masuk melalui peredaran darah sampai pada kelenjar-
kelenjar pembuat ASI dan merangsang untuk memproduksi ASI.
b) Refleks Let Down
Refleks ini mengakibatkan memancarnya ASI keluar, isapan bayi akan merangsang putting susu dan
areola yang dikirim lobus posterior melalui nervus vagus, dari glandula pituitary posterior dikeluarkan
hormon oxytosin ke dalam peredaran darah yang menyebabkan adanya kontraksi otot-otot myoepitel
dari saluran air susu, karena adanya kontraksi ini maka ASI akan terperas ke arah ampula.
1. Perubahan Psikologis
Proses penyesuaian ibu atas perubahan yang dialami salah satunya ialah fase taking
in menurut Enny Fitriahadi & Istri Utami (2018) yaitu:
 Fase taking in
Fase taking in yaitu periode ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada
dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya
dari awal sampai akhir. Ibu perlu bicara tentang dirinya sendiri. Ketidaknyamanan fisik
yang dialami ibu pada fase ini seperti rasa mules, nyeri pada jahitan,
Penatalaksanaan

Kunjungan Waktu Asuhan


I 6-8 jam post partum a. Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia
uteri.
b. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan
serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara
mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.
g. Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka
bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru
lahir dalam keadaan baik.
Teknik perlekatan yang benar saat menyusui adalah dengan rumus AMUBIDA, yaitu:

A : Aerola

Aerola adalah bagian berwarna gelap di sekitar puting. Perlu diperhatikan bagi ibu saat menyusui adalah memasukkan sebagian besar Aerola
bagian bawah ke mulut bayi.

Mu: Mulut terbuka lebar

Ketika ibu memasukkan puting dan aerola kedalam mulut bayi, pastikan mulut harus terbuka lebar, bukan mengatupkan mulut ke arah dalam atau
merapatkan ke arah dalam.

Bi: Bibir harus 'dower'

Saat menghisap puting, bibir bayi harus terbuka dower ke bawah, sehingga Aerola sebagian besar bagian bawahnya masuk ke dalam mulut bayi.

Da: Dagu menempel ke payudara

Pentingnya memposisikan Dagu menempel ke payudara ibu agar hidung bayi tidak tertutup.
Tanda bayi telah berada dalam posisi menyusu yang baik : seluruh tubuhnya

berdekatan dan terarah pada ibu, mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara.

areola tidak terlihat dengan jelas, bayi terlihat melakukan isapan yang lamban dan

dalam serta menelan ASInya, bayi terlihat tenang dan senang, ibu tidak merasakan adanya

nyeri pada puting susu.


PEMBAHASAN
PENGKAJIAN
Dari hasil pengkajian awal pada pasien Ny. E saat perawatan masa nifas di Puskesmas seyegan, klien
berusia 23 tahun, P2A0AH2 dengan postpartum 6 jam fisiologis. Ny. E mengatakan tidak ada keluhan,
dan ingin mengetahui perawatan luka jahit serta teknik menyusui. Ny. E mengatakan ASI-nya sudah
keluar dan bayinya sudah mau menyusu 2 jam yang lalu, dan merasa nyeri saat berpinak posisi.
Berdasarkan teori Enny Fitriahadi & Istri Utami (2018) beraa paa Fase taking in yaitu periode
ketergantungan. Periode ini berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan.
Pada fase ini, ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ketidaknyamanan fisik yang dialami
ibu pada fase ini seperti rasa mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan.
Saat ini masalah yang dialami Ny. E adalah kurangnya pengetahuan tentang proses perawatan jahit
serta teknik menyusui yaitu mengalami ketiak nyaman, sehingga kebutuhan Ny. E yaitu perawatan
jahit luka serta menyusui yang benar.
Analisis
• Berdasarkan hasil anamnesis, dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan Ny. E
didiagnosa P2A0AH2 postpartum hari ke-1 fisiologis . Data objektif didapatkan tanda-
tanda vital dalam batas normal,. Berdasarkan hasil pengkajian diatas maka penulis
menyimpulkan bahwa Ny. E , umur 23 tahun P2A0AH2 post partum hari ke 1 fisiologis .

Penatalaksanaan
• Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. E diantaranya dengan pemberian
konseling
Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. E sesuai dengan diagnosis kebidanan
antara lain :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan fisik dan menjelaskan kepada Ny. E
bahwa Ny. E secara medis masih termasuk dalam kategori kondisi fisik
dalam batas normal.
Suhu : 36,5oC RR : 20 x/menit
TD : 120/80 mmHg Nadi : 80 xmenit
- Ny. E telah mengerti dengan hasil pemeriksaan fisiknya
2. Memberitahu ibu bagaimana cara perawatan luka jahit yaitu dengan menjaga luka tetap kering, membasuh
kemaluan dari arah depan ke belakang setelah BAK dan BAB menggunakan air mengalir, lalu
mengeringkan dengan handuk atau tisu. Selain itu ganti pembalut minimal 2x sehari. Mengkonsumsi
sayuran hijau dan makan makanan tinggi protein seperti sayur, telur, ayam, ikan, agar luka jahitan cepat
kering,
Hasil : ibu bersedia melakukan perawatan luka jahit yang Ny. E bersedia untuk melakukan saran yang
telah diberikan
Menganjurkan Ny. E mengkonsumsi makanan dengan menu seimbang, bergizi dan mengandung cukup kalori
berguna untuk produksi ASI dan mengembalikan tenaga setelah persalinan. Kualitas dan jumlah makanan yang
akan dikonsumsi akan sangat mempengaruhi produksi ASI. Selama menyusui, ibu dengan status gizi baik rata –
rata memproduksi ASI sekitar 800 cc yang mengandung 600 kkal, sedangka ibu yang status gizinya kurang
biasanya akan sedikit menghasilkan ASI. (Sari, 2014: 148)
Ny. E mengerti dengan penjelasan yang diberikan
2. Mengajarkan ibu teknik dan cara menyusui bayi yang benar yaitu dengan memposisikan bayi
sehingga kepala dan bahu bayi berada dalam satu garis lurus. Mengarahkan tubuh bayi menghadap
ibu sehingga dada dan perut bayi menempel pada perut ibu sehingga mulut bayi dekat puting susu
ibu. Memberikan rangsangan reflek rooting pada bayi dengan menyentuh pipi bayi sehingga bayi
mencari putiing untuk dihisap. Tanda bayi menghisap dengan benar yaitu bayi menghisap dengan
teratur, lambat tetapi dalam dan ibu tidak merasakan nyeri pada puting. Semakin sering bayi
menghisap puting ibu maka akan merangsang produksi ASI semakin banyak dan ASI yang di
dapatkan oleh bayi tercukupi.
2. Menganjurkan Ny. E Memberikan penjelasan tentang manfaat ASI yang mengandung bahan yang sangat
diperlukan bayi, mudah dicerna, memberikan perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih, siap untuk
diminum dan hemat biaya. Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu (Jika payudara penuh) dan tentu
saja itu lebih berarti pada menyusui sesuai kehendak bayi atau kebutuhan bayi setiap 2 – 3 jam (paling sedikit
setiap 4 jam), bergantian antara payudara kiri dan kanan. Seorang bayi menyusu sesuai permintaannya bisa
menyusu sebanyak 12 – 15 kali dalam 24 jam. (Marmi, 2014 : 73)
3. Memberikan terapi asmet amox
4.
ASKEB
Nama : Ny. E (23 th) & Tn M (30th)
S Alamat : Mergosono, Tambakrejo
Keluhan : Ny. E mengatakan kurang nyaman saat bergerak dan terasa nyeri, merasa belum mengetahui cara
mengurangi nyeri jahit sera menyusui yang
. Riwayat Persalinan Sekarang
Ibu mengatakan bayi lahir pukul 00.06 WIB di Puskesmas seyegan, dengan berat badan 3500 g, panjang
badan 49 cm, jenis kelamin laki-laki, penolong persalinan bidan, jenis persalinan normal

Pemeriksaan fisik :
O TD 120/80 mmHg, tfu 2 jari bawah pusat lochea rubra

Ny. E Usia 23 Tahun P2A0 postpartum hari ke1 fisiologis


A
Memberitahu ibu bagaimana cara perawatan luka jahit , KIE teknik menyusui
P
a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1) Eliminasi
Ibu mengatakan sudah bisa BAK pada pukul 10.00 WIB, warna kuning jernih, ibu belum BAB.
2) Pola Hygiene
Ibu mengatakan sudah ganti baju dan dibersihkan badannya paska persalinan.
3) Istirahat/Tidur
Ibu mengatakan bisa istirahat kurang lebih 1 jam pada pukul 12.00 WIB.
4) Aktivitas
Ibu mengatakan sudah bisa miring kiri kanan, duduk, dan berjalan.
5) Pola Menyusui
Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya dan ASI sudah keluar.
6) Pola Konsumsi Zat Besi dan Vitamin A
Ibu mengatakan sudah minum vit. A 1 kapsul setelah melahirkan.
JOURNAL READING
BAB I
ISI JURNAL
Judul Jurnal
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TEKNIK MENYUSUI DENGAN METODE PERAGAAN DAN VIDEO”
Abstrak
Latar Belakang Menyusui merupakan suatu cara pemberian makanan yang ideal untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2010
dijelaskan bahwa 67,5% ibu yang gagal memberikan ASI eksklusif kepada bayinya karena kurangnya
pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang benar. Perilaku menyusui yang salah dapat mengakibatkan
putting susu menjadi lecet. Penggunaan media dalam pendidikan kesehatan dapat berpengaruh besar dalam
penyerapan informasi yang disampaikan sehingga dapat menigkatkan pengetahuan dan
kemampuan ibu menyusui. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan metode peragaan dan video
untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pada ibu postpartum. Metode Penelitian ini
menggunakan metode studi kasus yang dilakukan pada 5 ibu bersalin primipara di Praktek Bidan Mandiri
(PMB) Aning. Proses pemberian pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui dengan menggunakan
metode peragaan dan video dilakukan 2 kali pertemuan pada hari ke-1 dan ke-3 postpartum. Hasil
penelitian menunjukan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui dengan metode peragaan dan video
dapat meningkatkan pengetahuan ibu menyusui sehingga meningkatkan kemampuan ibu menyusui.
Kesimpulan penelitian ini adalah metode peragaan dan video dapat meningkatkan pengetahuan ibu
menyusui sehingga meningkatkan kemampuan ibu menyusui.
Signifikansi temuan:
Penerapan pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui dengan metode peragaan dan video
sudah dilakukan kepada 5 partisipan yaitu pada Ny. D, Ny. E, Ny. T, Ny.W dan Ny.A Setelah dilakukan
pendidikan kesehatan, kelima partisipan mengalami peningkatan ibu menyusui sehingga meningkatkan
kemampuan ibu menyusui
BAB II
TELAAH JURNAL
A. Deskripsi Bukti

1. Apakah Paparan dari penelitian ini?

Paparan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan metode peragaan dan video untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan pada ibu postpartum.

2. Apakah Outcome dari penelitian ini?

Outcome dari penelitian ini yaitu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pada ibu postpartum

3. Apakah Desain Penelitian yang di gunakan


penelitian desriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui
di PMB Aning. Partisipan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling.
4. Apakah populasi study pada penelitian ini

Partisipan yang diberi asuhan berjumlah 5 orang. Kriteria inklusi: Ibu post partum hari pertama, Ibu post partum
primipara, Ibu yang bersedia menjadi responden, Sehat jasmani dan rohani. Kriteria eksklusi: Ibu yang tidak menyusui,
Ibu yang anaknya memiliki cacat bawaan, Ibu yang memiliki riwayat penyakit kanker payudara.

5. Apakah temuan utama dari penelitian ini

Hasil setelah dilakukan pendidikan kesehatan, kelima partisipan mengalami peningkatan ibu menyusui sehingga
meningkatkan kemampuan ibu menyusui.

. KESIMPULAN DESKRIPSI

Paparan, outcome, definisi operasional variabel digunakan, cara mendapatkan sampel serta metode pengukuran telah
diinformasikan dengan cukup baik.
B. Validitas Interna Pertimbangan mengenai pertimbangan non Kausal

1. Apakah hasil dipengaruhi oleh bias observasi


Dalam hasil studi ini, tidak terdapat pengaruh bias karena menggunakan kuesioner yang telah diuji sebelumnya, terstruktur,
dan dikelola oleh peneliti sendiri, sehingga meminimalisir adanya bias observasi.
2. Apakah dipengaruhi oleh counfounding
Dalam studi ini, tidak dipengaruhi oleh variabel counfounding karena dalam penelitian ini variabel yang diteliti tidak
dipengaruhi oleh variabel lain.
3. Apakah hasil dipengaruhi variasi chance
Pada studi ini, tidak disebutkan nilai CI yang digunakan sehingga tidak dapat diketahui mengenai ada atau tidaknya pengaruh
variasi chance.
C. Validitas internal pertimbangan gambaran positif hubungan causal
1. Apakah terdapat Hubungan waktu yang tepat?
Ya, Dalam studi ini, dijelaskan bahwa data yang digunakan adalah terdapat hubungan waktu yang tepat, ibu menyusui di
PMB Aning .
2. Apakah hubungan yang terjadi kuat
Berdasarkan dari hasil kuesioner pretest tentang pengetahuan teknik menyusui kepada kelima partisipan, mengalami kenaikan
nilai lebih tinggi dari sebelum dilakukan penerapan karena partisipan belum pernah diberikan materi tentang teknik menyusui
yang benar.
3. Apakah ada hubungan dosis respon
Dalam penelitian ini, menunjukkan hubungan dosis respon saat menyusui serta PNC
4. Apakah hasil akhir penelitian konsisten didalam study?
Hasil studi penelitian ini dapat dinilai konsisten karena pada beberapa variabel menunjukkan hasil yang konsisten/ tidak
memiliki nilai yang terpaut jauh.
5. Apakah ada spesifisitas dalam penelitian ini
Dalam studi ini, spesifikasi terhadap tingkat pengetahuan sertakemampuan menyusui
D. Validitas Eksterna generalisasi hasil ke populasi

1. Dapatkah hasil penelitian diaplikasikan ke populasi eligible

Populasi studi dalam penelitian ini dapat diaplikasikan ke populasi eligible, karena kriteria pengetahuan serta
kemampuan teknik menyusui.

2. Dapatkah hasil penelitian diaplikasikan ke populasi sumber


Populasi studi dalam penelitian ini dapat diaplikasikan ke populasi sumber karena besarnya populasi, sehingga dilakukan
dengan pengambilan sampel sesuai dengan teknik pengambilan sampel yang dikehendaki.
3. Dapatkah hasil penelitian diaplikasikan ke populasi relevan lain nya

Penelitian ini dapat diaplikasikan pada populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan studi ini.

KESIMPULAN VALIDITAS EKSTERNA


Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan ke populasi eligible dan relevan, namun dapat diaplikasikan ke populasi sumber.
4. Perbandingan Hasil studi dengan bukti-bukti lain
Penelitian ini menunjukkan adanya konsistensi hasil dengan bukti penelitian lain. Hal ini juga sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh (Amelia, 2012) Penelitian lain yang sesuai adalah penelitian yang dilakukan oleh Amelia, dkk
(2012) tentang “Efektifitas Pendidikan Kesehatan Tentang ASI Terhadap Tingkat Pengetahuan, Kemampuan dan Motivasi
Menyusui Primipara”, hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan secara bermakna terhadap pengetahuan,
kemampuan menyusui dan motivasi menyusui. kesadaran ibu.

5. Apakah hasil konsisten dengan bukti dari penelitian lain


Hasil studi ini dapat dikatakan konsisten dengan penelitian lain
6. Apakah bukti penilaian menunjukan spesifitas
Bukti peneltian ini menunjukkan adanya spesifitsitas, menjelasakan tingkat pengetahuan serta kemampuan
7. Apakah hasil penelitian plausible dalam hal mekanisme biologic
Hasil penelitian ini menunjukkan plausible dalam mekanisme biologi.minat pengetahuan seta kemampuan teknik menyusui
8. Jika efek utama ditunjukan apakah hal itu koheren dengan distribusi eksposur dan outcome

Koheren adalah data yang diamati sesuai dengan pengetahuan yang ada yang diperoleh dari data yang besar. Pada
penelitian ini data yang digunakan sesuai dengan penelitian terdahulu, minat keikutsertaan juga terlihat dari berbagai
faktor
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai