Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK PRANIKAH

Untuk Memenuhi Persyaratan Target Praktik Stage Pra Nikah Program Studi Profesi
Bidan

Disusun Oleh :
Sri Murniyati (P1337424821550)

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Pranikah telah diperiksa


dan disahkan pada tanggal 2022.

Magelang, Maret 2022

Pembimbing Klinik Praktikan

…………………….. Sri Murniyati

Mengetahui

Pembimbing Institusi

Sri Wahyuni, S.Kp.Ns., S. Tr. Keb, M.Kes

NIP.

2
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………………………. 1

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… 3

1. TINJAUAN TEORI MEDIS …………………………………………………. 4


A. Filosofi Pernikahan ………………………………………………………... 4
B. Informasi Pra Nikah ……………………………………………………….. 4
C. Persiapan Pra Nikah ……………………………………………………….. 7
D. Informasi Tentang Nutrisi Pra Nikah …………………………………..….. 8
E. Informasi Tentang Kehamilan, Pencegahan Komplikasi, Persalinan, dan
Pasca Salin ………………………………………………………………… 10
F. Informasi Tentang Infeksi Menular Seksual, Infeksi Saluran Reproduksi, serta
HIV dan AIDS ……………………………………………………… 13
G. Informasi Tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara
…………………………………………………………………………… 16
2. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN ……………………………. 19

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 26

3
LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGI HOLISTIK PRA NIKAH

1. TINJAUAN TEORI MEDIS


a. Filosofi Pernikahan

Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, perkawinan


adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan batas usia 19 tahun untuk laki-laki
dan 16 tahun untuk perempuan. Akan tetapi, berdasarkan UU No. 35 tahun 2014
tentang perubahan atas UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, usia
kurang dari 18 tahun masih tergolong anak-anak. Oleh karena itu, BKKBN
memberikan batasan usia pernikahan 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun untuk
pria
Kemudian menurut Kemenkes RI (2015) penyebutan nama Tuhan Yang Maha
Esa dalam akad/ janji pernikahan berarti bahwa disamping saling bertanggungjawab
antara satu dengan yang lain, suami isteri juga bertanggungjawab pada Tuhan Yang
Maha Esa atas segala yang dilakukan dalam peran dan fungsi mereka sebagai suami
istri.

B. Informasi Pra Nikah


1) Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi
aspek fisik, mental dan sosial, dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau
gangguan di segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya
maupun proses reproduksi tersebut (Kusmiyati et al., 2018).
2) Hak Reproduksi dan Seksual

a. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi

b. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi

c. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi

d. Hak dilindungi dan kematian karena kehamilan

e. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kehamilan

4
f. Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan kehidupan
reproduksinya

g. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk


perlindungan dari pelecehan, perkosaan, kekerasan, penyiksaan seksual

h. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu penetahuan yang berkaitan


dengan kesehatan reproduksi

i. Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya

j. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga

k. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam berkeluarga dan
kehidupan kesehatan reproduksi

l. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang


berkaitan dengan kesehatan reproduksi

3) Organ Reproduksi

a. Organ Reproduksi Perempuan

a) Ovarium (Indung Telur).

Ovarium atau indung telur terletak di sebelah kiri dan kanan rahim.
Bentuknya seperti buah kenari dengan panjang 3-5 cm, tebal 1 cm, dan
berat 15 gram. Fungsi ovarium adalah sebagai tempat pembentukan
ovum atau sel telur dan menghasilkan estrogen dan progesteron.
Sel telur adalah sel yang dihasilkan oleh indung telur yang dapat
dibuahi oleh sperma sehingga terjadi konsepsi (pembuahan). Bila tidak
dibuahi, sel telur akan ikut keluar bersama darah saat menstruasi.

b) Tuba Fallopii (saluran telur)

Saluran di kiri dan kanan rahim yang berfungsi untuk mengantar ovum
dari indung telur menuju rahim.

c) Uterus (rahim)

Fungsi uterus adalah sebagai tempat menempelnya janin hingga proses


persalinan. Di dalam uterus, kehidupan janin ditopang oleh plasenta
yang akan mencukupi kebutuhan janin berupa makanan.

d) Serviks (leher rahim)

Bagian rahim yang berbatasan dengan vagina. Pada saat persalinan tiba,

5
leher rahin membuka sehingga bayi dapat keluar.

e) Vagina (liang senggama)

Merupakan sebuah saluran berbentuk silinder dengan diameter depan ±


6,5 cm dan dinding belakang ± 9 cm yang bersifat elastis dengan
berlipat lipat. Fungsinya sebagai tempat penis berada saat bersanggama,
tempat keluarnya menstruasi dan bayi.

f) Klitoris

Merupakan organ kecil yang paling peka rangsangan dibanding dengan


bagian-bagian alat kelamin perempuan yang lain. Klitoris banyak
mengandung pembuluh darah dan syaraf.

g) Labia (bibir kemaluan)

Terdiri dari dua bibir, yaitu bibir besar (labia mayor) dan bibir kecil
(labia minor).

b. Organ Reproduksi Pria

a) Testis (buah zakar)

Berjumlah dua buah untuk memproduksi sperma setiap hari dengan


bantuan testosteron. Testis berada dalam skrotum, diluar rongga
panggul. Sperma merupakan sel yang berbentuk seperti berudu
(kecebong) berekor hasil dari testis yang dikeluarkan saat ejakulasi
bersama cairan mani dan bila bertemu dengan sel telur yang matang
akan terjadi pembuahan.

b) Skrotum (kantung buah zakar)

Kantong kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat lipat.
Skrotum adalah tempat bergantungnya testis. Skrotum mengandung
otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut dengan maksud
mengatur suhu testis agar relatif tetap.

c) Vas deferens (saluran sperma)

Saluran yang menyalurkan sperma dari testis-epididimis menuju ke


uretra/ saluran kencing pars prostatika. Vas deferens panjangnya ± 4,5
cm dengan diameter ±2,5 mm

d) Prostat, vesikula seminalis dan beberapa kelenjar lainnya

6
Kelenjar-kelenjar yang menghasilkan cairan mani (semen). Yang
berguna untuk memberikan makanan pada sperma.

e) Penis

Berfungsi sebagai alat sanggama dan sebagai saluran untuk


pengeluaran sperma dan air seni. Pada keadaan biasa, ukuran penis
kecil. Ketika terangsang secara seksual darah banyak dipompa ke penis
sehingga berubah menjadi tegang dan besar disebut sebagai ereksi.
Bagian glans merupakan bagian depan atau kepala penis. Glans banyak
mengandung pembuluh darah dan syaraf. Kulit yang menutupi glans
disebut foreskin (preputium). Pada laki-laki sunat dilakukan dengan
cara membuang kulit preputium. Secara medis sunat dianjurkan karena
memudahkan pembersihan penis sehingga mengurangi kemungkinan
terkena infeksi, radang dan kanker.

C. Persiapan Pra Nikah

a. Persiapan Fisik:

Pemeriksaan status kesehatan : tanda-tanda vital (suhu, nadi, frekuensi


nafas, tekanan darah)

b. Pemeriksaan Darah :

1) Hb, Trombosit, Lekosit,

2) Golongan Darah dan Rhesus

3) Gula Darah Sewaktu (GDS)

4) Thalasemia

5) Hepatitis B dan C

6) TORCH (TOksoplasmosis, Rubella, Citomegalovirus dan Herpes


simpleks)

c. Status Imunisasi TT:

Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) artinya memberikan kekebalan


terhadap penyakit tetanus kepada ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani.
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit tetanus

7
dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk mencapai
kekebalan penuh, yang dilakukan secara bertahap. Jadwal suntik biasanya
dimulai sebulan sebelum menikah, hingga 2 tahun setelah menikah. Berikut
jadwal suntik tetanus untuk calon pengantin wanita:

Status TT Interval Lama

TT I 0

TT II 4 minggu setelah TT I 3 tahun

TT III 6 bulan setelah TT II 5 tahun

TT IV 1 tahun setelah TT III 10 tahun

TT V 1 tahun setelah TT IV 25 tahun

D. Informasi Tentang Nutrisi Pra Nikah

Menurut BKKBN (2014) nutrisi untuk pra nikah yang mengandung :

a. Protein, meningkatkan produksi sperma. Makanlah telur, ikan, daging, tahu


dan tempe.

b. Asam folat, penting bagi calon ibu sejak prakonsepsi sampai kehamilan
trimester pertama. Berperan dalam perkembangan system saraf pusat dan
darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi lahir dengan cacat
sistem saraf. Asam folat dapat diperoleh melalui makanan, seperti sayuran
berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau, caisim mini), asparagus, brokoli,
papaya, jeruk, stroberi, rasberi, kacang-kacangan, alpukat, okra, kembang
kol, seledri, wortel, buah bit, dan jagung. Sebagian susu untuk ibu hamil
pun mengandung asam folat cukup tinggi, sehingga dapat membantu
memenuhi kebutuhan Ibu.

c. Konsumsi berbagai Vitamin

a) Vitamin C. Pada wanita, vitamin C berperan penting untuk fungsi


indung telur dan pembentukan sel telur. Selain itu, sebagai antioksidan
(bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten) vitamin C berperan
melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal bebas (oksidan)
yang mempengaruhi kesehatan sistem reproduksi. Vitamin C banyak

8
terdapat pada jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya, mangga, sawi, tomat,
dan cabai merah.

b) Vitamin D. Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat


kesuburan. Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh dengan
bantuan sinar matahari, selain itu dapat pula diperoleh dari telur, susu,
hati, minyak ikan, ikan tuna, margarin, dan ikan salmon.

c) Vitamin A. Berperan dalam produksi sperma yang sehat. Terdapat pada


hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan berlemak, brokoli, wortel,
bayam, dan tomat.

d) Vitamin B6. Kekurangan vitamin B6 akan menyebabkan terjadinya


ketidakseimbangan hormon. Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan,
beras merah, kacang kedelai, kacang tanah, pisang, dan sayur kol.

e) Vitamin E. Vitamin E dapat meningkatkan kemampuan sperma


membuahi sel telur dan mencegah keguguran karena perannya dalam
menjaga kesehatan dinding rahim dan plasenta. Banyak terdapat pada
minyak tumbuh-tumbuhan, bekatul gandum, dan kecambah atau tauge.

f) Seng. Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga


pembentukan sperma yang sehat. Bagi calon ibu, seng membantu produksi
materi generatik ketika pembuahan terjadi. Bagi calon ayah, melancarkan
pembentukan sperma. Sumber seng antara lain makanan hasil laut/seafood
(seperti lobster, ikan, daging kepiting, ed.), daging, kacang-kacangan
(kacang mete dan almond), biji-bijian (biji labu dan bunga matahari, ed),
serta produk olahan susu.

g) Zat besi. Kekurangan zat besi membuat siklus ovulasi (pelepasan sel telur)
tergangu. Makanan atau multivitamin yang mengandung zat besi akan
membantu dalam persiapan kehamilan dan menghindari anemia ketika
kehamilan. Sumbernya dari hati, daging merah, kuning telur, sayuran hijau,
jeruk, dan serealia yang diperkaya zat besi.

h) Fosfor. Jika kekurangan, menurunkan kualitas sperma calon ayah. Ada di


susu, dan ikan teri.

E. Informasi Tentang Kehamilan, Pencegahan Komplikasi, Persalinan dan Pasca

9
Salin

A) Kehamilan

Kehamilan idealnya adalah kehamilan yang direncanakan, diinginkan dan


dijaga perkembangannya secara baik . Namun ada berbagai faktor yang
dapat membuat kehamilan menjadi tertunda atau bahkan tidak diinginkan.
Kehamilan tidak diinginkan dapat terjadi akibat hubungan seks pranikah,
akibat gagal/drop out KB dan pada unmet need (wanita usia subur yang
tidak ingin punya anak tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi).

a. Tanda-Tanda Kehamilan

Tanda dugaan (presumtif) yaitu perubahan fisiologis yang dialami


pada wanita namun sedikit sekali mengarah pada kehamilan karena
dapat ditemukan juga pada kondisi lain serta sebagian besar bersifat
subyektif dan hanya dirasakan oeh ibu hamil. Yang temasuk
presumtif sign adalah :

Amenorea

Nausea dan vomitus (mual dan muntah)

Mengidam

Fatique (Kelelahan) dan sinkope (pingsan)

Gangguan saluran kencing

Konstipasi

Perubahan Berat Badan

Pigmentasi kulit karena pengaruh hormone Kortikosteroid


Plasenta, Chloasma Gravidarum, areola mammae yang melebar
dan menghitam, leher ada hiperpigmentasi dan dinding perut
(Linea Nigra/ Gricea)

(Fitriahadi, 2017)

1) Tanda-Tanda Kemungkinan Hamil

a) Perut membesar

b) Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk besar dan


konsistensi dari rahim

10
c) Tanda Hegar

Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus


segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain

d) Tanda Chadwick

Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi


kebiru-biruan

e) Tanda Piscaseck

Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena


embrio biasanya terletak di sebelah atas, dengan bimanual
akan terasa benjolan yang asimetris

f) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (Braxton


Hicks)

g) Teraba Ballotement

(Fitriahadi, 2017)

2) Tanda-Tanda Pasti Kehamilan

a) Gerakan janin yang dapat dilihat/ dirasa/ diraba, juga bagian-


bagian janin

b) Denyut jantung janin

c) Terlihat tulang – tulang janin dalam USG

(Fitriahadi, 2017)

b. Cara menentukan taksiran persalinan

Taksiran persalinan/melahirkan: Harus diketahui haid terakhir


(tanggal,bulan,tahun). Rumus:

Tanggal +7, Bulan -3, Tahun +1

c. Memeriksa Kehamilan

Pelayanan pemeriksaan ibu hamil mencakup 10T :

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.

2) Pengukuran tekanan darah Ibu.

11
3) Tentukan status gizi (ukur lingkar lengan atas).

4) Pengukuran janin/pengukuran tinggi fundus uteri.

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin.

6) Penilaian status imunisasi TT.

7) Tablet tambah darah.

8) Tes laboratorium.

9) Tata laksana kasus.

10) Tatap muka/konseling tentang kehamilan.

Pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali selama kehamilan :

Trimester I (0-3 bulan) : 2 kali

Trimester II (4-6 bulan) : 1 kali

Trimester III (7-9 bulan) : 3 kali

B) Pencegahan Komplikasi

Untuk menghindari semua kemungkinan yang dapat menambah risiko


terjadinya komplikasi selama kehamilan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan.

Meskipun komplikasi selama kehamilan memiliki banyak penyebab,


melakukan tindakan pencegahan tertentu dapat membantu ibu hamil untuk
menghindarinya.

1) Mengonsumsi makanan segar

2) Menjaga nutrisi

3) Olahraga

4) Hindari obat-obatan

5) Hindari stress

6) Jangan berpergian terlalu jauh

7) Berhenti minum alkohol dan merokok

C) Persalinan

12
a. Tanda-tanda ibu akan melahirkan

1) Perut mulas secara teratur, mulasnya sering dan lama

2) Keluar Persalinan lendir bercampur darah dari jalan lahir.

3) Keluar air ketuban dari jalan lahir.

4) Bayi biasanya lahir 12 jam sejak mulas teratur yang pertama.

b. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah terampil dalam


membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih
terjamin.

Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan


yang aman, bersih dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya.

c. Perawatan Pasca Persalinan

1) Melakukan perawatan tali pusar dengan kasa bersih, kering dan


steril setiap hari sampai tali pusat lepas.

2) Pemberian imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio bagi bayi.

3) Memeriksa kesehatan ibu dan bayi baru lahir pada tenaga


kesehatan minimal 4 kali sesudah melahirkan.

4) Meminum satu kapsul vit A merah segera setelah melahirkan dan


satu lagi setelah 24 jam

5) Dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan


yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan.

F. Informasi Tentang Infeksi Menular Seksual, Infeksi Saluran Reproduksi serta


HIV DAN AIDS

1) IMS yang sering dijumpai

a. GO dan Klamidia berakibat kemandulan bagi penderitanya, jika tidak


diobati dengan benar.

b. Kondiloma akuminata (Jengger Ayam) dan Herpes genitalis sangat

13
menjengkelkan karena bersifat kambuhan seumur hidup.

c. Hepatitis berbahaya jika sudah parah dan merusak hati.

d. Sifilis pada bayi yang dilahirkan dari perempuan penderita sifilis


seringkali cacat atau lahir dalam keadaan sudah mati.

e. HIV merupakan virus yang pada tahap AIDS dapat mematikan. Gonore
(kencing nanah) Sifilis (raja singa)

Tindakan Jika Terinfeksi IMS

a. Segera periksakan diri kita ke dokter untuk mengetahuinya secara tepat.

b. Minum obat sampai tuntas sesuai petunjuk dokter

c. Jangan berhubungan seks dulu hingga IMS sembuh.

d. Minta segera pasangan kita juga memeriksakan diri.

Tidak semua IMS dapat diobati. HIV/AIDS, Hepatitis B & C, Herpes


genitalis dan Kondiloma akuminata (Jengger ayam) termasuk jenis-jenis
IMS yang tidak dapat disembuhkan.

HIV adalah yang paling berbahaya karena selain tidak dapat


disembuhkan, HIV merusak kekebalan tubuh manusia untuk melawan
penyakit apapun. Akibatnya, orang yang terkena HIV dapat menjadi sakit-
sakitan dan banyak yang meninggal karenanya

Herpes genitalis, sering kambuh dan sangat nyeri jika sedang kambuh.
Pada Herpes, yang dapat diobati hanya gejala luarnya saja, tetapi bibit
penyakitnya akan tetap hidup dalam tubuh penderita selamanya.

Kondiloma akuminata (Jengger Ayam), pada laki-laki dapat


menyebabkan kanker penis sedangkan pada perempuan seringkali
menyebabkan kanker rahim.

2) Infeksi Saluran Reproduksi

a. Kandidosis vaginalis

Gejala : Pruritus vulva, inflamasi pada introitus pada introitus dan labia,
disertai edema atau fisura, duh tubuh vagina bergumpal, putih, kadang-
kadang dapat kental, atau kekuningan ph vagina <4,5

14
Komplikasi : Kulit sekitar vulva lecet

Pencegahan : Jaga kebersihan alat kelamin

b. Vaginosis bakterial

Masa inkubasi: beberapa hari sampai 4 minggu

Gejala : vagina berbau amis terutama setelah senggama, duh tubuh


vagina tidak terlalu banyak, homogen, putih keabu-abuan, melekat pada
dinding vagina, tidak ada tanda inflamasi. Ph vagina > 4,7; tes amin (+)

Komplikasi: pada perempuan hamil dapat menyebabkan ketuban pecah


dini, kelahiran prematur, bayi berat badan lahir rendah

c. Trikomoniasis

Masa inkubasi: beberapa hari sampai 4 minggu.

Gejala : duh tubuh vagina homogen, banyak, purulen, kadang-kadang


berbusa, mukosa vagina eritema, berbau seperti ikan busuk, dapat
disertai pruritus vulva. Ph vagina > 5,0

Komplikasi: pada wanita hamil dapat menyebabkan partus prematur,


bayi berat badan lahir rendah

3) HIV dan AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan kuman/virus penyebab


AIDS. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan
gejala/penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh yang didapat dari
infeksi HIV. (Kemenkes RI, 2015)

Penularan HIV

a. Hubungan seks. Pada saat berhubungan seks tanpa kondom, HIV dapat
menular dari darah orang yang terinfeksi, air mani atau cairan vagina
langsung ke aliran darah orang lain, atau melalui selaput mukosa yang
berada di bagian dalam vagina, penis atau dubur.

b. HIV dapat menular melalui transfusi darah yang mengandung HIV atau
melalui alatsuntik atau alat tindakan medis lain yang tercemar HIV.

c. Selain dari jarum suntik, para pengguna narkoba suntik bergantian juga
risiko tertular HIV.

15
d. HIV menular dari ibu ke bayi pada saat kehamilan, kelahiran, dan
ketika menyusui.

Gejala HIV

Gejala HIV tidak menunjukkan gejala sama sekali. Setelah seseorang


terinfeksi HIV, dia terlihat biasa saja seperti halnya orang lain karena tak
menunjukkan gejala klinis. Tetapi orang tersebut bisa menularkan virus
HIV melalui penularan cairan tubuh.

Hal ini bisa terjadi selama 5-10 tahun. Setelah itu orang tersebut mulai
menunjukkan kumpulan gejala akibat menurunnya kekebalan tubuh setelah
terinfeksi HIV.

Cegah Penularan IMS dan HIV

1) Saling Setia.

2) Kondom

3) Hindari penggunaan narkoba suntik.

4) Penggunaan alat-alat yang steril

G. Informasi Tentang Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara

1) Kanker Leher Rahim

Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma serviks uterus merupakan


kanker pembunuh perempuan nomor dua di dunia setelah kanker payudara.
Di Indonesia, kanker leher rahim bahkan menduduki peringkat pertama.
Kanker leher rahim yang sudah masuk ke stadium lanjut sering
menyebabkan kematian dalam jangka waktu relatif cepat. Serviks atau leher
rahim/mulut rahim merupakan bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke
liang sanggama (vagina). Kanker serviks berkembang secara bertahap.
Proses terjadinya kanker ini diperlukan waktu 1-20 tahun.

a. Faktor Risiko Kanker Leher Rahim

a) Hubungan seks pada usia muda atau pernikahan pada usia muda.
Semakin muda seorang perempuan melakukan hubungan seks,
semakin besar risikonya untuk terkena kanker leher rahim.

b) Berganti-ganti pasangan seksual. Perilaku seksual berupa gonta-

16
ganti pasangan seks akan meningkatkan penularan penyakit
kelamin. Penyakit yang ditularkan seperti infeksi Human
Papilloma Virus (HPV) telah terbukti dapat meningkatkan
timbulnya kanker leher rahim.

c) Merokok. Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar


terkena kanker leher rahim dibandingkan dengan wanita yang tidak
merokok. Penelitian menunjukkan, lendir leher rahim pada wanita
perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yangada di dalam
rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan leher rahim di
samping merupakan faktor pencetus (kokarsinogen) infeksi virus.

d) Persalinan, infeksi, dan iritasi menahun pada leher rahim dapat


menjadi pemicu kanker leher rahim.

b. Tanda-tanda Kanker Leher Rahim.

a) Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina.

b) Perdarahan setelah sanggama yang kemudian berlanjut menjadi


perdarahan yang abnormal.

c) Timbulnya perdarahan setelah masa menopause

d) Keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau dan dapat


bercampur dengan darah.

e) Timbul gejala-gejala kurang darah bila terjadi perdarahan kronis.

f) Timbul nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada
radang panggul.

g) Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang


gizi.

c. Deteksi Dini Kanker Leher Rahim

a) Papsmear

b) Tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Cuka)

Deteksi dini kanker leher rahim dianjurkan untuk perempuan usia


30- 50 tahun yang sudah berhubungan seksual dan dapat dilakukan
5 tahun sekali.

17
2) Kanker payudara

Kanker payudara adalah kanker terbesar kedua yang berisiko diderita oleh
perempuan setelah kanker leher rahim. Sampai saat ini, penyebab pasti
kanker payudara belum dapat diketahui. Tetapi dapat dipastikan beberapa
penyebab terjadinya kanker payudara.

Faktor Risiko Kanker payudara

a. Perempuan yang merokok atau sering terkena/menghisap asap rokok


(perokok pasif).

b. Pola makan tinggi lemak dan rendah serat, termasuk mengandung


banyak zat pengawet atau pewarna

c. Mendapat haid pertama kurang dari 12 tahun

d. Menopause (mati haid) setelah umur 50 tahun

e. Melahirkan anak pertama sesudah umur 35 tahun

f. Tidak pernah menyusui anak

g. Pernah mengalami operasi pada payudara yang disebabkan oleh kelainan


tumor jinak atau tumor ganas

h. Di antara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara

Deteksi Dini Kanker Payudara Dengan SADARI

SADARI merupakan cara deteksi dini akan adanya benjolan atau perubahan
pada payudara dibandingkan dengan keadaan sebelumnya oleh karena itu
SADARI dianjurkan dilakukan sebulan sekali setelah selesai haid.
Melakukan SADARI

 Langkah 1: bercermin dengan kedua tangan di pinggang

 Langkah 2: angkat kedua tangan cermati setiap perubahan pada


payudara

 Langkah 3: pencet puting, perhatikan cairan yang keluar

 Langkah 4: pijatlah payudara sambil berbaring

 Langkah 5: pijatlah payudara saat mandi

18
2. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Pengkajian

1) Data Subjektif

a) Nama: Untuk mengenal ibu dan suami.

Umur : Umur reproduksi sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun
((((Prawirohardjo 2014) Pada umur < 20 tahun, fisiologis alat reproduksi
belum sepenuhnya matang dan psikologis masih belum stabil akibatnya
meningkatkan risiko mengalami penyulit saat hamil (Sukaesih, 2012).

Alamat : Bertujuan untuk mempermudah tenaga kesehatan dalam


melakukan follow up terhadap perkembangan ibuibu. vBeberapa
penelitian menyebutkan bahwa perempuan yg bekerja di lingkungan
pertanian lebih sering mengalami abortus spontan dan kasus Stillbirth
(lahir mati) lebih sering dijumpai diantara perempuan yang bertempat
tinggal dekat tempat aplikasi karbamat pada trimester II (Winardi, 2016).

b) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat intelektual ibu sehingga tenaga


kesehatan dapat melalukan komunikasi termasuk dalam hal pemberian
konseling sesuai dengan pendidikan terakhirnya (Rini Handayani & Sri
Mulyati, 2017).

c) Pekerjaan

Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi catin agar bidan dapat
menyesuaikan dalam memberi nasehat atau edukasi. Persiapan financial/
keuangan yang matang untuk persiapan pemeliharaan kesehatan dan
persiapan menghadapi kehamilan dan persalinan. (BKKBN, 2014)

d) Riwayat menstruasi

Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi


sampai datangnya menstruasi periode berikutnya. Siklus normal terjadi
21-35 hari. (BKKBN, 2014)

e) Riwayat imunisasi

Skrining status imunisasi perlu dilakukan pada calon ibu terutama


imunisasi TT. Status imunisasi lain yang perlu diskrining yaitu hepatitis
B, HPV, TORCH/Rubella, dan imunisasi penyakit lainnya yang memiliki

19
prevalensi tinggi di daerah tempat tinggal calon pengantin wanita dan
laki – laki. (Kemenkes RI, 2015).

f) Riwayat kesehatan klien

Mengkaji apakah ibu pernah atau sedang menderita penyakit yang


dianggap berpengaruh pada kondisi kesehatan saat ini. Misalnya
penyakit-penyakit degeneratif ( jantung DM, dll), infeksi saluran
kencing. (Kemenkes, 2013)

g) Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat penyakit pada keluarga dapat menurun karena faktor genetik,


dan bisa menular kepada klien. Adanya riwayat penyakit pada keluarga
dapat meningkatkan risiko keguguran, kematian janin, ketidaksuburan
atau kesulitan mendapat keturunan atau kondisi lain/cacat lahir yang
diturunkan secara genetik. ((BKKBN, 2014)

h) Pola fungsional kesehatan

(1) Nutrisi

Dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat vitamin


yang diperlukan tubuh dalam persiapan kehamilan, misalnya protein,
vitamin E, vitamin C, asam folat, dan sebagainya (BKKBN, 2014)

(2) Aktivitas

Wanita menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga


teratur. Berusaha untuk menurunkan berat badan bila obesitas
(kegemukan). (BKKBN, 2014)

(3) Personal hygiene

Personal hygiene yang buruk dapat menimbulkan infeksi pada organ


reproduksi. Mengganti pakaian dalam 2 kali sehari, menggunakan
pakaian dalam yang menyerap keringat. Saat menstruasi normalnya
ganti pembalut maksimal 4 jam sekali atau sesering mungkin
(Yulivantina, 2020)

(4) Istirahat

Menurut teori Hidayat dan Uliyah (2008) dalam buku Rini


Handayani, S dan Sri Mulyati, T (2017) pada wanita usia reproduksi
(20-35 tahun) kebutuhan tidur dalam sehari adalah sekitar 8-9 jam.

20
(5) Pola kebiasaan

Seorang perokok pasif akan memiliki risiko yang sama dengan


perokok aktif. Hampir semua komplikasi pada plasenta dapat
ditimbulkan oleh rokok, seperti abortus, solusio plasenta, infusiensi
plasenta, plasenta previa dan BBLR. Selain itu dapat menyebabkan
dampak buruk bagi janin antara lain SIDS (sindroma kematian bayi
mendadak), penyakit paru kronis, asma, otitis media. Konsumsi obat-
obatan tertentu, kesalahan subklinis tertentu atau defesiensi pada
mekanisme intermediat pada janin mengubah obat yang sebenarnya
tiddak berbahaya menjadi berbahaya, apalagi pada perkembangan
janin. (BKKBN, 2014)Memiliki binatang peliharaan seperti kucing
dapat menyebabkan penyakit toxoplasmosis (Wijayanti, dkk, 2014)..

i) Mengetahui riwayat pernikahan dulu dan berapa lama usia


pernikahan, alasan berpisah. Tujuannya mengetahui jumlah pasangan
sebelumnya dan hubungan dengan pasangan sebelumnya yang dapat
mempengaruhi hubungannya dengan pasangan sekarang

j) Riwayat psikososial budaya dan spiritual

Kondisi psikologis individu yang perlu di kaji saat premarital


psychological screening antara lain : kepercayaan diri kedua pihak
sebelum membangun sebuah keluarga, kemandirian masing-masing
calon dalam memenuhi kebutuhan hidup sahari-hari misal bekerja atau
kendaraan dan tempat tinggal pribadi, tidak lagi selalu bergantung pada
orang tua, kemampuan komunikasi antara kedua belah pihak yang dapat
membantu menyelesaikan persoalan dalam rumah tangga serta
penentuan pengambil keputusan dalam keluarga, efek masa lalu yang
belum terselesaikan harus dapat dikomunikasikan secara terbuka antara
kedua pihak. Selain itu hubungan antara kedua pihak keluarga, seberapa
jauh keluarga besar dapat menerima atas pernikahan tersebut (Kemenkes
RI, 2015).

2) Data Objektif

Data objektif adalah data yang diperoleh melalui observasi dan hasil
pemeriksaan, pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Varney

21
langkah pertama pengkajian data.

a. Pemeriksaan umum

a) Tekanan Darah

Bertujuan untuk menilai adaya gangguan pada sistem


kardiiovaskuler. Normal 100/60-140/90 mmHg.

b) Nadi

Untuk mengetahui fungsi jantung ibu, normalnya 80 – 90 x/ menit.


(Rini Handayani & Sri Mulyati, 2017).

c) Suhu

Digunakan untuk menilai keseimbangan suhu tubuh serta membantu


menentukan diagnosis penyakit. Normal antara 36,0°C – 37,0℃.

d) Respirasi

Bertujuan untuk menilai frekuensi pernapasan normal, irama,


kedalaman, dan tipe/pola pernapasan. Pernafasan normal antara 18-
24 kali per menit.

b. Antropometri

a) Berat badan

Apabila klien yang datang untuk mendapat konseling prakonsepsi


mengalami amenore dan berat badannya dibawah normal, ia harus
diindikasikan untuk meningkatkan asupan kalori. Sebaliknya,
apabila ia mengalami obesitas, ia harus dianjurkan untuk
mengurangi asupan kalori supaya berat badannya turun sampai
rentang normal pada saat konsepsi, karena obesitas dalam masa
kehamilan meningkatkan resiko preeklampsia dan gangguan
tromboembolisme. Wanita juga harus dianjurkan untuk
meningkatkan asupan asam folat sebesar 400 mg per hari.

b) Tinggi badan

TB yang normal yaitu >145cm. Pada calon ibu yang memiliki


TB <145cm (low high) akan meningkatkan resiko panggul sempit.
Ukuran BB dan TB digunakan juga untuk menghitung Indeks
Massa Tubuh (IMT).

22
c) Lingkar lengan atas (LILA)

Ukuran LILA normal yaitu >23,5cm. Jika < 23,5 cm merupakan


indikator Ibu kurang gizi sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR
(Rini Handayani & Sri Mulyati, 2017).

c. Pemeriksaan fisik

a) Wajah

Penilaian pada muka wajah untuk melihat ada tidaknya


pembengkakan pada daerah wajah serta mengkaji kesimetrisan bentuk
wajah. ((((Rini Handayani & Sri Mulyati, 2017).

b) Leher

Dalam keadaan normal, kelenjar tyroid tidak terlihat dan hampir tidak
teraba sedangkan kelenjar getah bening bisa teraba seperti kacang
kecil.

c) Payudara

Tidak terdapat benjolan/ masa yang abnormal. Simetris.

d) Abdomen

Menilai ada tidaknya massa abnormal dan ada tidaknya nyeri, tekan,
tidak ada bekas luka atau bekas operasi, striae

e) Genitalia

Tidak terdapat tanda-tanda IMS seperti bintil-bintil berisi cairan,


lecet, pada daerah vulva dan vagina. Pada keadaan normal, tidak
terdapat hemoroid pada anus.

f) Ekstremitas

Tidak ada odema, akral hangat, pergerakan bebas (Rini Handayani &
Sri Mulyati, 2017.

d. Pemeriksaan Penunjang

a) Golongan darah dan rhesus

Golongan darah tidak hanya sebagai pelembab kartu indentitas.

23
Golongan darah wajib kita ketahui karena dapat mencegah resiko
kesehatan, membantu orang dalam keadaan darurat dan dalam proses
transfusi darah. Saat dilakukan pemeriksaan golongan darah
seseorang sekaligus akan diketahui jenis rhesusnya. Rhesus (Rh)
merupakan penggolongan atas ada dengan tidaknya antigen-D,
disebut didalam darah seseorang. Orang yang dalam darahnya
mempunya antigen D didalam darah disebut rhesus positif , sedang
orang yang dalam darahnya tidak dijumpai antigen –D disebut rhesus
negative. Apabila terdapat inkontabilitas rhesus (ketidakcocokan
rhesus) akan dapat terjadi pembekuan darah yang berakibat fatal,
yaitu kematian penerima darah, hal ini juga dapat menimbulkan resiko
pada ibu hamil yang mengandung bayi dengan rhesus yang berbeda.

b) Pemeriksaan tambahan jika diperlukan : TORCH, USG,


pemeriksaan gigi, tes sperma, tes tuberculosis

3) Analisa Perumusan Diagnosis dan Masalah

Analisa merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut


Varney langkah kedua, ketiga dan keempat, meliputi diagnosis/masalah
kebidanan, diagnosis/masalah potensial dan kebutuhan segera yang harus
diidentifikasi menurut kewenangan bidan melalui tindakan mandiri, tindakan
kolaborasi dan tindakan merujuk klien.

a. Diagnosis dan masalah

Langkah ini mengidentifikasi masalah yang ada Keluhan dan masalah.


Masalah yang diidentifikasi dilakukan pencegahan, bidan diharapkan
waspada dan siap dalam menangani masalah atau kemungkinan masalah.

b. Kebutuhan

Masalah yang diidentifikasi dilakukan pencegahan , bidan diharapkan


waspada dan siap dalam menangani masalah atau kemungkinan masalah,
sesuai kebutuhan klien

4) Penatalaksanaan

Rencana asuhan dibuat sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam


pengkajian, meliputi:

24
a. Jelaskan hasil pemeriksaan

Menjelaskan hasil pemeriksaan dengan bahasa yang mudah dimengerti


sangat penting agar calon ayah dan ibu memahami kondisinya dan dapat
mengambil keputusan terkait dengan masalah yang dihadapi

b. Berikan KIE tentang kesehatan reproduksi dan persiapan kehamilan


sesuai panduan konseling calon pengantin yang telah ditentukan oleh
Kemenkes 2015

c. Meningkatkan pengetahuan pasangan tentang kesehatan reproduksi dan


prakonsepsi.

d. Anjuran untuk banyak mengkonsumsi makanan atau suplemen asam


folat untuk pranikah. Disarankan mengkonsumsi asam folat minimal 1
bulan sebelum hamil agar indung telur yang dihasilkan berkualitas.
Selain itu asam folat mampu menurunkan resiko gangguan metabolisme
DNA yang bisa saja terjadi (Kementerian Agama Republik Indonesia,
2018).

25
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. (2014). Modul Pengajaran Mempersiapkan Kehamilan Yang Sehat.

Doloksaribu, L. G., & Simatupang, A. M. (2019). Pengaruh Konseling Gizi Prakonsepsi


Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Wanita Pranikah Di Kecamatan Batang Kuis.
Wahana Inovasi, 8(2089–8592), 63–73.

Dunneram, Y., & Jeewon, R. (2015). Healthy Diet and Nutrition Education Program
among Women of Reproductive Age: a Necessity of Multilevel Strategies or
Community Responsibility. Health Promotion Perspectives, 5(2), 116–127.
https://doi.org/10.15171/hpp.2015.014

Fasola, O., Abosede, O., & Fasola, F. A. (2018). Knowledge, attitude and practice of
good nutrition among women of childbearing age in Somolu Local
Government, Lagos State. Journal of Public Health in Africa, 9(1), 42–46.
https://doi.org/10.4081/jphia.2018.793

Kemenkes RI. (2015). Buku Saku Bagi Calon Pengantin. 21–22.

Kementerian Agama Republik Indonesia. (2018). Kesehatan Reproduksi Calon


Pengantin. Kementerian Agama Republik Indonesia.

Kusmiyati, Y., Estiwidani, D., Meilani, N., Ismiyati, A., & Aprilia Hendraswari, C.
(2018). Modul Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Pada Remaja dan Pranikah.

Rini Handayani, S., & Sri Mulyati, T. (2017). Bahan Ajar Kebidanan Dokumentasi
Kebidanan.

26
Torkian, S., Mostafavi, F., & Pirzadeh, A. (2020). Effect of a mobile application
intervention on knowledge, attitude and practice related to healthy marriage
among youth in Iran. 9. https://doi.org/10.4103/jehp.jehp

Wilujeng, R. D. (2013). Modul Kesehatan Reproduksi. In Griya Akbid Husada.

Yulivantina, E. V., Mufdlilah, M., & Kurniawati, H. F. (2021). Pelaksanaan Skrining


Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan. Jurnal Kesehatan Reproduksi,
8(1), 47. https://doi.org/10.22146/jkr.55481

Yulivantina, E. V., Suryantara, B., Ayu Kusumawardani, L., & Fitri, I. (2020). MODUL
PRAKTIKUM ASUHAN PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI.

27

Anda mungkin juga menyukai