Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asuhan antenatal merupakan asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilannya. Hal ini bertujuan untuk melihat serta memeriksa keadaan ibu
dan janin yang dilakukan secara berkala. Setiap hasil pemeriksaan diikuti dengan upaya
koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan. Pengawasan sebelum
persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
(Astuti, dkk. 2017:3)
Keberhasilan dalam upaya kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat dari indikator
angka kematian ibu (AKI). AKI adalah angka kematian ibu dalam masa kehamilan,
persalinan dan nifas dalam masa kehamilan atau pengololaannya tetapi bukan karena sebab –
sebab ;lain seperti kecelakaan atau terjatuh, dan lain lain di setiap 100.000 kelahiran hidup.
(Kemenkes RI, 2016)
Angka kematian ibu di Indonesia (AKI) mengalami penurunan sejak tahun 1991
sampai 2007, yaitu 390 sampai menjadi 228. AKI kembali menunjukkan penurunan pada
tahun 2015 tercatat 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan survey
penduduk sensus (SUSPAS) 2015. (Kemenkes. 2016)
Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi kesehatan,
pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, melaksanakan asuhan
tindakan sesuai dengan kewenangan atau bantuan lain jika diperlukan, serta melaksanakan
tindakan kegawatdaruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan
kesehatan, tidak hanya pada wanita, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini
harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi orang tua, serta dapat meluas
pada kesehatan wanita, kesehatan seksual atau kesehatan reproduksi, dan asuhan anak.
(Astuti, dkk.2016:6)
Antenatal Care merupakan kunjungan yang sangat penting untuk mendeteksikan diri
kehamilan beresiko. Oleh karena itu saya ingin ikut berpartisipasi dalam meningkatkan
derajat kesehatan ibu dan janin melalui asuhan kebidanan yang telah didapatkan selama
perkuliahan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester 1 dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan secara benar, tepat, dan sesuai
dengan kebutuhan ibu hamil itu sendiri.
1.2.2 Khusus
a. Penulis dapat mengkaji keadaan ibu hamil trimester 1
b. Memantau keadaan ibu hamil trimester 1
c. Mengetahui prinsip implementasi asuhan kebidanan pada ibu hamil.
d. Dapat mengevaluasi hasil akhir dari asuhan kebidanan pada ibu hamil.
1.3 Metode Pengumpulan Data
Manajemen kebidanan komprehensif ini menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut:
a. Wawancara
Yaitu metode pengumpulan data wawancara langsung responden yang diteliti, metode
ini diberikan hasil secara langsung dalam metode ini dapat digunakan instrumen berupa
pedoman wawancara kemudian daftar periksa atau cheklist.
b. Observasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang telah di teliti.
c. Studi dokumentasi
Yaitu merupakan cara pengumpulan data dengan melihat data dan riwayat ibu direkam
medic.
d. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan fisik pada klien secara
langsung meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk mendapatkan data
yang objektif
e. Studi Kepustakaan
Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengambil literatur dengan buku-buku, makalah
dan dari internet.
1.4 Sistematika Penulisan
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Format Laporan Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Metode Pengumpulan Data
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Definisi Kehamilan
2.1.2 Etiologi
2.1.3 Klasifikasi
2.1.4 Tanda – Tanda Kehamilan
2.1.5 Perubahan Fisiologi dan Anatomi pada Kehamilan
2.1.6 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
2.1.7 Tanda Bahaya pada Kehamilan
2.1.8 Penatalaksanaan
2.2 Konsep Manajemen Kebidanan
2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney
2.2.2 Pendokumentasian SOAP
2.2.3 Bagan Alur Berfikir Varney dan Pendokumentasian SOAP
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Teori
2.1.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak
boleh lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu disebut sebagai kehamilan
matur (cukup bulan) dan bila lebih dari 43 minggu disebut dengan kehamilan post matur.
Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan premature. Kehamilan adalah
peristiwa alamiah yang dialami seluruh ibu yang mengharapkan anak. Pada umumnya
kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang
diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal care sangat diperlukan. (Saifuddin, 2013:
87)
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. (Prawirohardjo, Sarwono, 2014:213)
Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester yaitu:
a. Trimester pertama, berlangsung dalam 12 minggu (minggu ke-0 sampai minggu ke-
12).
b. Trimester kedua, berlangsung dalam 15 minggu (minggu ke-13 sampai minggu ke-27).
c. Trimester ketiga, berlangsung 13 minggu (minggu ke-28 sampai minggu ke-40).
(Sarwono, Prawirohardjo, 2014:213)
2.1.2 Etiologi
Sel manusia terdiri dari sel tubuh atau sel somatik, dan sel kelamin atau sel gamet
(ovum untuk wanita dan sperma untuk pria). Meskipun memiliki bentuk dan ukuran yang
berbeda, ovum dan sperma dihasilkan agar suatu organisme dapat bereproduksi
menghasilkan keturunan. (Astuti, dkk, 2016:52)
1. Ovum
Sel telur (ovum) merupakan sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan oleh
ovarium dari organisme berjenis kelamin wanita. Manusia mempunyai dua buah
ovarium yang berfungsi untuk memproduksi ovum dan mengeluarkan hormon.
Ovarium merupakan tempat produksi oosit. Setiap ovarium mengandung sekitar
60.000 oosit yang terdapat pada bayi perempuan sejak saat dilahirkan. Akan tetapi,
hanya sekitar 400 ovum saja yang dimatangkan dan diovulasikan selama masa subur
atau pada masa siklus hidup wanita. (Astuti, dkk. 2017:52)
2. Sperma
Sperma merupakan sel gamet pria. Jaringan yang menghasilkan sel gamet pria
(epitel germinal) terdiri dari dua jenis sel yaitu sel sertoli dan sel spermatogenik. Sel
gamet ini diproduksi didalam testis yang terdapat di dalam skrotum. (Astuti, dkk.
2017:52)
3. Fertilisasi
Fertilisasi merupakan proses pertemuan antara sel oosit dan sel sperma. Setelah
sperma sampai di tuba falopi dan bertemu dengan ovum, maka mekanisme molekular
akan membuat sperma dapat melewati zona pellucida. Setelah sperma berhasil
melakukan penetrasi di zona pellucida, maka terjadi kontak antara spermatozoa
dengan membran oosit. Membran sel germinal segera mengadakan peleburan/fusi
dan pada saat itu sel sperma berhenti bergerak. Kemudian inti sel sperma masuk ke
dalam sitoplasma ovum. Setelah berada dalam ovum, sitoplasma sperma bercampur
dengan sitoplasma ovum dan membran inti (nukleus) sperma pecah. Membran yang
baru terbentuk disekeliling kromatin sperma membentuk pronukleus pria. Membran
inti oosit yang baru akan terbentuk disekeliling pronukleus wanita. Sekitar 24 jam
setelah fertilisasi, kromosom memisahkan diri dan terjadilah pembelahan sel
pertama. (Astuti, dkk. 2017:56)
4. Implantasi dan Nidasi
Setelah fertilisasi, hasil konsepsi akan melakukan implantasi pada dinding
uterus sekaligus memberikan informasi pada tubuh Ibu, sehingga bermanifestasi
menjadi adaptasi fisiologi kehamilan. Jika tidak terjadi implantasi, maka zigot akan
dengan mudah keluar dari uterus bersamaan dengan darah menstruasi. (Astuti, dkk.
2017:56)
Implantasi terjadi sekitar 7-10 hari setelah ovulasi, jika hasil konsepsi bertahan
hidup lebih dari 14 hari setelah ovulasi, maka korpus luteum ovarium akan terus
menghasilkan progesteron. (Astuti, dkk. 2017:58)
2.1.3 Klasifikasi
Kehamilan terbagi dalam tiga trimester :
1. Trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu
2. Trimester kedua berlangsung 15 minggu (minggu ke-13 sampai dengan minggu ke-
27)
3. Trimester ketiga berlangsung 13 minggu (minggu ke-28 sampai dengan minggu ke-
40)
(Prawirohardjo, 2014:213)
2.1.4 Tanda – Tanda Kehamilan
1. Tanda Tidak Pasti (Presumptive Sign)
a. Amenore (berhentinya menstruasi)
Konsepsi dan nidasi menyebabkaan tidak terjadi pembentukan folikel
deegraaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenorea dapat
dikonfirmasi dwngan memastikan hari pertama haid terakhir (HPHT), dan
digunakan untuk memperkirakan isia kehamilan dan taksiran persalinan.
b. Mual dan Muntah
Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan dan menimbulakan mual dan muntah yang terjadi terutama pada pagi
hari yang disebut morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih fisiologis,
tetapi bila terlampaui sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang
disebut dengan hiperemesis gravidarum.
c. Ngidam (mengingini makanan tertentu)
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d. Syinope (pingsan)
Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan syinope atau pingsan. Hal ini sering
terjadi yerutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang
setelah 16 minggu.
e. Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolisme (basal metabolisme rate-BMR) pada kehamilan, yang akan
meningkat seiring pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme
hasil konsepsi.
f. Payudara Tegang
Estrogen meningkatkaan perkembangan sistem duktus pada payudara,
sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara.
Bersama somatomamotropin, hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran
payudara, menimbulakan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan pertama
kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran kolostrum.
g. Sering Miksi
Desakkan rahim Ke dwpan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering, terjadi pada triwulan
pertama akibat desakan uterus yerhadap kandung kemih. Pada triwulan kedua
umumnya kebutuhan ini akan berkurang katena uterus yang membesar keluar
dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa timbul karena janin mulai
masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih.
h. Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghanbat peristaltik ( tonus ogot menurun)
sehingga kesulitan BAB.
i. Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat
pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini.
 Sekitar pipi : cloasma gravidarum (penghitaman pada daerah dahi, hidung,
pipi dan leher).
 Sekitar leher : tampak lebih hitam.
 Dinding perut : stiae lividae/gravidarum (terdapat pada seorang primi
gravida, warnanya membiru), striae nigra, linea alba menjadi lebih hitam
(linea nigra).
 Sekitar payudara: hiperpigmentasi areola mamae sehingga terbentuk areola
sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah
muda pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam
pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar Montgomeri menonjol dan
pembuluh darah menifes sekitar payudara.
 Sekitar pantat dan paha atas: terdapat striae akibat pembesaran bagian
tersebut.
j. Epulsi
Hipertropi papilla ginggivae/gusi, sering teijadi pada triwulan pertama.
k. Varises atau penampakan pembuluh darah vena
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh
darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat terjadi di
sekitar genitalia eksterna, kaki dan betis, serta payudara. Penampakan pembuluh
darah ini dapat hilang setelah persalinan.
2. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologis yang dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita
hamil. Tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-hal berikut ini.
a. Pembesaran perut
Terjadi akibat pembesaran uterus.
b. Tanda hegar
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri
c. Tanda goodel
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung
hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
d. Tanda chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk
juga porsio dan serviks.
e. Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris.
f. Kontraksi braxton hicks
Merupakan peregangan otot-otot uterus, akibat meningkatnya actomysin di
dalam otot uterus.
g. Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam
cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tenaga pemeriksa.
h. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik sel selama
kehamilan.
(Hani, dkk. 2011: 74)
3. Tanda Pasti (Positive Sign)
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan janin, yang
dapat dilihat langsung oleh pemeriksa. Tanda pasti kehamilan terdiri atas hal-hal
berikut.
1. Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan
janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20 minggu.
2. Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal
electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop Laenec, DJJ baru dapat
didengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.
3. Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian
kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan
lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi
menggunakan USG.
4. Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.
(Hani,dkk. 2011: 75)
2.1.5 Perubahan Fisiologi dan Anatomi pada Kehamilan
Perubahan Fisiologi
1. Sistem Reproduksi
A. Hormonal
Pada ovum yang mengalami fertilisasi, sinsitiotrofoblast yang berada di
sekitar blastosis akan menghasilkan hormon HCG untuk mempertahankan
korpus luteum menjadi korpus luteum kehamilan. Selanjutnya, korpus luteum
kehamilan akan menghasilkan estrogen dan progesteron sekitar 8-9 minggu
pertama kehamilan. Progesteron yang dihasilkan dari korpus luteum kehamilan
ini berfungsi untuk mempertahankan lapisan uterus untuk implantasi plasenta.
Setelah itu, fungsinya akan diambil alih oleh plasenta. Selain lapisan uterus yang
dipertahankan, peningkatan kadar progesteron ini juga akan menekan sekresi
FSH dan LH, sehingga maturasi folikel dan pelepasan ovum tidak akan terjadi,
serta akibatnya pun tidak akan terjadi menstruasi. Bagi wanita yang memiliki
siklus menstruasi teratur, kondisi ini biasanya dianggap sebagai indikasi pertama
bahwa dirinya hamil. walaupun amenorea (tidak terjadi menstruasi) dapat
disebabkan pula oleh sejumlah indikasi penyakit atau gangguan kesehatan
lainnya.
Plasenta akan menghasilkan sejumlah hormon yang akan menyebabkan
perubahan flsiologis pada ibu. Hormon tersebut antara lain human Chorionic
gonadotropin, estrogen, progesteron. dan human Chorionic somatomammotropin
(human placental Iactogen).
(Astuti, 2017:70)
a. Human Chorionic Gonadotropin
Hormon ini disekresi oleh sel sinsitiotrofoblast ke dalam cairan ibu.
Hormon akan disekresi oleh aliran darah ibu atau dalam plasma, kemudian
akan disekresikan melalui urin ibu. Pada hari ke-8 sampai ke-9 setelah
ovulasi, hormon ini dapat diukur dalam darah ibu. Sekresi tercepat hingga
maksimal yaitu pada hari ke-10 sampai ke-12 setelah ovulasi, dan akan
menurun sampai kadar yang lebih rendah menjelang minggu ke-16 sampai
ke-20 setelah ovulasi, serta berlanjut selama sisa masa kehamilan.
b. Estrogen
Hormon ini memiliki fungsi proliferasi pada hampir semua organ
reproduksi ibu hamil. Selama kehamilan, kadarnya yang tinggi
menyebabkan pembesaran uterus, pembesaran payudara, serta struktur dari
duktus payudara dan pembesaran organ genitalia eksterna ibu.
Estrogen juga berperan untuk merelaksasi berbagai ligamen panggul
ibu, sehingga sendi sakroiliaka menjadi relatif lentur dan simfusis pubis
menjadi elastis. Perubahan ini memungkinkan bagian janin dapat melalui
jalan lahir dengan mudah.
c. Progesteron
Pada awalnya, hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum kehamilan.
Sebelum implantasi hasil konsepsi, hormon ini berperan dalam
perkembangan hasil konsepsi dengan cara meningkatkan sekresi saluran
tuba dan uterus untuk memberikan nutrisi pada morula dan blastosis.
Progesteron berperan dalam perkembangan sel desidua dalam endometrium,
di mana sel tersebut berperan penting terhadap nutrisi embrio awal.
Selanjutnya, hormon ini disekresikan oleh plasenta dalam jumlah besar.
Selama kehamilan. hormon ini mengalami peningkatan sekitar 10 kali lipat
dibandingkan dengan saat dihasilkan oleh korpus luteum. Progesteron juga
akan menurunkan kontraktilitas uterus saat hamil, sehingga dapat mencegah
kontraksi uterus sebagai penyebab abortus spontan.
Selain itu, bersama dengan estrogen, hormon ini mempersiapkan
payudara dalam proses laktasi. Progesteron merangsang perkembangan
sistem alveolus payudara dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan
payudara. Alveolus payudara akan mengalami hipertrofi dan akan dirasakan
sebagai nodul.
d. Human Chorionic Somatomammotropin (Human Placental Iactogen)
Sekresi hormon ini dimulai kira-kira pada minggu ke-5 kehamilan
oleh plasenta dan akan meningkat secara cepat sepanjang sisa masa
kehamilan. Fungsi penting dari hormon ini antara lain menyebabkan
perkembangan sebagian payudara dan pada sejumlah kondisi menyebabkan
laktasi yang dianggap mempunyai fungsi yang sama dengan prolaktin,
sehingga hormon ini juga dikenal dengan human placental lactogen.
Hormon ini serupa dengan hormon pertumbuhan, namun dengan kerja yang
lemah, sehingga membutuhkan 100 kali lebih banyak human chorionic
somatomammotropin untuk meningkatkan pertumbuhan.
Selain dari kedua fungsi sebelumnya, hormon ini menyebabkan
penurunan sensitivitas insulin dan menurunkan penggunaan glukosa pada
ibu, sehingga fetus akan mendapatkan glukosa Iebih besar. Hormon ini juga
merupakan hormon metabolik yang berperan dalam meningkatkan
pelepasan asam lemak bebas dari cadangan lemak ibu yang akan menjadi
sumber energi pengganti metabolisme ibu.
B. Uterus
Letak uterus pada kehamilan akan berubah. Pada usia kehamilan 12 minggu,
uterus akan naik keluar panggul dan masuk ke dalam rongga abdomen, serta
akan lebih condong ke sisi kanan. Uterus akan menjadi lebih vertikal dan tidak
lagi anteversi maupun antefleksi.
(Astuti, dkk. 2017:73)
Bentuk uterus menjadi bulat (globular) karena ovum uterus terisi oleh
embrio yang sedang tumbuh. Cavum uterus menjadi lebih bulat seperti telur
pada saat fetus tumbuh menjadi lebh panjang. Jika fetus turun ke panggul, maka
uterus menjadi lebih bulat. Sebagai penyesuaian dengan pertumbuhan janin
antara minggu ke – 12 dan ke – 36, maka panjang isthimus menjadi tiga kali
lipat
Pada peningkatan esterogen dan progesteron akan mempengaruhi
servikssehingga menghasilkan lebih banyak cairan mukoid. Cairan yang kelua
dari serviks tersebut berwarna putih keabuan karena mengantung sel epitel
vagina, tidak gatal dan tidak berbau. Cairan yang keluar ini disebut dengan
leukorea, yang berguna sebagai barier terhadap invasi bakteri selama kehamilan
dengan terlebih dahulu membentuk sumbatan mukus atu operkulum.
Pada pemeriksaan panggul saat kehamilan muda, akan teraba korpus uteri
seolah terpisah dari bagian serviks yang disebabkan meluasnya area isthimus
yang menjadi lunak. Tanda ini dikenal sebagai tanda Hegar yang biasanya
terdeteksi pada usia kehamilan 6 – 8 minggu. (Astuti, dkk. 2017:78)
Peningkatan aliran darah ke uterus dan limfe akan menyebabkan edema
serta kongesti panggul sehingga uterus dan serviks, termasuk isthimus, akan
menjadi lunak dan serviks akan menjadi kebiruran disebut tanda Chadwick.
Tanda Chadwick juga tampak pada vulva, mukosa vagina, dan portio. Serviks
menjadi lunak tersebut dikenal dengan tanda Goodell. Biasanya akan didapatkan
uterus tidak rata (asimetris) dan kasar. Ketidakaturan uterus ini biasanya
disebabka implantasi uterus lebih dekat dengan salah satu area kornu. Tanda ini
lebih dikenal dengan istilah tanda Pskacek yang terjadi sekitar minggu ke-8
sampai ke-10 kehamilan.
Munculnya kontraksi dimulai pada minggu ke-6 kehamilan, namin akan
menjadi semakin jelas setelah minggu ke-28 kehamilan.
(Astuti, dkk. 73-69)
2. Peningkatan Berat Badan
Rekomendasi kenaikan total berat badan ibu hamil berdasarkan berat badan ibu
sebelum hamil.
Berat badan sebelum hamil BMI Kenaikan BB
(BB/TB(m)²) total yang
dianjurkan (kg)
Berat badan kurang (underweight) <19,8 12,5-18
Berat badan normal (normal weight) 19,8-26,0 11,5-16
Berat badan berlebih (overweight) 26,0-29,0 7-11,5
Obesitas >29,0 <6,8
(Dewi,dkk. 2011: 93)
3. Sistem Kardivaskuler
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
placenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar
pula, serta mamae dan alat lain-lain yang memang berfungsi dalam kehamilan.
Suplai darah kedalam rahim harus meningkat seiring dengan perkembangan rahim
dan memenuhi kebutuhan placenta yang mulai berfungsi. Hormon estrogen
menyebabkan perkembangan pembuluh-pembuluh darah baru. Pada awalnya
pembuluh-pembuluh darah baru ini membentuk jaringan berliku-liku melalui dinding
rahim. (Dewi dan Sunarsih. 2011: 93)
Ketidaknyamanan umum terkait perubahan sistem kardiovaskuler
Tanda dan
Trimester Dasar Anatomi/fisiologi
Gejala
Kelelahan  Penurunan metabolisme pada awal kehamilan
atau 1  Peningkatan volume dan aliran darah, yang
mengantuk menyebabkan jantung bekerja lebih berat
Pusing atau 1-2  Penurunan tekanan darah yang disebabkan
pingsan perubahan posisi
 Tertahannya darah dalam pembuluh bagian
tungkai bawah dan kaki
Paltpasi  Peningkatan aliran darah ke jantung dan dari
1
jantung jantung selama kehamilan
 Kongesti vena tungkai bawah
 Pembesaran uterus menyebabkan tekanan
Edema 2-3
pada vena panggul saat duduk atau berdiri
dan pada vena cava inferior saat berbaring
 Kongesti vena tungkai bawah
 Pembesaran uterus menyebabkan tekanan
Varises 2-3
pada vena panggul saat duduk atau berdiri
dan pada vena cava inferior saat berbaring
 Pembesaran dan kongesti vena rektal
Hemoroid 2-3  Pembesaran uterus menyebabkan tekanan
pada vena rektal
(Astuti, dkk. 2017:83)
4. Sistem Respirasi
Untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen ibu dan menyediakan oksigen janin,
maka sistem respirasi mengadakan perubahan adaptasi. Pembesaran uterus akan
menyebabkan diafragma naik sekitar 4 cm selama kehamilan. Selain itu, panjang
paru juga akan berkurang, diameter transversal kerangka toraks akan menigkat
sekitar 2 cm dan lingkar dada menigkat sekitar 6 cm.
(Astuti, dkk. 2017:85)
Tanda dan
Trimester Dasar Anatomi/Fisiologi
Gejala
 Kongesti hidung
Nyeri kepala 1
 Peningkatan ringan kadar oksigen
Pusing atau
1 Hiperventilasi
pingsan
Napas Naiknya posisi diafragma dan pembesaran
3
pendek uterus akan menekan diafragma
(Astuti, dkk. 2017:86)
5. Sistem Urinaria
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, terdapat perasaan enek (nausea). Hal ini
mungkin dikarenakan kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot
traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga
berkurang. Tidak jarang dijumpai adanya gejala muntah (emesis) pada bulan-bulan
pertama kehamilan. Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai morning
sicknes. Pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin
berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa
mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah pica (mengidam) yang
sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu
tradisi. (Dewi dan Sunarsih. 2011: 98)
6. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kemih tertekan oleh uterus yang
mulai membesar sehingga sering timbul BAK. Keadaan ini hilang dengan makin
tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. (Dewi dan
Sunarsih. 2011: 99)
7. Sistem Integumen
a. Palmar eritema (kemerahan ditelapak tangan) dan spider nevi
b. Linea alba/nigra
8. Sistem Endokrin
Beberapa kelenjar endokrin terjadi perubahan seperti berikut.
a. Kelenjar tiroid: dapat membesar sedikit
b. Kelenjar hipofisis: dapat membesar terutama lobus anterior
c. Kelenjar adrenal: tidak begitu terpengaruh
9. Metabolisme
a. Tingkat metabolisme basal (Basal Metabolic Rate, BMR) pada wanita hamil
meninggi hingga 15-20%, terutama pada trimenster akhir.
b. Keseimbangan asam alkali (acid base balance) sedikit mengalami perubahan
konsentrasi alkali.
c. Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat kandungan,
payudara, dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.
d. Hidrat arang, seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering
Bak dan kadang dijumpai glukosuria yang meningkatkan pada diabetes melitus.
e. Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolestrol meningkat sampai 350 mg atau
lebih per 100 cc.
f. Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5 sampai 16,5 kg.
g. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori yang
dibutuhkan untuk hal tersebut terutama diperoleh dari pembakaran zat arang,
khususnya sesudah kehamilan 5 bulan ketas.
h. Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak
protein.
(Dewi dan Sunarsih. 2011: 101-102)
10. Sistem Muskuloskeletal
Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesteron dan elastin dalam kehamilan
menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan persendian. Area
yang paling dipengaruhi oleh perubahan-perubahan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tulang belakang (curv lumbar yang berlebihan)
b. Otot-otot abdominal (meregang keatas uterus hamil)
c. Otot dasar panggul (menahan berat badan dan tekanan uterus)
(Dewi dan Sunarsih. 2011: 102-103)
Perubahan Psikogis
Pada kehamilan trimester 1, adaptasi psikologis yang harus dilakukan oleh ibu yaitu
menerima kenyataan bahwa dirinya sedang hamil. Seorang ibu yang menginginkan
kehamilannya akan segera mencari kebenaran secara medis bahwa memang benar dirinya
hamil. Tingkat penerimaan dari ibu hamil akan tercermin dalam respons emosionalnya,
dan kesiapan atau penyambutan kehamilannya. (Astuti, dkk. 2017:97)
1. Respons Emosional
Berbagai respons emosional pada trimester 1 yang dapat muncul berupa
perasaan ambivalen, kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan.
Selain itu perubahan mood akan lebih cepat terjadi bahkan ibu biasanya menjadi
lebih sensitif. Rasa sedih hingga berurai air mata, rasa marah, dan rasa sukacita
datang silih berganti tanpa penyebab yang jelas. Perubahan mood ini terkait dengan
perubahan hormonal, namun masalah seksual dan perasaan takut nyeri persalinan
diduga memicu perubahan ini. (Astuti, dkk. 2017:97)
Pada trimester pertama ini, akan muncul sejumlah ketidaknyamanan, misalnya
mual, kelelahan, perubahan nafsu makan, emosional, dan cepat marah. Kemungkinan
hal ini mencerminkan konflik atau depresi yang dialami selain pengingat akan
kehamilannya. Pada kehamilan trimester pertama, ekspresi seksual bersifat
individual. Selain faktor fisik, emosi, serta interaksi dan masalah disfungsi seksual
dapat berperan terhadap perbedaan perasaan yang muncul. Umumnya, rasa keinginan
seksual ibu akan menurun, jika ibu merasa mual, letih, depresi, nyeri payudara,
khawatir dan cemas. (Astuti, dkk. 2017:98)
Bidan harus mampu membantu untuk mengurangi perasaan negatif Ibu dan
memberikan motivasi pada ibu. Sejumlah ibu akan merasa sangat bersalah jika janin
yang dikandungnya cacat, meninggal, atau abnormal. Hal tersebut dapat dihindari
jika ibu bisa menerima pikiran tersebut dengan baik. Pada sejumlah ibu juga akan
muncul perasaan cemas dan khawatir terjadinya keguguran, sehingga ibu tidak
memberitahu pada orang lain tentang kehamilannya sampai masa trimester pertama
berlalu. Hal ini terutama dirasakan pada ibu yang pernah mengalami keguguran pada
kehamilan sebelumnya. Ibu akan lebih percaya diri setelah melewati trimester
pertama dan menjalani kehamilannya dengan nyaman. (Astuti, dkk. 2017:98)
2. Penyambutan Sukacita
Reaksi menyambut kehamilan, terutama pada seorang ibu yang sedang
merencanakan kehamilannya, biasanya diawali dengan rasa tidak percaya bahwa
dirinya hamil. Ia akan mencari bukti bahwa dirinya memang benar hamil dari setiap
tanda yang berubah dari tubuhnya. Berhentinya menstruasi dan perubahan pada
payudara biasanya merupakan kondisi yang dialami ibu hamil, bahkan akan
berulangkali memeriksa gambar yang tercetak dari hasil USG awal. (Astuti, dkk.
2017:100)
Peningkatan berat badan pada trimester pertama dianggap sebagai bukti bahwa
ia hamil. Ia akan berfikir bahwa janin sedang tumbuh didalam perutnya, walaupun
janin tersebut tidak tampak nyata secara fisik. Reaksi ini akan berbanding terbalik
pada wanita dengan kehamilannya yang tidak diinginkan (misalnya remaja yang
hamil diluar nikah). Ia akan mengurangi makan atau justru menahan laparnya karena
khawatir kehamilannya diketahui oleh orang lain atau agar tidak terlihat hamil oleh
orang lain. Sebagian besar ibu merasa bahwa trimester pertama merupakan waktu
yang menyenangkan untuk melihat kehamilannya dan sangat berharap kehamilannya
dapat berkembang dengan baik. (Astuti, dkk. 2017:100)
2.1.6 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil
Nutrisi selama kehamilan sangat enting dalam menjunjung kualitas hidup ibu dan
janin. Jika nutrisi selama kehamilan tidak adekuat, maka perhatian nutrisi setelah
melahirkan lebih ditekankan pada penyelamatan zat yang masih dapat dipertahankan.
(Astuti, dkk. 2017: 110)
Nutrisi Sumber Makanan Manfaat
Energi Karbohidrat, lemak dan protein. Untuk pertumbuhan janin dan
produksi ASI.
Protein Daging, ikan, telur dan kacang- Membantu sintesis produk
kacangan. konsepsi dan pertumbuhan
jaringan maternal.
Mineral
Kalsium Sayuran hijau dan kacang- Pembentukan tulang dan bakal
kacangan paling banyak gigi janin, serta melindungi ibu
diperoleh dari susu serta produk hamil dari osteoporosis. Jika
olahannya. kebutuhan kalsium ibu hamil
tidak tercukupi, maka
kekurangan kalsium akan
diambil dari tulang ibu.
Fosfor Susu dan produk olahannya, Pembentukan tulang dan bakal
daging, serta kacang polong. gigi janin.
Besi Sayuran hijau (misalnya bayam, Meningkatkan pembentukan
kangkung, daun singkong, daun hemoglobin ibu sehingga dapat
pepaya), daging, dan hati ayam. mencegah anemia, penyimpanan
besi dihati janin, serta
pembentukan sel darah jaringan
baru.
Zinc Hati, kerang, daging, gandum Komponen berbagai sistem
utuh, dan susu enzim dan mencegah
malformasi kongenital.
Iodium Garam beriodium, makanan Membantu dalam metabolisme
laut, susu dan olahannya, serta maternal, serta mengatur
roti. pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Berperan pula dalam
sintesis protein, absorbsi
karbohidrat dan saluran cerna,
serta sintesis kolestrol darah.
Magnesium Kacang-kacangan, coklat, Metabolisme energi dan protein,
daging dan biji-bijian utuh. serta pertumbuhan jaringan dan
kerja otot.
Selenium Daging, makanan laut, biji- Antioksidan.
bijian utuh, kacang polong,
serta gula tebu.
Vitamin
Vitamin A Sayuran hijau, sayur dan buah Pertumbuhan dan perkembangan
berwarna kuning tua, hati, serta sel, pembentukan bakal gigi,
margarin atau mentega yang serta pertumbuhan tulang.
telah diperkaya.
Vitamin B1 Biji-bijian yang diperkaya, Metabolisme energi.
(Tiamin) kacang polong, daging dan hati.
Vitamin B6 Daging, hati, sayur-sayuran Metabolisme protein.
(Piridoksin) hijau dan biji-bijian utuh.
Riboflavin Susu, hati, biji-bijian yang Metabolisme energi dan protein.
diperkaya, serta sayuran kuning
dan hijau tua.
Vitamin B12 Susu, telur, daging, hati dan Metabolisme energi,
(Kobalamin keju. pematangan sel darah merah dan
) mencegah anemia pernisiosa,
sintesis DNA, pertumbuhan sel
dan pembentukan heme, serta
mencegah cacat bawaan defek
tabung saraf (neural tube
defect).
Niasin Daging, ikan, daging unggas, Metabolisme energi.
hati, biji-bijian utuh, dan
kacang tanah.
Vitamin C Jeruk, stroberi, melon, brokoli, Pembentukan jaringan dan
tomat dan sayuran mentah integritas jaringan, pembentukan
berdaya hijau tua. jaringan ikat, serta peningkatan
absorpsi besi.
Vitamin D Susu dan margarin yang Absorpsi kalsium dan forfor
diperkaya, kuning telur, untuk meningkatkan
mentega, hati, serta makanan mineralisasi.
laut.
Vitamin E Biji-bijian terutama gandum, Anti oksidan dan mencegah
hati, keju, ikan, kacang- hemolisis sel darah merah.
kacangan, minyak sayur, dan
sayuran hijau.
Asam Folat Sayuran berwarna hijau gelap, Perkembangan sistem saraf dan
misalnya bayam, asparagus, sel darah, mencegah cacat
kembang kol, dan brokoli. Pada bawaan pada saluran saraf pusat
buah-buahan, asam folat maupun otak janin, serta
diantaranya terdapat dalam mencegah anemia
jeruk, pisang, wortel dan tomat. megaloblastik.
(Astuti, dkk. 2017:111)
2.1.7 Tanda Bahaya pada Kehamilan
Selama kehamilan beberapa tanda bahaya yang dialami dapat dijadikan sebagai
data deteksi dini komplikasi akibat kehamilan. Jika ibu mengalami tanda – tanda bahaya
ini maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjt dan tindakan antisipasi untuk
mencegah terjadinya kematian ibu dan janin.
a. Perdarahan per vagina
b. Sakit kepala hebat
c. Masalah penglihatan
d. Bengkak pada muka atau tangan
e. Nyeri abdomen yang hebat
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa
2.1.8 Penatalaksanaan
Pada kunjungan awal, anamnesis untuk mengkaji riwayat ibu harus lengkap,
informasi anamnesis dapat langsung diperoleh dari ibu sendiri atau jika ibu sulit
berkomunikasi dapat diperoleh dari suami, keluarga, kader, ataupun sumber informasi
lainnya yang dapat dipercaya. Riwayat yang harus dikaji pada anamnesis ini antara lain
biodata, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan saat ini, riwayat obstetri yang lalu,
riwayat kesehatan/penyakit, kebiasaan sehari-hari dan gaya hidup, serta kesiapan
mengadapi persalinan dan menghadapi komplikasi jika ada.(Astuti,dkk. 2016:120)
Pemeriksaan pada kunjungan pertama ibu hamil dapat memberikan data dasar
untuk mengkaji perubahan selanjutnya. Pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi
pemeriksaan fisik secara umum, pemeriksaan panggul, dan pemeriksaan laboratorium/
penunjang. (Astuti,dkk. 2016: 123)
Setelah selesai melakukan anamnesis dan pemeriksaan, bidan harus menjelaskan
pada ibu hamil dan suaminya/keluarga yang mengantarkan tentang kesimpulan kondisi
ibu hamil saat ini. Jika didapatkan kelainan atau ketidaknormalan, maka bidan harus
menginformasikan rencana tindak lanjut termasuk rujukan ataupun pemeriksaan lanjutan
yang lebih lengkap, misalnya USG. (Astuti,dkk. 2016: 127)
Penatalaksanaan asuhan trimester 1:
a. Mendiskusikan hasil temuan.
b. Melakukan konseling tentang cara mengatasi ketidaknyamanan, perencanaan
persalinan, dan kesiagaan menghadapi komplikasi.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat,nutrisi,
istirahat dan aktivitas, seksual, inisiasi menyusui dini (IMD) dan ASI eksklusif,
kontrasepsi pasca persalinan, gaya hidup, serta tanda bahaya.
d. Memberikan imunisasi TT dan pencegahan lainnya, misalnya suplemen zat besidan
yang lainnya, serta meningkatkan kesehatan intelegensi pada kehamilan (brain
booster).
e. Melakukan voluntary counseling test (VCT).
(Astuti, dkk. 2017: 128)
2.2 Konsep Manajemen Kebidanan
2.2.1 Konsep Manajemen Asuhan Varney
Varney (1997) menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses
pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat-bidan pada awal 1970-an. Proses ini
memperkenalkan sebuah metode pengorganisasian pemikiran dan tindakan dengan urutan
yang logis dan menguntungkan, baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses
manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan, dan setiap langkah disempurnakan
secara berkala.
Langkah I: Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua
data dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:
1. Riwayat kesehatan
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
3. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
4. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi
Pada tahap ini, bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat dari berbagai
sumber. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap tentang kondisi klien.
Langkah II: Interpretasi data dasar
Pada tahap ini, Bidan mengidentifikasi diagnosis atau masalah dan kebutuhan
klien secara tepat berdasarkan interpretasi data yang akurat. Data dasar yang telah
dikumpulkan kemudian di interpretasikan sehingga ditemukan maslah atau diagnosis
yang spesifik.
Langkah III: Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial
Pada langkah ini, Bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi sebelumnya.
Langkah ini membutuhkan upaya antisipasi, atau bila memungkinkan upaya pencegahan,
sambil mengamati kondisi klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosis atau
masalah potensial ini benar-benar terjadi. Langkah ini sangat penting dalam memberikan
asuhan yang aman bagi klien.
Langkah IV: Mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Pada tahap ini, Bidan mengidentifikasi pertu/tidaknya tindakan segera oleh Bidan
maupun oleh Dokter, dan/atau kondisi yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat
mencerminkan kesinambungan proses manajemen kebidanan. Dengan kata lain,
manajemen bukan hanya dilakukan selama pemberian asuhan primer berkala atau
kunjungan pranatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama Bidan, misalnya pada
waktu persalinan. Pada tahap ini, Bidan dapat mengumpulkan dan mengevaluasi sejumlaj
data baru. Beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat yang
mengharuskan bidan mengambil tindakan segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu
ataun anak. Dari data yang dikumpulkan, akan terlihat mana situasi yang memerlukan
tindakan segera dan mana yang harus menunggu intervensi dari dokter.
Langkah V: Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Pada tahap ini, bidan merencanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan menurut
langkah-langkah yang sebelumnya. Tahap ini merupakan kelanjutan manajemen
diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi sebelumnya, dan Bidan
dapat segera melengkapi informasi/data yang tidak lengkap.
Langkah VI: Melaksanakan perencanaan
Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh Bidan atau sebagian dilakukan oleh Bidan dan sebagian lagi
oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika Bidan tidak melakukannya sendiri, ia
tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini, Bidan mengevaluasi keefektifan asuhan yang sudah
diberikan. Ini mencakup evaluasi tentang pemenuhan kebutuhan, apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan masalah dan diagnosis yang telah teridentifikasi. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif apabila memang telah dilaksanakan secara efektif.
(Saminem.2010: 39)
2.2.2 Pendokumentasian SOAP
Pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan pendekatan SOAP terdiri dari empat
langkah yaitu;
S : Data Subjektif
Data subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi
pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung
atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada pasien yang
bisu, dibagian data belakang huruf “S” diberikan tanda huruf “O” atau “X”. Tanda ini
menjelaskan bahwa pasien adalah penderita tuna wicara. (Muslihatun, 2013;123)
O : Data Objektif
Pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil pemeriksaan fisik pasien,
pemeriksaan labiratorium/pemeriksaan diagnosis lain. Catatan medik dan informasi
informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif sebagai
data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosis. (Muslihatun, 2013;123)
A : Analisa/Assessment
Merupakan pendokumentasian hasil analisis da interpretasi dari data subjektif dan
objektif. Karena keadaan klien yang setiap saat mengalami perubahan dan akan
ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses
pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Analisis yang tepat dan akurat mengikuti
perkembangan data klien akan menjamin cepat diketahui perubahan pada klien, dapat
terus diikuti dan diambil keputusan / tindakan yang tepat. (Muslihatun, 2013;123-124)
P : Penatalaksanaan
Membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana disusun berdasarkan
hasil analisis dna interpretasi data. Penatalaksaan dalam metode SOAP juga mengandung
implementasi dan evaluasi. Pelaksanaan tindakan harus disetujui oleh klien kecuali bila
tindakan tidak dilaksanakan akan membahayakan keselamatan klien. Evaluasi dalam
penatalaksanaan berisi analisis hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus ketepatan
nilai tindakan/asuhan. Jika kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi
dasar untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga tercapai tujuan yang
diharapkan.
(Muslihatun,2013;124-125)
2.2.3 Bagan Alur Berfikir Varney dan Pendokumentasian SOAP
Alur Fikir Bidan Pencatatan dari Asuhan Kebidanan

Proses Manajemen Pendokumentasian Asuhan


Kebidanan Kebidanan

5 LANGKAH
7 LANGKAH VARNEY (KOMPETENS SOAP NOTES
I BIDAN)
1. Pengumpulan Data Dasar Data Subjektif (Hasil Anamnesis)
Objektif (Pemeriksaan)
2. Interpretasi Data: Assesment / Analisa (Analisis dan
Diagnosis, Masalah, Diagnosis Interpretasi Data)
Kebutuhan
3. Identifikasi Diagnosis atau  Diagnosis dan
Masalah Potensial Masalah
4. Identifikasi kebutuhan yang  Diagnosis atau
memerlukan penanganan Masalah Potensial
segera secara Mandiri,  Kebutuhan Tindakan
Konsultasi atau Kolaborasi Segera
5. Rencana asuhan: Planning Penatalaksanaan
 Melengkapi Data, Tes (Dokumentasi Implementai
Diagnostik / dan Evaluasi)
Laboratorium  Asuhan mandiri
 Pendidikan / Konseling  Kolaborasi
 Rujukan  Tes diagnostic atau
 Follow Up teslaboratorium
 Konseling
 Follow Up
6. Pelaksanaan Implementasi
7. Evaluasi Evaluasi
Gambar1.Keterkaitan antara Manajemen Kebidanan dan Sistem
Pendokumentasian SOAP (Depkes RI,2003)
(Muslihatun,2013;125)

BAB IV
PEMBAHASAN

……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
………………
BAB V
PENUTUP

……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………….
………………
DAFTAR PUSTAKA

Astuti,dkk.2016. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Bandung: Erlangga


Hani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika
Dewi,dkk.2011.Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Prawirohardjo,Sarwono.2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Saminem.2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Konsep dan Praktik. Jakarta: EGC
Sulistyawati.2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai