Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL KEGIATAN EDUKASI REMAJA

“NAPZA”
Tanggal………………………2022
Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Stase I
Asuhan Kebidanan Holistik, Fisiologis Pada Remaja dan Pranikah

Disusun Oleh:
Kurnia Putri Cantyka P17321183013
Lutfiah Nurilaili P17321183014
Nisa Amala Muntasya P17321183015
Reka Shafna Wahyuningtyas P17321183016
Diajeng Fenti Setyawan P17321183017
Yustina Dewi Anggraini P17321183018
Merita Meliyafara Pratiwi P17321183019

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN MALANG
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN EDUKASI REMAJA


“NAPZA”
Tanggal…………………………………2022

ini telah diperiksa dan disahkan pada tanggal :

Pembimbing Institusi

Dr. L.A. Wijayanti., S.Kp., M.Kep.Sp.Mat


NIP. 19611216 198603 2 003

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Ika Yudianti, SST., M.Keb


NIP. 19800727 200312 2 002

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “Proposal Kegiatan
Edukasi NAPZA pada Remaja” ini dengan baik. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penyusun menyampaikan terimakasih kepada:

1. Budi Susatia, S.Kp, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kemenkes Malang
2. Ika Yudianti, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Poltekkes Kemenkes Malang
3. Indah Rahmaningtyas, S.Kp., M.Kes selaku dosen pembimbing institusi
stase 1

Kami menyadari bahwa banyak kesalahan dalam penulisan proposal ini.


Kami mengharap kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dan demi
menunjang kelengkapan materi dalam penyusunan proposal ini. Namun demikian,
kami berharap semoga propsal kegaiatan kelas ibu hamil ini bermanfaat.

Kediri, 19 September 2022

Tim Penyusun

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................vi

4
DAFTAR TABEL

5
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyalahgunaan narkoba menjadi permasalahan mendesak di
Indonesia. Narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya atau
yang biasa dikenal dengan sebutan NAPZA. Napza merupakan benda
terlarang dan sangat berbahaya bagi penggunanya dimana benda ini
sudah menjadi trend dikalangan anak muda atau remaja. Remaja
merupakan individu yang memasuki masa transisi dari anak-anak ke
dewasa ditandai dengan adanya kematangan baik fisik, sosial dan
psikologi. Penyalahgunaan obat pada remaja umumnya dilakukan sejak
berusia 8 tahun hingga 19 tahun, di Indonesia penyalahgunaan obat
terjadi pada usia 10 tahun (UNDOC.2020). Daerah asia timur dan
tenggara disebutkan juga sebagai tempat munculnya jenis-jenis obat
narkotika baru. Masalah penggunaan narkoba pada remaja di Indonesia
tercatat pengguna narkoba di usia produktif mencapai 3,3 juta orang
atau sebanyak 1,8 persen dari total penduduk (BNN, 2017).

Faktor penyalahgunaan narkoba pada remaja yaitu penghasilan orang


tua, uang saku, jeni kelamin, pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba,
sikap remaja, kejangkauan narkoba, lingkungan rumah, teman sebaya,
dukungan sekolah . Terdapat dua faktor yang menyebabkan individu
menjadi pecandu narkoba yaitu faktor diri sendiri seperti minat, rasa
ingin tahu, lemahnya rasa ketuhanan dan ketidakstabilan emosi,
sedangkan faktor dari luar seperti gangguan psiko-sosial keluarga,
lemahnya hukum, lemahnya system sekolah dalam hal bimbingan
konseling, serta lemahnya pendidikan agama. Dampak yang
ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba khususnya pada remaja yaitu
penurunan kognitif (Astuti & Pranata, 2022).

Pecandu Napza berisiko mengalami permasalahan dalam hal


perilaku perilaku perilaku seksual dan kecenderungan perilaku

6
percobaan bunuh diri. Beberapa faktor psikologis seperti harga diri,
optimisme , efikasi diri diketahui dapat melindungi remaja dari beberapa
macam gangguan psikologis. Memiliki faktor protektif perlu
diimbangi dengan meminimalkan berbagai faktor risiko seperti
paparan terhadap kekerasan, paparan terhadap narkotika,
psikotropika, dan zat Adiktif (Napza), dan kurangnya lingkungan
yang mendidik ataupun lingkungan yang mendukung
perkembangan psikososial remaja. Dampak negatif yang ditimbulkan
baik untuk diri sendiri ataupun orang lain.

Berbagai macam gangguan fisik seperti kerusakan, TBC, AIDS, dan


Hepatitis C. Dampak penyalahgunaan napza adalah mengalami
permasalahan dalam hal seperti perilaku agresif perilaku seksual
berisik. Kecenderungan perilaku percobaan bunuh diri.
Penyalahgunaan Napza juga dapat menimbulkan masalah yang
merugikan pihak lain, seperti perilaku kekerasan kepada orang
lain dalam kehidupan sehari-hari dan perilaku kekerasan terhadap
orang yang memiliki hubungan dekat Tidak hanya masalah perilaku
kekerasan terhadap orang lain, penyalahgunaan Napza juga dapat
menimbulkan perilaku kriminal yang juga merugikan orang lain
(Rozi & Adiyanti, 2019).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang konsep dan pencegahan penyalahgunaan
NAPZA
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian NAPZA
2. Untuk mengetahui jenis-jenis NAPZA
3. Untuk mengetahui ciri-ciri Pengguna NAPZA
4. Untuk mengetahui faktor penyebab NAPZA
5. Untuk mengetahui tingkat ketagihan NAPZA
6. Untuk mengetahui dampak penyalahgunaan NAPZA
7. Untuk mengetahui cara pencegahan penyalahgunaan NAPZA

7
BAB II
PENGEMBANGAN MEDIA EDUKASI
2.1 Analisis Media
2.1.1 Pengertian Puzzle
Puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar
pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan
bongkar pasang. Permainan puzzle ditujukan untuk memecahkan suatu
masalah tertentu. Hampir semua semua tantangan disini menyangkut
masalah logika yang biasanya dibatasi oleh waktu. Puzzle yang digunakan
pada media kelompok adalah jenis puzzle konstruksi Puzzle rakitan
construction puzzle merupakan kumpulan potongan- potongan yang
terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa model.
Mainan rakitan yang paling umum adalah blok-blok kayu sederhana
berwarna-warni.
2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan
Suatu produk tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masingmasing,
adapun kelebihan dan kekurangan game edukasi puzzle antara lain :
1) Kelebihan
a) Mempermudah Proses Penyuluhan
Terkadang saat belajar seseorang akan dihadapkan dengan
kondisi dimana kita sulit memahami suatu materi, maka dengan adanya
game edukasi diharapkan dapat membantu penggunanya memahami
suatu materi dengan cara yang menyenangkan sekaligus dapat
membantu pemahaman mata pelajaran tersebut.
b) Mengajak seseorang untuk belajar lebih dini
Sebelum seorang dapat mempelajari terlebih dahulu belajar
sambil bermain .
c) Menjadi sarana belajar yang menyenangkan

8
Pada dasarnya seseorang lebih senang bermain dibanding
belajar, maka dari itu game edukasi ini merupakan solusi yang pas
untuk mengatasi persoalan tersebut.

2) Kekurangan
a) Minat yang minim
Saat ini minat masyarakat terhadap game edukasi masih sangat
minim. Pasalnya apabila orang mendengar kata game edukasi mereka
akan langsung berpikiran bahwa game tersebut membosankan dan tidak
menarik, Dan hal ini telah menjadi mindset masyarakat sejak game
edukasi itu pertama kali muncul.
b) Gameplay yang monoton
Gameplay yang cenderung itu-itu saja menambah kesan
membosankannya game edukasi. Dengan game play yang monoton
tentu orang akan menjadi malas memainkan game ini, dan alhasil
perkembangan game edukasi pun menjadi terhambat.
c) Sedikitnya jumlah provider game edukasi
Karena lesunya minat masyarakat akan game-game bertema
edukasi membuat provider-provider game yang ada saat ini menjadi
malas untuk memproduksi game-game edukasi dan lebih senang
dengan gamegame non edukasi yang saat ini masih merajai dunia game.
Maka hasilnya provider-provider dari game inipun tidak semakin
berkembang dan bertambah banyak. Bila hal seperti ini terus terjadi
maka tidak heran bila game-game edukasi menjadi akan sangat sulit
untuk berkembang.
2.1.3 Kesesuaian Media
Dalam menentukan ketepatan media yang akan dipersiapkan dan
digunakan melalui proses pengambilan keputusan adalah berhubungan
dengan kemampuan yang dimiliki oleh media termasuk kelebihan dari
karakteristik media yang bersangkutan dihubungkan dengan berbagai
komponen penyuluhan (Abidin : 2016). Puzzle adalah media yang cocok

9
untuk penyuluhan di lingkup masyarakat, lingkup kelompok kecil, maupun
secara individual.
Puzzle adalah media sederhana yang dimainkan dengan bongkar
pasang. Meskipun game yang sederhana tapi media ini mampu membuat
memberikan informasi, membuat seseorang lebih memahami materi
penyuluhan karena game yang digunakan menyenangkan sehingga materi
mudah diingat peserta.
2.2 Rencana Pengembangan Media
2.2.1 Perencanaan Kegiatan
1) Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan ini adalah remaja yang berusia 15 – 17 tahun sejumlah
7 orang.
2) Tempat Pelaksanaan
Tempat pelaksanaan kegiatan ini berada disalah satu Balai Desa di Kota
Kediri
3) Media Kegiatan
Media yang digunakan:
Mading yang terbuat dari papan sterofom, kertas kecil yang berisikan
jawaban benar dan salah, dan paku pin
*) Media edugame “GEMAR REMAJA” terlampir
4) Metode Kegiatan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah edugame (GEMAR
REMAJA), ceramah dan tanya jawab
2.2.2 Perbaikan Konten
Perbaikan konten yang dilakukan adalah mengganti media, yang awalnya
dalam bentuk poster menjadi edugame puzzle yang berjudul “GEMAR
REMAJA”. Dikarenakan untuk sasaran usia remaja, menggunakan media
edugame lebih menarik dan mudah dipahami serta sasaran remaja juga akan
lebih semangat karena terdapat reward yang akan diberikan jika bisa
menjawab dengan benar pada saat edugame berlangsung. Selain disampaikan
melalui edugame, saat pemaparan materi juga disertai dengan tanya jawab
2.2.3 Desain

10
Media edugame puzzle ini dibuat semenarik mungkin sehingga diharapkan
sasaran usia remaja bisa lebih aktif dan interaktif pada saat penyuluhan
berlangsung dan dapat membuat sasaran remaja dapat lebih mudah dalam
memahami materi yang disampaikan. Sehingga remaja dapat mengetahui
mengenai pengertian NAPZA, jenis-jenis NAPZA, ciri-ciri pengguna
NAPZA, faktor penyebab NAPZA, tingkat ketagihan NAPZA, dampak
penyalahgunaan NAPZA, cara pencegahan penyalahgunaan NAPZA dan
diharapkan pula dengan penyuluhan ini remaja dapat menghindari dan tidak
menyalahgunakan NAPZA.
2.2.4 Aturan Main
Waktu Kegiatan Keterangan

09.00 – 09.05 WIB Pembukaan  Pemateri


memperkenalkan diri
 Pemateri mengajak
interaksi peserta dengan
menanyakan nama, usia,
dll.
 Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
 Menyebutkan topik
penyuluhan yang akan
disampaikan

09.05 – 09.35 WIB Pemaparan Materi Pemateri menyampaikan materi


melalui PPT dengan topik
bahasan sebagai berikut :

 Menjelaskan pengertian
NAPZA
 Menjelaskan jenis-jenis
NAPZA
 Menjelaskan ciri-ciri
pengguna NAPZA
 Menjelaskan faktor
penyebab NAPZA
 Menjelaskan tingkat
ketagihan NAPZA
 Menjelaskan dampak
penyalahgunaan
NAPZA
09.35 – 09.40 WIB Tanya Jawab Pemateri mempersilahkan
audience untuk bertanya jika
masih terdapat materi yang
belum dimengerti

09.40 – 09.55 WIB Post-test (edugame Media edukasi game dengan


GEMAR REMAJA) menggunakan bahan sterofom
untuk papan atau madding
sebelumnya telah ditempelkan di

11
papan tulis. Selanjutnya
penyuluh menyediakan beberapa
pilihan jawaban yaitu benar dan
salah yang akan ditulis dikertas
kecil. Peserta diminta untuk
memilih jawaban yang benar,
lalu ditempelkan ke mading
menggunakan paku pin. Yang
dapat menempelkan jawaban
dengan benar akan mendapatkan
reward atau hadiah.

09.55 – 10.00 WIB Penutup Penyampaian kesimpulan oleh


pemateri, dilanjutkan
dokumentasi berupa foto bersama
dan peserta diminta untuk
mengisi absen kehadiran.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Game edukasi adalah media yang didesain untuk belajar, juga bisa menawarkan
bermain dan bersenang-senang. Game edukasi merupakan gabungan dari konten
edukasi, prinsip belajar dan game.Game berjenis edukasi ini bertujuan untuk
memancing minat belajar terhadap materi yang disajikan. Media edukasi game
dalam pengembangan asuhan kebidanan holistik, fisiologi remaja dan pranikah
dalam proposal ini berupa puzzle.
Penggunaan media edukasi game puzzle menarik karena tantangan disini
menyangkut masalah logika yang dibatasi dengan waktu. Sehingga dapat
meningkatkan pemahaman, ketepatan, dan kecepatan peserta dalam mengetahui
materi yang telah disajikan. Serta memberikan kemudahan peserta dalam menerima
materi tentang NAPZA.

3.2 Saran
3.2.1 Bagi Institusi
Diharapkan dapat digunakan menjadi bahan referensi pengembangan media edukasi
game penyuluhan selanjutnya. Sehingga dapat memberikan kemudahan dalam
penyampaian materi serta dapat meningkatkan minat, kreatifitas dan inovatif dalam
menyampaikan penyuluhan.
3.2.2 Bagi Masyarakat

12
Masyarakat khususnya pada remaja diharapkan mendapatkan manfaat dari materi
yang telah disampaikan serta dapat menghindari obat – obat terlarang yang dapat
merusak generasi muda bangsa.

Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN


I. Identifikasi SAP
Topik : NAPZA
Sub Pokok Bahasan : Konsep NAPZA
Sasaran : Remaja usia 15-16 tahun
Hari/Tanggal : Rabu/21 September 2022
Waktu : 60 menit
Tempat : Balai Desa
Penyuluh : Mahasiswa Pendidikan Profesi Bidan
Poltekkes Kemenkes Malang

II. Identifikasi Masalah


Saat ini masalah penyalahgunaan NAPZA banyak terjadi pada usia
remaja dikarenakan adanya faktor penyebab antara lain : faktor diri
sendiri seperti minat, rasa ingin tahu, lemahnya rasa ketuhanan dan
ketidakstabilan emosi, sedangkan faktor dari luar seperti gangguan psiko-
sosial keluarga, lemahnya hukum, lemahnya sistem sekolah dalam hal
bimbingan konseling, serta lemahnya pendidikan agama.
III. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan konsep NAPZA, remaja dapat mengetahui
tentang konsep dan pencegahan penyalahgunaan NAPZA

13
IV. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit, remaja mampu :
1. Menjelaskan pengertian NAPZA
2. Menjelaskan jenis-jenis NAPZA
3. Menjelaskan ciri-ciri Pengguna NAPZA
4. Menjelaskan faktor penyebab NAPZA
5. Menjelaskan tingkat ketagihan NAPZA
6. Menjelaskan dampak penyalahgunaan NAPZA
7. Menjelaskan cara pencegahan penyalahgunaan NAPZA

V. Materi (Lampiran)
A. Pengertian NAPZA
B. Jenis-Jenis NAPZA
C. Ciri-Ciri Pengguna NAPZA
D. Faktor Penyebab NAPZA
E. Tingkat Ketagihan NAPZA
F. Dampak Penyalahgunaan NAPZA
G. Cara Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA
VI. Metode :
1. Ceramah
2. Edukasi Game
3. Tanya jawab
VII. Media
LCD, laptop, steroform (papan) untuk edukasi game
VIII. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pendahuluan 5 menit Pembukaan : 1. Menjawab salam
1. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
2. Menjelaskan tujuan dari dan
penyuluhan memperhatikan
3. Menyebutkan topik
penyuluhan yang akan
disampaikan
2. Inti 40 menit Pelaksanaan : 1. Mendengarkan
1. Menjelaskan pengertian dan
NAPZA memperhatikan

14
2. Menjelaskan jenis-jenis 2. Mengajukan
NAPZA pertanyaan
3. Menjelaskan ciri-ciri 3. Menjawab
pengguna NAPZA pertanyaan yang
4. Menjelaskan faktor diberikan
penyebab NAPZA
5. Menjelaskan tingkat
ketagihan NAPZA
6. Menjelaskan dampak
penyalahgunaan NAPZA
7. Menjelaskan cara
pencegahan
penyalahgunaan NAPZA
3. Penutup 15 menit Penutup : Mengikuti
1. Edukasi Game kegiatan edukasi
2. Memberikan kesimpulan game
tentang kegiatan yang
dilakukan Mendengarkan
3. Mengucapkan terima kasih dan menjawab
kepada peserta yang telah salam
mengikuti kegiatan
4. Mengucapkan salam

IX. Evaluasi
a. Struktur
1. Pemateri telah menyiapkan materi yang akan disampaikan
2. Peserta siap dan menyepakati waktu untuk kegiatan
3. Media siap digunakan
b. Proses
1. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
2. Peserta aktif berpatisipasi dalam mengikuti diskusi
3. Peserta aktif berpartisipasi dalam kegiatan edukasi game
c. Program
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian NAPZA
2. Peserta mampu menjelaskan jenis-jenis NAPZA
3. Peserta mampu menjelaskan ciri-ciri pengguna NAPZA
4. Peserta mampu menjelaskan faktor penyebab NAPZA
5. Peserta mampu menjelaskan tingkat ketagihan NAPZA
6. Peserta mampu menjelaskan dampak penyalahgunaan NAPZA
7. Peserta mampu menjelaskan cara pencegahan penyalahgunaan
NAPZA
X. Pengorganisasian
1. Moderator : Reka Shafna Wahyuningtyas
Uraian tugas :
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan pemateri dan anggota
c. Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan

15
d. Membuat kontrak waktu
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri
f. Mengarahkan alur diskusi
g. Menutup acara penyuluhan
h. Bersama peserta mereview dan menyimpulkan materi penyuluhan

2. Penyaji : Nisa Amala Muntasya, Kurnia Putri Cantyka, Yustina Dewi


Anggraini, Merita Meliyafara Pratiwi
Uraian tugas :
a. Menyajikan isi penyuluhan
b. Menjawab pertanyaan

3. Notulen : Diajeng Fenti Setiawan


Uraian tugas
Mencatat semua rangkaian kegiatan dan pertanyaan selama penyuluhan
berlangsung

4. Sie Dokumentasi : Lutfiah Nurilaili


Uraian tugas
Melakukan dokumentasi mulai awal penyuluhan berlangsung sampai
penyuluhan berakhir

XI. Penataan Tempat

PESERTA

Keterangan:

Penyuluh

Moderat
or

Notulen

16
Dokume
ntasi

XII. Daftar Pustaka


https://promkes.kemkes.go.id/?p=8833 Diakses pada 26 Juni 2018
https://rs.unud.ac.id/narkoba-napza/ Diakses pada 28 Juli 2022

Alifia, U. (2019). Apa Itu Narkotika Dan NAPZA? ALPRIN.


https://www.google.co.id/books/edition/Apa_Itu_Narkotika_dan_Napza/
zs37DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1

Aulia, Z. (2020). Jangan Pernah Tergoda Narkoba.

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. (2017). Buku Panduan


Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Dini.

Joewara, Satya, Lusi, M., Lina, G. P., E., W., Clara, R. P. A., & Mangatas, T.
(2018). Petunjuk Praktis Bagi Keluarga Untuk Mencegah
Penyalahgunaan Narkoba. Media Pressido.

Rachman, W. O. N. N., Rahmadania, W. O., & Rasido, I. (2022). Modul


Pencegahan Perilaku Penyalahgunaan NAPZA Pada Remaja Dengan
Pendekatan Keluarga Di Kota Kendari. Perkumpulan Rumah Cemerlang
Indonesia.

17
KONSEP NAPZA
A. Pengertian NAPZA
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) adalah
bahan/zat/obat yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan
mempengaruhi sistem saraf pusat (SPP) sehingga menimbulkan
perubahan aktivitas mental, emosional, dan perilaku penggunanya dan
sering menyebabkan ketagihan dan ketergantungan terhadap zat
tersebut (Rachman et al., 2022).
Zat-zat yang tergolong NAPZA sebenarnya mengacu pada
sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko pada pemakainya
yaitu kecanduan (adiksi). NAPZA merupakan bahan/zat yang bila
masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan
syaraf pusat/otak sehingga bilamana disalahgunakan akan menyebabkan
gangguan fisik, psikis/ jiwa, dan fungsi sosial. Pengaruh tersebut berupa
pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat, halusinasi atau
timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan
bagi pemakainya.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan
berbahaya. selain narkoba istilah lain yang diperkenalkan khususnya
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah NAPZA yang
merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
Lainnya. Semua istilah ini, baik narkoba ataupun napza, mengacu pada
kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi
penggunanya.
B. Jenis-Jenis NAPZA
1. Narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun
bukan dari tanaman baik itu sintesis maupun semisintesis yang
dapat menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran,
mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, (UU RI No 22 / 1997). Narkotika
terdiri dari tiga golongan, yaitu :

18
a. Golongan I : Narkotika yang hanya digunakan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak dipergunakan untuk
terapi, serta memiliki potensi ketergantungan sangat tinggi,
contohnya: Cocain, Ganja, dan Heroin
b. Golongan I : Narkotika yang dipergunakan sebagai obat,
penggunaan sebagai terapi, atau dengan tujuan pengebangan
ilmu pengetahuan, serta memiliki potensi ketergantungan
sangat tinggi, contohnya : Morfin, Petidin
c. Golongan III : Narkotika yang digunakan sebagai obat dan
penggunaannya banyak dipergunakan untuk terapi, serta
dipergunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
memiliki potensi ketergantungan ringan, contoh : Codein

2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah ataupun
sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan prilaku dan perubahan khas pada aktifitas mental dan di
bagi menjadi beberapa golongan, yaitu :
a. Golongan I : yaitu psikotropika yang di pergunakan untuk
pengembangn ilmu pengetahuan dan tidak dipergunakan untuk
terapi dan memiliki sindrom ketergantungan kuat, contoh:
Extasi
b. Golongan II : yaitu psikotropika yang dipergunakakn untuk
pengobatan dan dapat digunakan sebagai terapi serta untuk
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki sindrom
ketergantungan kuat, contoh : Amphetamine
c. Golongan III : yaitu psikotropika yang digunakan sebagai
obat dan banyak digunakan sebagai terapi serta untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan memiliki sindrom
ketrgantungan sedang, contoh : Phenobarbital
d. Golongan IV : yaitu psikotropika yang dipergunakan sebagai
pengobatan dan banyak dipergunakan untuk terapi serta
digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
memilikisindroma ketergantungan ringan, contoh : Diazepem,
Nitrazepam
3. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah bahan atau zat yang berpengaruh
psikoaktif diluar narkotika dan psikotropika, meliputi :
a. Minuman beralkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang
berfungsi menekan susunan saraf pusat dan jika digunakan
secara bersamaan dengan psikotropika dan narkotika maka
akan memperkuat pengaruh di dalam tubuh. Ada tiga golongon
minuman beralkohol yaitu :
● Golongan A : Kadar etanol 1-5 %

19
● Golongan B : Kadar etanol 5-20 %
● Golongan C : Kadar etanol 20-45 %
b. Inhalasi : adalah gas hirup dan solven (zat pelarut) mudah
menguap berupa senyawa organik yang terdapat di berbagai
barang keperluan rumah tangga, kantor dan sebagainya.
c. Tembakau : tembakau adalah zat adiktif yang mengandung
nikotin dan banyak yang digunakan di masyarakat.
C. Ciri-Ciri Pengguna NAPZA
● Ciri-ciri pengguna NAPZA pada remana antara lain :
1. Sulit memusatkan perhatian pada suatu kegiatan atau tidak
tekun, sering sakit.
2. Cenderung memberontak dan menolak otoritas
3. Cenderung memiliki gangguan jiwa seperti depresi, cemas dan
sebgainya
4. Perilaku meyimpang dari aturan dan norma yang berlaku
5. Sering berbohong dan mencuri
6. Kurang percaya diri
7. Mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif (merusak)
8. Mudah murung, pemalu dan pendiam
9. Mudah merasa bosan dan jenuh
10. Keinginan yang besar untuk mencoba atau rasa penasaran
11. Keinginan hanya untuk bersenang-senang
12. Keinginan untuk mengikuti mode karena dianggap sebagai
lambang keperkasaan dan kehidupan modern
13. Keinginan untuk diterima dalam pergaulan
14. Indetitas diri yang kabur, hingga merasa diri kurang “jantan”
15. Tidak siap mental untuk mengahadapi tekanan pergaulan,
sehingga sulit mengambil keputusan untuk menolak tawaran
NAPZA dengan tegas.
16. Kemampuan berkomunikasi rendah
17. Melarikan diri dari suatu kebosanan, kegagalan, kekecewaan,
ketidak mampuan, kesepian, dan rasa malu
18. Cenderung memberontak atau melakukan sesuat yang
mengandung resiko tinggi.
19. Cenderung merusak diri
20. Kurang mengahayati agamanya
21. Sudah merokok sejak usia dini
● Cara mengenali mereka yang sudah menyalahgunakan NAPZA yaitu
:
1. Perubahan kebiasaan tidur : siang tidur, malam begadang, kalau
sulit tidur sulit dibangunkan, tampak selalu mengantuk di kelas.
2. Perubahan selera makan (berkurang).
3. Takut air sehingga malas mandi.
4. Sering pergi hingga sampai larut malam, tidak pulang ke rumah
tanpa memberitahu keluarga.

20
5. Banyak minta uang untuk keperluan yang tidak jelas dan suka
berbohong terutama kepada orang tua
6. Sering meninggalkan ruang kelas saat pelajaran
7. Malas belajar, sering bolos sehingga prestasi pelajaran menurun
drastis
8. Malas bekerja, sering terlambat, lalai, sering tak masuk kerja
sehingga terancam dipecat.
9. Mudah tersinggung
10. Bicara cadel, jalan sempoyongan, lamban atau sebaliknya sangat
aktif.
11. Bila pengunaan sudah berlanjut badan menjadi kurus dan pucat
(pada penggunaan kokain, amfetiman, atau heroin).
12. Bila yang dipakai heroin ditemukan botol aqua 500 cc berlubang
di dinding botol, kertas timah/kertas bungkus rokok atau permen
karet, semprit (spuit, syrigene) uang pecahan kertas 1000 atau
500 rupiah yang digulung, kartus telpon. Bila yang dipakai
sabu-sabu dapat ditemukan botol botol kecil aneka bentuk
dilengkapi dengan gelas.
(Aulia, 2020)
D. Faktor Penyebab NAPZA
Penyebab penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks akibat dari
hubungan antar faktor yang terkait dengan individu, faktor lingkungan
dan faktor tersedianya zat (Napza).
Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Faktor Individu
Kebanyakan penyalahgunaan Napza dimulai atau terdapat
pada masa remaja, sebab pada masa ini seseorang sedang
mengalami perubahan biologis, psikologis maupun sosial yang
pesat merupakan individu yang sangat rentan untuk
menyalahgunakan Napza.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan
pergaulan baik di sekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun
masyarakat.
a. Faktor Lingkungan Keluarga
Terutama faktor orang tua yang ikut menjadi penyebab seorang
anak atau remaja menjadi penyalah guna Napza antara lain:
● Komunikasi antara anak dan orang tua kurang baik.
● Hubungan dalam keluarga kurang harmonis.
● Orang tua bercerai atau berselingkuh, atau kawin lagi.
● Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh.
● Orang tua otoriter atau serba melarang.
● Orang tua yang serba membolehkan.
● Kurangnya orang yang dapat dijadikan contoh atau teladan.
● Orang tua kurang perhatian dengan masalah Napza.

21
● Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah-ubah.
● Kurangnya kehidupan beragama.
● Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi
penyalahguna Napza.
b. Lingkungan Sekolah
● Sekolah kurang disiplin.
● Sekolah vang terletak dekat tempat hiburan dan lokasi
penjualan Napza.
● Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa
untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif.
● Adanya siswa pengguna Napza.

c. Lingkungan Teman Sebaya


● Berteman dengan penyalahguna Napza.
● Situasi sosial ekonomi yang kurang mendukung.
d. Lingkungan Masyarakat/sosial
● Lemahnya penegakan hukum.
● Mudahnya mendapatkan Napza dengan harga vang
terjangkau.
● Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang
menarik minat untuk dicoba.
● Khasiat Farmakologi Napza yang dapat menenangkan,
menghilangkan nyeri, menidurkan, membuat euforia dan
lain-lain (Alifia, 2019)
E. Tingkat Ketagihan NAPZA
1. Pemakaian Coba-Coba
Yaitu pemakaian Napza untuk memenuhi rasa ingin tahu.
Sebagian pemakai berhenti pada tahap ini dan sebagain lainnya
berlanjut pada tahap yang lebih berat.
2. Pemakaian Sosial/Rekreasi
Yaitu pemakaian Napza dengan tujuan bersenang senang,
pada saat rekreasi atau santai. Sebagian pemakai tetap bertahan
pada tahap ini, namun sebagian lagi meningkat pada tahap yang
lebih berat.
3. Pemakaian Situasional
Yaitu pemakaian pada saat mengalami keadaan tertentu,
seperti ketegangan, kesedihan, kekecewaan dan sebagainya dengan
maksud menghilangkan perasaan-perasaan tersebut.
4. Penyalahgunaan
Yaitu pemakaian sebagai suatu pola penggunaan yang
bersifat patologik/menyimpang yang ditandai dengan intoksikasi
sepanjang hari, tidak mampu mengurangi atau menghentikan,
berusaha berulang kali mengendalikan, tetapi terus menggunakan
walaupun sakit fisiknya kambuh.

22
Keadaan ini akan menimbulkan gangguan fungsional atau
okupasional yang ditandai dengan tugas dan relasi dalam keluarga
tidak terpengaruh dengan baik, perilaku agresif dan tak wajar,
hubungan dengan kawan terganggu, sering bolos sekolah atau
kerja, melanggar hukum atau kriminal dan akal tidak mampu
berfungsi secara efektif.
5. Ketergantungan
Yaitu telah terjadi toleransi dan gejala putus zat bila
pemakaian Napza dihentikan atau dikurangi dosisnya.
Agar tidak berlanjut pada tingkat yang lebih berat
(ketergantungan) maka sebaiknya tingkat-tingkat pemakaian
tersebut memerlukan perhatian dan kewaspadaan keluarga serta
masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan pada keluarga
dan masyarakat.
(Alifia, 2019)
F. Dampak Penyalahgunaan NAPZA
Dampak penyalahgunaan NAPZA antara lain :
1. Kokain
Kokain dapat memperkecil pembuluh darah sehingga mengurangi
aliran darah. Dampak negatif Kokain (bubuk kristal putih) yaitu :
● Euphoria (Rasa gembira/senang/nikmat berlebihan).
● Jangka panjang akan mengurangi jumlah dopamin atau reseptor
dopamin dalam otak.
● Penggunaan yang terus menerus menyebabkan sel otak akan
tergantung pada kokain untuk dapat berfungsi normal.
● Pengguna kokain yang kronis apabila berhenti akan ketagihan
karena tidak dapat merasakan kenikmatan apa pun.
● Menimbulkan gejala psikosis (gangguan mental)
● Keluar ingus, pusing-pusing dan muntah-muntah
2. Methamfetamine (Shabu)
Methamfetamine (Shabu) berbentuk seperti kristal, tidak berbau dan
tidak berwarna.
Karena itu sering disebut “ice” bentuk cair. Dampak yang
ditimbulkan dari penggunaannya adalah :
● Otak sulit berfikir dan konsentrasi.
● Perilaku menjurus pada kekerasan.
● Berat badan menyusut, impoten, halusinasi (seolaholah
mendengar atau melihat sesuatu), paranoid (curiga berlebihan).
● Kerusakan pembuluh darah otak yang dapat berlanjut menjadi
stroke (pecahnya pembuluh darah otak).
● Bila dosis lebih banyak: Halusinasi (Tripping) sebagian
menyenangkan, perasaan melayang, kejang, muntah, panik,
mudah tersinggung,melakukan tindak kekerasan yang tidak
masuk akal
3. Ekstasi (Designed Substance)

23
Penggunaan ekstasi dapat menimbulkan gejala intoksikasi yaitu :
 Rasa senang dan euphoria
 Nafsu makan berkurang
 Banyak berkeringat dan mual
 Gerak badan tak terkendali
 Tekanan darah naik
 Denyut jantung dan nadi bertambah cepat.
4. Tembakau
Tembakau mengandung nikotin, tar dan carbon monoksida yang
berbahaya serta zat lain, seluruhnya tak kurang dari 4.000 bahan
kimia dan sebanyak 43 di antaranya bersifat karsinogenik. Dampak
yang ditimbulkan dari penggunaan tembakau adalah sebagai
berikut :
● Tembakau merupakan bahan yang paling adiktif dimana
ketergantungan tembakau dapat terjadi setelah seseorang
mengisap 3 – 20 batang rokok.
● Menyebabkan kanker paru, penyempitan pembuluh darah,
penyakit jantung, tekanan darah tinggi.
● 2-tetes nikotin murni dapat membunuh orang secara instan.
5. Depresan
Jenis narkotika yang menghambat kerja otak dan memperlambat
aktivitas tubuh. Orang menjadi mengantuk, tenang, rasa nyeri dan
stress hilang. Contoh Depresan: Opiat (Morfin, Heroin, dan Kodein),
Benzodiazepin, Barbiturat , Sedativa/Hipnotika, Alkohol, Inhalansia
Dapat menimbulkan toleransi, ketergantungan fisik dan
ketergantungan psikologis.
6. Heroin/Putaw
Heroin adalah Opiat semi-sintetis melalui sejumlah tahapan
pemurnian dari morfin hingga menjadi bubuk putih atau butiran
halus yang dapat disuntikan. Heroin itu berupa serbuk putih dengan
rasa pahit yang merupakan jenis obat-obatan yang kuat dan membuat
seseorang sangat ketagihan. Toleransi berkembang sangat cepat dan
gejala putus heroin menyebabkan nyeri yang hebat. Akibat Jangka
Panjang dari pemakaian heroin adalah :
Ketergantungan,
 Badan kurus, pucat, kurang gizi;
 Impotensi
 Infertilitas pada wanita
 Pemakaian dengan alat suntik dapat menyebabkan HIV/ AIDS,
hepatitis B dan C.
 Sakaw terjadi bila si pecandu putus menggunakan putaw
7. Benzodiazepin

24
Adalah depresan obat tidur/obat penenang yang dapat mengurangi
rasa gelisah. Contoh Benzodiazepin antara lain : Alphazolam,
Clonazepam, Diazepam (Valium), Flunitrazepam (Rohypnol),
Nitrazepam (Mogadon, pil BK, pil Koplo), Jenis pertama (Librium)
dan dikembangkan menjadi banyak turunan (derivat) lain seperti
diazepam (valium), nitrazepam (mogadon, rohypnol). Efek
Benzodiazepin yaitu :
 Mengurangi rasa gelisah (Anti-Anxiety)
 Mempermudah tidur
 Menggunakan benzodiazepin bersama alkohol sangat
berbahaya.
 Pengguna berat dapat timbul delirium (kekacauan pikiran)
 Pengaruhi persepsi jarak dan gerakan.
 Penggunaan dalam waktu lama dapat menimbulkan toleransi,
ketergantungan fisik dan gejala putus zat (tremor, muntah,
insomnia, anxiety, gampang marah, depresi).
8. Alkohol
Alkohol dihasilkan dari fermentasi buah-buahan dan sayuran (proses
peragian) juga terdapat pada minuman keras. Alkohol murni tidak
berwarna dan berbau . Kadar etanol dalam alkohol menentukan jenis
minuman keras. . Golongan minuman keras: golongan A berkadar 1-
5% contoh: Bir. golongan B (5-20%) : contoh: Jenis minuman
anggur. Golongan C (20-45%) contoh: vodka, rum, gin. Efek
penggunaan alkohol yaitu :
 Alkohol menekan kerja otak (depresan). Setelah diminum,
alkohol diserap oleh tubuh dan masuk ke dalam pembuluh
darah.
 Dapat menyebabkan: mabuk, jalan sempoyongan, bicara cadel,
kekerasan, kecelakaan karena mengendarai dalam keadaan
mabuk.
 Pemakaian jangka panjang menyebabkan kerusakan pada hati,
kelenjar getah lambung, saraf tepi, otak, gangguan jantung,
kanker dan bayi lahir cacat dari ibu pecandu alkohol.
9. Hallucinogen
Berasal dari tanaman atau dibuat melalui formulasi kimiawi.
Penggunaan hallucinogen dapat menimbulkan efek yaitu :
 Halusinasi, dapat mengubah dan menyebabkan distorsi
tentang persepsi, pikiran dan lingkungan
 Mengakibatkan rasa teror hebat dan kekecauan indera seperti:
“mendengar “warna atau “melihat” suara, paranoid (seperti
dikejar-kejar orang), meningkatkan resiko gangguan mental

25
 Contoh Hallucinogen: Cannabis (ganja), LSD, Jamur
(psilocybe mushroom/psilocybin), Inhalansia
10. Tanaman Cannabis
“CANNABIS” adalah daun pucuk tanaman cannabis (yang
meliputi bunga dan biji) yang dikeringkan. Kadar
“Tetrahidrokanabinol” (THC) : 6-7% –Zat kimia yang
menyebabkan sebagian otak yang mengatur emosi, daya ingat dan
kehilangan kendali dan keseimbangan. Street Name: (Ganja,
Marijuana, Pot, cimeng, gele, grass, weed, buddha stick, Mary
Jane,dll.). CANNABIS (Ganja, Cimeng, marihuana) mempunyai
efek/dampak buruk seperti:
 Menyebabkan ketergantungan
 Hilang ingatan sementara
 Distorsi waktu dan ruang
 Dehidrasi
 Euforia / amat menyenangkan
 Daya menilai menjadi kehilangan kendali dan keseimbangan
 Perubahan emosi/perasaan (tertawa terbahak-bahak,
kemudian mendadak berubah menjadi ketakutan. Hal ini
karena efek THC di otak
 Dengan dosis tinggi, perasaan tidak tenang, ketakutan dan
halusinasi
 Apatis, depresi
 Kecemasan yang berlebihan, rasa panik
 Keseimbangan dan koordinasi tubuh yang buruk
11. Psilocybe Mushroom/ Psilocybin
Psilocybe Mushroom/ Psilocybin merupakan jamur di atas kotoran
kerbau/sapi. Efek dari penggunaan Psilocybin yaitu :
 Halusinasi
 Mengubah dan menyebabkan distorsi tentang persepsi terhadap
lingkungan dan waktu
(Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2017)
G. Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA
Cara pencegahan :
a. Peran Orangtua Dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika Dan
Prekursor Narkotika
 Orangtua Sebagai Panutan
 Orangtua Sebagai Pembimbing dan Pendidik
 Orangtua Tempat Bertanya dan Teman Diskusi
 Melibatkan Diri dalam Kegiatan Anak
 Membuat Aturan Keluarga yang Jelas dan Tegas
 Mengembangkan Tradisi Keluarga dalam Nilai-nilai Agama

26
 Menanamkan disiplin pada anak
(Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, 2017)
b. Demand Reduction
1) Prevelensi (pencegahan) dilakukan dengan cara :
a) Penyuluhan yaitu memberikan informasi berdasarkan
fakta, tidak dengan menakut-nakuti, melalui berbagai
jenis NAPZA, akibat penyalahgunaan, perundang-
undangan terkait, kemana harus meminta pertolongan
professional
b) Pendidikan Afektif yang berujuang meningkatkan harga
diri, citra diri, percaya diri, mengenal keterbatasan dan
kelebihan dirinya, cara mengatasi stress, mampu
mengemukakan perasaan da nisi pikirannya secara sehat.
c) Menyediakan berbagai kegiatan dan fasilitas untuk
pengembangkan diri dan aktualisais siri, olah raga ,
kesenian, pramuka, rock climbing, mendaki gunung,
driving, dan lain-lain.
d) Memberikan keterampilan sosial agar anak dapat
mengambil keputusan yang bijaksana, dapat menolak
sesuatu tawaran oleh teman, terlatih untuk tidak mau
diajak pergi atau menerima sesuatu dari orang yang tidak
dikenal.
e) Deteksi dini atau intervensi diri, yaitu memberi
pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua, guru,
Pembina anak muda pada umumnya agar dapat
mendeteksi sedini mungkin anak/remaja yang mulai
menggunakan NAPZA sehingga dapat dilakukan
intervensi sedini mungkin. Terapi ditujukan terhadap
keadaan kelebihan dosis, intoksinasi akut, sindroma putus
zat. Komplikasi medika lain baik fisik maupun psikiatrik
(psikis, depresi, gangguan cema, gangguan panik)
2) Rehabilitasi, yang meliputi rehabilitasu fisik, mental, spiritual,
edukasional dan vokasional, program kegiatan rehabilitasi itu
meliputi :
a) Memperbaiki gizi dengan makanan bermutu
b) Memulihkan kesehatan dengan olah raga
c) Menanamka nilai luhur engan pendalaman iman menurut
keyakinan imannya masing-masing
d) Meningkatkan konsep diri melalui psikoterapi,
membangkitkan kembali rasa percaya diri, memingkatkan
kemampuan komunikasi
e) Belajar keterampilan
(Joewara et al., 2018)

27
Lampiran 2
Media Edukasi

28
Keterangan :
: Papan Sterofom

: Sub Pokok Bahasan

: Jawaban Benar

: Jawaban Salah

Media yang digunakan yaitu edukasi game dengan menggunakan bahan


sterofom untuk papan atau mading. Penyuluh menyediakan beberapa pilihan
jawaban yaitu benar dan salah yang akan ditulis dikertas kecil untuk ditempel
pada mading. Peserta diminta untuk memilih jawaban yang benar, lalu
ditempelkan ke mading menggunakan paku pin. Edukasi game tersebut diberikan
saat penutup kegiatan sebagai bentuk evaluasi untuk mengetahui pemahaman
peserta terkait materi yang diberikan oleh penyuluh.

1. Pengertian NAPZA

PENGERTIAN NAPZA

zat atau obat yang berasal dari tanaman


maupun bukan dari tanaman baik itu
sintesis maupun semisintesis yang dapat
menyebabkan penurunan dan perubahan
kesadaran, mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan

29
bahan/zat/obat yang apabila masuk ke
dalam tubuh manusia akan
mempengaruhi sistem saraf pusat
(SPP) sehingga menimbulkan
Narkotika,
Psikotropika dan Zat
Adiktif

Keterangan :
: Papan Sterofom

: Sub Pokok Bahasan

: Jawaban Benar

: Jawaban Salah

2. Jenis-Jenis NAPZA

JENIS-JENIS NAPZA

Psiktropika Narkotika

Paracetamol Zat Kimia

30
Zat Aditif
Keterangan :
: Papan Sterofom

: Sub Pokok Bahasan

: Jawaban Benar

: Jawaban Salah

3. Ciri-Ciri Pengguna NAPZA

CIRI-CIRI PENGGUNA NAPZA

Sulit memusatkan Cenderung


perhatian memberontak

Kurang
percaya diri 31 Jujur
Kurang

Suka
Keterangan :
: Papan Sterofom

: Sub Pokok Bahasan

: Jawaban Benar

: Jawaban Salah

32
4. Faktor Penyebab

FAKTOR PENYEBAB NAPZA

Orang tua yang serba


Berteman dengan
membolehkan
penyalahguna
Napza

Mudahnya
mendapatkan
Napza dengan
harga vang Orang tua
Taat dalam harmonis
terjangkau
beragama

Keterangan :
: Papan Sterofom

: Sub Pokok Bahasan

: Jawaban Benar

: Jawaban Salah

1
5. Tingkat Ketagihan

TINGKAT KETAGIHAN

Pemakaian
Coba-Coba
Penyalahgunaan

Ketergantungan

Ekstrem
Normal

Keterangan :
: Papan Sterofom

: Sub Pokok Bahasan

: Jawaban Benar

: Jawaban Salah

1
6. Dampak Penyalahgunaan NAPZA

DAMPAK PENYALAHGUNAAN NAPZA

Rasa senang
berlebihan Tidak hilang
ingatan

Flu
8. Berkata
jujur

Halusinasi

Keterangan :
: Papan Sterofom

: Sub Pokok Bahasan

: Jawaban Benar

: Jawaban Salah

7. Pencegahan NAPZA

2
PENCEGAHAN NAPZA

Menyediakan berbagai
kegiatan dan fasilitas untuk Memberikan
pengembangkan diri seperti
olahraga penyuluhan
mengenai NAPZA

Orang tua berperan


sebagai
pembimbing dan
pendidik

Menerima ajakan Mengajak teman


teman untuk untuk mencoba
mencoba NAPZA NAPZA

Keterangan :
: Papan Sterofom

: Sub Pokok Bahasan

: Jawaban Benar

: Jawaban Salah

Anda mungkin juga menyukai