Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT PEMBERIAN EDUKASI TENTANG

BULLYING PADA REMAJA

Dosen Pembimbing :
Sutrisno, S.Kep.Ns., M.Kep
Di Susun Oleh :

KELOMPOK II
1. Abdul Manan Dato (2012B0020)
2. Anggita Nandya Ardiati (2012B0021)
3. Anindhita Aisah R (2012B0022)
4. Arina Nikmal Wafiroh (2012B0023)
5. Diah Ajeng M.R (2012B0025)
6. Karissa Kismaya Putri (2012B0031)
7. Novi Kusuma Wati (2012B0035)
8. Nurul Anis saputri (2012B0038)
9. Novita sugiarti (2012B0036)
10. Istiomah (2012B0029)
11. Samzur Ridzal (2012B0041)
12. Trisna Ammirul Fadella (2012B0043)

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
1. Judul Kegiatan : PEMBERIAN EDUKASI TENTANG BULLYING
PADA REMAJA
2. Bidang Kegiatan : Pengabdian Masyarakat
3. Bidang Ilmu : Program Profesi NERS
4. Ketua Pelaksana
a. Nama lengkap dan : Sutrisno, S.Kep.Ns., M.Kep
Gelar
b. NIK : 13.07.11.119
c. NIDN/NUPN :
d. Alamat :
5. Anggota Pelaksana
a. Abdul Manan Dato : 2012B0020
b. Anggita Nandya Ardiati : 2012B0021
c. Anindhita Aisah R : 2012B0022
d. Arina Nikmal Wafiroh : 2012B0023
e. Diah Ajeng M.R : 2012B0025
f. Karissa Kismaya Putri : 2012B0031
g. Novi Kusuma Wati : 2012B0035
h. Nurul Anis saputri : 2012B0038
i. Novita sugiarti : 2012B0036
j. Istiomah : 2012B0029
k. Samzur Ridzal : 2012B0041
l. Trisna Ammirul Fadella : 2012B0043
6. Tempat Pelaksanaan : Virtual Zoom
7. Waktu Pelaksanaan : Juni 2021
8. Jumlah Anggaran :

Mengetahui,
Remaja Dosen Pembimbing

Fandi Darmawan Sutrisno, S.Kep.Ns., M.Kep


NIK : 13.07.11.119

Kaprodi Profesi NERS Wakil Rektor III


IIK STRADA Indonesia IIK STRADA Indonesia

Mohamad As’ad Efendy, S.kep, Ns, M.Kep Prima DeK.,S.Kep,Ns,M.Kes


NIK : 13.07.12.143 NIK : 13.07.03.011
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat izin dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan satuan acara penyuluhan yang
berjudul “Laporan Pengabdian Masyarakat Pemberian Edukasi Tentang Bullying Pada
Remaja” sesuai waktu yang telah ditentukan

Dalam penyusunan laporan ini, kami mendapatkan banyak pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan kami tidak lupa mengucapkan terima kasih
yang terhormat kepada :

1. DR. Sandu Siyoto.,M.Kes., selaku Ketua IIK STRADA Indonesia Kediri


2. Prima Dewi K.,S.Kep,Ns,M.Kes selaku Wakil Rektor III IIK STRADA Indonesia
Kediri
3. Mohamad As’ad Efendy, S.kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ners IIK STRADA Indonesia Kediri
4. Sutrisno, S.Kep,Ns.,M.Kep selaku pembimbing Lapangan
5. Semua pihak dan teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan
ini.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna,
dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang kami
miliki.Untuk itu kami mohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan tidak menutup diri
terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang bersifat membangun untuk kami. Akhir
kata kami mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan ini bermanfaat.

Kediri, Juni 2021

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tindak kekerasan pada remaja semakin marak terjadi saat ini, salah satu aksi
kekerasan yang sering dijumpai pada remaja adalah perilaku bullying, dampak yang
terjadi akibat bullying beresiko mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara fisik
maupun mental (Mita 2018). Maraknya kasus bullying diantara kalangan siswa, terutama
siswa sekolah yang sedang berada di fase kelabilan yang tidak dapat mereka control dan
juga kurang adanya pengawasan dan arahan yang ketat dari berbagai pihak, dan ini akan
membuat kasus bullying menjadi semakin meluas (Halimah et al., 2015).
Remaja yang suka membully, cenderung memiliki sikap yang bringas, tidak
bertanggung jawab, kejam, kurang berasusila, serta senantiasa memaksa bahkan tega
untuk menyakiti temannya, membuat orang lain menderita merupakan kebahagian
tersendiri bagi yang didapatkan dari hasil porses membully temannya (Haidarrotur, 2017).
Di Indonesia, jumlah remaja yang menjadi korban bullying dilaporkan sebesar 80
persen, dan hamper setiap harinya, remaja mengalami bullying (Safaria, 2016). Menurut
Laporan United Nations Children’s Fun (UNICEF) pada tahun 2016, korban bullying di
Indonesia mencapai 41-50 persen (Harususilo, 2018). Selain itu, Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) menyatakan bahwa para pelajar di sekolah menjadi korban
cyberbullying, per tanggal 03 September 2018 pukul 18.00 WIB, KPAI melaporkan
bahwa kasus yang berhubungan dengan dunia maya telah melibatkan 3.096 remaja. Dari
jumlah tersebut, terungkap data korban kasus bullying di media social sebanyak 83
remaja, dengan jumlah remaja laki-laki sebanyak 32 dan perempuan sebanyak 51 (KPAI,
2018, Subagja & Pradana, 2018).
Bulliying merupakan tindakan negative yang dilakukan oleh orang lain secara terus
menerus atau berulang, tindakan ini kerap kali menyebabkan korban tidak berdaya,
terluka secara fisik maupun mental (Trinita, 2018). Bullying biasanya dilakukan sebagai
bentuk agresi yang berulang-ulang dengan ketidak seimbangan kekuasaan antara pelaku
dan korbanya (Rigby, 2008). Adapun masalah yang lebih mungkin diderita orang yang
menjadi korban bullying, antara lain munculnya berbagai masalah mental seperti depresi,
kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan terbawa hingga dewasa, keluhan
kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot, rasa tidak aman saat
berada di lingkungan sekolah, dan penurunan semangat belajar dan prestasi akademik
(Mita, 2018).
Ditinjau dari aspek hukum bullying menjadi sebuah tindakan yang melanggar hukum
jika perbuatan bulliying sudah melampaui batas, ketika perbuatan bullying memenuhi
unsur pidana maka tindakan akan mendapatkan saksi hukum. Pelaku bullying di bawah
umur akan diproses hukum secara diversi yaitu penanganan hukum bagi anak di bawah
umur, proses hukum diversi yaitu dengan cara mempertemukan antara korban dan pelaku
kejahatan, proses tersebut adalah guna menjali perdamaian antara korban dan pelaku,
apabila proses musyawarah tidak menemui jalan keluar maka pelaku bullying akan
dibawa keranah hukum dengan ancaman pidana penjara selama kurang dari 7 tahun
(Nasharina, 2011).
Pencegahan bahaya perbuatan bullying salah satunya dengan cara, orang tua lebih
memperhatikan anak, perhatian orang tua akan menumbuhkan generasi penerus yang
dapat menjadi kebanggan orang tua, sebaiknya orang tua memberikan contoh yang baik
bagi anaknya (Oktana & Sigit, 2020). Anak yang cenderung mengganggu dan menyakiti
harus senantiasa diberi nasehat dan di awasi, sebab selain membahayakan orang lain,
perbuatannya juga membahayakan dirinya sendiri (Haidarrotur, 2017)
1.2 Rumusan Masalah
a. Pengertian Bullying
b. Macam-macam Bullying
c. Faktor-faktor terjadinya Bullying
d. Dampak Bullying
e. Cara mengatasi Bullying
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan peserta dapat memahami isi materi dan
ada peningkatan pengetahuan tentang bullying
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta :
1) Mengetahui pengertian Bullying
2) Macam-macam Bullying
3) Faktor-faktor terjadinya Bullying
4) Dampak Bullying
5) Cara mengatasi Bullying
1.4 Manfaat
a. Bagi Remaja
Memberikan informasi pengetahuan remaja tentang bullying dan bagaimana cara
mengatasi bullying.
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui pengetahuan tentang Bullying, serta dapat memberikan
penyuluhan kepada remaja hingga mampu menyelesaikan tugas yang telah diberikan
oleh dosen yang bersangkutan. Dan membuat remaja menjadi paham tentang
Bullying.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bullying


Bullying yang berasal dari bahasa Inggris “bully” yang berarti menggertak atau
mengganggu (Arifin, 2013). Bullying dapat diartikan dengan sebuah situasi dimana terjadi
penyalahgunaan kekuasaan/kekuatan. Kekuatan di sini tidak hanya secara fisik, tapi juga
mental (Halimah et al., 2015).
Menurut terminologi Tatum manyatakan bullying adalah “the willful, conscius
desire to hurt another and put him/her under stress”, jadi dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya bullying adalah perilaku negatif yang di lakukan oleh seorang atau sekelompok
orang yang dapat merugikan orang lain (Ardila, 2014). Menurut Kementerian
Pemberdayaan Perempuan da Perlindungan Anak (KEMENPPA) (2016), mendefinisikan
school bullying sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau
sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan terhadap siswa/siswi yang lebih lemah
dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberi pengertian bullying sebagai
"kekerasan fisik dan psikologis berjangka panjang yang dilakukan seseorang atau
kelompok terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi di
mana ada hasrat untuk melukai atau menakuti orang atau membuat orang tertekan, trauma
atau depresi dan tidak berdaya."Bullying biasanya dilakukan berulang sebagai suatu
ancaman, atau paksaan dari seseorang atau kelompok terhadap seseorang atau kelompok
lain. Bila dilakukan terus menerus akan menimbulkan trauma, ketakutan, kecemasan, dan
depresi (KPAI, 2018, Subagja & Pradana, 2018).

2.2 Macam-macam Bullying


Berdasarkan beberapa sumber yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Semai Jiwa
Amini (SEJIWA) (2008) dan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (KEMENPPA) (2016), ada banyak jenis penindasan yang dapat dialami oleh anak-
anak hingga orang dewasa. Secara garis besar macam-macam bullying dapat
dikelompokkan ke lima kategori, yaitu :
1. Bullying Fisik
Jenis bullying ini adalah kasat mata, artinya siapapun bisa melihatnya karena terjadi
sentuhan fisik antara pelaku bullying dan korbannya. Adapun contohnya : menampar,
menimpuk, menginjak kaki, menjegal, meludahi, menjambak, mengunci seseorang
dalam ruangan, memalak, melempar dengan barang, menghukum dengan berlari
keliling lapangan, menghukum dengan cara push up, dan menolak.
2. Bullying Verbal
Bullying secara verbal dapat terdeteksi melalui indra pendengaran. Misalnya, memaki,
menghina, menjuluki, meneriaki, mempermalukan di depan umum, menuduh,
menyoraki menebar gosip, memfitnah, dan menolak melalui kata-kata.
Menurut Suhariyanti (2017) mengenai bentuk-bentuk bullying verbal berdasarkan
pengamatan yang dilakukan di lapangan, diantaranya yaitu:
a. Menjuluki
Bentuk bullying verbal ini sering terjadi pada remaja, yang dimana awalnya hanya
sekedar bercanda. Adapun bentuk bullying ini yaitu, dengan memberikan sebutan
kepada korban oleh pelaku bullying. Individu yang mengalami ini akan bereaksi
marah hingga menangis.
b. Menghina
Bullying verbal ini terjadi dengan bentuk seperti mengejek atau menghina temannya
dengan isyarat tubuh, misalnya dengan membandingkan bentuk tubuh atau
mengejek fisik dari korban.
c. Memaki
Makian seringkali dirasakan oleh korban yang mengalami verbal bullying, yang
dimana makian terjadi dalam aktifitas yang dilakukan secara bersama-sama tau
kelompok. Adapun contoh bentuk dari bullying ini yaitu: memaki dengan bahasa
yang kasar tehadap korban, teriakan yang tidak sopan sehingga korban malu, dan
nada yang merendahkan korban.
d. Mengolok-olok
Bentuk bullying ini pasti pernah dirasakan oleh setiap orang. Bila diamati dalam
setiap aktifitas sehari dalam bermain atau berkelompok dengan teman sebaya.
Perilaku ini dilakukan pada siswa yang lebih lemah dan menyebabkan individu yang
mengalaminya malu dan menjadi tidak percaya diri ataupun minder.
3. Bullying Mental/Psikologis
Bullying jenis ini adalah bullying yang paling berbahaya karena tidak tertangkap mata
atau telinga kita jika kita tidak cukup awas mendeteksinya. Praktik bullying ini terjadi
diam – diam dan di luar radar pemantauan kita. Misalnya: memandang sini,
memandang penuh ancaman, mempermalukan di depan umum, mendiamkan,
mengucilkan, mepermalukan, meneror lewat pesan pendek telepon genggam atau
email, memandang rendah, memelototi, maupun mencibir.
4. Cyberbullying
Tindakan ini menyakiti orang lain dengan sarana media elektronik, seperti rekaman
video intimidasi, pencemaran nama baik lewat media sosial dan membuat situs web
untuk menyebar fitnah dan mengolok-olok korban hingga mengakses akun jejaring
sosial orang lain untuk mengancam korban dan membuat masalah.
5. Pelecehan seksual
Kadang tindakan pelecehan dikategorikan dalam kategori perilaku agresif fisk maupun
verbal. Bentuk dari tindakan perundungan seksual ini termasuk panggilan nama
seksual atau cat-calling, gerakan vulgar, menyentuh, dan materi pornografi.

2.3 Faktor-faktor Terjadinya Bullying


Menurut Putri (2018) terkait dengan bullying pada anak memaparkan bahwa ada
beberapa faktor permasalahan yang dapat menyebabkan terjadinya bullying, yaitu :
1) Keluarga permisif terhadap perilaku kekerasan, yang ditunjukkan dengan orang tua
yang sering bertengkar dan melakukan tindakan yang agresif, serta tidak dapat
memberikan pengasuhan yang baik.
2) Teman sebaya yang menjadi suporter/penonton yang secara tidak langsung membantu
pembully memperoleh dukungan kuasa, popularitas dan status.
3) Sekolah, lingkungan sekolah dan kebijakan sekolah mempengaruhi aktivitas, tingkah
laku serta interaksi pelajar disekolah. Rasa aman dan dihargai merupakkan dasar
pencapaian akademik yang tinggi di sekolah, jika hal ini tidak dipenuhi maka pelajar
akan bertindak mengontrol lingkungan dengan melakukan tingkah laku anti sosial
seperti melakukan bully. Manajemen pengawasan disiplin sekolah yang lemah juga
mengakibatkan munculnya bullying di sekolah.
Sekolah yang mudah terdapat kasus bullying pada umumnya berada dalam situasi
sebagai berikut:
a. Sekolah dengan ciri perilaku diskriminatif di kalangan guru dan siswa.
b. Kurangnya pengawasan dan bimbingan etika dari para guru dan satpam.
c. Sekolah dengan kesenjangan besar antara siswa kaya dan miskin.
d. Adanya kedisiplinan yang sangat kaku atau yang terlalu lemah.
e. Bimbingan yang tidak layak dan peraturan yang tidak konsisten.
Kejadian di atas mencerminkan bahwa bullying adalah masalah penting yang dapat
terjadi di setiap sekolah jika tidak terjadi hubungan sosial yang akrab oleh sekolah
terhadap komunitasnya yakni murid, staf, masyarakat sekitar, dan orang tua murid.
4) Media massa sering menampilkan adegan kekerasan baik fisik maupun verbal yang
juga dapat mempengaruhi tingkah laku kekerasan anak dan remaja.

2.4 Dampak Bullying


Menurut Yayasan Semai Jiwa Amini (2008) gejala – gejala dampak dari bullying
diantaranya yaitu, anak jadi mengurung diri, penakut, gelisah, menangis, marah-marah,
meminta pindah sekolah, konsentrasi anak berkurang, mengurung diri, berbohong,
prestasi belajar menurun, terdapat memar/lebam, rendah diri, memipi buruk, bahkan yang
lebih parah menjadi pelaku bullying itu sendiri. Sedangkan menurut Kementrian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (2016), mengatakan dampak bullying
dapat mengancam setiap pihak yang terlibat, baik anak-anak yang dibully, anak-anak
yang mem-bully, anak-anak yang menyaksikan bullying, bahkan sekolah karena isu
bullying secara keseluruhan. Bullying dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental
anak. Pada kasus berat, bullying menjadi pemicu yang fatal, seperti bunuh diri dan
sebagainya. Adapun dampak dari bullying ini adalah :
 Dampak bagi korban
Remaja yang sering mengalami perundungan akan cenderung memiliki gangguan
perkembangan secara emosi menyebabkan individu menjadi lekas marah dan
depresi. Individu yang mengalami bullying di sekolah dapat terlihat dari rendahnya
tingkat kehadiran, kemampuan kecerdasan (IQ) dan kemampuan analisis menurun
sehingga prestasi akademik pun ikut rendah.
 Dampak bagi pelaku
Pelaku memiliki rasa percaya diri yang tingi dengan harga diri yang tinggi pula,
cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal
berwatak keras, mudah marah, impulsif, dan toleransi yang rendah terhadap frustasi
juga kurang berempati terhadap targetnya. Dengan melakukan bullying, pelaku akan
menganggap bahwa mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan
terus menerus dapat mengarahkan terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan pada
anak dan perilaku kriminal lainnya.
 Dampak bagi siswa lain yang menyaksikan bullying
Siswa lain yang menjadi penonton yang menyaksikan bullying ini terus-menerus
tanpa tindak lanjut dapat berasumsi bahwa bullying adalah perilaku yang dapat
diterima secara sosial. Dalam beberapa kondisi, beberapa remaja dapat bergabung
dengan penindas karena takut menjadi sasaran berikutnya dan beberapa lainnya
akan diam saja tanpa melakukan apapun dan parahnya mereka merasa tidak perlu
mengehentikannya.

2.5 Cara Mengatasi Bullying


Pencegahan ini dapat dipraktikan untuk menghadapi bullying, Menurut Cohn & Canter
dan Limber (Santrock, 2007) untuk mengurangi masalah bullying di sekolah dapat
melakukan hal-hal berikut diantaranya :
 Berani melawan
Pelaku bully biasanya ingin eksistensinya di akui oleh banyak orang. Mereka
merasa dirinya yang paling kuat, paling cantik, paling pintar, dan sebagainya.
Lawan mereka secara verbal dengan mengatakan pada mereka bahwa apa
yang mereka lakukan terhadap kamu tidak akan menjadikan mereka lebih baik.
 Cari tempat untuk sharing
Kamu butuh tempat sharing untuk menyampaikan perasaan, mencurahkan
uneg-uneg dan kekesalan kamu. Sahabat adalah salah satu tempat sharing yang
terbaik.
 Laporkan kepada yang memiliki kewenangan
Jika kamu menjadi korban bullying di sekolah atau kampus, maka kamu harus
segera melaporkannya dan melakukan konseling kepada pihak yang berwenang di
sekolah atau kampus tersebut. Misalnya wali kelas, kepala sekolah, atau petugas
kesiswaan.
 Laporkan kepada orang tua
Jika pihak sekolah atau kampus tidak bisa mengatasi bullying di sekolah atau
kampus, maka kamu dapat melaporkan hal ini kepada orang tua. Ortu biasanya
dapat memaksa pihak sekolah agar bisa lebih intensif dalam menangani kasus
bullying.
 Percaya diri
Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan, you must accept that!
Meskipun orang lain mencoba menjatuhkan harga diri kamu dengan menyebut
kekurangan-kekurangan kita, maka kita harus selalu ingat bahwa kita memiliki
kelebihan di sisi lain.
Selain itu, untuk menambah rasa percaya diri pada saat harus berurusan
dengan bullying di sekolah terutama bullying fisik, maka ada baiknya kamu
melakukan latihan fisik seperti senam, nge-gym, atau mengikuti bela diri.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Topik : Bullying
Sub topik : Pemberian edukasi tentang bullying pada remaja
Sasaran : Remaja
Tempat : Virtual Zoom
Hari : Selasa
Tanggal : Juli 2021
Waktu : 09.00 WIB – selesai
3.1 TUJUAN
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan peserta dapat meningkatkan pengetahuan tentang
bullying
2) Tujuan Instruksional Khusus
setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta dapat:
a) Mengetahui pengertian bullying
b) Mengetahui macam-macam bullying
c) Mengetahui factor-faktor terjadinya bullying
d) Mengetahui dampak bullying
e) Mengetahui cara mengatasi bullying
3.2 MATERI
1) Pengertian bullying
2) Macam-macam bullying
3) Faktor-faktor terjadinya bullying
4) Dampak bullying
5) Cara mengatasi bullying
3.3 KEGIATAN

KEGIATAN
NO TAHAPAN WAKTU
PENYULUH SASARAN
1. Pendahuluan a. Salam pembukaan Peserta menjawab 5 menit
b. Perkenalan salam dan
c. Menyampaikan tema memperhatikan
d. Mengomunikasikan
tujuan

2. Penyajian  Menjelaskan serta Saat penyuluh 20 menit


menguraikan secara jelas selesai
dan padat materi tentang : menyampaikan
a. Pengertian Bullying materi diharapkan
b. Macam-macam peserta aktif
Bullying mengajukan
c. Faktor-faktor terjadinya pertanyaan
Bullying
d. Dampak Bullying
e. Cara mengatasi
Bullying

 Tanya jawab antara


peserta dan penyuluh

3. Penutup  Menyimpulkan materi Peserta menjawab i.


 Salam salam

3.4 METODE
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
3.5 MEDIA
1) Power Point
2) leafleat
3.6 PENGORGANISASIAN
1) Moderator : ()
Tugas :
• Membuka dan menutup acara
• Memperkenalkan diri
• Menetapkan tata tertib acara
• Menjaga kelancaran acara
• Memimpin diskusi
2) Penyaji : ()
• Menyajikan materi
• Bersama fasilitator menjalin kerja sama dalam acara penyuluhan
3) Fasilitator : ()
• Bersama moderator menjalin kerja sama dalam menyajikan materi penyuluhan
• Memotivasi peserta dalam bertanya
4) Observasi : ()
• Mengamati jalannya kegiatan
• Mengevaluasi kegiatan
• Mencatat perilaku verbal atau non verbal peserta kegiatan
5) Dokumentasi dan Perlengkapan : ()
3.7 EVALUASI
1) Evaluasi Struktur
a. Materi dan SAP sudah disediakan
b. Kontrak waktu sebelum di lakukan penyuluhan
c. Peserta mengikuti penyuluhan dengan tertib

2) Evaluasi Proses
a. 50% peserta antusias
b. 100% peserta mengikuti awal sampai akhir
c. Proses penyuluhan dapat berlangsung lancar dan peserta penyuluhan memahami
materi penyuluhan yang diberikan.
d. Selama proses penyuluhan diharapkan peserta mengajukan pertanyaan.

3) Evaluasi Hasil
Peserta penyuluhan mengerti 75% dari apa yang telah disampaikan dengan kriteria
mampu menjawab pertanyaan dalam bentuk lisan yang diberikan oleh penyuluh.

Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan kepada peserta :


1) Sebutkan pengertian Bullying
2) Sebutkan macam-macam Bullying
3) Upaya mengatasi Bullying

BAB IV
ANGGARAN BIAYA

No. Bahan yang di Butuhkan Biaya


1. Pulsa Rp.
2. Door prize Rp.
3. Rp
Jumlah Rp
DAFTAR PUSTAKA
Ardila, M. (2014). Efektivitas Teknik Konseling Bangku Kosong Dalam Menangani
Siswa Bullying Di Sekolah (Sebua Penelitian Di SMA Negeri 1 Banda Aceh), Karya Ilmiah.
Banda Aceh, Fkip Unsyiah.
Arifin, E. Zainal. (2013). Dasar-Dasar Penuilisan Karya Ilmiah, Jakarta: Grasindo
Haidarrotur Rochma. (2017). “Pengembangan Buku Panduan Keterampilan
Pencegahan Bullying untuk Siswa Sekolah Menengah Atas”. Jurnal UNESA, 7(3): 12
Halimah, A. et al. (2015). “Persepsi pada Bystander terhadap Intensitas Bullying pada
Siswa SMP”, Jurnal Psikologi, 42(2): 129-140
Harususilo, Y., E. (2018). COMIC 2018 melawan perundungan siber. KOMPAS.com.
Diakses pada tanggal 11 Januari 2019 dari
https://edukasi.kompas.com/read/2018/10/08/10570981/comic-2018-melawan-perundungan-
siber
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenppa). 2016.
Bullying. Diakses dari
https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/32/952/januariratas-bullyingkpppa&ved
Mita. 2018. Dampak perilaku bully terhadap 2 siswa di SMP Pangudi Luhur Klaten
Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Nasharina. 2011. Perlindungan Hukum Pidana bagi Anak di Indonesia. Jakarta: Raja
Grasindo Persada. Nomor 1. Nomor 2.
Oktana, W., & Sigit, H. (2020) ‘Peran Yayasan Lembaga Perlindungan Anak
Terhadap Kasus Bullying Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014’, Jurnal
Kewarganegaraan, 4(2), p. 130. P-ISSN: 1978-0184
Putri, A.T. 2018. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Penggunaan Media Sosial
dengan Perilaku Bullying di Sekolah pada Remaja. Diakses dari
http://repository.unair.ac.id/77764/.
Rigby, Ken. (2008). Children and Bullying (How Parent and Educators Can Reduce
Bullying at School). Black well Publishing: Oxford UK.
Trinita. 2018. Analisis sebab-akibat perilaku bullying remaja (studi kasus pada 2
siswa SMP Negri di Yogyakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi. Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
Safaria, T. (2016). Prevalence and impact of cyberbullying in a sample of Indonesia
junior High School Students. The Turkish Online Journal of Educational Technoology.15(1),
82-91
Santrock, J. W. 2007. Child Development. Edisi 11.Jakarta: Penerbit Erlangga
Subagja, I., & Pradana, A. (2018). KPAI: Pelajar rentan menjadi pelaku dan korban
cyberbully. Kumparan NEWS. Di akses pada tanggal 11 September 2018 dari
https://kumparan.com/@kumparannews/kpai-pelajar-rentan-menjadi-pelaku-dan%20korban-
cyberbully-27431110790551241
Suhariyanti, M. (2017). Identifikasi Perilaku Bullying Dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Leafleat

Anda mungkin juga menyukai