Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TUGAS KEWARGANEGARAAN

BAHAYA SEKS BEBAS BAGI KESEHATAN FISIK DAN MENTAL

OLEH:
KELOMPOK 5

Indah Ramadhini 2210251024 Proteksi Tanaman


M. Irfan Saputra 2210112134 Hukum
Rina Muharimi 2210722011 Sastra Indonesia
Laila Rahmah 2210112043
Yulisha Wahyu Adindha 2210113095 Hukum
Tsaqif Asival 2210533023 Akuntansi
Winda Agustin P 2210512016 Akuntansi

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Mardenis, SH., M.Si

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah “Bahaya Seks Bebas bagi Kesehatan Fisik dan Mental”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah Kewarganegaraan yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah
ini.

Kami jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada
khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Padang, 17 September 2022

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................5
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................................5
1.4 Manfaat Makalah......................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAAN................................................................................................5
2.1 Pengertian Seks Bebas...............................................................................................7
2.2 Dampak Seks Bebas bagi Kesehatan Fisik..............................................................7
......................................................................................................................................
2.3 Dampak Seks Bebas bagi Kesehatan Mental..........................................................9
2.4 Upaya Pencegahan Seks Bebas pada Remaja…………………………………….11
BAB III PENUTUP.........................................................................................................12
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................12
3.2 Saran.........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

3
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seks bebas merupakan pengaruh budaya yang datang dari barat dan kemudian
diadopsi oleh masyarakat Indonesia tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Faktor yang
mendukung penyebab terjadinya seks bebas adalah lingkungan pergaulan yang buruk,
kurangnya perhatian dari orang tua dan salah satunya adalah penyalahgunaan media
sosial (Prasetyo, 2012). Meningkatnya minat pada seks seiring pertambahan usia, anak
akan selalu mencari lebih banyak informasi mengenai seks. Hanya sedikit anak yang
mengerti dari orang tuanya. Rasa tabu, malu, risih membuat kaum belia tidak mau
bertanya kepada orang tua mengenai seks, sehingga membuat mereka ingin mencoba
hal yang negatif (Sulistiani, 2009 ). Fungsi orang tua dalam pencegahan seks bebas
remaja cenderung tidak berkembang hal tersebut terlihat tindakan preventif orang tua.
Pencegahan remaja dari keterjerumusan seks bebas merupakan bagian dari tanggung
jawab pendidikan dalam keluarga, terutama orang tua. Pencegahan orang tua akan akan
bersaing dengan perkembangan teknologi yang sedikit berdampak negatif dikalangan
remaja terutama masalah pornografi yang menjadi pemicu seks bebas dan
menghancurkan masa depan remaja (Manullang, 2011).
Seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual
yang berasal dari kematangan organ seksual (Desmita, 2005). Pada remaja mengalami
perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam periumbuhan masa remaja
yang berdampak pada perubahan- perubahan psikologis. Selain perkembangan fisik
dan psikologis remaja mempunyai ciri-ciri perkembangan seksual yang jika bermasalah
dengan tahapan-tahapan tertentu yaitu dimulai dari berpegangan tangan, cium kering,
cium basah, berpelukan, memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral
sex, dan bersenggama (sexual intercourse) (Irawati, 2005). Dampak seksualitas
pada remaja mengakibatkan dampak fisik yaitu terjadinya kehamilan pada saat
reproduksi belum siap, berkembangnya penyakit menular seksual (PMS) dan
HIV/AIDS, dampak psikologis dari perilaku seksual pada remaja yaitu perasaan marah,
takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa, dampak fisiologis dari perilaku

5
seksual yaitu dapat menimbulkan kehamilan tidak diinginkan dan aborsi, dampak sosial
yang timbul akibat perilaku seks bebas antara lain dikucilkan, putus sekolah, tekanan
masyarakat yang menolak dan mencela (Sarwono, 2011).
Fungsi orang tua sangat penting dalam mengarahkan remaja menuju tingkah laku
yang positif dan terutama dalam pendidikan sehingga dapat mencapai sasaran belajar
yang dikehendaki (Manuaba, 2009 ). Perilaku seks bebas itu dapat dicegah melalui
keluarga, sehendaknya orang tua lebih memperhatikan anak-anaknya apalagi anak yang
baru beranjak dewasa dan memberi pengertian pada anak tentang apa itu seks dan
akibatnya jika seks itu dilakukan. Tugas orang tua adalah memberikan pendidikan
kesehatan reproduksi yang benar sebagai upaya untuk mencegah terjadinya seks bebas
sehingga akan terjadi kehidupan remaja berbudaya hidup sehat (Dianawati, 2003).
Fungsi pencegahan perilaku seks bebas pada remaja dapat dilakukan dengan pemberian
adanya kasih sayang, perhatian dari orang tua, pengawasan yang perlu dan intensif
terhadap media komunikasi, memperdalam keimanan, mengisi waktu luang dengan hal
yang bermanfaat, berteman dengan teman yang shalih, menjauhi dan menghindari
media massa yang buruk, berpuasa.
Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk membuat makalah penelitian
dengan mengambil judul, “Dampak Seks Bebas bagi Kesehatan Fisik dan Mental”.

1.2 Rumusan Masalah


a. Pengertian seks bebas
b. Dampak seks bebas bagi kesehatan fisik
c. Dampak seks bebas bagi kesehatan mental
d. Upaya pencegahan seks bebas bagi remaja

1.3 Tujuan masalah


a. Pembaca dapat mengetahui dan memahami pengertian seks bebas secara umum
b. Pembaca dapat mengetahui dan memahami dampak seks bebas bagi kesehatan fisik
c. Pembaca dapat mengetahui dan memahami dampak seks bebas bagi kesehatan
mental

6
d. Pembaca dapat mengetahui dan memahami upaya pencegahan seks bebas bagi
remaja.

1.4 Manfaat makalah


Manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai pembelajaran untuk penulis sendiri
dan pihak lain yang bersangkutan sebagai penyelesaian tugas yang diberikan oleh
bapak Dr. Mardenis, SH,. M.Si. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah
ilmu pengetahuan tentang kewarganegaraan terutama dampak seks bebas bagi
kesehatan fisik dan mental yang telah kami kumpulkan dari sumber buku dan internet.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Seks Bebas


Sederhananya, pengertian seks bebas yang biasa kita kenal di masyarakat
Indonesia adalah perilaku seksual yang dilakukan di luar nikah. Dalam praktiknya, hal
tersebut bisa terjadi antara satu pasangan atau satu orang dengan berganti-ganti
pasangan.
Hal ini juga dapat dilakukan tanpa komitmen atau bahkan tanpa ikatan emosional.
Termasuk ke dalamnya seks dalam pacaran (seks pranikah), cinta satu malam,
prostitusi, atau bertukar pasangan dengan pasangan lain (swinging).

2.2 Dampak Seks Bebas bagi Kesehatan Fisik


Seks bebas sering dikaitkan sebagai perilaku seks yang berisiko tinggi terkena
infeksi menular seksual (IMS). IMS ditularkan dari satu orang ke orang lainnya
melalui aktivitas seks, baik melalui vaginal, oral, maupun anal. Berikut adalah
beberapa jenis IMS yang dapat menyerang pelaku seks bebas:
1. Klamidia
Klamidia disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Pada pria yang
terjangkit klamidia, biasanya akan muncul gejala yang berupa peradangan
pada saluran kencing, demam, keluarnya cairan dari penis, rasa sakit, atau rasa
berat pada kantong buah zakar.
Sedangkan pada wanita, infeksi klamidia ditandai dengan infeksi saluran
kemih dan serviks, infeksi di rahim, iritasi dan keluarnya cairan yang tidak
biasa dari vagina, rasa panas saat buang air kecil, sakit perut bagian bawah,
dan terjadinya pendarahan di luar menstruasi.
2. Sifilis
Sifilis juga dikenal sebagai penyakit raja singa. Penyakit yang disebabkan
bakteri Treponema pallidum ini memiliki masa penularan yang berkisar antara
10-90 hari. Sifilis ditandai dengan gejala timbulnya luka kecil dengan

8
karakteristik bundar, hampir selalu muncul di dalam atau sekitar alat kelamin,
anus, atau di mulut.
Sejumlah orang tidak mengalami gejala lanjutan sifilis, tetapi jika tidak
diobati, penderitanya bisa mengalami kebutaan, tuli, borok pada kulit,
penyakit jantung, kerusakan hati, lumpuh, hingga kematian.
3. Gonore
Gonore atau kencing bernanah terjadi karena adanya infeksi dari bakteri
Neisseria gonorrhoeae. Gejala gonore meliputi sakit saat buang air kecil,
sering buang air kecil, keluarnya nanah pada ujung penis atau vagina, dan
nyeri di bagian kelamin.
4. Infeksi Jamur (Candida)
Bagi wanita yang terjangkit infeksi jamur, ciri-cirinya dapat berupa terasa
gatal di sekitar area vagina. Sedangkan untuk pria, akan muncul warna merah
pada ujung penis. Jika sudah parah, area tersebut akan tampak seperti luka
bakar.
5. Kutil Kelamin
Gejala awal munculnya infeksi ini ditandai dengan adanya sekumpulan kutil
di sekitar alat kelamin, anus, dan pantat. Pada beberapa kasus disebutkan
bahwa kutil ini ditemukan pada bagian dalam vagina yang mengakibatkan
rasa gatal dan nyeri.
Kutil kelamin disebabkan oleh infeksi virus HPV, dan menjadi salah satu
infeksi menular seksual yang penyebarannya paling cepat. Virus ini bisa
ditularkan melalui kontak fisik secara langsung, baik melalui hubungan
seksual dengan penderita atau hanya dengan menyentuh bagian yang
terinfeksi saja. HPV juga bisa menyebabkana kanker serviks pada wanita.
6. Herpes Simplex
Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes Simplex yang menyerang kulit,
mukosa, dan saraf manusia. Herpes simplex dibagi menjadi dua tipe, yaitu
herpes simpleks tipe 1 dan 2.
Perbedaannya terletak pada lokasi kemunculannya. Herpes simplex tipe 1
terjadi di sekitar mulut dan tubuh, sementara herpes simplex tipe 2 muncul di

9
area kelamin. Gejala khasnya adalah munculnya bintil kecil yang
bergerombol.
Penyakit ini dapat menular melalui sentuhan langsung maupun tidak langsung.
Misalnya melalui ciuman atau hubungan seksual dengan penderita, serta
melakukan seks oral ataupun anal.
7. Hepatitis B
Hepatitis B ditandai dengan gejala, seperti kelelahan, mual muntah, sakit
perut, demam dan diare. Penyakit ini dapat ditularkan melalui air mani, darah,
dan cairan vagina.
8. Kutu Kelamin
Kutu kelamin ditularkan melalui kontak antara rambut kemaluan. Dibutuhkan
waktu sekitar satu minggu bagi telur kutu untuk menetas pada rambut
kelamin, yang akan mengakibatkan gatal di sekitar area kelamin penderitanya.
9. HIV/AIDS
Penyakit ini terjadi akibat infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV)
yang merusak sistem kekebalan tubuh. HIV dapat ditularkan melalui kontak
langsung antara lapisan kulit dalam atau aliran darah dengan cairan yang
mengandung virus HIV. Cairan tersebut meliputi darah, air mani, cairan
vagina, dan air susu ibu.
Jika tidak segera ditangani, HIV dapat berkembang menjadi suatu penyakit
mematikan yang disebut dengan Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS).

2.3 Dampak Seks Bebas bagi Kesehatan Mental


Bagi manusia, seks lebih dari sekedar kebutuhan lahiriah. Hubungan seks
dapat menciptakan dimensi emosional yang melibatkan kepribadian, pikiran, dan
perasaan. Itulah sebabnya keintiman seksual berpotensi memiliki konsekuensi
emosional yang kuat.
Psikolog Thomas Lickona mengungkapkan bahaya seks bebas pada psikologis
manusia, yang meliputi:
1. Munculnya kekhawatiran akan kehamilan dan penyakit seksual

10
Bagi pelaku seks bebas, ketakutan hamil di luar nikah atau tertular
penyakit seksual adalah sumber stres utama yang tidak dapat dihindarkan.
2. Merasa menyesal dan bersalah
Beberapa pelaku seks bebas sering merasa menyesal dan bersalah karena
dalam hati nuraninya, perilaku tersebut dianggap salah dan terlarang untuk
dilakukan.
3. Memengaruhi perkembangan karakter
Ketika seseorang, apalagi anak muda, memperlakukan orang lain sebagai
objek seksual untuk kepuasaan semata, orang tersebut akan kehilangan
rasa hormat pada dirinya sendiri. Mereka kemudian akan terbiasa untuk
tidak membedakan mana yang benar dan salah, demi mendapatkan
kesenangan pribadinya.
4. Sulit memiliki hubungan yang serius
Hubungan singkat yang tercipta dari seks bebas kerap menimbulkan
kesulitan untuk mempercayai hubungan di masa depan pada pelakunya.
5. Depresi
Suatu penelitian karya Psikolog Martha Waller mengungkapkan bahwa
remaja yang melakukan perilaku berisiko, seperti seks bebas, memakai
narkoba, dan minum alkohol, adalah kelompok yang paling mungkin
mengalami depresi dibandingkan dengan yang tidak melakukannya.
6. Kehamilan di usia muda
Jika tidak dilakukan dengan menggunakan pengaman, seks bebas bisa
menyebabkan kehamilan di usia muda. Kehamilan di usia muda memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk mengalami tekanan darah tinggi, anemia,
kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan mengalami depresi
pascapersalinan.

Semua dampak buruk di atas dapat dicegah dengan sebisa mungkin menghindari
seks bebas atau hanya dengan satu pasangan saja. Anda dapat melakukan seks, jika sudah
merasa siap secara fisik dan mental.

11
Selain itu, selalu utamakan keamanan dalam hubungan seks, seperti setia pada satu
pasangan, menggunakan kondom untuk mencegah risiko penularan infeksi menular
seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan, serta hindari konsumsi alkohol dan narkoba
dalam hubungan seksual.

2.4 Upaya Pencegahan Seks Bebas pada Remaja

1. Jangan kenalkan anak pada gadget sebelum anak mencukupi umur


ilustrasi anak sedang bermain gadget (p
Zaman skearang ini, gadget tidak hanya digunakan oleh orang dewasa yang telah mencukupi
umur, namun juga anak-anak. Dan terkadang, penggunaan gadget pada anak-anak tidak
mendapatkan pengawasan dari orangtua.

Kecanggihan gadget, membuat semua hal bisa kita temukan, mulai dari yang positif hingga
negatif. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika orangtua membatasi penggunaan gadget pada
anak hingga mecukupi umur. Agar anak terhindar dari resiko paparan pornografi di media
sosial.
2. Berikan pendidikan seks pada anak sejak dini
ilustrasi remaja dan Ibu (pexels.com/cotton
Di Indonesia sendiri, pendidikan seks pada anak masih menjadi hal yang tabu. Padahal,
pendidikan seks pada anak sangatlah penting dan harus diterapkan oleh orangtua di rumah,
agar anak dapat mengetahui bahaya dari seks bebas dan membatasi diri dari pergaulan bebas
yang dapat memicu seks bebas.

Dalam penyampaiannya, tentunya orangtua harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami
dan disesuaikan dengan usia anak.
3. Berikan batasan-batasan pergaulan pada anak
ilustrasi anak-anak (pexels.com/Ana
Mebatasi pergaulan anak bukan berarti orangtua harus bersikap over protektif. Dalam artian,
orangtua tidak terlalu mengekang anak untuk bergaul dengan teman-temannya, tetapi
membatasi pergaulan yang dirasa kurang sehat untuk anak.

Memberikan batasan-batasan pergaulan pada anak dapat dilakukan orangtua dengan cara tidak
membiarkan anak pulang larut malam atau bergaul dengan teman-teman yang dirasa
membawa dampak yang negatif pada anak.
4. Menciptakan hubungan yang harmonis dengan anak
ilustrasi anak dengan Ib
Ketidakharmonisan hubungan anak dan orangtua menjadi salah satu faktor terjerumusnya anak
dalam pergaulan bebas, karena tidak adanya pengawasan dari orangtua yang dapat mencegah
anak melakukan perilaku menyimpang dan terjerumus dalam pergaulan bebas.

12
Oleh karena itu, orangtua harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan anak, dan
menciptakan komunikasi yang baik dengan anak. Sehingga, anak menjadi lebih terbuka
mengenai persoalan yang dialaminya, seperti persoalan mengenai seksualitas.
5. Memberikan nilai-nilai agama dan moral pada anak sejak dini
nplash.com/Hasan Alma
Sudah seharusnya orangtua memberikan nilai-nilai agama dan moral pada anak
sejak dini. Jika sejak dini anak telah ditanamkan nilai-nilai agama dan moral oleh
orangtuanya, anak dapat membentengi dirinya sendiri dari perilaku yang
menyimpang dan pergaulan bebas.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
Meskipun makalah dari kelompok ini jauh dari kata sempurna, diharapkan
pembaca khususnya mahasiswa dapat memahami apa itu seks bebas dan bagaimana
dampaknya bagi kesehatan fisik dan mental kita. Serta agar kita terhindar dari hal-hal
negatif yang dapat merusak kesehatan fisik dan mental kita.

14
DAFTAR PUSTAKA

Healthline (2021). Everything You Need to Know About Sexually Transmitted Diseases (STDs).
www.healthline.com

Healthline (2020). Are There Any Side Effects of Sexual Activity? www.healthline.com

Verywell Mind (2021). What Is The Impact of Casual Sex on Mental Health?
www.verywellmind.com

NCBI (2013).  Short-term Positive and Negative Consequences of Sex Based on Daily Reports
among College Students. www.ncbi.nlm.nih.gov

RSUD Buleleng (2020). Ini Dampak Seks Bebas bagi Kesehatan Fisik dan Mental.
www.rsud.bulelengkab.go

15

Anda mungkin juga menyukai