Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN KELUARGA

TREND DAN ISSUE PERILAKU SEKSSUAL REMAJA

OLEH :

NI KADEK DWI NITA PURNAMAYANTI


17.321.2728
A11-B

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2020
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “Trend dan Issue Kenakalan
Remaja” ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk
memenuhi tugas Keperawatan Keluarga

Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasi kepada semua pihak yang
telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya makalah ini.
Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan makalah ini kami
sangat hargai.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om

Denpasar, 16 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Remaja ......................................................................................... 3
2.2 Perilaku Seksual Remaja ........................................................................... 3
2.3 Trend dan Issue Perilaku Seksual Remaja ................................................ 4
2.3.1 Jurnal 1: Gaya Hidup Dan Peran Orang Tua Dalam Perilaku Seks Bebas Pada
Remaja di Smk Pasundan Putra Cimahi .......................................................... 4
2.3.2 Jurnal 2: Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Perilaku Seksual Remaja ... 5
2.3.3 Jurnal 3: Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Terhadap
Perilaku Seksual Remaja Pada Siswa SMA di Kecamatan Baturraden dan
Purwokerto........................................................................................................7

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan .................................................................................................... 8


3.2 Saran .......................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Remaja merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu bangsa, aset
sumber daya manusia yang akan menjadi tulang punggung penerus generasi bangsa di
masa mendatang. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2016 menunjukkan penduduk
remaja berusia 10-24 tahun berjumlah 66,3 juta jiwa dari total penduduk sebesar
258,7 juta sehingga satu di antara empat penduduk adalah remaja (BKKBN, 2016).
Seiring meningkatnya populasi remaja tersebut, maka tidak dipungkiri semakin besar
pula permasalahan yang terjadi di kalangan remaja.

Perilaku seksual adalah perilaku yang timbul karena adanya dorongan seksual atau
kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku seperti
berfantasi, pegangan tangan, berciuman, berpelukan sampai dengan melakukan
hubungan seksual (Kusmiran, 2013).

Perilaku seks bebas yang dilakukan remaja memiliki berbagai dampak yaitu
dampak untuk diri sendiri, dampak psikologis, dampak untuk orang tua (keluarga), dan
dampak lingkungan yaitu: 1) Dampak untuk diri sendiri adalah tertular penyakit kelamin
seperti infeksi seksual menular seperti trikomoniasis, klamida, sifilis atau gonore dan
HIV/ AIDS yang cenderung berkembang di Indonesia, terjadinya KTD (Kehamilan yang
Tidak Diinginkan) hingga tindakan aborsi yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan,
kanker rahim, cacat permanen bahkan berujung pada kematian. 2) Dampak psikologis
yang seringkali terlupakan ketika melakukan seks bebas atau mengalami dampak fisik
akibat seks bebas adalah akan selalu muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu,
kesepian, tidak punya bantuan, bingung, stress, benci pada diri sendiri. 3) Dampak bagi
keluarga adalah Orang tua akan merasa malu, jika aib telah terbongkar di masyarakat
dan akan menimbulkan kekecewaan yang teramat besar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi remaja?
2. Bagaimana prilaku seksual remaja?

1
3. Bagaimana trend dan issue perilaku seksual remaja?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi remaja.
2. Untuk mengetahui perilaku seksual remaja.
3. Untuk mengetahui trend dan issue perilaku seksual remaja.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Remaja


Usia remaja adalah 12-24 tahun (WHO), yang merupakan masa peralihan dari
usia kanak-kanak ke usia dewasa. Remaja ditandai oleh pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat, baik fisik, kognitif, psikologis maupun sosial. Secara fisik, remaja mengalami
kematangan organ reproduksi yang siap menjalankan fungsi reproduksinya, seperti
menstruasi, hamil dan melahirkan. Secara kognitif keterampilan dan intelektual semakin
berkembang dan secara psikososial remaja cenderung untuk membentuk peer group serta
mulai adanya ketertarikan terhadap lawan jenis.
Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang
ditandai dengan perubahan-perubahan fisik pubertas dan emosional yang kompleks,
dramatis serta penyesuaian sosial yang penting untuk menjadi dewasa. Kondisi ini
membuat remaja yang belum memiliki kematangan mental karena masih mencari identitas
atau jati dirinya menjadi sangat rentan terhadap berbagai pengaruh dalam lingkungan
pergaulan termasuk dalam perilaku seksualnya.

2.2 Perilaku Seksual Remaja


Perilaku seksual adalah perilaku yang timbul karena adanya dorongan seksual
atau kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku
seperti berfantasi, pegangan tangan, berciuman, berpelukan sampai dengan melakukan
hubungan seksual.

Perilaku seks bebas yang dilakukan remaja memiliki berbagai dampak yaitu
dampak untuk diri sendiri, dampak psikologis, dampak untuk orang tua (keluarga), dan
dampak lingkungan yaitu:

1. Dampak untuk diri sendiri


Adalah tertular penyakit kelamin seperti infeksi seksual menular seperti trikomoniasis,
klamida, sifilis atau gonore dan HIV/ AIDS yang cenderung berkembang di
Indonesia, terjadinya KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) hingga tindakan

3
aborsi yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen
bahkan berujung pada kematian.
2. Dampak psikologis
Yang seringkali terlupakan ketika melakukan seks bebas atau mengalami dampak fisik
akibat seks bebas adalah akan selalu muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal,
malu, kesepian, tidak punya bantuan, bingung, stress, benci pada diri sendiri.
3. Dampak bagi keluarga
Adalah Orang tua akan merasa malu, jika aib telah terbongkar di masyarakat dan
akan menimbulkan kekecewaan yang teramat besar kepada anaknya.
4. Dampak seks bebas terhadap lingkungan
Adalah akan dikucilkan dilingkungannya karena telah dinilai kurang baik dalam
menjaga kehormatan sehingga dinilai murahan.

Perilaku seks bebas pada remaja dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal yaitu sesuatu yang meliputi di dalam diri remaja, seperti pengetahuan, sikap,
pengalaman dan faktor eksternal yaitu segala sesuatu yang berada di luar diri remaja,
diantaranya lingkungan, gaya hidup dan peran orang tua.

2.3 Trend dan Issue Perilaku Seksual Remaja


2.3.1 Jurnal 1: Gaya Hidup Dan Peran Orang Tua Dalam Perilaku Seks Bebas Pada
Remaja Di Smk Pasundan Putra Cimahi
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis observasional dan
menggunakan desain cross sectional. Variabel dalam penelitian ini adalah gaya hidup
dan peran orang tua sebagai variabel independen perilaku seks bebas sebagai variabel
dependen.
Sumber data pada penelitian merupakan data primer yang diperoleh melalui
kuesioner yang dibuat oleh peneliti setelah melalui uji validitas dan reliabilitas pada
instrumen tersebut. Data mengenai gaya hidup meliputi: cara berpakaian, kebiasaan,
cara bersosialisasi dan pergaulan. Peran orang tua meliputi sebagai: teman, pendidik
dan pendorong, pengawas, konselor, dan panutan. Perilaku seks bebas yang diukur

4
mulai dari berpegangan tangan sampai dengan melakukan hubungan seks
(intercourse).
Dari 30 responden yang peran orang tuanya kurang, terdapat 22 orang (73,3%)
yang berperilaku seks bebas sedangkan dari 20 orang memiliki peran orang tua
cukup dan baik, semuanya (100%) tidak pernah melakukan seks bebas. Hasil analisis
menunjukkan nilai p value 0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat
hubungan yang signifikan antara peran orang tua dan perilaku seks bebas pada
remaja di SMK Pasundan Putra Cimahi.
HASIL:
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang
peran orang tuanya kurang, terdapat 22 orang (73,3%) yang berperilaku seks
bebas sedangkan dari 20 orang yang memiliki peran orang tua cukup dan baik,
semuanya (100%) tidak pernah melakukan seks bebas. Hasil analisis menunjukkan
hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan perilaku seks bebas pada
remaja di SMK Pasundan Putra Cimahi.
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+keperawatan+tr
end+dan+issue+seks+bebas+remaja&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DLrPDpHhWy
UwJ

2.3.2 Jurnal 2: Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Perilaku Seksual


Remaja

Berdasarkan pendekatan penelitian, maka penelitian ini merupakan jenis


penelitian dengan desain deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif yang bertujuan untuk menjelaskan serta meringkaskan berbagai kondisi,
situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek
penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Peneliti menggunakan metode deskriptif
untuk melihat sebab-akibat antara variabel bebas (pola asuh orangtua) dengan
variabel terikat (perilaku seksual remaja). Metode ini digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kuantitatif untuk mengukur pengaruh pola asuh orangtua dengan perilaku seksual

5
remaja di SMA Advent Martoba Pematang siantar. Populasi dalam penelitian ini
adalah remaja Sekolah Menengah Atas Martoba Pematang siantar. Teknik
pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling.

HASIL:

Jika hasil > r maka dikatakan signifikan, -0,861 > r (0,5), maka antara pola
asuh orangtua dan perilaku seksual remaja adalah signifikan. Tanda (-) artinya
hubungan bersifat tidak searah yang artinya jika nilai variabel bebas besar, variabel
terikat semakin kecil, tanda ** menunjukkan bahwa hubungan variabel kuat
(Muhammad, 2009). Untuk melihat apakah terdapat hubungan antara pola asuh
orangtua dengan perilaku seksual remaja maka dapat kita lihat nilai p-Value, jika p-
Value lebih kecil dari 0,05 maka dikatakan terdapat hubungan. Jika p-Value lebih
besar dari 0,05 maka dinyatakan tidak terdapat hubungan. p-Value = 0,000 maka <
dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh
orangtua dengan perilaku seksual remaja.

Dari tabel 6. Didapati nilai korelasi Pearson -0,861 jika nilai korelasi > r maka
dikatakan korelasi signifikan. Jadi -0,861 > r (0,5) maka korelasinya antara pola
asuh orang tua dengan perilaku seksual remaja signifikan dan korelasi tidak searah
yang artinya semakin tinggi pola asuh orangtua maka semakin kecil perilaku
seksual pada remaja. Terdapat tanda ** yang artinya hubungan pola asuh orangtua
dengan perilaku seksual remaja adalah kuat.

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+keperawatan
+trend+dan+issue+seks+bebas+remaja&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DAqdT_a
6fqXAJ

6
2.3.3 Jurnal 3: Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Terhadap
Perilaku Seksual Remaja Pada Siswa SMA di Kecamatan Baturraden dan
Purwokerto
Metoda penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan
desainnya adalah survey dan analisis. V ariabel dalam penelitian ini terdiri dari
variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pengetahuan kesehatan reproduksi. Variabel terikatnya adalah
perilaku seksual remaja. Penelitian dilaksanakan pada enam SMA di Kecamatan
Purwokerto dan Kecamatan Baturraden, tiga SMA negeri dan tiga SMA swasta
selama 4 bulan. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA di Kecamatan
Baturraden dan Purwokerto. Sampel penelitian diambil secara Cluster Sampling.
Sampel jenis ini dipilih karena objek yang akan diteliti atau sumber sangat
luas. Sedangkan jumlah sampel diambil secara random sampling. Dengan jumlah
populasi dalam penelitian ini 7009 siswa, diambil sampel sebanyak 367 siswa.

HASIL:

Tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang dimiliki responden


sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan baik (86,7%), pengetahuan cukup
(12%) dan sebagian kecil pengetahuan kurang (0,8%). Sedangkan perilaku
seksual menunjukkan 72,8% responden memiliki perilaku seksual yang baik,
24,2% berperilaku cukup dan hanya 2,7% saja yang perilakunya kurang baik.
T erdapat perbedaan proporsi kejadian antara tingkat pengetahuan dengan perilaku
seksual remaja (ada perbedaan atau hubungan yang bermakna), dengan hasil uji
statistik diperoleh nilai p = 0,001 dan nilai R=0,179.

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+keperawatan
+trend+dan+issue+seks+bebas+remaja&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DtxxFC7
Y5OsAJ

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Remaja merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu bangsa, aset
sumber daya manusia yang akan menjadi tulang punggung penerus generasi bangsa
di masa mendatang. Apabila pada masa remaja tidak mendapatkan bimbingan dan
informasi yang tepat, maka keadaan ini dapat membawa remaja pada perilaku-perilaku
yang merusak seperti seks bebas dan kehamilan diluar nikah yang dapat mengarah
pada pada tindakan aborsi dan terjadinya Penyakit Menular Seksual (PMS).
Sikap orang tua yang kurang memperhatikan anak bahkan untuk hal kecil/sepele
seperti cara berpakaian ternyata berpengaruh terhadap perilaku seks bebas. Oleh
karena itu orang tua harus meluangkan waktu untuk memperhatikan anak, serta
mengontrol kegiatan mereka. Orang tua juga harus menerapkan kedisiplinan
beribadah/beragama dengan cara memberi teladan yang baik. Intinya, orang tua harus
senantiasa mendampingi anak, terutama pada masa perkembangan dan masa transisi
(peralihan) karena pada masa itulah, anak-anak mudah sekali terpengaruh lingkungan,
agar terhindar dari perilaku-perilaku negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan
juga orangtua
3.2 Saran

Diharapkan kepada guru- guru pengajar, orang tua dan remaja untuk dapat
membimbing anak-anak muda dalam mempertahankan perilaku baik mengenai
seksual. Selain itu, perlu dilakukan kegiatan parenting bagi orang tua siswa agar lebih
memahami dan dapat menjalankan peran sebagai orang tua yang ideal khususnya dalam
upaya mencegah perilaku seks bebas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiran, E. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Edisi revisi. Jakarta: Salemba
Medika.

Lestari, W. 2015. .Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Seks Pada Remaja. Thesis. Program
Magister Psikologi Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sarwono, S.W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai