OLEH :
DENPASAR
2020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul “Trend dan Issue Kenakalan
Remaja” ini dapat kami selesaikan. Makalah ini kami buat sebagai kewajiban untuk
memenuhi tugas Keperawatan Keluarga
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasi kepada semua pihak yang
telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi terwujudnya makalah ini.
Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk mewujudkan makalah ini kami
sangat hargai.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku seksual adalah perilaku yang timbul karena adanya dorongan seksual atau
kegiatan untuk mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku seperti
berfantasi, pegangan tangan, berciuman, berpelukan sampai dengan melakukan
hubungan seksual (Kusmiran, 2013).
Perilaku seks bebas yang dilakukan remaja memiliki berbagai dampak yaitu
dampak untuk diri sendiri, dampak psikologis, dampak untuk orang tua (keluarga), dan
dampak lingkungan yaitu: 1) Dampak untuk diri sendiri adalah tertular penyakit kelamin
seperti infeksi seksual menular seperti trikomoniasis, klamida, sifilis atau gonore dan
HIV/ AIDS yang cenderung berkembang di Indonesia, terjadinya KTD (Kehamilan yang
Tidak Diinginkan) hingga tindakan aborsi yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan,
kanker rahim, cacat permanen bahkan berujung pada kematian. 2) Dampak psikologis
yang seringkali terlupakan ketika melakukan seks bebas atau mengalami dampak fisik
akibat seks bebas adalah akan selalu muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal, malu,
kesepian, tidak punya bantuan, bingung, stress, benci pada diri sendiri. 3) Dampak bagi
keluarga adalah Orang tua akan merasa malu, jika aib telah terbongkar di masyarakat
dan akan menimbulkan kekecewaan yang teramat besar.
1
3. Bagaimana trend dan issue perilaku seksual remaja?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi remaja.
2. Untuk mengetahui perilaku seksual remaja.
3. Untuk mengetahui trend dan issue perilaku seksual remaja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku seks bebas yang dilakukan remaja memiliki berbagai dampak yaitu
dampak untuk diri sendiri, dampak psikologis, dampak untuk orang tua (keluarga), dan
dampak lingkungan yaitu:
3
aborsi yang dapat menyebabkan gangguan kesuburan, kanker rahim, cacat permanen
bahkan berujung pada kematian.
2. Dampak psikologis
Yang seringkali terlupakan ketika melakukan seks bebas atau mengalami dampak fisik
akibat seks bebas adalah akan selalu muncul rasa bersalah, marah, sedih, menyesal,
malu, kesepian, tidak punya bantuan, bingung, stress, benci pada diri sendiri.
3. Dampak bagi keluarga
Adalah Orang tua akan merasa malu, jika aib telah terbongkar di masyarakat dan
akan menimbulkan kekecewaan yang teramat besar kepada anaknya.
4. Dampak seks bebas terhadap lingkungan
Adalah akan dikucilkan dilingkungannya karena telah dinilai kurang baik dalam
menjaga kehormatan sehingga dinilai murahan.
Perilaku seks bebas pada remaja dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal yaitu sesuatu yang meliputi di dalam diri remaja, seperti pengetahuan, sikap,
pengalaman dan faktor eksternal yaitu segala sesuatu yang berada di luar diri remaja,
diantaranya lingkungan, gaya hidup dan peran orang tua.
4
mulai dari berpegangan tangan sampai dengan melakukan hubungan seks
(intercourse).
Dari 30 responden yang peran orang tuanya kurang, terdapat 22 orang (73,3%)
yang berperilaku seks bebas sedangkan dari 20 orang memiliki peran orang tua
cukup dan baik, semuanya (100%) tidak pernah melakukan seks bebas. Hasil analisis
menunjukkan nilai p value 0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat
hubungan yang signifikan antara peran orang tua dan perilaku seks bebas pada
remaja di SMK Pasundan Putra Cimahi.
HASIL:
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa dari 30 responden yang
peran orang tuanya kurang, terdapat 22 orang (73,3%) yang berperilaku seks
bebas sedangkan dari 20 orang yang memiliki peran orang tua cukup dan baik,
semuanya (100%) tidak pernah melakukan seks bebas. Hasil analisis menunjukkan
hubungan yang signifikan antara peran orang tua dengan perilaku seks bebas pada
remaja di SMK Pasundan Putra Cimahi.
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+keperawatan+tr
end+dan+issue+seks+bebas+remaja&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DLrPDpHhWy
UwJ
5
remaja di SMA Advent Martoba Pematang siantar. Populasi dalam penelitian ini
adalah remaja Sekolah Menengah Atas Martoba Pematang siantar. Teknik
pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling.
HASIL:
Jika hasil > r maka dikatakan signifikan, -0,861 > r (0,5), maka antara pola
asuh orangtua dan perilaku seksual remaja adalah signifikan. Tanda (-) artinya
hubungan bersifat tidak searah yang artinya jika nilai variabel bebas besar, variabel
terikat semakin kecil, tanda ** menunjukkan bahwa hubungan variabel kuat
(Muhammad, 2009). Untuk melihat apakah terdapat hubungan antara pola asuh
orangtua dengan perilaku seksual remaja maka dapat kita lihat nilai p-Value, jika p-
Value lebih kecil dari 0,05 maka dikatakan terdapat hubungan. Jika p-Value lebih
besar dari 0,05 maka dinyatakan tidak terdapat hubungan. p-Value = 0,000 maka <
dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh
orangtua dengan perilaku seksual remaja.
Dari tabel 6. Didapati nilai korelasi Pearson -0,861 jika nilai korelasi > r maka
dikatakan korelasi signifikan. Jadi -0,861 > r (0,5) maka korelasinya antara pola
asuh orang tua dengan perilaku seksual remaja signifikan dan korelasi tidak searah
yang artinya semakin tinggi pola asuh orangtua maka semakin kecil perilaku
seksual pada remaja. Terdapat tanda ** yang artinya hubungan pola asuh orangtua
dengan perilaku seksual remaja adalah kuat.
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+keperawatan
+trend+dan+issue+seks+bebas+remaja&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DAqdT_a
6fqXAJ
6
2.3.3 Jurnal 3: Hubungan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Terhadap
Perilaku Seksual Remaja Pada Siswa SMA di Kecamatan Baturraden dan
Purwokerto
Metoda penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan
desainnya adalah survey dan analisis. V ariabel dalam penelitian ini terdiri dari
variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pengetahuan kesehatan reproduksi. Variabel terikatnya adalah
perilaku seksual remaja. Penelitian dilaksanakan pada enam SMA di Kecamatan
Purwokerto dan Kecamatan Baturraden, tiga SMA negeri dan tiga SMA swasta
selama 4 bulan. Populasi penelitian ini adalah siswa SMA di Kecamatan
Baturraden dan Purwokerto. Sampel penelitian diambil secara Cluster Sampling.
Sampel jenis ini dipilih karena objek yang akan diteliti atau sumber sangat
luas. Sedangkan jumlah sampel diambil secara random sampling. Dengan jumlah
populasi dalam penelitian ini 7009 siswa, diambil sampel sebanyak 367 siswa.
HASIL:
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=jurnal+keperawatan
+trend+dan+issue+seks+bebas+remaja&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DtxxFC7
Y5OsAJ
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Remaja merupakan komponen yang sangat penting dalam suatu bangsa, aset
sumber daya manusia yang akan menjadi tulang punggung penerus generasi bangsa
di masa mendatang. Apabila pada masa remaja tidak mendapatkan bimbingan dan
informasi yang tepat, maka keadaan ini dapat membawa remaja pada perilaku-perilaku
yang merusak seperti seks bebas dan kehamilan diluar nikah yang dapat mengarah
pada pada tindakan aborsi dan terjadinya Penyakit Menular Seksual (PMS).
Sikap orang tua yang kurang memperhatikan anak bahkan untuk hal kecil/sepele
seperti cara berpakaian ternyata berpengaruh terhadap perilaku seks bebas. Oleh
karena itu orang tua harus meluangkan waktu untuk memperhatikan anak, serta
mengontrol kegiatan mereka. Orang tua juga harus menerapkan kedisiplinan
beribadah/beragama dengan cara memberi teladan yang baik. Intinya, orang tua harus
senantiasa mendampingi anak, terutama pada masa perkembangan dan masa transisi
(peralihan) karena pada masa itulah, anak-anak mudah sekali terpengaruh lingkungan,
agar terhindar dari perilaku-perilaku negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan
juga orangtua
3.2 Saran
Diharapkan kepada guru- guru pengajar, orang tua dan remaja untuk dapat
membimbing anak-anak muda dalam mempertahankan perilaku baik mengenai
seksual. Selain itu, perlu dilakukan kegiatan parenting bagi orang tua siswa agar lebih
memahami dan dapat menjalankan peran sebagai orang tua yang ideal khususnya dalam
upaya mencegah perilaku seks bebas.
8
DAFTAR PUSTAKA
Kusmiran, E. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Edisi revisi. Jakarta: Salemba
Medika.
Lestari, W. 2015. .Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Seks Pada Remaja. Thesis. Program
Magister Psikologi Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.