Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK “WM” DENGAN

HIPERTENSI DI BANJAR GETAS KANGIN, DESA BURUAN,


BLAHBATUH, GIANYAR

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 02 November 2018, pukul 17.00 wita

I. Data Umum
a. Identitas kepala keluarga
1. Nama KK : KT
2. Jenis kelamin: Perempuan
3. Umur : 72 Tahun
4. Agama : Hindu
5. Pendidikan : SD
6. Pekerjaan : Tidak bekerja
7. Alamat : Br. Getas Kangin, Desa Buruan, Blahbatuh, Gianyar
b. Komposisi anggota keluarga
Nama Umur Sex Hub.dg KK Pendidikan Pekerjaan Ket
KT 80 thn L KK SD Tidak Bekerja Sehat
Ibu WM 72 thn P Istri SD Tidak Bekerja Hipertensi
NA 51 thn L Anak SD Buruh Sehat
WS 7 thn L Cucu SLTP Buruh Sehat
MJ 5 thn L Cucu SLTP Buruh Sehat

c. genogram
P

Ket :
Laki-laki Abortus Cerai

Perempuan ----------- Tinggal Serumah

P Pasien Meninggal

d. Tipe keluarga ;
Tipe keluarga Bapak KT adalah Keluarga besar (extended family). Keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, sepupu, keponakan, paman, bibi, dan sebagainya
e. Suku bangsa ;
Keluarga Bapak KT merupakan keluarga suku Bali, bahasa yang digunakan sehari-hari
Bahasa Bali, tidak ada kebiasaan keluarga yang dipengaruhi oleh suku yang dapat
mempengaruhi kesehatannya.
f. Agama ;
Keluarga Bapak KT beragama Hindu, dan seluruh anggota keluarganya melaksanakan
persembahyangan 1 kali dalam sehari.
g. Status sosial ekonomi keluarga ;
Penghasilan keluarga Bapak KT diperoleh dari anak NA bekerja sebagai buruh dengan
penghasilan rata-rata sebulan Rp. 1.800.000,-, cucu WS yang bekerja di Stadion dengan
penghasilan rata-rata sebulan Rp. 1.500.000,-, dan cucu MJ dengan penghasilan Rp.
1.600.000,-. Dari penghasilan tersebut ± Rp.3.000.000,- dipergunakan untuk keperluan
makan sehari-hari, dan, transportasi, listrik dan telepon. Keluarga mempunyai sedikit
tabungan untuk keperluan yang tak terduga. Keluarga menempati rumah sendiri, barang
yang dimiliki keluarga dirumah seperti alat elektronik, kompor gas, kipas angin , setrika,
televisi 21 inchi dan transportasi ( motor ).
h. Aktivitas rekreasi keluarga ;
Keluarga melakukan rekreasi bersama apabila ada waktu senggang ( libur ), biasanya ke
objek wisata (ke pantai) atau berkunjung ke rumah keluarga. Kebiasaan kumpul bersama
biasanya dilakukan di sore hari atau minggu.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini;
Tahap perkembangan keluarga Bapak KT saat ini termasuk keluarga dengan dalam
masa pensiun dan lansia
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada masalah dalam tahap perkembangan keluarga Bapak KT
3. Riwayat keluarga inti.
4. Bapak KT dan Ibu WM menikah sudah 45 tahun yang lalu, perkawinannya direstui
oleh orang tua masing-masing dan perkawinan karena suka sama suka. Ibu WM
merupakan pilihan sendiri dan tidak dijodohkan.
5. Riwayat keluarga sebelumnya;
6. Riwayat orang tua pihak Bapak KT dan Ibu WM tidak mempunyai kebiasaan kawin
cerai, tidak pemabuk dan tidak penjudi. Keluarga Bapak KT tidak mempunyai riwayat
penyakit keluarga sepeti hipertensi.
III.Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati oleh Bapak KT merupakan rumah milik sendiri, luas
tanah 2 are terdiri dari tiga bangunan. Bangunan rumah yang ditempati Bapak KT,
terdiri dari 4 kamar tidur dan berisi teras tempat keluarga bersantai, 1 kamar mandi
dan dapur. Rumah permanen, berlantai keramik, sirkulasi udara cukup setiap kamar
terdapat jendela. Kondisi WC bersih dengan model WC jongkok, jarak septic tank
dengan sumur ± 7 meter. Rumah keluarga Bapak KT memiliki halaman yang cukup
luas, tempat sampah tertutup di depan rumah. Kebersihan rumah cukup, kebutuhan air
sehari-hari diperoleh dari air sumur gali, namun saat ini kondisi air sumur kering.
Keluarga Bapak KT memanfaatkan air sungai untuk mandi dan mencuci, dan
menggunakan air sumur yang sudah direbus untuk dikonsumsi. Saluran pembuangan
limbah (got) lancar, tidak berbau dan tertutup tidak permanen.

Denah Rumah

1. MJ 5

2 KT+WM 3. WS 4. NA

6 7

Keterangan Denah :
1. Kamar Cucu MJ
2. Kamar Bapak KT dan Ibu WM
3. Kamar Cucu WS
4. Kamar NA
5. Teras
6. Kamar Mandi (WC)
7. Dapur
2. Karakteristik tetangga dan komunitas banjar.
Keluarga Bapak KT tinggal dilingkungan yang padat penduduknya, mayoritas
penduduknya bersuku Bali, rata-rata bermata pencaharian sebagai petani dan buruh,
ada juga yang berwirausaha. Lingkungan tetangga cukup akrab dan masih terdapat
sikap bergotong royong sesama warga.
3. Mobilitas geografis.
Keluarga Bapak KT tinggal dirumah tersebut kurang lebih 80 tahun. Rumah Bapak
KT berada 300 meter dari jalan raya, jenis kendaraan yang dipakai biasanya motor.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Bapak KT sudah pensiun dari banjar dan sudah digantikan oleh Anak NA, cucunya
WS dan MJ untuk mengikuti kegiatan adat di Banjar, seperti selalu mengikuti rapat
bulanan rutin, dan kerja bakti disekitar lingkungan.
5. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Bapak KT bila ada masalah keluarga termasuk masalah keuangan, biasanya
didiskusikan bersama anak dan cucunya.

IV. Struktur Keluarga


1. Pola komunikasi keluarga.
Interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan pada sore hari, pola komunikasi
anggota keluarga terbuka, bila ada permasalahan, keluarga mendiskusikan bersama -
sama.
2. Struktur kekuatan keluarga.
Keluarga Bapak KT saling mendukung satu dengan lainnya, respon kelurga bila ada
anggota keluarga yang bermasalah selalu mencari jalan keluarnya bersama-sama. Bila
ada anggota keluarga yang sakit, diusahakan untuk berobat di pusat pelayanan
kesehatan terdekat seperti puskesmas dan dokter praktek swasta.
3. Struktur peran .
Bapak KT dan ibu WM sudah pensiun mejadi buruh. Pencari nafkah sekarang adalah
anak NA, cucu WS dan MJ.
4. Nilai dan norma keluarga.
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti
sembahyang setiap hari. Bila akan keluar rumah dan terlambat datang selalu
memberitahu dulu kepada orang tua.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif.
Respon keluarga sangat bangga bila ada anggota keluarga yang berhasil dalam suatu
hal dan keluarga sangat sedih bila ada anggota keluarga yang sakit, meninggal atau
kehilangan.
2. Fungsi sosialisasi.
Keluarga Bapak KT membiasakan anak-anaknya untuk bergaul dengan teman-teman
tetangganya. WS dan MJ biasanya lebih banyak bergaul dengan teman sebayanya,
dan kadang biasanya juga ngobrol dirumah. Ibu WM kadang menasehati anak, dan
cucunya agar berhati- hati bergaul dengan teman-temannya, Ibu WM tidak melarang
berteman dengan siapa saja semasih dalam batasan dan norma agama.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Saat pengkajian Ibu WM mengatakan sering pusing dan sakit pada leher belakang.
Saat gejala hipertensi muncul biasanya Ibu WM hanya beristirahat saja. Bapak KT dan
keluarga tampak bingung saat ditanya tentang pengertian maupun penyebab dari
hipertensi. Bapak KT dan keluarga mengatakan tidak mengerti dan tidak mengetahui
secara pasti serta masalah lain yang dapat timbul karena hipertensi. Ibu WM
mengatakan datang untuk memeriksakan kesehatannya ke pelayanan kesehatan saat
ada keluhan saja dengan memakai kartu KIS. Saat ditanya obat apa yang sedang di
konsumsi, Ibu WM tidak dapat menunjukkan obat dan Ibu WM mengatakan, minum
obat saat sakit saja, kalau sudah mereda obatnya tidak dilanjukan lagi. Anggota
keluarga lainnya jarang mendiskusikan dan menganggap penyakit hipertensi yang
dialami Ibu WM tidak sebagai masalah yang serius. Anggota keluarga lainnya
beranggapan bahwa jika penyakit hipertensi Ibu WM muncul maka dengan istirahat
saja akan segera membaik.
Menurut Ibu WM, anggota keluarga terkadang tidur siang sekitar pukul 13.30-
14.00, tidur malam rata – rata pukul 22.00 wita sampai pukul 04.00 wita. Kebiasaan
makan keluarga sehari-hari adalah nasi, lauk pauk berupa tempe/tahu/telur, daging,
sayuran dan kadang – kadang mengkonsumsi buah-buahan.

VI. Stress dan Koping Keluarga.


1. Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga.
Stressor jangka pendek yang dirasakan oleh Bapak KT bersumber pada masalah
keuangan keluarga seperti biaya untuk keperluan sehari-hari. Tetapi kondisi ini tidak
sampai mengganggu aktivitas sehari-hari keluarga.
2. Respon terhadap stressor.
Upaya Bapak KT mengatasi stress biasanya dengan cara menglihkan ketegangan
pikirannya dengan melakukan persembahyangan di rumah dan saling berkomunikasi
dengan keluarga lain. Hasil yang diperoleh Bapak KT merasa lebih tenang setelah
berdoa dan sembahyang.
3. Strategi koping yang digunakan.
Bila masalah Bapak KT atau anggota keluarga lainnya tidak menemukan jalan keluar,
biasanya keluarga mendiskusikan masalah dengan semua anggota keluarga.
4. Strategi adaptasi yang disfungsional.
Dari hasil pengkajian, tidak didapatkan adanya cara - cara keluarga dalam mengatasi
masalah secara maladaptif.

VII. Pemeriksaan Fisik.


Hasil pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 12 Oktober 2018.

ASPEK Bapak KT Ibu WM Anak NA Cucu WS Cucu MJ


Tensi 110/80 150/90 120/80 120/70 110/80
(mmHg)
TB dan BB 160cm, 62kg 155cm, 52 kg 160cm, 67kg 170cm, 65kg 168cm, 60 kg
Suhu (OC) 36,5 37 36,5 36,5 36
Nadi 84 88 80 84 88
(x/mnt)
Rambut Normal, Normal, Normal, Normal, Normal,
kepala rambut lurus, rambut lurus, rambut lurus rambut lurus, rambut lurus,
Pusing,
Mata, Tidak ditemui Tidak Tidak Tidak ditemui Tidak ditemui
telinga, gangguan ditemui ditemui gangguan pada gangguan pada
mulut, pada mata, gangguan gangguan mata, telinga, mata, mulut
hidung, telinga, mulut pada mata, pada mata, mulut dan gigi dan gigi bersih,
tenggorokan dan gigi mulut. Gigi telinga, bersih, hidung hidung dan
bersih, hidung sudah mulai mulut dan dan tenggorokan
dan tanggal, gigi bersih, tenggorokan normal,
tenggorokan hidung dan hidung dan normal
normal tenggorokan tenggorokan
normal, normal
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada kaku Tidak ada kaku
kaku leher, kaku leher, kaku leher, leher, leher,
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar tidak kelenjar tidak kelenjar tidak kelenjar tidak kelenjar tidak
ada, ada, ada, ada, ada,
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar kelenjar
jugularis tidak jugularis jugularis jugularis tidak jugularis tidak
ada tidak ada tidak ada ada ada
Thorax Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, bunyi Simetris, bunyi
bunyi jantung bunyi bunyi jantung jantung
normal, tidak jantung jantung normal, tidak normal, tidak
ada kelainan, normal, tidak normal, tidak ada kelainan, ada kelainan,
suara nafas ada kelainan, ada kelainan, suara nafas suara nafas
vesikuler suara nafas suara nafas vesikuler vesikuler
vesikuler vesikuler
Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkaka pembengkak pembengkak pembengkakan pembengkakan
n hepar, an hepar, an hepar, hepar, ginjal, hepar, ginjal,
ginjal, limpe, ginjal, limpe, ginjal, limpe, limpe, tidak limpe, tidak
tidak teraba tidak teraba tidak teraba teraba teraba
benjolan, benjolan, benjolan, benjolan, benjolan,
bising usus bising usus bising usus bising usus bising usus
positif, tidak positif, tidak positif, tidak positif, tidak positif, tidak
ada nyeri ada nyeri ada nyeri ada nyeri tekan ada nyeri tekan
tekan tekan tekan
Extremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
atas dan kelainan kelainan kelainan kelainan kelainan
bawah, pergerakan, pergerakan, pergerakan, pergerakan, pergerakan,
persendian kekuatan kekuatan kekuatan kekuatan sendi, kekuatan sendi,
sendi, sendi, sendi, kekuatan otot kekuatan otot
kekuatan otot kekuatan otot kekuatan otot 5, ROM aktif 5, ROM aktif
5, ROM aktif 5, ROM aktif 5, ROM aktif
Sistem Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak diperiksa
genitalia diperiksa diperiksa diperiksa diperiksa

VIII. Harapan Keluarga


Keluarga berharap petugas dapat membantu memberi pemahaman untuk mengurangi
masalah kesehatan yang terjadi pada Bapak KT dan berharap tidak terjadi hal-hal yang
merugikan kesehatan pada Bapak KT. Begitu juga keluarga berharap petugas kesehatan tetap
memberikan pelayanan dan pendidikan kesehatan, serta kunjungan ke KK guna memantau
kesehatan keluarga.

Analisa Data
Berdasarkan pengkajian yang telah diuraikan, maka dapat dilanjutkan dengan
melakukan analisis masalah yang digambarkan dalam tabel di bawah ini.
No. Data Diagnosis Keperawatan
1. DS: Ketidakefektifan manajemen
- Bapak KT dan keluarga mengatakan tidak kesehatan di keluarga
mengerti dan tidak mengetahui secara pasti
serta masalah lain yang dapat timbul karena
hipertensi.
- Ibu WM mengatakan sering pusing dan
sakit pada leher belakang.
- Saat gejala hipertensi muncul biasanya Ibu
WM hanya beristirahat saja.

DO:
- Bapak KT dan keluarga tampak bingung
saat ditanya tentang pengertian maupun
penyebab dari hipertensi.
- Tensi Ibu WM 150/90 mmHg
2 DS: Ketidakefektifan manajemen
- Anggota keluarga lainnya jarang kesehatan dalam keluarga
mendiskusikan dan menganggap penyakit
hipertensi yang dialami Ibu WM tidak
sebagai masalah yang serius.
- Ibu WM mengatakan datang untuk
memeriksakan kesehatannya ke pelayanan
kesehatan saat ada keluhan saja
- Ibu WM mengatakan, minum obat saat
sakit saja, kalau sudah mereda obatnya
tidak dilanjukan lagi.
- Anggota keluarga lainnya beranggapan
bahwa jika penyakit hipertensi Ibu WM
muncul maka dengan istirahat saja akan
segera membaik.
DO:
- Saat ditanya obat apa yang sedang di
konsumsi, Ibu WM tidak dapat
menunjukkan obat.

Penapisan Masalah
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan di keluarga
Kriteria Nilai Skor Pembenaran
Sifat masalah : aktual 3/3x1 1 Bapak KT dan keluarga mengatakan
kurang paham mengenai penyakit
Hipertensi yang dialami oleh Ibu WM

Kemungkinan masalah untuk 1/2x2 1 Kemungkinan masalah untuk di ubah


diubah : sebagian mudah dengan pemberian informasi
pendidikan kesehatan tentang
Hipertensi
Potensi masalah dapat 2/3x1 2/3 Dengan pemberian informasi
dicegah : cukup pendidikan kesehatan kemungkinan
masalah dapat dicegah
Menonjolnya masalah : segera 2/2x1 1 Kurang pengetahuan harus segera
diatasi diatasi agar keluarga dapat memahami
dan mencegah komplikasi bertambah
berat
Total skor 3 2/3

2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan dalam keluarga


Kriteria Nilai Skor Pembenaran
Sifat masalah : aktual 3/3x1 1 Anggota keluarga lainnya jarang
mendiskusikan dan menganggap
penyakit hipertensi yang dialami Ibu
WM tidak sebagai masalah yang
serius.

Kemungkinan masalah untuk 1/2x2 1 Kemungkinan masalah untuk di ubah


diubah : sebagian mudah dengan pemberian informasi
pendidikan kesehatan tentang
Hipertensi
Potensi masalah dapat 1/3x1 1/3 Dengan pemberian informasi
dicegah : cukup pendidikan kesehatan kemungkinan
masalah dapat dicegah
Menonjolnya masalah : segera 2/2x1 1 Kurang pengetahuan harus segera
diatasi diatasi agar keluarga dapat memahami
dan mencegah komplikasi bertambah
berat
Total skor 3 1/3

Prioritas Diagnosis Keperawatan


1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan di keluarga
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan dalam keluarga

Anda mungkin juga menyukai