Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung dan submukosa
lambung yang bersifat secara akut, kronis, difus atau lokal akibat infeksi dari
bakteri, obat-obatan dan bahan iritan lain, sehingga menyebabkan kerusakan-
kerusakan atau perlukaan yang menyebabkan erosi pada lapisan-lapisan
tersebut dengan gambaran klinis yang ditemukan berupa dispepsia atau
indigesti.
Badan penelitian kesehatan WHO mengadakan tinjauan terhadap 8
negara dunia dan mendapatkan beberapa hasil persentase dari angka kejadian
gastritis di dunia, dimulai dari Negara yang angka kejadian gastritisnya paling
tinggi yaitu Amerika dengan persentase mencapai 47% kemudian diikuti oleh
India dengan persentase 43%, lalu beberapa Negara lainnya seperti Inggris
22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5%, dan Indonesia
40,8% (Nurlina, 2012).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanan konsep penyakit gastritis?
2. Bagaimana teknik akupresur pada pasien gastritis ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimanan konsep penyakit gastritis
2. Untuk mengetahui teknik akupresur pada pasien gastritis

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Laporan Pendahuluan Gastritis


1. Pengertian
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung dan sub mukosa
lambung yang bersifat secara akut, kronis, difus atau lokal akibat infeksi
dari bakteri, obat-obatandan bahan iritan lain, sehingga menyebabkan
kerusakan-kerusakan atau perlukaan yang menyebabkan erosi pada
lapisan-lapisan tersebut dengan gambaran klinis yang ditemukan berupa
dispepsia atau indigesti.
2. Klasifikasi
1) Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung padasebagian
besar merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna. Salah
satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya adalah:
a. Gastritis akut erosive
Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam
daripada mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung).
b. Gastritis akut hemoragic
Disebut hemoragic karena pada penyakit ini akan
dijumpaiperdarahan mukosa lambung dalan berbagai derajat dan
terjadi erosi, yang berarti hilangnya kontunuitas mukosa lambung
pada beberapatempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung
tersebut ( Hirlan, 2001).
2) Gastritis Kronis
Menurut Muttaqin, (2011) Gastritis kronis adalah suatu peradangan
permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronik
diklasifikasikan dengan tiga perbedaan sebagai berikut :

2
a. Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan ; edema ,
sertaperdarahan dan erosi mukosa.
b. Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh
lapisanmukosa pada perkembanganya dihubungkan dengan ulkus
dankanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini
merupakankarakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan sel
chief.
c. Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya
nodulnodul pada mukosa lambung yang bersifat iregular, tipis,
danhemoragik.
3. Etiologi
Menurut Muttaqin(2011) Penyebab dari gastritis antara lain :
1) Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS
(indometasin,ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid,
kokain, agenkemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat,
dan digitalisbersifat mengiritasi mukosa lambung.
2) Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.
3) Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii,
streptococci,staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E.
coli, tuberculosis,dan secondary syphilis.
4) Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
5) Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.
6) Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan,kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks ususlambung.
7) Makanan dan minuman yang bersifat iritan .makanan berbumbu
danminuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-
ageniritasi mukosa lambung.
8) Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu
( komponenpenting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal)

3
dari usus kecilke mukosa lambungsehingga menimbulkan respon
peradangan mukosa.
9) Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah
kelambung.
10) Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan
antaraagresi dan mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas
mukosa, yangdapat menimbulkan respon peradangan pada mukosa
lambung.
4. Patofisiologi
1) Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimiaobat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam.
Padapasien yang mengalami strees akan terjadi perangsangan saraf
simpatisNV (Nervus Vagus), yang akan meningkatkan produksi asam
klorida(HCl) didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah
dananoreksia.Zat kimia maupun makanan yang merangsang
akanmenyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk
menghasilkanmukus mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu
fungsinya untukmemproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna
respon mukosalambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi
diantaranyavasodilitasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster
terdapat enzimyang memproduksi asam klorida atau HCl, terutama
daerahfundus.Vasodilitasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi
HClmeningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri, rasa
nyeri iniditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster.
Responmukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat
berupapengelupasan. Pengelupasan sel mukosa gaster akan
mengakibatkan erosimemicu timbulnya pendarahan. Pendarahan yang
terjadi dapatmengancam hidup penderita, namun dapat juga berhenti

4
sendiri karenaproses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam
waktu 24-48 jamsetelah pendarahan(Price dan Wilson, 2000)
2) Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkusbenigna
atau maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery pylory( H.
pylory ) Gastritis Kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A / tipeB,
tipe A ( sering disebut sebagai gastritis autoimun ) diakibatkan
dariperubahan sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi
seluler. Halini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia
pernisiosa danterjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B
( kadang disebutsebagai gastritis ) mempengaruhi antrum dan pylorus
( ujung bawahlambung dekat duodenum ) ini dihubungkan dengan
bakteri Pylory.Faktor diet seperti minum panas atau pedas,
penggunaan atau obat-obatandan alkohol, merokok, atau refluks isi
usus kedalam lambung. (Smeltzerdan Bare, 2001)
5. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis pada gastritis yaitu:
1) Gastritis Akut, gambaran klinis meliputi:
a. Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan
hemoragi.
b. Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala,
kelesuan,mual, dan anoreksia. disertai muntah dan cegukan.
c. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.
d. Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi
tidakdimuntahkan, tetapi malah mencapai usus.
e. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun
nafsumungkin akan hilang selama 2 sampai 3 hari. (Smeltzer,
2001)
2) Gastritis Kronis

5
Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik
kecualiuntuk gejala defisiensi vitamin Bpada gastritis tipe B,
pasienmengeluh anoreksia ( nafsu makan menurun ), nyeri ulu hati
setelahmakan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah.
(Smeltzerdan Bare, 2001),
6. Pemeriksaan Diagnosik
Pemeriksaan dignostik menurut Dermawan( 2010) dan Doenges( 2000 )
sebagai berikut :
1) Radiology: sinar x gastrointestinal bagian atas
2) Endoskopy : gastroscopy ditemukan muksa yang hiperemik
3) Laboratorium: mengetahui kadar asam hidroklorida
4) EGD (Esofagagastriduodenoskopi): tes diagnostik kunci
untukperdarahan gastritis, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan
atau derajatulkus jaringan atau cidera
5) Pemeriksaan Histopatologi: tampak kerusakan mukosa karena
erositidak pernah melewati mukosa muskularis.
6) Analisa gaster: dapat dilakukan untuk menentukan adanya
darah,mengkaji aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan
asamhidroklorik dan pembentukan asam nokturapenyebab ulkus
duodenal.
7) Feses: tes feses akan positifH. PyloryKreatinin : biasanya
tidakmeningkat bila perfusi ginjal di pertahankan.
8) Amonia: dapat meningkat apabila disfungsi hati berat
menganggumetabolisme dan eksresi urea atau transfusi darah lengkap
dan jumlahbesar diberikan.
9) Natrium: dapat meningkat sebagai kompensasi hormonal
terhadapsimpanan cairan tubuh.
10) Kalium: dapat menurun pada awal karena pengosongan gaster berat
ataumuntah atau diare berdarah. Peningkatan kadar kalium dapat
terjadisetelah trasfusi darah.

6
11) Amilase serum: meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah
didugagastritis.
7. Penatalaksanaan
1) Pengobatan pada gastritis meliputi:
a. Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
b. Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit
diberikanintravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan
sampaigejala-gejala mereda, untuk gastritis yang tidak parah
diobati denganantasida dan istirahat.
c. Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat
pembentukanasam lambung dan kemudian menurunkan iritasi
lambung.
d. Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung
dengancara menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam
danpepsin yang menyebabkan iritasi.
e. Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan
perforasi,Gastrojejunuskopi/reseksi lambung: mengatasi obstruksi
pylorus (Dermawan, 2010).
2) Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:
Gastritis akut Diatasi dengan menginstruksikan pasien
untukmenghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila
pasienmampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan.
Bilagejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila
perdarahanterjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan
prosedur yangdilakukan untuk hemoragik saluran gastrointestinal atas.
Bila gastritisdiakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam
atau alkali,pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian
agen penyebab.

7
a. Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum ( missal
:alumunium hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan
juslemon encer atau cuka encer
b. Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase dihindari
karenabahaya perforasi.terapi pendukung mencakup intubasi,
analgesic dan sedative,antasida, serta cairan intravena. Endoskopi
fiberopti mungkin diperlukan.Pembedahan darurat mungkin
diperlukan untuk mengangkat gangreneatau jaringan perforasi.
Gastrojejunostomi atau reseksi lambungmungkindiperlukan untuk
mengatasi obstruksi pilrus. Gastritis kronis diatasidengan
memodifikasi diet pasien, meningkatkan istiratahat,
mengurangistress dan memulai farmakoterapi. H. Pilory data
diatasi dengan antibiotic( seperti tetrasiklin atau amoksisilin ) dan
garam bismu ( pepto bismo ).Pasien dengan gastritis A biasanya
mengalami malabsorbsi vitamin B12yang disebabkan oleh adanya
antibody terhadap factor instrinsik(Smeltzer, 2001)
8. Penatalaksanaan secara keperawatan meliputi:
1) Tirah baring
2) Mengurangi stress
3) Diet
Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikanperoral
pada interval yang sering. Makanan yang sudah dihaluskanseperti
pudding, agar-agar dan sup, biasanya dapat ditoleransi setelah12 – 24
jam dan kemudian makanan-makanan berikutnyaditambahkan secara
bertahap. Pasien dengan gastritis superficialyang kronis biasanya
berespon terhadap diet sehingga harusmenghindari makanan yang
berbumbu banyak atau berminyak.(Dermawan, 2010)
9. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis menurut
Dermawan( 2010) adalah:

8
1) Perdarahan saluran cerna bagian atas
2) Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbs
vitamain B

2.2 Teknik Akupresur Pada Pasien Gastritis


Banyak cara dan jalan yang bisa di tempuh untuk mengobati sakit
gastritis yang di derita, selain menggunakan obat-obatan kimia dan herbal
yang banyak beredar di pasaran, mengatasi penyakit gastritis juga bisa dengan
metode pijat refleksi yang terbukti aman dan mampu menyembuhkan sakit
gastritis. Mengobati sakit gastritis dengan refleksi adalah dengan melakukan
pemijatan pada titik-titik syaraf tertentu yang akan menyeimbangkan kinerja
kelenjar dan kinerja lambung secara umum, dimana cara ini telah teruji
mampu mengurangi rasa sakit pada lambung serta menjadi jalan kesembuhan
bagi banyak orang yang pernah mengalaminya. Berikut titik akupresur pada
kasus penyakit gastritis.
1. Titik akupresur pada gastritis di kaki
Berikut ini merupakan gambar titik-titik refleksi yang bisa di
berikan pada sakit gastritis yang bisa dipraktekkan dan dilakukan
sendiri di rumah, dimana titik-titik refleksi tersebut berhubungan
langsung dengan lambung yaitu:

Keterangan Gambar:

9
 Titik saraf serabut saraf lambung di telapak kaki kanan dan kiri
(menunjukkan angka 1)
 Titik saraf lambung di telapak kaki kanan dan kiri
(menunjukkan angka 2)

2. Titik akupresur pada gastritis di tangan

Keterangan gambar:
Pada gambar di atas menunjukkan titik saraf lambung yang berada
di telapak tangan kanan dan kiri. Akuresur dilakukan dengan cara
pemijatan pada titik refleksi sakit maag tersebut selama minimal 2
menit disetiap titiknya, pijat dengan perlahan jangan terlalu keras,
anda bisa mengulangi pemijatan pada titik yang sama setelah 5
menit kemudian. Anda bisa melakukan pemijatan dengan
menggunakan jari tangan atau dengan bantuan stik atau kayu.

3. Titik Akupresur Sakit Maag


Setelah melakukan pemijatan pada titik refleksi pada telapak kaki
dan tangan untuk sakit gastritis bisa dilanjutkan pemijatan pada
titik syaraf akupresur berikut untuk mempercepat penyembuhan.

10
Keterangan gambar:
Titik akupresur terletak di garis tengah perut 3 jari sejajar diatas
pusar dan titik akupresur untuk sakit perut berada 2 jari sejajar
dibawah pusar. Lakukan terapi refleksi selama 3 hari berturut turut
pada titik-titik yang sudah dijelaskan diatas, dalam tiga hari akan
ada perubahan pada penyakit gastritis yang derita.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung dan submukosa
lambung yang bersifat secara akut, kronis, difus atau lokal akibat infeksi dari
bakteri, obat-obatandan bahan iritan lain, sehingga menyebabkan kerusakan-
kerusakan atau perlukaan yang menyebabkan erosi pada lapisan-lapisan
tersebut dengan gambaran klinis yang ditemukan berupa dispepsia atau
indigesti. Klasifikasi gastritis dibagi menjadi 2 yaitu gastritis akut dan kronis.
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia obat-obatan dan
alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam.

3.2 Saran
Diharapkan untuk mahasiswa khususnya keperawatan untuk dapat
mengamplikasikan keperawatan komplementer kusunya pada pasien dengan
gastritis dan diharapkan untuk dapat mempraktekkan kepada pasien langsung.

12

Anda mungkin juga menyukai