PEMBAHASAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaiamanakah proses penyususnan rencana penyelesaian masalah manajemen Root
Cause Analysis (RCA) ?
2. Bagaiamanakah konsep fishbone (diagram tulang ikan) ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Penyususnan Rencana Penyelesaian Masalah Manajemen Root Cause Analysis
(RCA)
2.1.1 Defenisi Root Cause Analysis (RCA)
Root cause analysis (RCA) adalah sebuah tool yang sangat berguna untuk mencari akar
masalah dari suatu insiden yang telah terjadi. Menemukan akar masalah merupakan kata kunci.
Sebab tanpa mengetahui akar masalahnya, suatu insiden tidak dapat ditanggulangi dengan tepat,
yang berakibat pada berulangnya kejadian insiden tersebut di kemudian hari. Berikut ini adalah
tahap-tahap yang perlu dilakukan untuk memulai suatu aktifitas RCA.
Root cause analysis (RCA) adalah proses pemecahan masalah untuk melakukan investigasi
ke dalam suatu masalah, kekhawatiran atau ketidak sesuaian masalah yang ditemukan. RCA
membutuhkan investigator untuk menemukan solusi atas masalah mendesak dan memahami
penyebab fundamental atau mendasar suatu situasi dan memperlakukan masalah tersebut dengan
tepat, sehingga mencegah terjadinya kembali permasalahan yang sama. Oleh karena itu mungkin
melibatkan pengidentifikasian dan pengelolaan proses, prosedur, kegiatan, aktivitas, perilaku
atau kondisi (British Retail Consortium, 2012).
3
Consequence adalah seberapa berat dampak dari masalah itu. Sedangkan likelihood adalah
seberapa sering masalah itu terjadi. Consequence dan likelihood diperingkat menggunakan
angka 1 sampai 5. Makin tinggi angka berarti makin berat atau makin sering. Setelah angka
nilai consequence (C) dan likelihood (L) didapat, kedua angka tersebut dilakukan
perkalian. Angka hasil perkalian itulah yang menentukan peringkatnya. Makin tinggi
angkanya, makin tinggi peringkatnya. Kita dapat menggolongkan peringkat menjadi empat
golongan, yaitu ekstrim (1525), besar (8-12), sedang (4-6), kecil (1-3). Organisasi dapat
membuat kebijakan bahwa hanya masalah yang mempunyai peringkat ekstrim (15-25) saja
yang dilakukan prosedur RCA.
Contoh: Perawat tertusuk jarum. Konsekuensi dari insiden ini adalah 4, karena dampak
dari tertusuk jarum adalah berat. Likelihood dari insiden ini adalah 5, karena insiden ini
dapat terjadi setiap bulan. Sehingga peringkat risikonya adalah : 4x5 = 20 (ekstrim).
Peringkat insiden ini memnuhi kriteria untuk dilakukan prosedur RCA.
2. Membentuk Tim Root Cause Analysis (RCA)
Membentuk tim RCA merupakan langkah berikutnya yang penting. Tanpa tim yang
representative, hasil aktifitas RCA tidak akan valid. Rekomendasi yang dihasilkannya pun
tidak tepat. Oleh karena itu, perlu perhatian khusus untuk menentukan siapa saja yang
dipilih untuk menjadi anggota tim. Sebagai pedoman, anggota tim haruslah orang-orang
yang kompeten dalam bidang yang kan dibahas. Mereka juga harus dalam posisi netral,
bukan orang yang ada sangkut paut langsung dengan masalah yang akan dibahas. Jika
diperlukan, dapat ditunjuk seorang ahli dari luar organisasi untuk menambah bobot dari tim
ini. Jumlah anggota tim jangan terlalu banyak. Ukuran yang normal adalah antara 5 sampai
8 orang.
Contoh: Pada kasus tertusuk jarum di atas, anggota tim RCA adalah manajer keperawatan,
manajer mutu, coordinator pengendalian infeksi, manajer penunjang medis, coordinator
K3.
3. Mengumpulkan Data
Tim kemudian bekerja mengumpulkan data. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran seobyektif mungkin atas perisitwa yang telah terjadi. Yang dikumpulkan hanya
data, bukan asumsi, kesan atau tafsiran. Sumber data dapat diperoleh dari :
• Catatan medis
4
• Wawancara dengan orang yang terlibat
• Wawancara dengan seluruh saksi
• Kunjungan ke lokasi kejadian
• Peralatan yang terlibat
• Dll
Data-data di atas diperlukan untuk melengkapi fakta yang terjadi. Disamping itu,
diperlukan juga pengumpulan data-data berikut ini:
• Narrative chronology
• Time person grid
• Timelines
• Tabular timelines
Contoh : Pada kasus tertusuk jarum seperti di atas, kita cukup menggunakan narrative
chronology, karena insiden tersebut merupakan perisitwa tunggal dan prosesnya tidak
kompleks.
5
Untuk memastikan hal ini, diperlukan berbagai dokumen seperti : kebijakan dan
prosedur internal RS, peraturan atau perundang-undangan, standar mutu, referensi ilmiah
terkini dan lain-lain. Jika ditemukan ketidasesuaian, itulah yang disebut sebagai masalah.
Setelah masalah teridentifikasi, barulah kita lakukan prioritas masalah. Masalah-masalah
kecil yang tidak penting dan tidak berpengaruh besar pada terjadinya insiden kita
singkirkan. Focus pada masalah-masalah utama. Pada kasus sederhana seperti tertusuk
jarum di atas, masalah tertusuk jarum dapat dipakai sebagai masalah itu sendiri. Tapi jika
masalahnya kompleks dan melibatkan banyak pihak atau departemen, masalahnya harus
diidentifikasi satu demi satu.
6. Analisa informasi untuk mencari faktor yang berperan
Masalah-masalah yang telah diidentifikasi kemudian dianalisa untuk mencari faktor
yang berkontribusi sekaligus untuk menentukan proximate cause atau underlying cause.
Ada banyak alat terkenal yang biasanya dipakai untuk analisa ini, namun hanya empat alat
yang akan dibahas yaitu 5 Why, diagram tulang ikan, analisa perubahan dan analisa
penghalang.
a. 5 Why
5 why dilakukan dengan cara bertanya “why” sampai 5 kali terhadap suatu
masalah sampai tidak ada jawaban lagi yang dapat dikemukakan. Namun 5 Why
mempunyai kelemahan mendasar, yaitu bentuk pertanyaannya sangat terbuka dan
tidak terarah sehingga hasilnya sangat tergantung pada latar belakang penanya dan
yang ditanya. Boleh jadi, untuk satu masalah yang sama tapi dilakukan oleh dua
orang yang berbeda akan didapatkan hasil yang berbeda. Teknik ini digunakan:
6
b. Diagram Tulang Ikan atau Fishbone Diagram
Karena 5 Why mempunyai kelemahan mendasar, maka yang dianjurkan
adalah menganalisa masalah menggunakan diagram tulang ikan. Diagram tulang
ikan dirancang untuk mencari factor yang berperan dengan terarah. Untuk
memudahkan mencari factor yang berperan pada diagram tulang ikan, dapat
digunakan pertanyaan triase factor yang berperan. Alat ini dapat membantu
brainstorming untuk identifikasi penyebab masalah dan memilah ide-ide menjadi
kategori yang berguna. Fishbone adalah cara visual untuk melihat cause and effect.
Alat ini lebih terstruktur daripada alat brainstorming yang lain. Masalah atau efek
diletakkan pada kepala atau mulut ikan. Penyebab contributor diletakkan pada
tulang ikan di bawah kategori penyebab yang bermacam-macam.
• Tentukan masalah atau efek. Tulis di mulut ikan. Masalah sebisa mungkin
harus jelas dan spesifik. Hati-hati untuk tidak menerangkan masalah sebagai
solusi.
7
Contoh Diagram Fishbone
Karakteristik
Faktor tugas Staff individual
pasien
8
c. Analisa Perubahan atau Change Analysis
9
2.2 Konsep FishBone (Diagram Tulang Ikan)
2.2.1.Pengertian FishBone (Diagram Tulang Ikan)
Fishbone Diagrams (Diagram Tulang Ikan) merupakan konsep analisis sebab akibat yang
dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa untuk mendeskripsikan suatu permasalahan dan
penyebabnya dalam sebuah kerangka tulang ikan. Fishbone Diagrams juga dikenal dengan
istilah diagram Ishikawa, yang diadopsi dari nama seorang ahli pengendali statistik dari Jepang,
yang menemukan dan mengembangkan diagram ini pada tahun 1960-an. Diagram ini pertama
kali digunakan oleh Dr. Kaoru Ishikawa untuk manajemen kualitas di perusahaan Kawasaki,
yang selanjutnya diakui sebagai salah satu pioner pembangunan dari proses manajemen modern.
Diagram Fishbone sebagai alat (tool) yang menggambarkan sebuah cara yang sistematis
dalam memandang berbagai dampak atau akibat dan penyebab yang membuat atau berkontribusi
dalam berbagai dampak tersebut. Oleh karena fungsinya tersebut, diagram ini biasa disebut
dengan diagram sebab-akibat.
Diagram Fishbone (Ishikawa) pada dasarnya menggambarkan sebuah model sugestif dari
hubungan antara sebuah kejadian (dampak) dan berbagai penyebab kejadiannya. Struktur dari
diagram tersebut membantu para pengguna untuk berpikir secara sistematis. Beberapa
keuntungan dari konstruksi diagram tulang ikan antara lain membantu untuk mempertimbangkan
akar berbagai penyebab dari permasalahan dengan pendekatan struktur, mendorong adanya
partisipasi kelompok dan meningkatkan pengetahuan anggota kelompok terhadap proses analisis
penyebab masalah, dan mengidentifikasi wilayah dimana data seharusnya dikumpulkan untuk
penelitian lebih lanjut.
10
Desain diagram Ishikawa terlihat seperti tulang ikan. Representasi dari diagram tersebut
sederhana, yakni sebuah garis horizontal yang melalui berbagai garis sub penyebab
permasalahan. Diagram ini dapat digunakan juga untuk mempertimbangan risiko dari berbagai
penyebab dan sub penyebab dari dampak tersebut, termasuk risikonya secara global.
11
2.2.4.Langkah-langkah Pembuatan Diagram Tulang Ikan (FishBone Diagrams)
Diagram tulang ikan atau sebab akibat merupakan pendekatan terstruktur yang
memungkinkan dilakukan suatu analisis lebih terperinci dalam menemukan penyebab-penyebab
suatu masalah, ketidaksesuaian, dan kesenjangan yang ada . Terdapat 6 langkah yang harus
dilakukan dalam melakukan analisis dengan diagram tulang ikan yaitu:
1. Menyepakati permasalahan utama yang terjadi dan diungkapkan bahwa masalah tersebut
merupakan suatu pernyataan masalah (problem statement).
Masalah merupakan perbedaan antara kondisi yang ada dengan kondisi yang
diinginkan. Pada langkah pertama ini, harus dilakukan kesepakatan terhadap sebuah
pernyataan masalah (problem statement). Pernyataan masalah tersebut kemudian
diinterpretasilan sebagai “effect” atau secara visual dalam fishbone seperti “kepala ikan”.
Selanjutnya menuliskan problem statement disebelah kanan diagram dan menggambar
sebuah kotak yang mengelilingi tulisan pernyataan masalah tersebut dan membuat panah
horizontal panjang menuju ke arah kotak.
CAUSE EFFECT
PROBLEM
STATEMENT
12
3. Identifikasi kategori penyebab.
Dimulai dari garis horizontal utama, membuat garis diagonal yang menjadi cabang.
Setiap cabang mewakili sebab utama dari masalah yang ditulis. Sebab ini diinterpretasikan
sebagai cause, secara visual dalam fishbone seperti tulang ikan. Kategori sebab utama
mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga masuk akal dengan situasi. Kategori-
kategori ini antara lain:
a. Kategori 6M yang biasa digunakan dalam industri manufaktur:
4. Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) atau Mind Power
2. Price (harga)
3. Place (tempat)
5. People (orang)
13
6. Process (proses)
1. Surroundings (lingkungan)
2. Suppliers (pemasok)
3. Systems (sistem)
4. Skills (keterampilan)
5. Safety(keselamatan)
Kategori di atas hanya sebagai saran, bisa digunakan kategori lain yang dapat
membantu mengatur gagasan-gagasan. Jumlah kategori biasanya sekitar 4 sampai dengan 6
kategori.
5. Mengkaji Kembali
Setelah menemukan penyebab potensial dari setiap penyebab yang mungkin,
kemudian dikaji kembali urutan penyebab hingga ditemukan akar penyebabnya. Setelah itu
tempatkan akar penyebab masalah tersebut pada cabang yang sesuai dengan kategori utama
sehingga membentuk seperti tulang-tulang kecil dari ikan. Selanjutnya adalah
14
menginterpretasikan dan mengkaji kembali diagram sebab akibat tersebut mulai dari
masalah awal hingga ditemukannya akar penyebab tersebut.
6. Mencapai Kesepakatan
Setelah proses interpretasi dengan melihat penyebab yang muncul secara berulang,
didapatkan kesepakatan melalui konsensus tentang penyebab itu, sehingga sudah dapat
dilakukan pemilihan penyebab yang paling penting dan dapat diatasi. Selanjutnya adalah
memfokus perhatian pada penyebab yang terpilih melalui konsensus tersebut untuk hasil
yang lebih optimal. Penerapan hasil analisis dengan menggunakan diagram tersebut adalah
dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif, serta
memonitor hasil-hasil untuk menjamin bahwa tindakan korektif yang dilakukan itu efektif
dengan hilangnya penyebab masalah yang dihadapi.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Diagram tulang ikan adalah diagram sebab-akibat yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi potensi masalah kinerja. Diagram tulang ikan menyediakan struktur untuk
diskusi kelompok sekitar potensi penyebab masalah tersebut. Tujuan utama dari diagram tulang
ikan adalah untuk menggambarkan secara grafik cara hubungan antara penyampaian akibat dan
semua faktor yang berpengaruh pada akibat ini. Fungsi dasar diagram tulang ikan adalah untuk
mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek
spesifik dan kemudian memisahkan akar penyebabnya.
Root cause analysis (RCA) adalah proses pemecahan masalah untuk melakukan investigasi
ke dalam suatu masalah, kekhawatiran atau ketidak sesuaian masalah yang ditemukan. RCA
membutuhkan investigator untuk menemukan solusi atas masalah mendesak dan memahami
penyebab fundamental atau mendasar suatu situasi dan memperlakukan masalah tersebut dengan
tepat, sehingga mencegah terjadinya kembali permasalahan yang sama. Oleh karena itu mungkin
melibatkan pengidentifikasian dan pengelolaan proses, prosedur, kegiatan, aktivitas, perilaku
atau kondisi.
3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada
jaman globalisasi ini kita perlu mengenal dan mengetahui mengenai keperawatan sehingga dapat
memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.
16
DAFTAR PUSTAKA
17