Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI...........................................................................................1

BAB II RUANG LINGKUP................................................................................3

BAB III TATALAKSANA...................................................................................5

BAB IV DOKUMENTASI..................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................14

1
Lampiran 1: Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Mohammad
Noer Pamekasan

Nomor : 440/2281/YANMED/102.6/2019

BAB I
DEFINISI
ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA)

A. Alat Manajemen Resiko


Upaya meningkatkan mutu dan pelayanan di Rumah Sakit Umum
Mohammad Noer Pamekasan dilakukan dengan menggunakan pendekatan proaktif
dalam melaksanakan manajemen resiko di semua unit. Alat manajemen resiko
yang digunakan terdiri dari:
1. Non Stastical Tools : untuk mengembangkan ide, mengelompokkan,
memprioritaskan dan menberi arah dalam pengambilan keputusan. Alat
tersebut meliputi Fish Bone, Bagan Alir, RCA dan FMEA.
2. Stastical Tools seperti diagram pareto, lembar periksa (check sheet). Alat
manajemen resiko yang sering digunakan di Rumah Sakit Umum
Mohammad Noer Pamekasan adalah RCA dan FMEA.

B. Perbedaan RCA dan FMEA adalah :


RCA adalah pendekatan analisis system yang reaktif sementara FMEA
merupakan pendekatan proaktif untuk mencegah kegagalan system. RCA
merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama yang
menyebabkan adanya variasi dalam sebuah proses. RCA digunakan setelah adanya
kejadian senitel, untuk mengetahui bagaimana sebuah kesalahan bisa terjadi.
Sedangkan FMEA digunakan sebelum adanya kejadian atau untuk pencegahan.
Dalam FMEA, RCA digunakan untuk menganalisa apa saja yang mungkin terjadi
dalam sebuah proses. RCA focus pada system dan proses, bukan kinerja individual.

C. Persamaan RCA dengan FMEA, yaitu:


1. Harus ada komitmen pimpinan
2. Bertujuan mengurangi kemungkinan cidera yang akan terjadi
3. Mencakup identifikasi kondisi yang menimbulkan cedera
4. Merupakan metode analisis non statistical
5. Merupakan aktivitas sebuah tim yang memerlukan SDM, waktu, material
penunjang lainnya.
1
RCA dan FMEA saling berhubungan, bagian pendekatan satu yang dapat
digunakan pada setiap pendekatan lainnya. FMEA dapat digunakan untuk
membantu mengevaluasi perubahan strategi hasil analisa dengan RCA.
Pendekatan FMEA dapat melihat titik-titik potensi berbagai proses dan kemudian
mengidentifikasi kegagalan-kegagalan baru yang ditimbulkan dari penerapan
proses baru. RCA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proses mana saja yang
membuutuhkan FMEA dan kemudian akar permasalahan secara spesifik.

2
BAB II
RUANG LINGKUP
ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA)

Root Cause (akar masalah), akar atau isu fundamental, adalah titik awal
dimana bila pada titik tersebut diambil suatu tindakan (pencegahan) maka
peluang terjadinya insiden akan berkurang. Root Cause adalah alasan paling
mendasar mengapa suatu masalah terjadi. Dalam konteks FMEA, RCA
digunakan untuk menganalisa apa yang salah dengan proses dan system
kesehatan. RCA diterapkan pada kejadian resiko tinggi, berdampak pada
semua KTD dan sentinel. Adapun definisi operasional jenis kejadian sentinel
yang perlu dilakukan RCA adalah paling sedikit meliputi :

a. Kematian yang tidak diduga (tidak berhubungan dengan perjalanan


penyakit pasien, kematian bayi aterm, bunuh diri).

b. Kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait kondisi pasien.

c. Operasi salah tempat, salah prosedur dan salah pasien.

d. Terjangkit penyakit kronis atau fatal akibat transfusi darah.

e. Penculikan anak termasuk bayi yang dikirim ke rumah bukan orang tuanya.

f. Perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan (berakibat


kematian atau kehilangan fungsi secara permanen) atau pembunuhan.

Apabila ada insiden lain seperti KTC, KNC dan KPC cukup dilakukan
investigasi sederhana. Setiap pengelolaan insiden harus mendapatkan
penetapkan tingkat investigasi dan tindakan yang diperlukan.

Rumah Sakit memastikan bahwa seluruh staf yang terkait mampu


melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa
masalah tersebut terjadi untuk kemudian menyusun tindak lanjutnya. RCA
dilakukan oleh unit yang menemukan insiden. Sementara panitia peningkatan
mutu dan keselamatan pasien bertanggung jawab untuk:
1. Meningkatkan untuk dilaksanakannya RCA
2. Mengatur penyelenggaraan suatu investigasi
3. Mengelola tim RCA
3
4. Mengatur secara organisatoris dan memmonitor tindak lanjut upaya
pengurangan resiko.
5. Koordinasi program RCA dan pelatihan
6. Evaluasi program RCA.

4
BAB III
TATA LAKSANA
ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA)

A. Langkah-langkah Root Cause Analysis


1. Identifikasi insiden yang akan di investigasi
2. Tentukan tim investigator
3. Kumpulan data & informasi
 Observasi
 Dokumen
 Interview
4. Petakan kronologi kejadian
 Narrative Chronology
 Timeline
 Tabular Timeline
 Time Person Grid
5. Identifikasi CMP (care management problem)
 Brainstorming, Brainwriting
6. Analisis Infromasi
 5 why’s
 Analisi perubahan
 Analisis penghalang
 Fishbone / analisis tulang ikan
7. Rekomendasi untuk rencana kerja untuk peningkatan dan perbaikan

B. Tahapan Melakukan Root Cause Analysis (RCA)


Langkah 1 : Identifikasi Insiden
Dengan menggunakan form seperti dibawah :
Insiden : .................................................................................
..............................................................................................
Langkah 2 : Tentukan Tim

Ketua : ........................................................................................

Anggota : 1............................................ 4. .....................................

2............................................ 5. ..................................... 5

3............................................ 6. .....................................
 Apakah semua area yang terkait sudah terwakili ? 1. YA 2. TIDAK
 Apakah macam-macam dan tingkat pengentahuan yang berbeda, sudah
diwakili didalam tim tersebut? 1. YA 2. TIDAK
 Siapa yang menjadi notuluen ?.....................................................
 Tanggal dimulai ..................... Tanggal dilengkapi........................

Langkah 3 : Kumpulkan Data & Informasi


Dengan menggunakan seperti form dibawah ini.
 Observasi langsung : .................................
 Dokumentasi :
1. ……………………………..
2. ……………………………..
3. ……………………………..
 Interview (dokter / staf yang terlibat) :
4. ………………………………
5. ……………………………..
1. ……………………………..
2. ……………………………..
3. ……………………………..
4. ………………………………
5. ……………………………..

Langkah 4 : Petakan Kronologi Kejadian


Dengan menggunakan bantuan beberapa form dibawah ini :
Form Tabular Time Line

Waktu /
kejadian

Kejadian

Informasi
Tambahan

Good
Practice

Masalah

6
Langkah 5 : Identifikasi Care Management Problem, dengan
Form Masalah / Care Management Problem (CMP)

MASALAH INSTRUMEN / TOOLS

Langkah 6 : Analisis Perubahan, dengan beberapa cara :


Form Tekhnik 5 Mengapa ( 5 WHY’s)

MASALAH

Mengapa

Mengapa

Mengapa

Mengapa

Mengapa

Mengapa

Form Analisis Perubahan

PROSEDUR YG NORMAL PRODSEDUR YG APAKAH TERDAPAT BUKTI


(SOP) DILAKUKAN SAAT DALAM PERUBAHAN
INSIDEN PROSES

7
Fish Bone / Analisis Tulang Ikan :
Adalah menggambarkan penyebab-penyebab suatu masalah secara rinci. Diagram
tersebut memfasilitasi proses identifikasi masalah sebagai langkah awal untuk
menentukan focus perbaikan, mengembangkan ide untuk pengumpulan data,
mengenali sebab terjadinya masalah dan menganalisa masalah tersebut. Untuk
pengisian diagram fish bone ini dilakukan melihat factor-faktor Kontributor.

Factor Factor
Tugas eksternal di
Faktor Pasien Factor staf luar RS Factor tim

Faktor Faktor Factor


Komunikasi lingkungan organisasi &
kerja manajemen

Faktor Kontributor, Komponen & Sub Komponen Dalam Investigasi Insiden Klinis
1. Faktor Kontributor eksternal di luar RS :
Komponen : a. Regulator dan ekonomi
b. Peraturan dan kebijakan DEPKES
c. Peraturan nasional
d. Hubungan dengan organisasi lain
2. Faktor Kontributor Organisasi & Manajemen :

Komponen Sub Komponen

Organisasi & Manajemen a. Struktur Organisasi

b. Pengawasan

c. Jenjang pengambilan keputusan

Kebijakan, standart & a. Tujuan & misi


tujuan

8
b. Penyusunan fungsi manajemen

c. Kontrak service

d. Sumber keuangan

e. Pelayanan Informasi

f. Kebijakan diklaat

g. Prosedur & kebijakan

h. Fasilitas & perlengkapan

i. Manajemen resiko

j. Majemen K3

k. Quality Improvment

Adminstrasi Sistem adminitrasi

Budaya keselamatan a. Attitude kerja

b. Dukungan manajemen oleh seluruh staf

SDM a. Ketersediaan

b. Tingkat pendidikan & keterampilan staf


berbeda

c. Beban kerja yang optimal

Diklat Manajemen training / pelatihan / refreshing

3. Faktor Kontributor Lingkungan Kerja :

Sub Komponen
Komponen

Rancang & banngunan a. Manajmen resiko

b. Penilaian ergonik

c. Fungsionalitas

Lingkungan a. Housekeeping

9
Sub Komponen
Komponen

b. Pengawas lingkungan fisik

c. Perpindahan pasien antar ruangan

perlengkapan a. Malfungsi alat

b. ketidaktersediaan

c. manajemen pemeliharaan

d. fungsionalitas

e. rancang, penggunaan & maintenance


peralatan

4. Faktor Kontributor Tim :

Komponen Sub Komponen

Supervisi & konsulutasi a. Adanya kemauan staf junior berkomunikasi

b. Cepat tanggap

a. Kesamaan tugas antar profesi

konsistensi b. Kesamaan tugas antar antar staf setingkat

Kepemimpinan & a. Kepemimpinan efektif


tanggung jawab

b. Job Desc jelas

Respon terhadap insiden Dukungan per group setelah insiden

5. Faktor Kontributor Staf :

Komponen Sub Komponen

Kompetensi a. Verifikasi kualifikasi

b. Verifikasi pengetahuan & keterampilan

10
Stressor fisik & mental a. motivasi

b. stressor mental : efek beban kerja bebab


mental

c. stressor fisik : efek beban kerja = gangguan


fisik

6. Faktor Kontributor Tugas :

Komponen Sub Komponen

Ketersediaan SOP a. Prosedur peninjaun & revisi SOP

b. Ketersediaan SOP

c. Kualitas informasi

d. Prosedur investigasi

Ketersediaan & akurasi a. Test tidak dilakukan


hasil test

b. Ketidaksesuaian antara inteprestasi hasil test

Factor penunjang dalam a. Ketersediaan, penggunaan, relaibilitas


validasi alat medis

b. kalibrasi

Rincian tugas Penyelesaian tugas tepat waktu dan sesuai SOP

7. Faktor Kontributor Pasien :

Komponen Sub Komponen

Kondisi Penyakit yang komplek, berat, multikomplikasi

a. Kepribadian

11
b. Bahasa

c. Kondisi sosial

d. keluarga

pengobatan Mengetahuii resiko yang berhubungan dengan


pengobatan

riwayat a. riwayat medis

b. riwayat kepribadian

c. riwayat emosi

Hubungan staf dan Hubungan yang baik


pasien

8. Faktor Kontributor Komunikasi :

Komponen Sub Komponen

Komunikasi Verbal a. Komunikasi antar staf dan junior

b. Komunikasi antar profesi

c. Komunikasi antar staf dan pasien

konsistensi d. Komunikasi antar unit departemen

Ketidaklengkapan unit informasi

Langkah 7 : Menyusun Rencana Perbaikan


Dengan menggunakan form rekomendasi dan rencana perbaikan sbb :

SUMBER
AKAR TINGKAT BUKTI
TINDAK WAKT DAYA YG PAR
MASAL REKOMEND PJ PENYELESAI
AN U DIBUTUHK AF
AH ASI AN
AN

12
BAB IV
DOKUMENTASI

Untuk dokumentasi, laporan dituliskan untuk mengkomunikasikan temuan-


temuan, kesimpulan dan rekomendasi hasil investigasi RCA. Laporan disusun oleh
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien setelah semua solusi telah dipertimbangkan
dan direkomendasikan untuk tindakan korektif yang ditetapkan.

Ditetapkan di Pamekasan,
pada tanggal 6 September 2019

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
MOHAMMAD NOER PAMEKASAN

dr. NONO IFANTONO, MMRS


Pembina
NIP. 19680313 200212 1 005
13
DAFTAR PUSTAKA

1. Failure Mode and Effects, Analysis in Health Care: proactive Risk reduction ,
JCI 3 rd ED, 2010
2. MMR UGM, 2009, bahan kuliah Blok II, Magister Manajemen RS, FK UGM,
jogja
3. Herkuntanto, 2013, bahan presentasi Workshop PMKP-standart Akreditasi RS
4. Materi KKP-RS PERSI

14
15

Anda mungkin juga menyukai