v
KATA PENGANTAR
November 2014
Penyusun
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Persamaan RCA dan FMEA, yaitu:
Harus ada komitmen pimpinan
Bertujuan mengurangi kemungkinan cidera yang akan terjadi.
Mencakup identifikasi kondisi- kondisi yang menimbulkan cidera.
Merupakan metode analisis non statistical.
Merupakan aktivitas sebuah tim yang memerlukan dukungan SDM,
waktu, material dan penunjang lainnya.
RCA dan FMEA saling berhubungan, bagian pendekatan yang satu dapat
digunakan pada sebagian pendekatan yang lainnya. FMEA dapat digunakan
untuk membantu mengevaluasi perubahan strategi hasil analisa dengan
RCA.
Pendekatan FMEA dapat me.ihat titik- titik potensi kegagalan berbagai
proses dan kemudian mengindentifikasi kegagalan- kegagalan baru yang
ditimbulkan dari penerapan proses baru.
RCA dapat digunakan untuk mengindentifikasi proses- proses mana saja
yang membutuhkan FMEA dan kemudian menentukan akar permasalahan
secara spesifik.
3
BAB II
ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA)
Pengertian
Root Cause (akar masalah), akar atau isu fundamental, adalah titik awal
dimana bila pada titik tersebut diambil suatu tindakan (pencegahan) maka
peluang terjadinya insiden akan berkurang.
Root Cause adalah alas an paling mendasar mengapa suatu masalah
terjadi. Dalam konteks FMEA, RCA digunakan untuk menganalisa apa yang
salah dengan proses dan system pelayanan kesehatan.
RCA diterapkan pada kejadian resiko tinggi, berdampak luas yaitu
semua KTD dan sentinel. Apanila terjadi insiden lain seperti KTC, KNC dan
KPC cukup dilakukan investigasi sederhana. Setiap proses pengelolaan
insiden harus dapat menetapkan tingkat investigasi dan tindakan yang
diperlukan.
RS memastikan bahwa seluruh staf yang terkait mampu melakukan
analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa masalah
tersebut terjadi untuk kemudian menyusun rencana tindak lanjutnya. RCA
dilakukan oleh unit yang menemukan insiden. Sementara Panitia
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien bertanggung jawab untuk:
4
Evaluasi program RCA.
6. Analisis Informasi
5 Why’s
Analisis Perubahan
Analisis Penghalang
Fishbone/ Analisis tulang ikan
5
Tahapan Melakukan Root Cause Analysis
Langkah 1 dan 2 : IDENTIFIKASI INSIDEN DAN TENTUKAN TIM
dengan menggunakan form seperti dibawah ini :
INSIDEN:
KETUA:
Anggota: 1. 4.
2. 5.
3. 6.
6
3…………………………………………….
4…………………………………………….
5…………………………………………….
KEJADIAN
INFORMASI
TAMBAHAN
Good Pratice
7
MASALAH
PELAYANAN
1.
2.
3.
4.
5.
Mengapa
Mengapa
Mengapa
Mengapa
8
Mengapa
9
FAKTOR KONTRIBUTOR, KOMPONEN & SUBKOMPONEN DALAM
INVESTIGASI INSIDEN KLINIS
1.Faktor Kontributor Eksternal diluar RS
Komponen :
Regulator dan ekonomi
Peraturan dan kebijakan DEPKES
Peraturan Nasional
Hubungan dengan Organisasi lain
10
2. Faktor Kontributor Organisasi dan Manajemen
Komponen Subkomponen
Organisasi & Manajemen a. Struktur Organisasi
b. Pengawasan
c. Jenjang Pengambilan keputusan
Kebijakan, standar & a. Tujuan & Misi
tujuan
b. Penyusunan Fungsi Manajemen
c. Kontrak Service
d. Sumber keuangan
e. Pelayanan Informasi
f. Kebijakan Diklat
g. Prosedur dan Kebijakan
h. Fasilitas & perlengkapan
i. Manajemen Risiko
j. Manajemen K3
k. Quality Improvement
Administrasi Sistem Administrasi
Budaya keselamatan a. Attitude kerja
b. Dukungan Manajemen oleh seluruh staf
SDM a. Ketersediaan
b. Tingkat Pendidikan & Keterampilan Staf
Yang berbeda
c. Beban kerja Yang Optimal
11
Diklat Manajemen Training /pelatihan /Refreshing
Komponen Subkomponen
Rancang dan Bangunan a. Manjemen pemeliharaan
b. Penilaiana Ergonomik
c. fungsionalitas
Lingkungan a. Housekeeping
b. Pengawasan lingkungan Fisik
c. Perpindahan Pasien Antar Ruangan
Perlengkapan a. Malfungsi Alat
b. Ketidaktersediaan
c. Manajemen Pemeliharaan
d. Fungsionalitas
e. Rancang,Penggunaan,& Maintenace
peralatan
12
Kepemimpinan & a. Kepemimpinan Efektif
Tanggung jawab
b. Job Desc jelas
Respon Terhadap Insiden Dukungan Per group Setelah insiden
5.FAKTOR KONTRIBUTOR-STAFF
Komponen Subkomponen
Kompetensi a. Verifikasi Kualifikasi
b. Verifikasi pengetahuan & keterampilan
Stressor Fisik dan Mental a. Motivasi
b. Stresor Mental :
Efek beban kerja beban mental
c. Stresor Fisik :
Efek Beban kerja = Gangguan Fisik
13
Validasi alat Medis
b. Kalibrasi
Rancang Tugas Penyelesaian Tugas Tepat waktu dan sesuai SOP
14
LANGKAH 7 : MENYUSUN RENCANA PERBAIKAN dengan menggunakan
form rekomendasi dan rencana tindakan.
15
BAB III
FMEA (Failure Mode and Cause Analysis)
16
Kelebihan utama dar FMEA yaitu membuat pengguna dapat fokus
pada proses merancang ulang proses-proses yang memiliki potensi
masalah untuk mencegah terjadinya kegagalan dikemudian hari.
17
Memilih proses yang tidak terlalu rumit. Pastikan bahwa proses yang
dipilih tidak terlalu rumit sehingga penyusunan FMEA akan terlalu luas.
Representasi anggota tim yang tidak memadai. Tim FMEA harus
melibatkan unit yang melakukan proses yang dinilai. Tim tersebut harus
terdiri dari manajemen, unit staf, staf medis dan staf administrasi agar
tercapai gambaran keseluruhan proses.
Tidak ada dukungan dari pimpinan. tim FMEA harus mendapat
dukungan yang sangat besar, baik SDM maupun sumber daya
pendukung lainnya untuk menyusun analisa dan tindak lanjut yang
diperlukan.
Waktu untuk merancang ulang dan implementasi proses baru terlalu
singkat. Pastikan untuk menggunakan waktu sebaik mungkin untuk
memastikan perubahan system dapat terlaksana secara komperehensif
dan efektif.
B. Tahapan FMEA
Pilih proses yang akan dianalisa. Proses yang dipilih dapat berupa proses
klinis dan berhubungan dengan perawatan kepada pasien atau yang
tidak berorientasi klinis dan tidak berhubungan dengan perawatan
pasien.
Pemilihan tim merupakan salah satu proses penting. Anggota tim
idealnya sekitar 4-8 orang agar dapat bekerja secara efisien.
Komposisi anggota tim yang baik:
18
1. Individu yang mengenali atau menjalankan proses yang akan dinilai.
2. Individu yang berperan dalam menerapkan perubahan yang akan
terjadi
3. Pemimpin yang mempunyai pengetahuan luas, dihormati dan
kredibel
4. Individu yang mempunyai otoritas untuk membuat keputusan.
5. Beberapa individu/ ahli dengan bidang ilmu yang berbeda- beda.
Pilih proses yang akan dianalisa. Tentukan salah satu proses/ sub proses bila
prosesnya kompleks.
Judul Proses:
__________________________________________________
__________________________________________________
__________________________________________________
Bentuk tim
Ketua : ______________________________________________
19
Siapa yang menjadi Notulen? ________________________________
Jika proses terlalu kompleks, pilih satu proses atau sub proses untuk
ditindak lanjuti
1 2 3 4 5 6
20
LANGKAH 2B: GAMBARKAN ALUR SUB PROSES
A B C D E F
21
Identifikasi failure modes mengharuskan semua anggota tim untuk berpikir
jauh kedepan atau “outside the box”. Harus dipikirkan proses keseluruhan
system dan hubungan subproses yang satu dengan yang lainnya.
22
Daftar prioritas tidak dapat ditentukan tanpa mengetahui tingkat bahaya
dari masing- masing failure mode.
23
Menentukan Tingkat Keparahan
Keparahan berkaitan dengan keseriusan dampak cidera jika suatu failure
mode terjadi. Untuk menentukan tingkat keparahan yang harus
diperhatikan bukanlah failure mode nya melainkan dampak apabila failure
mode terjadi.
Dibawah ini adalah table skala keparahan yang digunakan di RSUD Embung
Fatimah.
24
besar pula pada proses
5 TERMINAL INJURY Sangat berbahaya: kegagaln akan
berakibat pada kematian dan
menimbulkan efek yang sangat besar
terhadap proses
Menentukan Probabilitas
Probabilitas suatu kejadian adalah kemungkinan bahwa sesuatu akan
terjadi. Pertanyaan kunci pada ini adalah “Berapa besar kemungkinan
bahwa failure mode dampak ini akan terjadi?”.
Contoh failure mode yang jarang terjadi misalnya pemberian obat dari
produsen obat yang isinya berbeda dengan apa yang tertulis pada labelnya .
sementara failure mode yang sering terjadi misalnya adalah tulisan yang
tidak terbaca pada resep. Dibawah ini table skala Probabiltas Kejadian yang
digunakan di RSUD Embung Fatimah.
25
2 Jarang (Uncommon) Kemungkinan akan muncul (dapat
terjadi dalam > 2 sampai 5 tahun)
1 Hampir Tidak Pernah ( Jarang terjadi (dapat terjadi dalam > 5
Remote) sampai 30 tahun)
26
berdasarkan tingkat keparahan, tingkat kejadian dan nilai kemudahan
terdeteksi.
27
Fokus pada elemen rancang ulang yang terpenting
Mempelajari kasus dari RS lain.
Menggunakan literature praktik terbaik dari proses yang akan kita
perbaiki (Asosiasi dan Organisasi yang fokus pada keselamatan dapat
menjadi sumber informasi yang penting)
Agar proses rancang ulang efektif untuk mengurangi resiko/ bahaya, maka
cara untuk melakukan rancang ulang adalah dengan:
Mengurangi keragaman/ variasi
Meskipun RS tidak dapat mengurangi variasi pada penerima pelayanan
(pasien), namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu dengan
menetapkan criteria calon pasien untuk prosedur pilihan. Dan dengan
mengenmbangkan persiapan sebelum perawatan untuk pasien dengan
28
perawatan resiko tinggi, mengelola komorbiditas dan mencocokan
tingkat perawatan dengan status resiko pasien (ICU vs perawatan biasa).
Standarisasi proses
Misalnya dengan penerapan PPK, Clinical Pathway, standarisasi proses
komunikasi antar tenaga kesehatan, dll.
Menyederhanakan proses
Misalnya dengan mengurangi langkah- langkah atau peralatan yang ada.
Dokumentasi/ pencatatan
Proses terus- menerus yang utnuk mendeteksi kegagalan.
Pendidikan yang komperehensif
29
Sangat penting tim untuk menganalisa dan menguji coba terlebih dahulu
sebelum menerapkan secara penuh serta mengevalusasi efek dari sub
proses- sub proses yang baru dalam proses yang lebih besar sebelum
menerapkan perubahan. Uji coba proses baru dengan menggunakan prinsip
PDCA (Plan- do- check- act)
30
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
31
FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS
(FMEA)
Topik : Alur pemberian obat kepada pasien rawat jalan (mulai dari penulisan resep)
Tujuan :
Mengenali kemungkinan kegagalan/ kesalahan pada setiap proses pemberian obat rawat jalan
Melakukan perubahan prosedur terkait kemungkinan kegagalan / kesalahan
Disusun oleh:
Panitia Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
RSUD Embung Fatimah
2014
1
Proses penulisan resep dan alur pelayanan obat rawat jalan
2
Kemungkinan Kegagalan Proses
4
cara pakai obat
2 Menginput data untuk Salah Salah membaca nama 5 3 3 45
menghitung biaya resep memasukkan dan dosis obat
data Salah memasukkan 5 3 3 45
nama dan dosis obat
Salah memasukkan 5 2 3 30
identitas pasien
Mengecek kelengkapan Tidak Tidak melakukan 5 3 4 60
resep dengan 7 benar melakukan pemeriksaan 7 benar
(mengisi HTKP) pemeriksaan 7 secara lengkap
benar
3 Menghitung dosis obat Salah dosis salah menghitung dosis 5 3 5 75
racikan pada waktu meracik
4 Pengambilan obat Obat yang Salah mengambil obat 5 3 3 45
5
diambil tidak Obat yang diambil 5 1 2 60
sesuai kadaluarsa
5 Peracikan obat sudah Peracikan obat Salah dalam proses 5 1 5 25
disiapkan tidak sesuai peracikan
6
pasien lain
7
pasien tentang obat
yang diterima
(kegunaan, cara pakai,
efek samping, cara
penggunaan)
Tidak memberikan 5 4 3 60
penjelasan kepada
pasien tentang
interaksi obat yang
diterima
Salah menyerahkan 5 1 2 10
obat kepada pasien
lain.
8
Melakukan root cause analysis dari setiap kegagalan dengan RPN yang termasuk prioritas (range RPN 45-75)
CAUSE FAILURE RCA RTL OUTCOME PJ
Dokter salah lupa aturan dosis Menyediakan buku Tersedianya buku panduan Ka Instalasi
menulis dosis panduan obat/ dosis (DORS/ Formularium RS) di Farmasi/ Ka
obat ruangan Ru
Salah menghitung Meneliti ulang R/ yang DPJP
dosis/ kg BB telah ditulis
Mengira- ngira BB Setiap pasien yang Terdapat dalam SPO DPJP
pasien karena tidak mendapatkan dosis kg/BB
mau menimbang dan kondisi memungkinkan Dituliskan dalam rekam
harus selalu ditimbang medic
Tersedianya timbangan Ka Ru
yang berfungsi dengan baik
di ruangan
Tidak menulis dosis Perawat ruangan selalu R/ lengkap DPJP
mengingatkan dokter
9
untuk menulis resep
dengan lengkap (identitas
pasien termasuk BB dan
keterangan obat)
Salah membaca Tulisan dokter di resep Dokter menulis dengan Tersedia daftar standarisasi Ka Ru
nama dan dosis tidak jelas jelas, tanpa singkatan singkatan RS di ruangan
obat Disosialisasikan kembali Ka Farmasi
pedoman penulisan resep (
kebijakan pelayanan
farmasi) R/ mudah dibaca
Terburu- buru karena Mengatur ratio waktu dan
tuntutan pasien jumlah pasien
Mengadakan alat bantu Terdapat monitor yang Ka Farmasi
informasi kepada pasien menginformasikan urutan
tentang obat yang sedang antria. Terdapat keterangan
disiapkan (waktu tunggu, bahwa obat pasien A
10
urutan nomer antrian) sedagn dikerjakan, sekian
menit lagi selesai
Penglihatan Kabur Pemeriksaan mata Terdapat hasil pemeriksaan Ka Farmasi
(termasuk medical check dari dokter mata
up) berkala untuk staf
Jadwal medical check up SDM
untuk karyawan baru
11
pertanyaan farmasi
12
Tidak melakukan Malas dan berasumsi Review SPO secara berkala Jadwal review SPO Ka Farmasi
pemeriksaan 7 tidak perlu semua
benar secara dilakukan
lengkap Tidak ada alat bantu Membuat checklist 7 benar Checklist 7 benar yang Ka Farmasi
memonitor terdapat di apotik dan
pelaksanaan 7 benar ruangan
Lupa prosedur Orientasi untuk karyawan Materi orientasi karyawan
pemeriksaan 7 benar baru baru
Pelatihan penyegaran Jadwal review SPO Ka Farmasi
mengenai alur pelayanan
obat
Tidak mengikuti Menekankan pentingnya Jadwal review SPO Ka Farmasi
prosedur seharusnya melakukan semua langkah
sesuai prosedur (review
SPO secara berkala)
Menekankan pentingnya Melakukan pelatihan Ka Farmasi
13
sesuai prosedur untuk keselamatan pasien secara
keselamatan pasien berkala
Terburu- buru Idem
Tidak teliti Idem
Salah Terburu- buru Idem
menghitung dosis Ketrampilan kurang/ Pelatihan / pedampingan Asistensi Ka Farmasi
pada waktu belum terbiasa bagi karyawan baru
meracik farmasi
Tidak teliti Selalu cek ulang dosis Ka Farmasi
Tidak mengikuti idem Idem
prosedur seharusnya
Salah mengambil Terburu- buru idem Idem
obat Obat tidak terlihat Mengatur letak dan Pengaturan oabt- obatan Ka Farmasi
pelabelan obat dengan rapid an jelas
rapid an jelas
Nama dan penampilan Pemisahan dan pelabelan Obat- obatan NORUM Ka Farmasi
14
obat mirip obat yang mirip nama dan mempunyai ketak dan label
penampilan yang jelas
Tidak ada label Setiap mengambil obat Terdapat keterangan Ka Farmasi
kadaluarsa selalu melihat tanggal kadaluarsa di kartu stok
kadaluarsa
Salah mengambil Terburu- buru idem idem
obat yang akan Tidak terlihat Idem
diracik
Tidak ada label Idem
kadaluarsa
Tidak Tidak megetahui Mengadakan alat bantu Software mengenai Ka Farmasi
memberikan interaksi obat untuk mengidentifikasi interkasi obat
penjelasan interaksi obat (software
kepada pasien computer)
tentang interaksi Mensosialisasikan program Pelatihan software interaksi Ka Farmasi
obat yang computer tersebut kepada obat
diterima staf yang bersangkutan
15
Pasien tidak pernah Mengedukasi pasien soal Tersedianya computer Ka Farmasi
menanyakan soal pentingnya interaksi obat tersebut di apotik dan
interaksi obat ruangan sehingga dapat
digunakan untuk
mengedukasi pasien
Tidak ada alat bantu Memasukkan interaksi Petugas tidak pernah lupa Ka Farmasi
mengingatkan soal obat kedalam edukasi mengedukasi soal interaksi
interaksi obat kepada farmasi kepada pasien obat
pasien
16
RENCANA TINDAK LANJUT YANG TELAH DISUSUN DAN JANGKA WAKTU PELAKSANAANNYA ADALAH SEBAGAI
BERIKUT:
RTL OUTCOME Waktu PJ
1 Menyediakan buku panduan obat/ Tersedianya buku panduan (DORS/ Ka Instalasi
dosis Formularium RS) di ruangan Farmasi/ Ka
Ru
2 Setiap pasien yang mendapatkan Terdapat dalam SPO Pemeriksaan fisik dan Ka Ru
dosis kg/BB dan kondisi disosialisasikan kembali
memungkinkan harus selalu Tersedianya timbangan yang berfungsi Ka Ru
ditimbang dengan baik di ruangan
17
4 Mengadakan alat bantu informasi Terdapat monitor yang menginformasikan Ka Instalasi
kepada pasien tentang obat yang urutan antrian. Terdapat keterangan Farmasi
sedang disiapkan (waktu tunggu, bahwa obat pasien A sedang dikerjakan,
urutan nomer antrian) sekian menit lagi selesai
5 Pemeriksaan mata (termasuk Terdapat hasil pemeriksaan dari dokter Ka Instalasi
medical check up) berkala untuk mata Farmasi
staf Jadwal medical check up untuk semua staf SDM
18
9 Mendapatkan pelatihan Materi orientasi karyawan baru Ka Instalasi
penggunaan computer pada saat Farmasi
orientasi
10 Mendapatkan pelatihan computer Kompetensi setelah pelatihan meningkat Ka Instalasi
secara berkala (refreshing) Farmasi
19
15 Mengatur letak dan pelabelan obat Pengaturan obat- obatan rapid an jelas Ka Instalasi
dengan rapid an jelas Farmasi
16 Pemisahan dan pelabelan obat Obat- obatan NORUM mempunyai letak Ka Instalasi
yang mirip nama dan penampilan dan label yang jelas Farmasi
20
21 Memasukkan interaksi obat Petugas tidak pernah lupa mengedukasi Ka Instalasi
kedalam materi edukasi farmasi soal interaksi obat Farmasi
kepada pasien
21
RCA
Langkah 1 dan 2
Insiden: Kesalahan penyerahan obat pada pasien IRJA
TIM
Ketua :
Anggota : 1. 5.
2. 6.
3.
Langkah 3
Observasi langsung: Kesalahan penyerahan obat pada pasien IRJA an Tn. XY
22
Dokumentasi : 1. Resep Tn.XY
Wawancara : 1. Kepala Instalasi Farmasi
Langkah 4
Kronologis Kejadian:
Pada bulan Februari 2012, dokter meresepkan obat Rimactizid paed 30 tab. Namun pasien menerima
Rimcure paed 30 tab.
Waktu
PJ Perawat AA1 AA2 JR AA2 AA1
Kejadian Menerima Menerima Menerima Menerima Menerima Menerima
resep dari resep resep dari resep dan obat obat yang
dokter dan memeriksa AA1 dan mengambil/ memeriksa sudah
memberikaan kelengkapan menginput meracik kelengkapan dikemas dan
pada asisten resep dari ke computer. obat. obat melakukan
23
apoteker AA1 benar. Kemudian Kemudian mengemas pengecekkan
Kemudian memberikan memberikan dan member 6 benar
memberikan resep kepada obat pada label. terkahir dan
pada AA2 juru resep AA2 Setelah siap menyerahkan
(JR) memberikan dan
pada AA1 mengedukasi
pada pasien
Informasi Melakukan Input data Meracik
tambahan pengecekkan obat sesuai
6 benar resep. Obat
namun tidak yang
tercata diresepkan
sehingga tersebut
tidak dapat merupaka
dibuktikan obat TB.
24
Antar obat
yang
seharusnya
dengan obat
yang salah
ada
kemiripan
yaitu
kemiripan
kemasan,
sehingga
tertukar
Good Jika ada Input Mengecek Melakukan
Practice resep yang computer obat- obatan final check
tidak jelas dengan data- yang kesesuaian
25
ataupun data yang termasuk obat dengan
adaobat yang benar Norum: resep
sama di mirip Memberikan
apotek akan pengucapan, informasi
menghubungi mirip mengenai
dokter yang kemasan, obat yang
bersangkutan mirip nama diberikan
Melakukan termasuk
pengecekan 6 cara pakai
benar dan dan
tercatat kegunaan
Masalah Melakukan JR tidak Melakukan
pelayanan pengecekkan melakukan final
6 benar pengecekkan pengecekkan
namun tidak obat yang 6 benar
26
tercatat termasuk namun tidak
sehingga NORUM tercata
tidak dapat sehingga
dibuktikan tidak dapat
dibuktikan
Tidak ada
keharusan
memberikan
informasi
pada pasien
dan tidak ada
alat bantunya
27
Langkah 6 dan 7 Analisis informasi, rekomendasi dan RTL
Masalah Analisa RTL Waktu PJ Bukti
Pelayanan Penyelesaian
Melakukan Pengecekkan 6 Merevisi SOP Ka Instalasi Revisi SOP
pengecekkan 6 benar belum pelayanan Farmasi pelayanan
benar namun ada dalam SPO farmasi untuk farmasi untuk
tidak tercatat pelayanan rawat jalan rawat jalan
sehingga tidak farmasi
dapat Tidak ada tools Membuat Ka Instalasi Checklist 6
dibuktikan untuk checklist 6 farmasi benar
mengecek benar
apakah proses
6 benar sudah
dilakukan
JR tidak Tidak ada Membuat Ka Instalasi Daftar obat
28
melakukan daftar obat daftar obat Farmasi NORUM
pengecekkan NORUM yang termasuk
obat yang NORUM
termasuk
NORUM
Tidak ada Membuat SOP Ka Instalasi SOP obat
perlakukan perlakuan Farmasi NORUM
khusus untuk khusus
obat NORUM terhadap obat- Pengaturan dan
obatan perlakuan
NORUM khusus
terhadap obat
Mengatur NORUM
tempat
penyimpanan
29
khusus untuk
obat- obatan
NORUM
Petugas tidak Ka Instalasi Sosialisasi
tersosialisasi Farmasi obat- obatan
pentingnya NORUM
perbedaan
perlakukan
pada obat
NORUM
Melakukan Tidak ada tools Membuat Ka Instalasi Checklist 6
pengecekkan 6 untuk check list telah Farmasi benar yang
benar terkahir mengecek dilakukan kedua
namun tidak apakah proses proses 6 benar
tercatat 6 benar yang kedua
30
sehingga tidak kedua sudah
dapat benar
dibuktikan dilakukan
Tidak ada Belum ada Membuat SOP Ka Instalasi SOP pemberian
keharusan SOP pemberian edukasi pada Farmasi edukasi dan
memberikan informasi pada psien IRJA informasi pada
informasi pada pasien pasien IRJA
pasien dan
tidak ada alat
bantunya
Tidak ada alat Membuat Ka instalasi Materi edukasi
bantu untuk check list atau farmasi penyerahan
mengecek materi edukasi obat pada
pemberian pada pasien pasien IRJA
informasi pada
31
pasien
32