Pembimbing :
Eko Ari Bowo., S.KM., M.KKK
Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
BAB II ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA) ................................................ 2
A. Pengertian Root Cause Analysis (RCA) ........................................... 2
B. Langkah-langkah Root Cause Analysis (RCA) ................................. 2
C. Tahap Melakukan Root Cause Analysis (RCA) ................................ 3
BAB III FAILURE MODE AND EFECT ANALYSIS (FMEA................. 9
A. Pengertian Failure Mode And Efect Analysis (FMEA)..................... 9
B. Tahapan Failure Mode And Efect Analysis (FMEA)......................... 9
BAB IV KASUS MCA DAN FMEA............................................................. 14
A. Kasus RCA ....................................................................................... 14
B. Kasus 2 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)......................... 17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Root Cause (akar masalah), akar atau isu fundamental, adalah titik awal
dimana bila pada titik tersebut diambil suatu tindakan (pencegahan) maka peluang
terjadinya insiden akan berkurang.
RCA diterapkan pada kejadian resiko tinggi, berdampak luas yaitu semua
KTD dan Sentinel. Apabila terjadi insiden lain seperti KTC, KNC dan KPC cukup
dilakukan investigasi sederhana. Setiap proses pengelolaan insiden harus dapat
menetapkan tingkat investigasi dan tindakan yang diperlukan.
RS memastikan bahwa seluruh staf yang terikat mampu melakukan analisis
akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa masalah terjadi untuk
kemudian menyusun rencana tindak lanjutnya. RCA dilakukan oleh Tim RCA,
sementara komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien bertanggung jawab
untuk :
Meningkatkan untuk dilaksanakannya RCA
Mengatur Penyelenggaraan suatu investigasi
Mengelola tim RCA
Pelaporan secara organisatoris dan memonitor tindak lanjut upaya pengurangan
resiko
Koordinasi program RCA
Evaluasi program RCA
Ketua :
Anggota : 1. -----------------------------------------------------------
2. ------------------------------------------------------------
3. ------------------------------------------------------------
4. ------------------------------------------------------------
5.-------------------------------------------------------------
6. -------------------------------------------------------------
Apakah semua area yang terkait sudah terwakili?
Ya Tidak
Apakah macam-macam dan tingkat pengetahuan yang berbeda, sesudah diwakili
dalam tim tersebut?
Ya Tidak
Siapa yang menjadi Notulen? --------------------------------------------------------------
Tanggal dimulai---------------------------------- tanggal dilengkapi ---------------------
Langkah 3 : Kumpulkan data dan informasi
Dengan menggunakan form seperti dibawah ini :
Observasi langsung : -----------------------------------------------------
Dokumentasi : 1. ---------------------------------------------------
2. ---------------------------------------------------
3. ---------------------------------------------------
4. ---------------------------------------------------
5. ---------------------------------------------------
Interview (Dokter/staf yang terlibat) :
1. ---------------------------------------------
2. ---------------------------------------------
3. ---------------------------------------------
4. ---------------------------------------------
5. ---------------------------------------------
Langkah 4 : Petakan kronologi kejadian dengan menggunakan bantuan
beberapa form dibawah ini :
Form Tabular Timeline
Waktu/kejadian
Kejadian
Informasi tambahan
Good practice
Masalah pelayanan
1. Mengapa
2. Mengapa
3. Mengapa
4. Mengapa
5. mengapa
Ket :
Faktor Kontributor, Komponen & Subkomponen Dalam Investigasi Insiden Klinis
1. Faktor kontribusi external diluar rs komponen :
Regulator dan ekonomi
Peraturan dan kebijakan DEPKES
Peraturan nasional
Hubungan dengan organisasi lain
2. Faktor Kontributor Organisasi Dan Manajemen
Komponen Sub Komponen
SDM a. Ketersediaan
b. Tingkat pendidikan dan keterampilan staf yang
berbeda
c. Beban kerja yang optimal
Lingkungan a. Housekeeping
b. Pengawasan lingkungan fisik
c. Perpindahan pasien antar ruangan
Bentuk TIM
Ketua :
Anggota : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
A. Kasus RCA
IDENTIFIKASI INSIDEN :
INSIDEN “KTD”
Kesalahan Pemberian Obat Rektum melalui Oral
Tentukan TIM
IM : Pasien Sefety Rumah Sakit
Ketua TIM : Ka. TIM Patient Sefety
Sekretaris : Mahasiswa
Anggota : Khoirun Nisa’
Apakah semua area yang terkait sudah terwakili : Ya
Apakah macam-macam & Tingkat pengetahuan yang berbeda yang sudah diwakili
dalam TIM tersebut ? Ya
Siapa yang menjadi Notulen ? Mahasiswa
Tanggal dimulai : 15 Desember 2019
Tanggal Selesai : 17 Desember 2019
Data dan Informasi
A. Observasi langsung: Ruang jaga, tempat meletakkan macam-macam obat
B. Dokumetasi :
1. Rekam medik pasien : TN. K (40 tahun)
No. RM : 10567849
2. SOP : Kesalahan pemberian obat
C. Interview :1 Kepala ruang Marwah
2 Perawat jaga yang bertugas
3 Kepala Bidang Keperawatan
Petakan Kronologis
NARASI
Pukul 07.00
Pasien mengeluh tidak bisa buang air besar sejak masuk rumah sakit (4 hari
yang lalu), perawat A lapor dr. Jaga dan mendapatkan terapi obat Pronalges
Suppositoria 100MG.
Pukul 08.00
Perawat B menyiapkan obat Pronalges Suppositoria 100MG yang akan
diberikan pada pasien Tn. K. Sampai di ruang pasien, pasien baru ke kamar
mandi. Kemudian perawat B kembali ke ruangan. di pintu keluar ruangan bertemu
dengan perawat A, kemudian perawat B ke R. 6 untuk mengantarkan pasien ke R.
Radiologi. Obat Pronalges Suppositoria 100MG perawat A menaruh obatnya
dimeja karena Perawat A mendatangi R. 5 yang membunyikan bel.
Pukul 08.30
Pasien Tn. K (R. 2) membunyikan bel, dan di datnagi oleh perawat C dan
pasien bilang akan diberikan obat, lalu perawat C kembali keruangan dan
mengambil obatnya untuk diberikan kepada Tn. K. Lalu perawat C memberikan
obat kepada pasien dan di minum melalui oral.
Pukul 08.10
Saat berada di ruangan Perawat A menanyakan kepada perawat B dan C
“dimana obatnya pasien Tn. K yang saya letakan dimeja ?” perawat C “Sudah
saya minumkan ke Tn. K” Perawat B “Lho itu Rektum harus di masukan melalui
dubur” Perawat C “saya lupa, karena bentuknya berbeda dari biasanya obat
rektum”
Pukul 08.15
Perawat C lapor kepada dr. jaga, kemudian dr. memeriksanya. Dokter juga
segera melaporkan ke Spesialis penyakit dalam.
Pukul 08.25
Hasil pengukuran TD 140/80 mmHg, Nadi 80 x/menit, RR 20 x/menit.
Pukul 08.30
Pasien Tn. K mengatakan mual muntah karena efek dari obat tersebut. Lalu
dr. memberikan saran untuk minum dan makan buah-buahan yang banyak.
Pukul 09.30
Pasien Tn. K mengatakan sudah tidak terjadi apa-apa. Tidak ada masalah
yang serius, sehingga pasien Tn. K tidak sampai masuk ICU.
Time Line Karena pasien B
menangani pasien
Pasien Perawat lapor dr. jaga lalu lain, maka Tn. Di
mengatakan sulit pasien diberikan terapi tangani oleh
buang air besar Pronalges Suppositoria 100MG. Perawat C
ANALISIS INFORMASI
Masalah Komunikasi antar perawat kurang baik
Mengapa komunikasi antar perawat Serah terima obat tidak dilaksanakan
kurang baik dengan baik
Mengapa serah terima obat tidak Petugas tidak menerapkan budaya sefty
dilaksanakan dengan baik dengan baik
Mengapa tidak menerapkan budaya Petugas terbiasa dengan rutinitas lama,
sefety dengan baik dan belum memahami budaya sefety
Mengapa terbiasa dengan rutinitas Belum adanya kesadaran dalam Sefety
Mengapa belum adanya kesadaran Belum adanya sistem monitoring
untuk berubah dengan baik
Analisi perubahan
Prosedur Ynag Apa Terdapat Apa Perunahan
Prosedur Yang
Dilakukan Saat Bukti Menyebabkan
Normal
Insiden Perubahan Masalah
Identifikasi Tidak Ya Masalah
Kebenaran Jenis mengidentifikasikan
obat, dan pasien jenis obat
Rekomendasi
1. Menyusun sistem monitoring dan evaluasi budaya sefety
2. Pengawasan pelaksanaan tindakan terutama perawat yang baru
3. Membudayakan komunikasi efektif
4. Pembagian tugas yang lebih di optimalkan
5. Adanya pelatihan
6. Menejemen membuat kebijakan tentang resiko lebih di tingkatkan
B. Kasus 2 Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Unit kerja : Poli Umum
Tim FMEA :
Ketua : Bella Sri Alfianti
Anggota : Novita Dwi Nur Hidayah
Titis Dwi Veraa
Qurota A’yun
Peran masing-masing ketua dan anggota
Ketua : memimpin kegiatan analisa resiko
Anggota : mengidentifikasi resiko dan analisis resiko
Peran ketua : memonitoring kegiatan di Poli Umum
Peran anggota : menentukan prioritas masalah yang akan dilakukan analisi dan
melakukan analisis masalah
Peran Tim : menghitung nilai RPN, menyusun rekomendasi perbaikan dan
melaksanakan perbaikan
Matriks FMEA:
Indikator
Failure
No Penyebab Akibat O S D RPN Solusi untuk
modes
validasi
1. Rekam pasien Petugas tidak 6 3 3 54 Pasien Setiap
medik tidak dapat diingatkan untuk pasien
yang membawa mengetahui membawa kartu menggunak
diberikan kartu riwayat berobat/ an buku
berupa berobat kesehatan BPJS/KK setiap rekam
kartu baru dan terapi kali berobat ke medik
yang telah puskesmas
diberikan Menggunakan
family folder
2. Petugas Pasien Kesalahan 6 5 3 90 Ketelitian Tidak ada
lupa mengatri dalam petugas dalam kesalahan
melakukan terlalu mengidentifi mengidentifikasi pengisian
identifikasi lama kasi riwayat pasien selalu rekam
ulang pasien ditekankan medis
3. Anamnesa Keterbatas Riwayat 6 5 4 120 Ditunjuk Tidak ada
dilakukan an waktu alergi pasien petugas yang kesalahan
dengan tidak melakukan pemberian
tidak diketahui anamnesa obat
lengkap legkap termasuk
riwayat alergi
4. Petugas Petugas Vital sign 6 5 4 120 Ditunjuk Seluruh
melakukan terburu- pasien tidak petugas yang pasien
pemeriksa buru diuukur bertanggung dilakukan
an fisik jawab untuk vital sign
namun melakukan vital
tidak sign pada setiap
lengkap pasien
(pengkajian
awal)
Persentase
No Failure modes RPN Kumulatif
komulatif
1 Rekam medik yang 54 54 14%
diberikan berupa kartu
baru
2 Petugas lupa melakukan 90 144 37,5%
identifikasi ulang
3 Anamnesa dilakukan 120 264 68,75%
dengan tidak lengkap
4 Petugas melakukan 120 384 100%
pemeriksaan fisik namun
tidak lengkap
Keterangan : O : Occurence
S : Severity
D : Detectibility
RPN : Risk Priority Number = OxSxD
Cut off point untuk perbaikan di ruang Poli Umun diambil 80% dengan prioritas
utama adalah masalah :
1. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang tidak lengkap
2. Anamnesa dilakukan tidak lengkap
3. Identifikasi ulang tidak dilakukan
Petugas poli umum melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik lain bila
diperlukan
Pelaksanaan:
Perbaikan pelayanan dan sistem kerja di unit Poli umum dilaksanakan
langsung oleh petugas di ruang Poli Umum dan pengkajian awal, dipantau oleh
tim PMKP dan dikoordinasikan langsung kepada kepala Puskesmas. Perbaikan
telah dilakukan dengan cara merubah alur pelayanan mulai dari bulan Maret 2018
Dilakukan koordinasi dengan petugas ruang pelayanan yang lain mengenai
perubahan alur pelayanan, serta diperlukan peran serta resepsionis serta ruang
pelayanan yang lain mengenai sosialisasi perubahan alur pelayanan kepada
pasien.
Lamongan, 19 November 2019
Ketua : Bella Sri Alvianti ..........................................
Anggota : Novita Dwi Nur Hidayah .............................................
Qurota A’yun ..........................................
Titis Dwi Vera ............................................
Mengetahui
Kepala Puskesmas Lamongan
KESIMPULAN
Root Cause (akar masalah), akar atau isu fundamental, adalah titik awal dimana
bila pada titik tersebut diambil suatu tindakan (pencegahan) maka peluang
terjadinya insiden akan berkurang.
RCA diterapkan pada kejadian resiko tinggi, berdampak luas yaitu semua KTD
dan Sentinel. Apabila terjadi insiden lain seperti KTC, KNC dan KPC cukup
dilakukan investigasi sederhana. Setiap proses pengelolaan insiden harus dapat
menetapkan tingkat investigasi dan tindakan yang diperlukan.
FMEA adalah Adalah suatu alat mutu untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci
dan mengenali metode-metode adanya kegagalan/kesalahan dan mencari solusi
dengan melakukan perubahan desain/prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
1. Failure Mode and Effect, Analysis in Health Care : Proactive Risk Reducation,
JCI 3rd ED, 2010
2. MMR UGM, 2009, Bahan Kuliah Blok II, Mad=gister Manajemen RS FK
UGM, Jogja
3. Herkutanto, 2013, Bahan Presentasi Workshop PMKP - Standar Akreditasi RS
4. Materi KKP - RS PERSI