frisca.sirait@yahoo.com
Abstrak
Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan sehingga dapat
mengurangi dan bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul akibat kerja dan akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk
sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang
berperan dalam melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya kesehatan
penunjang. Karena itu semua memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja di rumah sakit. Oleh
sebab itu rumah sakit dituntut dapat menerapkan secara optimal budaya keselamatan dan
kesehatan kerja dengan melakukan pelatihan kepada perawat dan sosialisasi promosi tentang K3
serta menghimbau agar semua tenaga kesehatan selalu bersikap positif terhadap keselamatan
kerja.
dunia kerja saat ini karena tingginya bentuk sarana kesehatan, baik yang
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) kesehatan rujukan dan upaya kesehatan
adalah salah satu bentuk upaya untuk penunjang. Karena itu semua
sehat, bebas dari pencemaran kerja di rumah sakit. Oleh sebab itu,
dan bebas dari kecelakaan kerja dan menyediakan dan menerapkan suatu
penyakit yang timbul akibat kerja dan upaya agar semua sumber daya manusia
yang ada di rumah sakit dapat
terlindungi baik dari penyakit maupun kunci “Kesehatan dan Keselamatan
kecelakaan akibat kerja (Ivana, Kerja”. Artikel yang digunakan adalah
Widjasena & Jayanti, 2014). 14 artikel dan buku yang diterbitkan
sepuluh tahun terakhir.
Pemerintah melakukan berbagai upaya
untuk mengatasi kecelakaan kerja di Hasil
rumah sakit , salah satunya dengan
Berdasarkan hasil analisis dari beberapa
dikeluarkannya Undang- Undang
jurnal dan kajian, didapat bahwa
Nomor 23 tahun 1992 dan Undang-
penerapan keselamatan dan kesehatan
Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
kerja (K3) adalah Perawat yang
penerapan Kesehatan dan Keselamatan
memiliki sikap negative terhadap
Kerja di rumah sakit.
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
Tujuan kerja cenderung berisiko 22 kali
mengalami kecelakaan kerja
Agar kita sebagai perawat maupun
dibandingkan perawat yang bersikap
calon perawat mengetahui betapa
positif; perawat yang tidak mengikuti
pentingnya penerapan kesehatan dan
pelatihan kesehatan dan keselamatan
keselamatan kerja oleh perawat di
kerja berisiko 5 kali mengalami
rumah sakit untuk mengurangi angka
kecelakaan kerja; perawat yang tidak
kecelakaan kerja sehingga perawat
lengkap mendapatkan sosialisasi
berupaya menerapkan K3 yang baikn
promosi keselamatan dan kesehatan
dan benar.
kerja berisiko 14 kali mengalami
Metode kejadian kecelakaan kerja.