Anda di halaman 1dari 6

PENTINGNYA MENERAPKAN K3 DI RUMAH SAKIT

NOVI ASTRI

Email: novi3636re@gmail.com

ABSTRAK

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu isu penting di dunia kerja saat ini
termasuk di lingkungan rumah sakit. Angka kecelakaan kerja di rumah sakit lebih tinggi
dibandingkan tempat kerja lainnya dan sebagian besar diakibatkan oleh perilaku yang tidak
aman. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) harus diterapkan di semua
tempat kerja, termasuk rumah sakit yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi pada petugas kesehatan dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor penyebab sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan
kualitas, keterampilan pekerja yang kurang memadai, serta rendahnya motivasi tenaga kerja yang
berbanding lurus dengan tingginya tingkat stres kerja pada petugas kesehatan.

Latar belakang: Pelaksanaan Kesehatan lingkungan yang pada akhirnya akan


dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah berdampak pada masyarakat luas.
satu bentuk upaya untuk menciptakan
Tujuan: Tujuan dari kajian ini adalah untuk
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
mengetahui bahwa perawat harus terus
pencemaran lingkungan, sehingga dapat
melakukan peningkatan terhadap
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan
pemahaman dalam melakukan asuhan
kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
keperawatan sesuai standar pelayanan rumah
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
sakit.
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak
saja menimbulkan korban jiwa maupun Metode: metode yang digunakan adalah
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, literatur review. Literatur review ini
tetapi juga dapat mengganggu proses menganalisis jurnal, text book, dan e-book
produksi secara menyeluruh, merusak yang relevan dan berfokus pada bagaimana
tentang pengaruh budaya patient safety juga dapat mengganggu proses produksi
terhadap kesembuhan pasien. secara menyeluruh, merusak lingkungan
yang pada akhirnya akan berdampak pada
Hasil: Hasil ini meliputi gambaran
masyarakat luas.
penerapan K3 Oleh Perawat di rumah sakit.
Dari hasil yang di harapkan, perawat harus Aspek Legal K3 RS
 Rumah sakit merupakan tempat kerja
mengetahui pentingnya penerapan K3 Oleh
dimana terdapat karyawan, orang sakit,
Perawat, yang berguna untuk meningkatkan
pengunjung, alat medis dan non medis.
pelayanan kesehatan pada klien dan untuk
Rumah sakit dibangun dilengkapi dengan
keamanan klien.
peralatan yang dijalankan dan dipelihara
PEMBAHASAN untuk sedemikian rupa untuk menjaga dan
mencegah kebakaran serta persiapan dalam
Dalam Undang-Undang nomor 23 tahun
menghadapai bencana maupun kebakaran. 
1992 tentang kesehatan, pasal 23 menyatan
Rumah sakit :
bahwa upaya kesehatan dan keselamatan.
 Padat modal
Kerja ( K3) harus diselenggarakan disemua
 Padat teknologi
tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
 Padat Karya
mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah
 Padat Sistem
terjangkit penyakit atau mempunyai
Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah
karyawan paling sedikit 10 orang.
kesehatan dan keselamatan yang berkaitan
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan dengan tenaga kerja, pekerjaan dan
Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya lingkungan kerja, yang meliputi segala
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, upaya untuk mencegah dan
sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, menanggulangi segala sakit dan kecelakaan
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas akibat kerja.
dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang pada akhirnya dapat Dasar Hukum dan Pedoman :
meningkatkan efisiensi dan produktivitas  UU No.1  /1970 tentang keselamatan
kerja. Kecelakaan kerja tidak saja kerja
menimbulkan korban jiwa maupun kerugian  UU No.23 /1992 tentang kesehatan
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi
 Permenkes RI No. 986/92 tentang
kesehatan lingkungan RS Berdasarkan hasil analisis dari beberapa
 Permenkes RI No. 472 tahun 1996 jurnal, seorang perawat perlu bersikap
tentang pengamanan bahan berbahaya bagi positif terhadap keselamatan dan kesehatan
kesehatan kerja, mengikuti pelatihan yang berkaitan
 SK Menkes No.351 tahun 2003 dan mendukung program keselamatan kerja
tentang Komite K3 sektor Kesehatan di rumah sakit serta turut aktif ikut dapat
 Permenaker no.05/Men/1996 tentang sosialisasi promosi kesehatan dan
Sistem Manajemen Keselamatan dan keselamatan kerja. Perawat sebaiknya selalu
Kesehatan Kerja bersikap positif terhadap prosedur
 Keputusan Dir.Jen. P2PLP nomor pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
1204 tahun 2004 tentang persyaratan kerja dalam bentuk mendukung atau
kesehatan lingkungan rumah sakit menyetujui segala program K3 khususnya
 Pedoman K3 di rumah sakit th 2006 untuk pencegahan kecelakaan kerja maka
( BinKesja DepKes ) diusahakan adanya sikap yang pro aktif
 Pedoman teknis pengelolaan limbah untuk mengaplikasikan ilmu baru tentang
klinis dan desinfeksi dan sterilisasi di rumah pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
sakit tahun 2002. kerja. Perawat juga sebaiknya mengikuti
pelatihan dan mengaplikasikan ilmu yang
Sistem Manajemen K3-RS didapat dalam melaksanakan tugas yang
Merupakan bagian  dari sistem manajemen mengacu pada prosedur K3 terutama untuk
RS secara keseluruhan yang meliputi pencegahan kejadian kecelakaan kerja.
struktur organisasi, perencanaan, tanggung Untuk itu , perlu dilaksanakan pelatihan K3
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan oleh komite K3RS yang lengkap dan secara
sumber daya yang dibutuhkan bagi berkala nagi seluruh perawat agar memiliki
pengembangan, penerapan, pencapaian, dan pengetahuan dan keterampilan dalam
pemeliharaan kebijakan kesehatan dan pelaksanaan tugas sesuai prosedur. Perlu
keselamatan kerja dalam rangka juga dilakukan media sosialisasi untuk
pengendalian resiko yang berkaitan dengan memberikan promosi keselamatan dan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja kesehatan kerja yang mudah dan dapat
yang sehat, aman, efisien, dan produktif.
diakses oleh seluruh perawat sehingga memberikan contoh dan dapat mengajak
promosi K3 dapat terlaksana dengan baik. pihak manajemen dan pekerja secara
bersama-sama memperlancar proses
Berdasarkan data studi pendahuluan,
pelaksanaan K3 (Cooper, 2001).
sejumlah kecelakaan kerja masih terjadi di
Berdasarkan penjelasan tersebut telah
RS ini. Sebelum adanya Panitia K3 RS, pada
diketahui berbagai alasan perlunya
2012 terdapat satu kecelakaan pada tenaga
dilakukan usaha program K3 RS untuk
kebersihan. Kejadian ini tidak tercatat
mengendalikan, meminimalisasi dan bila
karena pada saat itu hanya ada tim
memungkinkan untuk menghilangkan
Keselamatan Pasien. Data kecelakaan di RS
bahaya yang timbul untuk memberikan
“X” yang terlaporkan selama tahun 2014
perlindungan kepada pasien, pengunjung,
sebanyak dua orang yang berasal dari unit
pekerja, dan masyarakat sekitar RS. Oleh
teknik.
karena itu, maka penelitian ini dilakukan.
Adanya data kecelakaan tersebut
PENUTUP
menunjukan bahwa masih belum optimalnya
pengendalian manajemen dalam hal ini Pelaksanaan K3 di rumah sakit ditujukan
komitmen manajemen dalam penerapan pada 3 hal utama yaitu SDM, lingkungan
program K3 RS “X” Surabaya. kerja dan pengorganisasian K3 dengan
menggalakkan kinerja P2K3 (Panitia
Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja
Pembina atau Komite K3) di Rumah Sakit.
tersebut tidak lepas dari fungsi penerapan
Setiap Rumah Sakit wajib melaksanakan
K3 pada semua unit kerja. Penyebab umum
pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja.
dari masalah tersebut adalah sebanyak 85%-
95% insiden di atas diakibatkan oleh KESIMPULAN
perilaku tidak aman atau kesalahan manusia
Berdasarkan analisis hasil penelitian
yang hanya dapat dikendalikan oleh system
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
manajemen. Pengendalian sistem
signifikan antara komitmen manajemen
manajemen yang kurang, menunjukkan
berupa kebijakan K3, pendanaan, SDM K3
bahwa belum optimalnya komitmen di
dan sarana prasarana dengan pengetahuan
dalam organisasi. Cooper berpendapat
responden terkait K3. Semakin baik
bahwa pejabat bidang K3 seharusnya
komitmen manajemen tidak menjadikan
merupakan pekerja senior sehingga mampu
pekerja untuk memiliki pengetahuan yang Industrial Hygiene and Occupational
Health. 2 (2): 102-111
lebih baik. Ada hubungan signifikan antara
pelatihan K3 dengan pengetahuan, meskipun 4. Putri, Sentya,dkk. (2018).
Pelaksanaan Keselamatan dan
penilaian responden tersebut tentang
Kesehatan Kerja Terhadap Kejadian
pelatihan K3 kurang namun masih termasuk Kecelakaan Kerja Perawat Rumah
Sakit. Jurnal Endurance,03(02), 271-
baik.
277
SARAN
5. Ibrrahim, hasbi dkk. (2017).
Sebaiknya tetap dilakukan pelatihan secara GAMBARAN PENERAPAN
STANDAR MANAJEMEN
rutin meskipun tingkat pengetahuan pada KESELAMATAN DAN
responden tentang K3 sudah baik. KESEHATAN KERJA RUMAH
SAKIT DI RUMAH SAKIT UMUM
DAFTAR PUSTAKA DAERAH HAJI MAKASSAR.
Public Health Science Journal. 9
(2):160-173
1. Salmawati, lusia., DW, Sumarni .,
6. Hanifa nida dini dkk. (2017).
Soebijanto3. (2015). HUBUNGAN
Hubungan Pengetahuan dengan
PENERAPAN SISTEM
Upaya Penerapan K3 pada Perawat.
MANAJEMEN KESELAMATAN
Bandung Meeting on Global
DAN KESEHATAN KERJA
Medicine & Health (BaMGMH).
DENGAN MOTIVASI KERJA
1(1): 144-149
DAN STRES KERJA PADA
PERAWAT DI RUMAH SAKIT
7. Aditama, Candra Yoga, 2002.
UMUM ANUTAPURA PALU.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Jurnal manajemen pelayanan
Jakarta, Universitas Indonesia: 12.
kesehatan. 18 (1): 4-6

2. Nazirah, riska dan Yuswardi. 8. Putri,S., Santoso., Rahayu, E. P.


(2017). PERILAKU PERAWAT (2018). Pelaksanaan keselamatan dan
DALAM PENERAPAN kesehatan kerja terhadap kejadian
MANAJEMEN KESEHATAN DAN kecelakaan kerja perawat rumah
KESELAMATAN KERJA (K3) DI sakit. Jurnal Endurance, 3(2), 271-
ACEH. Idea Nursing Journal. 8 (3): 277.
1-6

9. Hasibuan, rahmat. (2017).


PENGARUH KESEHATAN DAN
3. Alayyannur Ayuni putri. (2018). KESELAMATAN KERJA,
KORELASI KOMITMEN PELATIHAN DAN KERJA TIM
MANAJEMEN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA TENAGA
K3 DENGAN PENGETAHUAN DI MEDIS DI RUMAH SAKIT BUDI
RUMAH SAKIT “X”. Journal of
KEMULIAAN BATAM. Dimensi. 6
(2): 323-340

10. Harus, B. D., & Sutriningsih, A.


(2015). Pengetahuan perawat tentang
keselamatan pasien dengan
pelaksanaan prosedur keselamatan
pasien rumah sakit (KPRS) di rumah
sakit panti waluya sawahan malang.
Jurnal CARE, 3(1), 25-32.

11. Simamora, R. H. (2018). Buku ajar


keselamatan pasien melalui timbang
terima pasien berbasis komunikasi
efektif: SBAR. Medan: USUpress.

12. Simamora, R. H. (2019). Buku ajar


pelaksanaan identifikasi pasien.
Uwais Inspirasi Indonesia

Anda mungkin juga menyukai