Anda di halaman 1dari 204

SEJARAH

INDONESIA
Oleh Dra. Nurmin
BAB 2
Corak Kehidupan dan
Hasil-hasil Budaya Masa
Praaksara Indonesia
KOMPETENSI
DASAR
• Memahami perkembangan bumi dan munculnya
makhluk hidup;
• Memahami terbentuknya kepulauan Indonesia;
• Memahami corak kehidupan dan hasil-hasil budaya
pada masa praaksara Indonesia;
• Memahami hasil-hasil kebudayaan Nusantara pada
masa praaksara tingkat lanjut
A. Perkembangan Bumi dan
Munculnya Makhluk Hidup
1. Asal-usul Bumi dan Makhluk Hidup

Ilmuwan meyakini awal mula terbentuknya alam


semesta (termasuk bumi) adalah terjadinya apa yang
disebut Big Bang (Ledakan Dahsyat atau Dentuman
Besar) sekitar 13,7 miliar juta tahun lalu.
Ledakan tunggal ini melontarkan materi dalam jumlah
besar ke segala penjuru alam semesta. Materi ini
kemudian mengisi alam semesta dalam bentuk bintang,
planet, debu kosmis, asteroid/meteor, energi dan partikel
lainnya, atau ringkasnya bahwa materi ini membentuk
system tata surya.
GAMBAR SUPER ATOM DARI TEORI BIGBEN
BERSATUNYA KEMBALI SEMUA
DARATAN DI BUMI
PANGEA
PANGEA DATARAN KUNO
Pangea atau Pangaea disebut juga Pangeae adalah
Superbenua yang ada selama era akhir Paleozoikum
dan awal Mesozoikum, terbentuk sekitar 300 juta
tahun yang lalu dan mulai retak sekitar 200 juta
tahun yang lalu, sebelum
komponen benua dipisahkan menjadi konfigurasi
mereka saat ini.
Menurut teori geologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang bumi
secara keseluruhan, proses perkembangan bumi dibagi menjadi empat
tahapan masa, yaitu:

Arkaekum Paleozoikum

Mesozoikum Neozoikum
Arkaekum

Arkaekum atau Azoikum berlangsung sekitar 2,5


miliar tahun yang lalu. Pada saat itu kulit bumi masih
panas dan merupakan gumpalan bola gas panas yang
berputar pada porosnya, sehingga tidak ada kehidupan
pada saat itu.
Paleozoikum
Paleozoikum atau sering pula disebut sebagai zaman primer atau zaman
hidup tua berlangsung sekitar 500-245 juta tahun yang lalu. Secara berangsur
temperatur bumi mendingin dan mulai terlihat adanya tanda-tanda kehidupan
berupa mikroorganisme, ikan, amfibi, reptile dan binatang tidak bertulang
belakang.
Zaman kehidupan pertama di bumi terbagi menjadi beberapa tahap kehidupan,
yaitu:
1) Cambrium, ada kehidupan amat primitif seperti kerang dan ubur-ubur.
2) Silur, mulai ada kehidupan hewan bertulang belakang, misalnya, ikan.
3) Devon, mulai ada binatang merayap jenis reptil.
4) Perm, mulai ada hewan darat, ikan air tawar, dan amfibi
Mesozoikum
Mesozoikum atau sering pula disebut sebagai zaman sekunder atau zaman
hidup pertengahan berlangsung sekitar 245-65 juta tahun yang lalu.
Pada zaman pertengahan ini, reptil berkembang dan menyebar ke seluruh
dunia sehingga pada zaman ini sering pula disebut sebagai zaman reptil sebab
muncul reptil yang besar seperti Dinosaurus dan Atlantosaurus. Zaman ini
terbagi menjadi tiga, yaitu:
1) Trias, terdapat kehidupan ikan, amfibi dan reptil.
2) Jura, terdapat reptil dan sebangsa katak.
3) Calcium, terdapat burung pertama dan tumbuhan berbunga.
Neozoikum
Pada masa ini hewan berukuran besar sudah mulai jauh berkurang. Masa ini
dibedakan menjadi dua zaman, yaitu:
1) Tersier, berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu dan muncul jenis primata
seperti kera.
2)Kuarter, zaman ini dibagi lagi kedalam dua kala, yaitu kala Pleistosen/Diluvium
dan kala Holosen/Aluvium. Pada kala Pleistosen diperkirakan manusia purba
mulai muncul, dan pada kala Holosen manusia purba telah berkembang lebih
sempurna lagi, yaitu jenis Homo sapiens dengan ciri-ciri seperti manusia
sekarang.
2. Perkembangan Makhluk Hidup

Ada banyak teori tentang munculnya kehidupan di bumi. Berikut tiga


teori diantaranya:

teori Harold teori teori


Urey Darwin Kreasionisme

Kemunculan seketika
Kehidupan pertama Manusia sekarang makhluk hidup tanpa
kali di udara adalah bentuk kaitannya dengan
(atmosfer) sempurna dari sisa- leluhur yang primitif
sisa kehidupan disebut penciptaan
purbakala oleh Tuhan
1.TEORI HAROLD UREY
Teori Evolusi Kimia Menurut Harold Urey (1893)
Harold Urey adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika
Serikat. Dia menyatakan bahwa pada suatu saat atmosfer
bumi kaya akan molekul zat seperti Metana (CH4), Uap air
(H2O), Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2) yang
semuanya berbentuk uap. Karena adanya pengaruh energi
radiasi sinar kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah
reaksi diantara zat-zat tersebut menghasilkan zat-zat hidup.
Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut biasa dikenal
dengan teori Urey.
2. TEORI DARWIN
Charles Robert Darwin, (12 Februari 1809 – 19 April 1882)
adalah seorang naturalis dan ahli geologi Inggris, paling dikenal
untuk kontribusinya kepada teori evolusi. Dia menetapkan bahwa
semua spesies dari kehidupan telah diturunkan dari waktu ke
waktu dari nenek moyang bersama, dan dalam publikasi bersama
dengan Alfred Russel Wallace memperkenalkan teori ilmiah
 bahwa pola percabangan evolusi dihasilkan dari sebuah proses
yang dia sebut seleksi alam, di mana perjuangan untuk eksistensi
 memiliki efek yang sama dengan seleksi buatan yang terlibat
dalam pemuliaan selektif.
LANJUTAN…
Darwin menerbitkan teori evolusi dengan bukti kuat dalam buku
tahun 1859-nya On the Origin of Species, mengatasi penolakan
ilmiah dari konsep awal dari transmutasi spesies. Pada 1870-an, 
komunitas ilmiah dan banyak dari masyarakat umum menerima 
evolusi sebagai fakta. Namun, banyak yang menyukai penjelasan
yang menentang dan itu tidak diakui sampai munculnya sintesis
evolusi modern dari tahun 1930-an sampai tahun 1950-an bahwa
konsensus yang luas dikembangkan di mana seleksi alam adalah
mekanisme dasar evolusi. Dalam bentuk yang dimodifikasi,
penemuan ilmiah Darwin adalah teori pemersatu ilmu kehidupan,
menjelaskan keanekaragaman kehidupan.
LANJUTAN…
Campur tangan ini dapat dilihat entah sebagai suatu tindakan penciptaan
 dari ketiadaan (ex nihilo), atau dengan munculnya ketertiban dari khaos (
demiurgos) yang ada sebelumnya. Dalam pengertian modern,
istilah kreasionisme secara khusus dihubungkan dengan suatu jenis 
fundamentalisme Kristen konservatif yang bertabrakan dengan berbagai
aspek dari ilmu pengetahuan. Di kalangan ilmuwan, kreasionisme adalah
termasuk pseudosains, yang tidak sesuai dengan metode ilmu pengetahuan.
Menurut penantang kreasionisme, pendukung kreasionisme tidak dapat
mengusulkan suatu teori penciptaan yang bisa difalsifikaikan atau bisa
diteliti dengan memakai instrumen ilmu pengetahuan.
3. TEORI KREASIONISME
Kreasionisme sebagaimana dalam agama-agama
Abrahamik, adalah kepercayaan bahwa manusia,
kehidupan, bumi, dan seluruh jagat raya
mempunyai asal-usul secara ajaib yang dihasilkan
oleh campur tangan adikodrati suatu keberadaan
yang maha tinggi yang umumnya disebut Tuhan.
B. Terbentuknya Kepulauan
Indonesia
Terbentuknya Kepulauan Indonesia
dipengaruhi oleh tiga faktor utama, antara
lain:

1) Gerakan (tenaga) 2) Perubahan Iklim 3) Letusan Gunung


Endogen dan Api
Eksogen
Endogen adalah tenaga Perubahan iklim terjadi Keadaan bumi yang
yang berasal dari dalam karena adanya zaman belum stabil penyebab
bumi yang menyebabkan glasial dan interglasial, seringnya terjadi bencana
perubahan pada kulit bumi. alam, seperti gunung
terutama di bagian bumi
Eksogen adalah tenaga meletus, gempa bumi dan
yang berasal dari luar
utara dan selatan.
tsunami.
bumi.
PERBEDAAN GLASIAL DAN
INTERGLASIAL
Perbedaan Zaman Glasial dan Interglasial:
1. Zaman Glasial, atau Zaman Es, adalah masa dimana suhu
bumi secara global mengalami penurunan
(pendinginan), banyak terbentuk lapisan es di kutub
Bumi (baik Kutub Utara maupun Kutub Selatan)
dan penurunan permukaan laut.

2. Sebaliknya, pada Zaman Interglasial, terjadi suhu bumi


meningkat, akibatnya banyak es di kutub Bumi yang mencair.
Ini menyebabkan peningkatan permukaan laut, terbentuknya
selat dan perairan baru, dan terpisahnya daratan menjadi
pulau-pulau.  
KONDISI FISIK, WILAYAH, DAN PENDUDUK INDONESIA 
C. Corak Kehidupan dan Hasil-hasil
Budaya Manusia Pada Masa Praaksara
Indonesia
1. MASA BERBURU DAN MENGUMPULKAN MAKANAN TINGKAT SEDERHANA .
a.ASAL USUL MANUSIA PURBA
DI INDONESIA
c. Teori Nusantara

 Dalam teori Nusantara disebutkan bahwa manusia Indonesia berasal dari bangsa
Indonesia itu sendiri, bukan melalui proses migrasi dari daerah lain. Teori Nusantara
didukung oleh Mohammad Yamin, J. Crawford, Sutan Takdir Alisyahbana, dan Gorys
Keraf.
 Dasar teori Nusantara ini mencakup beberapa hal. Pertama, teori Nusantara berdasarkan
pada bangsa Melayu merupakan bangsa yang telah memiliki peradaban yang tinggi.
Pandangan itu didasari oleh hipotesis bahwa bangsa Melayu sudah melalui proses
perkembangan budaya sebelumnya. Kesimpulannya bangsa Melayu berasal dan
berkembang di Nusantara, bukan dari luar yang berpindah ke wilayah Nusantara.
b. KARAKTERISTIK FISIK MANUSIA
PURBA DI INDONESIA
1. MEGANTHROPUS
1. MEGANTROPUS PALEOJAVANICUS

Fosil manusia purba ini ditemukan pertama kali oleh Von Koenigswald di daerah Sangiran, Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1936. Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia
prasejarah yang berbadan tegap dan memiliki rahang yang sangat kuat dan besar
Lanjutan
Meganthropus Paleojavanicus
Meganthropus Paleojavanicus adalah
manusia prasejarah terbesar dan tertua
di Indonesia. Oleh karena itu,
pemberian namanya terdiri dari
gabungan kata megan =
besar, anthropus = manusia, paleo =
tua, javanicus = dari Jawa.
Lanjutan
Meganthropus diperkirakan hidup 2 juta
sampai 1 juta tahun yang lalu, pada masa
Paleolithikum atau
ZamanBatuTua. Meganthropus memiliki
kelebihan pada bentuk tubuhnya yang
lebih besar dibandingkan manusia purba
lainnya.
Lanjutan
Berikut ini ciri-ciri manusia purba Meganthropus
Paleojavanicus:
•Tinggi badan 165 cm – 180 cm
•Berbadan tegap
•Volume otak 900 cc
•Bentuk kening menonjol dan tebal, melintang sepanjang
pelipis
•Tidak memiliki dagu
•Berhidung lebar
•Struktur rahang kuat dan besar
lanjutan
Contoh Manusia purba Megantropus
Paleojavanicus
LANJUTAN
2. PITHECANTHROPUS
 Terdiri dari:
Pithecanthropus Erektus
Berikut ciri-ciri Pithecanthropus:
•Badan tegap, tapi tidak setegap
Meganthropus.
•Tinggi badannya sekitar 165-180
sentimeter.
•Tulang rahang dan geraham kuat,
bagian kening menonjol.
•Hidung lebar dan tidak berdagu.
•Volume otak belum sempurna,
kapasitasnya hanya 750-1.300 cc.
•Tulang atap tengkorak tebal dan
berbentuk lonjong.
Pithecanthropus Mojokertensis
Lanjutan
Ciri
 Ciri Manusia Purba Pithecanthropus Mojokertensis
Berikut ini adalah ciri-ciri manusia purba pithecanthropus
mojokertensis :
•Memiliki badan tegap
•Tidak mempunyai dagu
•Memiliki kening yang menonjol
•Tinggi badan 165-180 cm
•Mempunyai volume otak 750 – 1.300 cc
•Tulang geraham dan rangnya lebih kuat
•Tulang tengkorak tebal
•Memiliki tulang tengkorak yang lonjong
•Hidup sekitar 2 sampai 2,5 juta tahun yang lalu
Lanjutan
 Ciri-ciri
Pithecanthropus robustus diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai badan yang tegap, tetapi tidak seperti

perawakan Meganthropus
2. Mempunyai tinggi badan antara 165 – 180 cm.
3. Mempunyai gigi geraham dan tulang rahang
yang kuat.
4. Mempunyai bagian kening yang menonjol.
lanjutan
Berikut ciri-ciri pithecanthropus soloensis yaitu:
Kapasitas otaknya berkisar antara 750 sampai 1350 cm³
1.Tinggi tubuh mencapai 165 sampai 180 cm
2.Memekan tumbuhan dan berburu
3.Memiliki gigi geraham yang besar dan rahang yang kuat
4.Hidung yang lebar
5.Tidak memiliki dagu
6Tonjolan dibagian kening tebal dan melintang
7.Dibagian tengkuk memiliki otot yang masih cukup lebar
8.Menonjol dibagian tulang pipi
9.Bagian tempurung tengkorak berbentuk lonjong
10.Pada bagian dahi bentuknya lebih tinggi dan terisi, dibandingkan
dengan pithecanthropus mojokertensis dan pithecanthropus erectus
3. HOMO ( MANUSIA )
Ciri – Ciri Homo Soloensis
• Mempunyai volume otak antara 1000
sampai dengan 1200 cc.
• Otak kecil dari homo soloensis berukuran
lebih besar dibanding otak kecil pada
manusia Pithecanthropus Erectus.
• Tengkorak kepaka berukuran lebih besar,
kalo dibandingkan dengan Pithecanthropus
Erectus.
Jenis manusia homo soloensis
Ciri – Ciri
 Homo Wajakensis
•Mempunyai suatu tinggi sekitar 1,30 sampai 2,10
meter.
•Ada tulang dahi yang panjang.
•Terdapat bentuk pipi yang menonjol ke samping.
•Mempunyai kapasitas volume otak sekitar 1350
cm³ sampai 1450 cm³ dan otak sekitar +1.300
cm³.
•Mempunyai bentuk tulang yang besar dan otot
yang kuat.
Manusia Homo Wajakensis
c. Homo Floriensis
Lanjutan

 Ciri-ciri fisik manusia purba Homo floresiensis yakni sebagai berikut:


• Memiliki ukuran tubuh yang kerdil.
• Memiliki tengkorak yang relatif panjang dan rendah.
• Mempunyai ukuran otak yang sangat kecil.
• Memiliki volume otak sebesar 380 cc.
• Memiliki rahang yang menonjol.
• Mempunyai dahi yang sempit.
• Mempunyai berat badan 25 Kg.
Jenis Manusia Floriensis
Lanjutan
Ciri - ciri manusia purba Homo Sapiens yaitu:
• Berjalan dan berdiri homo sapiens dengan tegak.
• Memiliki volume otak 1650cc.
• Memiliki muka datar dan lebar.
• Akar hidung yang lebar.
• Memiliki busur kening yang menonjol dan terlihat
nyata.
• Sedikit menonjol dibagian mulut.
Jenis Manusia purba Homo Sapiens
ZAMAN PRA AKSARA DI BAGI BERDASARKAN
ARKEOLOGI DAN MATA PENCAHARIAN :

1. Paleolitikum 2.Mesolitikum

4.Megalitikum
3. Neolitikum
1. ZAMAN BATU TUA ATAU PALEOLITIKUM.
zaman ini adalah masa berburuh dan mengumpulkan makann tingkat
sederhana.
Paleolitikum berasal dari Bahasa Yunani yaitu palaios berarti purba dan
lihtos berarti batu,karena alat penunjang utama untuk ber buru dan
mengumpulkan makanan terbuat dari batu contoh:
Kapak genggam / perimbas, alat serpih,kayu dan tulang binatang, pola
hidup seperti ini disebut foot gathering, bertempat tinggal nomaden.
Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup
pada zaman Paleolitikum adalah: Meganthtropus Paleojavanicus,
Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, dan Homo Soliensis.
Fosil ini ditemukan di aliran sungai Bengawan Solo
Ciri-ciri kehidupan manusia purba
pada masa food gathering adalah
•Mendapatkan makanan langsung dari alam.
•Menggunakan perkakas atau alat yang
langsung diambil dari alam (tidak diasah
terlebih dahulu).
•Memiliki pencaharian yaitu berburu dan
mengumpulkan makanan yang diambil
langsung dari alam.
Sejarah Budaya Kapak Perimbas Di Seluruh Dunia
Kapak Perimbas
Kapak Perimbas
Keberadaan kapak ini diketahui sudah ada
ketika zaman paleolitikum atau juga disebut
dengan zaman batu. Pada zaman ini semua
alat-alat rumah tangga dan berburu berasal
dari batu. Kapak ini digunakan selama periode
2,6 juta tahun yang lalu hingga 1,7 juta tahun
yang lalu. Budaya menggunakan peralatan
dari batu ini juga ditemukan di wilayah Eropa,
Asia Timur, Afrika, dan Timur Tengah
  Kapak Persegi
Kapak Perimbas Di Indonesia
Pembuatan Kapak Perimbas
Penelitian tentang kapak ini di Indonesia dimulai
pada tahun 1935. Pada saat itu arkeolog
Koeningsswald melakukan penelitian di wilayah
Punung, Pacitan, Jawa Timur. Koeningsswald
berpendapat jika temuan alat bantu yang ada di
Pacitan memiliki kebudayaan yang sama pada daerah
Eropa di awal zaman paleolitik.
Daerah yang telah ditemukannya kapak
perimbas adalah Lahat di Sumatera Selatan,
Kalianda di Lampung, Awalbangkal di
Kalimantan Selatan, Cabbege di Sulawesi
Selatan, Sembira dan Trunyan di Bali, Batutring
di Sumbawa, dan Nusa Tenggara Timur.
Keberadaan kapak ini diketahui sudah ada
ketika zaman paleolitikum atau juga disebut
dengan zaman batu. Pada zaman ini semua
alat-alat rumah tangga dan berburu berasal
dari batu. Kapak ini digunakan selama periode
2,6 juta tahun yang lalu hingga 1,7 juta tahun
yang lalu. Budaya menggunakan peralatan
dari batu ini juga ditemukan di wilayah Eropa,
Asia Timur, Afrika, dan Timur Tengah
Kapak genggam ditemukan oleh seorang bernama Ralph von
Koenigswald pada tahun 1935 di Punung Kabupaten Pacitan.
ALAT SERPIH (FLAKE).
Lanjutan
Ciri-Ciri Alat Serpih
Berikut ini analisis ciri-ciri alat serpih, antara lain :
•Alat dari bahan batuan seperti batu tufa, gamping
dan endap.
•Bentuknya surut (serut ujung, serut cekung, serut
gigir) dan lancip (lengkung dan oval).
•Ada juga alat serupa yang bentuknya membulat,
meruncing dan cekung.
•Ukurannya kecil, antara 2 hingga 10 cm,
tergantung tempat penemuannya. Setiap tempat
berbeda-beda.
•Bentuknya memperlihatkan kerucut pukul yang
jelas.
•Di Indonesia, alat ini berasal dari masa Plestosen
Tengah dan Atas.
•Pembuatannya dengan teknik Clacton.
KAPAK PENETAK
KAPAK PENETAK
Lanjutan

Ciri cirinya : Kapak penetak memiliki bentuk yang hampir sama


dengan kapak perimbas. Kapak penetak bentuknya lebih besar dan
cara pembuatannya masih kasar bila dibanding kapak perimbas.
Kapak penetak memiliki ciri tajamannya dibentuk liku-liku dengan
cara penyerpihan yang dilakukan berselang-seling pada kedua sisi
tajamannya.

Fungsinya : untuk merimbas kayu-kayuan, merimbas buah-buahan,


merimbas daging dan tulang, serta untuk mengemburkan tanah agar
lebih subur.
Gunungan Sampah Pantai atau
Kjokkenmoddinger
  KAPAK SUMATERA
BATU PIPISAN
BATU PIPISAN JAMU
GANDIK & PIPISAN BATU: PAPAN PENGGILASAN JAMU
DAN OBAT TRADISIONAL
MATA PANAH
ALAT SERPIH
2. Mesolitikum 
Mesolitikum atau Zaman Batu Madya (Bahasa Yunani: mesos "tengah", lithos batu) adalah suatu periode dalam
perkembangan teknologi manusia, antara Paleolitik atau Zaman Batu Tua dan Neolitik atau Zaman Batu Muda.

Pada zaman mesolitikum di Indonesia, manusia hidup tidak jauh berbeda dengan zaman paleolitikum,
yaitu dengan berburu dan menangkap ikan, tetapi manusia pada masa itu juga mulai mempunyai
tempat tinggal agak tetap dan bercocok tanam secara sederhana. [3] Tempat tinggal yang mereka pilih
umumnya berlokasi di tepi pantai (kjokkenmoddinger) dan goa-goa (abris sous roche) sehingga di
lokasi-lokasi tersebut banyak ditemukan berkas-berkas kebudayaan manusia pada zaman itu.

Kjokkenmoddinger.

Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur dari zaman mesolitikum yang ditemukan di sepanjang pantai
timur Pulau Sumatra.[4] Hal ini diteliti oleh Dr. P. V. van Stein Callenfels pada tahun 1925 dan menurut
penelitian yang dilakukannya, kehidupan manusia pada saat itu bergantung dari hasil menangkap siput
 dan kerang karena ditemukan sampah kedua hewan tersebut setinggi 7 meter.[4] Sampah dengan
ketinggian tersebut kemungkinan telah mengalami proses pembentukan cukup lama, yaitu mencapai
ratusan bahkan ribuan tahun.[4] Di antara tumpukan sampah tersebut juga ditemukan batu penggiling
 beserta landasannya (pipisan) yang digunakan untuk menghaluskan cat merah. [4] Cat tersebut
[4]
 

Abris Sous roche 


Abris sous roche adalah goa menyerupai ceruk batu karang yang digunakan manusia sebagai
tempat tinggal.[4] Penelitian mengenai kebudayaan Abris sous roche ini juga dilakukan oleh van Stein
Callenfels pada tahun 1928-1931 di Goa Lawu dekat Sampung, Ponorogo (Madiun).[5] Alat-alat yang
ditemukan lebih banyak terbuat dari tulang sehingga disebut sebagai Sampung Bone Culture.[5] Di
daerah Besuki (Jawa Timur), van Heekeren juga menemukan kapak Sumatra dan kapak
pendek. Abris sous roche juga ditemukan pada daerah Timor dan Rote oleh Alfred Buhler yang
menemukan flakes culture dari kalsedon bertangkai dan hal ini diduga merupakan peninggalan
bangsa Papua Melanesoide.[6]. Hasil kebudayaan Abris sous roche juga ditemukan di Lamancong (
Sulawesi Selatan) yang biasa disebut kebudayaan Toala[4]. Kebudayaan Toala ditemukan pada suatu
goa yang disebut Goa Leang Pattae dan inti dari kebudayaan ini adalah flakes dan pebble[4]. Selain
Toala, para ahli juga menemukan kebudayaan Bacson-Hoabinh dan Bandung di Indonesia. Bacson-
Hoabinh diperkirakan merupakan pusat budaya prasejarah Indonesia dan terdiri dari dua macam
kebudayaan, yaitu kebudayaan pebble (alat-alat tulang yang datang dari jalan barat) dan
kebudayaan flakes (datang melalui jalan timur)[4]. Sementara itu, penelitian kebudayaan Bandung
 dilakukan oleh van Koenigswald di daerah Padalarang, Bandung Utara, Cicalengka,
BanjarabSoreang, dan sebelah barat Cililin. Kebudayaan yang ditemukan berupa flakes yang
3. Kebudayaan tulang dari sampung (sampung bone culture)
Karena sebagian besar yang ditemukan adalah alatat yang terbuat dari tulang maka oleh para arkeolog disebut
sebagai sampung bone culture.

4. Kebudayaan bacson-hoabinh
Bacson hoabinh merupakan kebudayaan yang ditemuka di dalam bukit-bukit kerang dan gua di Indo-china,
sumatera timur, dan melaka.
Terdapat alat seperti batu giling yang ditemukan di gua itu.
Peninggalan yang satu ini cukup unik, kalau ada orang yang meninggal, mayatnya diposisikan dengan posisi
berjongkok kemudian diberi cat warna merah. Tujuan pemberian cat tersebut katanya sih “supaya
mengembalikan hayat kepada mereka yang masih hidup”

5. Kebudayaan toala
Sebagian besar kebudayaan toala membuat alatnya dari batu yang menyerupai batu api dari eropa, seperti
kaleson, jaspis, obsidian dan kapur.
Budaya ini beda dengan bacson-hoabinh. Kalau ada yang meninggal, dia akan dikuburkan didalam gua dan
kalau tulang belulangnya telah mengering akan diberikan kepada keluarganya sebagai kenang-kenangan.
3. Zaman Neolitikum.

 
3. Zaman Neolitikum
 

 
3. Zaman Neolitikum
 

 
3. Zaman Neolitikum
 

 
rabah yang dihasilkan masih
dalam bentuk animisme dan
iring dengan
misme, berkembang pula bangunan
berundak-undak, kuburbatu, dan
HASIL KEBUDAYAAN PRA AKSARA TINGKAT LANJUT:

Tradisi Lisan dan Folklor


Contoh tradisi lisan yang dapat diambil adalah:

1. Didong yang berasal Suku Gayo.


2. Tanggomo dari Gorontalo.
3. Rabab Pariaman dari Suku Minangkabau
4. Wayang
5. Mak yong
6. Wayang beber
CONTOH FOLKLOR

1. Malin Kundang (cerita rakyat dari Sumatra Barat)


2. Asal mula gunung Tangkuban Perahu (cerita rakyat dari Jawa
Barat)
3. Gunung lokon

Anda mungkin juga menyukai