Anda di halaman 1dari 60

SURVEILANS KESEHATAN

MASYARAKAT I
Pengantar
Sistim pengawasan dilaksanakan dengan mengumpulkan sejumlah
informasi pokok yang digunakan sebagai petunjuk bagi pengambilan
keputusan di berbagai tingkat sektor kesehatan yang menyangkut
rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi terhadap pencegahan penyakit
serta kegiatan monitoring.
Pengambilan keputusan berdasarkan data yang efektif pada integrasi
sistim pengawasan yang lebih kecil yang dikembangkan untuk dipakai
secara lokal, didukung oleh pengumpulan data yang terpusat dan
kegiatan proses yang dapat memberikan pemakai umpan balik yang
memudahkan pengambilan keputusan lokal yang layak.
Pengantar
Informasi
Manajemen

Informasi
utama untuk
Perencanaan

Informasi
Epidemiologi
Pengantar
Informasi Manajemen

Pengambilan keputusan Efektif


Alokasi / penggunaan Sumberdaya
Keuangan & proses pembelian

Pengawasan & kontrol


Administrasi proyek
Sistim pelaporan
Pengantar
Informasi Epidemiologi

Yang berhubungan dengan penyakit


Wabah yang bersifat gawat darurat
Siaga bencana dan keracunan
makanannutrisi
Masalah
Risiko prilaku yang berhubungan
dengan kesehatan
Surveilans epidemiologi Pengantar

Kegiatan sistimatik & berkesinambungan

Pengumpulan Analisis Interpretasi Data Kesehatan

Untuk Menjelaskan & memonitoring kejadian Kesehatan

 Mendukung penyusunan perencanaan


 mendukung penerapan perencanaan
 evaluasi kegiatan intervensi
 pelaksanaan kegiatan kesehatan masyarakat.
Pengantar
Surveilans epidemiologi adalah suatu proses yang
berkesinambungan yang meliputi pengamatan yang menyeluruh
terhadap kejadian kesehatan dalam suatu populasi tertentu.
Suatu sistim surveilans merupakan suatu kesatuan elemen dan
kegiatan yang saling berhubungan yang secara bersama sama
menunjang tercapainya tujuan surveilans.
Sistim surveilans umumnya dikembangkan sebagai bagian yang
terintegrasi dengan sistim pelayanan kesehatan untuk memonitor
kejadian kesehatan masyarakat yang diperioritaskan.
Pada awalnya, sangat penting untuk menentukan apa yang
terdapat dalam kegiatan surevilans.
Pengantar
Kemudian diikuti pengembangan & peningkatan suberdaya yang
tersedia, prasarana serta pengembangan pola.
Perubahan kualitatif terhadap sistim dapat dipertimbangkan
untuk meningkatkan hasil, seperti halnya perubahan selalu
dilakukan pada tahap akhir dari pada evaluasi
Sangat baik melakukan analisis sistim surveilans pada bagian
dari struktur, proses dan dampak (output).
Struktur meliputi tujuan, sumberdaya, serta tatacara organisasi
termasuk semua masukan yang ditujukan terhadap sistim.
Proses Surveilans Epidemiologi

Pengamatan,
Interpretasi, penyajian
Komunikasi &
& mengkomunikasikan
Interpetasi
berbagai temuan
Terhadap kejadian
kepada penentu
Kesehatan
kebijakan
Hasil luaran terakir dari sistim surveilans sering merupakan bentuk
komunikasi atau bentuk laporan kepada penentu kebijakan.
Pemanfaatan dimana laporan tersebut digunakan merupakan
jawaban apakah sistim surveilans berguna atau beranfaat.
Sistim surveilans meliputi :

1. Surveilans kesehatan masyarakat

2. Surveilans penyakit menular

3. Survilans penyakt tidak menular

4. Survilans nosokomial

5. Surveilans prilaku
6. Surveilans lingkungan.
Surveilans Kesehatan Masyarakat

Seperti telah dikemukakan bahwa surveilans epidemiologi


dapat dilaksanakan untuk kepentingan perencanaan
dalam bidang kesehatan masyarakat
Surveilans epidemiologi dapat bersifat umum yang
mencakup berbagai kejadian kesehatan masyarakat
pada populasi tertentu, dapat pula bersifat khusus
dengan pengamatan terhadap kejadian penyakit
tertentu dalam populasi tertentu.
Definisi Surveilans

kegiatan yang
sistematik dan dalam pengumpulan,
berkesinambungan analisis dan
interpretasi data
kesehatan
untuk perencanaan,
pelaksanaan dan
evaluasi terhadap
pelaksanaan kesehatan terintegrasi dengan waktu
masyarakat penyebaran data tersebut
untuk pencegahan dan
penanggulangan.
Surveilans Kesehatan Masyarakat

Sistem surveilans termasuk kemampuan fungsional untuk


pelaksanaan pengumpulan, analisis dan penyebarluasan data
yang bertalian dengan program kesehatan masyarakat
Walaupun cukup banyak definisi tentang suerveilans epidemiologi,
namun sebagian para ahli kesehatan masyarakat mengemukakan
dan menyepakati bahwa surveilans adalah kegiatan reguler yang
berkesinambungan secara sistimatik dalam mengumpulkan,
analisis, interpretasi dan penyebarluasan data kepada para
penentu kebijakan
Pada dasarnya berdasarkan latar belakang perkembangannya, ada
tiga tahap perkembangan sistim surveilans
Surveilans Kesehatan Masyarakat

Pertama, konsep dasar surveilans adalah pengamatan dan


penentuan dari kasus indifidu yang menderita penyakit yang
sangat menular dan dapat menimbulkan suatu wabah yang
pada saat itu terutama penyakit cacar dan penyakit demam
kuning.
Kemudian, oleh A.Langmuir, surveilans dikembangkan dari
pengamatan individu ke pengamatan keadaan wabah dalam
suatu populasi tertentu.
Dan terakhir dikemukakan bahwa surveilans adalah bagian dari
kegiatan kesehatan masyarakat yang tidak dapat dipisahkan
dari pelaksanaan program kesehatan masyarakat.
Surveilans Kesehatan Masyarakat

Apabila suatu program merupakan program surveilans kesehatan


masyarakat yang vital, harus berkaitan erat dengan pelaksanaan
kegiatan kesehatan masyarakat, artinya konsep pelaksanaan
kegiatan kesehatan masyarakat secara jelas berkaitan dengan
surveilans.
Pelaksanaan adalah bagaimana membedakan surveilans dari
kegiatan yang merupakan monirtioring sederhana.
D.Henderson menerangkan bahwa surveilans adalah suatu sistim
neurologis dari kesehatan masyarakat.
Surveilans adalah mata dan telinga kesehatan masyarakat, yang
menyiapkan informasi dimana program kesehatan masyarakat
dapat bertindak secara efektif dan efisien.
Surveilans Kesehatan Masyarakat

Pencegahan dan penanggulangan penyakit yang berdasarkan


pengumpulan data melalui surveilans membutuhkan tindakan.
Pada beberapa keadaan, tindakan harus diambil segera, hanya
dalam waktu jam, untuk mencegah meluasnya wabah dan
mencegah kematian (umpamanya pada cholera, meningitis, ebola
dan lainnya).
Kegiatan penanggulangan dan pencegahan penyakit merupakan
tanggung jawab dalam waktu yang lama untuk memberikan
informasi tentang keadaan penyakit dalam masyarakat
umpamanya pada penyakit menular, pada penyakit tidak
menular, dan tindakan dapat diambil berdasarkan hari, minggu
atau waktu yang lebih lama
Surveilans Kesehatan Masyarakat

Harus dibedakan antara surveilans dengan penelitian.


Surveilans kesehatan masyarakat secara alamiah terutama
merupakan epidemiologi deskriptif yang menjelaskan
kejadiannya dalam masyarakat, yang menuntun ke tindakan
kesehatan masyarakat.
Sedangkan penelitian, dengan melakukan desain percobaan,
bertujuan untuk melakukan uji hipotesis dengan
melaksanakan perbandingan antar kelompok penduduk.
Hasil atau data surveilans dapat pula dijadikan dasar untuk
menyusun hipotesis penelitian.
Sejarah perkembangan surveilans
Melihat sifat surveilans yang pada dasarnya adalah pengamatan
kejadian dan analisis situasi maka dapat dikatakan bahwa kegiatan
yang sangat sederhana seperti ini telah dimulai oleh Hipocrates.
Kegiatan ini bermula dengan pengamatan dan pencatatan fakta, analisis
data serta mempertimbangkan tindakan yang sesuai.
Kemudian pada perjalanan selanjutnya, dilakukan tindakan surveilans
kesehatan masyarakat yang pertama terhadap pes bubonik, dimana
penguasa menahan kapal yang akan berlabuh untuk mencegah
turunnya penumpang yang menderita pes bubonik.
Pada abad ke 17 berbagai kejadian wabah yang timbul yang telah
mendorong untuk segera mengembangkan organiasi sistim
surveilans.
Sejarah perkembangan surveilans
Pada saat tersebut, penggolongan penyakit mulai dikembangkan
dengan sistim surveilans tersendiri, dan mulai pula diterapkan sistim
karantina dan isolasi penyakit tertentu dan perhitungan kejadian
penyakit mulai diterapkan.
Kemudian mulailah terjadi usaha perkembangan sistim surveilans dari
usaha kegiatan kesehatan masyarakat kearah penaggulangan dan
pencegahan penyakit dalam komunitas, dan mulailah dikembangkan
pengawasan sanitasi lingkungan termasuk pengadaan air bersih.
Pda abad 18 dan 19 mulailah dikembangkan sistim surveilans kesehatan
masyarakat. Sejumlah Negara mulai memfokuskan sistim surveilans
khusus untuk penyakit menular seperti di Eropa dan Amerika Serikat
Sejarah perkembangan surveilans
Di Inggeris, William Farr sebagai salah seorang pelopor surveilans
yang mengembangkan pencatatan dan perhitungan statistik vital.
Beliu mengumpulkan data statistik vilal dan membuat laporan
kependudukan kepada yang berwajib. Salah satu hasil laporannya
yang menjadi dasar pengamatan wabah kholera oleh John Snow
yang memperkenalkan metode penelitian epidemiologi.
Dia menganalisis kejadian dan penyebaran kholera di London
dengan memetakan kejadian kholera dan membandingkan
mereka yang menderita dan yang tidak menderita serta
menghubungkannya dengan informasi lain tentang keterpaparan
termasuk informasi udara, makanan, dan air pada saat terjadi
wabah (analisis orang, waktu dan tempat).
Sejarah perkembangan surveilans
Berdasarkan metode penelitiannya tersebut yang merupakan dasar dari
metode epidemiologi yang menyebabkan John Snow digelar sebagain
Bapak Epidemiologi.
Dari perkembangan selanjutnya berbagai Negara mulai menerapkan
sistim pelaporan penyakit secara sistimatik dan menyeluruh.
Selanjutnya mulai ditetapkan penyakit karantina secara internasional
dan disamping itu disusun peraturan pada setiap Negara tentang jenis
penyakit yang harus dilaporkan.
Berdasarkan berbagai data dan loporan tersebut dilakukan analisis dan
interpretasi data dalam bentuk surveilans pasif.
Disamping itu pada keadaan tertentu bila dibutuhkan dilakukan pula
pengumpulan data khusus, yang digolongkkan sebagai surveilans
aktif.
Sejarah perkembangan surveilans
Dewasa ini istilah surveilans khusus digunakan pada kesehatan
masyarakat untuk menjelaskan tentang pengawasan langsung
terhadap seseorang yang karena keterpaparannya sehingga
berisiko untuk menderita penyakit infeksi yang virunlensi tinggi
dan yang sangat menular serta sudah dapat ditanggulangi atau
diberantas pada area geografis tertentu atau pada suatu
kelompok populasi tertentu.
Orang tersebut diawasi sehingga apabila menunjukkan gejala
penyakit yang diawasi dapat segera di isolasi atau dikarantina
untuk mencegah penularan penyakit tersebut kepada orang lain.
Tujun dari sistim surveilans sering berbeda pada tingkatan
administrasi yang berbeda pada sistim kesehatan msyarakat.
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Data surveilans digunakan untuk alokasi sumberdaya dan evaluasi
dampak dari strategi usaha kegiatan penanggulangan dan
pencegahan serta program pada semua tingkatan administrasi.
Namun pada tingkat lokal penggunaan surveilans untuk
menggerakkan kesehatan masyarakat dasar dalam penemuan
dan penerapan kegiatan utama penanggulangan khusus penyakit
infekai menular serta terhadap lingkungan yang berbahaya atau
berisiko.
Sebaliknya pada tingkat nasional, melakukan monitoring
perkembangan, menilai efektivitas suatu intervensi khusus, serta
melaksanakan berbagai analisis yang lebih kompleks untuk
menguraikan faktor risiko yang menonjol.
Tujuan Surveilans Kesehatan Masyarakat
Pada tingkat lokal, kemampuan analisis umumnya lebih
terbatas dibandingkan pada tingkat nasional.
Ada cukup banyak bentuk sistim surveilans yang bervariasi
dari bentuk yang paling sederhana ke bentuk yang cukup
konpleks.
Secara umum, pada Negara berkembang digunakan sistim
yang sederhana, lebih mudah diadakan dan lebih mudah
dikembangkan menjadi sistim yang berkesinambungan.
Elemen kunci dari suatu sistim surveilans terdiri atas 6 elemen
utama.
Elemen Kunci Sistim Surveilans

1. Penemuan dan pelaporan kejadian kesehatan

2. Penyelidikan dan konfirmasi (epid, klinik & lab.

3. Pengumpulan data

4. Analisis dan interpretasi data

5. Unpan balik dan penyebarluasan hasil temuan

6. Respon, kaitkan dengan kegiatan khusus dalam program kesehatan


masyarakat untuk pencegahan & penanggulangan.
Tujuan Surveilans Kesehatan Masyarakat
Kegiatan Tingkat Tingkat Tingkat
Nasional Provinsi Kabupaten
Penemuan dan pelaporan kasus - - Ya
Pengumpulan dan konsolidasi data penderita Ya Ya Ya
Analisis dan interpretasi Ya Ya Ya
Investigasi kasus dan korfirmasi diagnos:
- Epidemiologis - Ya -
- Klinisi - - Ya
- Laboran Ya Ya -
Umpan balik Ya Ya Ya
Penyebar luasan Ya Ya Ya
Tujuan Surveilans Kesehatan Masyarakat
Inti dari suatu konsep surveilans adalah bahwa setiap sistim
menerapkan pelayanan sebagai suatu stimulus / pendorong
dalam melakukan berbagai kegiatan.
Pengumpulan data tampa disertai perencanaan untuk
menggunakan data tersebut yang ditujukan terhadap suatu
masalah kesehatan tertentu hanya merupakan penyia-
nyiakan sumberdaya.
Sebagai inti dari sistim surveilans kesehatan masyarakat adalah
pemanfaatan data untuk memonitor masalah kesehatan
dalam usaha memfasilitasi usaha pencegahan dan
penanggulangannya.,
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Surveilans dapat digunakan untuk:
Menentukan kasus atau kelompok kasus agar dapat
segera melakukan intervensi untuk mencegah
penularan atau untuk menekan morbiditas maupun
mortalitas
Memperkirakan dampak kesehatan masyarakat dari
semua kejadian kesehatan atau menentukan dan
memperhitungkan kecenderungan.
Mengefektivkan pencegahan dan hasil penanggulangan
serta strategi intervensi.
Kegunaan Sistim Surveilans
1. Mengemukakan kebutuhan program intervensi kesehatan
masyarakat dan sumberdaya,

2. Mengidentifikasi kelompok populasi atau daerah geografis


dengan risiko tinggi

3. Menegakkan hipotesis yang menentukan studi analitis


tentang faktor risiko untuk penyebab penyakit

4. Data surveilans dapat digunakan untuk menetapkan


perioritas, perecanaan dan pelaksanaan program
penanggulangan penyakit dan untuk menilai efektifitas
kegiatan penanggulangan.
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Sebagai contoh, mengidentifikasi area geografis atau
populasi dengan angka kejadian penyakit yang tinggi
dapat membantu dalam menyusun rencana
penanggulangan dan menentukan sasaran dan target
intervensi serta memonitor perkembangan sementara
angka kejadian penyakit setelah selesai dilakukan
kegiatan penaggulangan.
Harus pula diperhatikan bahwa pelaksanaan kegiatan
surveilans pada masalah kesehatan masyarakat tidak
termasuk tindakan untuk penanggulangan masalah.
Petugas Surveilans Harus

1. mengidentifikasi, menegaskan, dan menilai masalah


kesehatan yang mendapat perhatian
2. mengumpulkan dan melengkapi data masalah yang sedang
dihadapi dan dengan faktor yang mempengaruhinya.

3. menganalisis dan interpretasi data yang terkumpul

4. menyiapkan data bersama interpretasinya kepada


penanggung jawab penanggulangan masalah kesehatan,
5. Memonitor, melakukan evaluasi pemanfaatan & kualitas
surveilans untuk meningkatkannya penggunaan selanjutnya.
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Pada setiap tujun tertentu dari sistim surveilns membutuhkan
pendekatan yang berbeda beda dalam kegiatan pengumpulan
data.
Suatu keterampilan sangat dibutuhkan dalam hal ketepatan waktu
dan rincian data, dan antara keterwakilan data dengan
diperolehnya laporan kasus untuk usaha mencegah penularan
atau mencegah keterpaparan kepada orang lain atau untuk usaha
intervensi terhadap sasaran perorangan.
Sebagai contoh, apabila pada suatu lokal terjadi sebuah kasus
penyakit campak pada suatu puskesmas, akan membutuhkan
respon kesehatan masarakat yang sesegera mungkin untuk dapat
mencegah terjadinya penularan.
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Sedangkan pada tingkat yang lebih atas, pada tingkat
kabupaten, propinsi dan tingkat nasional lebih melakukan
analisis dan evaluasi perkembangan kasus berdasarkan
laporan epidemiologis.
Sebaliknya, pada surveilans kesehatan masyarakat terhadap
kematian ibu dan kematian bayi, dines kesehatan
setempat melakukan review secara rutin untuk menilai
adanya kesenjangan antara pelaksanaan usaha pelayanan
kesehatan dengan strategi pencegahan berbasis
komunitas.
Tujuan Surveilans Kesehatan Masyarakat
Pada tingkat propinsi, dapat dilakukan pemetaan atau data Geografic
Information Sistim (GIS) dari hasil pelaporan kabupaten untuk
mengidentifikasi area yang akan menjadi sasaran target intervensi.
Pada tingkat nasional semua laporan yang masuk dari hasil surveilans
akan dievaluasi dan dianalisis untuk menentukan kebijakan nasional
usaha pencegahan dan penurunan angka kematian ibu dan bayi.. .
Hasil surveilans sering dalam bentuk banyak sasaran dan jenis kegiatan
pencegahan utama.
Kegiatan tersebut dapat dijelskan berdasarkan berbagai tingkat
pencegahan yakni tingkat premordial, primer, sekunder dan tersier..
Tingkat Pencegahan

1. Pencegahan Premordial bertalian dengan kondisi


sosial, ekonomi dan lingkungan

2. Pencegahan tingkat primer Pencegahan terhadap


gangguan kesehatan dengan penyebab khusus.

3. Pencegahan sekunder untuk mengurangi masa


sakit dan mencegah penyakit menjadi lebih berat

4. Pencegahan tersier mencegah atau mengurangi


kematian dan mencegah cacat
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Pencegahan Premordial
Bentuk pencegahan yang bertalian dengan kondisi sosial, ekonomi
dan lingkungan yang bertalian dengan penyebab penyakit dengan
membuat dan menmelihara kondisi yang dapat meminimalkan
bahaya terhadap kesehatan.
Caranya dengan melakukan tindakan pencegahan terhadap
munculnya gangguan kesehatan yang berhubungan erat dengan
kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan.
Sasarannya adalah populasi atau sekelompok penduduk khusus yang
dicapai melalui kebijakan kesehatan masyarakat dan promosi
kesehatan
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Pencegahan tingkat primer:.
Pencegahan terhadap gangguan kesehatan dengan penyebab
khusus.
Pencegahan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit
atau luka pada penduduk yang rentan atau yang berpotensi
rentan melalui tindakan khusus untuk mengurangi kejadian
penyakit.
Kegiatannya adalah dengan cara proteksi kesehatan melalui
usaha perorangan atau usaha komunitas seperti peningkatan
status gizi, melakukan imunisasi dan meningkatkan derajat
kesehatan lingkungan.
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Pencegahan sekunder
Bertujuan untuk mengurangi masa sakit dan mencegah
penyakit menjadi lebih berat atau menjadi meluas
melalui diagnosa dini dan intervensi yang cepat dan
tepat.
Tindakan dapat dilakukan terhadap perorangan dan
komunitas untuk deteksi dini dan intervensi yang cepat
dan tepat untuk menanggulangi penyakit dan mencegah
wabah serta mencegah atau meminimalkan terjadinya
kecacatan (umpamanya melalui program penyaringan
penyakit tertentu),.
Tujuan Surveilans Kesehatan Masyarakat
Pencegahan tersier yang bertujuan mencegah atau
mengurangi kematian dan mencegah cacat yang lebih
berat dan meningkatkan usaha rehabilitasi serta
perbaikan fungsi setelah sembuh .
Melakukan tindakan dengan mengurangi dampak akibat
masa sakit yang cukup lama. meminimalkan kejadian
cacat serta berusaha memperpanjang potensi kegunaan
dalam kehidupan,.
Tabel 2. Tingkat Pencegahan

Tingkat Tahap Tujuan Tindakan Target


Pencegahan Penyakit
Premordial Ditujukan pada Mempertahankan/ Tindakan yang menghambat bahaya Keseluruhan penduduk atau
sosial ekonomi, dan mengatur keadaan lingkungan, ekonomi dan social dan kelompok tertentu
keadaan lingkungan yang meminimalkan kondisi prilaku Berhasil melalui kebijakan
Yg berhubungan bahaya terhadap kesehatan asyarakat
dengan penyebab kesehatan

Tingkat Faktor penyebab Menurukan insidens Perlindungan kesehatan oleh usaha Seluruh penduduk atau kelompojk
pertama yang spesifik penyakit indifidual dan komunitas seperti tertentu dan indifidu dengan risiko
(primary) peningkatan status gizi, melaksanakan tinggi. Dicapai melalui program
imunisasi dan mengurangi risiko kesehatan masyarakat
lingkungan

Tingkat ke Stadium dini Menurunkan Memungkinkan tindakan pada Indifidual yang menderita penyakit
dua penyakit prevalensi penyakit indifidual atau komunitas untuk Dicapai melalui diagnosa dini dan
(secondary) dengan deteksi dini dan intervensi yang tepat pengobatan yang tepat
memperpendek untuk mencegah penyakit dan
masa sakit meminimalkan kecacatan
(ump. Penyaringan)

Tingkat ke Stadium lambat dari Mengurangi jumlah Tindakan bertujuan mengurangi Penderia, dicapai melalui program
tiga penyakit dan pengaruh dampak penyakit yang lama dan rehabilitasi
(tertiary) (pengobatan dan komplikasi kecacatan. Mengurangi penderitaan,
rehabilitasi) memaksimalkan waktu yang potensial
dalam kehidupan yang berguna
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Sistim surveilans memegang peranan pada setiap tingkat
pencegahan
Pada pencegahan premordial, dengan mengurangi polusi, perbaikan
pendapatan keluarga dan peningkatan kehidupan sosial
masyarakat,.
Pada pencegahan tingkat pertama (primer) melalui survei cakupan
imunisasi pada anak balita dan anak sekolah sebagai dasar sistim
surveilans pada program imunisasi.
Pada tingkat sekunder dengan laporan dari pelaku pelayanan
kesehatan terhadap kejadian campak untuk menilai apakah telah
dilakukan tindakan yang cepat dan tepat untuk mencegah
terjadinya wabah campak.
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Sedangkan untuk pencegahan tersier dengan melakukan review
terhadap laporan rutin rumah sakit, apa telah dilakukan usaha
meminimalkan kejadian cacat serta pelaksanaan usaha
rehabilitasi medis bagi penderita yang membutuhkan.
Melalui program surveilans hanya dengan investasi yang relatif kecil,
program kesehatan masyarakat akan sangat efektif dalam
menurunkan kejadian kematian, penyakit dan kecacatan.
Dengan investasi pada surveilans kesehatan masyarakat, sistim
kesehatan masyarakat akan menjadi lebih efektif dan efisien.
Umpamanya, surveilans akan melakukan deteksi dini pada suatu
epidemi lokal, sehingga penanggulangannya akan lebih efektif
dengan biaya yang relatif lebih rendah serta menyelamatkan
kehidupan.
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Pada perbatasan antar wilayah dan antar Negara kurang efektif
untuk mengatasi dan menanggulangi penyakit, dengan demikian
investasi pada surveilans dan pada kesehatan masyarakat
merupakan investasi yang kurang bermanfaat pada Negara yang
sedang mengalami epidemi atau yang baru saja terjadi dan yang
sama halnya dengan Negara yang mempunyai kemungkinan
untuk ketularan.
Sebagai conoh adalah penyakit cacar yang mudah sekali menyebar.
Biaya surveilans dan program ksehatan masyarakat lokal untuk
memberantas penyakit cacar relative kecil bila dibandingkan
dengan peningkatan sumberdana pada semua Negara untuk
dapat memberantas penyakit ini melalui suatu imunisasi masal.
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Seperti halnya di Sulawisi Selatan, pada tahun 1972 penyakit cacar
dapat diberantas dalam jangka waktu hanya 20 bulan saja melalui
tindakan pemadaman berbasis surveilans yaitu “surveillance
contaimen action”
Denga metode ini, rata-rata cakupan imnisaasui pada anak dibawah
15 tahun hanya sekitar 30 % berdasarkan asesmen yang dilakukan
oleh tim WHO pada akhir projek.
Pada mulanya direncanakan program imunuisasi masal degan sistim
blok dengan target minimal 4 tahun.
Namun dengan sistim surveilans tersebut di atas, berhasil diberantas
hanya dalam 20 bulan.
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Kehancuran ekonomi akibat epidemi HIV/ AIDS telah
memberikan perhatian tentang konsekuensi yang potensial
dari epidemi yang lebih mematikan dari demam berdarah
(termasuk umpamanya virus Ebola), pes atau cholera.
Kegagalan ekonomi ini dapat menyebabkan kegagalan untuk
mengatasi epidemi dari berbagai penyakit tersebut pada
tingkat lokal dan dapat menjadi epidemi pada tingkat
nasional, regional atau internasional. Resistensi antibiotik
merupakan suatu isu bahaya lintas batas dan membutuhkan
surveilans untuk penanggulangan dan pencegahan yang
efektif.
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Walaupun hal ini mengharuskan investasi pada sistim laboratorium,
untuk jangka panjang. namun dengan investasi yang sagat minimal
bila dibandingkan dengan biaya pengobatan penyakit yang resisten
antibiotik pada jumlah yang besar atau kehilangan tahun
produksi( years of productive life lost (YPLL).
Diluar peranannya dalam mengandalkan pemberantasan berbagai
epidemic, surveilans sangat penting peranannya untuk
penanggulangan dan pencegahan penyakit yang endemi yang
menurunkan produktifitas serta cukup mahal untuk mengelolanya.
Sistim surveilans yang baik memungkinkan untuk identifikasi dini
berbagai penyakit seperti Tuberkulosa dan sifilis yang dengan
mudah dapat disembuhkan dengan biaya pengobatan yang rendah
yang dikombinasikan dengan kegiatan kesehatan masyarakat
lainnya
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Deteksi dini dari berbagai penyakit menular akan menurunkan
kesempatan bagi orang yang terinfeksi untuk menularkan
penyajkitnya kepada orang lain sehigga dapat mencegah dan secara
potensial membatasi jumlah kasus baru
Pengobatan terhadap penyakit kronis yang bukan penyakit menular
seperti penyakit jantung dan diabetes serta komplikasinya butuh
biaya cukup mahal, sehingga usaha pencegahannya sangat
menghemat biaya.
Pencegahan dan penanggulangan berbagai penyakit tersebut
membutuhkan surveilans faktor risiko prilaku (seperti merokok,
kegiatan olah raga dan kegemukan) yang mempermudah
kejadiannya, merupakan suatu kegiatan yang cukup baik untuk
meningkatkan hasrat untuk berubah dan menurunkan faktor risiko.
Tujuan Surveilans Kesehatan
Masyarakat
Selain adanya nilai manusia dan nilai biaya materi pada penyakit
yang epidemi dan endemi terdapat pula tambahan biaya lain yang
berkaitan dengan investasi dalam pogram kesehatan masyarakat.
Sangat penting untuk melakukan evaluasi terhadap tindakan serta
target kebutuhan sumberdaya sehingga kontribusinya dapat
dibandingkan secara optimal dengan kemungkinan bentuk
intervensi lainnya.
Surveilans dapat menyiapkan informasi yang berguna dalam
identifikasi populasi dengan risiko tinggi dimana intervensi dapat
memberikan kontribusi yang lebih besar dan untuk menilai
efektifitas program intervensi.
Tujuan Surveilans Kesehatan Masyarakat
Sebagai contoh, surveilans faktor risiko prilaku terhadap penyakit
HIV/AIDS, dapat mengidentifikasi peningkatan risiko tinggi
perilaku seksual pada kelompok populasi tertentu.
Selain itu, dapat pula memberikan informasi terhadap apakah
program seperti promosi kesehatan pada masyarakat
memberikan dampak peningkatan usaha pencegahan terhadap
prilaku negatif selama ini.
Pada masalahHIV/AIDS termasuk peningkatan penggunaan
kondom atau mengurangi risiko terhadap penggunaan jarum
suntik bergantian.
Garis Besar Metode Surveilans
a. Laporn petugas pelayanan kesehatan

b. Laporan laboratorium

c. Surveilans Sentinel

d. Survei prevalensi berkala atau yang sedang


berlangsung
Laporan petugas pelayanan kesehatan

Ada kewajiban untuk melaporkan sejumlah penyakit tertentu oleh


para klinisi serta pelaksana pelayanan kesehatan atau fasilitas
pelayanan kesehatan, merupakan sumber dari data surveilans.
Penggabungan data dengan persaratan laporan dari berbagai
sumber sangat tergantung pada persepsi petugas pelayanan
kesehatan, termasuk apakah badan kesehatan masyarakat benar
benar menggunakan informasi tersebut untuk melakukan
kegiatan atau hanya melulu untuk mengumpulkan dan
penumpukan data.
Secara umum, makin berat penyakit (seperti meningitis) makin besar
pula kemungkinannya untuk dilaporkan.
Laporn petugas pelayanan kesehatan

Laporan dari petugas kesehatan secara rutin berdasarkan diagnosa


klinik, dan pada umumnya tidak didasarkan pada diagnosa
dengan bantuan alat yang canggih.
Dengan demikian kasus hanya dilaporkan sebagai penderita
demam berdarah (tanpa menyebutkan jenis virus penyebabnya)
atau sebagai diagnosis yang suspek seperti laporan diperkirakan
akibat rabies pada kasus yang meninggal karena enchepalitis
setelah mengalami gigitan binatang.
Namun demikian, laporan seperti ini tetap memberikan perhatian
penanggung jawab kesehatan masyarakat tentang portensi
terjadinya masalah.
Laporan laboratorium
Laboratorium merupakan unit yang lebih siap dalam melaporkan
kejadian penyakit dibanding dengan pelaksana pelayanan
kesehatan.
Suatu sistim surveilans yang berbasis pada laporan laboratorium
harus seimbang dengan ketelitian yang besar dari diagnosa
dengan tingkat sensitivitas sistim untuk medeteksi proporsi yang
berarti dari kasus dalam komunitas pada Negara maju.
Sedangkan pada Negara miskin dengan anggaran yang terbatas,
laporan laboratorium sederhana dikembangkan sedangkan
laporan yang lebih spesifik dilakukan pada tingkat yang lebih
tinggi.
Laporan laboratorium

Demikian pula pada sistim yang kuat dengan jalur komunikasi yang
jelas antara rujukan regional dengan rujukan laboratorium dan
mereka yang bertanggung jawab pada surveilans harus
terpelihara, selama jumlah sampel yang dikirimkan
kelaboratorium dengan jumlah kasus yang ditetapkan
merupakan ketergantungan dari sumber informasi.
Sehubungan dengan biaya yang tinggi, volume tes laboratorium pada
Negara miskin juga cukup rendah sehingga penggunaan sistim
laboratorium dasar juga terbatas.
Ketepatan diagnostik pada laboratorium di Negara berkembang juga
sering menjadi masalah.  
Surveilans Sentinel

Olehkarena laporan yang tidak lengkap sering dijumpai pada


penyakit tertentu, alternative lain pada lapopran yang tradisional
adalah laporan sentinel. yang didasarkan pada sampel
sebelumnya oleh petugas pelayanan kesehatan yang menyetujui
untuk melaporkan semua kasus pada keadaan khusus.
Pemberian data pada sentinel adalah klinik, rumah sakit, atau dokter
praktek yang melakukan pengamatan terhadsap kasus atau
keadaan yang menjadi perhatian.
Walupun sampel yang digunakan pada surveilans sentinel mungkin
tidak mewakili dari keseluruhan populasi, laporan dapat konsisten
sepanjang waktu karena sampel stabil dan para pesertanya
menyetujui untuk menyiapkan data yang berkualitas tinggi.
Surveilans Sentinel

Pada surveilans sentinel sampel data dari pelapor (seperti klinisi,


rumah sakit, dan laboratorium lokal) ditetapkan sebagai sumber
laporan
Surveilans sentinel cukup efektif bila tujuannya adalah untuk
memperkirakan besarnya dan kecendrungannya penyakit, dan bukan
untuk mendeteksi dini kejadian penyakit yang bukan termasuk
dalam bagian dari laporan sentinel.
Dengan berfokus pada sampel yang spesifik dari berbagai laporan,
sistim surveilans memiliki kesempatan yang baik untuk memperoleh
informasi yang akurat dan berkualitas tinggi.
Surveilans Sentinel
Laporan sentinel cukup sensitive untuk mendeteksi penyakit
yang sering terjadi seperti influensa atau penyakit diare,
yakni penyakit yang secara umum tidak berpotensi
menimbulkan wabah atau epidemik.
Surveilans sentinel tidak dilakukan pada penyakit yang dapat
menimbulkan epidemi yang terbatas dan yang harus di
identifikasi sedini mungkin, seperti halnya demam
berdarah, cholera atau berbagai penyakit yang dapat
dicegah dengan vaksinasi.
Survei prevalensi berkala atau yang sedang berlangsung

Survei berkala dari suatu sampel yang representatif dari


suatu populasi tertentu dapat menyiapkan informasi yang
sangat berguna tentang prevalensi dari fakrtor risiko
prilaku, dan digunakan untuk menilai tingkat peggunaan
usaha pencegahan, kejadian keterpaparan, penderita luka,
penyakit yang dilaporkan sendiri dll.
Manfaat dari pada sampling adalah bahwa informasi dari
kelompok yang relatif kecil dari responden memberikan
estimasi yang akurat tentang populasi umum.
Survei prevalensi berkala atau yang sedang berlangsung

Suatu survei yang berulang dapat dianggap sebagai suatu


surveilans, seperti pada survei melalui telpon tentang
penggunaan sabuk pengaman, atau survei berbasis
sekolah tentang rokok atau perilaku lainnya pada muurid
sekolah.
Survei yang berkesinambungan dalam suatu perioode
waktu terttentu membutuhkan banyak sumberdaya,
namun memberikan informasi dari waktu ke waktu yang
sangat berguna dalam menilai dampak suatu kejadian
atau hasil suatu program intervensi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai