1. 1. KEHIDUPAN ZAMAN MESOLITIKUM JAMAN MESOLITHIKUM Mardiyani, S.Pd 2. 2. Politik Religi Ekonomi Sosial Budaya Kehidupan zaman Mesolitikum dapat di lihat dari segi 3. 3. • berburu dan mengumpulkan makanan • belum ada tanda-tanda adanya kehidupan ekonomi. • belum ada bukti-bukti yang menunjukkan adanya tanda-tanda berupa alat penukar. Kehidupan Mesolitikum dari segi Ekonomi 4. 4. •hidup mengembara •makanan berupa binatang buruan dan tumbuh- tumbuhan liar di tepi sungai atau danau. • hidup dalam kelompok-kelompok kecil •Selalu berpindah-pindah •terdapat pembagian tugas kerja •Hubungan antar anggota sangat erat •Populasi pertumbuhan penduduk sangat kecil Kehidupan Mesolitium dari segi Sosial 5. 5. •belum mampu membuat gerabah • mula-mula bisa membuat rakit, lama kelamaan mereka membuat perahu. •sudah mengenal perhiasan yang sangat primitif • membuat alat- alat dari batu, tulang, dan kayu •tinggal di goa-goa. Kehidupan Mesolitikum dari segi Budaya 6. 6. Pebble culture Bone culture Flakes culture Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum: 7. 7. Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur dari zaman mesolitikum yang ditemukan di sepanjang pantai timur Pulau Sumatera. Kebudayaan Pebble-culture 8. 8. bagian terbesar dari alat-alat yang ditemukan itu adalah tulang, sehingga disebut sebagai Sampung Bone Culture. Kebudayaan Tulang dari Sampung (Sampung Bone Culture) 9. 9. Kebudayaan Flakes (Flakes Culture) Kebudayaan Arbis sous roche adalah goa yang menyerupai ceruk batu karang yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal. berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. 10. 10. Kehidupan Mesolitikum dari segi politik Tanda-tanda kehidupan politik pada zaman Mesolitikum masih sederhana. Belum adanya peraturan-peraturan Adanya keluarga, dan terbentuknya kepala keluarga tersebut merupakan kehidupan Mesolitikum yang dilihat dari segi politik. 11. 11. Kehidupan Mesolitikum dari segi Religi Mereka telah mengenal kepercayaan sistem penguburan sebagai bukti penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal. Hal ini terbukti dengan didirikan kuburan sebagai bukti penghormatan terakhir pada orang yang meninggal Dengan penguburan berarti telah muncul konsep kepercayaan tentang adanya hubungan antara orang yang sudah meninggal dengan yang masih hidup. 12. 12. Alat- alat peninggalan zaman Mesolitikum Kapak genggam ( kapak sumatra) . • Kapak tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah dua dan teksturnya masih kasar. • Ditemukan di Sumatera • Dibuat dari gamping kersikan dan berbentuk lonjong. • Digunakan untuk menumbuk biji- bijian, membuat serat-serat dari pepohonan, membunuh binatang buruan, atau sebagai senjata menyerang lawannya 13. 13. Kapak pendek • Bentuknya setengah lingkaran, dibuat dengan memukuli dan memecah batu. • Belum diasah, tajamnya terdapat di sisi yang melengkung. •Terbuat dari batu andesit. •Kegunaan sama dengan kapak genggam sumatera 14. 14. Terbuat dari batu. Bentuknya semacam lempeng untuk menggiling dan landasanya. Batu pipisan selain dipergunakan untuk menggiling makanan juga dipergunakan untuk menghaluskan cat merah. Cat merah diperkirakan digunakan untuk keperluan religius dan untuk ilmu sihir. PIPISAN 15. 15. Manusia pendukung kebudayaan Mesolitikum adalah bangsa Papua- Melanosoid. Hal ini terbukti dengan ditemukannya fosil- fosil manusia ras Papua Melanesoid,baik pada kebudayaan tulangsampung maupun dibukit-bukit kerang di Sumatra Neolithikum 1. 1. PRESENTASI SEJARAHIntroducingZAMAN NEOLITHIKUM 2. 2. Pokok Bahasan Peninngalan KebudayaanMasa Zaman di ZamanNeolithikum di Zaman Neolithikum Neolithikum Introducing Zaman Neolithikum 3. 3. Masa Zaman Neolithikum Introducing Zaman Neolithikum 4. 4. Masa Zaman NeolithikumKira-kira 2000 tahun SM, telah datang bangsa-bangsa baru yangmemiliki kebudayaan lebih maju dan tinggi derajatnya. Merekadikenal sebagai bangsa Indonesia Purba.-CIRI-CIRI ZAMAN NEOLITIKUM-π Peralatan sudah dihaluskan dan diberi tangkai.π Alat yang digunakan antara lain kapak persegi dan lonjong.π Pakaian terbuat dari kulit kayu dan kulit binatang.π Perhiasan terbuat dari kulit kerang, terrakota dan batu.π Tempat tinggal menetap (sedenter).π Memiliki kemampuan bercocok tanam.π Menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme. 5. 5. Masa Zaman Neolithikum-CARA HIDUP-Cara hidup zaman neolithikum membawa perubahan-perubahanbesar, karena pada zaman itu manusia mulai hidup berkelompokkemudian menetap dan tinggal bersama dalam kampung. Berartipembentukan suatu masyarakat yang memerlukan segalaperaturan kerja sama. Pembagian kerja memungkinkanperkembangan berbagai macam dan cara penghidupan di dalamikatan kerjasama itu.Dapat dikatakan pada zaman neolithikum itu terdapat dasar-dasarpertama untuk penghidupan manusia sebagaimanusia, sebagaimana kita dapatkan sekarang. 6. 6. Jenis Manusia di Zaman Neolitikum Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Sapien dengan ras Mongoloide (mayoritas) dan ras Austromelanosoide (minoritas).Organize with Sections 7. 7. PENINGGALAN DI ZAMANNEOLITIKUM Introducing Zaman Neolithikum 8. 8. Peninggalan di Zaman Neolithikum 1. Kapak Persegi Misalnya : Beliung, Pacul dan Torah untuk mengerjakan kayu. Ditemukan di Sumatera, Jawa, bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan. Fungsi: -sebagai cangkul/pacul. - sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat. Bahan untuk membuat kapak disamping dibuat dari batu api/chalcedon yang hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran. 9. 9. Peninggalan di Zaman Neolithikum2. Kapak Bahu Kapak Bahu, sama seperti kapak persegi, hanya di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Hanya di temukan di Minahasa.3. Kapak Lonjong Kapak Lonjong banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa dan Serawak. Fungsi : sebagai cangkul/pacul. 10. 10. Zaman NeolithikumAlur Penyebaran Kebudayaan Neolitikum diIndonesia 11. 11. Peninngalan Lainnya4. Gerabah dari tanah liat Gerabah dari tanah liat, ditemukan di pantai selatan Pulau Jawa (antara Yogyakarta- Pacitan), Kaliumpang (Sulawesi), Melolo (Sumba). Gerabah memegang peranan penting sebagai wadah atau tempat yang digunakan untuk keperluan sehari-hari maupun u 12. 12. Peninngalan Lainnya5. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) Jenis perhiasan ini banyak di temukan di wilayah jawa terutama gelang- gelang dari batu indah dalam jumlah besar walaupun banyak juga yang belum selesai pembuatannya. Bahan utama untuk membuat benda ini di bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi (pengikis) menggunakan pasir. Selain gelang ditemukan juga alat-alat perhisasan lainnya seperti kalung yang dibuat dari batu indah pula. Untuk kalung ini dipergunakan juga batu-batu yang dicat atau batu- batu akik. 13. 13. Peninggalan Lainnya6. Pakaian dari kulit kayu Pada zaman ini mereka telah dapat membuat pakaiannya dari kulit kayu yang sederhana yang telah di perhalus. Pekerjaan membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum perempuan. Pekerjaan tersebut disertai pula berbagai larangan atau pantangan yang harus di taati. Sebagai contoh di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lainnya ditemukan alat pemukul kulit kayu. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang zaman neolithikum sudah berpakaian. 14. 14. Peninggalan Lainnya7. Tembikar (Periuk belanga)Bekas-bekas yang pertama ditemukan tentang adanya barang-barang tembikar atau periuk belanga terdapat di lapisan teratas dari bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi yang ditemukan hanya berupa pecahan- pecahan yang sangat kecil. Walaupun bentuknya hanya berupa pecahan- pecahan kecil tetapi sudah dihiasi gambar-gambar. Di Melolo, Sumba banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang belulang manusia. 15. 15. Kebudayaan di ZamanNeolithikum Introducing Zaman Neolithikum 16. 16. Kebudayaan di Zaman Neolithikum♣ Religi (Kepercayaan) Pada masa ini kepercayaan masyarakat semakin bertambah, bahkan masyarakat juga mempunyai konsep tentang apa yang terjadi dengan seseorang yang telah meninggal yaitu penghormatan dan pemujaan kepada roh nenek moyang sebagai suatu kepercayaan yang disebut dengan Animisme. Serta kepercayaan bahwa benda-benda disekitar kita memiliki jiwa atau kekuatan yang disebut dengan Dinamisme. 17. 17. Kebudayaan di Zaman Neolithikum♣ Ekonomi Dengan dikenalnya sistem bercocok tanam, maka ada banyak waktu yang terluang yaitu waktu antara musim tanam hingga datangnya musim panen. Pada saat itulah mereka mulai mengembangkan perekonomian mereka dengan mengenal sistem barter, dimana terjadi pertukaran barang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sistem barter merupakan langkah awal bagi munculnya sistem perdagangan/ sistem ekonomi dalam masyarakat. Untuk memperlancar diperlukan suatu tempat khusus bagi pertemuan antara pedagang dan pembeli yang pada perkembangannya disebut dengan pasar. Melalui pasar masyarakat dapat memenuhi sebuah kebutuhan hidupnya. 18. 18. Kebudayaan di Zaman Neolithikum♣ Adat Istiadat Peninggalan kebudayaan manusia pada masa bercocok tanam semakin banyak dan beragam, kebudayaan semakin berkembang pesat, manusia telah dapat mengembangkan dirinya untuk menciptakan kebudayaan yang lebih baik dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, pada masa Neolithikum budaya manusia telah maju dengan pesat. Berbagai macam pengetahuan telah dikuasai, misalnya pengetahuan tentang perbintangan, pranatamangsa (cara menentukan musim berdasarkan perbintangan atau tanda-tanda lainnya), pelayaran, kalender (menentukan hari baik atau buruk) 19. 19. Kebudayaan di Zaman Neolithikum♣ Kesenian Banyak unsur-unsur kebudayaan Neolithikum yang masih hidup hingga sekarang. Salah satunya adalah kesenian seperti pertenunan dengan menggunakan tenun gendong. Unsur- unsur lainnya yang dapat disebutkan dan masih hidup hingga sekarang misalnya gamelan dan wayang. 20. 20. Tenun Gendong WayangKesenian 21. 21. Alur Penyebaran Kebudayaan Neolitikum di Indonesia 22. 22. Tenun Gendong 23. 23. Gamelan 24. 24. Wayang 25. 25. Created by :1. Azka Fathia (03)2. Catherine A. B. (04)3. Lady Ayu K. I. (13)4.5. KOSEP BERPIKIR KRONOLOGI (DIAKRONIK), SINKRONIK, RUANG DAN WAKTU DALAM SEJARAH Pengertian diakronis, sinkronis dan kronologi Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu diakronis berasal dari kata diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya waktu ). Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu terjadinya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya. Cara berfikir diakronik dalam mempelajari sejarah Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis maksudnya melebar dalam ruang. Sejarah mementingkan proses, sejarah akan membicarakan satu peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B. Contoh: 1. Perkembangan Sarekat Islam di Solo, 1911-1920 2. Terjadinya Perang Diponegaro, 1925-1930 3. Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949 4. Gerakan Zionisme 1897-1948
Cara berfikir sinkronik dalam mempelajari sejarah
Sedangkan ilmu sosial itu sinkronik (menekankan struktur) artinya ilmu sosial meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu. Contoh: satu mungkin menggunakan pendekatan sinkronis untuk menggambarkan keadaan ekonomi di Indonesia pada suatu waktu tertentu, menganalisis struktur dan fungsi ekonomi hanya pada keadaan tertentu dan pada di saat itu.
Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial ). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis
Contoh: – Peranan militer dalam politik,1945-1999 ( yang ditulis seorang ahli ilmu politik ) – Elit Agama dan Politik 1945- 2003 (yang ditulis ahli sosiologi )
Konsep Ruang Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu. · Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa – peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu. · Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut. · Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.
Konsep waktu · Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup. · Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. · Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan dat
Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah
1. Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah 2. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian. 3. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup (beraktivitas).
A. Kronologi dan periodisasi dalam sejarah
Kronologi dan periodisasi merupakan hal yang sangat penting dalam sejarah. Dengan periodisasi sejarawan dapat lebih fokus pada penelitian sejarah. Hasil penelitiannya juga akan lebih sempurna. Kesempurnaan ini juga akan lebih lengkap jika hasil penelitian sejarah di susun secara kronologis dimana urutan waktu terjadi peristiwa sejarah tersebut dapat dilihat dengan baik.
a. Kronologi dalam sejarah Dalam mempelajari dan menyusun peristiwa sejarah akan selalu terkait dengan waktu. Waktu adalah sesuatu yang selalu bergerak dari masa lalu masa kini dan masa yang akan datang. Peristiwa-peristiwa tersebut harus brgerak sehingga melahirkan peristiwa baru yang saling terkait dan tidak pernah berhenti. Upaya yang dilakukan para sejarawan untuk menyusun peristiwa sejarah secara teratur menrut urutan waktunya disebut kronologi sejarah. Hal yang membedakan antara kronologi dan periodisasi hanyalah dalam batasan waktunya. Periodisasi mengatur pembagian atau pembabakan peristiwa masa lampau dengan batasan waktu yang terbatas. Dalam kenyataan sejarah yang sebenarnya, tidak di kenal adanya kronologi ataupun periodisasi sejarah. Karena pada hakikatnya peristiwa saling berkesinambungan antara yang satu dengan yang lainnya dan tidak akan terputus dalam satu periodisasi. Tujuan periodisasi dan kronologi dalam penulisan sejarah bertujuan untuk mempermudah dalam mempelajari sejarah. Istilah kronologi di artikan dan dipahami sebagai urutan peristiwa yang disusun berdasarkan terjadinya. Kronologi berasal dari bahasa yunani yaitu chronos berarti waktu dan logos berarti ilmu atau pengetahuan. Secara harfiah berarti ilmu tentang waktu. Dalam sejarah kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu terjadinya suatu peristiwa dan tempat peristiwa tersebut secara tepat berdasarkan urutan waktu. Tujuan kronologi adalah menghindari anakronisme atau kerancuan waktu sejarah. Dengan memahami konsep kronologi kita juga dapat melihat kaiatan-kaitan peristiwa yang terjadi di masa lalu dan direkonstruksi kembali secara tepat berdasarkan urutan waktu terjadinya. Berkat bantuan konsep kronologi kita juga dapat melihat kaitan peristiwa sejarah yang terjadi di belahan bumi yang lain. Kronologi merupakan ilmu dasar yang sangat penting dalam ilmu sejarah karena konsep ini menggambarkan proses sejarah. Misalnya bulan, hari tahun terjadinya suatu peristiwa penting. Catatan tahun terjadinya suatu peristiwa sejarah biasa di sebut kronik. Cara terbaik dalam menunjukan suatu peristiwa secara kronologi adalah dengan menggunakan garis waktu. Garis waktu tersebut menjajarkan peristiwa yang terjadi di masa lalu urut berdasarkan waktu terjadinya. Mengenai tentang waktu yang di pakai tergantung ruang lingkup peristiwa yang akan di paparkan. Ada beberapa ukuran waktu atau sistem penanggalan misalnya masehi isalam dan cina tradisional. Sebagai bangsa yang besar bangsa indonesia mempunyai perjalanan sejarah yang panjang. Kronologi sejarah indonesia di mulai pada zaman prasejarah yang terdiri dari zaman batu dan logam. Zaman batu terdiri dari palaeolithikum atau zaman batu tua, mesolithikum atau zaman batu tengah, neolithikum atau zaman batu muda dan megalithikum atau zaman batu besar. Terus zaman hindu-budha zaman islam zaman kolonial belanda, zaman pendudukan jepang, zaman kemerdekaan, zaman orde lama zaman orde baru dan zaman reformasi.
Periodisasi dalam sejarah Merupakan pengklasifikasian peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahapan atau pembabakan waktu. Dalam membuat periodisasi para sejarawan membuat kesimpulan umum mengenai sebuah peiode.contoh para sejarawan membagi sejarah dalam dua periode: – Zaman prasejarah yakni zaman ketika manusia belum mengenal tulisan. Babakan ini di mulai sejak adanya manusia hingga ditemukannya peninggalan-peninggalan tertulis. – Zaman sejarah yakni zaman ketika manusia sudah mengenal tulisan. Babakan ini di mulai sejak manusia sudah mengenal tulisan hingga sekarang.
Periodisasi sangat penting dalam penulisan sejarah karena
merupakan batang tubuh cerita sejarah. Peridisasi dalam penulisan sejarah tergantung pada jenis penulisan yang dilakukan. Periodisasi dapat dilakukan berdasarkan perkembangan poltik, sosial, ekonomi, kebudayaan, dan agama. Berdasarkan perkembangan politik periodisasi dapat dilakukan berdasarkan raja-raja yang memerintah di suatu daerah seperti kesultanan yogyakarta dan banten. Berdasarkan perkembangan sosial ekonomi periodisasi dapat dilakukan dengan pembagian sejarah berdasarkan sistem mata pencaharian masyarakat. Misalnya masa berburu dan mengumpulkan makanan yang diikuti dengan masa bercocok tanam dan hidup menetap. Berdasarkan kebudayaan, periodisasi dilakukan dengan mengelompokkan masyarakat dengan kebudayaan terendah sampai masyarakat dengan kebudayaan tertinggi.
Tujuan pembatasan waktu dalam penulisan sejarah adalah: Agar mudah diingat, menyederhanakan cerita, memenuhi persyaratan sistematika, ilmu pengetahuan, dan mengklasifikasi isi sejarah. Selain generalisasi periodik ada banyak periodisasi yang lain diantaranya generalisasi personal dan generalisasi kausal. Generalisasi personal mengikuti cara berpikir pars pro toto yang menyamakan sebagian dengan keseluruhan. Misalnya kemerdekaan indonesia soekarno-hatta atau orde baru dengan soeharto. Dalam peristiwa tersebut peran orang lain ditiadakan. Generalisasi kausal adalah generalisasi tentang sabab musabab, kesinambungan, perkembangan, pengulangan, dan perubahan sejarah. Kesimpulan umum tentang sebab- sebab tersebut mencakup masalah geografis masalah kependudukan moral, ekonomi dan politik. Periodisasi Sejarah Indonesia Pengertian periodisasi diartikan sebagai pembabakan waktu yang dipergunakan untuk berbagai peristiwa. Kompleksnya peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia pada setiap masa memerlukan suatu pengklasifikasian berdasarkan bentuk serta jenis peristiwa tersebut. Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan itu disusun secara kronologis berdasarkan urutan waktu kejadiannya. Rentang waktu atau masa sejak manusia ada hingga sekarang merupakan rentang yang sangat panjang, sehingga para ahli sejarah sering mengalami kesulitan untuk memahami dan membahas masalah-masalah yang muncul dalam sejarah kehidupan manusia. Untuk mempermudah pembabakan kehidupan manusia, para ahli menyusun periodisasi sejarah. Periodisasi digunakan untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan sejarah kehidupan manusia. Periodisasi yang dibuat oleh banyak peneliti berakibat adanya perbedaan-perbedaan pandangan sehingga periodisasi sejarah bersifat subjektif yang dipengaruhi subjek permasalahan serta pribadi penelitinya. Dalam sejarah Indonesia, periodisasi dibagi dua, yaitu zaman praaksara dan zaman sejarah. a. Zaman praaksara, yaitu zaman sebelum manusia mengenal tulisan. Sejarah dapat dipelajari berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala berupa artefak, fitur, ekofak, dan situs. Artefak adalah semua benda yang jelas memperlihatkan hasil garapan sebagian atau seluruhnya sebagai pengubahan sumber alam oleh tangan manusia. Fitur adalah artefak yang tidak dapat dipindahkan tanpa merusak tempatnya. Ekofak adalah benda dari unsur lingkungan abiotik atau biotik. Situs adalah bidang tanah yang mengandung peninggalan purbakala. b. Zaman sejarah, yaitu zaman di mana manusia sudah mengenal tulisan. Zaman sejarah dibagi tiga sebagai berikut. 1) Zaman Kuno, yang membicarakan sejak kerajaan tertua sampai abad ke-14. Pada zaman ini, berkembang kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi agama Hindu dan Buddha. 2) Zaman Indonesia Baru, mulai abad ke-15 yang membicarakan masa berkembangnya budaya Islam sampai abad ke-18. 3) Zaman Indonesia Modern, sejak masa pemerintahan Hindia Belanda (1800), pergerakan kemerdekaan Indonesia merdeka sampai sekarang atau masa kontemporer. Ada beberapa unsur yang sering memengaruhi penyusunan periode-periode sejarah, salah satunya adalah unsur geografi, sebab adanya perubahan tapal batas, perubahan aliran sungai, gedung kuno direhab, bahkan adanya perubahan flora dan fauna dapat mengaburkan jejak-jejak sejarah. Konsep teoritik tentang periodisasi sejarah Indonesia pernah dibahas dalam Seminar Sejarah Nasional I tahun 1957, yang menghasilkan hal-hal sebagai berikut. a. Konsep periodisasi dari Prof. Dr. Soekanto Menurut pendapat Dr. Soekanto, periodisasi hendaknya berdasarkan ketatanegaraan artinya bersifat politik. Pembagian atas babakan masa (periodisasi) yang berdasarkan kenyataan-kenyataan sedapat mungkin harus eksak serta praktis. Menurutnya, periodisasi sejarah Indonesia diusulkan secara kronologis sebagai berikut. 1) Masa pangkal sejarah (sM – 0) 2) Masa Kutai-Tarumanegara (0 – 600) 3) Masa Sriwijaya-Medang-Singosari (600 – 1300) 4) Masa Majapahit (1300 – 1500) 5) Masa Kerajaan Islam (1500 – 1600) 6) Masa Aceh, Mataram, Makassar (1600 – 1700) 7) Masa pemerintah asing (1700 – 1945) a) Zaman Kompeni (1800 – 1808) b) Zaman Daendels (1808 – 1811) c) Zaman British Government (1811 – 1816) d) Zaman Nederlands – India (1816 – 1942) e) Zaman Nippon (1942 – 1945) 8) Masa Republik Indonesia (1945 – sekarang) b. Periodisasi menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo Menurut pemikiran Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, sebagai dasar bagi babakan masa (periodisasi) adalah derajat integrasi yang tercapai di Indonesia pada masa lampau. Menurut pemikirannya, faktor ekonomi sangat memengaruhi perkembangan sosial, politik, dan kultur di Indonesia. Faktor ekonomi memengaruhi kontak Indonesia dengan luar negeri yang mendatangkan pengaruh kebudayaan luar, baik budaya Hindu dari India, budaya Islam dari Asia Barat, serta budaya barat baik dari Eropa atau negara-negara lainnya. Maka ada kemungkinan untuk membedakan dua periode besar, yaitu pengaruh Hindu dan pengaruh Islam. Sebutan dari periode itu memakai nama kerajaan sebab sifat masyarakat pada waktu itu masih homogen dan berpusat pada raja (istana sentris). Adapun periodisasi yang diusulkan oleh Prof. Dr. Sartono adalah sebagai berikut : 1) Prasejarah 2) Zaman Kuno a) Masa kerajaan-kerajaan tertua b) Masa Sriwijaya (dari abad VII – XIII atau XIV). c) Masa Majapahit (dari abad XIV – XV). 3) Zaman Baru a) Masa Aceh, Mataram, Makassar/Ternate/Tidore (sejak abad XVI). b) Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX). c) Masa pergerakan nasional (abad XX). 4) Masa Republik Indonesia (sejak tahun 1945).
Dari pemaparan tersebut terlihat bahwa munculnya banyak
pandangan tentang babakan masa periodisasi, seperti yang diajukan Prof. Dr. Soekanto dan Prof. Dr. Sartono, disusun dengan: a. memakai dasar perkembangan peradaban (civilization), b. babakan masa didasarkan atas segi kebudayaan (culture), dan c. babakan masa atas dasar agama yang masuk ke Indonesia. Kesimpulannya adalah dasar kerangka teori pembabakan waktu atau periodisasi dalam sejarah menunjukkan hasil pemikiran yang berbeda-beda. Namun, hal yang terpenting dalam penyusunan periodisasi adalah adanya prinsip kontinuitas. CONTOH-CONTOH PERIODISASI SEJARAH INDONESIA 1. –400 : zaman prasejarah Indonesia 2.400-1500 : zaman pengaruh Hindu-Budha dan pertumbuhan Islam 3. 1500-1670 : Zaman kerajaan Islam dan mulai masuknya pengaruh Barat serta perluasan pengaruh VOC. 4. 1670-1800 : Masa penjajahan oleh VOC 5. 1800-1811 : Masa pemerintahan Herman W. Daendels 6. 1811-1816 : Masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles (Inggris). 7. 1816-1830 :Masa pemerintahan Komisaris Jenderal dan perlawanan terhadap Pemerintahan Kolonial Belanda. 8. 1830-1870 : Sistem tanam paksa oleh Gubernur Van den Bosch. 9. 1870-1942 : Sistem ekonomi Liberal Kolonial dan Politik Etis. 10.1908 : Masa Pergerakan Nasional 11.1942-1945 : Masa pendudukan Jepang. 12.1945-1949 : Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan. 13.1949-1950 : Masa pemerintahan RIS. 14.1950-1959 : Penerapan sistem Liberal Parlementer 15.1959-1966 : Masa demokrasi terpimpin 16.1966-1998 : Masa Orde Baru 17.1998-Kini : Era Refarmasi