Anda di halaman 1dari 84

 

ZAMAN PRAAKSARA MESOLITHIKUM SEJARAH KELAS X


1. 1. KEHIDUPAN ZAMAN MESOLITIKUM JAMAN MESOLITHIKUM Mardiyani, S.Pd
2. 2. Politik Religi Ekonomi Sosial Budaya Kehidupan zaman Mesolitikum dapat di lihat dari
segi
3. 3. • berburu dan mengumpulkan makanan • belum ada tanda-tanda adanya kehidupan
ekonomi. • belum ada bukti-bukti yang menunjukkan adanya tanda-tanda berupa alat
penukar. Kehidupan Mesolitikum dari segi Ekonomi
4. 4. •hidup mengembara •makanan berupa binatang buruan dan tumbuh- tumbuhan liar di tepi
sungai atau danau. • hidup dalam kelompok-kelompok kecil •Selalu berpindah-pindah
•terdapat pembagian tugas kerja •Hubungan antar anggota sangat erat •Populasi
pertumbuhan penduduk sangat kecil Kehidupan Mesolitium dari segi Sosial
5. 5. •belum mampu membuat gerabah • mula-mula bisa membuat rakit, lama kelamaan
mereka membuat perahu. •sudah mengenal perhiasan yang sangat primitif • membuat alat-
alat dari batu, tulang, dan kayu •tinggal di goa-goa. Kehidupan Mesolitikum dari segi Budaya
6. 6. Pebble culture Bone culture Flakes culture Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:
7. 7.  Kjokkenmoddinger adalah sampah dapur dari zaman mesolitikum yang ditemukan di
sepanjang pantai timur Pulau Sumatera. Kebudayaan Pebble-culture
8. 8. bagian terbesar dari alat-alat yang ditemukan itu adalah tulang, sehingga disebut sebagai
Sampung Bone Culture. Kebudayaan Tulang dari Sampung (Sampung Bone Culture)
9. 9. Kebudayaan Flakes (Flakes Culture)  Kebudayaan Arbis sous roche adalah goa yang
menyerupai ceruk batu karang yang digunakan manusia sebagai tempat tinggal. berfungsi
sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas.
10. 10. Kehidupan Mesolitikum dari segi politik Tanda-tanda kehidupan politik pada zaman
Mesolitikum masih sederhana.  Belum adanya peraturan-peraturan  Adanya keluarga,
dan terbentuknya kepala keluarga tersebut merupakan kehidupan Mesolitikum yang dilihat
dari segi politik.
11. 11. Kehidupan Mesolitikum dari segi Religi Mereka telah mengenal kepercayaan sistem
penguburan sebagai bukti penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal. Hal ini
terbukti dengan didirikan kuburan sebagai bukti penghormatan terakhir pada orang yang
meninggal Dengan penguburan berarti telah muncul konsep kepercayaan tentang adanya
hubungan antara orang yang sudah meninggal dengan yang masih hidup.
12. 12. Alat- alat peninggalan zaman Mesolitikum Kapak genggam ( kapak sumatra) . • Kapak
tersebut terbuat dari batu kali yang dibelah dua dan teksturnya masih kasar. • Ditemukan di
Sumatera • Dibuat dari gamping kersikan dan berbentuk lonjong. • Digunakan untuk
menumbuk biji- bijian, membuat serat-serat dari pepohonan, membunuh binatang buruan,
atau sebagai senjata menyerang lawannya
13. 13. Kapak pendek • Bentuknya setengah lingkaran, dibuat dengan memukuli dan memecah
batu. • Belum diasah, tajamnya terdapat di sisi yang melengkung. •Terbuat dari batu andesit.
•Kegunaan sama dengan kapak genggam sumatera
14. 14.  Terbuat dari batu.  Bentuknya semacam lempeng untuk menggiling dan landasanya.
 Batu pipisan selain dipergunakan untuk menggiling makanan juga dipergunakan untuk
menghaluskan cat merah. Cat merah diperkirakan digunakan untuk keperluan religius dan
untuk ilmu sihir. PIPISAN
15. 15.  Manusia pendukung kebudayaan Mesolitikum adalah bangsa Papua- Melanosoid. 
Hal ini terbukti dengan ditemukannya fosil- fosil manusia ras Papua Melanesoid,baik pada
kebudayaan tulangsampung maupun dibukit-bukit kerang di Sumatra
Neolithikum
1. 1. PRESENTASI SEJARAHIntroducingZAMAN NEOLITHIKUM
2. 2. Pokok Bahasan Peninngalan KebudayaanMasa Zaman di ZamanNeolithikum di Zaman
Neolithikum Neolithikum Introducing Zaman Neolithikum
3. 3. Masa Zaman Neolithikum Introducing Zaman Neolithikum
4. 4. Masa Zaman NeolithikumKira-kira 2000 tahun SM, telah datang bangsa-bangsa baru
yangmemiliki kebudayaan lebih maju dan tinggi derajatnya. Merekadikenal sebagai bangsa
Indonesia Purba.-CIRI-CIRI ZAMAN NEOLITIKUM-π Peralatan sudah dihaluskan dan diberi
tangkai.π Alat yang digunakan antara lain kapak persegi dan lonjong.π Pakaian terbuat dari
kulit kayu dan kulit binatang.π Perhiasan terbuat dari kulit kerang, terrakota dan batu.π
Tempat tinggal menetap (sedenter).π Memiliki kemampuan bercocok tanam.π Menganut
kepercayaan Animisme dan Dinamisme.
5. 5. Masa Zaman Neolithikum-CARA HIDUP-Cara hidup zaman neolithikum membawa
perubahan-perubahanbesar, karena pada zaman itu manusia mulai hidup
berkelompokkemudian menetap dan tinggal bersama dalam kampung. Berartipembentukan
suatu masyarakat yang memerlukan segalaperaturan kerja sama. Pembagian kerja
memungkinkanperkembangan berbagai macam dan cara penghidupan di dalamikatan
kerjasama itu.Dapat dikatakan pada zaman neolithikum itu terdapat dasar-dasarpertama
untuk penghidupan manusia sebagaimanusia, sebagaimana kita dapatkan sekarang.
6. 6. Jenis Manusia di Zaman Neolitikum Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Sapien
dengan ras Mongoloide (mayoritas) dan ras Austromelanosoide (minoritas).Organize with
Sections
7. 7. PENINGGALAN DI ZAMANNEOLITIKUM Introducing Zaman Neolithikum
8. 8. Peninggalan di Zaman Neolithikum 1. Kapak Persegi Misalnya : Beliung, Pacul dan Torah
untuk mengerjakan kayu. Ditemukan di Sumatera, Jawa, bali, Nusa Tenggara, Maluku,
Sulawesi dan Kalimantan. Fungsi: -sebagai cangkul/pacul. - sebagai alat pahat/alat untuk
mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat. Bahan untuk membuat kapak disamping
dibuat dari batu api/chalcedon yang hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan,
azimat atau tanda kebesaran.
9. 9. Peninggalan di Zaman Neolithikum2. Kapak Bahu Kapak Bahu, sama seperti kapak
persegi, hanya di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Hanya di temukan di
Minahasa.3. Kapak Lonjong Kapak Lonjong banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong,
Tanimbar, Leti, Minahasa dan Serawak. Fungsi : sebagai cangkul/pacul.
10. 10. Zaman NeolithikumAlur Penyebaran Kebudayaan Neolitikum diIndonesia
11. 11. Peninngalan Lainnya4. Gerabah dari tanah liat Gerabah dari tanah liat, ditemukan di
pantai selatan Pulau Jawa (antara Yogyakarta- Pacitan), Kaliumpang (Sulawesi), Melolo
(Sumba). Gerabah memegang peranan penting sebagai wadah atau tempat yang digunakan
untuk keperluan sehari-hari maupun u
12. 12. Peninngalan Lainnya5. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) Jenis perhiasan
ini banyak di temukan di wilayah jawa terutama gelang- gelang dari batu indah dalam jumlah
besar walaupun banyak juga yang belum selesai pembuatannya. Bahan utama untuk
membuat benda ini di bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi (pengikis)
menggunakan pasir. Selain gelang ditemukan juga alat-alat perhisasan lainnya seperti
kalung yang dibuat dari batu indah pula. Untuk kalung ini dipergunakan juga batu-batu yang
dicat atau batu- batu akik.
13. 13. Peninggalan Lainnya6. Pakaian dari kulit kayu Pada zaman ini mereka telah dapat
membuat pakaiannya dari kulit kayu yang sederhana yang telah di perhalus. Pekerjaan
membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum perempuan. Pekerjaan tersebut disertai
pula berbagai larangan atau pantangan yang harus di taati. Sebagai contoh di Kalimantan
dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lainnya ditemukan alat pemukul kulit kayu. Hal
ini menunjukkan bahwa orang-orang zaman neolithikum sudah berpakaian.
14. 14. Peninggalan Lainnya7. Tembikar (Periuk belanga)Bekas-bekas yang pertama ditemukan
tentang adanya barang-barang tembikar atau periuk belanga terdapat di lapisan teratas dari
bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi yang ditemukan hanya berupa pecahan- pecahan yang
sangat kecil. Walaupun bentuknya hanya berupa pecahan- pecahan kecil tetapi sudah
dihiasi gambar-gambar. Di Melolo, Sumba banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata
berisi tulang belulang manusia.
15. 15. Kebudayaan di ZamanNeolithikum Introducing Zaman Neolithikum
16. 16. Kebudayaan di Zaman Neolithikum♣ Religi (Kepercayaan) Pada masa ini kepercayaan
masyarakat semakin bertambah, bahkan masyarakat juga mempunyai konsep tentang apa
yang terjadi dengan seseorang yang telah meninggal yaitu penghormatan dan pemujaan
kepada roh nenek moyang sebagai suatu kepercayaan yang disebut dengan Animisme.
Serta kepercayaan bahwa benda-benda disekitar kita memiliki jiwa atau kekuatan yang
disebut dengan Dinamisme.
17. 17. Kebudayaan di Zaman Neolithikum♣ Ekonomi Dengan dikenalnya sistem bercocok
tanam, maka ada banyak waktu yang terluang yaitu waktu antara musim tanam hingga
datangnya musim panen. Pada saat itulah mereka mulai mengembangkan perekonomian
mereka dengan mengenal sistem barter, dimana terjadi pertukaran barang dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sistem barter merupakan langkah awal bagi
munculnya sistem perdagangan/ sistem ekonomi dalam masyarakat. Untuk memperlancar
diperlukan suatu tempat khusus bagi pertemuan antara pedagang dan pembeli yang pada
perkembangannya disebut dengan pasar. Melalui pasar masyarakat dapat memenuhi
sebuah kebutuhan hidupnya.
18. 18. Kebudayaan di Zaman Neolithikum♣ Adat Istiadat Peninggalan kebudayaan manusia
pada masa bercocok tanam semakin banyak dan beragam, kebudayaan semakin
berkembang pesat, manusia telah dapat mengembangkan dirinya untuk menciptakan
kebudayaan yang lebih baik dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, pada masa
Neolithikum budaya manusia telah maju dengan pesat. Berbagai macam pengetahuan telah
dikuasai, misalnya pengetahuan tentang perbintangan, pranatamangsa (cara menentukan
musim berdasarkan perbintangan atau tanda-tanda lainnya), pelayaran, kalender
(menentukan hari baik atau buruk)
19. 19. Kebudayaan di Zaman Neolithikum♣ Kesenian Banyak unsur-unsur kebudayaan
Neolithikum yang masih hidup hingga sekarang. Salah satunya adalah kesenian seperti
pertenunan dengan menggunakan tenun gendong. Unsur- unsur lainnya yang dapat
disebutkan dan masih hidup hingga sekarang misalnya gamelan dan wayang.
20. 20. Tenun Gendong WayangKesenian
21. 21. Alur Penyebaran Kebudayaan Neolitikum di Indonesia
22. 22. Tenun Gendong
23. 23. Gamelan
24. 24. Wayang
25. 25. Created by :1. Azka Fathia (03)2. Catherine A. B. (04)3. Lady Ayu K. I. (13)4.5.
KOSEP BERPIKIR KRONOLOGI
(DIAKRONIK), SINKRONIK, RUANG DAN
WAKTU DALAM SEJARAH
Pengertian diakronis, sinkronis dan kronologi
Menurut Galtung, sejarah adalah ilmu diakronis berasal dari kata
diachronich; ( dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan
chronicus artinya waktu ). Diakronis artinya memanjang dalam waktu
tetapi terbatas dalam ruang.
Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
Kronologi adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai
dengan waktu terjadinya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat
membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan
waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk
membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat
berbeda yang terkait peristiwanya.
 Cara berfikir diakronik dalam mempelajari sejarah
Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang dalam waktu,
sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis maksudnya melebar dalam
ruang. Sejarah mementingkan proses, sejarah akan membicarakan satu
peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B.
Contoh:
1.    Perkembangan Sarekat Islam di Solo, 1911-1920
2.  Terjadinya Perang Diponegaro, 1925-1930
3.  Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949
4.  Gerakan Zionisme 1897-1948

Cara berfikir sinkronik dalam mempelajari sejarah


        Sedangkan ilmu sosial itu sinkronik (menekankan struktur) artinya 
ilmu sosial meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa
sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak
berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa
yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu
kondisi seperti itu.
Contoh: satu mungkin menggunakan pendekatan sinkronis untuk
menggambarkan keadaan ekonomi  di Indonesia pada suatu waktu
tertentu, menganalisis struktur dan fungsi ekonomi hanya pada
keadaan tertentu dan pada di saat itu.
 
Kedua ilmu ini saling berhubungan ( ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial
). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang
diakronis dan ilmu sosial lain yang sinkronis Artinya ada kalanya
sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu sosial
menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis
 
Contoh:
– Peranan militer dalam politik,1945-1999  ( yang ditulis seorang ahli
ilmu politik )
– Elit Agama dan Politik 1945- 2003 (yang ditulis ahli sosiologi )
 
Konsep Ruang
Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu.
·         Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa – peristiwa
sejarah dalam perjalanan waktu.
·         Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak
dapat terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut.
·         Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi,
maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana
peristiwa itu terjadi.
 
Konsep waktu
·         Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah
terlewati. Tetapi, masa lampau bukan merupakan suatu masa yang
final, terhenti, dan tertutup.
·         Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga,
dalam sejarah, masa lampau manusia bukan demi masa lampau itu
sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab sejarah itu
berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan
gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
·         Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan
menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan dat

 Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah


1.    Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat
dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam
kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah
2.  Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat
dan waktu kejadian.
3.  Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat
dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu
itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup  (beraktivitas).

A.  Kronologi dan periodisasi dalam sejarah


Kronologi dan periodisasi merupakan hal yang sangat penting
dalam sejarah. Dengan periodisasi sejarawan dapat lebih fokus pada
penelitian sejarah. Hasil penelitiannya juga akan lebih sempurna.
Kesempurnaan ini juga akan lebih lengkap jika hasil penelitian sejarah
di susun secara kronologis dimana urutan waktu terjadi peristiwa sejarah
tersebut dapat dilihat dengan baik.
  
   a.    Kronologi dalam sejarah
Dalam mempelajari dan menyusun peristiwa sejarah akan selalu
terkait dengan waktu. Waktu adalah sesuatu yang selalu bergerak dari
masa lalu masa kini dan masa yang akan datang. Peristiwa-peristiwa
tersebut harus brgerak sehingga melahirkan peristiwa baru yang saling
terkait dan tidak pernah berhenti. Upaya yang dilakukan para sejarawan
untuk menyusun peristiwa sejarah secara teratur menrut urutan
waktunya disebut kronologi sejarah.
Hal yang membedakan antara kronologi dan periodisasi hanyalah
dalam batasan waktunya. Periodisasi mengatur pembagian atau
pembabakan peristiwa masa lampau dengan batasan waktu yang
terbatas.
Dalam kenyataan sejarah yang sebenarnya, tidak di kenal adanya
kronologi ataupun periodisasi sejarah. Karena pada hakikatnya peristiwa
saling berkesinambungan antara yang satu dengan yang lainnya dan
tidak akan terputus dalam satu periodisasi. Tujuan periodisasi dan
kronologi dalam penulisan sejarah bertujuan untuk mempermudah dalam
mempelajari sejarah.
Istilah kronologi di artikan dan dipahami sebagai urutan peristiwa
yang disusun berdasarkan terjadinya. Kronologi berasal dari bahasa
yunani yaitu chronos berarti waktu dan logos berarti ilmu atau
pengetahuan. Secara harfiah berarti ilmu tentang waktu.
Dalam sejarah kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu
terjadinya suatu peristiwa dan tempat peristiwa tersebut secara tepat
berdasarkan urutan waktu. Tujuan kronologi adalah menghindari
anakronisme atau kerancuan waktu sejarah.
Dengan memahami konsep kronologi kita juga dapat melihat
kaiatan-kaitan peristiwa yang terjadi di masa lalu dan direkonstruksi
kembali secara tepat berdasarkan urutan waktu terjadinya. Berkat
bantuan konsep kronologi kita juga dapat melihat kaitan peristiwa
sejarah yang terjadi di belahan bumi yang lain. Kronologi merupakan
ilmu dasar yang sangat penting dalam ilmu sejarah karena konsep ini
menggambarkan proses sejarah. Misalnya bulan, hari tahun terjadinya
suatu peristiwa penting. Catatan tahun terjadinya suatu peristiwa sejarah
biasa di sebut kronik.
Cara terbaik dalam menunjukan suatu peristiwa secara kronologi
adalah dengan menggunakan garis waktu. Garis waktu tersebut
menjajarkan peristiwa yang terjadi di masa lalu urut berdasarkan waktu
terjadinya. Mengenai tentang waktu yang di pakai tergantung ruang
lingkup peristiwa yang akan di paparkan. Ada beberapa ukuran waktu
atau sistem penanggalan misalnya masehi isalam dan cina tradisional.
Sebagai bangsa yang besar bangsa indonesia mempunyai perjalanan
sejarah yang panjang. Kronologi sejarah indonesia di mulai pada zaman
prasejarah yang terdiri dari zaman batu dan logam. Zaman batu terdiri
dari palaeolithikum atau zaman batu tua, mesolithikum atau zaman batu
tengah, neolithikum atau zaman batu muda dan megalithikum atau
zaman batu besar. Terus zaman hindu-budha zaman islam zaman
kolonial belanda, zaman pendudukan jepang, zaman kemerdekaan,
zaman orde lama zaman orde baru dan zaman reformasi.
 
Periodisasi dalam sejarah
Merupakan pengklasifikasian peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahapan
atau pembabakan waktu. Dalam membuat periodisasi para sejarawan
membuat kesimpulan umum mengenai sebuah peiode.contoh para
sejarawan membagi sejarah dalam dua periode:
– Zaman prasejarah yakni zaman ketika manusia belum mengenal
tulisan. Babakan ini di mulai sejak adanya manusia hingga
ditemukannya peninggalan-peninggalan tertulis.
– Zaman sejarah yakni zaman ketika manusia sudah mengenal tulisan.
Babakan ini di mulai sejak manusia sudah mengenal tulisan hingga
sekarang.

Periodisasi sangat penting dalam penulisan sejarah karena


merupakan batang tubuh cerita sejarah.
Peridisasi dalam penulisan sejarah tergantung pada jenis penulisan
yang dilakukan. Periodisasi dapat dilakukan berdasarkan perkembangan
poltik, sosial, ekonomi, kebudayaan, dan agama. Berdasarkan
perkembangan politik periodisasi dapat dilakukan berdasarkan raja-raja
yang memerintah di suatu daerah seperti kesultanan yogyakarta dan
banten. Berdasarkan perkembangan sosial ekonomi periodisasi dapat
dilakukan dengan pembagian sejarah berdasarkan sistem mata
pencaharian masyarakat. Misalnya masa berburu dan mengumpulkan
makanan  yang diikuti dengan masa bercocok tanam dan hidup menetap.
Berdasarkan kebudayaan, periodisasi dilakukan dengan
mengelompokkan masyarakat dengan kebudayaan terendah sampai
masyarakat dengan kebudayaan tertinggi.
     
      Tujuan pembatasan waktu dalam penulisan sejarah adalah:
Agar mudah diingat, menyederhanakan cerita, memenuhi
persyaratan sistematika, ilmu pengetahuan, dan mengklasifikasi isi
sejarah.
Selain generalisasi periodik ada banyak periodisasi yang lain
diantaranya generalisasi personal dan generalisasi kausal. Generalisasi
personal mengikuti cara berpikir pars pro toto yang menyamakan
sebagian dengan keseluruhan. Misalnya kemerdekaan indonesia
soekarno-hatta atau orde baru dengan soeharto. Dalam peristiwa tersebut
peran orang lain ditiadakan.
Generalisasi kausal adalah generalisasi tentang sabab musabab,
kesinambungan, perkembangan, pengulangan, dan perubahan sejarah.
Kesimpulan umum tentang sebab- sebab tersebut mencakup masalah
geografis masalah kependudukan moral, ekonomi dan politik.
Periodisasi Sejarah Indonesia
Pengertian periodisasi diartikan sebagai pembabakan waktu yang
dipergunakan untuk berbagai peristiwa. Kompleksnya peristiwa yang
terjadi dalam kehidupan manusia pada setiap masa memerlukan suatu
pengklasifikasian berdasarkan bentuk serta jenis peristiwa tersebut.
Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan itu disusun secara
kronologis berdasarkan urutan waktu kejadiannya.
Rentang waktu atau masa sejak manusia ada hingga sekarang merupakan
rentang yang sangat panjang, sehingga para ahli sejarah sering
mengalami kesulitan untuk memahami dan membahas masalah-masalah
yang muncul dalam sejarah kehidupan manusia. Untuk mempermudah
pembabakan kehidupan manusia, para ahli menyusun periodisasi
sejarah.
Periodisasi digunakan untuk mempermudah pemahaman dan
pembahasan sejarah kehidupan manusia. Periodisasi yang dibuat oleh
banyak peneliti berakibat adanya perbedaan-perbedaan pandangan
sehingga periodisasi sejarah bersifat subjektif yang dipengaruhi subjek
permasalahan serta pribadi penelitinya.
Dalam sejarah Indonesia, periodisasi dibagi dua, yaitu zaman
praaksara dan zaman sejarah.
a. Zaman praaksara, yaitu zaman sebelum manusia mengenal tulisan.
Sejarah dapat dipelajari berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala
berupa artefak, fitur, ekofak, dan situs.
Artefak adalah semua benda yang jelas memperlihatkan hasil garapan
sebagian atau seluruhnya sebagai pengubahan sumber alam oleh tangan
manusia.
Fitur adalah artefak yang tidak dapat dipindahkan tanpa merusak
tempatnya.
Ekofak adalah benda dari unsur lingkungan abiotik atau biotik.
Situs adalah bidang tanah yang mengandung peninggalan purbakala.
b. Zaman sejarah, yaitu zaman di mana manusia sudah mengenal
tulisan. Zaman sejarah dibagi tiga sebagai berikut.
1) Zaman Kuno, yang membicarakan sejak kerajaan tertua sampai abad
ke-14. Pada zaman ini, berkembang kebudayaan Indonesia yang
dipengaruhi agama Hindu dan Buddha.
2) Zaman Indonesia Baru, mulai abad ke-15 yang membicarakan masa
berkembangnya budaya Islam sampai abad ke-18.
3) Zaman Indonesia Modern, sejak masa pemerintahan Hindia Belanda
(1800), pergerakan kemerdekaan Indonesia merdeka sampai sekarang
atau masa kontemporer.
Ada beberapa unsur yang sering memengaruhi penyusunan
periode-periode sejarah, salah satunya adalah unsur geografi, sebab
adanya perubahan tapal batas, perubahan aliran sungai, gedung kuno
direhab, bahkan adanya perubahan flora dan fauna dapat mengaburkan
jejak-jejak sejarah. Konsep teoritik tentang periodisasi sejarah
Indonesia pernah dibahas dalam Seminar Sejarah Nasional I tahun 1957,
yang menghasilkan hal-hal sebagai berikut.
a. Konsep periodisasi dari Prof. Dr. Soekanto
Menurut pendapat Dr. Soekanto, periodisasi hendaknya berdasarkan
ketatanegaraan artinya bersifat politik. Pembagian atas babakan masa
(periodisasi) yang berdasarkan kenyataan-kenyataan sedapat mungkin
harus eksak serta praktis. Menurutnya, periodisasi sejarah Indonesia
diusulkan secara kronologis sebagai berikut.
1) Masa pangkal sejarah (sM – 0)
2) Masa Kutai-Tarumanegara (0 – 600)
3) Masa Sriwijaya-Medang-Singosari (600 – 1300)
4) Masa Majapahit (1300 – 1500)
5) Masa Kerajaan Islam (1500 – 1600)
6) Masa Aceh, Mataram, Makassar (1600 – 1700)
7) Masa pemerintah asing (1700 – 1945)
    a) Zaman Kompeni (1800 – 1808)
    b) Zaman Daendels (1808 – 1811)
    c) Zaman British Government (1811 – 1816)
    d) Zaman Nederlands – India (1816 – 1942)
    e) Zaman Nippon (1942 – 1945)
8) Masa Republik Indonesia (1945 – sekarang)
b. Periodisasi menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo
Menurut pemikiran Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, sebagai dasar bagi
babakan masa (periodisasi) adalah derajat integrasi yang tercapai di
Indonesia pada masa lampau. Menurut pemikirannya, faktor ekonomi
sangat memengaruhi perkembangan sosial, politik, dan kultur di
Indonesia. Faktor ekonomi memengaruhi kontak Indonesia dengan luar
negeri yang mendatangkan pengaruh kebudayaan luar, baik budaya
Hindu dari India, budaya Islam dari Asia Barat, serta budaya barat baik
dari Eropa atau negara-negara lainnya. Maka ada kemungkinan untuk
membedakan dua periode besar, yaitu pengaruh Hindu dan pengaruh
Islam. Sebutan dari periode itu memakai nama kerajaan sebab sifat
masyarakat pada waktu itu masih homogen dan berpusat pada raja
(istana sentris).
Adapun periodisasi yang diusulkan oleh Prof. Dr. Sartono adalah
sebagai berikut :
1) Prasejarah
2) Zaman Kuno
    a) Masa kerajaan-kerajaan tertua
    b) Masa Sriwijaya (dari abad VII – XIII atau XIV).
    c) Masa Majapahit (dari abad XIV – XV).
3) Zaman Baru
a) Masa Aceh, Mataram, Makassar/Ternate/Tidore (sejak abad
XVI).
    b) Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX).
    c) Masa pergerakan nasional (abad XX).
4) Masa Republik Indonesia (sejak tahun 1945).

Dari pemaparan tersebut terlihat bahwa munculnya banyak


pandangan tentang babakan masa periodisasi, seperti yang diajukan
Prof. Dr. Soekanto dan Prof. Dr. Sartono, disusun dengan:
a. memakai dasar perkembangan peradaban (civilization),
b. babakan masa didasarkan atas segi kebudayaan (culture), dan
c. babakan masa atas dasar agama yang masuk ke Indonesia.
Kesimpulannya adalah dasar kerangka teori pembabakan waktu
atau periodisasi dalam sejarah menunjukkan hasil pemikiran yang
berbeda-beda. Namun, hal yang terpenting dalam penyusunan
periodisasi adalah adanya prinsip kontinuitas.
CONTOH-CONTOH PERIODISASI SEJARAH INDONESIA
1. –400 : zaman prasejarah Indonesia
2.400-1500 : zaman pengaruh Hindu-Budha dan pertumbuhan Islam
3. 1500-1670 : Zaman kerajaan Islam dan mulai masuknya pengaruh
Barat serta perluasan pengaruh VOC.
4. 1670-1800 : Masa penjajahan oleh VOC
5. 1800-1811 : Masa pemerintahan Herman W. Daendels
6. 1811-1816 : Masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles (Inggris).
7. 1816-1830 :Masa pemerintahan Komisaris Jenderal dan perlawanan
terhadap Pemerintahan Kolonial Belanda.
8. 1830-1870 : Sistem tanam paksa oleh Gubernur Van den Bosch.
9. 1870-1942 : Sistem ekonomi Liberal Kolonial dan Politik Etis.
10.1908 : Masa Pergerakan Nasional
11.1942-1945 : Masa pendudukan Jepang.
12.1945-1949 : Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan.
13.1949-1950 : Masa pemerintahan RIS.
14.1950-1959 : Penerapan sistem Liberal Parlementer
15.1959-1966 : Masa demokrasi terpimpin
16.1966-1998 : Masa Orde Baru
17.1998-Kini : Era Refarmasi

Anda mungkin juga menyukai