DISRITMIA
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatam Gawat Darurat 2 yang diampuh
oleh
Ns. Zulkifli B. Pomalango,
Kelompok 2
T.A 2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan nikmat dan
rahmat-Nya shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasullullah saw karena berkat dan
serta hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan DISRITMIA
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Asuhan Keperawatan ini banyak
terdapat kekurangan, maka dari itu kami butuhkan saran dari teman-teman.
KELOMPOK 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1............................................................................................. Definisi 6
2......................................................................................................... Etiologi 6
3........................................................................................................ Manifestasi 8
4....................................................................................................... Klasifikasi 8
5...................................................................................................... Patofisiologi 10
6..................................................................................................... Komplikasi 11
7...................................................................................................... Pemeriksaan Penunjang
11
8..................................................................................................... Piñatalaksanaan 12
9..................................................................................................... Prognosis 13
KONSEP KEPERAWATAN
1.................................................................................................. Pengkajian 14
2.................................................................................................. Diagnosa 15
3................................................................................................. Intervensi 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Disritmia adalah suatu kelainan ireguler dari denyut jantung yang disebabkan oleh
pembentukan impuls yang abnormal dan kelainan konduksi impuls atau keduanya.
Fibrilasi ventrikuler adalah sebagian depolarisasi ventrikel yang tidak efektif, cepat, tak
teratur. Ini terjadi karena iskemik, infark miokard, manipulasi kateter dan karena
sengatan listrik.
Disritmia ventrikel merupakan permulaan dari fibrilasi ventrikel. Fibrilasi
ventrikel ditandai dengan perpanjangan interval Q – T dan HR 150-2000 x/menit atau
bahkan lebih. Fibrilasi ventrikel merupakan penyebab kematian tiba-tiba bila resusitasi
tidak dilakukan segera. Stimulasi irama jantung bermula dari nodus SA di dinding atrium
kanan dekat muara vena kava superior. Menyebar ke seluruh dinding atrium dan sampai
ke nodus AV terletak di dasar atrium kanan diatas katup trikuspidalis. Stimulasi
diteruskan melalui verkas his dan membagi 2 jarak menuju miokard ventrikel serat
purkinje.
Disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan
oleh konduksi elektrikal abnormal atau otomatis. Disritmia bermacam-macam jenis berat
dan efeknya pada fungsi jantung, dimana sebagian dipengaruhi oleh sisi asal (ventrikel
atau supraventrikel). Disritmia diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG.
Disritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran
yang terlibat. Ada 4 kemungkinan tempat asal disritmia, yaitu nodus sinus, atria, nodus
AV atau sambungan dan ventrikel. Gangguan mekanisme hantaran yang mungkin yang
dapat terjadi meliputi bradikardi, takikardi, flutter, fibrilasi, denyut premature dan
penyakit jantung.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
KONSEP MEDIS
2.1 Definisi
Gangguan irama jantung atau disritmiamerupakan komplikasi yang sering terjadi pada
infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung
yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999)
Disritmia dan aritmia adalah dua istilah yang berarti sama. Aritmia merupkan gangguan
irama jantung yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan impuls atau penghantaran
impuls, seperti terlalu cepat (takhikardia), terlalu lamba (bradikardia), atau ter-blok. Gangguan
implus ini dapat terjadi di atrium (serambi jantung) atau ventrikel (bilik jantung). Cara
memeriksa gangguan irama jantung adalah dengan pemeriksaan menggunakan EKG atau
elektrokardiogram ( lutfi, 2017)
2.2 Etiologi
lainnya.
d)Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemi).
e)Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan irama
jantung.Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
f) Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis).
g) Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
h) Gangguan irama jantung atau gagal jantung.
i) Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung.
j) Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis system konduksi jantung)
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit
jantung bawaan :
a) Faktor Prenatal :
1) Ibu menderita penyakit infeksi :
Rubella. 2) Ibu alkoholisme.
3) Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4) Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan
insulin. 5) Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
b) Faktor Genetik :
1) Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung
bawaan. 2) Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
3) Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
Kebanyakan manifestasi klien dengan aritmia tidak disadari, sehingga terdeteksi pada
saat rasa yang tidak nyaman seperti berdebar-debar, palpitasi, atau adanya denyut jantung yang
berturut-turut bertambah serta adanya irama denyut yang tidak teratur. Keadaan ini tidak terlalu
membahayakan, jika tidak terjadi gangguan hemodinamik. Tetapi manifestasi klinik pada klien
dengan aritmia yang berbahaya adalah klien merasakan nyeri dada, pusing, bahkan keadaan
yang lebih serius kemungkinan klien ditemukan meninggal mendadak. Hal itu dikarenakan
pasokan darah yang mengandung nutrient dan oksigen yang dibutuhkan ke jaringan tubuh tidak
mencukupi sehingga aktivitas/kegiatan metabolisme jaringan terganggu.
8) Tanda hipoperfus
2.4 Klasifikasi
Pada umumnya gangguan irama jantung dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu : 1)
Gangguan pembentukan impuls.
a. Gangguan pembentukan impuls di sinus
Infark Miokardium
Perubahan
Elektrofisiologi
Perubahan Automatisitas
Nodus SA
Perubahan Potensial
Aksi
Stimulasi
Stimulasi simpatis
Parasimpatis
Perlambatan
de olarisasi ada fase 4 Peningkatan fase 4
de olarisasi
Penurunan kecepatan
jantung Peningkatan
Kecepatan
jangtung
Bradikardi Perubahan
hemodinamika
Takikardi
Meenjgeukrsai nVgei An ina
nfrtreikkueel nsi
N eri dada
Iskemia Takikardi Takikardi atrium
Pemurun curah
jantung Dx Nyeri
Kebutuhan O2 Akut Waktu O2 ke arteri koroner
tidak
en isisan menurun
terpenuhi Tekanan arteri
berkunrang
Penurunan
perfusi perifer Kekurangan
darah
Dx. Gangguan dan O2 pada sel dan O2 pada
perfusi perifer
Kekurangan darah
Kelemahan otot
D
x
.
R
e
s
i
k
o
P
e
n
u
r
u
n
a
n
c
u
r
a
h
j
a
n
t
u
n
g
10
D
x
.
I
n
t
o
l
e
r
a
n
a
k
t
i
v
i
t
a
s
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul akibat adanya gangguan irama jantung adalah sinkop
(pingsan), hipo atau hipertensi, sesak napas dan lain-lain. Namun komplikasi yang paling buruk
adalah mati mendadak dan terbentuknyatrombo-emboli yang dapat menyebabkan stroke dan
gangguan pada pembuluh darah lainnya.
a. EKG
Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan tipe/sumber
disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
b. Monitor Holter
Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana disritmia
disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan
untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
c. Foto Dada
Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi
ventrikel atau katup
d. Skan pencitraan miokardia
Dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi
konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
e. Elektrolit
Peningkatan atau penurunan alium, kalsium, dan magnesium dapat
menyebabkandisritmia
f. Pemeriksaan obat
Dapat menyatakan toksitas obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat
contoh digitalis, gunidin.
g. Pemeriksaan tyroid
peningkatan atau penurunan kadar tyroid serum dapat menyebabkan meningkatnya
disritmia
11
h. Laju sedimentasi
Peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut contoh endolarditis sebagai factor
pencetusdisritmia
i. GDA/nadi oksimatri : hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia
2.8 Penatalaksanaan
menyertai anastesi
(c) Dysoperamide untuk SVT akut dan
berulang Kelas I B :
Kelas I C :
2.9 Prognosis
Pingsan akibat ventrikel takikardi biasanya memiliki prognosis yang buruk. Atrial takikardi juga
memiliki prognosis yang buruk. Mortalitas saat masuk rumah sakit ketika gangguan iramanya
baru terdeteksi terjadi antara 30-60%.
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Riwayat penyakit
a. Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi
b. Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung,
hipertensi
c. Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya kemungkinan
untuk terjadinya intoksikasi
d. Kondisi psikososial
2. Pengkajian fisik
a. Aktivitas : kelelahan umum
f. Nyeri : nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak
2. Diagnosa Keperawatan
16
Perubahan
irama jantung Mandiri Mandiri
Perubahan 6. Pastikan tingkat 6. Untuk mencegah kejadian yang tidak
17
18
keluarga mengenai
Kolaborasi
tujuan perawatan dan
bagaimana
kemajuannya akan
diukur
mempunyai hak untuk mengetahui tentang tujuan perawatan yang dilakukan
Kolaborasi
17. Untuk penanganan lebih lanjut
17. Rujuk ke program gagal
jantung untuk dapat
mengikuti program
edukasi pada
rehabilitasi jantung,
evaluasi dan dukungan
yang sesuai panduan
untuk meningkatkan
aktivitas dan
membangun hidup
kembali sebagimana
mestinya
19
20
Objektif :
1. Tampak meringis 5. dorongpasienutnuk
menghindari adekuat
nyeri )
Gelisah
Subjektif : - Objektif 7. ajarkan metode farmakologi 7. agar membuat klien atau
Proses berpikir
terganggu Kolaborasi
Berfokus pada
8. kolaborasi dengan pasien, Kolaborasi :
diri sendiri
21
orang terdekat dengan tim 8. agar nyeri teratasi, klien dapat
Kondisi klinis terkait kesehatanlainnyauntuk melakukan efektivitas yang
: sindrom koroner memilih dan sesuai dengan kebutuhan klien
akut mengimplementasikan
tindakan penurunan nyeri
nonfarmakologi, sesuai
kebutuhan
22
23