Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

“KETENAGAAN MENURUT GILLIES DAN TINGKAT


KETERGANTUNGAN PASIEN”

OLEH:

SILMA SAHARA PUTRI 17.321.2762

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRAMEDIKA BALI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpah Rahmat, Taufik
dan Hidaya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam “Ketenagaan Menurut Gillies dan Tingkat Ketergantungan
Pasien”dalam mata kuliah Manajemen Keperawatan II.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bantuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini penulisan masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
penulis miliki sangat kurang. Oleh karena itu Penulis harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ketenagaan Menurut Gillies............................................................... 3
2.2 Tingkat Ketergantungan Pasien ......................................................... 7
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejalan dengan berkembangnya zaman, pelayanan kesehatan pun
mengalami perkembangan dalam upaya menghadapi era globalisasi yang
menuntut persaingan yang cukup tinggi diantara rumah sakit baik swasta
maupun pemerintah. Dalam memenagnkan persaingan dalam mendapatkan
pelanggan, ruma sakit harus mampu memberikan pelayanan yang berkualitas
yang dapat memberikan kepuasaan kepada klien. Salah satu bagian yang
berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yaitu
pelayana keperawatan. . Pelayanan keperawatan merupakan armada terbesar
dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, Dan salah satu factor yang utama
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan adalah tenaga keperawatan yang
efektif dan efisien sebagai sumber daya manusia.
Ketenagaan merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan dalam
sistem kesehatan suatu negara untuk meningkatkan kesehatan hidup masyarakat.
Ketenagaan membutuhkan masa persiapan yang terpanjang dibandingkan
dengan sumber daya yang lain dan tergantung yang menyalurkan mobilisasi atau
usaha-usaha untuk pemerataan pelayanan. Dalam merencanakan kebutuhan
tenaga kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah menyusun
modul dasar susunan personalia (DSP) yang memuat tentang metode
perhitungan tenaga kesehatan yaitu estimasi beban kerja. Dalam metode ini tiap-
tiap pegawai dapat dihitung beban kerjanya berdasarkan tugas dan fungsinya.
Efektifitas dan efisiensi ketenagakerjaan merupakan salah satu indicator
keberhasilan rumah sakit bila didukung oleh ketersediaan jumlah sumberdaya
manusia yang cukup dengan kualitas yang tinggi professional sesuai dengan
fungsi dan tugas setiap pegawai. Pelayanan keperawatan merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan dirumah sakit, begitu pentingnya pelayanan
dirumah sakit. Gillies (2009) memperkirakan bahwa sekitar 75% tenaga
keperawatan dirumah sakit adalah perawat, dan 60-70% dari total anggaran
digunakan untuk menggaji perawat. Kualitas asuhan keperawatan dapat dapat

1
mencapai hasil yang optimal apabila beban kerja dan sumber daya perawat yang
ada memiliki proporsi yang seimbang. Berdasarkan penelitian WHO ,beberapa
Negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia ditemukan     fakta bahwa perawat
yang bekerja dirumah sakit menjalani peningkatan beban kerja dan masih
mengalami kekurangan perawat. Hal ini disebabkan karena peran perawat belum
didefinisikan dengan baik, dan perawat yang lain masih banyak yang tidak
mementingkan absensi. Dengan tanpa dipungkiri lagi bahwa perawat merupakan
kelompok terbesar di era rumah sakit sehingga baik buruknya pelayanan rumah
sakit adalah merupakan citra dari kelompok perawat sebagai jasa pemberian
pelayanan keperawatan.
Efektifitas dan efisiensi ketenagaan dalam keperawatan juga sangat
ditunjang oleh pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan kompetensi
perawat yang memadai. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan perencanaan
yang strategis dan sistematis dalam memenuhi kebutuhan tenaga keperawatan.
Dan perencanaan yang baik mempertimbangkan, klasifikasi klien berdasarkan
tingkat ketergantungan, metode pemberian asuhan keperawatan, jumlah dan
kategori tenaga keperawatan serta perhitungan jumlah tenaga keperawatan.
Untuk itu diperlukan kontribusi dari manager keperawatan dalam menganalisis
dan merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit rumah sakit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah ketenagaaan menurut Gillies?
2. Bagaimanakah tingkat ketergantungan pasien menurut Gillies?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui ketenagaan menurut Gillies
2. Mengetahui tingkat ketergantungan pasien menurut Gillies

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ketenagaan Menurut Gillies


Secara umum ketenagaan adalah pengaturan proses mobilisasi potensi, proses
motivasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam memenuhi kepuasaan
untuk tercapainya tujuan individu, organisasi dimana ia bekarya. Menurut
Fadillah, dkk (2012) ketenagaan (staffing) dimulai dengan rencana sumber daya
manusia, dimana terdiri dari antisipasi dan mempersiapkan untuk perpindahan
karyawan ke dalam, masuk dan keluar dari perusahaan. Dalam keperawatan,
ketenagaan adalah pemilihan, pelatihan dan memotivasi dan mempertahankan
personil dalam organisasi. Staf perawat merupakan tantangan konstan untuk
fasilitas perawatan kesehatan. Perencanaan ketenagaan perawat adalah proses
estimasi terhadap jumlah sumber daya keperawatan berdasarkan tempat,
ketrampilan dan perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
keperawatan dan menentukan jenis tenaga yang dibutuhkan dan jumlah yang
dibutuhkan yang disesuaikan lingkup pelayanan dan dilakukan analisis situasi
tenaga keperawatan.
Menurut Gillies, dalam memberikan pelayanan keperawatan ada tiga jenis
bentuk pelayanan yaitu :
1. Perawatan Langsung
Perawatan langsung adalah bentuk pelayanan yang diberikan oleh
perawat yang ada hubungannya dengan kebutuhan fisik, psikologis
dan spiritual. Rata-rata 4-5jam/ klien/hari dengan spesifikasi
pembagian adalah keperwatan mandiri (selfcare) ¼ x 4 = 1 jam,
keperawatan partial = ¾ x 4 jam = 3 jam, kepeerawatan total = 1-1,5
jam x 4= 4-6 jam dan keperawatan intensive = 2 x 4 jam = 8 jam
2. Perawatan Tidak Langsung
Meliputi kegiatan-kegiatan membuat rencana keperawatan,
menyiapkan dan memasang alat, konsultasi dengan tim, menulis dan
membaca catatan kesehatan klien, melaporkan kondisi klien. Menurut

3
RS Detroit (Gillies, 2009)= 38 menit/ klien/ hari. Menurut Wolfe &
Young (Gilies, 2009) = 60 menit/ klien/ hari
3. Pendidikan Kesehatan
Meliputi aktivitas pengobatan, serta tindak lanjut pengobatan.
Menurut Gillies (2009) waktu yang dibutuhkan adalah 15 menit/klien

Menentukan kebutuhan kuantitatif tenaga keperawatan menurut Gillies


(2009) :
a. Jumlah jam perawatan klien yang dirawat 24 jam
b. Jumlah hari kerja efektif perawat daam satu tahun
c. Penggunaan tempat tidur rata-rata
d. Analisa kegiatan untuk memenuhi kegiatan klien
Gillies (2009) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan disuatu
unit perawatan adalah sebagai berikut

klien klien hari


Jumlah jam keperawa ta n yan g dibutuhkan × ratarata × jumlah
hari hari tahun
hari
Jumlah −hari libur masing masing perawat × jumlah jam kerja tiap perawat
tahun
dibutuhkan
jumlah keperawatan yang
tahun
¿=
perawat
jumlah jam keperawatan yang diberikan
tahun
¿= jumlah perawat di satuunit
Prinsip perhitungan rumus Gillies
1. Waktu perawatan langsung (rata-rata 4-5jam/ klien/ hari) dengan
spesikasi pembagian adalah : Keperawatan mandiri (self care) = ¼ x 4
= 1jam, Keperawatan partial (partial care) = ¾ x 4 = 3 jam,
Keperawatan intensive care (intensive care) = 2 x 4 jam = 8jam
2. Waktu perawatan tidak langsung menurut RS Detroit (Gilles, ) = 38
menit/ klien/ hari. Menurut Wolfe & Young (Gillies, ) = 60 menit/
klien/ hari
3. Waktu penyuluhan /pendidikan kesehatan ± 15 menit/ hari/ klien =
0,25 jam/hari

4
4. Rata-rata klien perhari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit
berdasarkan rata-rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR)
dengan rumus :
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu setahun× 100 %
jumlah tempat tidur ×365 hari

5. Jumlah hari pertahun : 365 hari


6. Hari libur masing- masing perawat per tahun, yaitu 73 hari (hari
minggu/ libur = 52 hari) untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah
sakit setempat, kalau ini merupakan hari libur maka harus
dipertimbangkan, begitu juga sebaliknya, hari libur nasional = 13 hari
dan cuti tahunan 8 hari
7. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari
kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6,6 = 7 jam/hari, kalau kerja efektif 5
hari maka 40/5 = 8 jam/hari
8. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus
ditamah 20% ( untuk antisipasi kekurangan/ cadangan)
9. Perbandingan professional berbanding dengan vokasional adalah 55%
: 45%
Contoh :
Rata-rata jam perawatan klien perhari = 5 jam.
Rata-rata = 17 klien/ hari ( 3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang
dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan minimal)
Jumlah jam kerja tiap perawat = 40jam/minggu (6 hari.minggu) jadi jumlah
jam kerja perhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam/hari
Jumlah hari libur : 73 hari (52+8 (cuti) + 13 (libur nasional)
a. Jumlah jam keperawatan langsung
- Ketergantungan minimal = 3 orang x 1 jam = 3jam
- Ketergantungan partial = 8 orang x 3 jam = 24 jam
- Ketergantungan total = 6 orang x 6 jam = 36 jam +
Jumlah jam = 63 jam

5
b. Jumlah keperawatan tidak langsung
17 orang klien x 1 jam = 17 jam
c. Pendidikan kesehatan
17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam

Sehingga jumlah total jam keperawatan adalah

63 jam+17 jam+ 4,25 jam


=4,96 jam/hari
17 orang
Jumlah tenaga yang dibutuhkan :

4,96 × 17 ×5 30.776,8
= =15,06=15 orang
( 365−73 ) ×7 2044
Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15+3 = 18
orang/hari
Perbandingan professional berbanding vokasional = 55%:45%=8 orang

6
2.2 Tingkat Ketergantungan Pasien
Karakteristik ketergantungan pasien menurut Gillies dan Waster (2009)
1. Perawatan Mandiri (Self Care)
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum
baik, tidak ada reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi waktu,
tempat dan pergantian shift, tindakan pengobatan biasanya ringan dan
sederhana. Asuhan keperawata self care mempunyai kriteria sebagai
berikut :
a. Status psikologi stabil
b. Kebersihan diri, ganti pakaian dilakukan mandiri
c. Makan minum dilakukan mandiri
d. Ambulansi sendiri
e. Observasi tanda-tanda vital tiap shift
f. Pengobatan minimal
g. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan

2. Perawatan sedang (Partial care/ Intermediate care)


Kegiatan sehari-hari untuk makan minum dibantu, mengatur posisi
sewaktu makan, eliminasi dan kebutuhan diri dibantu. Tindakan
perawatan pada pasien ini monitor TTV, periks aurine, fungsi fisiologis,
status emosional, kelancarana drainage/ infus. Asuhan keperawata self
care mempunyai kriteria sebagai berikut :
a. Membersihkan diri ganti pakaian dibantu
b. Observasi TTV tiap 24 jam
c. Makan dan minum dibantu
d. Ambulansi dibantu
e. Pengobatan sekali atau lebih tiap shift
f. Dengan perawatan folley catheter
g. Terpasang IVFD untuk keadaan emergency
h. Intake output diukur
i. Penggantian balutan stabil
j. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan dan follow up

7
3. Intensive Care
Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan mandiri, semua dibantu
oleh perawat, pasien memerlukan observasi terus-menerus. Asuhan
keperawatan total mempunyai kriteria sebagai berikut :
a. Secara total bergantung pada perawat
b. Terpasang arterial line dan IVFD lebih dari satu
c. Menerima transfus
d. Terpasang alat bantu napas
e. Tindakan penyelamatan hidup
f. Komplikasi anasthesi/ post operasi
g. Tidak kooperatif/ komunikatif
h. Observasi TTV selama 30 menit pertama

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penyelenggaraan layanan keperawatan di suatu rumah sakit akan dapat
berjalan dengan baik bila ada suatu keseimbangan antara jumlah tenaga dengan
beban kerja, oleh karena itu disamping masalah kualitas tenaga, penyediaan
jumlah tenaga keperawatan yan imbang akan menunnjang kualitas layanan yang
akan diberikan.
Terdapat berbagai rumus penghitungan tenaga keperawatan dengan
menggunakan rumus yang sesuai dengan karakteristik tenaga dan layanan yang
ada akan dapat ditentukan junlah kebutuhan tenaga yang diperlukan.
Dengan persiapan perencanaan tenaga yang lebih matang mulai dari
rekruitmen sampai pada pengembangan lebih lanjut diharapkan akan
mempermudah tujuan yang ingin dicapai rumah sakit.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fadilah, S, dkk. 2012. “Penharuh Implementasi Pengendalian Intern dan Total


Quality Management terhadap kinerja organisasi”. MIMBAR, Vol.
XXVIII No. I
Gillies, D.A. 2009. Nursing Management: A System Approach. Philadephia: W.B
Sounders Company
Marquis, B.L & Huston, C.J. 2013. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.
alih Bahasa Widyawati, dkk. Jakarta : EGC
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatn. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai