Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KENAKALAN REMAJA SEBAGAI MASALAH


BESAR BAGI KEHIDUPAN GENERASI MASA DEPAN

OLEH:

ASRIBKANA THERESIA KUKUS

CHIKA NURJANA HANAPI

DELVIYANA DJAFAR

AHMAD FAUZAN

ADIT KAI

SIGIT SAPUTRA

RADIN ADITYA RAIS

I KOMANG ALIT SUPARSA

ESTER FINA KRISTIANI

ASNA ILAHUDE

NIRMAWATI SULEMAN

MAKALAH SOSIOLOGI PERMASALAHAN


SOSIAL AKIBAT PENGELOMPOKAN SOSIAL
SMA NEGERI 1 WONOSARI
NOVEMBER 2023

1i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah
memberikan kesehatan dan rahmat nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas Sosiologi mengenai masalah sosial.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami dengan senang hati menerima kritik saran dan masukan. Dan kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Wonosari, November 2023

Ketua Kelompok

Asribkana Theresia Kukus

1ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 2
1.3 Tujuan dan Manfaat 2
Bab 2 Landasan Teori 5
2.1 Pengertian 1
2.2 Jenis Kenakalan Remaja 2
2.3 Peyebab Kenakalan Remaja 2
Bab 3 Pembahasan 5
3.1 Kenakalan Remaja sebagai Masalah Sosial 1
3.2 Kesimpulan 1
Bab 4 Penutup 7
4.1 Penutup 8

1iii
1iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kenakalan remaja dapat dikategorikan sebagai bentuk perilaku menyimpang karena tidak sesuai
dengan norma yang ada dimasyarakat dan perbuatan tersebut juga dapat merugikan orang lain serta
melanggar hokum yang berlaku. Perilaku menyimpang yang kerap terjadi terkait kenakalan remaja adalah
penganiayaan, bentrok, tawuran, pencurian, pencopetan, penggunaan napza, pornografi, seks bebas, dan
lain sebagainya. Kenakalan remaja muncul sebagai permasalahan yang harus ditangani dengan benar
karena remaja sebagai generasi penerus harus memiliki karakter dan etika yang baik.

Orangtua sebagai pendidik pertama dan yang utama hendaknya memiliki wawasan yang luas
dalam memberikan bimbingan pada anak remaja. Menurut sarwono ( 2013 : 62 ) orangtua juga harus
mengetahui tentang masa remaja, yaitu masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa
meliputi kondisi psikologis dan kondisi fisik individu. Orangtua yang tidak memiliki pengetahuan tentang
masa remaja anaknya dikhawatirkan tidak bisa mendidik dan memberikan pendampingan dengan tepat
sehingga remaja akan terjerumus dalam perbuatan yang menyimpang. Perilaku yang menyimpang atau
kenakalan remaja adalah suatu perilaku yang global, mulai dari perilaku yang tidak dapat ditoleransi
secara sosial seperti kenakalan yang terjadi berkaitan dengan napza, pelanggaran sosial, hingga tindakan
kriminal yang merugikan orang lain. Peran keluarga sebagai lingkungan sosial terdekat sangat diperlukan
agar anak dapat menjadi pribadi yang peka akan keadaan di lingkungannya.

Kenakalan remaja dapat terjadi karena banyak factor seperti pergaulannya dengan teman sebaya
dan pengaruh dari lingkungan tempatnya berinteraksi setiap harinya serta pengaruh dari dalam dirinya
sendiri. Pada masa ini remaja mengalami perubahan pada pertumbuhan dan perkembangannya.
Pertumbuhan dan perkembangan yang dimaksud adalah fisik, sosial, emosi, dan psikologisnya. Remaja
yang sedang mengalami masa pertumbuhan ini sangat rentan juga melakukan perilaku menyimpang yang
ditandai dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar norma dimasyarakat dan hal tersebut
dapat menimbulkan keresahan bahkan kerugian bagi orang-orang disekitarnya. Motif kenakalan remaja
yang dilakukan bersifat sederhana seperti untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan yang sekarang dan
bersifat harus segera terlaksana yang bertujuan untuk menghindari kejadian yang tidak mereka sukai
dengan melampiaskannya pada suatu bentuk kenakalan remaja yang mereka lakukan. (Kartono, 2017:40)

Pada masa remaja kepribadian seorang anak dibentuk karena anak akan berproses untuk
menemukan jati dirinya. Cara yang dilakukan dalam mencari jati diri juga beragam baik dengan cara yang
positif maupun negative. Pergaulan dan pengaruh lingkungan sekitar menjadi salah satu factor
terbentuknya kepribadian remaja. Perbuatan yang secara nyata dilakukan oleh remaja dan bersifat
melanggar hukum serta berlawanan dengan keadaan sosial yang seharusnya, sehingga kondisi tersebut
merupakan masalah sosial.

Remaja adalah cerminan bangsa. Generasi remaja yang semakin lama semakin mengikuti arah
pergaulan yang salah akan mengancam keberadaan generasi penerus bangsa. 10 hingga 20 tahun
kemudian remaja akan memegang andil secara penuh terhadap bangsa ini. Maka, generasi remaja yang
sering melakukan kenakalan remaja akan membuat bekal yang tidak baik bagi bangsa ini.
1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan sebuah permasalahan yaitu:

1. Bagaimana pengaruh kenakalan remaja bagi kehidupan bangsa di masa mendatang?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian

1. Mengidentifikasi kenakalan remaja yang ada di lingkungan.

2. Menganalisa kenakalan remaja yang terjadi di lingkungan.

3. Membandingkan dan menganalisa kenakalan remaja yag terjadi di wilayah perkotaan dan pedesaan..

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk bisa mengenal lebih jauh apa yangmenjadi penyebab
terjadinya kenakalan remaja dan cara mengatasinya. Manfaat penelitian ini diharapkan bisa menjadi
referensi bagi penyiapan kebijakan (policy) penanggulangan kenakalan remaja di Wonosari agar dapat
lebih baik dan tepat sasaran. Serta program-program apa yang cocok untuk intervensi pemerintah
kecamatan dan pusat terkait dengan karakteristik kenakalan remaja di wilayah Wonosari.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian

Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan,
atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak ke dewasa.
Kenakalan Remaja merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk
pengabaian sosial yang pada akhirnya menyebabkan perilaku menyimpang. Fenomena kenakalan-
kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma dalam masyarakat,
pelanggaran status, maupun pelanggaran terhadap hukum pidana. Pelanggaran status seperti halnya kabur
dari rumah, membolos sekolah, merokok, minum minuman keras, balap liar, dan lain sebagainya.
Pelanggaran status ini biasanya tidak tercatat secara kuantitas karena bukan termasuk pelanggaran hukum.
Sedangkan yang disebut perilaku menyimpang terhadap norma antara lain seks pranikah di kalangan
remaja, aborsi, dan lain sebagainya. Hubungan antara tingkat kontrol diri dengan kecenderungan perilaku
kenakalan remaja

Menurut penelitian yang dilakukan Balitbang Departemen Sosial (2002), Hamzah (2002, Prahesti
(2002), mengindikasikan bahwa kematangan emosi pada remaja yang masih labil merupakan salah satu
faktor terjadinya kenakalan remaja. Tidak matangnya emosi seseorang ditandai dengan meledaknya
emosi di hadapan orang lain, tidak dapat melihat situasi dengan kritis, dan memiliki reaksi emosi yang
tidak stabil. Sebaliknya matangnya emosi seseorang ditandai dengan tidak meledaknya emosi di hadapan
orang lain, dapat penilaian situasi kritis dan memiliki reaksi emosi stabil dan kepercayaan diri seperti
percaya pada kemampuan diri sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki konsep
diri yang positif dan berani mengungkapkan pendapat.

Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan dalam pemenuhan tugas
perkembangan. Beberapa remaja gagal dalam mengembangkan kontrol diri yang sudah dimiliki remaja
lain seusianya selama masa perkembangan. Keberhasilan dalam pemenuhan tugas perkembangan
menjadikan remaja sadar dan peka terhadap norma, sehingga remaja mampu menahan dorongan
pemuasan dalam diri agar tidak melanggar norma dan aturan yang berlaku. Sebaliknya, kegagalan dalam
tugas perkembangan ini, akan menyebabkan individu remaja menjadi kurang peka terhadap norma dan
aturan yang berlaku. Ini menyebabkan individu remaja menjadi rentan berperilaku melanggar aturan
bahkan melakukan tindakan kriminal.

Di Indonesia salah satu bentuk kenakalan remaja yang marak dijumpai, terutama di kota-kota
besar adalah tawuran pelajar. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat terjadinya tren
peningkatan angka kasus tawuran di kalangan pelajar sepanjang tahun 2018.

2.2 Jenis Kenakalan Remaja

 Kenakalan biasa, seperti berkelahi, keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit.

 Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan, seperti mengendarai kendaraan
bermotor tanpa SIM, mengambil barang orang tua, berpartisipasi tawuran, atau orang lain tanpa
izin.

 Kenakalan khusus, seperti penyalahgunaan obat terlarang, seks bebas, pencurian.


Kenakalan remaja juga dibagi menjadi tiga yaitu:

 Kenakalan, kejahatan yang dilakukan anak dibawah umur yang menyebabkan anak tersebut harus
berhadapan dengan hukum dan ditangani dengan sistem peradilan anak.

 Perilaku kriminal, kejahatan yang ditangani oleh peradilan pidana.

 Pelanggaran status, pelanggaran yang termasuk pelanggaran ringan. Contoh: bolos sekolah.

Ada beberapa jenis kenakalan yang muncul pada remaja. Salah satunya adalah kenakalan
berulang, yang mana dimulai dengan menyinggung atau menunjukkan perilaku anti sosial/agresif pada
masa remaja (atau bahkan sejak kanak-kanak) dan berlanjut hingga dewasa.

2.3 Penyebab Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja itu terjadi karena beberapa faktor, bisa disebabkan dari remaja itu sendiri
(internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor internal

 Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya
dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.
Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa
integrasi kedua.

 Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku
yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’.
Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak
bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya..

Faktor eksternal

 Keluarga dan Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga,
atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan
yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan
agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan
remaja. Kita boleh dipengaruhi oleh keluarga dari segi personaliti, tingkah laku, kepercayaan dan
nilai hidup.[1]

 Teman sebaya yang kurang baik.


BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Kenakalan Remaja sebagai Masalah Sosial

Kenakalan Remaja merupakan masalah sosial yang masih banyak terjadi di masyarakat dunia
ataupun di Indonesia. hampir setiap hari kita mendengar pemberitaan kasus kenakalan remaja yang
ditemukan di media masa. Masa remaja ini merupakan masa transisi, dimana remaja mengalami
perubahan dalam dirinya baik dari segi fisik, emosional maupun social.

Lingkungan merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap dan sifat remaja.
Remaja yang salah memilih tempat atau teman dalam pergaulannya maka akan berdampak negative
terhadap perkembangan dirinya, sehingga perlu adanya pendampingan serta penanganan khusus dari
orang tua untuk anak-anak mereka agar tidak terjerumus dalam kenakalan remaja.

Kenakalan remaja atau Juvenile delinquency merupakan semua perilaku yang menyimpang dari
norma-norma dalam masyarakat, pelanggaran status, maupun pelanggaran terhadap hukum pidana.

Seorang anak yang digolongkan sebagai delinquency jika remaja atau anak tersebut ada
kecenderungan anti social yang berlebih sehingga perbuatan-perbuatan tersebut menimbulkan gangguan
terhadap ketentraman dan keamanan masyarakat. Kenakalan remaja ini sangat beragam, contohnya
seperti kabur dari rumah, tawuran, membawa senjata tajam, balap liar atau kebut-kebutan di jalan hingga
tindakan yang mengarah pada kriminalitas atau perbuatan yang melanggar hukum seperti mencuri,
pembunuhan, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, seks bebas dan tindak kekerasan lainnya.

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kenakalan remaja yaitu faktor keluarga, faktor
lingkungan social dan faktor sekolah. Saat berada pada tahap perkembangan awal remaja sebagian besar
umumnya dihabiskan di lingkungan rumah atau pada pengawasan keluarga, sehingga nilai-nilai yang
dianut orang tua akhirnya terpola ke anaknya sehingga muncul pendapat bahwa segala hal negative pada
anak bukan dari faktor bawaan atau keturunkan melainkan karena proses pendidikan atau sosialisasi
dalam keluarga. Kurangnya perhatian orang tua berdampak pada pergaulan bebas dan hal-hal yang
negative yang dapat mempengaruhi remaja tersebut.

Tempramen orang tua yang agresif juga dapat berpengaruh pada tingkah laku anak, sehingga
berdampak buruk pada jiwa remaja yang masih labil yang mengakibatkan remaja mudah melakukan
tindak criminal dan pola eksplosif. Menurut penelitian yang dilakukan Balitbang Departemen Sosial
(2002) mengindikasikan bahwa kematangan emosi pada remaja yang masih labih merupakan salah satu
faktor terjadinya kenakalan remaja.

Tidak matangnya emosi seseorang ditandai dengan meledaknya emosi di hadapan orang lain,
tidak dapat melihat situasi dengan kritis dan memiliki reaksi emosi yang tidak stabil. Selain dari faktor
keluarga, sekolah juga menjadi faktor penyebab kenakalan remaja. Ketidak acuhan guru dan pengurus
sekolah dapat menimbulkan persepsi yang kurang baik bagi remaja karena tidak leluasa menceritakan
permasalahan yang dialaminya sehingga kondisi tersebut dapat memicu perilaku kenakalan remaja.
Teman yang memberi pengaruh buruk dalam bergaul juga merupakan penyebab munculnya kenakalan
remaja.

Perkembangan teknologi pun yang masuk tanpa filter lagi seperti kekerasan yang teyang di Tv
mampu mempengaruhi perilaku remaja sehingga mudah melakukan kekerasan. Faktor lingkungan social
seperti aktivitas lingkungan masyarakat yang permisif (memperbolehkan) dan bebas dapat menyebabkan
kenakalan remaja. Masyarakat yang permisif disertai dengan norma yang tidak tegas dan tidak adanya
kontrol atau disiplin dari lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi perilaku remaja itu sendiri.

Kenakalan remaja merupakan masalah yang terus berkembang dan menjadi fokus perhatian di
Indonesia. Fenomena ini melibatkan perilaku yang tidak sesuai dengan norma, baik secara sosial, moral,
maupun hukum. Kenakalan remaja dapat berupa penyalahgunaan narkoba, tawuran, seks bebas,
kenakalan di dunia maya, dan perilaku menyimpang lainnya.

Salah satu penyebab utama kenakalan remaja adalah perubahan budaya dan nilai di tengah
masyarakat yang semakin kompleks. Globalisasi, perkembangan teknologi, dan tekanan dari lingkungan
sekitar menjadi pemicu terjadinya kenakalan remaja. Misalnya, akses mudah terhadap informasi yang
tidak terkontrol di internet dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku remaja.

Dampak dari kenakalan remaja terhadap masa depan sangatlah besar. Pertama, secara individual,
perilaku negatif remaja dapat menghambat perkembangan pribadi mereka. Kenakalan remaja seringkali
menjadi titik awal menuju masalah yang lebih serius di masa depan, seperti keterlibatan dalam kejahatan,
ketergantungan pada substansi terlarang, atau kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat.

Kedua, dampaknya juga dirasakan secara kolektif. Masyarakat akan terganggu karena keamanan
dan ketertiban terancam akibat aksi-aksi kenakalan remaja, seperti tawuran antar-geng, vandalisme, atau
pencurian. Hal ini mempengaruhi stabilitas sosial dan ekonomi suatu wilayah.

Lebih jauh lagi, kenakalan remaja berpotensi menghambat pertumbuhan dan perkembangan
bangsa. Remaja adalah tonggak penting dalam pembangunan sebuah negara. Jika generasi muda
terjerumus dalam perilaku yang tidak produktif, maka masa depan negara akan terancam. Mereka adalah
pewaris bangsa yang seharusnya menjadi pilar utama dalam mewujudkan kemajuan dan kesejahteraan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, berbagai pihak harus berperan aktif. Pertama, keluarga
memiliki peran kunci dalam membentuk karakter remaja. Pendidikan nilai-nilai moral, komunikasi
terbuka, dan pengawasan yang baik dari orang tua dapat membantu mencegah terjadinya kenakalan
remaja.

Selain itu, lembaga pendidikan juga harus turut bertanggung jawab dalam memberikan
pemahaman yang lebih luas kepada remaja tentang dampak negatif kenakalan. Pengembangan kurikulum
yang melibatkan pendidikan karakter dan keterampilan sosial menjadi penting.

Pemerintah juga memiliki peran strategis dalam mengatasi kenakalan remaja. Pembentukan
kebijakan yang mendukung pencegahan dan rehabilitasi remaja yang terlibat dalam perilaku negatif
menjadi sangat penting. Sanksi yang proporsional dan program-program rehabilitasi yang efektif perlu
diterapkan.

Melalui sinergi antara keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, dan pemerintah, diharapkan
dapat diciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan remaja secara positif. Peran aktif dari
semua pihak adalah kunci dalam mengurangi tingkat kenakalan remaja dan mempersiapkan generasi
muda untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia.

3.1 Kesimpulan
Kenakalan remaja bukan hanya masalah individu, tetapi juga masalah sosial yang memerlukan
perhatian serius untuk mencegah dampaknya terhadap masa depan bangsa.

Upaya pencegahan dan penanganan kenakalan remaja haruslah bersifat holistik dan melibatkan
semua pihak, mulai dari keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, hingga pemerintah. Pendidikan nilai-
nilai moral, pendekatan pendidikan yang komprehensif, serta pembentukan kebijakan yang tepat perlu
diimplementasikan secara terpadu.

Melalui kolaborasi yang kuat dan kesadaran akan urgensi masalah ini, diharapkan dapat
diciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan positif remaja. Langkah-langkah preventif dan
rehabilitatif yang efektif dapat membantu mengurangi angka kenakalan remaja, memberikan mereka
peluang yang lebih baik untuk berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih cerah bagi
Indonesia.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Penutup

Dalam mengakhiri paparan mengenai kenakalan remaja sebagai masalah sosial di Indonesia,
penting untuk menyadari bahwa upaya mengatasi permasalahan ini merupakan tanggung jawab bersama.
Kenakalan remaja bukanlah hal yang dapat diselesaikan oleh satu entitas saja, melainkan memerlukan
kolaborasi dari berbagai pihak.

Adanya kesadaran akan dampak negatif kenakalan remaja terhadap individu, masyarakat, dan
masa depan bangsa menjadi landasan penting dalam upaya pencegahan dan penanganannya. Setiap
langkah kecil dalam memberikan pemahaman, mendidik, dan memberdayakan remaja adalah investasi
bagi masa depan yang lebih baik.

Oleh karena itu, mari kita bersama-sama memperkuat komitmen untuk memberikan perhatian
lebih kepada generasi muda. Dengan memberikan dukungan, bimbingan, serta kesempatan yang luas bagi
remaja untuk tumbuh dan berkembang secara positif, kita dapat membantu mengubah arah perjalanan
mereka menuju masa depan yang lebih cerah.

Semoga upaya kita dalam menghadapi kenakalan remaja dapat menciptakan lingkungan yang
aman, mendukung, dan memberikan peluang bagi remaja untuk menjadi pilar-pilar utama pembangunan
bangsa. Dengan kerja sama yang kokoh, kita dapat menciptakan perubahan yang positif dan memberikan
kontribusi nyata bagi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai