SOSIOLOGI
Disusun Oleh :
Kelas : X IPS 1
Absen : 31
BANJARNEGARA
2019
Daftar Isi
Halaman
Abstrak …………………………………………….. 2
1.Pendahuluan ……………………………………… 2
6. Kesimpulan ………………………………………… 15
7. Saran ……………………………………………….. 16
1
Abstrak
1. Pendahuluan
2
“Hubungan Perhatian Orang Tua dengan Kenakalan Remaja (juvenile
delinquency)”
2. Tinjauan Pustaka
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescere) yang
artinya tumbuh atau bisa disebut juga tumbuh menjadi dewasa. Bangsa
primitif atau orang-orang zaman purba kala menganggap anaknya memasuki
masa remaja apabila sudah mampu bereproduksi atau berkeluarga (Hurlock,
2015).Masa remaja merupakan masa perubahan dari masa anak-anak menuju
ke masa dewasa yang perasaannya bisa berubah-ubah, tidak tetap pendirian
dan sulit diatur (Sarwono, 2011).
3
Soekanto, 1985 : 73). Bahwa perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam
batas-batas tertentu dianggap sebagai fakta sosial yang normal dalam
bukunya “ Rules of Sociological Method” dalam batas-batas tertentu
kenakalan adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas,
dengan demikian perilaku dikatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak
menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam
batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak disengaja.
Jadi kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku nakal/jahat
yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat.
4
penyalahgunaan barang-barang elektronik (missal internet dan handphone)
dan sebagainya.
1. Predisposing Faktor 38
5
faktor bawaan bersumber dari kelainan otak.Menurut pemahaman
Freudian bahwa kepribadian jahat (delingquent) bersumber dari id (bagian
kepribadian yang bersumnber dari hawa nafsu).
Sekolah dan orang tua harus bekerja sama dalam memberikan pendidikan
agama secara baik, mantap dan sesuai dengan kondisi remaja saat ini.
1. Keluarga
6
dengan anggota keluarga lain yang tinggal bersama-sama. Keluarga
yang besar jumlah anggota keluarganya pengawasanya agak sukar
dilaksanakan dengan biak, demikian juga dalam menanamkan disiplin
terhadap masing-masing anak. Berbeda denga keluarga kecil,
pengawasan dan displin dapat dengan mudah dilaksanakan.
2. Ekonomi
3. Disharmoni keluarga
7
Keadaaan tersebut akan cenderung akan diikuti oleh remaja yang
masih dalam tahap perkembangan.
2. Ekonomi guru Jika ekonomi guru kurang baik, tentu akan berusaha
untuk mencukupinya dengan mencari diluar sekolah, sehingga guru
8
banyak menghabiskan waktunya di tepat lain. Hal ini akan berdampak
pada pembelajaran disekolah.
9
1. Faktor-faktor Biologis
2. Faktor-faktor Psikologis
3. Faktor-faktor Sosial
10
budaya yanglain, di mana variasi ini berkaitan dengan aspek-aspek budaya
seperti aspek sosial, ekonomi, teknologi, dan agama.Faktor-faktor sosial
yang mempengaruhi perkembangan masalah-masalah remaja dapat
meliputi status sosial ekonomi dan kualitas lingkungan tempat tinggal.
11
3. Orangtua
Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau dituakan. Namun
umumnya, di masyarakat pengertian orang tua adalah orang yang melahirkan
dan merawat kita, yaitu Ibu dan Bapak. Setiap reaksi emosi anak dan
pemikirannya merupakan hasil dari ajaran orang tuanya. Sehingga orang tua
memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan dan
pembentukan kepribadian anak. Kunci pertama dalam mengarahkan
pendidikan dan membentuk mental anak terletak pada peranan orang tua,
sehingga baik buruknya budi pekerti itu tergantung kepada budi pekerti orang
tuanya (Wahib, 2015).
12
arahan agar tidak mengulanginya lagi. Berikut peranan orang tua didalam
keluarga terutama terhadap anak :
A. Upaya preventif
1. Di rumah
a. Menciptakan lingkungan yang agamis 46
b. Menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis
c. Adanya kesamaan antar keluarga norma dalam mendidik
anak
d. Memberikan perhatian yang memadahi terhadap
kebutuhan anak
e. Memberikan pengawasan secara wajar terhadap pergaulan
anak
2. Di sekolah
a. Guru memahami aspek psikis murid
b. Mengintensifkan pelajaran agama
c. Mengintensifkan bagian bimbingan dan konseling
13
d. Adanya kesamaan norma yang dipegang oleh guru dalam
mendidik murid
e. Melengkapi fasilitas sekolah
f. Perbaikan ekonomi guru
3. Di masyarakat
Masyarakat adalah tempat pendidikan ketiga sesudah rumah
dan sekolah. Ketiga haruslah mempunyai keseragaman dalam
mengarahkan anak untuk tercapainya tujuan pendidikan.
Apabila salah satunya pincang maka akan berdampak pada
lainnya. Pendidikan dimasyarakat sering diabaikan oleh
sebagain orang karena mereka beranggapan bahwa
pendidikan cukup di sekolah. Masyarakat berperan serta agar
tujuan pendidikan dapat tercapai hal ini dengan memberikan
pengawasan atas perilaku anak agar tetap sesuai dengan tujuan
pendidikan.
B. Upaya kuratif
Upaya kuratif adalah antisipasi terhadap gejala kenakalan, supaya
kenakalan tersebut tidak meluas.Upaya kuratif biasanya dilakukan oleh
polri dan kejaksaan negeri. Sebab jika terjadi kenakalan remaja sudah
dapat berakibat merugikan diri mereka dan masyarakat. Berbagai jenis
kenakalan telah dijelaskan dalam bakolak Inpres 6/1971 yaitu : pencurian,
penipuan, perkelahian, pengruskan, penganiayaan, perampokan,
penyalahgunaan narkotika, pembunuhan, pelanggaran susila dan
kejahatan lainnya.
C. Upaya pembinaan
1. Pembinaan terhadap remaja yang tidak melakukan kenakalan
dilaksanakan dirumah, sekolah, dan masyarakat. Pembinaan seperti
ini telah diungkapkan pada upaya preventif sebelumnya.
14
2. Pembinaan terhadap remaja yang telah mengalami tingkah laku
kenakalan atau yang telah menjalani suatu hukuman karena
kenakalannya. Hal tersebut perlu dibina agar mereka dapat tidak
mengulangi lagi kenakalannya.
5. Kerangka Konseptual
REMAJA
Penyebab KEBUTUHAN
Kenakalan Penanggulangan
REMAJA Kenakalan Remaja
1. Diri sendiri
1. Preventif
2. Lingkungan
2. Kuratif
3. Masyarakat KENAKALAN
3. Pembinaan
4. Sekolah REMAJA
PERAN
ORANG TUA
6. Kesimpulan
15
lingkungan keluarga tidak harmonis yaitu menglami hal-hal yang telah disebutkan
diatas seperti keluarga broken home yang disebabkan perceraian, kebudayaan bisu,
dan perang dingin serta kesalahan pendidikan akan berpengaruh kepada anak yang
dapat menimbulkan kenakalan remaja. Bagaimanapun kenakalan remaja harus
dilakukan pengendalian karena apabila berkelanjutan akan menyebabkan
kerusakan pada kehidupannya pada masa yang akan datang. Selain dari pihak
keluarga pengendalian kenakalan remaja juga harus dilakukan dari lingkungan
remaja tersebut.
7. Saran
Disarankan kepada orang tua untuk dapat menjaga hubungan yang hangat dalam
keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasih sayang serta
tidak bertengkar di depan anak, sehingga dapat dipersepsi anak sebagai keluarga
yang harmonis. Selain keluarga, pihak sekolah juga disarankan agar dapat
membantu siswa untuk mengenali potensi-potensi yang dimiliki agar dapat
meningkatkan konsep diri siswa, serta dapat meminimalisir penggunaan kata-kata
atau sikap yang dapat menurunkan konsep diri siswa.
16
Daftar Pustaka
https://wirasaputra.wordpress.com/2011/06/06/kenakalan-remaja-konsep-penyebab-dan-
peran-orang-tua-dalam-menanggulanginya/
eprints.umm.ac.id/40748/
17