Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Lingkungan Terhadap Kenakalan Remaja

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. Didik Alia Saputro (6101420020)


2. Rangga Panji Nur Izzad (6103420006)
3. Muhammad Shodiq Basuki (6103420053)
4. Wahyu Sri Sartika (6301420121)
5. Muhammad Nurfarizal (6411420167)
6. Alliza Asha Wuly (6411420193)
7. Revi (6511420009)
8. Putri Imas Andini (6511420016)
9. Luthfi Novia Pamikatsih (6511420056)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2020/2021
Pengaruh Lingkungan Terhadap Kenakalan Remaja

Kelompok 3

Universitas Negeri Semarang

Abstrak

Tujuan penulisan artikel ini untuk mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala
yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarah pada kenakalan remaja baik secara
internal maupun eksternal serta untuk memahami hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
menanggulangi kenakalan remaja. Sehingga kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh
lingkungan terhadap kenakalan yang di lakukan pada usia remaja. Usia remaja merupakan
masa untuk mencari jati diri karena peralihan dr anak anak ke dewasa dan mendapat banyak
pengaruh dari lingkungan. Peran lingkungan dalam membentuk dan mewujudkan perilaku
dan kepribadian seseorang, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam adalah masalah
yang tidak bisa diabaikan oleh siapa pun, khususnya bagi orang tua. Kenakalan remaja
merupakan suatu masalah dan tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat hingga saat ini.
Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Namun saat ini banyak sekali perilaku
menyimpang yang disebabkan oleh perilaku pada remaja. Kenakalan remaja meliputi semua
perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja.
Banyak faktor penyebab kenakalan remaja yang perlu diperhatikan, baik faktor internal
maupun eksternal. Untuk mengatasinya maka bimbingan dari orang tua dan juga lingkungan
yang baik bisa menjadi penentu bagi perkembangan remaja tersebut.

Manfaat penulisan artikel ini adalah untuk memberikan pemahaman yang baik mengenai
perkembangan anak dan atau remaja sehingga dapat memberi lingkungan yang baik sedini
mungkin guna meminimalisir adanya kenakalan remaja.

Kata kunci : kenakalan remaja

I. PENDAHULUAN

Lingkungan adalah suatu sistem yang kompleks dimana berbagai faktor berpengaruh
timbal-balik satu sama lain dan dengan masyarakat maupun tumbuh-tumbuhan. Ia adalah
seluruh yang ada, baik manusia maupun benda buatan manusia, penghuni alam yang bergerak
atau tidak begerak, kejadian-kejadian atau hal-hal yang mempunyai hubungan dengan
seseorang. Dalam arti luas, lingkungan mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat
istiadat, pengetahuan, lingkungan pendidikan dan alam terbuka. Dengan kata lain lingkungan
ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa
berkembang. Sejauh mana seseorang berhubungan dengan lingkungannya, sejauh itu pula
terbuka peluang masuknya pengaruh kepadanya. Keadaan-keadaan yang berada di sekitar
lingkungan, tidak selamanya memberikan nilai-nilai berperilaku yang baik, karena bisa saja
dalam lingkungan tersebut terdapat faktor-faktor negatif bagi perkembangan pribadi
seseorang. Peran lingkungan dalam membentuk dan mewujudkan perilaku dan kepribadian
seseorang, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam adalah masalah yang tidak bisa
diabaikan oleh siapa pun, khususnya bagi orang tua.

Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar aturan dilakukan pada usia
remaja. Terjadi biasanya pada remaja yang gagal dalam proses pendewasaan. Secara
psikologis, kenakalan remaja adalah wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan
dengan baik pada usia kanak-kanak ataupun remaja. Kesehatan mental yang terganggu,
lingkungan sekitar, dan keluarga sangat berpengaruh pada remaja, jika mengalami trauma
maka seorang remaja bisa akan menjadi nakal. Kenakalan remaja bisa di kategorikan dalam
perbuatan menyimpang, penyimpangan perilaku dari aturan-aturan yang ada, dan norma
sosial yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku ini dapat menjadi masalah dalam masyarakat.
Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu membedakan adanya perilaku
menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja, diantaranya karena pelaku kurang
memahami aturan-aturan yang ada. Sedangkan perilaku yang menyimpang yang disengaja,
memang sengaja dilakukan, bukan karena si pelaku tidak mengetahui aturan, mungkin karena
ingin diperhatikan, cari sensasi atau biasanya ini terjadi karena kurangnya kasih sayang pada
seseorang.

Tujuan penulisan artikel ini untuk mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-
gejala yang dapat memperlihatkan hal- hal yang mengarah pada kenakalan remaja baik secara
internal maupun eksternal serta untuk memahami hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
menanggulangi kenakalan remaja. Sehingga kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh
lingkungan terhadap kenakalan yang di lakukan pada usia remaja. Usia remaja merupakan
masa untuk mencari jati diri karena peralihan dr anak anak ke dewasa dan mendapat banyak
pengaruh dari lingkungan.
II. PEMBAHASAN

2.1 Kenakalan Remaja Sebagai Perilaku Menyimpang Dari Remaja

Kenakalan remaja merupakan perilaku yang merunjuk pada suatu bentuk tindakan remaja
yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Berikut
pendapat dari beberapa ahli :

a. Kartini Kartono (1988 : 93) mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak
cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada
ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu
kelainan dan disebut “kenakalan”.
b. Dalam Bakolak inpres no: 6 / 1977 buku pedoman 8, dikatakan bahwa kenakalan remaja
adalah kelainan tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma
sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
c. Singgih D. Gunarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja
digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu : (1)
kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang
sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum ; (2) kenakalan
yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan
hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang
dewasa.

Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) kenakalan remaja terbagi kedalam tiga tingkatan ;

1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari
rumah tanpa pamit
2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil
tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin
3. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah,
pergaulan bebas, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan
remaja dalam penelitian.

Tentang normal atau tidaknya suatu perilaku kenakalan maupun perilaku menyimpang,
pernah dijelaskan dalam pemikiran Emile Durkheim (dalam Soerjono Soekanto, 1985 : 73).
Dalam bukunya yang berjudul “ Rules of Sociological Method”, yang dijelaskan bahwa
perilaku menyimpang atau jahat jika masih dalam batas-batas tertentu dianggap melanggar
fakta sosial yang normal dan dalam batas-batas tertentu kenakalan merupakan perilaku yang
normal karena tidak memungkinkan untuk menghapusnya secara tuntas, dengan demikian
perilaku dikatakan normal dimana perilaku tersebut tidak mengakibatkan keresahan dalam
masyarakat, perilaku tersebut dapat terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada
sesuatu perbuatan yang tidak disengaja. Jadi kebalikan dari perilaku yang dianggap normal
yaitu perilaku nakal atau jahat yaitu perilaku yang disengaja mengakibatkan keresahan pada
masyarakat.

Dalam istilah, keberfungsian sosial mengacu pada cara-cara yang digunakani oleh tiap
individu akan kolektivitas, seperti halnya keluarga dalam berperilaku agar dapat
melaksanakan tugas-tugas dan kewajibannya dalam kehidupannya serta dapatmemenuhi
kebutuhannya. Selain itu juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dianggap
penting dan pokok bagi penampilan beberapa peranan sosial yang harus dilaksanakan oleh
setiap individu sebagai konsekuensi dari keanggotaannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Penampilan bisa dikatakan efektif diantarannya jika suatu keluarga dapat dan mampu
melaksanakan tugas-tugasnya, menurut (Achlis, 1992) keberfungsian sosial merupakan suatu
kemampuan seseorang atau individu dalam melaksanakan tugas serta peranannya selama
dapat berinteraksi dalam kondisi sosial tertentu seperti berupa adanya rintangan dan
hambatan dalam mewujudkan nilai dalam dirinya agar mencapai kebutuhan hidupnya.
Keberfungsian sosial pada keluarga mengandung pengertian pertukaran dan keterlibatan,
serta adaptasi resiprokal antara keluarga dengan masing-masing anggotanya, dengan
lingkungannya, dan dengan tetangganya dll. Kemampuan berfungsi social secara positif dan
adaptif bagi sebuah keluarga beberapa diantaranya jika berhasil dalam mengerjakan dan
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya, peranan dan fungsinya terutama dalam
bersosialisasi terhadap anggota keluarganya.

2.2 Penyebab Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor dari remaja itu sendiri
(internal) dan faktor dari luar (eksternal).

Faktor internal :

 Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja
gagal mencapai masa integrasi kedua.
 Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah
laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
„nakal‟. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku
tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai
dengan pengetahuannya.

Faktor eksternal :

 Keluarga dan Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau
perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan
yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan
pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab
terjadinya kenakalan remaja.
 Teman sebaya yang kurang baik

2.3 SOLUSI KENAKALAN REMAJA

Solusi kenakalan remaja, artinya menata kembali emosi remaja yang sedang membara.
Emosi dan perasaan yang hancur karena merasa ditolak oleh keluarga, teman-teman,
lingkungannya, dan gagalnya proses perkembangan jiwa. Berbagai rasa trauma dan konflik
psikologis hidupnya harus diselesaikan, serta harus diberi lingkungan yang berbeda dari
lingkungan sebelumnya. Mengurangi kenakalan remaja dapat dilakukan sedini mungkin
dengan memberi lingkungan yang baik serta pemahaman akan perkembangan anak dengan
baik, setidaknya, tidak menambah jumlah kasus yang ada. Setelah diketahui penyebab
terjadinya kenakalan remaja, maka ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi kenakalan remaja, diantaranya :

1. Prinsip Keteladanan

Kegagalan mencari identitas dan lemahnya kontrol diri dapat dicegah/diatasi dengan prinsip
keteladanan. Dengan mendapat banyak figur orang dewasa yang telah melampaui masa
remajanya dengan baik, maka seorang remaja dapat memperbaiki diri setelah sebelumnya
gagal pada tahap ini.
2. Motivasi

Adanya motivasi dari keluarga, teman, maupun orang terdekat untuk melakukan point
pertama.

3. Kondisi Keluarga

Kemauan orangtua untuk memperbaiki kondisi keluarga sehingga terciptanya keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.

4. Lingkungan Pergaulan

Remaja harus dapat memilih teman serta lingkungan yang baik dengan peran orangtua yang
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.

5. Ketahanan Diri

Remaja membentuk ketahanan diri supaya tidak mudah terpengaruh bila terdapat teman
atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

6. Bekal ilmu

Dapat dilakukan dengan memberikan ilmu yang bermakna dalam pengetahuan dengan
memanfaatkan berbagai film yang bernuansa moral, media massa ataupun perkembangan
teknologi lainnya.

7. Membentuk suasana sekolah yang kondusif

Suasana sekolah yang kondusif serta nyaman untuk remaja diharapkan dapat mengikuti
tahap perkembangan remaja dengan baik.

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lingkungan yang mempengaruhi kenakalan remaja dikarenakan kurangnya perhatian


orang tua, lingkungan masyarakat, teman bergaul dan yang lebih mempengaruhi kenakalan
remaja adalah teman bergaul, remaja melakukan itu semua karena memang ada ajakan dari
teman-teman dan ingin mencari kesenangan tersendiri akibat orang tua yang terlalu sibuk
dengan pekerjaannya sehingga remaja lupa memberi perhatian kepada anak-anaknya.
Sehingga berdampak pada remaja, remaja menjadi nakalsuka mencuri, berkelahi dan
mabuk-mabukan. Kemudian akibat dari perilaku remaja tersebut dapat merugikan remaja itu
sendiri seperti menyebabkan remaja putus sekolah, berurusan dengan hukum, menikah pada
usia dini dan masyarakat menjadi resah, tidak nyaman. Disisi lain dikarenakan remaja sering
mabuk-mabuan dan menguntungkan bagi penjual minum-minuman di desa setempat. Sejauh
mana seseorang berhubungan dengan lingkungannya, sejauh itu pula terbuka peluang
masuknya pengaruh kepadanya. Keadaan-keadaan yang berada di sekitar lingkungan, tidak
selamanya memberikan nilai-nilai berperilaku yang baik, karena bisa saja dalam lingkungan
tersebut terdapat faktor-faktor negatif bagi perkembangan pribadi seseorang. Peran
lingkungan dalam membentuk dan mewujudkan perilaku dan kepribadian seseorang, baik
lingkungan sosial maupun lingkungan alam adalah masalah yang tidak bisa diabaikan oleh
siapa pun, khususnya bagi orang tua. Jadi kenakalan remaja dapat terjadi karena adanya
pengaruh dari teman sebaya yaitu lingkungannya. Pengaruh dari teman sebaya dapat
membentuk perilaku remaja berubah menjadi nakal supaya dapat diakui oleh sebayanya dan
juga lingkungannya.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Eliasa, E.I., 2013. Kenakalan Remaja: Penyebab & Solusinya.

Sumara, D. S., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). Kenakalan remaja dan
penanganannya. Prosiding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, 4(2).

Ginanjar, M. H. (2017). Urgensi Lingkungan Pendidikan Sebagai Mediasi Pembentukan


Karakter Peserta Didik. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 2(04).

Anda mungkin juga menyukai