Anda di halaman 1dari 59

MAKALAH ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

“KENAKALAN REMAJA”

Oleh:
1. Sayoga Dwi Prangga Pranata (19122149076)
2. Nunuk Tri Wahyu (19122149070)
3. Lina Dian Puspita Sari (19122149064)
4. Fairuzia Inayah (19122149056)
5. Della Galuh Oktavia (19122149050)
6. Ria Hi’matulmaula (19122149073)
7. Yulia Dwi Erindasari (19122149085)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Kenakalan Remaja” dapat
terselesaikan sesuai waktu yang disediakan. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu, penulis mengharapkan adanya masukan baik itu saran ataupun kritik yang
bersifat membangun, serta bimbingan lebih lanjut yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi sempurnanya makalah ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini
terdapat kesalahan baik itu penulisan maupun penyusunan yang telah penulis
lakukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tuban, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................
i
DAFTAR ISI........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………...........
1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………............
3
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................
3
1.4 Manfaat ...................................................................................................
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kenakalan Remaja ................................................................
4
2.2 Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja..........................................................
5
2.3 Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja................................................. 5
2.4 Cara Mengatasi Kenakalan Remaja.........................................................
9
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan..................................................................................................
11
3.2 Saran........................................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke
dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah
sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-
aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku
menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat
membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku
menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang
harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah
menyimpang.
Masalah sosial perilaku menyimpang dalam tulisan tentang “Kenakalan
Remaja” bisa melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam
pendekatan individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan
sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak
berhasil dalam melewati belajar sosial (sosialisasi). Tentang perilaku disorder
di kalangan anak dan remaja (Kauffman, 1989: 6) mengemukakan bahwa
perilaku menyimpang juga dapat dilihat sebagai perwujudan dari konteks
sosial. Perilaku disorder tidak dapat dilihat secara sederhana sebagai tindakan
yang tidak layak, melainkan lebih dari itu harus dilihat sebagai hasil interaksi
dari transaksi yang tidak benar antara seseorang dengan lingkungan sosialnya.
Mengenai pendekatan sistem, yaitu perilaku individu sebagai masalah sosial
yang bersumber dari sistem sosial terutama dalam pandangan disorganisasi
sosial sebagai sumber masalah. Dikatakan oleh (Eitzen, 1986: 10) bahwa
seorang dapat menjadi buruk/jelek oleh karena hidup dalam lingkungan
masyarakat yang buruk. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada umumnya pada
masyarakat yang mengalami gejala disorganisasi sosial, norma dan nilai sosial
menjadi kehilangan kekuatan mengikat. Dengan demikian kontrol sosial
menjadi lemah, sehingga memungkinkan terjadinya berbagai bentuk

1
penyimpangan perilaku. Di dalam masyarakat yang disorganisasi sosial,
seringkali yang terjadi bukan sekedar ketidak pastian dan surutnya kekuatan
mengikat norma sosial, tetapi lebih dari itu, perilaku menyimpang karena tidak
memperoleh sanksi sosial kemudian dianggap sebagai yang biasa dan wajar.
Dalam kurun waktu kurang dari dasawarsa terakhir, kenakalan remaja
semakin menunjukkan trend yang amat memprihatinkan. Kenakalan remaja
yang diberitakan dalam berbagai forum dan media dianggap semakin
membahayakan. Berbagai macam kenakalan remaja yang ditunjukkan akhir-
akhir ini seperti perkelahian secara perorangan atau kelompok, mabuk-
mabukan, pemerasan, pencurian, perampokan, penganiayaan dan
penyalahgunaan obat-obatan seperti narkotik (narkoba).
Kenakalan remaja diartikan sebagai suatu outcome dari suatu proses yang
menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-
norma yang ada. Kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor baik
faktor pribadi, faktor keluarga yang merupakan lingkungan utama (Willis,
1994), maupun faktor lingkungan sekitar yang secara potensial dapat
membentuk perilaku seorang anak (Mulyono, 1995).
Berdasarkan hasil beberapa penelitian ditemukan bahwa salah satu faktor
penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah tidak berfungsinya orangtua
sebagai figur tauladan bagi anak (Hawari, 1997). Selain itu suasana keluarga
yang meninbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan
keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap
usia terutama pada masa remaja.
Menurut Hirschi (dalam Mussen dkk, 1994) orangtua dari remaja nakal
cenderung memiliki aspirasi yang minim mengenai anak-anaknya,
menghindari keterlibatan keluarga dan kurangnya bimbingan orangtua
terhadap remaja. Sebaliknya, suasana keluarga yang menimbulkan rasa aman
dan menyenangkan akan menumbuhkan kepribadian yang wajar dan begitu
pula sebaliknya.

2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan beberapa
masalah diantaranya.
1. Apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja?
2. Bentuk-bentuk kenakalan remaja?
3. Apa yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja?
4. Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui beberapa tujuan
dari penulisan makalah ini diantaranya.
1. Mengetahui pengertian kenakalan remaja.
2. Mengetahui bagaimana bentuk-bentuk dari kenakalan remaja.
3. Mengetahui penyebab terjadinya kenakalan remaja.
4. Mengetahui cara mengatasi kenakalan remaja.

1.4 Manfaat
Berdasarkan penulisan makalah ini, ada beberapa manfaat dari
penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1) Bagi Penulis yaitu kami sebagai mahasiswa dapat mengetahui pengertian
kenakalan remaja, bagaimana bentuk-bentuk dari kenakalan remaja,
penyebab terjadinya kenakalan remaja, dan cara mengatasi kenakalan
remaja.
2) Bagi Pembaca yaitu makalah ini bisa dijadikan suatu sumber informasi
guna meningkatkan dan menambah wawasan atau ilmu pengetahuan
pembaca, khususnya mengenai bentuk kenakalan remaja, penyebab, dan
cara mengatasinya.
3) Bagi Dunia Pendidikan yaitu makalah ini bisa dimanfaatkan untuk dijadikan
referensi tentang pengertian kenakalan remaja, bagaimana bentuk-bentuk
dari kenakalan remaja, penyebab terjadinya kenakalan remaja, dan cara
mengatasi kenakalan remaja.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kenakalan Remaja


Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-
norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia
tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum
cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transisi.
Kenakalan remaja sering disebut juga dengan Juvenile Delinquency ialah
perilaku jahat (dursila) atau kejahatan anak-anak muda. Anak-anak muda yang jahat
itu disebut juga sebagai anak cacat secara sosial.
Juvenile berasal dari bahasa Latin “Juvenilus”, artinya anak-anak, anak muda,
ciri karakteristik pada masa remaja dan Delinquent berasal dari kata Latin
“Delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas lagi
maknanya menjadi jahat.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli adalah sebagai berikut.
1. Kartono, ilmuwan sosiologi
Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh
satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku
yang menyimpang”.
2. Santrock
“Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang
tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”
Mengenal siapa remaja dan apa problema yang dihadapinya adalah suatu
keharusan bagi orang tua. Dengan bekal pengetahuan ini orang tua dapat
membimbing anaknya menataki masa-masa krisis tersebut dengan mulus. Hal ini
sangat dirasakan oleh semua karena di bahu remaja masa kini terletak tanggung
jawab moral sebagai generasi penerus, menggantikan generasi yang ada saat ini.
Mereka inilah yang kelak berperan menjadi sumber daya manusia yang tangguh dan
berkualitas, menjadi aset nasional dan tumpuan harapan bangsa dalam kompetisi
global, yang tentunya kian hiruk pikuk di abad ke XXI.
2.2 Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
Singgih D. Gumarso (1988 : 19), mengatakan dari segi hukum kenakalan
remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma
hukum yaitu :
1. Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-
undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hokum.
2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan
undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar
hukum bila dilakukan orang dewasa.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja
kedalam tiga tingkatan ;
1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah,
pergi dari rumah tanpa pamit.
2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai
mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin.
3. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar
nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan
remaja dalam penelitian.

2.3 Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja


Perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri
(internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
1. Faktor Internal (Dalam)
a. Reaksi Frustasi Diri
Dengan semakin pesatnya usaha pembangunan, modernisasi yang berakibat
pada banyaknya anak remaja yang tidak mampu menyesuaikan diri terhadap
berbagai perubahan sosial itu. Mereka lalu mengalami banyak kejutan, frustasi,
ketegangan batin dan bahkan sampai kepada gangguan jiwa.
b. Gangguan Pengamatan dan Tanggapan Pada Anak Remaja
Adanya gangguan pengamatan dan tanggapan di atas sangat mengganggu
daya adaptasi dan perkembangan pribadi anak yang sehat. Gangguan
pengamatan dan tanggapan itu, antara lain : halusinasi, ilusi dan gambaran
semua.
Tanggapan anak tidak merupakan pencerminan realitas lingkungan yang
nyata, tetapi berupa pengolahan batin yang keliru, sehingga timbul interpretasi
dan pengertian yang salah. Sebabnya ialah semua itu diwarnai harapan yang
terlalu muluk, dan kecemasan yang berlebihan.
c. Gangguan Berfikir dan Intelegensi Pada Diri Remaja
Berfikir mutlak perlu bagi kemampuan orientasi yang sehat dan adaptasi yang
wajar terhadap tuntutan lingkungan. Berpikir juga penting bagi upaya
pemecahan kesulitan dan permasalahan hidup sehari-hari. Jika anak remaja tidak
mampu mengoreksi pekiran-pekirannya yang salah dan tidak sesuai dengan
realita yang ada, maka pikirannya terganggu.
d. Gangguan Perasaan Pada Anak Remaja
Perasaan memberikan nilai pada situasi kehidupan dan menentukan sekali
besar kecilnya kebahagiaan serta rasa kepuasan. Perasaan bergandengan dengan
pemuasan terhadap harapan, keinginan dan kebutuhan manusia. Jika semua tadi
terpuaskan, orang merasa senang dan bahagia.
Gangguan-gangguan fungsi perasaan tersebut, antara lain :
1. Inkontinensi emosional ialah tidak terkendalinya perasaan yang meledak-
ledak, tidak bisa dikekang.
2. Labilitas emosional ialah suasana hati yang terus menerus berganti-ganti dan
tidak tetap. Sehingga anak remaja akan cepat marah, gelisah, tidak tenang dan
sebagainya.
3. Ketidak pekaan dan mempunyai perasaan biasa disebabkan oleh sejak kecil
anak tidak pernah diperkenalkan dengan kasih sayang, kelembutan, kebaikan
dan perhatian.
4. Kecemasan merupakan bentuk “ketakutan” pada hal-hal yang tidak jelas,
tidak riil, dan dirasakan sebagai ancaman yang tidak bisa dihindari.

2. Faktor Eksternal (Luar)


Selain faktor dari dalam ada juga faktor yang datang dari luar anak tersebut,
antara lain :
a. Keluarga
Tidak diragukan bahwa keluarga memegang peranan penting dalam
pembentukan pribadi remaja dan menentukan masa depannya. Mayoritas remaja
yang terlibat dalam kenakalan atau melakukan tindak kekerasan biasanya berasal
dari keluarga yang berantakan, keluarga yang tidak harmonis di mana
pertengkaran ayah dan ibu menjadi santapan sehari-hari remaja.
Bapak yang otoriter, pemabuk, suka menyiksa anak, atau ibu yang acuh tak
acuh, ibu yang lemah kepribadian dalam atri kata tidak tegas menghadapi
remaja, kemiskinan yang membelit keluarga, kurangnya nilai-nilai agama yang
diamalkan dll semuanya menjadi faktor yang mendorong remaja melakukan
tindak kekerasan dan kenakalan.
b. Lingkungan Sekolah yang Tidak Menguntungkan
Sekolah kita sampai waktu sekarang masih banyak berfungsi sebagai
“sekolah dengar” daripada memberikan kesempatan luas untuk membangun
aktivitas, kreativitas dan inventivitas anak. Dengan demikian sekolah tidak
membangun dinamisme anak, dan tidak merangsang kegairahan belajar anak.
Selanjutnya, berjam-jam lamanya setiap hari anak-anak harus melakukan
kegiatan yang tertekan, duduk, dan pasif mendengarkan, sehingga mereka
menjadi jemu, jengkel dan apatis.
Di kelas, anak-anak-terutama para remajanya sering mengalami frustasi dan
tekanan batin, merasa seperti dihukum atau terbelenggu oleh peraturan yang
“tidak adil”. Di satu pihak pada dirinya anak ada dorongan naluriah untuk
bergiat, aktif dinamis, banyak bergerak dan berbuat; tetapi di pihak lain anak
dikekang ketat oleh disiplin mati di sekolah serta sistem sekolah dengar.
Ada pula guru yang kurang simpatik, sedikit memiliki dedikasi pada profesi, dan
tidak menguasai metodik mengajar. Tidak jarang profesi guru/dosen
dikomersialkan, dan pengajar hanya berkepentingan dengan pengoperan materi
ajaran belaka. Perkembangan kepribadian anak sama sekali tidak diperhatikan
oleh guru, sebab mereka lebih berkepentingan dengan masalah mengajar atau
mengoperkan informasi belaka.
c. Media Elektronik
Tv, video, film dan sebagainya nampaknya ikut berperan merusak mental
remaja, padahal mayoritas ibu-ibu yang sibuk menyuruh anaknya menonton tv
sebagai upaya menghindari tuntutan anak yang tak ada habisnya. Sebuah
penelitian lapangan yang pernah dilakukan di Amerika menunjukkan bahwa
film-film yang memamerkan tindak kekerasan sangat berdampak buruk pada
tingkah laku remaja. Anak yang sering menonton film-film keras lebih terlibat
dalam tindak kekerasan ketika remaja dibandingkan dengan teman-temannya
yang jarang menonton film sejenis. Polisi Amerika menyebutkan bahwa
sejumlah tindak kekerasan yang pernah ditangani polisi ternyata dilakukan oleh
remaja persis sama dengan adegan-adegan film yang ditontonnya. Ternyata anak
meniru dan mengindentifikasi film-film yang ditontonnya.
d. Pengaruh Pergaulan
Di usia remaja, anak mulai meluaskan pergaulan sosialnya dengan teman-
tema sebayanya. Remaja mulai betah berbicara berjam jam melalui telepon.
Topik pembicaraan biasanya seputar pelajaran, film, tv atau membicarakan
cowok / cewek yang ditaksir dsb.
Hubungan sosial di masa remaja ini dinilai positif karena bisa
mengembangkan orientasi remaja memperluas visi pandang dan wawasan serta
menambah informasi, bahkan dari hubungan sosial ini remaja menyerap nilai-
nilai sosial yang ada di sekelilingnya. Semua faktor ini menjadi penyokong
dalam pembentukan kepribadiannya dan menambah rasa percaya diri karena
pengaruh pergaulan yang begitu besar pada diri remaja, maka hubungan remaja
dengan teman sebayanya menentukan kualitas remaja itu. Kalau ini disadari oleh
remaja, maka dengan sadar remaja akan menyeleksi teman pergaulannya.

2.4 Cara Mengatasi Kenakalan Remaja


Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam
menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun
pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung
begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat.
Secara sosiologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang
tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para
pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan
kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap
kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri,
dan sebagainya.
Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang
tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh
keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya
proses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harus
diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, dan
mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya.
Memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan
perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi
kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja :
1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau
diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak
mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya
dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya
gagal pada tahap ini.
2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point
pertama.
3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta
keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua
memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata
teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN DATA KOMUNITAS


DI WILAYAH RT 004 RW 02 KEL. MERAKURAK KEC.TUBAN

A. BATAS WLAYAH
Utara

Selatan

Barat

Timur

B. STRUKTUR DAN SIFAT KELUARGA


a. Kepala keluarga

i. Nama Kepala Keluarga :


ii. Jenis kelamin :

iii. Umur :

iv. Agama :

v. Suku :

vi. Pendidikan :

vii. Pekerjaan :

viii. Alamat :

b. Susunan anggota keluarga

N Nam Um Se Hu Aga Pendidik Pekerja Imunisa ke


o a ur x b. ma an an si t

Balita
&
Bumil

c. Tipe keluarga (Diisi oleh petugas) :


Petunjuk pengisian :

Berilah tanda (X) pada jawaban yang menurut Bapak / Ibu sesuai.

B. KEBUTUHAN NUTRISI
4. Cara penyajian makanan :
a. Terbuka b. Kadang tertutup c. Tertutup

5. Kebiasaan dalam mengelola air minum :


a. Kadang dimasak c. Dimasak

b. Tidak dimasak d. Lain-lain, sebutkan......

6. Kebiasaan keluarga dalam mengelola makanan :


a. Tidak dicuci d. Dicuci lalu dipotong

b. Dipotong lalu dicuci e. Lain-lain, sebutkan......

C. KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR


Kebiasaan tidur dalam keluarga :
a. Pagi d. Siang dan malam
b. Siang e. lain-lain,sebutkan.......
c. Malam

D. AKTIFITAS DAN OLAHRAGA


1. Apakah keluarga senang berolahraga :
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah semua anggota keluarga mengikuti :
a. Ya
b. Tidak
E. EKONOMI
1. Sarana ekonomi apa yang ada di wilayah keluarga ?
a. Pasar c. Bank

b. UUD/KUD d. Perusahaan / industri

2. Berapakah penghasilan rata-rata keluarga setiap bulan ?

a. < Rp. 500.000 c. > Rp. 1.000.000

b. Rp. 500.000–Rp. 1.000.000


3. Apakah keluarga mempunyai tabungan ?
a. Ya, sebesar.............. b. Tidak

4. Jaminan kesehatan di keluarga anda?


a. ASKES d. Tidak ada
b. JPS e. Lain-lain,sebutkan................
c. Surat Keterangan Tidak Mampu/SKTM
5. Apakah penghasilan keluarga dapat mencukupi untuk biaya hidup
a. Ya b. Tidak

6. Siapa yang mengelola keuangan, sebutkan.........................

F. SOSIAL
1. Bagaimana hubungan antar anggota keluarga lain

a. Dekat b. Kurang dekat c. Lain – lain.............


2. Apakah anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan di masyarakat

a. Ya, sebutkan........ b. Tidak

G. PENDIDIKAN
1. Adakah anggota keluarga yang sedang mengikuti
pendidikan di luar pendidikan formal ?
a. Ya b. Tidak

2. Adakah anggota keluarga yang tidak bisa membaca ?


a. Ya b. Tidak
3. Adakah anggota keluarga yang mempunyai keterampilan
khusus ?
a. Ya, Sebutkan................ b. Tidak

4. Bagaimana pandangan keluarga terhadap pendidikan


anggota keluarga ?
a.Positif c. Lain-lain, sebutkan..........................
b. Negatif

H. PSIKOLOGIS
 Pola Komunikasi
1. Pola komunikasi dalam keluarga :
a. Terbuka b. Tertutup

2. Bahasa yang digunakan :


a. Bahasa Daerah c. Lain-lain, sebutkan.........................
b. Bahasa Indonesia
 Pola Pertahanan
1. Mekanisme penanggulangan masalah dalam keluarga :
a. Mandiri c. Minta bantuan orang lain
b. Bersama-sama d. Lain-lain, sebutkan.........................
2. Bagaimana respon keluarga bila salah satu anggota keluarga
bermasalah?
a. Membantu mencari jalan keluar c. Lain-lain, sebutkan.................
b. Acuh tak acuh

I. SPIRITUAL
1. Apakah anggota keluarga taat menjalankan ibadah ?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika tidak, mengapa..................................................

J. FAKTOR LINGKUNGAN
 PERUMAHAN
1. Jenis rumah:

a. Petak c. Lain-lain, sebutkan................


b. Tersendiri
2. Jenis bangunan:

a. Permanen c. Semi permanen


b. Non permanen
3. Luas pekarangan:...............m2

4. Luas bangunan :...............m2

5. Status rumah :

a. Sewa bulanan c. Milik sendiri

b. Kontrakan d. Lain - lain : .............


6. Atap rumah:

a. Sirap c. Genteng

b. Seng d. Lain - lain : .............


7. Apakah di rumah terdapat jendela/lubang angin:

a. Ya b. Tidak

8. Apakah jendela di buka setiap hari?


a. Ya b. Tidak

9. Jika ya, berapa luas jendela/lubang angin seluruhnya?

a. < 20 % luas lantai

b. ≥ 20 % luas lantai

10. pencahayaan rumah

a. Baik b. Kurang c. cukup

11. Penerangan :

a. Lampu tempel

b. Petromaks

c. Listrik

12. Lantai:
a. Tanah c. Plester

b. Papan d. ubin

13. Vektor yang banyak di sekitar rumah dan membahayakan


kesehatan :

a. Lalat c. Kecoa e. Burung

b. Nyamuk d. Anjing f. Kucing

14. Kebersihan didalam rumah :

a. Bersih b. Cukup bersih c. Tidak bersih

15. Bila tidak bersih disebabkan oleh :

a. Banyak sisa makanan

b. Debu

c. Sampah

16. Kebersihan halaman :

a. Bersih

b. Tidak bersih

 SUMBER AIR
1. Apakah keluarga mempunyai sumber air sendiri ?

a. Ya b. Tidak

2. Jika Ya, apa jenisnya ?

a. Sumur gali e. Sumur Pompa

b. Sungai f. Sumur Bor

c. Mata air g.Lain- lain, sebutkan : ...........

d. Ledeng
3. Jika Tidak, dari mana sumber airnya ? ……….

4. Apakah air untuk minum diambil dari sumber air tersebut ?


a. Ya b. Tidak

5. Jika Tidak, bagaimana memperolehnya ? .....................


6. Tempat penyimpanan air ?
a. Tertutup

b. Terbuka
7. Pengurasan tempat penampungan air :
a. Tidak pernah dilakukan c. > 3 hari

b. < 3 hari
8. Penggunaan air minum :
a. Dimasak b. Tidak dimasak

9. Kualitas sumber air :


a. Berbau d. Tak berbau, tak berasa, tak berwarna

b. Berasa e. Lain- lain, sebutkan : ..........................

c. Berwarna

10. Dari mana sumber air yang digunakan untuk keperluan kebersihan :
a. Sungai e. Pompa listrik

b. Ledeng f. Membeli

c. Pompa air g. Belik/mata air

d. Sumur gali h. Lain - lain, sebutkan : ..................


11. Jarak sumber air dengan tempat penampungan limbah :
a. < 10 m b. > 10 m

 PEMBUANGAN AIR LIMBAH


1. Apakah rumah ini mempunyai saluran pembuangan air limbah ?

a. Ya b. Tidak

Jika Ya, jenisnya :

a. Got d. Dibuang sembarangan


b. Sungai

c. Selokan e. Bak penampungan

Jika Tidak, mengapa ? ....................................................................

2. Bagaimana kondisi saluran pembuangan air limbah ?

a. Tertutup lancar c. Terbuka lancar

b. Tertutup tergenang d. Terbuka tergenang

PEMBUANGAN SAMPAH

1. Cara pembuangan sampah keluarga ;

a. Dibakar c. Di sungai

b. Ditimbun d. Di sembarang tempat


2. Keadaan tempat penampungan sampah :

a. Terpelihara b. Tidak terpelihara

 KEPEMILIKAN KANDANG TERNAK


1. Pemilikan kandang ternak :
a. Ada b. Tidak

2. Bila ada, dimana letak kandang dengan rumah induk ?


a. Diluar rumah c. Didalam rumah
b. Menempel rumah
3. Bila mempunyai hewan ternak, bagaimana cara pemanfaatan kotoran
ternak ?

a.Ditampung 3. Dibuang sembarang tempat


b. Ditimbun
4. Lain - lain, sebutkan : .......

 PEMBUANGAN KOTORAN/TINJA
1. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan tinja?

a. ya b. tidak

2.Tempat pembuangan tinja yang dimiliki :


a. Angsatrine c. Cemplung

b. Kolam d. Septic Tank

3 .Dimana keluarga melakukan buang air besar ?

a. Selokan d. Jamban angsatrine

b. Jamban cemplung e. Septictank

c. Sungai f. Sembarang tempat

4. Bagaimana kondisinya ?

a. Terpelihara b. Tidak terpelihara

5.Berapa jarak tempat pembuangan tinja dengan sumber air?

a. > 10 meter b. < 10 meter

K. KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI


1.Melalui apakah keluarga menerima informasi tentang kesehatan ?
a. TV d. Radio

b. Koran/majalah e. Penyuluhan di Puskesmas/Posyandu

c. Edaran dari Desa f. Papan pengumuman RW./Desa

2.Sarana Transportasi umum yang digunakan oleh keluarga :

a. Bus d. andong
b. Angkutan umum e. Kendaraan sendiri
c. Becak

3. Cara keluarga pergi ke sarana pelayanan kesehatan :


a.Jalan kaki d. Naik mobil

b.Naik sepeda e.Naik andong

c.Naik sepeda motor f.Angkutan umum

L. PELAYANAN KESEHATAN DAN SOSIAL


1. Adakah anggota keluarga yang menderita sakit pada satu tahun terakhir?
a. Ada b. Tidak ada

2. Bila ada, jenis penyakitnya ;


a. ISPA e. DBD ( Demam Berdarah Dengue )

b. TBC f. Rheumatik

c. Asma g. Kulit

d. Typhoid h. Hipertensi

e. Diare i. Lain-lain, sebutkan...............

3. Bila ada, bagaimana mengatasinya ?


a. Berobat ke Puskesmas e. Berobat ke perawat/bidan

b. Berobat ke RS f. Berobat ke dukun

c. Berobat ke Dokter Umum g. Diobati sendiri

d. Berobat ke Dokter Spesialis h. Dibiarkan

4. Adakah anggota keluarga yang sakit saat ini ?


a. Ada b. Tidak ada

5. Jika ada bagaimana mengatasinya ?


a. Berobat ke Puskesmas e. Berobat ke perawat/bidan

b. Berobat ke RS f. Berobat ke dukun

c. Berobat ke Dokter Umum g.Diobati sendiri

d. Berobat ke Dokter Spesialis h. Dibiarkan

6. Bila ada, jenis penyakitnya :


a. ISPA e. DBD ( Demam Berdarah Dengue )

b. TBC f. Rheumatik

c. Asma g. Kulit

d. Typhoid h. Hipertensi

e. Diare i. Lain-lain, sebutkan...............

7. Adakah resiko tinggi dalam keluarga:


a. Ada b. Tidak

8. Bila ada sebutkan jenisnya:


a. Maternal d.Lansia

b. Bayi e. Penyakit Kronis

c. Balita f. Tindak lanjut pengobatan dan drop out

9. Apakah keluarga mendapatkan pembinaan dan tenaga kesehatan ?


a. Ya b. Tidak

10. Jika ya, bagaimana tanggapan keluarga mengenai petugas kesehatan ?


a. Baik b. Tidak baik

11. Apakah keluarga merasa perlu mendapatkan pengarahan,


penyuluhan/informasi kesehatan ?
a. Tidak c. Ya, secaera kelompok

b. Ya, secara individu

12. Adakah anggota ada yang menjadi kader kesehatan


a. Ada b. Tidak

13. Jika ada, jenis kegiatan kader ?


a. Kader Posyandu bayi balita c. Kader KB

b. Kader Posyandu lansia d. Lain – lain, sebutkan...............

14. Apakah kader aktif mengikuti kegiatan ?


a. Ya b. Tidak

15. Jika tidak alasannya:


a. Tidak ada waktu c. Malas

b. Posyandu tidak aktif d.Lain-lain,sebutkan.....................

16. Apakah kader sudah mendapatkan pelatihan ?

a. Sudah b. Belum

17. Jika sudah, jenis pelatihan ?

a. deteksi ibu hamil beresiko


b. Sistem 5 meja dalam posyandu

c. Imunisasi

d. Deteksi dini tumbuh kembang bayi dan balita

e. senam hamil

f. Senam lansia

g. Pengisian KMS

h. Lain –lain, sebutkan ……………………………………….

18. Adakah anggota keluarga ytang menjadi dukun beranak ?


a. Ada b. Tidak

19. Jika ada apakah sudah mendapatkan pelatihan


a.Sudah b. Belum

20. Jika sudah, jenis pelatihannya


a. Pertolongan persalinan 3 B c. Perawatan bayi

b. Deteksi ibu hamil resti d. Lain-lain, sebutkan..............

21. Jika ada apakah memiliki dukun kit ?

a. Ya b. Tidak

22. Jika ya, bagaimana kondisinya ?


a. Lengkap b. Tidak lengkap

23. Apakah setiap menolong persalinan didampingi oleh bidan ?


a. Ya c. Kadang - kadang

b. Tidak

22. Jika tidak alasannya ?


a. Bidan tidak mengetahui d. Bidan Sibuk

b. Bidan tidak ada e. Lain-lain, Sebutkan.............

c. Bidan tidak mau


23. Jika mendapatkan kesulitan dalam menolong persalinan apa yang
dilakukan ?
a. Ditangani sendiri d.Dirujuk ke Rumah sakit

b.Minta bantuan dukun lain e. Lain-lain,sebutkan..............

c.Minta bantuan bidan

24. Adakah anggota keluarga yang m,eninggal pada satu tahun terakhir ?
a. Ada b. Tidak

25. Jika ada, siapa ?


a. Ayah d. Balita

b. Ibu e. Balita

c. Neonatus f. Anak

26. Apakah penyebab kematian tersebut ?


a. Penyakit kronis d. Perdarahan Post Partum

b. Perdarahan ante partum e. Kelainan Kongenital

c.Perdarahan intra partum f. Lain-lain, sebutkan..............

M. MASALAH MATERNAL/KESEHATAN IBU DAN KB

 KESEHATAN IBU HAMIL


1. Apakah ada anggota keluarga dalam kondisi hamil?
a. Ya b. Tidak

2. Hamil yang keberapa saat ini........................


3. Apakah ibu pernah mengalami keguguran :
4. Jika pernah, berapa kali ibu mengalami keguguran....................
5. Hamil yang sekarang, berapa umurnya?

a. 0 – 3 bulan c. > 6 bulan – 9 bulan

b. > 3 bulan – 6 bulan d. > 9 bulan

6. Apakah ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan


a.Ya b. Tidak

7. Jika ya, dimana ?

a. Bidan d. Rumah sakit

b. Dukun e. Dokter

c. Puskesmas

8. Jika tidak, alasannya ?

a. Tidak tahu d. Tidak punya waktu


b. Tidak punya biaya e. Lain-lain, sebutkan...............
c. Menganggap tidak penting
9. Berapa kali melakukan pemeriksaan kehamilan pada kehamilan 3 bulan
pertama :

a. 1 X c. Tidak pernah

b. 2 X

10. Jika tidak alasannya ?

a. Tidak tahu c. Tidak ada biaya

b. Tidak perlu d. Lain – lain................

11. Berapa kali melakukan pemeriksaan kehamilan pada kehamilan 4-6 bulan:
a. 1 X c. Tidak pernah

b. 2 X

12. Jika tidak alasannya ?

a. Tidak tahu c. Tidak ada biaya

b. Tidak perlu d. Lain – lain..........................

13. Berapa kali melakukan pemeriksaan kehamilan pada kehamilan 7-9 bulan
a. 1 X c. Tidak pernah

b. 2 X

14. Jika tidak alasannya ?

a. Tidak tahu c. Tidak ada biaya

b. Tidak perlu d. Lain – lain.....................

15. Status Imunasi TT ibu hamil ?

a. Lengkap c. Tidak mendapatkan imunisasi TT

b. Belum lengkap

16.Bila belum/tidak mendapatkan TT, alasannya :

a. Belum cukup usia kehamilan d. Takut efek samping

b. Tidak diberi e. Lain-lain, sebutkan................


c. Tidak tahu manfaatnya

17.Apakah ibu mengkonsumsi tablet zat besi (Sulfat ferosus) ?

a. Ya b. Tidak

18. Bila Ya, berapa jumlahnya ................

19. Jika tidak, alasan tidak mengkonsumsi:

a. Tidak tahu manfaatnya c. Takut efek samping

b. Tidak diberi

20. Apakah ibu mengkonsumsi gizi seimbang ibu hamil ?

a. Ya b. Tidak

21. Jika tidak, alasannya ?

a. Tidak tahu c. Budaya

b. Tidak ada biaya d. Lain – lain


22. Apakah ibu hamil beresiko tinggi?

a. Ya b. Tidak

23. Jika ya, jenisnya …..

a. anemia

b. Memiliki penyakit kronis ( penyakit jantung, asma, hipertensi, DM)

c. Usia < 20 th dan > 35 th

d. Riwayat obstetrik buruk

d. Lain-lain, sebutkan………………………..
24. Apakah ibu memiliki KMS ?

a. Ya b. Tidak

25. Jika tidak alasannya .......

a. Tidak pernah periksa c. Tidak diberi

b. Merasa tidak perlu d.Lain-lain, sebutkan................

26. Apakah ibu hamilmil melakukan senam hamil ?

a. Ya b. Tidak

27. Jika tidak alasannya ?

a. Tidak tahu manfaatnya c. Takut akibat senam hamil

b. Tidak sempat

28. Apakah ibu hamil melakukan perawatan payudara antenatal ?

a. Ya b. Tidak

29. Jika “tidak” alasannya ?

a. Tidak tahu manfaatnya c. Tidak sempat

b. Tidak tahu caranya d. Lain-lain sebutkan................


 IBU NIFAS
1. Adakah ibu nifas ?
a. Ada b. Tidak
2. Jika ya, persalinannya ditolong oleh ............
a. Dukun b. Tenaga kesehatan lain
3. Nifas hari ...................
a. 2 – 24 b. 24 jam - c. 6 hari –
jam pertama 6 hari 6 minggu
4. Pengeluaran per vagina berwarna ?
a.Merah b.Kekuningan c.Putih
5. Kontraksi uterus ?
a. Keras b. Lembek
6. Apakah TFU sesuai dengan hari nifas ?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah ASI sudah keluar ?
a. Ya b. Tidak
8. Jika Tidak apa yang dilakukan ?
a. Dibiarkan c. Dipompa
b. Diurut d.Ketenaga kesehatan
9. Apakah ada keluhan saat menmyusui ?
a. Ya b. Tidak
10. Jika ya, jenis keluhan
a. ASI tidak lancar e. Putting tidak menonjol
b. Bengkak f. Bayi bingung putting
c. Nyeri g. Bayi tidak mau
d. Putting lecet menetek/menyusu
11. Apakah ibu melakukan perawatan payudara setelah melahirkan ?
a. Ya b. Tidak
12. Jika tidak, alasannya ?
a. Tidak tahu manfaat c. Merasa tidak perlu
b. Tidak sempat d. Lain – lain, sebutkan ………
13. Apakah ibu tahu tantang ASI Eksklusif ?
a. Ya b. Tidak
14. Jika ya, apakah ibu memberikan ASI Eksklusif ?
a. Ya b. Tidak
15. Jika tidak alasannya ?
a. Dilarang suami d. Kelaina papilla mamae
b. Budaya e. Sibuk bekerja
c. ASI tidak lancar
16. Apakah Ibu mendapatkan vitamin A ?
a. Ya b. Tidak
17. Alasan ibu tidak mengkonsumsi vitamin A ?
a. Tidak tahu manfaatnya d. Lain – lain, sebutkan
b. Merasa tidak perlu ……………………
c. Tidak diberi petugas
kesehatan
18. Apakah ada ibu nifas resiko tinggi ?
a. Ya b. Tidak
19. Jika ya, sebutkan
a. Febris purpuralis f. Eklamsi
b. Mastitis g. Perdarahan
c. Engorgement h. Infeksi
d. Trombophlebitis i. Lain – lain, sebutkan........
e. Preeklamsi

 IBU MENETEKI (BUTEKI)


1. Apakah dalam keluarga ada ibu meneteki ?
a. Ada b. Tidak
2. Jika ya, apakah ibu meneteki ?
a. Ya b. Tidak
3. Jika ya, berapa kali sehari ?
a. Terjadual
b. Tidak terjadual/sewaktu waktu
4. Bila ya, berapa usia anak yang disusui ?
a. 0 – 6 bulan c. 1 – 2 tahun
b. 6 – 12 bulan d. Lebih dari 2 tahun
5. Jika tidak alasannya ?
a. Dilarang suami c. ASI tidak lancar
b. Budaya d. Kelainan putting
e. Sibuk bekerja f. Menderita sakit

6. Apakah ibu tahu posisi atau cara menyusui yang benar ?


a. Ya b. Tidak
7. Apakah ibu tahu kebutuhan gizi seimbang untuk BUTEKI ?
a. Ya b. Tidak

 KELUARGA BERENCANA ( KB )
1. Apakah pada keluarga ada Pasangan Usia Subur/PUS
a. Ya b. Tidak
Bila ya, berapa jumlahnya, sebutkan : .....................................................................................

2. Apakah menjadi akseptor KB ?

a. Ya b. Tidak
3. Jika ya, kontrasepsi apa yang dipakai ?

a. Kondom d. Pil
b. Suntik e. IUD
c. Norplant f. Kontap
4. Jika tidak , apakah alasannya ?

a. Hamil d. Takut efek samping


b. Dilarang suami e. Alasan penyakit
c. Ingin punya anak
5. Bila Ya, di mana memperoleh pelayanan KB ?

a. Puskesmas b. Posyandu c. Praktik bidan

4. Apakah PUS drop out KB ?


a. Ya b. Tidak
5. Bila Ya, apa alasannya ?
a. Tidak cocok d. Ingin punya anak
b. Dilarang agama e. Takut akibatnya
c. Dilarang suami
6. Apakah ada keluhan ?
a. Ya b. Tidak
7. Jika ya, keluhannya adalah ?
a. Pusing d. Obesitas
b. Haid terganggu e. Keputihan
c. Mual f. Lain – lain, sebutkan...

8. Jika ya, tindakan yang sudah dilakukan


a. Berhenti c. Tetap menggunakan alat
b. Ganti alat kontrasepsi kontrasepsi yang sama
9. Peran suami terhadap alat kontrasepsi
a. Mendukung b. Tidak mendukung

N.BAYI DAN BALITA


1. Adakah kematian bayi/balita pada satu tahun terakhir ?
a. Y b. T
a idak
2. Jika ada, meninggal pada usia berapa ?
a. 0 1
– 2
7 b
h u
a l
ri a
b. 8 n
– d. 1
2 –
8 5
h t
a a
ri h
c. 1 u
– n
3. Penyebab kematian
a. Penyakit c. Kecelakaan
b. Infeksi d. Kelainan konginetal
e. Lain – lain, sebutkan …
4. Adakah ada Neonatus dalam keluarga
a. Ya b. Tidak
13. Jika ya, berapa umurnya..........................
14. Umur kehamilan
a. < 9 bln b. 9 bln c. > 9 bln
15. Berat badan lahir
a. < 2500 gram b. 2500 – 3800 gram c. 3800 gram
16. Penolong persalinan
a. Tenaga kesehatan
b. Non tenaga kese
17. Adakah penyulit persalinan
Ya T idak
18. Jika ya, penyulit pada
a. Ibu b. Janin
19. Jika pada ibu sebutkan jenisnya…………….
a. Kehabisan tenaga c. Lain – lain, sebutkan …
b. Panggul sempit
20. Jika pada janin sebutkan jenisnya ………………..
a. Bayi besar
c. Lilitan tali pusa
b. Letak sungsang
d. Lain – lain sebu
21. Riwayat kelahiran
a. Spontan b. Dengan tindaka
22. Jika dengan tindakan jenis tindakan ……
a. SC c. Forchep
b. VE d. Lain –lain sebut
23. Imunisasi yang didapatkan ………………
a. HB I c. Polio I
b. BCG
24. Apakah dilakukan perawatan tali pusat
a. Ya b. Tidak
25. Jika ya, bagaimana caranya ……
a. Sesuai anjuran tenaga kesehatan
b. Tidak sesuai anjuran tenaga kesehatan
26. Jika tidak, alasannya ............
a. Takut b. Tidak tahu caranya
27. Adakah resiko tinggi neonatus
a. Ya b. Tidak
28. Jika ya, sebutkan .............
a. BGM d. BBLR
b. Neonatuse.dengan poenyakit Lain –lain sebut
c. Tetanus neonatorum

O.BAYI ( 1 BULAN – 12 BULAN)

1. Apakah dalam keluarga ada bayi


a. Ya b. Tidak
2. Jika ya, apakah melakukan kunjungan ke Posyandu
a. Ya b. Tidak

3. Jika tidak, alasannya


a. Ke Puskesmas d. Ke perawat
b. Ke Rumah Sakit e. Ke dukun
c. Ke Dokter f. Tidak dilakukan
4. Apakah bayi mempunyai KMS ?
a. Ya
b. Tidak

5. Jika tidak alasannya ?


a. Hilang d. Lain – lain, sebutkan
b. Merasa tidak perlu ……………
c. Tidak diberi petugas
6. Apakah ibu dapat membaca KMS
a. Ya b. Tidak
7. Status gizi
a. Baik c. Kurang
b. Cukup
8. Apakah bayi mendapat vitamin A
a. Ya b. Tidak
9. Jika ya, diberikan pada usia
a. < 6 bulanb. 6 bulan
10. Jika tidak alasannya
a. Tidak diberi c. Tidak tahu manfaat
b. Belum cukup umur
11. Jika bayi berusia 1 – 2 bulan , imunisasi apa yang sudah didapat
a. c. e.
b. d. f.
12. Bila bayi berusia 3 bulan, imunisasi apakah yang sudah didapat :

a. BCG d. HB I g. DPT II
b. Polio I e. Polio II h. Polio III
c. DPT I f. HB II
13. Bila bayi berusia 4 – 8 bulan, imunisasi apa yang sudah didapat :
a. BCG g. DPT II
b. Polio I h. Polio III
c. DPT I i. DPT II
d. HB I j. Polio IV
e. Polio II k. HB III
f. HB II
14. Bila bayi berusia 9 bulan, imunisasi apa yang sudah didapat :
a. BCG
b. Polio I
c. DPT I
d. HB I
e. Polio II
f. DPT III
g. HB II
h. Polio IV
i. DPT II
j. HB III
k. Polio III
l. Campak
15. Pertumbuhan dan perkembangan bayi (dilihat dengan DDST)

a. Normal b. Tidak normal


16. Apakah bayi sedang menderita penyakit saat ini

a. Ya b. Tidak
17. Jika ya, sebutkan .........
a. ISPA d. Kulit
b. Diare e. lain-lain, sebutkan ...........
c. Morbili
17. Jika ya, penanganan yang dilakukan ?
a. Dibiarkan c. Ke dukun
b. Diobati sendiri d. Ke sarana pelayanan kesehatan
18. Adakah bayi resiko tinggi?
a. Ya b. Tidak
19. Jika ya, sebutkan ...................
a. BGM d. lain-lain
b. Bayi dengan penyakit sebutkan ......................
c. Cacat bawaan

P.BALITA ( 1 – 5 TAHUN )
1. Apakah dalam keluarga terdapat balita ?
a. Ya b. Tidak
2. Jika ya, berapa................Umur ................
3. Apakah melakukan kunjungan ke posyandu?
a. Tiap bulan c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang

4. Jika tidak, alasannya ....................


a. Ke dukun d.Tidak sempat
b.Tidak tahu manfaat e. Merasa tidak perlu
c. Tidak ada biaya f. Lain-lain, sebutkan .................
5. Apakah balita mempunyai KMS?
a. Ya b. Tidak
6. Jika tidak, alasannya ....................
a. Hilang c. Merasa tidak perlu
b. Tidak diberi petugas kesehatan d. Lain-lain sebutkan ................
7. Untuk balita usia kurang dari 2 tahun, apakah mendapat makanan pendamping
a. Ya b. Tidak
ASI ?
8. Jika tidak, alasannya .........................
a. Tidak mau c. Ibu tidak tahu
b. Tidak mampu d. Budaya /kebiasaan
9. Imunisasi ?
a. Lengkap b. Tidak lengkap
10. Jika tidak, alasannya ..........................
a. Tidak tahu manfaat c. Tidak mampu
b. Takut akibatnya/efek samping
11. Apakah balita mendapat vitamin A ?
a. Ya b. Tidak
12. Jika tidak, alasannya ..................
a. Tidak tahu manfaat d. Merasa tidak perlu
b. Tidak sempat e. Tidak ada pelayanan dari
c. Tidak mampu tenaga kesehatan
13. Apakah ada balita yang sakit saat ini ?
a. Ya b. Tidak
14. Jika ya, jenis penyakitnya ?
a. ISPA d. DHF
b. Diare e. Lain-lain sebutkan ...
c. Campak
15. Jika ya, tindakan ?
a. Dibiarkan c. Ke dukun
b. Diobati sendiri d. Sarana pelayanan kesehatan
16. Apakah ada balita resiko tinggi ?
a. Ya b. Tidak
17. Jika ya, sebutkan ..........................
a. BGM c. Cacat Bawaan
b. Bayi dengan penyakit d. Lain-lain, sebutkan ....

Q.USIA SEKOLAH
1. Apakah dalam keluarga ada anak usia sekolah
a. Ya b. Tidak
2. Jika ya, berapa.................... Umur...........................
3. Status gizi dilihat dari kesesuaian berat badan (BB) tinggi badan (TB) dan usia
a. Baik b. Cukup c. Kurang
4. Pola makan
a. Teratur b. Tidak teratur
5. Apakah ada kebiasaan makan yang salah ?
a. Ya b. Tidak
6. Jika ya, sebutkan jenisnya menurut
a. Kuantitas b. Proporsi c. Komposisi
7. Apakah sudah mendapat Imunisasi Booster
a. Ya b. Tidak
8. Jika ya, berapa kali
a. Satu kali b. Dua kali
9. Apakah ada anak sakit saat ini ?
a. Ya b. Tidak
10. Jika ya, jenisnya
a. ISPA d. Kulit
b. Diare e. Lain – lain, sebutkan…
c. Morbili
11. Jika ya penanganannya
a. Dibiarkan e. Ke Puskesmas
b. Diobati sendiri f. Ke Rumah Sakit
c. Ke dukun g. Ke dokter
d. Ke bidan

R. REMAJA
1. Apakah dalam keluarga ada remaja
a. Ya b. Tidak
2. Jika ya berapa........................ Umur.............................................
3. Jika perempuan, sudahkah menstruasi ?
a. Ya b. Tidak
4. Adakah keluhan saat menstruasi ?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah aktif dalam organisasi
a. Ya b. Tidak
6. Jika tidak alasannya
a. Malu d. Tidak ada wadahnya
b. Tidak ada waktu e. Lain – lain sebutkan …
c. Tidak perlu
7. Apakah remaja mengetahui usia reproduksi ?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah remaja mengetahui tentang fungsi reproduksi ?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah remaja mengetahui tentang penyakit menular seksual
a. Ya b. Tidak
10. Apakah ada penyimpangan perilaku ?
a. Ya b. Tidak
11. Jika ya, jenis :
a. Minuman keras d. Penyalahgunaan alat
b. Narkoba kontrasepsi
c. Ketergantungan obat
12. Apakah ada remaja yang sedang sakit ?
a. Ya b. Tidak
13. Jika ya, tindakan yang dilakukan
a. Berobat ke sarana pelayanan c. Dibiarkan
kesehatan d. Berobat ke dukun
b. Diobati sendiri

S. PRE MENOPAUSE
1. Apakah ada ibu yang sudah menopause /tidak menstruasi lagi
a. Ya b. Tidak
2. Jika ya, mulai usianya berapa ………………
3. Jika ya, apakah ibu mengalami keluhan
a. Ya b. Tidak
4. Jika ya, jenis keluhan
a. Nyeri sendi c. Emosi labil/mudah
b. Muka kemerahan tersinggung
d. Kekakuan otot
e. Kering daerah vagina g. Pandangan kabur
f. Nyeri tuba h. Lain –lain sebutkan ...............
5. Bila ada keluhan apa yang dilakukan
a. Dibiarkan c. Ke pelayanan kesehatan
b. Diobati sendiri d. Ke dukun
6. Persepsi ibu setelah menopause terhadap dirinya
a. Merasa tidak berguna c. Merasa malu/harga diri rendah
b. Curiga terhadap suami d. Tidak dianggap masalah

7. Bagaimana pemenuhan kebutuhan seksual menopause


a. Menolak hubungan seksual b. Melaksanakan hubungan
seksual
8. Bila melaksanakan, apakah ada keluhan nyeri selama bersenggama ?
a. Ya b. Tidak

T. ORANG LANJUT USIA / LANSIA


1. Apakah ada lansia di keluarga ini
a. Ya b. Tidak
2. Jika ya, usia berapa
a. 65 – 70 tahun b. 70 tahun
3. Apakah lansia saat ini menderita penyakit ?
a. Ya b. Tidak

4. Jika ya, apa jenis penyakitnya


a. DM g. PPOM
b. Rheumatik h. TB Paru
c. Hipertensi i. Penyakit Liver
d. Osteoporosis j. Asma
e. Stroke k. Penyakit kulit
f. Penyakit jantung l. Lain–lain,sebutkan…
5. Dengan adanya penyakit, sebutkan apa yang dilakukan :
a. Berobat ke sarana pelayanan kesehatan
b. berobat ke dukun
c. diobati sendiri, sebutkan…………
d. tidak diobati
6. Apakah ada kelompok lansia ?
a. Ya b. Tidak
7. Jika ya, apa kegiatannya ?
a. Pengajian d. Wira usaha
b. Arisan e. lain – lain, sebutkan ……
c. Olah raga
8. Jika tidak, alasannya:
a. Alasan geografis c. Lain – lain, sebutkan …
b. Tidak tahu manfaatnya
9. Apakah ada Posyandu Lansia
a. Ya b. Tidak
10. Jika ya, apakah Lansia meiliki KMS ?
a. Ya b. Tid
ak

11. Jika tidak alasannya


a. Tidak tahu
b. Tidak perlu
c. Tidak ada sarana/ tidak diberi oleh petugas
kesehatan
d. lain – lain sebutkan ………
12. Apakah ada kader Posyandu Lansia
Tidak

13. Jika ya, apakah kader aktif ?


Ya Tidak

14. Apakah Lansia rutin periksa kesehatannya ?


Ya Tidak
15. Bila ya, kemana ?
Posyandu Bidan/perawat
Puskesmas Dukun
Rumah sakit lain – lain sebutkan……
Dokter
16. Bagaimana pemenuhan kebutuhan sehari hari ?
a. c.
b.
17. Perilaku hidup yang tidak sehat pada Lansia
a. merokok
b. minum minuman keras
c. mengkonsumsi hanya makanan tertentu
d. tidak mandi
e. Lain – lain, sebutkan …
18. Apakah ada resiko tinggi Lansia ?
a. Ya
b. Tidak
19. Jika ya, sebutkan
a. Lansia dengan penyakit
b. Lansia umur > 70 tahun, hidup sendiri

ANALISIS DATA

DATA MASALAH
PRIORITAS MASALAH (STANHOPE & LANCASTER)

No KRITERIA BOBOT MASALAH BOBOT MASLH RASIONAL MAKNA


KRITERIA (1- (1-10) MASALAH
10)
(C X M)

1. Kesadaran masyarakat terhadap


masalah

2. Motivasi komunitas untuk


mengatasi masalah

3. Kemampuan perawat untuk


mengatasi masalah

4. Fasilitas yang tersedia untuk


mengatasi

5. Beratnya akibat jika masih tetap


6. Cepatnya masalah teratasi
PENAPISAN PRIORITAS MASALAH

N MASALAH SKOR
O
RENCANA KEGIATAN (POA)

N MASALAH RENCANA KEGIATAN PENANGGUNG WAKTU TEMPAT DANA SUMBER


O JAWAB KEGIATAN KEGIATAN
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

RW:….. KEL:………….. KEC:…………..

N MASALAH KEP. SASARAN TUJUAN STRATEGI RENCANA HARI/TGL TEMPA EVALUASI


O KOMUNITAS KEGIATAN T
KRITERIA STANDAR
IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN KEGIATAN)

N KEGIATAN HASIL HAMBATAN


O
BERDASARKAN TINGKAT
KEMANDIRIAN
:
………………………………………………
PUSKESMAS ……..

:
BULA ………………………………………………
N ……..

KELUARGA RAWAN SELESAI DI BINA JML KUNI


JML KUNI
PEMBINAA
PEMBINAA
N
HASIL KUNI PEMBINAAN SELURUHN
NO PERTAMA
A BULAN IN
KODE NAMA DESA SASARAN BULAN INI
DESA
TOTAL FREKUEN
KM KM KM JUMLA
KM JUMLA SI RATA-
II III IV % H
H RATA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
                         
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kenakalan remaja adalah suatu outcome dari suatu proses yang
menunjukkan penyimpangan tingkah laku atau pelanggaran terhadap norma-
norma yang ada.
2. Kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor baik faktor internal
(reaksi frustasi diri; gangguan pengamatan dan tanggapan pada anak remaja;
gangguan berfikir dan intelgensia pada diri remaja; gangguan perasaan pada
anak remaja), maupun faktor eksternal (keluarga, lingkungan sekolah yang
kurang menguntungkan, media elektronik, pengaruh pergaulan) yang secara
potensial dapat membentuk perilaku seorang anak.
3. Untuk mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja
yang tercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa
ditolak oleh keluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak
kecil, dan gagalnya proses perkembangan jiwa remaja tersebut.

4.2 Saran
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disarankan sebagai berikut :
1. Dengan mempelajari ini, kita dapat lebih mengetahui apa saja bentuk-bentuk
dan faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Sebagai seorang remaja, kita seharusnya bisa bertanggung jawab atas apa
yang terjadi pada perkembangan kenakalan remaja yang sudah
memprihatinkan saat ini. Oleh karena itu sebagai salah satu bentuk
implementasi dari tanggung jawab tersebut terhadap kenakalan remaja adalah
dengan berusaha semaksimal mungkin menjadi remaja yang baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Eitzen, Stanlen D. 1986. Social Problems. Allyn and Bacon inc, Boston, Sydney,
Toronto.
Kaufman, James M. 1989. Characteristics of Behaviour Disorders of Children
and Youth. Merril Publishing Company, Columbus, London, Toronto.
Mulyono, B. 1995. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan
Penanggulangannya. Kanisius, Yogyakarta.
Soerjono, Soekanto. 1988. Sosiologi Penyimpangan. Rajawali, Jakarta.
Willis, S. 1994. Problema Remaja dan Pemecahannya. Penerbit Angkasa,
Bandung.
http://satriadholan.blogspot.com/2010/11/makalah-kenakalan-remaja-mata-
kul.html

11

Anda mungkin juga menyukai