PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012 angka kematian ibu yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Penyebab utama kematian ibu antara lain 30,1% disebabkan oleh
perdarahan, 26,9% hipertensi, 5,6% infeksi, abortus 1,6% dan 40,8% oleh
hal lainnya.1
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum janin dapat
hidup di luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya. Bayi baru lahir
mungkin dapat hidup di dunia luar bila berat badannya telah mencapai
>500 gram atau umur kehamilan >20 minggu.2
Di dunia terjadi 20 juta kasus abortus tiap tahun dan 70.000 wanita
meninggal karena abortus tiap tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia
Tenggara adalah 4,2 juta pertahun termasuk Indonesia, sedangkan insiden
abortus spontan diperkirakan 10%-15% dari 6 juta kehamilan setiap
tahunnya.3
Lebih dari 80% abortus terjadi pada usia kehamilan 12 minggu,
setengah di antaranya disebabkan karena kelainan kromosom, penyebab
abortus juga dapat terjadi karena faktor eksternal seperti radiasi, obat-
obatan dan zat kimia yang terpapar dengan ibu, faktor genetik, penyebab
anatomik dan faktor janin, anemia pada ibu hamil dan nutrisi.4
Secara klinis abortus dibedakan menjadi abortus imminens
(keguguran mengancam), abortus insipiens (keguguran berlangsung),
abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap), abortus kompletus
(keguguran lengkap), abortus tertunda (missed abortion), dan abortus
habitualis (keguguran berulang).2
Abortus imminens adalah keguguran yang mengancam dan masih
bisa dipertahankan. Komplikasi yang mungkin terjadi pada kejadian
1
2
2. Lingkup Masalah
Lingkup masalah pada Laporan Tugas Akhir ini adalah Asuhan
Kebidanan pada Ny. Y 30 tahun dengan Abortus Imminens dan Anemia
Ringan di RS PMI Bogor yang dilakukan sejak tanggal 14 - 16 Maret
2016 di Ruang Bersalin, di Ruang Seruni tanggal 17 - 18 Maret 2016,
kunjungan rumah tanggal 20 Maret 2016, dan kunjungan ulang ke RS
PMI Bogor tanggal 26 Maret 2016.
C. Tujuan Penulisan Laporan Tugas Akhir
1. Tujuan umum
Studi kasus ini bertujuan agar mampu melakukan Asuhan
Kebidanan pada Ny. Y dengan Abortus Imminens dan Anemia Ringan
di RS PMI Bogor.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus penulisan laporan tugas akhir ini adalah
sebagai berikut:
a. Didapatkannya data subjektif pada Ny. Y dengan Abortus
Imminens dan Anemia Ringan di RS PMI Bogor.
b. Didapatkannya data objektif pada Ny. Y dengan Abortus
Imminens dan Anemia Ringan di RS PMI Bogor.
c. Ditegakkannya analisa pada Ny. Y dengan Abortus Imminens dan
Anemia Ringan di RS PMI Bogor.
d. Dilakukannya penatalaksanaan pada Ny. Y dengan Abortus
Imminens dan Anemia Ringan di RS PMI Bogor.
e. Diketahuinya faktor pendorong dan penghambat dalam melakukan
Asuhan Kebidanan pada Ny. Y di RS PMI Bogor.
A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung selama 40 minggu atau 10 bulan
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi
menjadi 3 trimester, dimana trimester I berlangsung selama 12
minggu, trimester II 15 minggu (minggu ke 13 hingga 27), dan
trimester III 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40).5
Kehamilan adalah matarantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.6
Jadi kehamilan adalah proses penyatuan spermatozoa dan
ovum, konsepsi dan implantasi yang berlangsung selama 40 minggu.
kehamilan dibagi menjadi III trimester yaitu trimester I 12 minggu,
trimester II 15 minggu, dan trimester III 13 minggu.
5
6
B. Abortus
1. Pengertian Abortus
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat
hidup di luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya. Bayi baru mungkin
dapat hidup didunia luar bila berat badannya telah mencapai >500
gram atau umur kehamilan >20 minggu.2
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat
tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau
buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.7
Abortus adalah kehilangan kehamilan pada usia kehamilan <20
minggu atau janin dengan berat <500 gram.8
Dari beberapa pengertian yang diambil dari berbagai sumber,
dapat disimpulkan bahwa abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan
sebelum janin mampu hidup di luar kandungan dengan berat badan
kurang dari 500 gram atau umur kehamilan kurang dari 500 gram.
2. Etiologi
Penyebab abortus (early pregnancy loss) bervariasi dan sering
diperdebatkan. Umumnya lebih dari satu penyebab. Penyebab
terbanyak di antaranya adalah sebagai berikut: 2, 9
a. Faktor genetik
Sebagian besar abortus disebabkan oleh kelainan kariotip
embrio. Paling sedikit 50% kejadian abortus pada trimester
pertama merupakan kelainan sitogenetik. Bagaimanapun gambaran
ini belum termasuk kelainan yang disebabkan oleh gangguan gen
tunggal (misalnya kelainan mendelian) atau mutasi pada beberapa
lokus (misalnya gangguan poligenik atau multifaktor) yang tidak
terdeteksi dengan pemeriksaan kariotip.
Kejadian tertinggi kelainan sitogenetik konsepsi terjadi
pada awal kehamilan. Kelainan sitogenetik embrio biasanya berupa
aneuploidi dari fertilitas abnormal. Separuh dari abortus karena
kelainan sitogenetik pada trimester pertama berupa trisomi
autosom. Triploidi ditemukan pada 16% kejadian abortus, dimana
terjadi fertilisasi ovum normal haploid oleh 2 sperma sebagai
mekanisme patologi primer. Trisomi timbul akibat dari
nondisjunction selama gametogenesis pada pasien dengan kariotip
normal. Untuk sebagian besar trisomi, gangguan meiosis maternal
bisa berimplikasi pada gametogenesis. Insiden trisomi meningkat
dengan bertambahnya usia. Trisomi 16, dengan kejadian sekitar
30% dari seluruh trisomi, merupakan penyebab terbanyak. Semua
kromosom trisomi berakhir abortus kecuali pada trisomi kromosom
satu.
b. Penyebab anatomik
Defek anatomik uterus diketahui sebagai penyebab
komplikasi obstetrik, seperti abortus berulang, prematuritas, serta
malpresentasi janin. Insiden kelainan bentuk uterus berkisar 1/200
sampai 1/600 perempuan. Pada perempuan dengan riwayat abortus
ditemukan anomali uterus pada 27% pasien.
Pasien hamil dengan malformasi uterus, mendapatkan hasil
hanya 18,8% yang bisa bertahan sampai melahirkan cukup bulan,
sedangkan 36,5% mengalami persalinan abnormal (prematur,
sungsang). Penyebab terbanyak abortus karena kelainan anatomik
uterus adalah septum uterus (40-80%), kemudian uterus bikornis
atau uterus didelfis atau unikornis (10-30%). Mioma uteri bisa
menyebabkan baik infertilitas maupun abortus berulang.
c. Faktor janin
Kelainan yang paling sering dijumpai pada abortus adalah
gangguan pertumbuhan zigot, embrio, janin atau plasenta. Kelainan
tersebut biasanya menyebabkan abortus pada trimester pertama,
yakni:
1) Kelainan telur, telur kosong (blighted ovum), kerusakan embrio,
atau kelainan kromosom.
2) Embrio dengan kelainan lokal.
3) Abnormalitas pembentukan plasenta (hipoplasi trofoblas).
d. Faktor eksternal (pekerjaan)
1) Radiasi
Bila wanita hamil atau usia kehamilan 10 hari, dapat
mengakibatkan keguguran. Pada wanita hamil 3-4 minggu
sampai 12 minggu akan mengakibatkan terjadinya gangguan
pertumbuhan. Hal ini terlihat berupa perubahan bentuk atau
kelainan pada bayi, bayi dilahirkan akan mempunyai cacat
bawaan. Bila dosis radiasi sangat besar, akan mengakibatkan
kematian pada fetus/janin yang sedang dikandungnya.
2) Obat-obatan. Mengkonsumsi asam folat, antikoagulan, dan
lain-lain. Sebaiknya tidak menggunakan obat-obatan sebelum
kehamilan 16 minggu, kecuali telah dibuktikan bahwa obat
tersebut tidak membahayakan janin, atau untuk pengobatan
penyakit ibu yang parah.
3) Bahan-bahan kimia lainnya, seperti bahan yang mengandung
arsen dan benzene.
Pada trimester I, dimana embrio berdiferensi untuk
membentuk sistem organ. Jadi bahan berbahaya yang masuk ke
dalam tubuh wanita hamil dapat mempengaruhi perkembangan
hasil konsepsi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Nurjaya, menyatakan bahwa ibu yang bekerja memiliki tingkat
stres yang lebih tinggi dibanding ibu yang tidak bekerja. Namun
yang menjadi masalah adalah terhadap reproduksi wanita, karena
apabila bekerja pada tempat yang banyak terdapat bahan
berbahaya seperti zat kimia, radiasi dan jika terpapar. Sehingga
kehamilan tersebut mengakibatkan trauma mekanis yang berakhir
dengan abortus.
3. Faktor Predisposisi
1) Anemia pada kehamilan
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan
zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif
mudah, bahkan murah. Anemia pada kehamilan merupakan
masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial
ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap
kualitas sumber daya manusia. Anemia pada kehamilan disebut
“potential danger to mother and child” (potensial membahayakan
ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius
dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini
terdepan.28
Kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20 dan 89%
dengan menetapkan Hb 11 g% (g/dl) sebagai dasarnya. Angka
anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup
tinggi. Angka anemia kehamilan 3,8% pada trimester I, 13,6%,
trimester II dan 24,8% pada trimester III. 40,1% di Bogor. 28
Tanda dan gejala anemia dalam kehamilan yaitu:28,29
1) Cepat lelah/kelelahan, hal ini terjadi karena penyimpanan
oksigen di dalam jaringan otot berkurang, sehingga
metabolisme di otot terganggu.
2) Nyeri kepala dan pusing merupakan kompensasi dimana otak
kekurangan oksigen, karena daya angkut hemoglobin
berkurang.
3) Pucat pada muka, konjungtiva, telapak tangan, kuku, dan
mukosa mulut, diakibatkan dari berkurangnya volume darah,
berkurangnya haemoglobin, dan vasokonstriksi untuk
memaksimalkan pengiriman oksigen ke organ-organ vital.
Angka kejadian anemia dalam kehamilan disebabkan
karena defisiensi zat besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang
keduanya saling berinteraksi.28,29
Penyebab utama anemia adalah sebagai berikut:30,31
a. Asupan Fe yang tidak memadai.
b. Peningkatan kebutuhan fisiologis
Kebutuhan Fe meningkat saat hamil untuk memenuhi
kebutuhan Fe akibat peningkatan volume darah, untuk
menyediakan Fe bagi janin dan plasenta, dan untuk
menggantikan kehilangan darah saat persalinan. peningkatan
absorpsi Fe selama trimester II kehamilan membantu
peningkatan kebutuhan suplementasi Fe selama kehamilan dan
peningkatan konsentrasi Hb pada trimester III kehamilan dapat
meningkatkan berat lahir bayi.
c. Kehilangan banyak darah.
d. Kurang gizi (malnutrisi).
Penyakit-penyakit kronis seperti Tuberculosis (TBC),
cacing usus, malaria. Untuk menegakkan diagnosis anemia
kehamilan dapat dilakukan dengan anamnesa. Pada anamnesa akan
didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang, dan keluhan mual-muntah lebih hebat pada hamil muda.
Untuk mendiagnosis anemia dapat dilakukan pemeriksaan
laboratorium yaitu memeriksa hemoglobin.
Hemoglobin (Hb) yaitu komponen sel darah merah yang
berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb
berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan
tubuh untuk bahan bakar proses metabolisme. Zat besi merupakan
bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil mempunyai
tingkat metabolisme yang tinggi misalnya untuk membuat jaringan
tubuh janin, membentuknya menjadi organ dan juga untuk
memproduksi energi agar ibu hamil bisa tetap beraktivitas normal
sehari–hari.22 Hasil pemeriksaan Hb dapat digolongkan sebagai
berikut:6
1) Tidak anemia: Hb > 11 gr%,
2) Anemia ringan: Hb > 9-10.9 gr%
3) Anemia sedang: Hb > 7-8.9 gr%,
4) Anemia berat: Hb < 7 g%
Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama
kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester II. dengan
pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia,
maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada
ibu-ibu hamil di puskesmas.32
Pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan dan janin,
diantaranya:32
a) Bahaya selama kehamilan: dapat terjadi abortus, persalinan
prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 g
%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan
antepartum, ketuban pecah dini (KPD).
b) Bahaya saat persalinan: gangguan His (kekuatan mengejan),
kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus
terlantar, kala dua berlangsung lama hingga dapat melelahkan
dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri
dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum
karena atonia uteri, kala empat dapat terjadi perdarahan
postpartum sekunder dan atonia uteri.
Pada kala nifas terjadi subinvolusi uteri menimbulkan
perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerperium,
pengeluaran ASI berkurang, terjadi dekompensasi kordis
mendadak setelah persalinan, anemia kala nifas, mudah terjadi
infeksi mamae.
c) Bahaya anemia terhadap janin.
Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai
kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi
kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat
anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk: abortus,
kematian intrauterin, persalinan prematuritas tinggi, berat
badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi
cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian
perinatal, dan inteligensia rendah.
Bagi janin, anemia berat yang diderita ibu hamil dapat
menyebabkan IUGR (intra uterine growth
retardation/gangguan pertumbuhan janin), abortus, dan berat
badan lahir rendah (BBLR). Hal ini disebabkan karena anemia
selama kehamilan akan menyebabkan berkurangnya transpor
oksigen ke dalam janin yang sedang berkembang sehingga
akan menimbulkan efek yang merugikan pada pertumbuhan
janin. 32
Sekitar 70% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia
akibat kekurangan gizi. Pada pengamatan lebih lanjut
menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang diderita masyarakat
adalah karena kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui
pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi. Selain itu,
di daerah pedasaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi
atau kekurangan gizi, kehamilan dan persalinan dengan jarak yang
berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial
ekonomi rendah.6
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki
karena terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai
80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besi untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan
plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan
melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan menjadi
makin anemis.6
Penanganan yang diberikan pada kasus anemia, yaitu:31,33,34
(1) Memeriksa kadar Hb ibu hamil pada kunjungan pertama dan
pada minggu ke-28. Hb dibawah 11gr% pada kehamilan
termasuk anemia; dibawah 8gr% termasuk anemia berat. Bila
alat pemeriksaan tidak tersedia, lakukan pemeriksaan kelopak
mata dan perkirakan ada atau tidaknya tanda anemia.
(2) Beri tablet zat besi pada ibu hamil sedikitnya 1 tablet selama
90 hari berturut-turut. Bila Hb <11gr% teruskan pemberian
tablet zat besi. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil secara
kontinyu dapat meningkatkan nilai Hb minimal 1,0 gr%.
Menurut buku pelayanan kesehatan ibu, yaitu pemberian Fe 60
mg/hari dan 250µg asam folat dalam 90 hari. Pada ibu hamil
dengan anemia, tablet tersebut dapat diberikan 3 kali sehari.
(3) Beri penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal, tentang
perlunya minum tablet zat besi, makan makanan yang
mengandung zat besi dan kaya vitamin C, serta menghindari
minum teh, kopi atau susu dalam 1 jam sebelum/sesudah
makan (teh, kopi atau susu mengganggu penyerapan zat besi).
(4) Jika ditemukan atau diduga anemia, berikan 2-3 kali 1 tablet
zat besi per hari.
(5) Rujuk ibu hamil dengan anemia berat (misalnya wajah pucat,
cepat lelah, kuku pucat kebiruan, kelopak mata sangat pucat)
segera rujuk ibu hamil untuk pemeriksaan dan perawatan
selanjutnya.
(6) Rujuk ibu hamil dengan anemia berat untuk bersalin dirumah
sakit.
(7) Sarankan ibu hamil dengan anemia untuk tetap minum talet zat
besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan.
Cara meningkatkan penyerapan zat besi yaitu:31, 35, 36
(a) Minumlah zat besi tambahan diantar waktu makan atau 30
menit sebelum makan.
(b) Hindari mengonsumsi kalsium bersama zat besi (susu,
antasida, makanan tambahan prenatal).
(c) Minumlah vitamin C (jus jeruk, tambahan vitamin C). Vitamin
C dapat meningkatkan absorpsi besi karena mereduksi besi
dari bentuk feri ke fero yang siap untuk diserap tubuh.
(d) Masaklah makanan dalam jumlah air minimal supaya waktu
masak sesingkat mungkin.
(e) Makanlah daging, unggas, dan ikan. Zat besi yang terkandung
dalam bahan makanan ini lebih mudah diserap dan digunakan
dibanding zat besi dalam bahan makanan lain. Pangan hewani
relatif lebih tinggi tingkat absorpsinya, yaitu 20-30%.
(f) Makanlah berbagai jenis makanan.
2) Nutrisi
Makanan untuk ibu hamil haruslah lebih diperhatikan lagi
supaya mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu. Untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, nutrisi sangat dibutuhkan
bagi fisik ibu hamil agar bisa menyembuhkan luka setelah
persalinan dan sebagai cadangan masa laktasi.
Makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang
cukup mengandung karbohidrat dan lemak sebagai sumber tenaga,
protein sebagai sumber zat pembangun, serta vitamin dan mineral
sebagai zat pengatur. Kebutuhan nutrien akan meningkat selama
hamil, namun tidak semua kebutuhan nutrien meningkat secara
proporsional. Makanan yang mengandung zat besi, asam folat dan
vitamin B12 seperti hati, ikan teri, daging merah, kacang–
kacangan, sayuran berwarna hijau, kuning telur, dan buah–buahan
sangat dibutuhkan oleh ibu hamil.25
Pada dasarnya menu makanan ibu hamil tidak banyak
berbeda dari menu sebelum hamil. Oleh karena itu, diharapkan
tidak ada kesulitan dalam pengaturan menu selama hamil. Selama
hamil calon ibu memerlukan lebih banyak zat gizi daripada wanita
yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk
dirinya dan janin yang dikandungnya, bila makanan ibu terbatas
janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu
menjadi kurus, lemah, pucat.
Demikian pula, bila makanan ibu kurang, tumbuh kembang
janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa
sebelum hamil telah buruk pula. Keadaan ini dapat mengakibatkan
abortus, bayi lahir prematur, atau bahkan bayi lahir mati.11
Penambahan berat badan ibu hamil normal dapat dilihat
pada tabel berikut:
e. Alkohol
Abortus spontan dan anomali janin dapat terjadi akibat
sering mengkonsumsi alkohol selama 8 minggu pertama
kehamilan. Angka abortus meningkat dua kali lipat pada wanita
yang minum 2 kali setiap minggu, dan tiga kali pada wanita yang
mengkonsumsi alkohol setiap hari dibandingkan bukan dengan
peminum.12
f. Kafein
Konsumsi kopi dalam jumlah lebih dari empat cangkir
perhari dapat meningkatkan resiko abortus. Resiko tampaknya
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah. Dalam suatu studi
oleh Klebanoff dkk, kadar paraxantin (suatu metabolit kafein)
dalam darah ibu menyebabkan peningkatan dua kali lipat resiko
abortus hanya apabila kadar tersebut sangat tinggi.12
4. Klasifikasi abortus
Abortus dapat dibagi sebagai berikut:
a. Menurut Kejadiannya
1) Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa
intervensi medis maupun mekanis.2
2) Abortus provocatus (disengaja, digugurkan), indikasi abortus
untuk kepentingan ibu, misalnya penyakit jantung, hipertensi
esensial, dan karsinoma serviks.2
b. Menurut Bentuk Klinis
Secara klinis abortus dibedakan menjadi: 13
1) Abortus imminens (keguguran mengancam). Abortus ini baru
mengancam dan masih ada harapan untuk
mempertahankannya. Beberapa sumber menyebutkan beberapa
resiko terjadinya prematuritas atau gangguan pertumbuhan
dalam rahim.
2) Abortus insipiens (keguguran berlangsung). Abortus ini sedang
berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi dan berlangsung
hanya beberapa jam saja. Abortus insipiens didiagnosis bila
pada wanita ditemukan perdarahan banyak, kadang-kadang
keluar gumpalan darah disertai nyeri karenakontraksi rahim
kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehinga jari
pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat diraba. Kadang-
kadang perdarahan dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan
jaringan yang tertinngal dapat menyebabkan infeksi sehingga
evaluasi harus segera dilakukan.
3) Abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap). Abortus
inkomplitus didiagnosis apabila sebagian dari hasil konsepsi
telah lahir atau teraba pada vagina, tetapi sebagian tertinggal
(biasanya jaringan plasenta). Perdarahan biasanya terus
berlangsung, banyak dan membahayakan ibu. Serviks terbuka
karena masih ada benda di dalam rahim yang dianggap sebagai
benda asing. Oleh karena itu, uterus akan berusaha
mengeluarkannya dengan mengadakan kontraksi sehingga ibu
merasakan nyeri namun tidak sehebat insipiens. Pada beberapa
kasus perdarahan tidak banyak dan bila dibiarkan, serviks akan
menutup kembali. Bila perdarahan banyak akan terjadi syok.
4) Abortus kompletus (keguguran lengkap). Seluruh buah
kehamilan telah dilahirkan dengan lengkap, ostium tertutup
uterus lebih kecil dari umur kehamilan atau ostium terbuka
kavum uteri kosong.
5) Abortus tertunda (missed abortion). Keadaan dimana janin
telah mati sebelum minggu ke 20, tetapi tertahan di dalam
rahim selama beberapa minggu setelah janin mati. Saat
kematian janin kadang-kadang ada perdarahan pervaginam
sedikit sehingga menimbulkan gambaran abortus imminens.
Selanjutnya rahim tidak membesar bahkan mengecil karena
absorpsi air ketuban dan maserasi janin.
6) Abortus habitualis (keguguran berulang). Abortus yang telah
berulang dan berturut-turut terjadi, sekurang-kurangnya 3 kali
berturut-turut.
5. Skrining dan diagnosis abortus
a. Abortus imminens
Diagnosis dasar: 6, 9, 14,
16
1) Anamnesis
a) Kram perut bagian bawah
b) Perdarahan bercak hingga sedang dari jalan lahir
2) Objektif
a) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun,
tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal,
cepat atau kecil, suhu badan normal atau meningkat.
Perdarahan pervaginam dapat bervariasi dari sekret vagina
berdarah sampai sedikit bercak atau minimum, biasanya
kurang dari haid normal. Warna darah lebih banyak merah
segar, kecuali telah bercampur dengan darah tua sehingga
warnanya kecoklatan.
b) Pemeriksaan dalam
(1) Fluksus ada (sedikit)
(2) Ostium uteri tertutup
(3) Ukuran uterus sesuai dengan masa kehamilan
(4) Uterus lunak
3) Pemeriksaan penunjang
a) USG: Hasil konsepsi masih utuh, diperhatikan ukuran
biometri janin/kantong gestasi apakah sesuai dengan umur
kehamilan berdasarkan HPHT. Adanya tanda kehidupan
janin meliputi denyut jantung janin dan gerakan janin
diperhatikan disamping ada tidaknya hematoma
retroplasenta atau pembukaan kanalis servikalis.
b) Laboratorium:
(1) Darah perifer lengkap: kadar Hb untuk menilai anemia,
leukosit.
(2) pemeriksaan tes hamil masih positif
b. Abortus insipiens
Dasar diagnosis: 6,
9
1) Anamnesis
a) Disertai nyeri/kontraksi rahim yang lebih hebat
b) Perdarahan sedang hingga masif/ banyak dari jalan lahir
2) Pemeriksaan dalam
a) Perdarahan sedang hingga banyak
b) Ostium uteri terbuka
c) Jaringan atau hasil konsepsi dapat diraba
d) Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
e) Hasil konsepsi masih berada dalam rahim, belum terjadi
ekspulsi hasil konsepsi
f) Ketuban utuh (menonjol)
c. Abortus komplit
Dasar diagnosis: 6, 9,
13
1) Anamnesis
a) Nyeri perut bagian bawah sedikit/tidak ada
b) Perdarahan dari jalan lahir sedikit
2) Pemeriksaan dalam
a) Perdarahan bercak sedikit hingga sedang
b) Teraba sisa jaringan hasil konsepsi
c) Ostium uteri tertutup, bila ostium uteri terbuka teraba
rongga uterus kosong
d) Ukuran uterus lebih kecil.
3) Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium: hasil pemeriksaan ter hamil negatif
C. Abortus Imminens
1. Pengertian abortus imminens
Abortus imminens adalah perdarahan pervaginam tanpa
pengeluaran hasil konsepsi. Keberadaan kram perut menyebabkan rasa
tidak nyaman. Perdarahan biasanya mulai terjadi 2 minggu setelah
kehamilan berhenti berkembang.8
Abortus imminens yaitu peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus
pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dengan BB janin < 500
gram tanpa disertai dengan adanya pembukaan serviks dan atau disertai
rasa mulas- mulas dan hasil konsepsi masih berada didalam uterus.7
Abortus imminens yaitu terjadinya perdarahan bercak yang
menunjukkan ancaman terhadap kelangsungan suatu kehamilan. Dalam
kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin berlanjut atau
dipertahankan.7
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa abortus
imminens adalah perdarahan pervaginam yang terjadi sebelum usia
kehamilan 20 minggu yang merupakan suatu ancaman bagi
kelangsungan kehamilan.
2. Diagnosis abortus imminens secara klinis
a. Anamnesis: perdarahan sedikit dari jalan lahir dan nyeri perut tidak
ada atau ringan. Usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
b. Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau
kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut
nadi normal, cepat atau kecil, suhu badan normal atau meningkat.16
Perdarahan pervaginam dapat bervariasi dari sekret vagina berdarah
sampai sedikit bercak atau minimum, biasanya kurang dari haid
normal. Warna darah lebih banyak merah segar, kecuali telah
bercampur dengan darah tua sehingga warnanya kecoklatan.
Pemeriksaan dalam: fluksus ada (sedikit), ostium uteri tertutup, dan
besar uterus sesuai dengan umur kehamilan.
c. Pemeriksaan penunjang: hasil USG dapat menunjukkan buah
kehamilan masih utuh, diperhatikan ukuran biometri janin/kantong
gestasi apakah sesuai dengan umur kehamilan berdasarkan HPHT.
Adanya tanda kehidupan janin meliputi denyut jantung janin dan
gerakan janin, diperhatikan disamping ada tidaknya hematoma
retroplasenta atau pembukaan kanalis servikalis.16 Hasil laboratorium
menunjukkan tes urine positif.2
3. Prognosis
Pada abortus imminens, janin biasanya masih dapat diselamatkan,
bergantung pada jumlah perdarahan yang dialami sang ibu. Prognosis
ibu pada abortus imminens juga baik.9
4. Komplikasi
a. Perdarahan hebat dan persisten.
b. Sepsis.
c. Infeksi.
d. Sinekia intrauterin.
e. Infertilitas.
f. Perforasi dinding uterus.
g. Cedera usus dan kandung kemih.9
5. Penanganan abortus imminens
Penanganan abortus imminens antara lain: 2, 9, 11
a. Bila kehamilan utuh, ada tanda kehidupan janin, yaitu: bed rest
selama 3x24 jam dan hingga perdarahan tidak terjadi lagi. Setelah
tirah baring 3 hari, evaluasi ulang diagnosis, bila masih perdarahan
(abortus imminens) tirah baring dilanjutkan. Bed rest yaitu
beristirahat agar kondisi tubuh ibu bisa optimal bagi pertumbuhan
janin, hal ini bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke rahim,
dan mengurangi rangsangan mekanis..
b. Analgesik untuk meredakan nyeri.
c. Obat-obatan yang dapat diberikan diantaranya:
1) Penenang: penobarbital 3x30 mgr, valium.
2) Anti perdarahan: Adona, Transamin.
3) Pemberian antibiotik apabila abortus terkena infeksi. Seperti
Spyramicin 3x500 mg. Spyramicin adalah kelompok obat
antibiotik yang berfungsi mengatasi berbagai macam infeksi,
jenis obat ini merupakan kelompok obat antibiotik mikrolid,
golongan obat resep, dosis spyramcin untuk remaja dan orang
dewasa adalah 500 mg–2 gram dikonsumsi sebanyak dua kali
perhari. Dosis maksimal harian untuk obat ini adalah 2,5 gram.
Acyclovir 3x400, acyclovir adalah salah satu obat antivirus
yang digunakan untuk mengobati infeksi virus, Acyclovir tidak
bisa menghilangkan virus sepenuhnya dari tubuh. Obat ini
berfungsi untuk mencegah penyebaran dan perkembangan
infeksi virus.
4) Vitamin B kompleks.
5) Hormonal: progesteron (cygest 400 mg). Cygest adalah
sediaan bentuk ovula atau pessari (suppositoria yang diberikan
pervagina). Tersedia dalam 2 kekuatan yaitu 200 mg dan 400
mg. Indikasinya bermacam-macam salah satunya adalah untuk
abortus imminens. Kandungan dari cygest adalah progesteron.
Dari namanya ternyata menunjukkan fungsinya yaitu PRO-
GEStasional STERiodal ketONE. Progesteron adalah hormon
steroid awalnya diproduksi oleh indung telur (kopus luteum),
sampai kemudian diambil alih oleh plasenta pada minggu 7-9
minggu kehamilan. Pada awal kehamilan, progesteron penting
untuk pemeliharaan kehamilan. Perogesteron memiliki peran
luar biasa dalam menjaga kehamilan yang sehat. Kelangsungan
hidup embrio dalam rahim benar-benar tergantung pada
hormon penting ini.
Pada kondisi tertentu kadar estrogen naik seperti pada saat
stres (fisik atau mental). Saat stres akan dikeluarkan kortisol,
zat inilah yang akan merangsang munculnya estrogen.
Dominasi estrogen (kadarnya lebih tinggi dari etrogen) akan
menyebabkan rahim berkontraksi. Progesteron dapat dianggap
sebagai penyeimbang hormonal, terutama estrogen. Fungsi
progesteron dalam memelihara kehamilan salah satunya
menurunkan tonus otot polos sehingga uterus relaksasi.
6) Penguat plasenta: gestanon, duphaston.
7) Anti kontraksi rahim: duvadilan, papaverin, pronalges.
Pronalges adalah obat yang umumnyadigunakan untuk
mengobati nyeri. Pronalges termasuk obat golongan
nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) derivat asam
propiionat. Tiap kemasan pronalges mengandung zat aktif
(nama generik) yaitu ketoprofen 50 mg/ tablet, ketoprofen 100
mg/ tablet, ketoprofen 200 mg/ tablet, ketoprofen 100 mg/ 2 ml
injeksi.
d. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual selama 1
minggu. Seorang wanita yang memiliki riwayat infertilitas, dan
abortus sebaiknya dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual
terlebih dahulu.24,7 Jika terjadi perdarahan selama kehamilan
walaupun sedikit, merupakan kontraindikasi untuk melakukan
hubungan seksual. Perlu diingat sikap hati-hati pada saat
bersenggama, sebaiknya tetap diperhatikan pasangan pada empat
bulan pertama kehamilan, karena dikhawatirkan terkena abortus
spontan. Hal ini bisa terjadi karena plasenta sebagai pelindung
kehamilan belum terbentuk secara sempurna, padahal selain
fungsinya sebagai bantalan (pelindung) janin, plasenta ini
menghasilkan hormon progesteron yang dikenal sebagai hormon
penguat kandungan.
e. Mobilisasi bertahap (duduk-berdiri-berjalan) dimulai apabila
diyakini tidak ada perdarahan pervaginam 24 jam.11
f. Dukungan emosional dan lingkungan yang aman dan tenang.15
g. Bila perdarahan:
a) Berhenti: lakukan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila
terjadi perdarahan lagi.
b) Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG),
lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil
ektopik atau mola).
c) Pada fasilitas dengan sarana terbatas, pemantauan hanya
dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan
ginekologik.7
3. Analisa
Berdasarkan data yang didapat dari G...P...A... hamil ... minggu
dengan abortus imminens.
4. Penatalaksanaan
Berdasarkan analisa di atas, asuhan yang dilakukan pada kasus
tersebut adalah penanganan abortus imminens yang disesuaikan dengan
kebutuhan klien, maka tindakan segera dan kolaborasi dengan dokter
dan tenaga kesehatan lainnya yang kemudian direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi. Aplikasi penanganan abortus imminens
diantaranya: 2,9,11
a. Bila kehamilan utuh, ada tanda kehidupan janin, yaitu: bed rest
selama 3x24 jam dan hingga perdarahan tidak terjadi lagi. Setelah
tirah baring 3 hari, evaluasi ulang diagnosis, bila masih perdarahan
(abortus imminens) tirah baring dilanjutkan. Bed rest yaitu
beristirahat agar kondisi tubuh ibu bisa optimal bagi pertumbuhan
janin, hal ini bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke rahim,
dan mengurangi rangsangan mekanis.
b. Analgesik untuk meredakan nyeri, seperti Pronalges 100 mg.
c. Obat-obatan yang dapat diberikan diantaranya:
1) Penenang: penobarbital 3x30 mgr, valium.
2) Anti perdarahan: Adona, Transamin.
3) Pemberian antibiotik apabila abortus terkena infeksi. Seperti
Spyramicin 3x500 mg. Spyramicin adalah kelompok obat
antibiotik yang berfungsi mengatasi berbagai macam infeksi,
jenis obat ini merupakan kelompok obat antibiotik mikrolid,
golongan obat resep, dosis spyramcin untuk remaja dan orang
dewasa adalah 500 mg–2 gram dikonsumsi sebanyak dua kali
perhari. Dosis maksimal harian untuk obat ini adalah 2,5 gram.
Acyclovir 3x400, acyclovir adalah salah satu obat antivirus
yang digunakan untuk mengobati infeksi virus, Acyclovir tidak
bisa menghilangkan virus sepenuhnya dari tubuh. Obat ini
berfungsi untuk mencegah penyebaran dan perkembangan
infeksi virus.
4) Vitamin B kompleks.
5) Hormonal: progesteron (cygest 400 mg). Cygest adalah
sediaan bentuk ovula atau pessari (suppositoria yang diberikan
pervagina). Tersedia dalam 2 kekuatan yaitu 200 mg dan 400
mg. Indikasinya bermacam-macam salah satunya adalah untuk
abortus imminens. Kandungan dari cygest adalah progesteron.
Dari namanya ternyata menunjukkan fungsinya yaitu PRO-
GEStasional STERiodal ketONE. Progesteron adalah hormon
steroid awalnya diproduksi oleh indung telur (kopus luteum),
sampai kemudian diambil alih oleh plasenta pada minggu 7-9
minggu kehamilan. Pada awal kehamilan, progesteron penting
untuk pemeliharaan kehamilan. Perogesteron memiliki peran
luar biasa dalam menjaga kehamilan yang sehat. Kelangsungan
hidup embrio dalam rahim benar-benar tergantung pada
hormon penting ini.
Pada kondisi tertentu kadar estrogen naik seperti pada saat
stres (fisik atau mental). Saat stres akan dikeluarkan kortisol,
zat inilah yang akan merangsang munculnya estrogen.
Dominasi estrogen (kadarnya lebih tinggi dari etrogen) akan
menyebabkan rahim berkontraksi. Progesteron dapat dianggap
sebagai penyeimbang hormonal, terutama estrogen. Fungsi
progesteron dalam memelihara kehamilan salah satunya
menurunkan tonus otot polos sehingga uterus relaksasi.38
6) Penguat plasenta: gestanon, duphaston.
8) Anti kontraksi rahim: duvadilan, papaverin, pronalges.
Pronalges adalah obat yang umumnyadigunakan untuk
mengobati nyeri. Pronalges termasuk obat golongan
nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) derivat asam
propiionat. Tiap kemasan pronalges mengandung zat aktif
(nama generik) yaitu ketoprofen 50 mg/ tablet, ketoprofen 100
mg/ tablet, ketoprofen 200 mg/ tablet, ketoprofen 100 mg/ 2 ml
injeksi.6
d. Anjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual selama 1
minggu. Seorang wanita yang memiliki riwayat infertilitas, dan
abortus sebaiknya dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual
terlebih dahulu.24,7 Jika terjadi perdarahan selama kehamilan
walaupun sedikit, merupakan kontraindikasi untuk melakukan
hubungan seksual. Perlu diingat sikap hati-hati pada saat
bersenggama, sebaiknya tetap diperhatikan pasangan pada empat
bulan pertama kehamilan, karena dikhawatirkan terkena abortus
spontan. Hal ini bisa terjadi karena plasenta sebagai pelindung
kehamilan belum terbentuk secara sempurna, padahal selain
fungsinya sebagai bantalan (pelindung) janin, plasenta ini
menghasilkan hormon progesteron yang dikenal sebagai hormon
penguat kandungan.37
e. Mobilisasi bertahap (duduk-berdiri-berjalan) dimulai apabila
diyakini tidak ada perdarahan pervaginam 24 jam.11
f. Dukungan emosional dan lingkungan yang aman dan tenang.15
g. Bila perdarahan:
a) Berhenti: lakukan antenatal terjadwal dan penilaian ulang bila
terjadi perdarahan lagi.
b) Terus berlangsung: nilai kondisi janin (uji kehamilan/USG),
lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain (hamil
ektopik atau mola).
c) Pada fasilitas dengan sarana terbatas, pemantauan hanya
dilakukan melalui gejala klinik dan hasil pemeriksaan
ginekologik.7
Keberhasilan penatalaksanaan abortus imminens dipengaruhi
oleh nasehat yang diberikan petugas kesehatan mengenai
penatalaksanaan yang harus dilakukan dan menjelaskan menegenai
tanda bahaya yang mungkin terjadi pada kehamilan muda.16
BAB III
METODOLOGI
A. Metode
Metode yang penulis gunakan dalam menyusun laporan tugas akhir
ini adalah studi kasus dengan pendekatan manajemen kebidanan, sebagai
salah satu proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
untuk mengorganisasi pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
temuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien.18
Laporan studi kasus yang dilakukan yaitu dengan cara membahas
suatu permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal
yaitu satu orang, sekelompok orang, sekelompok penduduk yang terkena
suatu masalah.39 Laporan studi kasus ini didokumentasikan dalam bentuk
SOAP yaitu subjektif, objektif, analisa dan penatalaksanaan.19
38
39
A. Data Subjektif
1. Identitas Klien
Nama : Ny. Y Nama : Tn. D
Umur : 30 tahun umur : 36 tahun
Suku : Sunda Suku : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Muara RT 02/01 Alamat : Kp. Muara RT 02/01
2. Keluhan utama
Ibu datang dengan keluhan keluar darah dari vagina sejak pukul
19.00 WIB berwarna merah segar dari pembalut, mulas dan kram pada
perut bagian bawah, dan merasa lemas. Ibu merasa khawatir atas
kehamilannya dan lelah dengan pekerjaannya.
40
41
sekarang masih ada, selama hamil ibu sudah periksa hamil sebanyak 4
kali. Merasakan gerakan janin pertama saat usia kehamilan 4 bulan
yaitu 1 minggu yang lalu. Ibu belum mendapatkan imunisasi TT. Ibu
mengatakan perdarahan keluar sejak ibu pulang kerja pukul 19.00
WIB, dan merasa kram pada perut bagian bawah. Kemudian ibu masuk
IGD RS PMI Bogor, ibu mendapat penanganan di IGD dengan
dilakukan pemasangan infus dan sudah minum obat kalneks 1 kali,
kemudian ibu dipindahkan ke ruang bersalin untuk mendapat
penanganan lebih lanjut.
4. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya, tidak
memiliki penyakit malaria, diabetes, dan penyakit menular seperti
HIV.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Lemas
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 80 kali/menit
3) Respirasi : 20 kali/menit
4) Suhu : 36,50c
d. Tinggi badan : 158 cm
e. Berat badan sebelum hamil : 47 kg
f. Berat badan saat hamil : 48 kg
g. Kenaikan berat badan : 1 kg
h. IMT : 47 / 1,582 = 18,8
Kategori normal : 18,5 – 25,0
Anjuran penambahan berat badan selama hamil : 11-16 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
1) Mata : Sklera putih, konjungtiva pucat
2) Mulut : Rahang tidak pucat, tidak ada caries gigi
3) Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan limfe,
tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis
b. Payudara
Bentuk simetris, puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
c. Abdomen
1) Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra
2) Palpasi : Tinggi fundus uteri 2 jari di bawah pusat, teraba
ballotement, adanya nyeri tekan, kontraksi
1x10’10”
3) Auskultasi
Djj : 150 kali/menit, teratur, puntum maksimum
kuadran bawah kanan.
d. Ekstremitas
1) Atas
Kedua tangan tidak oedema, kuku tampak pucat, terpasang
infus RL 20 tetes/menit pada tangan kanan. Sisa cairan 375 cc
2) Bawah
Kedua kaki tidak oedema, tidak ada varices, kuku merah muda,
refleks patella positif
e. Genitalia
Genitalia eksterna : Terdapat pengeluaran darah pervaginam,
berwarna merah segar, tidak ada
gumpalan, tidak ada jaringan yang
keluar.
Ispekulo : Terlihat pengeluaran darah dari kavum
uteri, tidak berbau, ostium uteri tertutup.
Pemeriksaan dalam : Tidak ada pembukaan
f. Anus
Tidak ada hemoroid
g. Data penunjang
1) Laboratorium tanggal 14 Maret 2016
Nama Hasil Normal Satuan
tindakan
Hemoglobin 9,5 >11 g/dl
Leukosit 11.00 8-10 Ribu/uL
Trombosit 301 150-450 Ribu/ul
Hematokrit 30 37-43 %
C. Analisa
G1P0A0 hamil 18 minggu dengan abortus iminens dan anemia ringan.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu mengalami perdarahan
pada kehamilan muda dan merupakan salah satu tanda bahaya dari
kehamilan.
2. Pukul 21.40 konsultasi dengan dokter Obgyn, advice:
1) Cyges 10 tablet 1x400 mg melalui oral.
2) Spyramicin 10 tablet 3x500 mg melaui oral.
3) Acyclovir 10 tablet 3x400 melalui oral.
4) Pronalges 1x100 mg melalui rektal.
5) Infus ringer laktat 20 tetes/menit.
6) Pasien dirawat sampai perdarahan berhenti dan keadaan baik.
3. Pukul 21.50 Memberikan obat Spyramicin 500 mg melalui oral,
acyclovir 400 mg melalui oral, Cygest 400 mg melalui oral dan
memasukan pronalges 100 mg melalui rektal. Ibu bersedia.
4. Memantau kesejahteraan ibu dan janin setiap 3 jam. (terlampir)
5. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya kehamilan. Ibu mengerti
mengenai tanda bahaya kehamilan.
6. Memberitahu ibu untuk tirah baring selama 2-3 hari. Dan apabila ibu
ingin BAK ataupun BAB harus menggunakan pispot dan dilakukan
ditempat tidur di bantu oleh keluarga atau petugas kesehatan yang
sedang bertugas.
7. Menganjurkan ibu untuk tetap meminum tablet Fe yang telah diberikan
oleh bidan.
8. Memberitahu ibu untuk tidak khawatir atas kehamilannya dan
menganjurkan ibu untuk rileks.
9. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang dibutuhkan
saat hamil yaitu sayur-sayuran, buah-buahan, dan lauk pauk seperti
daging, dan ikan.
10. Menganjurkan ibu untuk istirahat.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Selasa, 15 Maret 2016
Pukul : 14.30 WIB
Tempat : Ruang VK RS PMI Bogor
Pengkaji : Aida Saadah
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan darahnya masih keluar sedikit dan berwarna coklat , tetapi
sudah tidak merasa mulas dan kram pada perut dan lemasnya berkurang,
sudah mengganti pembalut 2 kali tadi pagi, dan setelah zuhur. Ibu hanya
berbaring ditempat tidur, istirahat cukup. Sudah makan dengan menu nasi,
ayam, porsi sedang, tidak memakan sayur. Minum 6-8 gelas. BAK 4 kali
di tempat tidur dengan menggunakan pispot, dan belum BAB.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 100/80 mmHg
2) Nadi : 80 x/menit
3) Suhu : 36,90c
4) Respirasi : 22 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata : Sklera putih, konjungtiva pucat.
b. Abdomen
1) Palpasi
TFU 2 jari di bawah pusat, tidak ada nyeri tekan.
2) Auskultasi
Djj : 148 kali/menit, teratur, punctum
maksimum kuadran bawah kanan.
c. Ekstremitas
1) Atas
Kedua tangan tidak oedema, kuku merah muda, terpasang infus
RL 20 tetes/menit pada tangan kanan. Sisa cairan 345 cc (Kolf
III).
d. Genitalia
Terdapat perdarahan pervaginam, berwarna coklat.
C. Analisa
Hamil 18 minggu dengan abortus imminens dan anemia ringan.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sudah mulai
membaik karena darah sudah mulai berkurang dan kramnya sudah
mulai berkurang.
2. Mengingatkan ibu kembali untuk tirah baring dan apabila ingin BAK
atau BAB dianjurkan ditempat tidur memakai pispot dibantu oleh
keluarga atau tenaga kesehatan yang sedang bertugas. Ibu BAK dan
BAB di tempat tidur menggunakan pispot.
3. Pukul 15.00 Memberi obat Spyramicin 500 mg melalui oral dan
Acyclovir 400 mg melalui oral. Ibu meminum obat Spyramicin dan
Acyclovir.
4. Pukul 15.10 Kolaborasi dengan dokter Obgyn, advive:
a. Pantau perdarahan
b. Jika perdarahan berhenti, maka pasien boleh pindah ke Ruang
Nifas.
c. Menjadwalkan pasien untuk USG tanggal 16 Maret di Ruang Poli
Kebidanan.
5. Memantau keadaan umum, tanda-tanda vital, denyut jantung janin,
memantau perdarahan setiap 3 jam. (terlampir)
6. Menganjurkan ibu untuk meminum tablet Fe yang telah diberikan oleh
bidan. Ibu akan meminum tablet Fe
7. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum makanan yang telah
diberikan oleh Rumah Sakit dan boleh memakan makanan yang dibeli
diluar.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Rabu, 16 Maret 2016
Pukul : 14.30 WIB
Tempat : Ruang Poli Kebidanan RS PMI Bogor
Pengkaji : Aida Saadah
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan diantar ke Ruang Poli Klinik Kebidanan untuk di USG,
keluar flek, warna coklat, sudah tidak merasa kram pada perut dan tidak
lemas. Ibu sudah mengganti pembalut 1 kali tadi pagi. Ibu sudah makan
dengan menu nasi, telur, porsi sedang, dan ibu menghabiskan makannya.
Minum 5-7 gelas. BAK 4-5 kali, dan sudah BAB 1 kali dengan
menggunakan pispot dibantu oleh tenaga kesehatan yang sedang bertugas.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 79 x/menit
3) Suhu : 36,70c
4) Respirasi : 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata : Sklera putih, konjungtiva pucat.
b. Abdomen
1) Palpasi
TFU 2 jari di bawah pusat, teraba ballotement, tidak ada nyeri
tekan.
2) Auskultasi
Djj : 151 kali/menit, teratur. Punctum
maksimum kuadran bawah kiri.
c. Ekstremitas
1) Atas
Kedua tangan tidak oedema, kuku pucat, terpasang infus RL 20
tetes/menit pada tangan kanan. Sisa cairan ± 345cc (Kolf VI).
d. Genitalia
1) Isnpeksi : Terdapat pengeluaran darah pervaginam,
berwarna coklat.
e. Data penunjang
USG : Keadaan janin baik, denyut jantung
janin (DJJ) 150 kali/menit, teratur, letak
plasenta di corpus anterior.
C. Analisa
Hamil 18 minggu dengan abortus imminens dan anemia ringan.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sudah
membaik. Dan hasil USG menunjukan bahwa keadaan janin baik. .
2. Memberi dukungan kepada ibu agar tidak usah khawatir mengenai
janinnya. Ibu tampak tenang.
3. Mengingatkan ibu kembali jika ingin BAK atau BAB menggunakan
pispot saja dan dilakukan di tempat tidur dibantu oleh keluarga atau
tenaga kesehatan. Ibu BAK dan BAB di tempat tidur dengan
menggunakan pispot.
4. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti daging,
ikan, telur, sayur-sayuran dan buah-buahan. Ib makan daging, telur
sayur, dan buah.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Kamis, 17 Maret 2016
Pukul : 14.30 WIB
Tempat : Ruang Seruni RS PMI Bogor
Pengkaji : Aida Saadah
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan sudah pindah ke ruang nifas, darahnya sudah tidak keluar,
belum meminum obat, sudah tidak merasa kram pada perut dan tidak
lemas. Ibu nyeri punggung. Ibu sudah makan dengan menu nasi, telur, dan
sayur, porsi sedang, habis. Minum 6-8 gelas. BAK 4-5 kali, dan sudah
BAB 1 kali dengan menggunakan pispot ditempat tidur dibantu oleh
ibunya. Isrirahat cukup, tidur nyenyak.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 80 x/menit
c. Suhu : 37,00C
d. Respirasi : 20 x/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Mata : Sklera putih, konjungtiva tampak pucat.
b. Abdomen
1) Palpasi
TFU 2 jari di bawah pusat, teraba ballotement, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada kontraksi.
2) Auskultasi
Djj : 144 kali/menit, teratur, punctum maksimum
kuadran bawah kanan.
d. Ekstremitas
1) Atas
Kedua tangan tidak oedema, kuku merah muda, terpasang infus
RL 20 tetes/menit pada tangan kanan. Sisa cairan infus ± 345
cc (Kolf VIII).
e. Genitalia
1) Inspeksi : Tidak terdapat pengeluaran darah
pervaginam.
C. Analisa
Hamil 18 minggu dengan abortus imminens dan anemia ringan.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sudah
membaik.
2. Memberitahu ibu mengenai cara bangun dari tempat tidur yang benar.
3. Pukul 15.00 Memberi ibu obat Spyramicin 500 mg melalui oral,
Acyclovir 400 mg melalui oral. Ibu minum obat Spyramicin dan
Acyclovir.
4. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi seperti daging,
ikan, telur, buah-buahan dan sayur-sayuran. Ibu makanan makanan
yang telah dianjurkan.
5. Mengingatkan ibu kembali mengenai tanda bahaya kehamilan. Ibu
mengerti.
6. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Jumat, 18 Maret 2016
Pukul : 07.30 WIB
Tempat : Ruang Seruni RS PMI Bogor
Pengkaji : Aida Saadah
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan darahnya sudah tidak keluar, sudah tidak merasa kram
pada perut dan tidak lemas. Ibu sudah makan dengan menu nasi, ayam,
dan sayur. Minum 6-8 gelas. BAK 4-5 kali, dan belum BAB. Ibu
mengatakan sudah diperbolehkan pulang oleh dokter dan ibu merasa
senang.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a Keadaan umum : Baik
b Kesadaran : Compos mentis
c Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/80 mmHg
2) Nadi : 82 x/menit
3) Suhu : 36,70c
4) Respirasi : 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata : Sklera putih, konjungtiva tampak pucat.
b. Abdomen
1) Palpasi
TFU 2 jari di bawah pusat, teraba ballotement, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada kontraksi.
2) Auskultasi
Djj : 146 kali/menit, teratur, punctum
maksimum kuadran bawah kiri.
c. Ekstremitas
1) Atas
Kedua tangan tidak oedema, kuku merah muda, tangan sudah
tidak terpasang infus, di aff pukul 08.00 WIB.
C. Analisa
Hamil 18 minggu dengan anemia ringan.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu sudah baik dan
sudah diperbolehkan untuk pulang.
2. Memberitahu ibu untuk tidak beraktivitas terlalu berat apabila sudah
dirumah. Ibu mengerti.
3. Memngingatkan kembali mengenai tanda bahaya kehamilan.
4. Kolaborasi dengan dokter Obgyn, advice:
1) Spyramicin 10 tablet 500 mg
2) Acyclovir 10 tablet 400 mg
3) Lepas Infus
5. Memberitahu ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual terlebih
dahulu selama 1 minggu. Ibu mengerti.
6. Memberitahu ibu untuk makan dengan sayur-sayuran, buah-buahan, dan
lauk pauk, serta minum 7-8 gelas sehari. Ibu mengerti dan akan
memakan makanan yang telah dianjurkan.
7. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup. Ibu mengerti.
8. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe yang telah
diberikan oleh bidan, dan bila tablet Fe ibu sudah habis bisa dibeli di
Apotek. Ibu mengerti.
9. Menganjurkan ibu untuk kontrol ke rumah sakit tanggal 26 maret 2016
atau bila ada keluhan bisa langsung datang ke petugas kesehatan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Minggu, 20 Maret 2016
Pukul : 14.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. Y
Pengkaji : Aida Saadah
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasa, keadaannya sudah cukup
membaik. Ibu minum obat 3 kali sehari yaitu Spyramicin dan Acyclovir
sesuai dengan anjuran dokter, obat masih ada, makan 3 kali sehari dengan
menu seimbang seperti nasi, sayur, ikan, daging, dan buah. Ibu minum air
putih 6-8 gelas sehari. BAK 4-5 kali sehari, BAB 1 kali sewaktu pagi.
Merasakan gerakan janin aktif. Ibu masih meminum obat-obatan yang
diberi oleh dokter yaitu Spiramicin dan Acyiclovir dan tidak
mengkonsumsi obat-obatan lain. Ibu sudah tidak bed rest akan tetapi
belum mulai bekerja karena masih takut terjadi perdarahan kembali. Ibu
belum melakukan hubungan seksual. Saat ini pekerjaan rumah dibantu
oleh ibunya.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 120/80 mmHg
2) Nadi : 80 x/menit
3) Suhu : 36,90c
4) Respirasi : 20 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata : Sklera putih, konjungtiva tampak pucat.
b. Abdomen
1) Isnpeksi : Tidak ada luka bekas operasi
2) Palpasi : Tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat,
teraba ballotement
3) Auskultasi
Djj : 140 kali/menit, teratur, punctum
maksimum kuadran bawah kiri.
c. Ekstremitas
1) Atas
Kedua tangan tidak oedema, kuku merah muda.
2) Bawah
Kedua kaki tidak oedema, tidak ada varices, kuku merah muda.
C. Analisa
Hamil 19 minggu dengan anemia ringan.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik.
2. Memberitahu ibu mengenai gizi ibu hamil. Ibu mengerti dan akan
memakan makanan yang telah dianjurkan.
3. Memberitahu ibu untuk tidak beraktivitas terlalu berat. Ibu tidak akan
beraktifitas terlalu berat.
4. Mengingatkan ibu kembali mengenai tanda bahaya kehamilan.
5. Mengingatkan ibu kembali agar tetap mengkonsumsi tablet Fe. Ibu
meminum tablet Fe.
6. Memberitahu ibu untuk tetap meminum obat yang telah diberikan oleh
dokter yaitu Spyramicin dan Acyclovir. Ibu mengerti dan meminum
obat yang telah dianjurkan oleh dokter.
7. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup. Ibu mengerti dan akan
istirahat.
8. Mengingatkan ibu untuk kontrol tanggal 26 maret 2016 atau bila ada
keluhan bisa segera datang ke petugas kesehatan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/tanggal : Sabtu, 26 Maret 2016
Pukul : 14. 45 WIB
Tempat : Ruang Poli Kebidanan RS PMI Bogor
Pengkaji : Aida Saadah
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan ingin kontrol pasca rawat, saat ini tidak ada keluhan yang
dirasa oleh ibu. Tidak mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter
karena sudah habis. Ibu makan 3 kali sehari dengan menu nasi, ikan,
sayur, dan buah. Minum 6-8 gelas sehari. BAK 4-5 kali sehari. Ibu belum
BAB hari ini, biasanya ibu BAB setiap hari saat pagi. Ibu merasakan
gerakan janin cukup aktif. Ibu belum masuk kerja dan belum beraktivitas.
Pekerjaan rumah masih dibantu oleh ibunya.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah : 110/70 mmHg
3) Nadi : 78 x/menit
4) Suhu : 36,60c
5) Respirasi : 19 x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata : Tidak oedem, sklera putih, konjungtiva
merah muda.
b. Abdomen
1) Palpasi
Tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat, teraba ballotement.
2) Auskultasi
Djj : 149 kali/menit, teratur, punctum
maksimum kuadran bawah kiri.
c. Ekstremitas
1) Atas
Kedua tangan tidak oedem, kuku merah muda.
2) bawah
Kedua kaki tidak oedema, tidak ada varices, kuku merah muda.
d. Data penunjang
USG : Keadaan janin baik, denyut jantung janin (DJJ)
148 kali/menit, plasenta berada corpus anterior.
C. Analisa
Hamil 20 minggu keadaan ibu dan janin baik.
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan janin baik.
2. Memberitahu ibu bahwa sudah diperbolehkan bekerja kembali oleh
dokter jika ibu kuat.
3. Memberitahu ibu jika sudah mulai bekerja kembali diharapkan untuk
menggunakan masker dan tidak terlalu lelah caranya bisa dengan
meminta pindah pekerjaan kepada atasan.
4. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya kehamilan. Ibu mengetahui
tanda bahaya kehamilan.
5. Memberitahu ibu mengenai kebutuhan gizi ibu hamil. Ibu memakan
makanan yang telah dianjurkan.
6. Menganjurkan ibu untuk tetap meminum tablet Fe. Ibu meminum
tablet Fe
7. Memberitahu ibu bahwa ibu sudah diperbolehkan melakukan
hubungan seksual.
8. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi ke rumah sakit
dan apabila ada keluhan segera datang ke petugas kesehatan.
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam bab pembahasan ini, penulis akan membahas beberapa hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan “Asuhan Kebidanan pada Ny. Y usia 30 tahun
dengan Abortus Imminens dan Anemia”. Dalam penatalaksanaan asuhan
kebidanan menggunakan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian
SOAP.
59
60
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,
diagnosa yang ditegakkan dan dilakukan rencana sesuai kebutuhan, serta
pembahasan terdapat kesesuaian antara teori dan kenyataan yang telah di
uraikan maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Data subjektif
Berdasarkan hasil anamnesa didapatkan data subjektif dari
pasien yaitu ibu berusia 30 tahun, HPHT 10 November 2015, tes
kehamilan positif, sedang hamil 4 bulan, ibu merasakan gerakan janin
1 minggu yang lalu, mengeluh keluar darah dari vagina berwarna
merah segar, kram pada perut bagian bawah, dan merasa lemas.
Sebelum dan selama hamil makan 2 kali sehari, porsi sedang dengan
menu nasi dan lauk pauk. Ibu tidak suka makan sayur. Setiap hari ibu
bekerja sebagai analis pabrik obat, selama bekerja ibu berdiri dan tidak
menggunakan masker.
2. Data objektif
Dari data objektif berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan didapatkan bahwa keadaan umum tampak lemah, kesadaran
composmentis, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 80 kali/menit,
respirasi 20 kali/menit, suhu 36,50c. Pemeriksaan fisik pada mata
konjungtiva pucat dan sklera putih, abdomen didapatkan hasil tinggi
fundus uteri (TFU) 2 jari dibawah pusat, denyut jantung janin (DJJ)
150 kali/menit, adanya nyeri tekan puntum maksimum kuadran bawah
kanan. Pada pemeriksaan genitalia tampak pengeluaran darah, pada
saat di inspekulo terlihat pengeluaran darah ±15cc dari kavum uteri,
berwarna merah segar, tidak ada jaringan yang keluar, tidak berbau,
ostium uteri tertutup. Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan USG
tampak kantung kehamilan, keadaan janin baik, terlihat dan terdengar
70
71