PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masalah kesehatan di Indonesia akan semakin komplek dalam beberapa decade medatang, karena disuatu sisi Indonesia masih
memerlkan waktu panjang ntk meningkatkan human development indeks (HDI) yang erat kaitannya dengan derajat kesehatan dan tingkat
pendidikan sumberdaya manusia, disisi lain untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, profesionalisme tenaga kesehatan serta
kemajuan dan exsisting suatu profesi, maka perlu peninggkatan jenjang pendidikan, termaksud jenjang pendidikan bidan. Kesehatan ibu dan
anak menjadi salah satu indicator penting yang menujukan performance pelayanan kesehatan secara global. Menurut survey demografi
kesehatan Indonesia tahun 2012, menujukan nmasih tingginya angka kematian ibu, yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. Selain itu juga masih
tingginya morbiditas ibu dan anak, serta bergabai masalah yang terkait kesehatan ibu dan anak. Sesuai dengan lingkup kompetensi dan profil
bidan, maka bergabagai permasalahan tersebut, salah satunya membtuhkan peran kompetensi bidan, berbagai program pelayanan kesehatan
ibu dan anak telah dilakukan untuk menurunkan AKI, mulai dari kegiatan promosi kesehatan, survey lans ibu dengan kehamilan resiko
tinggi, pengembangan sistem rujukan, serta diperlukan bidan yang mampu melakukan tugas sebagai tim pelayanan obstetric neonatal
emergensi dasar (PONED) dan sebagai tim pelayanan obstetric neonatal komperhensif (PONEK). Hingga akhir tahun 2015, salah satu target
MgDs (Millenium Developmen Goals) untuk menurunkan AKI hingga 102/100.000 kelahiran hidup belum tercapai, hingga dilanjutkan
dengan upaya SDGs atau (Sustainabillty Developmen Goals) hingga tahun 2030. Berdasarkan kajian tersebut serta komleksnya
permasalahan yang terkait kesehatan ibu dan anak, maka diperlukan peningkatan profesionalisme profesi bidan, yang hanya dapat dipenuhi
melalui penyelanggaraan program studi profesi bidan.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan kesehahatan ibu dan anak tersebut peranan profei bidan sangatlah perlu dioptimalkan karena
pelayanan kesehatan professional adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai
sosal budaya setempat dan didukung kebijakan public yang berwawasan kesehatan. Upaya kesehatan merupakan tanggung jawab kita
bersama, bahkan bukan sector kesehatan semata, melainkan juga lintas sector, masyarakat dan dunia usaha. Kita perlu didukung semua pihak
yang berkepentingan (stake holders) kesamaan pengertian efektivitas kerja sama dan sinergi atara aparat kesehatan pusat, profensi,
kabupaten/kota dan semua pihak dari semua komponen bangsa adalah sangat penting dalam rangka mencapai visi, tujuan dan sasaran
kesehatan ibu dan anak secara nasional. Semua itu adalah dalam rangka menuju Indonesia sehat, yaitu Indonesia yang penduduknya hidup
dalam prilaku dan budaya sehat, dalam lingkungan yang bersih dan kondusif dan mempunyai akses untuk memperoleh kesehatan yang
bermutu sehingga dapat hidup sejahtera dan produktif. Oleh karena itu, masyarakat perlu ditingkatkan kemampuannya dalam memahami
permasalahan kesehatannya sendiri, serta mampu melakukan pencegahan dan penanganan sampi batas tertentu. Untuk ini diperlukan tenaga
promotor kesehatan yang mempunyai kemampuan ”memberdayakan” masyarakat menuju tercapainya masyarakat yang mandiri dan
berkeadilan.
Perkembangan pendidikan bidan telah berlangsungbeberapa decade, dan mengalami peningkatan jenjang pendidikan bidan. Profesi yang
maju didukung dengan peningkatan jenjang pendidikan. Pada awal perkembangan pendidikan bidan, diawali dengan jenjang menengah,
yaitu sekolah bidan, kemudian berkembang menjadi pendidikan bidan pada level diploma 1, kemudian berkembang menjadi level diploma
III kebidanan, sehingga pelayanan kebidanan yang selam ini dilaksanakan oleh tenaga dengan dasar pendidikan diploma I kemudian
meningkat jenjang diploma III kebidanan, hal ini sesuai amanah Undang-undang Tenaga Kesehatan No.36 Tahun 2014, dimana tenaga
kesehatan harus memenuh jenjang pendidikan minimal diploma III, dan sesuai dengan Permenkes 1464/2010, juga disebutkan bahwa bidan
yang menjalankan praktik, memenuhu minimal jenjeng pendidikan diploma III. Kemudian dalam rangka diselenggarakan program Diploma
IV bidan pendidik mulai tahun 2000 hingga tahun 2009. Sejak adanya undang undang guru dan dosen, bahwa kualifikasi pendidikan adalah
minimal S2, maka program Diploma IV bidan praktik tidak dilanjutkan.
Dalam rangka memenuhi standar pendidikan, maka perkembangan pendidikan Diploma IV kebidanan dengan raw input SMU, dengan
masa studi 4 than. Hal ini sesuai ketentuan undang undang pendidikan tinggi No. 12 Tahun 2012 dan Permenristekdikti No. 44 tahun 2014,
bahwa jenis pendidikan ada beberapa kategori, yaitu pendidikan akademi, pendidikan vokasi, dan pendidikan profesi. Pendidikan Diploma
IV kebidanan termasuk pendidikan vokasi, diaman menurut undang undang pendidikan tinggi No. 12 tahun 2012 dan Permenristekdikti No.
44 tahun 2014, bahwapendidikan profesi adalah pendidikan setelah sarjana, dan sarjana yang dimaksud termasuk sarjana terapan.
Lulusan pendidikan Diploma IV kebidanan menjelaskan peran pemberian pelayanan, maupun sebagai instruktur di institusi pendidikan.
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan mutu proofesi, maka perlu tenaga bidan yang handal, dan berkompeten, serta profeional dalam
mewujudkan optimalisasi kualitas pelayanan kebidanan. Berkaitan dengan hal tersebut serta sesuai dengan peningkatahn ilmu pengetahan
dan teknologi (IPTEK). Di bidang kesehatan dan dalam rangka mengantisipasi era globalisasi, maka peningkatan kualitas sumbere daya
manusia khususnya tenaga profesi bidan tersebut menjadi sesuatu yang sangat mendesak. Maka diperlukan peningkatan tenaga professional
bidan ini diutamakan pada program studi bidan. Adnya sumber daya manusia yang berkualitas dibidang kebidanan disetiap dinas kesehatan,
rumah sakit, dan terlebih lagi puskesmas, diharapkan lagi akan segera meningkatakan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta pelayanan
kebidanan pada masyarakat meliputi upaya promosi, preventif, kuratif, dan rehabilitative melalui pemberdayaan masyarakat, sehingga visi
dan misi kementrian kesehatan akan seger terwujud.
Pemerintahan melalui peraturan presiden No. 8 tahun 2012 tentang kerangka kualifikasi nasional Indonesia, menegaskan bahwa kerangka
kualifikasi nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasifikasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja
dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sector. Lebih lanjut dalam undang
undang No.12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi pada pasal 29 ayat(2), menegaskan bahwa kerangka kualifikasi kerangka nasional
Indonesia (KKNI) menjadi acuan pokok penetapan capaian pembelajaran akademik, pendidikan vokasi, dan pendidikan profesi.
Untuk menghasilkan tenaga profesi bidan yang berkualitas, maka diperlukan kurikulum program studi profesi bidan yang mengacu pada
jenjang KKNI yang dilaksanakan oleh pendidikan tinggi kesehatan. Pendidikan tinggi kesehatan merupakan jenjang kelanjutan dari
pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakan yang memiliki kemampuan
akademik dan / atau menciptakan ilmu pengetahuan, dan teknologi, sedangkan pendidikan professional merpakan jenjang pendidikan yang
diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian professional tertentu.
Pendidikan profesi bidan merupakan pendidikan yang mempersiapkan lulusan menguasai kompetensi yang dipersyaratkan sesuai sebagai
seorang bidan ahli professional, bekerja sesame mandiri, mampu mengembangkan diri dan beretika. Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi
serta tuntunan masyarakat yang semakin kritis terhadap pelayanan kebidanan yang diberikan oleh bidan memberikan konsekuensi kepada
lulusan bidan untuk meningkatkan hard skiil, soft skill dan pengetahuannya serta bertindak sesuai kompetensi dan kewenangannya
Kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara
penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelanggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi. Sedangkan
kompetensi adalah seperangkat tindakan tegas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas tugas dibidang pekerjaan tertentu.
Kurikulum program studi profesi bidan yang disusun dengan mengacu pada KKNI level 7, diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan,
yang pada akhirnya dapat memenuhi standar kompetensi dalam memberikan pelayanan kebidanan yang berkualitas.
B. DASAR HUKUM
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan kurikulum pendidikan prfesi bidan adalah sebagai berikut :
1. Undang – undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (lembaran negara republik indonesia tahun 2003 nomor 78,
tambahan lembaran negara nmor 4301)
2. Undang- undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan (lembaran negara republik indonesia tahun 2009 nmor 144, tambahan lembaran
negara nomor 5063)
3. Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi (lembaran negara republik indonesia tahun 2012 nomor 158, tambahan
lembaran negara nomor 5336)
4. Undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan (lembaran negara republik indonesia tahun 2014 nomor 298, tambahan
lembaran negara nomor 5607)
5. Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan (tambahan lembaran negara republik indonesia tahun
2005 nomor 41)
6. Peraturan pemerintah nomor 44 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi dan penggelolaan perguruan tinggi (lembaran
negara republik indonesia tahun 2014 nomor 16, tambahan lembaran negara nomor 5500)
7. Peraturan presiden nomor 8 tahun 2012 tentang kerangka kualifikasi nasional indonesia (lembaran negara republik indonesia tahun 2012
nomor 24)
8. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 73 tahun 2013 tentang penerapan kerangka kualifikasi nasional indonesia bidang
pendidikan tinggi (berita negara republik indonesia tahun 2013 nomor 831)
9. Peraturan menteri kesehatan nomor 890/menkes/per/viii/2007 tentang organisasi dan tata kerja pliteknik kesehatan, sebagaimana telah
diubah dengan peraturan menteri kesehatan nomor 1988/menkes/per/ix/2011 tentang perubahan atas peraturan menteri kesehatan nomor
890/menkes/per/viii/2007 tentang organisasi dan tata kerja politeknik kesehatan.
10. Peraturan menteri riset, teknologi, dan pendidikan tinggi nomor 44 tahun 2015 tentang standar nasional pendidikan tinggi (berita negara
republik indonesia tahun 2015 nomor 1952)
11. Keputusan menteri negara pendayagunaan aparatur negara nomor 5/kep/m.pan/8/2008 tentang jabatan fungsional bidan dan angka
kreditnya.
12. Keputusan menteri kesehatan nomor ot.02.03/i/4/03440.1/2008 tentang pedoman organisasi dan tatalaksana poltekes depkes ri.
C. DAFTAR ISTILAH
Pengertian istilah disusun untuk mengantisipasi perbedaan pernafsiran terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam pedoman
implementasi kurikulum pendidikan profesi kebidanan, maka berikut ini dijelaskan beberapa pengertian istilah :
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2. Kurikulum pendidikan tinggi adalah rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian
dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar diperguruan tinggi.
3. Learning outcomes atau capaian pembelajaran adalah internasilisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, ketrampilan, afeksi, dan
kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui
pengalaman kerja.
4. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
5. Program studi profesi merupakan pendidikan keahlian khusus yang diperuntukan bagi lulusan program sarjana atau sederajat untuk
mengembangkan bakat dan kemampuan memperoleh kecakapan yang diperlukan dalam dunia kerja. Program studi profesi dilaksanakan
sebagai program lanjutan yang terpisah atau tidak dengan program sarjana atau sarjana terapan.
6. Mata kuliah wajib umum adalah mata kuliah wajib diikuti oleh mahasiswa yang ditujukan untuk membentuk sikap dan tata nilai.
7. Mata kuliah wajib prgram studi adalah mata kuliah wajib diikuti oleh mahasiswa, yang ditujukan untuk menghasilkan kemampuan kerja,
penguasaan pengetahuan, dan kemampuan mengelola kewenangan serta tanggung jawabnya.
8. Satuan kredit semester (sks) adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui
kegiatan terjadwal per minggu.
9. Masa dan beban belajar akademik penyelenggaraan pendidikan sarjana, paling lama tujuh tahun akademik, dengan beban belajar
mahasiswa paling sedikit 144 sks.
10. Masa dan beban penyelenggaraan pendidikan profesi bidan, paling lama tiga tahun akademik setelah menyelesaikan program sarjana,
dengan beban belajar mahasiswa paling sedikit 24 sks
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. DASAR HUKUM
Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan kurikulum pendidikan prfesi bidan adalah sebagai berikut :
1. undang – undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (lembaran negara republik indonesia tahun 2003 nomor 78,
tambahan lembaran negara nmor 4301)
2. undang- undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan (lembaran negara republik indonesia tahun 2009 nmor 144, tambahan lembaran
negara nomor 5063)
3. undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang pendidikan tinggi (lembaran negara republik indonesia tahun 2012 nomor 158, tambahan
lembaran negara nomor 5336)
4. undang-undang nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan (lembaran negara republik indonesia tahun 2014 nomor 298, tambahan
lembaran negara nomor 5607)
5. peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan (tambahan lembaran negara republik indonesia tahun 2005
nomor 41)
6. peraturan pemerintah nomor 44 tahun 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi dan penggelolaan perguruan tinggi (lembaran negara
republik indonesia tahun 2014 nomor 16, tambahan lembaran negara nomor 5500)
7. peraturan presiden nomor 8 tahun 2012 tentang kerangka kualifikasi nasional indonesia (lembaran negara republik indonesia tahun 2012
nomor 24)
8. peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 73 tahun 2013 tentang penerapan kerangka kualifikasi nasional indonesia bidang
pendidikan tinggi (berita negara republik indonesia tahun 2013 nomor 831)
9. peraturan menteri kesehatan nomor 890/menkes/per/VIII/2007 tentang organisasi dan tata kerja pliteknik kesehatan, sebagaimana telah diubah
dengan peraturan menteri kesehatan nomor 1988/menkes/per/IX/2011 tentang perubahan atas peraturan menteri kesehatan nomor
890/menkes/per/VIII/2007 tentang organisasi dan tata kerja politeknik kesehatan.
10. peraturan menteri riset, teknologi, dan pendidikan tinggi nomor 44 tahun 2015 tentang standar nasional pendidikan tinggi (berita negara
republik indonesia tahun 2015 nomor 1952)
11. keputusan menteri negara pendayagunaan aparatur negara nomor 5/KEP/M.PAN/8/2008 tentang jabatan fungsional bidan dan angka
kreditnya.
12. keputusan menteri kesehatan nomor OT.02.03/I/4/03440.1/2008 tentang pedoman organisasi dan tatalaksana poltekes depkes RI.
C. DAFTAR ISTILAH
Pengertian istilah disusun untuk mengantisipasi perbedaan pernafsiran terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam pedoman implementasi
kurikulum pendidikan profesi kebidanan, maka berikut ini dijelaskan beberapa pengertian istilah :
1. kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2. kurikulum pendidikan tinggi adalah rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan
penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar diperguruan tinggi.
3. learning outcomes atau capaian pembelajaran adalah internasilisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, ketrampilan, afeksi, dan kompetensi
yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja.
4. pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
5. program studi profesi merupakan pendidikan keahlian khusus yang diperuntukan bagi lulusan program sarjana atau sederajat untuk
mengembangkan bakat dan kemampuan memperoleh kecakapan yang diperlukan dalam dunia kerja. Program studi profesi dilaksanakan sebagai
program lanjutan yang terpisah atau tidak dengan program sarjana atau sarjana terapan.
6. mata kuliah wajib umum adalah mata kuliah wajib diikuti oleh mahasiswa yang ditujukan untuk membentuk sikap dan tata nilai.
7. mata kuliah wajib prgram studi adalah mata kuliah wajib diikuti oleh mahasiswa, yang ditujukan untuk menghasilkan kemampuan kerja,
penguasaan pengetahuan, dan kemampuan mengelola kewenangan serta tanggung jawabnya.
8. satuan kredit semester (SKS) adalah takaran penghargaan terhadap pengalaman belajar yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan
terjadwal per minggu.
9. masa dan beban belajar akademik penyelenggaraan pendidikan sarjana, paling lama tujuh tahun akademik, dengan beban belajar mahasiswa
paling sedikit 144 sks.
10. masa dan beban penyelenggaraan pendidikan profesi bidan, paling lama tiga tahun akademik setelah menyelesaikan program sarjana, dengan
beban belajar mahasiswa paling sedikit 24 sks
BAB III
Keterkaitan Profil lulusan, capaian pembelajaran, bahan kajian, dan kedalaman materi disajikan pada matrik sebagai berikut :
A. PROFIL LULUSAN
Pendidikan Profesi Bidan melaksanakan kegiatan pendidikan yang menghasilkan lulusan profesi bidan dalam menjalankan tugas pelayanan
kesehatan sebagai :
1. Care provider
Bidan berperan sebagai pemberi asuhan kebidanan komprehensif dan profesional pada perempuan sepanjang siklus reproduksinya
yang meliputi masa remaja, pranikah, prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan pra sekolah, pre
menepouse, kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana dengan melibatkan keluarga dan masyarakat sebagai kode etik
profesi.
2. Communicator
Bidan mampu mengkomunikasikan kebijakan, advokasi, dan menyampaikan pemikiran atau karya inovasi yang bermanfaat bagi
pengembangan profesi bidan serta menjadi agen pembaharu dalam pelayanan kesehatan.
3. Decision maker
Bidan berperan sebagai pengambil keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan atas pemikiran
logis,kritis,sistematis,kreatif dan strategis dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak,kesehatan reproduksi perempuan,dan pelayanan
kontrasespsi
4. Community Leader
Bidan berperan sebagai penggerak dan pemberdaya masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi
dan keluarga berencana dengan memanfatkan potensi dan sumber daya yang tersedia.
5. Manager
Bidan berperan sebagai pengelola pelayanan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana dengan
memanfaatkan IPTEK swerta memperhatikan potensi social budaya dan sumber daya secara efektif dan efisien.
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
b. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan praktik kebidanan berdasarkan agama, moral, dan filosofi, kode etik profesi,
serta standar praktik kebidanan
c. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan masyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila;
d. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan
bangsa;
e. Menghargai keragaman budaya, pandangan, agama, kepercayaan, dan status sosio-ekonomi, serta pendapat atau temuan orisinal orang
lain;
f. Menghargai martabat perempuan sebagai individu yang unik, memiliki hak-hak, potensi dan privasi
g. Bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial serta keperdulian terhadap masyarakat dan lingkungan
h. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta dalam kehidupan berprofesi;
a. Mampu bekerja di bidang kebidanan (midwifery) dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja
bidan yang ditetapkan oleh Ikatan Bidan Indonesia (IBI) mengacu pada internasional Confederation off Midwifeves (ICM)
b. Mampu membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesi bidan berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis,
dan kreatif;
c. Mampu mengkomunikasikan/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi dan kewirausahaan, yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya;
d. Mampu melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya
sendiri dan oleh sejawat;
e. Mampu meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang kebidanan melalui pelatihan dan pengalaman kerja;
f. Mampu meningkatkan mutu sumber daya untuk pengembangan program strategis organisasi;
g. Mampu memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya;
h. Mampu bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya;
i. Mampu mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi dan kliennya;
j. Mampu bertanggungjawab atas pekerjaan dibidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya;
l. Mampu berkontribusi dalam evaluasi atau pengembangan kebijakan nasional dalam rangka peningkatan mutu pendidikan profesi atau
pengembangan kebijakan nasional pada bidang profesinya; dan
m. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan
pertanggungjawaban layanan dan pengembangan profesi melalui riset.
14 Etika Profesi dan 1. Prinsip etika moral dalam memberikan pelayanan kebidanan 3 30/1217 x 163 =
Perundang-undangan 2. Nilai personal dan profesional yang diberlakukan Dalam pelayanan 3 4,01 = 4 sks
kebidanan
3. Aspek legal dalam pelayanan kebidanan 3
4. Isu etik dalam pelayanan kebidanan 4
5. Teori yang mendasari pengambilan keputusan dalam menghadapi 3
dilema etik dalam pelayanan kebidanan 3
6. Landasan hukum dan regulasi profesi dan pelayanan kebidanan 4
7. Peran bidan berdasarkan etik dan kode etik profesi 4
8. Standar kompetensi dan standar pelayanan kebidanan 3
9. Sumber sumber hukum dalam pelayanan kesehatan atau kebidanan
15 Asuhan Kebidanan 1. Konsep dasar kehamulan 3 39/1217x 163 =
Kehamilan 2. Anatomi sistem reproduksi wanita 2 5,22 = 5 sks
3. Fisiologi kehamilan 3
4. Imunologi dalam kehamilan 2
5. Perubahan yang terjadi pada ibu hamil (adaptasi fisik dan fisiologis) 3
6. Ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil 3
7. Faktor yang mempengaruhi kehamilan kebutuhan dasar ibu hamil 3
8. Pationt safety dan pencegahan infeksi dalam asuhan kehamilan 3
9. Etika dan kewenangan bidan dalam asuhan kehamilan 3
10. Evidence based dalam asuhan kehamilan dan kajian jumat 3
11. Deteksi dini penyulit atau komplikasi dalam kehamilan 3
12. Upaya upaya promotif dan preventif terkait dengan asuhan 3
kebidanan kehamilan 4
13. Asuhan kebidanan kehamilan dengan pendekatan problem solving, 4
crithical thinkingdengan menerapkan metodologi manajemen kebidanan
16 Obstetri 1. Fisiologi kehamilan 3 30/1217 x 163 =
2. Fisiologi persalinan 3 4,01 = 4 sks
3. Fisiologi nifas 3
4. Lingkup komplikasi kebidanan 3
5. Komplikasi kehamilan dan penatalaksanaan 2
6. Komplikasi persalinan dan penatalaksanaan 2
7.Komplikasi nifas dan penatalaksanaan 2
8. Penyakit-penyakityang menyertai kehamilan, persalinan dan nifas 2
9. Kedaruratan obstetrik dan penatalaksanaannya
10.Tindakan operatifpada obstetrik 3
11. Patologi dalam kehidupan dan penatalaksanaannya 2
12. Ilmu phatom 2
3
17 Psikologi perkembangan 1.Konsep dasar psikologi perkembangan 2 23/1217 x 163 =
2. Konsep psikologi perkembangan manusia dari sebelum 2 3,08 = 3 sks
lahir(prenatal-9 bulan)
3. Konsep psikologi perkembangan manusia baru lahir (0-2 Minggu) 2
4. Konsep psikologi masa kanak-kanak awal(early childhood):2-6 th
5. Konsep psikologi masa kanak-kanak akhir (later childhood)6-12 th 2
6. Konsep psikologi masa puber (puberty) 11/12-15/16th 2
7. Konsep psikologi masa remaja (adolesence) : 15/16 - 21th 2
8. Konsep psikologi masa dewasa awal (early adulthood) : 21-40th :
- kehamilan 2
- nifas 4
- menyusui
9. Konsep psikologi masa dewasa madya ( middle adulthood) : 40-60th
10. Konsep psikologi masa usia lanjut (later adulthood) >60th
3
2
20 Gizi reproduksi 1. Konsep dasar ilmu gizi yang hubungannya dengan kesehatan 2 15/1217 x 163 = 2
reproduksi sks
2. Ruang lingkup ilmu gizi 2
3. Pengelompokan zat gizi menurut kebutuhan 2
4. Fungsi zat gizi 2
5. Mikronutrien - makronutrien 3
6. Kebutuhan gizi sepanjang siklus kehidupan ( gizi bayi, anak, remaja, 4
ibu hamil, ibu nifasdan menyusui, dewasa dan usia lanjut)
21. Asuhan Kebidanan Persalinan 1. Konsep dasar persalinan 2 45/1217x163 =
dan BBL 2. Konsep dasar BBL 2 6,02 = 6 sks
3. Anantomi organ reproduksi wanita 2
4. Fisiologi persalinan 3
5. Imunologi dalam persalinan 2
6. Perubahan yang terjadi pada 3
persalinan(adaptasi fisik dan
psikologis)
7. Adaptasi intrauterine ke 2
ekstrauterin pada BBL
8. Ketidaknyamanan yang terjadi pada 2
ibu bersalin
9. Factor-faktor yang memengaruhi 3
persalianan dan BBL
10. Kebutuhan ibu bersalin dan BBL 3
11. Patient safety dan pencegahan 3
infeksi dalam asuhan persalinan
12. Etika dan kewenangan bidan 3
dalam asuhan persalinan dan BBL
13. Evidence based dalam asuhan 3
persalinan dan BBL serta kajian
jurnal
14. Deteksi dini penyulit atau 3
komplikasi dalam persalinan
15. Upaya-upaya pfomotif dan 4
preventive terkait dengan asuhan
kebidanan persalinan dan BBL
16. Asuhan kebidanan persalinan 4
dengan pendekatan problem
solving, critical thinking dengan
menerapkan metodelogi
manajemen kebidanan :
Pengkajian
Analisa
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Pencatatan dan pelaporan
22. Ginekologi 1. Jenis kelainan, gangguan dan 2 23/1217x16 =
masalah pada sistem reproduksi 3,08 = 3 sks
dan penanggulangannya
2. Jenis penyakit 3
kandungan/ginekologi 3
3. Onkologi dalam kebidanan 3
4. Anamnesis dan pemeriksaan kasus
ginekologi 3
5. Pertolongan pertama pada
gangguan sistem reproduksi wanita 3
6. Penyakit menular seksual dan
imunologi 3
7. Sistem rujukan pada kasus
ginekologi 3
8. Asuhan pre, intra dan pasca
operatif onkologi-ginekologi
23. Asuhan kebidanan nifas dan 1. Konsep dasar masa nifas 2 33/1217x163=
menyusui 2. Fisiologi masa nifas 2 4,41 = 4 sks
3. Imunologi dalam masa nifas 2
4. Perubahan yang terjadi pada ibu 2
nifas(adaptasi fisik dan psikologis)
5. Ketidaknyamanan yang terjadi pada 2
ibu nifas
6. Factor-faktor yang memengaruhi 2
nifas
7. Kebutuhan dasar ibu nifas 2
8. Patient safety dan pencegahan 2
infeksi dalam asuhan nifas
9. Fisiologi menyusui 2
10. Majanemen laktasi 2
11. Evidence based dan kajian jurnal 3
dalam asuhan ibu nifas dan
menyusui
12. Deteksi dini penyulit atau 3
komplikasi dalam nifas dan
menyusui 3
13. Upaya –upaya promotif dan
preventif terkait dengan asuhan
kebidanan nifas dan menyusui 4
14. Asuhan kebidanan nifas menyusui
secara holistic dengan pendekata
evidence based ,problem solving,
crithical thinking dan dengan
menerapkan metode manajemen
kebidanan dan pendokumentasian
dengan SOAP
24. Asuhan neonatus , bayi dan 1. Konsep dasar neonatus, bayi, balita 2 38/1217x163=
balita dan anak pra sekolah 5,08 = 5 sks
2. Pertumbuhan dan perkembangan 3
neonatus, bayi, balita dan anak pra
sekolah
3. Perinatology 3
4. Stimulasi, deteksi dini, 3
pertumbuhan dan perkembangan
balita 2
5. Imunologidalam neonatus, bayi, 3
balita dan anak pra sekolah 3
6. Pemberian imunisasi dan vaksinasi 3
7. KIPI dan cara mengatasinya 3
8. Masalah- masalah atau penyakit
yang lazim timbul pada neonatus,
bayi, balita dan anak pra sekolah 3
9. Manajemen bayi dan balita sakit,
manajemen bayi dan balita sehat ,
manajemen bayi dan balita muda 3
10. Patient safety dan pencegahan
infeksi dalam asuhan neonate, bayi,
balita dan anak pra sekolah 4
11. Evidence based dan kajian jurnal
dalam asuhan neonatus, bayi, balita
dan anak pra sekolah 4
12. Upaya – upaya promotif dan
prevetif terkait dengan pemberian
asuhan kebidanan neonatus,bayi,
balita dan anaknpra sekolah
13. Asuhan kebidanan neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolah dengan
pendekatan problem solving,
critichal thinking dengan
menerapkan metode manajemen
kebidanan dan pendokumentasian
dengan SOAP
25 Asuhan Kebidanan KB dan 1. Konsep perencanaan keluarga 1
Kesehatan Reproduksi 2. Konsep dasar kesehatan reproduksi 2
3. Screening pra konsepsi 1
4. Kesehatan reproduksi remaja 2
5. Kasus kasus kesehatan reproduksi 2
dan penanganannya
6. Evidence based dalam KB dan 2
kesehatan reproduksi
7. Etika dan kewenangan bidan dalam 2
pelayanan kesehatan reproduksi
8. Asuhan kebidanan pra konsepsi dan 3
kesehatan reproduksi dengan
pendekatan problem solving,
cithical thingking dengan
menerapkan metode manajemen
kebidanan dan pendokumentasian
dengan SOAP 2
9. Konsep dasar Keluarga Berencana 2
10. Jenis metode kontrasepsi 2
11. Penyulit, efek samping dan
komplikasi metode kontrasepsi 2
12. Pengambilan keputusan dalam ber-
KB 2
13. Etika dan kewenangan bidan dalam
asuhan keluarga berencana 2
14. Upaya upaya promotif dan
preventif terkait dengan
perencanaan keluarga dan 2
kontrasepsi
15. Pengayoman medis penggunaan 3
metode kontrasepsi
16. Asuhan kebidanan keluarga
berencana dengan pendekatan
problem solving, crithical thingking
dengan menerapkan metode
manajemen kebidanan dan
pendokumentasian dengan SOAP
26. Ilmu Kesehatan Masyarakat 1. Konsep ilmu kesehatan masyarakat 2 25/1217x163=3,34
2. Konsep Primary Health Care 2 =3 Sks
3. Pendekatan dalam kesehatan 3
masyarakat
4. Sarana dan prasarana pelayanan 3
kesehatan masyarakat
5. Factor factor yang mempengaruhi 3
kesehatan
6. Program kesehatan yang terkait 3
dalam meningkatkan status
kesehatan ibu dan anak
7. Menggerakkan peran serta 3
masyarakat
8. Ekonomi Kesehatan ( Dasar hukum 3
penggerakan masyarakat tentang
SJSN (Sistem Jaminan Sosial
Nasional), Sistem pembiayaan
kesehatan
9. Pemberdayaan pelayanan kesehatan 3
masyarakat
27. Asuhan Kebidanan 1. Konsep Kegawatdaruratan 2 37/1217x163=5,08
Kegawatdauratan Maternal maternal neonatal = 5 sks
Neonatal 2. Penilaian kondisi klien dengan 4
kegawatdaruratan maternal
neonatal
3. Penanganan awal 4
kegawatdaruratan pada kehamilan
muda dan lanjut 4
4. Resusitasi neonatal 4
5. Basic life support 4
6. Patient safety dan pencegahan
infeksi dalam asuham
kegawatdaruratan maternal
neonatal 4
7. Penanganan kegawatdaruratan
pada persalinan, bayi baru lahir
dan neonates di berbagai tatanan
pelayanan kebidanan 4
8. Penangana kegawatdaruratan pada
ibu nifas dan menyusui 4
9. Kolaborasi dan system rujukan 4
10. Pendokumentasian dalam kasus
kegawatdaruratan maternal dan
neonatal dengan metode SOAP
dan termasuk dokumentasi
rujukan
A.STRUKTUR PROGRAM
Berdasarkan Mentri Riset ,Teknologi , dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Profesi Bidan
dalam raw input D4 Kebidanan/Sarjana Terapan,Mahasiswa wajib menempuh beban elajar paling sedikit 24 SKS.Program Pendidikan Sarjana
Terapan dengan beban belajar paling sedikit 144 SKS.
Dalam penyusunan Kurikulum Program Studi Profesi Bidan ini,khususnya ini merupakan kurikulum inti Prodi Prfesi bidan (95% dari
beban minimal SKS melibatkan unsur asosiasi profesi IBI,asosisasi pendidikan kebidanan Indonesia (AIPKIND),Kementrian Kesehatan RI,serta
Kementrian Ristekdikti sebagai fasilitator dalam struktur Progam Pendidikan Profesi Bidan,Dengan memperhitungkan kumulatif beban studi
terhitung dari Pendidikan Sarjana Terapan maka beban studi untuk kurikulum ini ditetapkan sebanyak 163 SKS atau sebesar 95% dari beban
SKS.kumuatif minimal Pendidikan Sarjana Terapan-Profesi Bidan adalah : 144 SK+24 SKS (profesi) sehingga kurikulum inti Program Studi
Profesi Bidan merupakan 95% dari beban SKS minimal Program Studi Pendidikan Sarjana Terapan-profesi bidan.
Rincian beban studi dan beban waktu pada program studi Profesi Bidan sebagai berikut :
Program Studi D4/Sarjana Terapan Profesi Bidan terdiri 2 Tahap:
A.Tahap Sarjana Terapan : minimal beban studi 144 SKS beban waktu studi paling lama 7 tahun akademik.
B.Tahap pendidikan Profesi : minimal beban studi 24 SKS dengan beban waktu paling lama 3 tahun akademik.
B. DISTRIBUSI MATA KULIAH KURIKULUM PROGRAM STUDI BIDAN
SEMESTER I
K/T : Bentuk pembelajaran kuliah/tutorial. S: Bentuk pembelajaran seminar, dan P: Bentuk pembelajaran berupa praktikum di lab,
pratikum di real setting , praktik klinik kebidanan, praktek di lapangan.
SEMESTER II
K/T : Bentuk pembelajaran kuliah/tutorial. S: Bentuk pembelajaran seminar, dan P: Bentuk pembelajaran berupa praktikum di lab,
pratikum di real setting , praktik klinik kebidanan, praktek di lapangan.
Implementasi mata kuliah KBM : 6 SKS terdiri dari 2 SKS kuliah/tutorial ( 4 SKS Pratik berupa 1 SKS Pratik Lab dan 3 SKS Pratik di
real lapangan)
SEMESTER III
K/T : Bentuk pembelajaran kuliah/tutorial. S: Bentuk pembelajaran seminar, dan P: Bentuk pembelajaran berupa praktikum di lab,
pratikum di real setting , praktik klinik kebidanan, praktek di lapangan.
Implementasi mata kuliah Askep Hamil: 5 SKS terdiri dari 2 SKS K/T dan 3 SKS Pratik ( pembelajaran SKS Pratik berupa 1 SkS
Pratikum di Lab dan 2 SKS Pratik di real setting)
SEMESTER IV
K/T : Bentuk pembelajaran kuliah/tutorial. S: Bentuk pembelajaran seminar, dan P: Bentuk pembelajaran berupa praktikum di lab,
pratikum di real setting , praktik klinik kebidanan, praktek di lapangan.
Implementasi untuk mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan 6 SKS terdiri dari 2 SKS K/T dan 4 SKS Pratik ( pembelajaran SKS
Pratik berupa 2 SkS Pratikum di Lab dan 2 SKS Pratik di real setting)
SEMESTER V
SEMESTER VI
1 Asuhan 5 2 3
Kebidanan
Kegawatdaruratan
Maerternal dan
Neonatal
2 Asuhan 4 2 2
Kebidanan
Jumlah 9 4 5
K.T: bentuk pembelajaran kuliah tutorial. S:bentuk pembelajaran seminar dan P: bentuk pembelajaran berupa praktikum di lab,praktikum
di realsetting, praktek klinik kebidanan, praktek lapangan.
Implementasi untuk mata kuluah askeb gadar:5 SKS terdiri dari 2SKS K.T dan 3 SKS praktek ( penjabaran SKS praktek berupa 1 SKS
praktikum di lap dan 2 SKS praktek di real setting)
Implementasi untuk mata kuliah promosi kesehatan:3 SKS terdiri dari 1 SKS K.T , 1 SKS dalam bentuk seminar dan 1 SKS praktek
Implementasi untuk mata kuliah askeb komunikasi :4 SKS terdiri dari 2 SKS dilab dan 2 SKS praktik di real setting , untuk kegiatan
praktik real setting ini, implementasi di lakukan bersama dengan praktik promosi kesehatan
SEMESTER VII
K.T : bentuk pembelajaran kuliah tutorial S: bentuk pembelajaran seminar, dan P: bentuk pembelajaran berupa praktik di lab, praktikum
di reak setting praktik klinik kebidanan, praktik lapangan.
SEMESTER VIII
K.T : Bentuk pembelajaran kuliah.tutorial , S; bentuk pembelajaran seminar , dan P: Bentuk pembelajaran berupa praktikum di lab,
praktikum di real setting , praktik klinik kebidanan, praktik lapangan
2). TAHAP PENDIDIKAN PROFESI
SEMESTER IX
SEMESTER X
Bentuk pembelajaran P pada semester X , ini adalah bentuk pembelajaran praktik di real setting, lahan praktik klinik \komunitas
kebidanan.
BAB V
GAMBARAN UMUM
PELAKSANAAN KURIKULUM
45 Praktik Kebidanan Komunitas 1.Melakukan pengkajian pada kebidanan komunitas 4 36/1217x163=4,82= 4sks
2. Analisa masalah kebidanan komunitas 4
3.Menemukan prioritas masalah kebidanan komunitas 4
4.Menusus Perencanaan kebidanan komunitas termasuk 4
penyususnan POA,pelaksaan dan evaluasi
5.Praktik pengerak masyarakat dalam kesehatan ibu dan 4
anak 4
6. Menyusun spotmap sasaran pelayanan kebidanan 4
7.Musyawarah masyarakat dusu/desa 4
8.Asuhan kebidanan pada keluarga di masyarakat 4
9.Pencatatan dan pelaporan kebidanan komunitas
46 Praktik Manajemen Pelayanan 1.Melakukan pengkajian pelayanan organisasi pelayanan 4 32/1217x163=4,28 =4sks
Kebidanan kebidanan
2.Melakukan analisa kebutuhan manajemen pelayanan 4
kebidanan
3.Melakukan perencanaan manajemen pelayanan 4
4.Melakukan pengorganisasian pelayanan kebidanan 4
5.Melakukan pengelolaan pelayanan kebidanan 4
6.Melakukan pengendalian dan monitoring pelayanan 4
kebidanan
7.Melakukan evaluasi pelayanan kebidanan 4
8.Mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam 4
manajemen pelayanan kebidanan
BAB IV
A.STRUKTUR PROGRAM
Berdasarkan Mentri Riset ,Teknologi , dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Profesi Bidan
dalam raw input D4 Kebidanan/Sarjana Terapan,Mahasiswa wajib menempuh beban elajar paling sedikit 24 SKS.Program Pendidikan Sarjana
Terapan dengan beban belajar paling sedikit 144 SKS.
Dalam penyusunan Kurikulum Program Studi Profesi Bidan ini,khususnya ini merupakan kurikulum inti Prodi Prfesi bidan (95% dari
beban minimal SKS melibatkan unsur asosiasi profesi IBI,asosisasi pendidikan kebidanan Indonesia (AIPKIND),Kementrian Kesehatan RI,serta
Kementrian Ristekdikti sebagai fasilitator dalam struktur Progam Pendidikan Profesi Bidan,Dengan memperhitungkan kumulatif beban studi
terhitung dari Pendidikan Sarjana Terapan maka beban studi untuk kurikulum ini ditetapkan sebanyak 163 SKS atau sebesar 95% dari beban
SKS.kumuatif minimal Pendidikan Sarjana Terapan-Profesi Bidan adalah : 144 SK+24 SKS (profesi) sehingga kurikulum inti Program Studi
Profesi Bidan merupakan 95% dari beban SKS minimal Program Studi Pendidikan Sarjana Terapan-profesi bidan.
Rincian beban studi dan beban waktu pada program studi Profesi Bidan sebagai berikut :
Program Studi D4/Sarjana Terapan Profesi Bidan terdiri 2 Tahap:
A.Tahap Sarjana Terapan : minimal beban studi 144 SKS beban waktu studi paling lama 7 tahun akademik.
B.Tahap pendidikan Profesi : minimal beban studi 24 SKS dengan beban waktu paling lama 3 tahun akademik.
SEMESTER I
K/T : Bentuk pembelajaran kuliah/tutorial. S: Bentuk pembelajaran seminar, dan P: Bentuk pembelajaran berupa praktikum di lab,
pratikum di real setting , praktik klinik kebidanan, praktek di lapangan.
SEMESTER II
K/T : Bentuk pembelajaran kuliah/tutorial. S: Bentuk pembelajaran seminar, dan P: Bentuk pembelajaran berupa praktikum di lab,
pratikum di real setting , praktik klinik kebidanan, praktek di lapangan.
Implementasi mata kuliah KBM : 6 SKS terdiri dari 2 SKS kuliah/tutorial ( 4 SKS Pratik berupa 1 SKS Pratik Lab dan 3 SKS Pratik di
real lapangan)
SEMESTER III
No Mata Kuliah SKS K/T S P
1 Dokumentasi Kebidanan 3 2 1
2 Etika Profesi dan Perundang undangan 4 2 2
3 Asuhan Kebidanan Kehamilan 5 2 3
4 Obsteri 4 2 2
Jumlah 16 8 5 3
K/T : Bentuk pembelajaran kuliah/tutorial. S: Bentuk pembelajaran seminar, dan P: Bentuk pembelajaran berupa praktikum di lab,
pratikum di real setting , praktik klinik kebidanan, praktek di lapangan.
Implementasi mata kuliah Askep Hamil: 5 SKS terdiri dari 2 SKS K/T dan 3 SKS Pratik ( pembelajaran SKS Pratik berupa 1 SkS
Pratikum di Lab dan 2 SKS Pratik di real setting)
SEMESTER IV
K/T : Bentuk pembelajaran kuliah/tutorial. S: Bentuk pembelajaran seminar, dan P: Bentuk pembelajaran berupa praktikum di lab,
pratikum di real setting , praktik klinik kebidanan, praktek di lapangan.
Implementasi untuk mata kuliah Asuhan Kebidanan Persalinan 6 SKS terdiri dari 2 SKS K/T dan 4 SKS Pratik ( pembelajaran SKS
Pratik berupa 2 SkS Pratikum di Lab dan 2 SKS Pratik di real setting)
SEMESTER V
SEMESTER VI
1 Asuhan 5 2 3
Kebidanan
Kegawatdaruratan
Maerternal dan
Neonatal
2 Asuhan 4 2 2
Kebidanan
Jumlah 9 4 5
K.T: bentuk pembelajaran kuliah tutorial. S:bentuk pembelajaran seminar dan P: bentuk pembelajaran berupa praktikum di lab,praktikum
di realsetting, praktek klinik kebidanan, praktek lapangan.
Implementasi untuk mata kuluah askeb gadar:5 SKS terdiri dari 2SKS K.T dan 3 SKS praktek ( penjabaran SKS praktek berupa 1 SKS
praktikum di lap dan 2 SKS praktek di real setting)
Implementasi untuk mata kuliah promosi kesehatan:3 SKS terdiri dari 1 SKS K.T , 1 SKS dalam bentuk seminar dan 1 SKS praktek
Implementasi untuk mata kuliah askeb komunikasi :4 SKS terdiri dari 2 SKS dilab dan 2 SKS praktik di real setting , untuk kegiatan
praktik real setting ini, implementasi di lakukan bersama dengan praktik promosi kesehatan
SEMESTER VII
K.T : bentuk pembelajaran kuliah tutorial S: bentuk pembelajaran seminar, dan P: bentuk pembelajaran berupa praktik di lab, praktikum
di reak setting praktik klinik kebidanan, praktik lapangan.
SEMESTER VIII
K.T : Bentuk pembelajaran kuliah.tutorial , S; bentuk pembelajaran seminar , dan P: Bentuk pembelajaran berupa praktikum di lab,
praktikum di real setting , praktik klinik kebidanan, praktik lapangan
SEMESTER IX
Betuk pembelajaran P pada semester IX, ini adalah bentuk pembelajaran praktik di real setting, lahan praktik klinik kebidanan
SEMESTER X
Bentuk pembelajaran P pada semester X , ini adalah bentuk pembelajaran praktik di real setting, lahan praktik klinik \komunitas
kebidanan.
BAB V
GAMBARAN UMUM
PELAKSANAAN KURIKULUM